Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“ HADITS QUDSI”
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ulumul Hadits IV

Dosen Pengampu :
Ustadzah Siti Mukhliso, M.Ag

Disusun Oleh :
Sadiah ( 21011212 )

Masitoh Az-Zahra ( 19011028 )


Siti Nani Nurkamilah ( 21011123 )

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

SEKOLAH TINGGI ILMU USHULUDDIN

DARUL HIKMAH
BEKASI
1445 H/2023 M
2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanau wa ta’ala atas
berkat dan karunia-Nya sehingga mampu menyelesaikan makalah yang berjudul
“HADITS QUDSI”. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Hadits IV.

Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Ustadzah Siti Mukhliso,
M.Ag. Selaku dosen pengampu mata kuliah Ulumul Hadits IV dan juga pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan ide-ide dan waktunya.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan, makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi ataupun cara penulisannya. Namun demikian,
penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki
sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulisdengan
rendah hati menerima masukan, saran dan usul guna menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bekasi, 07 September 2023

Penyun

3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………1
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….….2
BAB 1………………………………………………………………………………………..3
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………..3
A. LATAR BELAKANG ……………………………………………………………….....3
B. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………......3
C. TUJUAN MASALAH………………………………………………………………......3
BAB II ………………………………………………………………………………………4
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………….4
I. Pengertian Hadits Qudsi……………………………………………………………….4
II. Perbedaan Hadits Qudsi Dengan Al Qur’an………………………………………….4
III. Jumlah hadist qudsi…………………………………………………………………….4
IV. Contoh hadist qudsi……………………………………………………………………5
V. Bentuk perowian………………………………………………………………………..6
VI. Metode penyusunan dan kitab- kitab hadist qudsi…………………………………..6

BAB. III
PENUTUP…………………………………………………………………………………..7
Kesimpilan / Ibroh…………………………………………………………………………7
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………8

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dengan rahmat Allah, kita sebagai orang beriman - umat Nabi Muhammad memiliki panduan
hidup yaitu Al Qur’an dan As-Sunnah (hadits). Hadits sebagai sumber ajaran Islam kedua setelah
Al-Qur’an, merupakan pedoman dan tuntunan sebagi umat Islam dalam melakukan seluruh
aktivitasnya, baik masalah ibadah, budi pekerti, sosialisasi dalam kehidupan bermasyarakat dan lain
sebagainya.
Hadits merupakan sikap dan perilaku Nabi Muhammad dalam kehidupan sehari-hari yang
tidak terlepas dari tuntunan Allah yang dijelaskan dalam Al-Qur’an. Secara struktural, hadits
merupakan sumber ajaran Islam setelah Al-Quran yang bersifat global. Jika ada penjelasan yang
kurang lengkap dan detail dalam Al-Quran kita bisa merujuk kepada hadits.

B. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan hadits qudsi?

b. Apa perbedaan antara hadits qudsi dengan Al-Qur’an?

c. Berapa jumlah hadits qudsi?

d. Bagaiman contoh hadits qudsi?

e. Bagaimana bentuk perowiannya?

f. Seperti susunan kitab-kitab dalam hadits qudsi?

C. Tujuan Makalah

a. Mengetahui definisi hadits Qudsi.

b. Mengetahui perbedaan hadits Qudsi dengan Al-Qur’an.

c. Mengetahui berapa banyak jumlah hadits Qudsi

d. Mengetahui bagaiman contoh hadits Qudsi

e. Mengetahui bagaiman bentuk perowiannya.

f. Mengetahui susunan kitab-kitab dalam5hadits Qudsi


BAB II

PEMBAHASAN

I. Pengertian Hadits Qudsi

a. Menurut bahasa: al-Qudsiyu dinisbahkan pada kata al-Quds, yang berarti suci, sebagaimana
yang ada dalam kamus¹¹. Yaitu hadits yang dinisbahkan kepada Zat Yang Suci, Allah
Subhanahu wa ta’ala.

b. Menurut istilah: Hadits yang disampaikan kepada kita, dari Nabi Shalallahu alaihi wasallam
dengan sanad dari beliau sendiri kepada Rabb Azza wa Jalla.

Al-Jurjani mengatakan bahwa hadits qudsi adalah hadits yang secara makna datang
dari Allah, sementara redaksinya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sehingga
hadits qudsi adalah berita dari Allah kepada Nabi-Nya melalui ilham atau mimpi, kemudian
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan hal itu dengan ungkapan beliau
sendiri. Untuk itu, al-Quran lebih utama dibanding hadits qudsi, karena Allah juga menurunkan
redaksinya. (at-Ta’rifat, hlm. 133)

Sementara al-Munawi mengatakan bahwa hadits qudsi adalah berita yang Allah
sampaikan kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam secara makna dalam bentuk ilham
atau mimpi. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan berita ‘makna’ itu
dengan redaksi beliau. (Faidhul Qodir, 4/468).

II. Perbedaan Hadits Qudsi dengan Al-Qur’an


Perbedaan diantara hadits qudsi dan al-Quran sangat banyak, tetapi yang paling menonjol
adalah :
a. Al-Quran itu, baik lafadz maupun maknanya berasal dari Allah Subhanah wa ta’ala.
Sedangkan hadits qudsi maknanya herasal dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Akan tetapi
lafadznya berasal dari Nabi Shalallahu alaihi wasallam.
b. Membaca al-Quran itu merupakan ibadah, sedangkan membaca hadits qudsi bukan
termasuk ibadah.

6
III. Jumlah Hadits Qudsi
Dibandingkan dengan jumlah hadits-hadits Nabi, jumlah hadits qudsi itu tidak banyak. Imam Al-
Munawi dalam kitabnya al-Ithafatu as-Saniyah bi al-Ahaditsi al-Qudsiyah menyebutkan
jumlah hadis qudsi sebanyak 272 hadis. Sebagian ulama lain mengatakan bahwa jumlah hadis
qudsi sebanyak 100 hadis atau lebih sedikit.

IV. Contoh Hadits Qudsi

ُ
‫َسُول‬ ‫َ ر‬‫َال‬ ‫ ق‬:َ ‫َال‬‫ُ ق‬ ‫ْه‬
‫َن‬ ‫ِيَ اه‬
‫َّللُ ع‬ ‫َ ر‬
‫َض‬ ‫َة‬
‫ير‬َْ‫ُر‬ ‫ه‬ ‫َب‬
‫ِي‬ ‫ْ أ‬ ‫َن‬ ‫ع‬
َ
‫َك‬‫َار‬‫تب‬َ َ‫َّلل‬
‫ه اه‬ ‫ "إ‬: َ
‫ِن‬ ‫هم‬ ‫َسَل‬
‫ِ و‬ ‫ْه‬‫َي‬
‫َل‬ ‫اه‬
‫َّللُ ع‬ ‫هى‬
‫َل‬ ‫اه‬
‫َّللِ ص‬
َ
‫ابون‬ ‫َح‬
ُّ َ ‫ُت‬ ْ َ
‫الم‬ ‫ين‬ َْ
‫ أ‬:ِ َ‫َا‬
‫مة‬ ‫ِي‬‫الق‬ ْ َ ‫ْم‬
‫يو‬ ‫ُول‬
َ ُ ‫يق‬ َ َ َ
‫الى‬ ‫تع‬ ََ ‫و‬
‫ِه‬
‫َل‬ ‫ه إ‬‫ِل‬ َ َ
‫َل ظ‬ ‫ْم‬‫يو‬ َ ‫ِي‬ِّ
‫ِل‬ ‫ِي ظ‬‫ْ ف‬ ‫ُم‬‫ُّه‬
‫ِل‬ ‫ُظ‬
‫َ أ‬ ‫َو‬
‫ْم‬ ‫الي‬ْ ‫ِي؟‬ ََ
‫َلل‬ ‫بج‬
ِّ
‫ِي‬
‫ِل‬ ‫"ظ‬
(‫رواه البخاري (وكذلك مالك‬
Artinya : Dari Abi Hurairah r.a, beliau berkata, telah bersabda Rasulullah ‫ﷺ‬,
sesungguhnya Allah tabaaraka wa ta'aala berfirman di hari kiamat, “Dimanakah orang –
orang yang saling mencintai karena-Ku, dihari ini (kiamat) aku menaungi mereka dalam
naunganku, dihari dimana tidak ada naungan kecuali naunganku”
Hadits riwayat Bukhari, dan begitu juga diriwayatkan oleh Imam Malik.

‫هى اه‬
ُ‫َّلل‬ ‫َل‬ ‫ُ اه‬
‫َّللِ ص‬ ‫َ ر‬
‫َسُول‬ ‫َال‬
‫ ق‬:َ ‫َال‬
‫َ ق‬‫َة‬ َْ
‫ير‬ ‫ُر‬
‫ِي ه‬ ‫َب‬
‫ْ أ‬‫َن‬‫ع‬
‫ِي‬‫َ ف‬ ‫َب‬‫َت‬
‫ ك‬،َ ‫لق‬ َْ‫الخ‬
ْ ُ‫َّلل‬
‫َى اه‬ ‫َض‬‫ها ق‬‫ " َلم‬:َ ‫هم‬
‫َسَل‬
‫ِ و‬‫ْه‬‫َي‬
‫َل‬‫ع‬
‫ه‬
‫ِن‬‫ إ‬:ُ‫ده‬َْ ‫ِن‬ ‫ُوع‬
‫ٌ ع‬ ‫ْض‬ َ َ
‫مو‬ ‫ُو‬‫َه‬
‫ ف‬،ِ‫ِه‬‫ْس‬
‫نف‬َ ‫َى‬‫َل‬‫ِ ع‬ ‫َاب‬
‫ِه‬ ‫ِت‬‫ك‬
‫ِي" (رواه مسلم (وكذلك‬ ‫َب‬‫َض‬
‫ُ غ‬‫ِب‬‫ْل‬
‫تغ‬َ ‫ِي‬‫َت‬ ‫َح‬
‫ْم‬ ‫ر‬
)‫البخاري والنسائي وابن ماجه‬

Artinya : Diriwayatkan dari Abi Hurairah r.a, dia berkata; telah bersabda Rasulullah
7
‫ﷺ‬, “Ketika Allah menetapkan penciptaan makhluk, Dia menuliskan dalam kitab-Nya
ketetapan untuk diri-Nya sendiri: Sesungguhnya rahmat-Ku (kasih sayangku) mengalahkan
murka-Ku”.
Diriwayatkan oleh Muslim (begitu juga oleh al-Bukhari, an-Nasa-i dan Ibnu Majah)

V. Bentuk Perawian Hadits Qudsi

Cara periwayatan hadits qudsi yaitu bila seseorang meriwayatkan hadist qudsi maka
dia meriwayatkannya dari Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam dengan disandarkan kepada
Allah, dengan mengatakan :
1. `Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam mengatakan mengenai apa yang diriwayatkannya
dari Tuhannya`, atau ia mengatakan: …..”
Contohnya : `Dari Abu Hurairah Ra. Dari Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam mengenai
apa yang diriwayatkannya dari Tuhannya Azza Wa Jalla, tangan Allah itu penuh, tidak
dikurangi oleh nafakah, baik di waktu siang atau malam hari….`
2. `Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam mengatakan : Allah Ta`ala telah berfirman atau
berfirman Allah Ta`ala.`
Contoh: `Dari Abu Hurairah Ra, bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam berkata : `
Allah ta`ala berfriman : Aku menurut sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya
bila ia menyebut-Ku. bila menyebut-KU didalam dirinya, maka Aku pun menyebutnya
didalam diri-Ku. Dan bila ia menyebut-KU dikalangan orang banyak, maka Aku pun
menyebutnya didalam kalangan orang banyak lebih dari itu…’

VI. Metode Penyusunan dan Kitab-Kitab Hadits Qudsi

Metode penyusunan hadits qudsi dalam kajian hadis jika dilihat dari segi
penghimpunan, penelitian, dan penyusunannya sebagaimana hadis Nabawi pada umumnya.
Pengumpulan tersendiri dari hadits-hadits qudsi terjadi setelah penghimpunan hadits-hadits
Nabawi, di antara kitab-kitabnya :

1. Misykat al- Anwar Fima Ruwiya ‘An Allah Subhanah Min al- Akhbar di Halab (1346 H/
1927 M) karya Muhyiddin Ibn al- Arabi (w. 638 H).
2. Jami’ al-Jawami’ (al-Jami’ al-Kabir) karya Jalaluddin al- Sayuthi (w. 911 H).
3. Al-Jami’ al-Saghir karya Jalaluddin as- Sayuthi (w. 911 H).

8
4. Al- Ithafat al-Saniyyah Bi al-Ahadits al-Qudsiyyah di Kairo Mesir karya Abdurrauf al-
Munawi (w. 1031 H).
5. Al- Ithafat al-Saniyyah Fi al-Ahadits al-Qudsiyyah di Mesir karya Muhammad bin
Mahmud al-Tharabzuni al-Madani (w. 1200 H).
6. Al- Ahadits al-Qudsiyyah al-Arba’iniyyah di Halab karya al- Mulla Ali alQari (w. 1016 H

9
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan / Ibroh
Hadits Qudsi merupakan perkataan atau berita yang Allah sampaikan kepada Nabi-Nya
shallallahu ‘alaihi wa sallam secara makna dalam bentuk ilham atau mimpi. Kemudian Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan berita ‘makna’ itu dengan redaksi beliau.
Hadits qudsi berbeda dengan al-Quran, membaca al-Quran merupakan ibadah, sedangkan
membaca hadits qudsi bukan termasuk ibadah. Jumlah hadits qudsi hanya sedikit, dibandingkan
dengan jumlah hadits Nabawi. Periwayatan hadits qudsi dengan meriwayatkan dari Rasulullah
Shalallahu alaihi wasallam dan di sandarkan kepada Allah Subhanhu wa ta’ala.

10
DAFTAR PUSTAKA

Thahan, Mahmud. 2012. Ilmu Hadits Praktis (Ed. Indonesia). Bogor : Pustaka Thariqul
Izzah.

Al-Qaththan, Syaikh Manna’. 2010. Pengantar Studi Ilmu Hadits. (Mifdhol Abdurrahman,
Terjemahan). Jakarta Timur: Pustaka Al-Kautsar.

https://alhikmah.ac.id/perbedaan-antara-quran-dengan-hadis-qudsi-dan-hadis-
nabawi/#:~:text=Cara%20Periwayatan%20Hadits%20Qudsi%20%3A,%3A%20%60Da
ri%20Abu%20Hurairah%20Ra

http://alquran.unissula.ac.id/definisihadistqudsi.php

Karya ilmiyah Atina Rahmawati (Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah)

11

Anda mungkin juga menyukai