ILMU AL-QU’RAN
Di Susun Oleh:
Nurfadilah(90400119119)
Paramida(90400119120)
Wahyuni(90400119121)
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada
hamba-Nya, khususnya bagi kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Tartib Al-Ayat dan Tartib Assuwar ”
Makalah ini mungkin belum sempurna atau masih banyak kekurangan dalam penyusunan
dan penulisannya, untuk itulah saya mohon maaf karena kesempurnaan itu hanya milik Allah
Swt.
Besar harapan saya, semoga makalah ini bisa menjadi landasan ilmu yang bermanfaat bagi
para dosen, mahasiswa, maupun pembaca makalah ini. Amin
penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.9 KhawatimAs-suwar
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB1 PENDAHULUAN
Al-Qur’an adalah mukjizat islam yang abadi dimana semakin maju ilmu pengetahuan,semakin tampak
faliditas kemukjizatannya.Allah Swt menurunkannya kepada Nabi Muhammad saw demi membebaskan
manusia dari berbagai kegelapan hidup menuju cahaya ilahidan membimbing mereka kejalan yang
lurus.Rasulullah saw menyampaikannya kepada para sahabatnya sebagai penduduk asli Arab yang sudah tentu
dapat memahami tabiat mereka.Jika terdapat sesuatu yang kurang jelas bagi mereka tentang ayat-ayat yang
mereka terima,meraka langsung menanyakannya kepada Rasulullah saw.
Al-Bukhari dan muslim meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud Radhiallahu Anhu bahwa ketika turun ayat
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka
itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”(Q.S. Al An
am:82)
....orang-orang yang merasa keberatan dengan ayat tersebut.Lalu mereka bertanya kepada Rasulullah
saw,“wahai Rasulullah, mana ada orang yang tidak menzalimi dirinya?”Beliau menjawab,“Pemahamannya
tidak seperti yang kalian maksudkan,tidaklah kalian mendengar apa yang dikatakan seorang hamba yang
sholeh kepada anaknya .
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai
anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar
kezaliman yang besar”. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya
dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.
Luqman adalah seorang yang istimewa. Ia bukanlah Nabi dan Rasul, tapi namanya dijadikan nama surat
dalam Al-Quran. Ajaran-ajaran Luqman, terutama kepada anaknya, diabadikan dalam Al-Quran. Allah telah
memberinya hikmah sebagaimana disebutkan dalam ayat 12 surat Luqman ini.
Dan dalam ayat 13 ini disebutkan bahwa Luqman memberikan pelajaran kepada anaknya. Dan
hendaknya setiap orangtua muslim mencontoh parenting dan pendidikan anak ala Luqman ini.
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat islam yang sangat mulia. Kitab yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad saw melalui perantara malaikat jibril selama kurang lebih dua puluh tiga tahun, sebagai pedoman
umat islam di penjuru dunia, karena al-Qur’an memiliki banyak keistimewaan. Selain daripada itu dalam proses
penyusunan al-Qur’an disusun secara bertahap, yaitu dimulai dari nabi Muhammad saw, hingga pada masa
Utsman bin Affan yng berhasil mengumpulkan al-Qur’an sehingga menjadi mushaf al-Qur’an, dimana al-
Qur’an yang hadir dihadapan dan sering kita baca adalah mushaf dari Rasm Usman yang telah disetujui oleh
jumhur ulama sebagai mushaf yang tertib ayat dan surahnya berdasarkan apa yang ada pada masa Rasullullah
saw., tetapi banyak penyusunan surah dalam al-Qur’an yang menimbulkan perbedaan dan memberikan
kedudukan dalam setiap surah. Namun ada pula beberapa ulama yang berpendapat lain tentang susunan surah
dalam mushaf Ustmani tersebut. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan mushaf para salaf (para sahabat
sebelum al-Qur’an ini dikumpulkan) dalam hal penertiban surah.
1. Al-Jabbariberpendapat bahwa batasan ayat adalah (sebagian) Qur’an yang tersusun dari
beberapa kalimat walau dalam bentuk takdir (sekalipun) yang mempunyai tempat permulaan dan
tempat berhenti yang terhimpun dalam satu surat.
2. Manna’ Al-Qathanberpendapat bahwa ayat ialah: suatu jumlah (yang terdiri) dari kalam
Allah SWT yang terhimpun/bernaung dalam satu surat dari Al-Qur’an.
Secara lughowi (arti kata), surat mempunyai banyak arti, diantaranya; tingkatan atau
martabat, tanda atau alamat, gedung yang tinggi dan indah, sesuatu yang sempurna dan lengkap,
susunan sesuatu atas lainnya yang bertingkat-tingkat.
Adapun pengertian surat menurut terminology para ahli ilmu-ilmu Al-Qur’an, seperti
dikemukakan sebagai ulama di antaranya:
1. Menurut Al-ja’bari Artinya: batasan surat ialah (sebagian) Qur’an, yang mencangkup beberapa
ayat yang mempunyai permulaan dan penghabisan (penutup), dan paling sedikit ialah tiga ayat.
2. Kata Manna’ Al-Qaththan Artinya: surat ialah sekumpulan ayat-ayat Al-Qur’an yang
mempunyai tempat berhenti (berakhir).
Bagi tiap-tiap surat ada namanya sendiri-sendiri, dan nama-nama itu pada umumnya
diambil dari permulaan surat kecuali hanya 35 dari 114 surat Al-Qur’an yang namanya diambil
dari pertengahannya. Nama-nama surat dalam Al-Qu’ran itu sendiri paling sedikit menurut
sebagian pakar ilmu-ilmu Al-Qur’an, semuanya resmi berdasarkan tuntutan wahyu Allah, namun
demikian tidak berarti julukan tertentu terhadap surat-surat Al-Qur’an tidak ada yang lahir dari
sahabat; mengingat sebagian julukan ada yang disematkan oleh sahabat. Di antaranya ialah
surah At-Taubat (9) yang oleh Umar bin Khatab dijuluki dengan surat Al-Qital(surat
peperangan).
Dari beberapa definisi surat dan ayat Al-Qur’an diatas, dapat disimpulkan bahwa surah pada
dasarnya adalah bagian tertentu dari keseluruhan Al-Qur’an yang membicarakan topik-topik
tertentu, sedangkan ayat adalah bagian tertentu yang membicarakan persoalan tertentu dari surat-
surat Al-Qur’an.
Al-qur’an terdiri atas surah-surah dan ayat-ayat, baik yang pendek maupun yang panjang.
Ayat adalah sejumlah kalam Allah SWT yang terdapat dalam sebuah surah dari Qur’an. Surah
adalah sejumlah ayat Qur’an yang mempunyai permulaan dan kesudahan. Tertib atau urutan
ayat-ayat Qur’an ini adalah tauqifi, ketentuan dari Rasulullah SAW sebagian ulama
meriwayatkan bahwa pendapat ini adalah ijma, diantaranya Az-Zarkasy dalam Al-Burhan dan
Abu Ja’far ibnu Zubair dalam munasabahnya yang menyatakan: tertib ayat-ayat dalam surah-
surah itu berdasarkan tauqifi dari Rasulullah saw dan atas perintahnya, tanpa diperselisihkan
kaum muslimin. As-Suyuti telah memastikan hal itu, ia berkata: ijma’ dan nas-nas yang serupa
menegaskan tertib ayat-ayat itu adalah taufiqi, tanpa diragukan lagi.
Jibril menurunkan beberapa ayat kepada Rasulullah saw dan menunjukan kepadanya
tempat dimana ayat-ayat itu harus diletakan dalam surah atau ayat-ayat yang turun sebelumnya.
Lalu Rasulullah saw memerintahkan kepada para penulis wahyu untuk menuliskan di tempat
tersebut. Ia menyatakan kepada mereka: “letakanlah ayat-ayat ini pada surah yang di dalamnya
di sebutkan begini dan begini”, atau letakanlah ayat ini ditempat ini”. Susunan dan penetapan
ayat tersebut bagaimana yang disampaikan para sahabat kepada kita. Usman bin Abil’As
berkata: “aku tengah duduk di samping Rasulullah saw, tiba-tiba pandangannya menjadi tajam
lalu kembali seperti semula kemudian katanya, Jibril telah datang kepadaku dan memerintahkan
agar aku meletakkan ayat ini di tempat ini dari surah ini’ “sesungguhnya Allah SWT menyuruh
(kamu) berperilaku adil dan berbuat kebajikan serta memberi kepada kaum terabat...”(an-
Nahl:90)[10]
Usman berhenti mengumpulkan al-Qur’an pada tempat setiap ayat dari sebuah surah dalam
Al-Qur’an dan sekalipun ayat itu telah dimansukan hukumnya, tampa mengubahnya. Ini
menunjukan bahwa penulisan ayat dengan tertib seperti ini adalah tauqifi.
Dengan demikian tertib ayat-ayat Qur’an seperti yang ada dalam mushaf yang beredar
diantara kita adalah tauqifi, tanpa diragukan lagi. As-Suyuti, setelah menyebutkan hadits-hadits
berkenaan dengan surah-surah tertentu mengemukakan: pembacaan surah-surah yang dilakukan
Nabi dihadapan para sahabat itu menunjukan bahwa tertib atau susunan ayat adalah tauqifi.
Sebab, para sahabat tidak akan menyusunnya dengan tertib yang berbeda dengan yang mereka
dengar dari bacaan Nabi.
Selaku umat islam wajib menghormati tertib surah-surah Al-Qur’an yang telah tersusun
didalam “mushaf usman” sebagaimana yang dimiliki umat Islam; terlepas dari persoalan tertib
suratnya berdasarkan taufiqi atau ijtihad? Khususnya di dalam menulis mushaf haruslah
tertib,sebab tulisan mushaf Usmani itu telah mencapai ijma’ sahabat, bahkan ijma’ umat islam
seluruh dunia. Sedang ijma (konsensus) itu sendiri biasa menjadi dalil itu sendiri bisa menjadi
dalil hukum agama. Kita tidak boleh menentang ijma’ sebab bisa menimbulkan fitnah dan
bahaya bagi Islam dan umat Islam. Mengenai tertib surah-surah Al-Qur’an dalam bacaan, tidak
wajib hukumnya, melainkan sunah.
Al-Quranul karim turun melalui dua tahap. Tahap pertama, diturunkan secara lengkap
dari Lauhul Mahfudz sampai kelangit dunia (Baitul Izzah). Barulah setelah berada dilangit
dunia, kemudian secara sedikit demi sedikit diturunkan kepada Rasulullah melalui malaikat
Jibril. Waktu yang dibutuhkan relatif lama yaitu 22 tahun 2 bulan 22 hari.
Allah sengaja menurunkan Al-Quran sedikit demi sedikit supaya mudah dihafal dan
diamalkan. Turunnya Al-Quran pun disesuaikan dengan peristiwa yang terjadi di kala itu. Hal ini
menjadikan makna Al-Quran semakin berkesan karena menjadi jawaban dari setiap berbagai
permasalahan didunia dan diakhirat.
Saat ayat Al Quran turun kepada Rasulullah, maka Rasulullah segera memerintahkan juru
tulisnya untuk menuliskannya sesuai letak yang telah diwahyukan pula oleh malaikat jibril. Jadi
bukan hanya isi kandungan wahyu yang disampaikan oleh malaikat jibril tetapi juga tata letak
penulisannya. Begitu terus hingga turun 114 surat yang urutannya sama dengan yang berada di
Lauhul Mahfudz.
Jadi, tata letak urutan mushaf Al-Qur’an sesuai dengan wahyu yang diterima oleh
Rasulullah. Malaikat Jibril menunjukan tata letak penulisannya sebelum atau sesudah ayat yang
lainnya, kemudian Rasulullah menunjukkan kepada sahabat yang bertugas menuliskannya.
Demikian alasan dibalik tidak sesuainya urutan mushaf dengan urutan wahyu yang turun. Itu
karena perintah dari Allah melalui perantara malaikat Jibril. Maka sebaiknya kita tidak
mempermasalahkannya tetapi mempelajari Al Quran beserta tafsir dan asbabun nuzulnya.
“ As Sab’utThiwal” terdiri dari tujuh surat panjang, yaitu Al-Baqarah, Ali Imran, An-
Nisa’, Al-Ma’idah, Al-An’am, dan Al-A’raf. Inilah ke-enam yang pertama, sedang yang ke-tujuh
ulama’ berbada pendapat;
1. Pendapat yang pertama, surat Al-Anfal dan Al-Bara’ah menjadi sekaligus, karna
tidak adanya pemisahan antara ke-duanya dengan basmallah. Sesuai yang diriwayatkan
oleh Ibnu Asytah dari Ismail bin Abbas dari Hibban bin Yahya dari Abu Muhammad Al-
Qurasyiy, ia berkata :
امرهم عثمان ان يتابعواالطوال فجعل سورة اِلنفال وسورة التوبة فى السبع ولم يفصل بينهما ببسم هللا
الرحمن الرحيم
Artinya: Ustman memerintahkan kepada para sahabat agar mengurutkan surat-surat yang
panjang-panjang. Kemudian ia menjadikan Al-Anfal dan Al-Taubah didalam kelompok “ tujuh”
dan surat yang ketujuh. Dan ia tidak memisahkan antara al-Anfal dan al-Taubah dengan
basmalah.
2. Pendapat yang kedua mengatakan surat ketujuh dari As Sab’ut Thiwal adalah surat
Yunus, karena surat Al-Anfal dan Al-Taubah merupakan dua surat yang berbeda, bukan
satu surat, meskipun dalam surat Al-Taubah tidak terdapat pemisah suratnya yaitu
basmallah.
“Al Mi’un” merupakan surat-surat yang jumlah ayatnya sekitar seratus lebih, yaitu surat
Yusuf, Hud, Yusuf, An-Nahl, Al-Kahfi, Al-Isra’, Al-Anbiya’, Thaha, Al-Mukminun, Asy-
Syu’ara’, dan Ash-Shaffat.
“Al-Matsany” merupakan surah-surah yang jumlah ayatnya dibawah kelompok Al-
Mi’un.Af-Farra’ mengatakan bahwa Al-Matsani adalah surat-surat yang jumlah suratnya kurang
dari seratus ayat. Karena ia diulang-ulang, lebih dari diulang-ulangnya kelompok As Sab’ut
Thiwal dan Al-Mi’un. Diantaranya surat Al-Ahzab, Al-Hajj, Al-Qashash, Tha Sin, Al-Furqan,
Al-Hijr, Al-Ra’du, Saba’, Al-Mujadalah, Al-Zukhruf, Al-Hijr dan lain sebagainya.
“Al-Mufashshal” merupakan surat-surat yang ada pada bagian akhir Al-Qur’an.
Diantaranya Al-Rahman, Al-Najm, Al-Muzammil, Al-Dzariyat, Al-Balad, Al-Ghosyiyah, Al-
Waqi’ah, Al-Lail, Al-Qiyamah, Al-Buruj dan lain sebagainya. Disebut Mufashshal karena
banyaknya pemisah antara surah-surahnya dengan basmallah. Ada yang mengatakan karena
adanya mansukh didalamnya. Oleh karena itu Mufashshal disebut juga dengan ”Al-Muhkam”,
sebagaimana riwayat Al-Bukhari dari Sa’id bin Zubair, katanya: “sesungguhya yang kalian sebut
sebagai Al-Mufashshil itu tidak lain adalah Al-Muhkam”.
Al-Mufashshal dikelompokkan lagi menjadi tiga kelompok, yaitu; “Thiwal”, “Ausath”,
“Qishar”. Yang masuk kelompok Thiwal adalah dari surat Al-Hujurat sampai surat Al-Buruj.
Yang masuk kelompok Ausath adalah dari surat Al-Thariq sampai surat Al-Bayyinah. Dan yang
masuk kelompok Qishar adalah dari surat Al-Zalzalah sampai akhir Al-Qur’an.
Ulama Tafsir telah membahas masalah ini panjang lebar menurut visi (Tinjauan)Mereka
masing-masing.Dari sekian banyak butir-butir pembicaraan tentang huruf potong ini akan kita
berikandibawah ini seperlunya:
Iman al-Zamakhsyariy dalam kitabnya “al-Kasysyaf” menyebutkan jumlah huruf potong yang
digunakan pada permulaan surah-surah yang 29 itu ada 14 hurufyang berarti separuh dari 29
huruf-huruf Hijaiyah.Huruf Alif dan mim paling banyak terpakai, seolah olah isyarat itu
memberi kesan (kata qadhi’ abu bakar) Bahwa siapa yang menuduh Al-Qur’an itu bukan ayat-
ayat Tuhan,dipersilahkan menggunakan huruf-huruf selebihnya untuk menyusun suatu kalimat
yang sanggup menandingi Al-Qur’an.Alif dan Lam dalam bahasa Arab,paling banyak terpakai
dalam susunan kalimat.
Sekalipun sebagian ulama tetap mengatakan huruf-huruf potong itu adalah rahasia ilahi
yang ada dalam Al-Qur’an dan tidak mungkin diketahui melainkan Allah saja.Namun tidaklah
menghalangi orang untuk menggali terus segala rahasia yang terdapat didalamnya.
Ibn ‘Abbas mengatakan, “huruf-huruf potong itu merupakan singkatan dari nama-nama
Allah”misalnya:
1. Alif singkatan dari Allah
2. Lam singkatan dari lathif
3. Min singkatan dari majid
4. Kaf singkatan dari karim
5. Ha’ singkatan dari hadi
6. Ya’ singkatan dari yaqin
7. ‘ain singkatan dari ‘alim
8. Shad singkatan dari shadiq
Penafsiran Ibn’abbas juga diikuti oleh beberapa tabiin seperti Al-Dhahaq yang
mengartikan “alif lam Mim” dengan Allah Ar-rahman An-samad (Allah yang maha pengasih
lagi tempat meminta) dan seterusnya. Tidak ketinggalan,dalam mencari rahasia huruf potong ini
seorang orientadis (ahli ketimuran) yang bernama Sprenger.Katanya dalam ayat “thasin
mim”tersimpul dari (“ ِل يمسه اِل المطهرونtiada menyentuhnya melainkan orang yang
disucikan, sebab ada huruf thaalmutaharrun sedang pada sin dan mim tersimpul arti yamassi
(menyentuh)
Noldeke menganggap huruf potong pada permulaan itu termasuk ayat Al-Qur’an itu
sendiri.SedangSchwallaay berpendapat bahwa huruf potong itu singkatan dari nama sahabatyang
ditangan mereka ada sebagian naskah surat yang mereka riwayatkan dari nabi secara maknanya
saja (artinya teks dari kata kata itu adalah bahasa sahabat itu sendiri).Misalnya,kata schwallayn;
sa’ singkatan dari Sa’ ad bin Abiwaqqas,mim dari Al-Mughirah,nun dari Usman bin Affan,ha’
dari AbuHurairah dan sebagainya
Akan tetapi baik Noldeke maupun Schwallayn merasa pendiriannya tidak tepat sehingga
pada buku catatan berikutnya ia telah mengoreksi kesalahannya kembali.
Mujahid, seorang tabiin besar berpendapat,permulaan surah dengan huruf potong
itudimaksudkan sebagai peringatan atau menyadarkan si pembaca akan pentingnya makna ayat
berikutnya. Kebiasaan demikian pada syair yang dibuat orang Arab pada masa itu adalah dengan
memakai huruf-huruftanbih (peringatan untuk menarik perhatian orang) seperti: ala’ atau ama’
yang berarti ingatlah. Al-Qur’an memunculkan sesuatu yang baru yang tidak dikenal oleh
manusia sebelumnya untuk mewujudkan keistimewaan Al-Qur’an itu sebagai bagi si
pendengar.Al-Khuwibiy,yang hampir sama pendapatnya, mengatakanbahwa Muhammad sebagai
manusia biasa tentu saja waktu-waktu tidak terpusat benar pikirannya ketika ia menerima wahyu,
maka jibril menurunkan sebagian surah dengan terlebih dahulu menyebutkan “alif lam mim,alif
lam raa” dan seterusnya,agar nabi mengenali suara jibril sehingga nabi segera sadar bahwa
wahyu akan diturungkan.
Pendapat yang serupa dan lebih terarah lagi, dikemukakan oleh SayyidRasyidRidha
dalam tafsir manhar, kata beliaudengan huruf-huruf potong itu dimaksudkan agar nabi saw
segera ingat dan dapat menguasai alam rohaninya untuk semata-mata menerima wahyu dari jibril
dan mendapatkan perhatian kepadanya, selanjutnya beliau mengatakan bahwa tanbih pada
mulanya ditujukan kepada orang musrikinquraisy, kemudian kepada orang-orang ahli kitab di
Madinah.
Berturut turut mufasir besar seperti imam alrazy, alzarkasyiy, as shuyuthi, ibnkatsir,
ibnjarir menyebutkan dalam tafsir tafsir mereka bahwa soal makna huruf potong itu sebagai
tanbih (minta perhatian). Pada masa turunnya wahyu itu,orang orang kafir berusaha
mamalingkan perhatian orang orang yang hendak mendengar al-qur’an dengan mengatakan
“janganlah kalian dengarkan al-qur’an itu”. Mereka berupaya keras agar orang-orang yang belum
mengenal muhmammad tidak tertarik kepada beliau, karena itu Allah menurunkan sesuatu yang
belum mereka kenal untuk membungkam mulut mulut kaum kafir yang tidak senang itu dan
sekaligus menarik minat mereka mendengarkan al-qur’an,yakni dengan huruf huruf potong yang
belum ada dalam bahasa mereka, sehingga kalau huruf potong itu terdengar, mereka betut-betul
kagum dan heran, yang dengan itu justru mereka mengajak orang mendengarkan apa yang
disampaikan muhammad. Ringkasnya, huruf potong itulah sebagian dari daya tarik Al-Qur’an.
Khowatim adalah jama’ dari kata khatimah, yang berarti penutup atau akhiran atau
penghabisan. Khawatimus suwar menurut bahasa adalah beberapa penutupan dari surat-surat
Al-Qur’an.Menurut istilah, Khawatimus suwar ialah beberapa ungkapan yang menjadi
penutupdari surat-surat Al-Qur’an yang artinyamengisyaratkan akan berakhirnya pembicaraan
sehingga memacu untuk mengetahui hal-hal yang akan dibicarakan sesudahnya. Oleh karena
itu, sebenarnya penutupan-penutupan surat ini juga indah dan menarik sekali.
Tetapi sayangnya, Ilmu Khawatimus Suwar ini biasanya hanya digabungkan dengan Ilmu
Fawatih Suwar saja, dan tidak dibahas secara tuntas, melainkan hanya asal disebut adanya saja.
Belum ada ulama yang menulisnya secara khusus dan belum ada pula yang mengumpulkan
dalam satu kitab ada berapa macam jumlah penutupan-penutupan itu sebagai mana belum ada
pula yang mengklasifikasikan 114 surat Al-Qur’an ditutup dengan ungkapan-ungkapan apa saja.
Imam As Suyuthi dalam membahas khawatim al-suwar tidak begitu rinci sebagaimana
menerangkan fawatihus suwar. Ia menerangkan beberapa bentuk term sebagai penutup dari
surat-surat tersebut. Di situ diterangkan bahwa penutup surat diantaranya berupa : do’a,
wasiat faroidl, tahmid, tahlil, nasihat-nasihat, janji dan ancaman, dll.
Akan tetapi, menurut hasil penelitian, Khawatimus Suwar dari 114 surat Al-Qur’an ada 18
macam, yaitu:
Dan Katakanlah: "Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah pemberi
rahmat yang paling baik." (QS. al-Mu’minun: 118)
Terdapat juga dalam surat al-Baqarah: 286; al-Falaq: 2-5; Nuh: 28.
َّ ار
)14 :َّللاِ(الصف َ يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ُكونُوا أ َ ْن
َ ص
Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah. (QS. as-Shaf: 14)
Terdapat juga dalam surat ar-Ruum: 60; ad-Dhukhan: 59; al-A’la: 17-19; al-Fajr: 28; ad-Dhuha:
11, al-Ashr: 3.
Bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung. (QS. Ali Imran: 200)
Terdapat juga dalam surat an-Nahl: 128; al-Qomar: 54.
Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan, Maka
bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah
menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. dan Allah Maha mengetahui
segala sesuatu. (QS.an-Nisa’: 176)
ٌ يءٍ قَد
)١٢٠ :ِير (المائدة َ علَى ُك ِِّل
ْ ش َ َوه َُو
Dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. al-Ma’idah: 120)
Terdapat juga dalam surat al-Anfal: 75; al-Anbiya’: 112; an-Nur: 64; al-Luqman: 34; Fatir: 45; al-
Fushilat: 54; al-Hujurat: 18; al-Hadid: 28; al-Hasr: 24; al-Jumu’ah: 11; al-Munafiqun: 11; al-
Taghobun: 18; at-Thalaq: 18; al-Jin: 28; al-Mudatsir: 56: al-Qiyamah: 40; at-Tiin: 8.
Sesungguhnya Tuhanmu Amat cepat siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang. (QS. al-An’am: 165)
Terdapat juga dalam surat al-Furqon: 77; al-Ankabut: 69; al-Ahzab: 73; al-Mu’min: 85; al-Ahkaf:
35; Muhammad: 38; al-Fath: 29; ad-Dzariyat: 60; al-Mujadilah: 22; al-Muzammil: 20; al-Insan:
31; al-Muthofifin: 36; al-Insyiqaq: 25: at-Thariq: 17; al-Ghasiyah: 25-26; al-Balad: 20; as-Syam:
14-15; al-Bayinah: 8; al-Zalzalah: 8; al-Adiyat: 10-11; al-Humazah: 8-9; al-Ma’un: 4-8; al-Lahab:
3-5.
Maka sembahlah Dia, dan bertawakkallah kepada-Nya. dan sekali-kali Tuhanmu tidak lalai dari
apa yang kamu kerjakan. (QS. Huud: 123)
Terdapat juga dalam surat al-A’raf: 206; al-Hijr: 99; at-Tur: 49; an-Najm: 62; al-Alaq: 19.
)٥٢ :َو َما ه َُو ِإِل ِذ ْك ٌر ل ِْل َعا َلمِ ينَ (القلم
Dan Al-Qur’an itu tidak lain hanyalah peringatan bagi seluruh umat. (QS. al-Qalam: 52)
Terdapat juga dalam surat Yusuf: 111; Shad: 87-88; al-Buruj: 21-22.
berkatalah orang-orang kafir: "Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasul". Katakanlah:
"Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan kamu, dan antara orang yang mempunyai ilmu Al
Kitab". (QS. ar-Ra’du: 43)
)١٢٩ :علَ ْي ِه ت ََو َّك ْلتُ َوه َُو َربُّ ْالعَ ْر ِش ْالعَظِ ِيم (التوبة
َ َّللاُ ِل إِلَهَ إِِل ه َُو
َّ ي َ ِفَإ ِ ْن ت ََولَّ ْوا فَقُ ْل َح ْسب
jika mereka berpaling (dari keimanan), Maka Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada
Tuhan selain Dia. hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy
yang agung". (QS. at-Taubah: 129)
Terdapat juga dalam surat Ibrahim: 52; al-Kahfi: 110; al-Qashshash: 88; al-Lail: 19-21; al-Insyrah:
7-8; al-Ikhlas: 3-4.
Terdapat juga dalam surat al-Isra’: 111; an-Naml: 93; as-Shafat: 182; az-Zumar: 75; al-Jatsiyah:
36-37; ar-Rahman: 78; al-Waqiah: 96; al-Haaqqah: 52; an-Nasr: 3.
Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan Jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih
kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (QS. al-
Hajj: 78)
(Yaitu) jalan Allah yang Kepunyaan-Nya segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi.
(QS. asy-Syurah: 53)
Terdapat juga dalam surat al-Fatihah: 6-7; at-Taqwir: 27-29; al-Qodar: 3-5; al-Qori’ah: 3-11; al-
Quraysi: 3-4; an-Nas: 4-6.
Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; Maka siapakah yang
akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?". (QS. al-Mulk: 30)
)٣٩ :ذَلِكَ ْاليَ ْو ُم ْال َح ُّق فَ َم ْن شَا َء ات َّ َخذَ إِلَى َربِِّ ِه َمآبًا (النباء
Itulah hari yang pasti terjadi. Maka Barangsiapa yang menghendaki, niscaya ia menempuh jalan
kembali kepada Tuhannya. (QS. an-Naba’: 39)
Terdapat juga dalam surat al-Ma’arits: 44; an-Nazi’ati: 46; al-Infitor: 19.
)٣٠ :ع ْن ُه ْم َوا ْنتَظِ ْر ِإنَّ ُه ْم ُم ْنتَظِ ُرونَ (السجدة ْ فَأَع ِْر
َ ض
Maka berpalinglah kamu dari mereka dan tunggulah, Sesungguhnya mereka (juga) menunggu.
(QS. as-Sajadah: 30)
Terdapat juga dalam surat at-Tahaa: 135; asy-Syu’arah: 227; Saba’: 54; Qaaf: 45; al-
Mumtahanah: 13; at-Takatsur: 6-8.
KESIMPULAN
http://sanrawijaya15.blogspot.com/2012/05/tartib-al-ayat-wa-fawatih-as-suwar.html
http://sofhaladnan.blogspot.com/2016/12/tartib-ayat-dan-surah-surah-al-quran.html
https://www.alislamu.com/4892/tertib-ayat-dan-surat/
http://rokipandini.blogspot.com/2012/05/tartib-al-ayat-wa-fawatih-as-suwar.html
http://awatifbaqis.blogspot.com/2012/04/khawatimus-suwar.html
Referensi: https://tafsirweb.com/2206-surat-al-anam-ayat-82.html
Mardan,2010,jakarta selatan,madzhabciputat