Anda di halaman 1dari 27

TUGAS MAKALAH

ILMU AL-QU’RAN

TARTIB AL-AYAT DAN TARTIB AS-SUWAR

Di Susun Oleh:

Nurfadilah(90400119119)

Paramida(90400119120)

Wahyuni(90400119121)

Nur Resky Marda(90400119122)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI MAKASSAR

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr. Wb

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada
hamba-Nya, khususnya bagi kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Tartib Al-Ayat dan Tartib Assuwar ”
Makalah ini mungkin belum sempurna atau masih banyak kekurangan dalam penyusunan
dan penulisannya, untuk itulah saya mohon maaf karena kesempurnaan itu hanya milik Allah
Swt.
Besar harapan saya, semoga makalah ini bisa menjadi landasan ilmu yang bermanfaat bagi
para dosen, mahasiswa, maupun pembaca makalah ini. Amin

Wassalamu Alaikum Wr. Wb

Romangpolong,02 Oktober 2019

penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB 1PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Al-Ayat Dan As-Suwar

2.2. Pengertian Al-Ayat

2.3. Pengertian As-Suwar

2.4. Hukum Hukum Tartib Surah Dalam Al-Quran

2.5. Tartib Surat Menurut Urutan-Urutannya

2.6. Kelompok Surat

2.7 Sistematika Penyusunan Surat

2.8 Rahasia Huruf Potong Pada Permulaan Surah

2.9 KhawatimAs-suwar

BAB III PENUTUPAN

KESIMPULAN

SARAN

DAFTAR PUSTAKA
BAB1 PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Al-Qur’an adalah mukjizat islam yang abadi dimana semakin maju ilmu pengetahuan,semakin tampak
faliditas kemukjizatannya.Allah Swt menurunkannya kepada Nabi Muhammad saw demi membebaskan
manusia dari berbagai kegelapan hidup menuju cahaya ilahidan membimbing mereka kejalan yang
lurus.Rasulullah saw menyampaikannya kepada para sahabatnya sebagai penduduk asli Arab yang sudah tentu
dapat memahami tabiat mereka.Jika terdapat sesuatu yang kurang jelas bagi mereka tentang ayat-ayat yang
mereka terima,meraka langsung menanyakannya kepada Rasulullah saw.

Al-Bukhari dan muslim meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud Radhiallahu Anhu bahwa ketika turun ayat

َ‫ظ ْل ٍم أُو َٰلَئِكَ لَ ُه ُم ْاْل َ ْم ُن َو ُه ْم ُم ْهتَدُون‬ ُ ِ‫الَّذِينَ آ َمنُوا َولَ ْم يَ ْلب‬


ُ ِ‫سوا إِي َمانَ ُه ْم ب‬

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka
itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”(Q.S. Al An
am:82)

....orang-orang yang merasa keberatan dengan ayat tersebut.Lalu mereka bertanya kepada Rasulullah
saw,“wahai Rasulullah, mana ada orang yang tidak menzalimi dirinya?”Beliau menjawab,“Pemahamannya
tidak seperti yang kalian maksudkan,tidaklah kalian mendengar apa yang dikatakan seorang hamba yang
sholeh kepada anaknya .

َ ‫سانَ بِ َوا ِلدَ ْي ِه َح َملَتْهُ أ ُ ُّمهُ َو ْهنًا‬


‫علَ َٰى‬ ِ ْ ‫ص ْينَا‬
َ ‫ال ْن‬ َ ‫ظ ْل ٌم‬
َّ ‫ َو َو‬. ‫ع ِظي ٌم‬ ُ َ‫ش ْركَ ل‬ َّ ‫ي َِل ت ُ ْش ِر ْك ِب‬
ِّ ِ ‫اَّللِ ۖ ِإ َّن ال‬ ُ ‫ان ِِل ْب ِن ِه َو ُه َو َي ِع‬
َّ َ‫ظهُ َيا بُن‬ ُ ‫َو ِإ ْذ قَا َل لُ ْق َم‬
‫ير‬ُ ‫ص‬ ِ ‫ي ْال َم‬ َّ َ‫عا َمي ِْن أ َ ِن ا ْش ُك ْر ِلي َو ِل َوا ِلدَيْكَ ِإل‬
َ ‫صالُهُ فِي‬ َ ِ‫َو ْه ٍن َوف‬

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai
anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar”. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.

Luqman adalah seorang yang istimewa. Ia bukanlah Nabi dan Rasul, tapi namanya dijadikan nama surat
dalam Al-Quran. Ajaran-ajaran Luqman, terutama kepada anaknya, diabadikan dalam Al-Quran. Allah telah
memberinya hikmah sebagaimana disebutkan dalam ayat 12 surat Luqman ini.

Dan dalam ayat 13 ini disebutkan bahwa Luqman memberikan pelajaran kepada anaknya. Dan
hendaknya setiap orangtua muslim mencontoh parenting dan pendidikan anak ala Luqman ini.

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat islam yang sangat mulia. Kitab yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad saw melalui perantara malaikat jibril selama kurang lebih dua puluh tiga tahun, sebagai pedoman
umat islam di penjuru dunia, karena al-Qur’an memiliki banyak keistimewaan. Selain daripada itu dalam proses
penyusunan al-Qur’an disusun secara bertahap, yaitu dimulai dari nabi Muhammad saw, hingga pada masa
Utsman bin Affan yng berhasil mengumpulkan al-Qur’an sehingga menjadi mushaf al-Qur’an, dimana al-
Qur’an yang hadir dihadapan dan sering kita baca adalah mushaf dari Rasm Usman yang telah disetujui oleh
jumhur ulama sebagai mushaf yang tertib ayat dan surahnya berdasarkan apa yang ada pada masa Rasullullah
saw., tetapi banyak penyusunan surah dalam al-Qur’an yang menimbulkan perbedaan dan memberikan
kedudukan dalam setiap surah. Namun ada pula beberapa ulama yang berpendapat lain tentang susunan surah
dalam mushaf Ustmani tersebut. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan mushaf para salaf (para sahabat
sebelum al-Qur’an ini dikumpulkan) dalam hal penertiban surah.

1.2. RUMUSAN MASALAH

A. Apa Pengertian Surat dan Ayat?


B. Apa pengertian Tartib Al-Ayat?
C. Apa pengertian Tartib As-Suwar?
D. Bagaimana Hukum Menghormati Tertib Surat-Surat Al-Quran?
E. Bagaimana Tertib Surat Menurut Urutan Turunnya?
F. Apa Rahasia huruf potong pada permulaan surah?
G. Apa itu Khawatim Al-suwar?

1.3. TUJUAN PENULISAN

A. Mengetahui Pengertian Ayat Dan Surah


B. Mengetahui Pengertian Al-Ayat
C. Mengetahui Pengertian As-suwar
D. Mengetahui Hukum Menghormati Tartib-Tartib Quran
E. Mengetahui Urutan Tartib Surah
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ayat dan Surah


Ayat, secara etimologis berarti tanda. Terkadang diartikan juga sebagai pengajaran,
urusan yang mengherankan dan mukjizat disamping juga digunakan untuk pengertian
sekumpulan manusia. Adapun pengertian ayat menurut ahli tafsir antara lain seperti dibawah ini:

1. Al-Jabbariberpendapat bahwa batasan ayat adalah (sebagian) Qur’an yang tersusun dari
beberapa kalimat walau dalam bentuk takdir (sekalipun) yang mempunyai tempat permulaan dan
tempat berhenti yang terhimpun dalam satu surat.

2. Manna’ Al-Qathanberpendapat bahwa ayat ialah: suatu jumlah (yang terdiri) dari kalam
Allah SWT yang terhimpun/bernaung dalam satu surat dari Al-Qur’an.

Secara lughowi (arti kata), surat mempunyai banyak arti, diantaranya; tingkatan atau
martabat, tanda atau alamat, gedung yang tinggi dan indah, sesuatu yang sempurna dan lengkap,
susunan sesuatu atas lainnya yang bertingkat-tingkat.

Pengertian ayat menurut bahasa (etimologi) ada beberapa macam, ialah:

1. Mukjizat firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 211

‫س َرائِي َل َك ْم آت َ ْينَا ُه ْم ِم ْن آيَ ٍة بَ ِيِّنَ ٍة‬


ْ ِ‫س ْل بَنِي إ‬
َ
Artinya: Tanyakanlah kepada Bani Israil: “Berapa banyaknya tanda-tanda (kebenaran)[132]
yang nyata, yang Telah kami berikan kepada mereka”.

2. Tanda/alamat firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 248:

‫س ِكينَةٌ ِ ِّمن َّر ِبِّ ُك ْم‬


َ ‫َوقَا َل لَ ُه ْم نَ ِبيُّ ُه ْم إِنَّ َءايَةَ ُم ْل ِك ِه أَن يَأْتِيَ ُك ُم التَّابُوتُ فِي ِه‬
Artinya: “Dan nabi mereka mengatakan kepada mereka: “sesungguhnya tanda ia akan menjadi
raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu”.

Adapun pengertian surat menurut terminology para ahli ilmu-ilmu Al-Qur’an, seperti
dikemukakan sebagai ulama di antaranya:
1. Menurut Al-ja’bari Artinya: batasan surat ialah (sebagian) Qur’an, yang mencangkup beberapa
ayat yang mempunyai permulaan dan penghabisan (penutup), dan paling sedikit ialah tiga ayat.

2. Kata Manna’ Al-Qaththan Artinya: surat ialah sekumpulan ayat-ayat Al-Qur’an yang
mempunyai tempat berhenti (berakhir).

Bagi tiap-tiap surat ada namanya sendiri-sendiri, dan nama-nama itu pada umumnya
diambil dari permulaan surat kecuali hanya 35 dari 114 surat Al-Qur’an yang namanya diambil
dari pertengahannya. Nama-nama surat dalam Al-Qu’ran itu sendiri paling sedikit menurut
sebagian pakar ilmu-ilmu Al-Qur’an, semuanya resmi berdasarkan tuntutan wahyu Allah, namun
demikian tidak berarti julukan tertentu terhadap surat-surat Al-Qur’an tidak ada yang lahir dari
sahabat; mengingat sebagian julukan ada yang disematkan oleh sahabat. Di antaranya ialah
surah At-Taubat (9) yang oleh Umar bin Khatab dijuluki dengan surat Al-Qital(surat
peperangan).

Dari beberapa definisi surat dan ayat Al-Qur’an diatas, dapat disimpulkan bahwa surah pada
dasarnya adalah bagian tertentu dari keseluruhan Al-Qur’an yang membicarakan topik-topik
tertentu, sedangkan ayat adalah bagian tertentu yang membicarakan persoalan tertentu dari surat-
surat Al-Qur’an.

2.2 Pengertian Al-Ayat

Al-qur’an terdiri atas surah-surah dan ayat-ayat, baik yang pendek maupun yang panjang.
Ayat adalah sejumlah kalam Allah SWT yang terdapat dalam sebuah surah dari Qur’an. Surah
adalah sejumlah ayat Qur’an yang mempunyai permulaan dan kesudahan. Tertib atau urutan
ayat-ayat Qur’an ini adalah tauqifi, ketentuan dari Rasulullah SAW sebagian ulama
meriwayatkan bahwa pendapat ini adalah ijma, diantaranya Az-Zarkasy dalam Al-Burhan dan
Abu Ja’far ibnu Zubair dalam munasabahnya yang menyatakan: tertib ayat-ayat dalam surah-
surah itu berdasarkan tauqifi dari Rasulullah saw dan atas perintahnya, tanpa diperselisihkan
kaum muslimin. As-Suyuti telah memastikan hal itu, ia berkata: ijma’ dan nas-nas yang serupa
menegaskan tertib ayat-ayat itu adalah taufiqi, tanpa diragukan lagi.
Jibril menurunkan beberapa ayat kepada Rasulullah saw dan menunjukan kepadanya
tempat dimana ayat-ayat itu harus diletakan dalam surah atau ayat-ayat yang turun sebelumnya.
Lalu Rasulullah saw memerintahkan kepada para penulis wahyu untuk menuliskan di tempat
tersebut. Ia menyatakan kepada mereka: “letakanlah ayat-ayat ini pada surah yang di dalamnya
di sebutkan begini dan begini”, atau letakanlah ayat ini ditempat ini”. Susunan dan penetapan
ayat tersebut bagaimana yang disampaikan para sahabat kepada kita. Usman bin Abil’As
berkata: “aku tengah duduk di samping Rasulullah saw, tiba-tiba pandangannya menjadi tajam
lalu kembali seperti semula kemudian katanya, Jibril telah datang kepadaku dan memerintahkan
agar aku meletakkan ayat ini di tempat ini dari surah ini’ “sesungguhnya Allah SWT menyuruh
(kamu) berperilaku adil dan berbuat kebajikan serta memberi kepada kaum terabat...”(an-
Nahl:90)[10]
Usman berhenti mengumpulkan al-Qur’an pada tempat setiap ayat dari sebuah surah dalam
Al-Qur’an dan sekalipun ayat itu telah dimansukan hukumnya, tampa mengubahnya. Ini
menunjukan bahwa penulisan ayat dengan tertib seperti ini adalah tauqifi.
Dengan demikian tertib ayat-ayat Qur’an seperti yang ada dalam mushaf yang beredar
diantara kita adalah tauqifi, tanpa diragukan lagi. As-Suyuti, setelah menyebutkan hadits-hadits
berkenaan dengan surah-surah tertentu mengemukakan: pembacaan surah-surah yang dilakukan
Nabi dihadapan para sahabat itu menunjukan bahwa tertib atau susunan ayat adalah tauqifi.
Sebab, para sahabat tidak akan menyusunnya dengan tertib yang berbeda dengan yang mereka
dengar dari bacaan Nabi.

2.3 Pengertian As-Suwar

Para ulama berbeda pendapat tentang tertib surah-surah Qur’an


1. Dikatakan bahwa tertib surah itu tauqifi yang ditangani langsung oleh Nabi sebagaimana
diberitahukan kepadanya atas perintah Tuhan. Dengan demikian, al-Qur’an pada masa Nabi
telah tersusun surah-surahnya secara tertib sebagaimana tertib ayat-ayatnya, seperti yang ada
di tangan kita sekarang, yaitu tertib Mushaf Usman yang tidak ada seorang sahabat pun yang
menetangnya. Ini menunjukan telah terjadi kesepakatan(Ijma) atas tertib surah tanpa suatu
perselisihan apapun.
2. Dikatakan bahwatertib surah itu berdasarkan ijtihad para sahabat, mengingat adanya
perbedaan tertib di dalam mushaf-mushaf mereka. Misalnya mushaf Ali disusun menurut
tertib nuzul, yakni dimulai dengan iqra, kemudian Muddsir, lalu Nun, Qalam, kemudian
Muzammil, dan seterusnya hingga akhir surah Makki dan Madani.
3. Dikatakan bahwa sebagian surah itu tertibnya tauqifi sebagian lainnya berdasarkan ijtihad
para sahabat, hal ini karena terdapat dalil yang menunjukan tertib sebagian surah pada masa
Nabi. Misalnya keterangan, yang menunjukan tertib as-sab’ut tiwal Al-Hawamim dan Al-
Mufassal pada masa Rasalullah SAW.

2.4. Hukum-Hukum Tartib Surah Dalam Al-Quran

Selaku umat islam wajib menghormati tertib surah-surah Al-Qur’an yang telah tersusun
didalam “mushaf usman” sebagaimana yang dimiliki umat Islam; terlepas dari persoalan tertib
suratnya berdasarkan taufiqi atau ijtihad? Khususnya di dalam menulis mushaf haruslah
tertib,sebab tulisan mushaf Usmani itu telah mencapai ijma’ sahabat, bahkan ijma’ umat islam
seluruh dunia. Sedang ijma (konsensus) itu sendiri biasa menjadi dalil itu sendiri bisa menjadi
dalil hukum agama. Kita tidak boleh menentang ijma’ sebab bisa menimbulkan fitnah dan
bahaya bagi Islam dan umat Islam. Mengenai tertib surah-surah Al-Qur’an dalam bacaan, tidak
wajib hukumnya, melainkan sunah.

2.5 Tertib Surah Menurut Urutan-Urutannya

Al-Quranul karim turun melalui dua tahap. Tahap pertama, diturunkan secara lengkap
dari Lauhul Mahfudz sampai kelangit dunia (Baitul Izzah). Barulah setelah berada dilangit
dunia, kemudian secara sedikit demi sedikit diturunkan kepada Rasulullah melalui malaikat
Jibril. Waktu yang dibutuhkan relatif lama yaitu 22 tahun 2 bulan 22 hari.
Allah sengaja menurunkan Al-Quran sedikit demi sedikit supaya mudah dihafal dan
diamalkan. Turunnya Al-Quran pun disesuaikan dengan peristiwa yang terjadi di kala itu. Hal ini
menjadikan makna Al-Quran semakin berkesan karena menjadi jawaban dari setiap berbagai
permasalahan didunia dan diakhirat.
Saat ayat Al Quran turun kepada Rasulullah, maka Rasulullah segera memerintahkan juru
tulisnya untuk menuliskannya sesuai letak yang telah diwahyukan pula oleh malaikat jibril. Jadi
bukan hanya isi kandungan wahyu yang disampaikan oleh malaikat jibril tetapi juga tata letak
penulisannya. Begitu terus hingga turun 114 surat yang urutannya sama dengan yang berada di
Lauhul Mahfudz.
Jadi, tata letak urutan mushaf Al-Qur’an sesuai dengan wahyu yang diterima oleh
Rasulullah. Malaikat Jibril menunjukan tata letak penulisannya sebelum atau sesudah ayat yang
lainnya, kemudian Rasulullah menunjukkan kepada sahabat yang bertugas menuliskannya.
Demikian alasan dibalik tidak sesuainya urutan mushaf dengan urutan wahyu yang turun. Itu
karena perintah dari Allah melalui perantara malaikat Jibril. Maka sebaiknya kita tidak
mempermasalahkannya tetapi mempelajari Al Quran beserta tafsir dan asbabun nuzulnya.

2.6 Kelompok Surah

Para Sahabat mengelompokkan surat-surat Al-Qur’an menjadi 4 bagian, masing-


masing kelompok itu disebut dengan istilah khusus, yaitu: “ As-Sab’utThiwal”, “Al-Mi’un”, “Al-
Matsani”, dan “Al-Mufashshal”.

“ As Sab’utThiwal” terdiri dari tujuh surat panjang, yaitu Al-Baqarah, Ali Imran, An-
Nisa’, Al-Ma’idah, Al-An’am, dan Al-A’raf. Inilah ke-enam yang pertama, sedang yang ke-tujuh
ulama’ berbada pendapat;
1. Pendapat yang pertama, surat Al-Anfal dan Al-Bara’ah menjadi sekaligus, karna
tidak adanya pemisahan antara ke-duanya dengan basmallah. Sesuai yang diriwayatkan
oleh Ibnu Asytah dari Ismail bin Abbas dari Hibban bin Yahya dari Abu Muhammad Al-
Qurasyiy, ia berkata :
‫امرهم عثمان ان يتابعواالطوال فجعل سورة اِلنفال وسورة التوبة فى السبع ولم يفصل بينهما ببسم هللا‬
‫الرحمن الرحيم‬
Artinya: Ustman memerintahkan kepada para sahabat agar mengurutkan surat-surat yang
panjang-panjang. Kemudian ia menjadikan Al-Anfal dan Al-Taubah didalam kelompok “ tujuh”
dan surat yang ketujuh. Dan ia tidak memisahkan antara al-Anfal dan al-Taubah dengan
basmalah.
2. Pendapat yang kedua mengatakan surat ketujuh dari As Sab’ut Thiwal adalah surat
Yunus, karena surat Al-Anfal dan Al-Taubah merupakan dua surat yang berbeda, bukan
satu surat, meskipun dalam surat Al-Taubah tidak terdapat pemisah suratnya yaitu
basmallah.
“Al Mi’un” merupakan surat-surat yang jumlah ayatnya sekitar seratus lebih, yaitu surat
Yusuf, Hud, Yusuf, An-Nahl, Al-Kahfi, Al-Isra’, Al-Anbiya’, Thaha, Al-Mukminun, Asy-
Syu’ara’, dan Ash-Shaffat.
“Al-Matsany” merupakan surah-surah yang jumlah ayatnya dibawah kelompok Al-
Mi’un.Af-Farra’ mengatakan bahwa Al-Matsani adalah surat-surat yang jumlah suratnya kurang
dari seratus ayat. Karena ia diulang-ulang, lebih dari diulang-ulangnya kelompok As Sab’ut
Thiwal dan Al-Mi’un. Diantaranya surat Al-Ahzab, Al-Hajj, Al-Qashash, Tha Sin, Al-Furqan,
Al-Hijr, Al-Ra’du, Saba’, Al-Mujadalah, Al-Zukhruf, Al-Hijr dan lain sebagainya.
“Al-Mufashshal” merupakan surat-surat yang ada pada bagian akhir Al-Qur’an.
Diantaranya Al-Rahman, Al-Najm, Al-Muzammil, Al-Dzariyat, Al-Balad, Al-Ghosyiyah, Al-
Waqi’ah, Al-Lail, Al-Qiyamah, Al-Buruj dan lain sebagainya. Disebut Mufashshal karena
banyaknya pemisah antara surah-surahnya dengan basmallah. Ada yang mengatakan karena
adanya mansukh didalamnya. Oleh karena itu Mufashshal disebut juga dengan ”Al-Muhkam”,
sebagaimana riwayat Al-Bukhari dari Sa’id bin Zubair, katanya: “sesungguhya yang kalian sebut
sebagai Al-Mufashshil itu tidak lain adalah Al-Muhkam”.
Al-Mufashshal dikelompokkan lagi menjadi tiga kelompok, yaitu; “Thiwal”, “Ausath”,
“Qishar”. Yang masuk kelompok Thiwal adalah dari surat Al-Hujurat sampai surat Al-Buruj.
Yang masuk kelompok Ausath adalah dari surat Al-Thariq sampai surat Al-Bayyinah. Dan yang
masuk kelompok Qishar adalah dari surat Al-Zalzalah sampai akhir Al-Qur’an.

2.7 Sistematika penyusutan surah

Dikalangan ulama’ terdapat tiga pendapat dalam permasalahan sistematika penyusunan


surat-surat Al-Qur’an, yaitu:
1. Kelompok Pertama berpendapat, bahwa tertib surat itu tauqifi dan ditangani langsung oleh
Nabi yang diberitahukan Jibril atas perintah Allah Swt. Seperti yang ada ditangan kita sekarang
ini, yaitu tertib mushaf Ustmani. Tak ada seorang sahabat pun yang menentangnya
Kelompok ini berdalil bahwa Rasulullah telah membaca beberapa surat secara tertib di dalam
shalatnya. Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan, bahwa Nabi pernah membaca beberapa
surat Mufashshal (surat-surat pendek) dalam satu rakaat. Al Bukhari meriwayatkan dari Ibnu
Mas’ud katanya, ”surat Bani Israil, Al-Kahfi, Maryam, Thaha, dan Al-Anbiya’ termasuk yang
diturunkan di Makkah dan yang pertama-tama aku pelajari”. Kemudian ia menyebutkan surat-
surat itu secara berurutan sebagaimana tertib susunan sekarang ini.
2. Kelompok kedua berpendapat, bahwa tertib surat itu berdasarkan ijtihad para sahabat,
mengingat adanya perbedaan tertib surat dalam mushaf-mushaf mereka. Seperti mushaf sahabat
Ali yang disusun menurut urutan turunnya (masanya), maka mushafnya dimulai dari urat Al-
‘Alaq, Al-Muddatsir, Tabbat, At-Takwir, dan seterusnya. Mushaf sahabat Ibnu Mas’ud yang
dimulai dengan Al-Baqarah, An-Nisa’, Ali Imran, dan seterusnya. Dan juga mushaf sahabad
Ubay bin Ka’ab yang dimulai dengan Al Fatihah, Al Baqarah, Al Nisa’, Ali Imran, dan
seterusnya
3. Kelompok terakhir berpendapat, bahwa sebagian surat itu tertibnya tauqifi dan sebagian
lainnya berdasarkan ijtihad para sahabat, hal ini karena terdapat dalil yang menunjukkan tertib
sebagian surat pada masa Nabi. Misalnya, keterangan yang menunjukkan tertib as sab’ut
thiwal, dan al mufashshal pada masa hidup Rasulullah saw.
Abu Bakar Al-Anbari juga membela pendapat ini, ia berkata: Allah SWT. menurunkan
Al-Qur’an ke langit dunia, kemudian menurunkannya secara bertahap selama dua puluh tahun
lebih. Satu surah turun karena suatu peristiwa. Jibril membimbing Nabi saw. dimana letak surah,
ayat atau huruf yang semestinya. Semuanya dari Nabi saw.. Karena itu siapa yang mendahulukan
suatu surah ( yang seharusnya diakhirkan ) ataupun mengakhirkan suatu surat ( yang semestinya
didahulukan ), berarti telah merusak urutan Al-Qur’an.
Dibawah ini adalah tabel tartib al suwar berdasarkan mushaf Ali, yang yang disusun
berdasarkan turunnya wahyu dan mushaf Utsmani, yang disusun berdasarkan tauqifi:

Mushaf Utsmani Mushaf Ali bin Abi Thalib


No. Jumlah Tempat Urutan No. Tempat
Surat Nama Surat Ayat Turun Turun Surat Nama Surat Turun
1 Al-Faatihah 7 Makkiyah 1 96 Al-'Alaq Makkiyah
2 Al-Baqarah 286 Madaniyah 2 68 Al-Qalam Makkiyah
3 Ali 'Imran 200 Madaniyah 3 73 Al-Muzzammil Makkiyah
4 An-Nisaa' 176 Madaniyah 4 74 Al-Muddatstsir Makkiyah
5 Al-Maa-idah 120 Madaniyah 5 1 Al-Faatihah Makkiyah
6 Al-An'am 165 Makkiyah 6 111 Al-lahab Makkiyah
7 Al-A'raaf 206 Makkiyah 7 81 At-Takwiir Makkiyah
8 Al-Anfaal 75 Madaniyah 8 87 Al-A'laa Makkiyah
9 At-Taubah 129 Madaniyah 9 92 Al-Lail Makkiyah
10 Yunus 109 Makkiyah 10 89 Al-Fajr Makkiyah
11 Huud 123 Makkiyah 11 93 Adh-Duhaa Makkiyah
12 Yusuf 111 Makkiyah 12 94 Al-insyirah Makkiyah
13 Ar-Ra'du 43 Makkiyah 13 103 Al-'Ashr Makkiyah
14 Ibrahim 52 Makkiyah 14 100 Al-'Aadiyaat Makkiyah
15 Al-Hijr 99 Makkiyah 15 108 Al-Kautsar Makkiyah
16 An-Nahl 128 Makkiyah 16 102 At-Takaatsur Makkiyah
17 Al-Israa' 111 Makkiyah 17 107 Al-Maa'uun Makkiyah
18 Al-Kahfi 110 Makkiyah 18 109 Al-Kaafiruun Makkiyah
19 Maryam 98 Makkiyah 19 105 Al-Fiil Makkiyah
20 Thaahaa 135 Makkiyah 20 113 Al-Falaq Makkiyah
21 Al-Anbiyaa' 112 Makkiyah 21 114 An-Naas Makkiyah
22 Al-Hajj 78 Madaniyah 22 112 Al-Ikhlas Makkiyah
Al-
23 Mu'minuun 118 Makkiyah 23 53 An-Najm Makkiyah
24 An-Nuur 64 Madaniyah 24 80 Abasa Makkiyah
25 Al-Furqaan 77 Makkiyah 25 97 Al-Qadr Makkiyah
Asy-
26 Syu'araa' 227 Makkiyah 26 91 Asy-Syams Makkiyah
27 An-Naml 93 Makkiyah 27 85 Al-Buruuj Makkiyah
28 Al-Qashash 88 Makkiyah 28 95 At-Tiin Makkiyah
29 Al-'Ankabuut 69 Makkiyah 29 106 Quraisy Makkiyah
30 Ar-Ruum 60 Makkiyah 30 101 Al-Qaari'ah Makkiyah
31 Luqman 34 Makkiyah 31 75 Al-Qiyaamah Makkiyah
32 As-Sajdah 30 Makkiyah 32 104 Al-Humazah Makkiyah
33 Al-Ahzab 73 Madaniyah 33 77 Al-Mursalaat Makkiyah
34 Saba ' 54 Makkiyah 34 50 Qaaf Makkiyah
35 Faathir 45 Makkiyah 35 90 Al-Balad Makkiyah
36 Yaasiin 83 Makkiyah 36 86 Ath-Thaariq Makkiyah
37 Ash-Shaaffat 182 Makkiyah 37 54 Al-Qamar Makkiyah
38 Shaad 88 Makkiyah 38 38 Shaad Makkiyah
39 Az-Zumar 75 Makkiyah 39 7 Al-A'raaf Makkiyah
40 Al-Mu'min 85 Makkiyah 40 72 Al-Jin Makkiyah
41 Fushshilat 54 Makkiyah 41 36 Yaasiin Makkiyah
42 Asy-Syuura 53 Makkiyah 42 25 Al-Furqaan Makkiyah
43 Az-Zukhruf 89 Makkiyah 43 35 Faathir Makkiyah
44 Ad-Dukhaan 59 Makkiyah 44 19 Maryam Makkiyah
45 Al-Jatsiyaah 37 Makkiyah 45 20 Thaahaa Makkiyah
46 Al-Ahqaaf 35 Makkiyah 46 56 Al-Waaqi'ah Makkiyah
47 Muhammad 38 Madaniyah 47 26 Asy-Syu'araa' Makkiyah
48 Al-Fath 29 Madaniyah 48 27 An-Naml Makkiyah
49 Al-Hujuraat 18 Madaniyah 49 28 Al-Qashash Makkiyah
50 Qaaf 45 Makkiyah 50 17 Al-Israa' Makkiyah
Adz-
51 Dzariyaat 60 Makkiyah 51 10 Yunus Makkiyah
52 At-Thuur 49 Makkiyah 52 11 Huud Makkiyah
53 An-Najm 62 Makkiyah 53 12 Yusuf Makkiyah
54 Al-Qamar 55 Makkiyah 54 15 Al-Hijr Makkiyah
55 Ar-Rahmaan 78 Makkiyah 55 6 Al-An'am Makkiyah
56 Al-Waaqi'ah 96 Makkiyah 56 37 Ash-Shaaffat Makkiyah
57 Al-Hadiid 29 Madaniyah 57 31 Luqman Makkiyah
Al-
58 Mujaadilah 22 Madaniyah 58 34 Saba ' Makkiyah
59 Al-Hasyr 24 Madaniyah 59 39 Az-Zumar Makkiyah
Al-
60 Mumtahanah 13 Madaniyah 60 40 Al-Mu'min Makkiyah
61 Ash-Shaff 14 Madaniyah 61 41 Fushshilat Makkiyah
62 Al-Jumu'ah 11 Madaniyah 62 42 Asy-Syuura Makkiyah
Al-
63 Munaafiquun 11 Madaniyah 63 43 Az-Zukhruf Makkiyah
At-
64 Taghaabun 18 Madaniyah 64 44 Ad-Dukhaan Makkiyah
65 Ath-Thalaaq 12 Madaniyah 65 45 Al-Jatsiyaah Makkiyah
66 At-Tahriim 12 Madaniyah 66 46 Al-Ahqaaf Makkiyah
67 Al-Mulk 30 Makkiyah 67 51 Adz-Dzariyaat Makkiyah
68 Al-Qalam 52 Makkiyah 68 88 Al-Ghaasyiyah Makkiyah
69 Al-Haaqqah 52 Makkiyah 69 18 Al-Kahfi Makkiyah
70 Al-Ma'aarij 44 Makkiyah 70 16 An-Nahl Makkiyah
71 Nuh 28 Makkiyah 71 71 Nuh Makkiyah
72 Al-Jin 28 Makkiyah 72 14 Ibrahim Makkiyah
Al-
73 Muzzammil 20 Makkiyah 73 21 Al-Anbiyaa' Makkiyah
Al-
74 Muddatstsir 56 Makkiyah 74 23 Al-Mu'minuun Makkiyah
75 Al-Qiyaamah 40 Makkiyah 75 32 As-Sajdah Makkiyah
76 Al-Insaan 31 Madaniyah 76 52 At-Thuur Makkiyah
77 Al-Mursalaat 50 Makkiyah 77 67 Al-Mulk Makkiyah
78 An-Naba' 40 Makkiyah 78 69 Al-Haaqqah Makkiyah
79 An-Nazi'at 46 Makkiyah 79 70 Al-Ma'aarij Makkiyah
80 Abasa 42 Makkiyah 80 78 An-Naba' Makkiyah
81 At-Takwiir 29 Makkiyah 81 79 An-Nazi'at Makkiyah
82 Al-Infithaar 19 Makkiyah 82 82 Al-Infithaar Makkiyah
Al-
83 Muthaffifiin 36 Makkiyah 83 84 Al-Insyiqaaq Makkiyah
84 Al-Insyiqaaq 25 Makkiyah 84 30 Ar-Ruum Makkiyah
85 Al-Buruuj 22 Makkiyah 85 29 Al-'Ankabuut Makkiyah
86 Ath-Thaariq 17 Makkiyah 86 83 Al-Muthaffifiin Makkiyah
87 Al-A'laa 19 Makkiyah 87 2 Al-Baqarah Madaniyah
Al-
88 Ghaasyiyah 26 Makkiyah 88 8 Al-Anfaal Madaniyah
89 Al-Fajr 30 Makkiyah 89 3 Ali 'Imran Madaniyah
90 Al-Balad 20 Makkiyah 90 33 Al-Ahzab Madaniyah
Al-
91 Asy-Syams 15 Makkiyah 91 60 Mumtahanah Madaniyah
92 Al-Lail 21 Makkiyah 92 4 An-Nisaa' Madaniyah
93 Adh-Duhaa 11 Makkiyah 93 99 Al-Zalzalah Madaniyah
94 Al-insyirah 8 Makkiyah 94 57 Al-Hadiid Madaniyah
95 At-Tiin 8 Makkiyah 95 47 Muhammad Madaniyah
96 Al-'Alaq 19 Makkiyah 96 13 Ar-Ra'du Madaniyah
97 Al-Qadr 5 Makkiyah 97 55 Ar-Rahmaan Madaniyah
98 Al-Bayyinah 8 Madaniyah 98 76 Al-Insaan Madaniyah
99 Al-Zalzalah 8 Madaniyah 99 65 Ath-Thalaaq Madaniyah
100 Al-'Aadiyaat 11 Makkiyah 100 98 Al-Bayyinah Madaniyah
101 Al-Qaari'ah 11 Makkiyah 101 59 Al-Hasyr Madaniyah
102 At-Takaatsur 8 Makkiyah 102 24 An-Nuur Madaniyah
103 Al-'Ashr 3 Makkiyah 103 22 Al-Hajj Madaniyah
Al-
104 Al-Humazah 9 Makkiyah 104 63 Munaafiquun Madaniyah
105 Al-Fiil 5 Makkiyah 105 58 Al-Mujaadilah Madaniyah
106 Quraisy 4 Makkiyah 106 49 Al-Hujuraat Madaniyah
107 Al-Maa'uun 7 Makkiyah 107 66 At-Tahriim Madaniyah
108 Al-Kautsar 3 Makkiyah 108 64 At-Taghaabun Madaniyah
109 Al-Kaafiruun 6 Makkiyah 109 61 Ash-Shaff Madaniyah
110 An-Nashr 3 Madaniyah 110 62 Al-Jumu'ah Madaniyah
111 Al-lahab 5 Makkiyah 111 48 Al-Fath Madaniyah
112 Al-Ikhlas 4 Makkiyah 112 5 Al-Maa-idah Madaniyah
113 Al-Falaq 5 Makkiyah 113 9 At-Taubah Madaniyah
114 An-Naas 6 Makkiyah 114 110 An-Nashr Madaniyah

2.8. Rahasia Huruf Potong Pada Permulaan Surah

Ulama Tafsir telah membahas masalah ini panjang lebar menurut visi (Tinjauan)Mereka
masing-masing.Dari sekian banyak butir-butir pembicaraan tentang huruf potong ini akan kita
berikandibawah ini seperlunya:
Iman al-Zamakhsyariy dalam kitabnya “al-Kasysyaf” menyebutkan jumlah huruf potong yang
digunakan pada permulaan surah-surah yang 29 itu ada 14 hurufyang berarti separuh dari 29
huruf-huruf Hijaiyah.Huruf Alif dan mim paling banyak terpakai, seolah olah isyarat itu
memberi kesan (kata qadhi’ abu bakar) Bahwa siapa yang menuduh Al-Qur’an itu bukan ayat-
ayat Tuhan,dipersilahkan menggunakan huruf-huruf selebihnya untuk menyusun suatu kalimat
yang sanggup menandingi Al-Qur’an.Alif dan Lam dalam bahasa Arab,paling banyak terpakai
dalam susunan kalimat.
Sekalipun sebagian ulama tetap mengatakan huruf-huruf potong itu adalah rahasia ilahi
yang ada dalam Al-Qur’an dan tidak mungkin diketahui melainkan Allah saja.Namun tidaklah
menghalangi orang untuk menggali terus segala rahasia yang terdapat didalamnya.
Ibn ‘Abbas mengatakan, “huruf-huruf potong itu merupakan singkatan dari nama-nama
Allah”misalnya:
1. Alif singkatan dari Allah
2. Lam singkatan dari lathif
3. Min singkatan dari majid
4. Kaf singkatan dari karim
5. Ha’ singkatan dari hadi
6. Ya’ singkatan dari yaqin
7. ‘ain singkatan dari ‘alim
8. Shad singkatan dari shadiq
Penafsiran Ibn’abbas juga diikuti oleh beberapa tabiin seperti Al-Dhahaq yang
mengartikan “alif lam Mim” dengan Allah Ar-rahman An-samad (Allah yang maha pengasih
lagi tempat meminta) dan seterusnya. Tidak ketinggalan,dalam mencari rahasia huruf potong ini
seorang orientadis (ahli ketimuran) yang bernama Sprenger.Katanya dalam ayat “thasin
mim”tersimpul dari ‫(“ ِل يمسه اِل المطهرون‬tiada menyentuhnya melainkan orang yang
disucikan, sebab ada huruf thaalmutaharrun sedang pada sin dan mim tersimpul arti yamassi
(menyentuh)
Noldeke menganggap huruf potong pada permulaan itu termasuk ayat Al-Qur’an itu
sendiri.SedangSchwallaay berpendapat bahwa huruf potong itu singkatan dari nama sahabatyang
ditangan mereka ada sebagian naskah surat yang mereka riwayatkan dari nabi secara maknanya
saja (artinya teks dari kata kata itu adalah bahasa sahabat itu sendiri).Misalnya,kata schwallayn;
sa’ singkatan dari Sa’ ad bin Abiwaqqas,mim dari Al-Mughirah,nun dari Usman bin Affan,ha’
dari AbuHurairah dan sebagainya
Akan tetapi baik Noldeke maupun Schwallayn merasa pendiriannya tidak tepat sehingga
pada buku catatan berikutnya ia telah mengoreksi kesalahannya kembali.
Mujahid, seorang tabiin besar berpendapat,permulaan surah dengan huruf potong
itudimaksudkan sebagai peringatan atau menyadarkan si pembaca akan pentingnya makna ayat
berikutnya. Kebiasaan demikian pada syair yang dibuat orang Arab pada masa itu adalah dengan
memakai huruf-huruftanbih (peringatan untuk menarik perhatian orang) seperti: ala’ atau ama’
yang berarti ingatlah. Al-Qur’an memunculkan sesuatu yang baru yang tidak dikenal oleh
manusia sebelumnya untuk mewujudkan keistimewaan Al-Qur’an itu sebagai bagi si
pendengar.Al-Khuwibiy,yang hampir sama pendapatnya, mengatakanbahwa Muhammad sebagai
manusia biasa tentu saja waktu-waktu tidak terpusat benar pikirannya ketika ia menerima wahyu,
maka jibril menurunkan sebagian surah dengan terlebih dahulu menyebutkan “alif lam mim,alif
lam raa” dan seterusnya,agar nabi mengenali suara jibril sehingga nabi segera sadar bahwa
wahyu akan diturungkan.
Pendapat yang serupa dan lebih terarah lagi, dikemukakan oleh SayyidRasyidRidha
dalam tafsir manhar, kata beliaudengan huruf-huruf potong itu dimaksudkan agar nabi saw
segera ingat dan dapat menguasai alam rohaninya untuk semata-mata menerima wahyu dari jibril
dan mendapatkan perhatian kepadanya, selanjutnya beliau mengatakan bahwa tanbih pada
mulanya ditujukan kepada orang musrikinquraisy, kemudian kepada orang-orang ahli kitab di
Madinah.
Berturut turut mufasir besar seperti imam alrazy, alzarkasyiy, as shuyuthi, ibnkatsir,
ibnjarir menyebutkan dalam tafsir tafsir mereka bahwa soal makna huruf potong itu sebagai
tanbih (minta perhatian). Pada masa turunnya wahyu itu,orang orang kafir berusaha
mamalingkan perhatian orang orang yang hendak mendengar al-qur’an dengan mengatakan
“janganlah kalian dengarkan al-qur’an itu”. Mereka berupaya keras agar orang-orang yang belum
mengenal muhmammad tidak tertarik kepada beliau, karena itu Allah menurunkan sesuatu yang
belum mereka kenal untuk membungkam mulut mulut kaum kafir yang tidak senang itu dan
sekaligus menarik minat mereka mendengarkan al-qur’an,yakni dengan huruf huruf potong yang
belum ada dalam bahasa mereka, sehingga kalau huruf potong itu terdengar, mereka betut-betul
kagum dan heran, yang dengan itu justru mereka mengajak orang mendengarkan apa yang
disampaikan muhammad. Ringkasnya, huruf potong itulah sebagian dari daya tarik Al-Qur’an.

2.9 Khawatin As-Suwar

Pengertian Khawatim As-suwar

Khowatim adalah jama’ dari kata khatimah, yang berarti penutup atau akhiran atau
penghabisan. Khawatimus suwar menurut bahasa adalah beberapa penutupan dari surat-surat
Al-Qur’an.Menurut istilah, Khawatimus suwar ialah beberapa ungkapan yang menjadi
penutupdari surat-surat Al-Qur’an yang artinyamengisyaratkan akan berakhirnya pembicaraan
sehingga memacu untuk mengetahui hal-hal yang akan dibicarakan sesudahnya. Oleh karena
itu, sebenarnya penutupan-penutupan surat ini juga indah dan menarik sekali.
Tetapi sayangnya, Ilmu Khawatimus Suwar ini biasanya hanya digabungkan dengan Ilmu
Fawatih Suwar saja, dan tidak dibahas secara tuntas, melainkan hanya asal disebut adanya saja.
Belum ada ulama yang menulisnya secara khusus dan belum ada pula yang mengumpulkan
dalam satu kitab ada berapa macam jumlah penutupan-penutupan itu sebagai mana belum ada
pula yang mengklasifikasikan 114 surat Al-Qur’an ditutup dengan ungkapan-ungkapan apa saja.

Macam-macam Khawatimus Suwar

Imam As Suyuthi dalam membahas khawatim al-suwar tidak begitu rinci sebagaimana
menerangkan fawatihus suwar. Ia menerangkan beberapa bentuk term sebagai penutup dari
surat-surat tersebut. Di situ diterangkan bahwa penutup surat diantaranya berupa : do’a,
wasiat faroidl, tahmid, tahlil, nasihat-nasihat, janji dan ancaman, dll.

Akan tetapi, menurut hasil penelitian, Khawatimus Suwar dari 114 surat Al-Qur’an ada 18
macam, yaitu:

a) Penutupan surat dengan do’a

َّ ‫ار َح ْم َوأ َ ْنتَ َخي ُْر‬


)118 :‫الراحِ مِ ينَ (المؤمنون‬ ِ ِّ ‫َوقُ ْل َر‬
ْ ‫ب ا ْغف ِْر َو‬

Dan Katakanlah: "Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah pemberi
rahmat yang paling baik." (QS. al-Mu’minun: 118)

Terdapat juga dalam surat al-Baqarah: 286; al-Falaq: 2-5; Nuh: 28.

b) Penutupan dengan wasiat

َّ ‫ار‬
)14 :‫َّللاِ(الصف‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ُكونُوا أ َ ْن‬
َ ‫ص‬

Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah. (QS. as-Shaf: 14)

Terdapat juga dalam surat ar-Ruum: 60; ad-Dhukhan: 59; al-A’la: 17-19; al-Fajr: 28; ad-Dhuha:
11, al-Ashr: 3.

c) Penutupan dengan perintah/masalah taqwa

)٢٠٠ :‫َّللاَ لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِلحُونَ (ال عمران‬


َّ ‫َواتَّقُوا‬

Bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. (QS. Ali Imran: 200)
Terdapat juga dalam surat an-Nahl: 128; al-Qomar: 54.

d) Penutupan dengan keterangan soal faraidh

)١٧٦ :‫علِي ٌم (النساء‬ َّ ‫َضلُّوا َو‬


َ ‫َّللاُ ِب ُك ِِّل‬
َ ٍ‫ش ْيء‬ َّ ُ‫سا ًء فَلِلذَّك َِر مِ ثْ ُل َحظِ ِّ اْل ْنث َ َيي ِْن يُ َب ِِّين‬
ِ ‫َّللاُ لَ ُك ْم أ َ ْن ت‬ َ ‫َو ِإ ْن كَانُوا ِإ ْخ َوة ً ِر َجاِل َو ِن‬

Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan, Maka
bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah
menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. dan Allah Maha mengetahui
segala sesuatu. (QS.an-Nisa’: 176)

e) Penutupan dengan ta’dhim kepada Allah

ٌ ‫يءٍ قَد‬
)١٢٠ :‫ِير (المائدة‬ َ ‫علَى ُك ِِّل‬
ْ ‫ش‬ َ ‫َوه َُو‬

Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. al-Ma’idah: 120)

Terdapat juga dalam surat al-Anfal: 75; al-Anbiya’: 112; an-Nur: 64; al-Luqman: 34; Fatir: 45; al-
Fushilat: 54; al-Hujurat: 18; al-Hadid: 28; al-Hasr: 24; al-Jumu’ah: 11; al-Munafiqun: 11; al-
Taghobun: 18; at-Thalaq: 18; al-Jin: 28; al-Mudatsir: 56: al-Qiyamah: 40; at-Tiin: 8.

f) Penutupan dengan janji dan ancaman

)١٦٥ :‫ور َرحِ ي ٌم (اِلنعام‬ ِ ‫س ِري ُع ْال ِعقَا‬


ٌ ُ‫ب َو ِإنَّهُ لَغَف‬ َ َ‫ِإ َّن َربَّك‬

Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. (QS. al-An’am: 165)

Terdapat juga dalam surat al-Furqon: 77; al-Ankabut: 69; al-Ahzab: 73; al-Mu’min: 85; al-Ahkaf:
35; Muhammad: 38; al-Fath: 29; ad-Dzariyat: 60; al-Mujadilah: 22; al-Muzammil: 20; al-Insan:
31; al-Muthofifin: 36; al-Insyiqaq: 25: at-Thariq: 17; al-Ghasiyah: 25-26; al-Balad: 20; as-Syam:
14-15; al-Bayinah: 8; al-Zalzalah: 8; al-Adiyat: 10-11; al-Humazah: 8-9; al-Ma’un: 4-8; al-Lahab:
3-5.

g) Penutupan dengan anjuran ibadah dan tasbih

)١٢٣ :‫ع َّما ت َ ْع َملُونَ (هود‬


َ ‫علَ ْي ِه َو َما َربُّكَ بِغَافِ ٍل‬
َ ‫فَا ْعبُ ْدهُ َوت ََو َّك ْل‬

Maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari
apa yang kamu kerjakan. (QS. Huud: 123)

Terdapat juga dalam surat al-A’raf: 206; al-Hijr: 99; at-Tur: 49; an-Najm: 62; al-Alaq: 19.

h) Penutupan dengan hiburan bagi nabi Muhammad SAW.

)٨٩ :‫ف يَ ْعلَ ُمونَ (الزحرف‬


َ ‫س ْو‬ َ ‫ع ْن ُه ْم َوقُ ْل‬
َ َ‫سال ٌم ف‬ ْ ‫فَا‬
َ ْ‫صفَح‬
Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari mereka dan Katakanlah: "Salam (selamat tinggal)."
kelak mereka akan mengetahui (nasib mereka yang buruk). (QS. az-Zukhruf: 89)

Terdapat juga dalam surat Yunus: 109; al-Kautsar: 3; al-Kafirun: 6.

i) Penutupan dengan sifat-sifat Al-Qur'an

)٥٢ :‫َو َما ه َُو ِإِل ِذ ْك ٌر ل ِْل َعا َلمِ ينَ (القلم‬

Dan Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat. (QS. al-Qalam: 52)

Terdapat juga dalam surat Yusuf: 111; Shad: 87-88; al-Buruj: 21-22.

j) Penutupan dengan bantahan

ِ ‫ش ِهيدًا بَ ْينِي َو َب ْينَ ُك ْم َو َم ْن ِع ْندَهُ ع ِْل ُم ْال ِكت َا‬


)٤٣ :‫ب (الرعد‬ َ ‫َويَقُو ُل الَّذِينَ َكف َُروا لَسْتَ ُم ْر‬
َّ ِ‫سال قُ ْل َكفَى ب‬
َ ِ‫اَّلل‬

berkatalah orang-orang kafir: "Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasul". Katakanlah:
"Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan kamu, dan antara orang yang mempunyai ilmu Al
Kitab". (QS. ar-Ra’du: 43)

k) Penutupan dengan ketauhidan

)١٢٩ :‫علَ ْي ِه ت ََو َّك ْلتُ َوه َُو َربُّ ْالعَ ْر ِش ْالعَظِ ِيم (التوبة‬
َ ‫َّللاُ ِل إِلَهَ إِِل ه َُو‬
َّ ‫ي‬ َ ِ‫فَإ ِ ْن ت ََولَّ ْوا فَقُ ْل َح ْسب‬

jika mereka berpaling (dari keimanan), Maka Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada
Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy
yang agung". (QS. at-Taubah: 129)

Terdapat juga dalam surat Ibrahim: 52; al-Kahfi: 110; al-Qashshash: 88; al-Lail: 19-21; al-Insyrah:
7-8; al-Ikhlas: 3-4.

l) Penutupan dengan tahmid/pujian

)٨٢ :‫ش ْيئًا أ َ ْن يَقُو َل لَهُ كُ ْن فَ َي ُكونُ (يس‬


َ َ‫إِنَّ َما أ َ ْم ُرهُ إِذَا أ َ َراد‬

Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya:


"Jadilah!" Maka terjadilah ia. (QS. Yasin: 82)

Terdapat juga dalam surat al-Isra’: 111; an-Naml: 93; as-Shafat: 182; az-Zumar: 75; al-Jatsiyah:
36-37; ar-Rahman: 78; al-Waqiah: 96; al-Haaqqah: 52; an-Nasr: 3.

m) Penutupan dengan kisah

)٩٨ :‫س مِ ْن ُه ْم مِ ْن أ َ َح ٍد أ َ ْو ت َ ْس َم ُع لَ ُه ْم ِر ْك ًزا (مريم‬


ُّ ِ‫َو َك ْم أ َ ْهلَ ْكنَا قَ ْبلَ ُه ْم مِ ْن قَ ْر ٍن ه َْل ت ُح‬
Dan berapa banyak telah Kami binasakan umat-umat sebelum mereka. Adakah kamu melihat
seorangpun dari mereka atau kamu dengar suara mereka yang samar-samar? (QS. Maryam: 98)

Terdapat juga dalam surat at-Tahrim: 12; Abasa: 42; al-Fiil: 5

n) Penutupan surah dengan anjuran jihad

ِ ‫علَ ْي ُك ْم فِي ال ِد‬


ٍ ‫ِّين مِ ْن َح َر‬
)78 :‫ج(الحج‬ َ ‫َّللاِ َح َّق ِج َها ِد ِه ه َُو اجْ ت َ َبا ُك ْم َو َما َج َع َل‬
َّ ‫َو َجا ِهدُوا فِي‬

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih
kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (QS. al-
Hajj: 78)

o) Penutupan dengan perincian maksud

)53 :‫ض (الشورى‬


ِ ‫اْلر‬
ْ ‫ت َو َما فِي‬ َّ ‫َّللاِ الَّذِي لَهُ َما فِي ال‬
ِ ‫س َم َاوا‬ َّ ِ‫ص َراط‬
ِ

(Yaitu) jalan Allah yang Kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.
(QS. asy-Syurah: 53)

Terdapat juga dalam surat al-Fatihah: 6-7; at-Taqwir: 27-29; al-Qodar: 3-5; al-Qori’ah: 3-11; al-
Quraysi: 3-4; an-Nas: 4-6.

p) Penutupan dengan pertanyaan

ٍ ‫ص َب َح َما ُؤ ُك ْم غ َْو ًرا فَ َم ْن َيأْتِي ُك ْم ِب َماءٍ َمع‬


)٣٠ :‫ِين (الملك‬ ْ َ ‫قُ ْل أ َ َرأ َ ْيت ُ ْم ِإ ْن أ‬

Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; Maka siapakah yang
akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?". (QS. al-Mulk: 30)

Terdapat juga dalam surat al-Mursalat: 50.

q) Penutupan dengan keterangan hari kiamat

)٣٩ :‫ذَلِكَ ْاليَ ْو ُم ْال َح ُّق فَ َم ْن شَا َء ات َّ َخذَ إِلَى َربِِّ ِه َمآبًا (النباء‬

Itulah hari yang pasti terjadi. Maka Barangsiapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan
kembali kepada Tuhannya. (QS. an-Naba’: 39)

Terdapat juga dalam surat al-Ma’arits: 44; an-Nazi’ati: 46; al-Infitor: 19.

r) Penutupan dengan peringatan

)٣٠ :‫ع ْن ُه ْم َوا ْنتَظِ ْر ِإنَّ ُه ْم ُم ْنتَظِ ُرونَ (السجدة‬ ْ ‫فَأَع ِْر‬
َ ‫ض‬
Maka berpalinglah kamu dari mereka dan tunggulah, Sesungguhnya mereka (juga) menunggu.
(QS. as-Sajadah: 30)

Terdapat juga dalam surat at-Tahaa: 135; asy-Syu’arah: 227; Saba’: 54; Qaaf: 45; al-
Mumtahanah: 13; at-Takatsur: 6-8.

BABA III PENUTUPAN

KESIMPULAN

Berdasarkan Uraian tersebut diatas, maka dapatlah disimpulkan sebagai berikut:


1. Surah berarti sekumpulan atau sekelompok ayat-ayat Al-Qur’an yang mandiri yang
memiliki permulaan dan penghabisan.
2. Teori-teori nama surat berdasarkan Tauqifi, yakni dari nabi langsung yang dapat dilihat
melalui hadits-haditsnya, dan juga berdasarkan Ijtihadi, yakni berdasarkan ijtihad para sahabat.
3. Al-Qur’an scara garis besar terbagi menjadi 4 kelompok, yaitu:
a. As Sab’ut Thiwal: Tujuh surat yang panjang,
b. Al Mi’un: Surat-surat yang ayatnya lebih dari seratus,
c. Al Matsani: Surat yang jumlah ayatnya dibawah Al Mi’un,
d. Al Mufashshal: surat yang ayat-ayatnya pendek.
4. Para ulama’ berbeda pendapat terhadap Tartib Al Suwar, yaitu ada tiga kelompok, yakni:
a. Kelompok pertama berpendapat, bahwa tertib surah-surah Al-Qur’an itu
adalah Tauqifi berdasarkan petunjuk Rasulullah dari Malikat Jibril,
b. Kelompok kedua berpendapat, bahwa tertib surah-surah Al-Qur’an itu berdasarkan ijtihad
para sahabat,
c. Kelompok ketiga berpendapat, bahwa tertib surah-surah Al-Qur’an itu sebagian
berdasarkan pada petunjuk Rasulullah saw dari Malaikat Jibril, sebagian yang lain berdasarkan
atas ijtihad para sahabat.
5. Berdasarkan dalil dan ijma’ ulama’ pendapat yang pertama lebih kuat dan dapat dipegangi.
Dimana seluruh surah-surah Al-Qur’an itu seperti sekarang ini adalah berdasarkan petunjuk
Rasulullah saw. dari Malaikat Jibril, dan bahkan sebagian Ulama’ menerangkan itu sudah
menjadi ketentuan Allah dalam Lauhul Mahfudz
Saran
pada saat pembuatan makalah Penulis menyadari bahwa banyak sekali kesalahan
dan jauh dari kesempurnaan. dengan sebuah pedoman yang bisa dipertanggungjawabkan
dari banyaknya sumber Penulis akan memperbaiki makalah tersebut . Oleh sebab itu
penulis harapkan kritik serta sarannya mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan
di atas.
DAFTAR PUSTAKA
http://aimsinam.blogspot.com/2017/09/makalah-tartib-al-ayat-wa-tartib-as.html

http://sanrawijaya15.blogspot.com/2012/05/tartib-al-ayat-wa-fawatih-as-suwar.html

http://sofhaladnan.blogspot.com/2016/12/tartib-ayat-dan-surah-surah-al-quran.html

https://www.alislamu.com/4892/tertib-ayat-dan-surat/

http://rokipandini.blogspot.com/2012/05/tartib-al-ayat-wa-fawatih-as-suwar.html

http://awatifbaqis.blogspot.com/2012/04/khawatimus-suwar.html

Referensi: https://tafsirweb.com/2206-surat-al-anam-ayat-82.html

Mardan,2010,jakarta selatan,madzhabciputat

Al qaththan manna,2006,jakarta timur,pustakaal-kauts

Anda mungkin juga menyukai