Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ULUMUL QUR’AN

WUJUH AL-MUKHATABAT DALAM AL-QUR’AN

Makalah Ini Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Studi Ulumul Qur’an

Disusun oleh :

Nabila Baqiyatussalihah : 20111033

Nabila Carisya Andini : 18110941

Najwa Alifia Zuhri : 20111047

Zaitun Naimah : 20120047

Dosen Pengampu :

Dra. Nur Izzah. MA.

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

PRODI HUKUM EKONOMI SYARI’AH DAN MANAJEMEN ZAKAT DAN


WAKAF

INSTITUT ILMU AL-QUR’AN (IIQ) JAKARTA

2021 M / 1442 H

i
‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Atas segala rahmat dan karunia nya sehingga
makalah Ulumul Qur’an yang berjudul “Wujuh Al-Mukhatabat Dalam Al-Qur’an“
ini dapat dijelaskan dengan waktu yang direncanakan. Makalah ini kami ajukan
untuk memenuhi tugas kelompok perkuliahan. Shalawat dan salam semoga terlalu
terlimpahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga nya. Aamiin

Didalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari berbagai kesulitan-kesulitan


didalam menyelesaikan nya. Namun,berkat bantuan Yang Maha Kuasa dan dari
semua pihak serta dengan usaha yang maksimal sesuai kemampuan kami ,akhirnya
makalah ini kami dapat selesaikan dengan baik.

Kami menyadari penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan
baik dari sisi,maupun tata cara penulisan. Untuk itu kami mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaam makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Sekian
dan terimakasih.

Tangerang, 4 Desember 2021

Penyusun

(Kelompok 13)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................ii

DAFTAR ISI ………………………… ........................................................................iii

BAB l …………………………………. ........................................................................1

PENDAHULUAN ………………… ...........................................................................1

1. Latar Belakang …………. ..............................................................................................1


2. RumusanMasalah ...........................................................................................................1
3. Tujuan Makalah …………. ............................................................................................1

BAB II ………………………………………….. .........................................................2

PEMBAHASAN ………………………… ...................................................................2

1. Pengertian Wujuh Al- Mukhatabat ...........................................................................2


2. Contoh dalam Ayat Al-Qur’an ...................................................................................3
3. Khithab dalam Al- Qur’an .........................................................................................5
4. Pandangan Ibn Qayyim dan Ulama lain nya ............................................................9

BAB III …………………………………......................................................................11

PENUTUP ……………………………….....................................................................11

A. Kesimpulan …………………... ....................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ………………………..............................................................12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Al –Quran adalah kitab suci umat islam,sekaligus mukjizat terbesar yang di


wahyukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai wahyu Nabi akhir
zaman , Al-Qur’an dengan segala isinya banyak yang menjadi sumber keilmuan.

Dalam makalah ini, pemakalah mencoba mengangkat beberapa pembahasan


yang terkait dengan Wujuh Al-Mukhthabat dalam Al-Qur’an, mulai dari pengertian
nya,sampai contoh-contohnya dalam Al-Qur’an. Makalah ini tidak dapat membahas
secara lengkap dan tuntas masalah yang terkait,tetapi makalah ini setidaknya dapat
menggambarkan secara ringkas dan global apa itu Wujuh Al-Mukhtabat. Yang
penting kita dapat memahami ayat-ayat Al-Qur’an melalui mukhatib/penyampai
informasi/pembicara, Mukhathab/ mitra bicara, dan Khithab/ Kandungan
pembicaraan

2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dan batasan makalah ini adalah :


a. Khithab Al-Qur’an dibedakan menjadi tiga
b. Pandangan Ibn Qayyim dan Ulama lainnya
c. Contoh-contoh dalam ayat-ayat Al-Qur’an

3. Tujuan Makalah
a. Mengetahui dan memahami pengertian Wujuh Al-Muhkatabat
b. Mengetahui dan memahami contoh-contohnya yang ada di dalam Al-Qur’an
c. Mengatahui dan memahami pandangan Ibn Qayyim dan para ulama

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Wujuh Al-Mukhatabat

Khithabat adalah bentuk jamak dari ‫ خطاب‬, kata ini sekar dengan kata ‫خطبة‬
yang berarti penyampaian/pidato,yang biasanya di gunakan untuk penyampaian hal-
hal yang bersifat penting kepada sasaran tertentu. Penyampaian tentang keinginan
menikah dinamakan ‫ خطبة‬karena penyampaian tersebut dinilai sebagai sesuatu yang
penting. Wahyu-wahyu Allah dalam Al-Qur’an yang di sampaikan untuk umat
manusia dinamakan Khitbah/Khithabat karena apa dan bagaimanapun bentuk
penyampaian-Nya,maka itu adalah hal penting. Setiap percakapan memiliki beberapa
unsur yaitu: ‫ ( مخاطب‬Penyampaian informasi/ pembicara), ‫طب‬ َ ‫ ( ُمخَا‬Mitra bicara
yang kepadanya di tujukan Khithab), ‫ ( خطاب‬Kandungan pembicaraan)1

1. Mukhathib
Ayat ayat Al- Qur’an adalah kalam Allah. Dialah pembicaranya namun harus
digaris bawahi bahwa kalam siapapun termasuk kalam Allah dapat menjadi:
a. Ucapan si pengucap sekaligus pemiliknya
Firman Allah SWT di tujukan kepada Nabi Musa as

ْ َ‫َّس نَ ْعلَ ْيكَ ۖ إِنَّكَ ِبٱ ْل َوا ِد إِن ِٓى أَنَا َربُّكَ ف‬
‫ٱخلَ ْع‬ ِ ‫ط ًوى ٱ ْل ُمقَد‬
ُ

“Sesungguhnya Aku adalah Tuhanmu, maka bukalah alas kakimu sesungguhnya


engkau berada di lembah suci yang penuh berkah” (QS. Thaha [20]: 12)

Ucapan si pengucap/ penyampai dan sekaligus pemiliknya dapat merupakan


pesan atau informasi. Seperti perintah Allah untuk sholat,dan dapat juga merupakan
pengajaran untuk diucapkan. Surah Al –Fatihah adalah firman Allah sekaligus Dia
Pemiliknya, tetapi disana Allah mengajar kita untuk mengucapkan kata-kata tertentu.
Karena itu, jangan pahami bahwa ada Tuhan yang disembah Allah dengan dalih.
Bahwa di sana Allah berfirman:

ْ َ‫ِإيَّاكَ نَ ْعبُ ُد َو ِإيَّاكَ ن‬


ُ‫ستَ ِعين‬

1
Abdul Wahab Kallaf, Ilmu Ushul Fiqh, Quwait: Darul Qalam, 1997

2
“Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu memohon bantuan”
Khithah ini adalah salah satu bentuk pengajaran-Nya agar kita mengucapkan
seperti itu, paling tidak dalam shalat.’’

b. Ucapan si pengucap tetapi bukan dia pemiliknya.


Siapa yang menyampaikan informasi boleh jadi dia sekedar menyampaikan, tetapi
bukan dia pemiliknya. Al-Qur’an dinyatakan oleh Allah bahwa:

ُ‫يم ِإنَّ ۥه‬ ُ ‫لَقَ ْو ُل َر‬


ٍ ‫سو ٍل ك َِر‬

“Sesungguhnya dia (al-Qur’an) adalah ucapan Rasul yang mulia (yakni malaikat
Jibril
(QS. At-Takwir [81]: 19).
Yang dimaksud dengan ucapan di sini adalah penyampaian, yakni Jibril hanya
menyampaikan, bukan dia pemiliknya.2

2. Mukhathab
Mitra bicara dapat bermacam macam. Baik hadir maupun tidak,ada mukhathab
yang tertuju kepada semua manusia tanpa terkecuali, ada juga yang hanya kepada
yang beriman,ada lagi kepada manusia dalam kedudukannya sebagai suku Seperti,
bani isroil atau penganut agama seperti ahli kitab,Gender dan lain lain.

a. Am
Am dalam pengertian kebahasaan berarti menyeluruh dalam pandangan ulama
usul fikih yang dimaksud dengan istilah am adalah kata yang membuat seluruh
bagian dari kandungan lafazh sesuai dengan pengertian kebahasaan tanpa
pengecualian. Kata lain, am adalah kata yang mencakup semua makna yang terkait
tanpa batas.

b. Khash
Lafazh khash lafazh yang menunjukkan arti yang tertentu tidak meliputi arti umum.
Menurut istilah Adalah lafazh yang diciptakan untuk menunjukkan pada
perseorangan tertentu seperti Muhammad, atau menunjukkan satu jenis seperti laki
laki,atau menunjukkan beberapa satuan terbatas seperti 13, dan lafadz lafadz lain
yang menunjukkan bilangan beberapa satuan tetapi tidak mencakup semua satuan
satuan itu.

Dalam konteks ini, para pakar Al-Qur’an menemukan bahwa ada khithab Alquran
yang menggunakan :

a. Menggunakan interaksi yang bersifat umum dan di maksudnya memang


umum.

2
Nor Ichwan, Memahami Bahasa Al-Qur’an

3
Seperti Firman-Nya:

َٰ
َّ ‫َخلَقَ ُك ْم ث ُ َّم َر َزقَ ُك ْم ث ُ َّم يُ ِميت ُ ُك ْم ث ُ َّم يُحْ ِيي ُك ْم ۖ َه ْل ِمن ش َُر َكا ٓ ِئكُم َّمن َي ْف َع ُل ِمن ذَ ِلكُم ِمن ش َْىءٍ ۚ ٱلَّذِى‬
ُ‫ٱّلل‬
ُ‫س ْب َٰ َحنَ ۥه‬
ُ َ‫ع َّما يُش ِْركُون‬ َ ‫َوتَ َٰعَلَ َٰى‬

“Allah yang menciptakan kamu, lalu memberi kamu rezeki, lalu Mematikan kamu,
lalu menghidupkan kamu kembali. Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan
Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha Sucilah Dia dan
Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.” (QS ar-Rum [30]: 40).

b. Menggunakan redaksi khusus dan yang dimaksud adalah yang khusus itu
saja. Seperti:

‫سو ُل‬ َّ ‫سالَتَهُۥ َٰ َيٓأ َ ُّي َها‬


ُ ‫ٱلر‬ َ ‫نز َل ِإلَ ْيكَ ِمن َّر ِبكَ ۖ َو ِإن لَّ ْم تَ ْف َع ْل فَ َما َبلَّ ْغتَ ِر‬ِ ُ ‫ٱّللُ َب ِل ْغ َما ٓ أ‬
َّ ‫َي ْع ِص ُمكَ ِمنَ ۚۚ َو‬
ِ َّ‫ٱّللَ ٱلن‬
‫اس‬ َّ َّ‫ٱ ْل َٰ َك ِف ِرينَ ََل يَ ْهدِى ٱ ْلقَ ْو َم ۗ إِن‬

“Wahai Rasul (Nabi Muhammad SAW), sumpaikanlah apa yang diturunkan


kepadamu. Jika engkau tidak melakukan itu, maka engkau belum menyampaikan
risalah-Nya (Jangan khawatir!) Allah akan melindungimu dari gangguan manusia.”
(QS. Al-Ma’idah [5]: 67).

c. Menggunakan. Redaksi umum tetapi maksudnya khusus. Seperti

ُ ‫يرا َر َّب ُك ُم ٱلَّذِى ٱتَّقُوا َٰ َٓيأ َ ُّي َها ٱل َّن‬


‫اس‬ ً ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َج ًاَل َك ِث‬
َّ ‫ق ِم ْن َها َز ْو َج َها َو َب‬ َ َ‫َخلَقَكُم ِمن نَّ ْف ٍس َٰ َو ِح َد ٍة َو َخل‬
‫سا ٓ ًء ۚ َوٱتَّقُوا‬ َّ ‫سا ٓ َءلُونَ ِب ِۦه ٱلَّذِى‬
َ ِ‫ٱّللَ َون‬ َ َ‫ٱّللَ َو ْٱْلَ ْر َحا َم ت‬
َّ َّ‫علَ ْي ُك ْم َرقِيبًا ۚۚ إِن‬َ َ‫كَان‬
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan
kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari
pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya
kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim.
Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisa’ (1) )

d. Isinya khusus tetapi kandungannya ditujukan untuk umum. Seperti


Firman-Nya:

‫سا ٓ َء َٰ َيٓأ َ ُّي َها ٱلنَّ ِب ُّى‬ ِ ‫طلَّ ْقت ُ ُم‬


َ ‫ٱلن‬ ُ ْ‫ط ِلقُوهُنَّ ِل ِع َّد ِت ِهنَّ َوأَح‬
َ ‫صوا ٱ ْل ِع َّدةَ ِإذَا‬ َ َ‫ٱّللَ ۖۚ َوٱتَّقُوا ف‬
َّ َّ‫َر َّب ُك ْم ۖ ََل ت ُْخ ِر ُجوهُن‬
‫ش ٍة ُّمبَ ِينَ ٍة ۚ َوتِ ْلكَ ُحدُو ُد‬ َ ‫ٱّلل ِم ۢن بُيُوتِ ِهنَّ َو ََل يَ ْخ ُرجْ نَ إِ َّ َٓل أَن يَأْتِينَ ِب َٰفَ ِح‬ ِ َّ ‫فَقَ ْد ۚۚ َو َمن يَتَعَ َّد ُحدُو َد‬
ِ َّ ‫ٱّلل‬
َٰ
َ ‫ظلَ َم نَ ْف‬
‫سهُۥ‬ َّ ‫ِث بَ ْع َد ذَ ِلكَ أَ ْم ًرا ۚۚ ََل تَد ِْرى لَعَ َّل‬
َ َ‫ٱّلل‬ ُ ‫يُحْ د‬

4
“Wahai Nabi! Jika kamu hendak memulak istri-istri kamu, maka talaklah mereka
pada waktu mereka (menghadapi) iddah mereka (dalam keadaan suci (QS ath-
Thalaq [65]: 1).3

3. Khithab

Bentuk-Bentuk Pembicaraan (Khitab) dalam Al-Quran

Ibnu Al-Jauji, dalam Kitab An-Nafis, mengatakan bahwa ada 15 bentuk pembicaraan
dalam Al-Quran, Sebagian ulama mengatakan lebih daeri 30 bentuk. Diantara
bentuk-bentuk itu adalah :
A. Pembicaraan yang bersifat umum yang memang ditujukan untuk umum. Contoh
Q.S Ar-Rum : 40

‫للَاه الَّذِى ّخلّقّكهم ث ه َّم ّر ّزقّكهم ث ه َّم يه ِميتهكهم ث ه َّم يهح ِييكهم ؕ ّهل ِمن ش ّهر ّكا ٓ ِٕٮكهم َّمن َّيف ّع هل ِمن ذ ِلكهم ِمن‬
ٰ ّ
ّ‫ع َّما يهش ِركهون‬ ّ ‫سبحنّهؕ ّوتّعلى‬ ‫شّىءؕ ه‬

“Allah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, lalu mematikanmu,


kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara mereka yang kamu
sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu yang demikian itu?
Mahasuci Dia dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan”

B. Pembicaraan yang bersifat khusus dan memang ditujukan untuk khusus.


Contoh: Q.S Ali-Imran : 106

ّ ّ‫س ّودَّتْ هو هجو هه هه ْم أّ ّكفّ ْرت ه ْم بّ ْع ّد إِي ّمانِ هك ْم فّذهوقهوا ا ْلعّذ‬


‫اب‬ ْ ‫س ّود هو هجوه ۚ فّأ ّ َّما الَّ ِذينّ ا‬
ْ ّ‫يّ ْو ّم تّ ْبيّض هو هجوه ّوت‬
ّ‫بِ ّما هك ْنت ه ْم تّ ْكفه هرون‬

“Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang
hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka
dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah
azab disebabkan kekafiranmu itu”

C. Pembicaraan yang bersifat umum, tetapi yang dimaksud bersifat khusus.


Contohnya adalah ayat : An-Nisa :1
ّ ّ‫احدّة َّو ّخل‬
َّ ّ‫ق ِمن ّها ّزو ّج ّها ّوب‬ ِ ‫اس اتَّقهوا ّربَّ هك هم الَّذِى ّخلّقّكهم ِمن نَّفس َّو‬ ٰۤ
‫ث ِمن هه ّما ِر ّج ًال‬ ‫يـاّي ّها النَّ ه‬
‫علّيكهم ّرقِيبًا‬ ّ ّ‫للَاّ كّان‬ ّ ّ‫للَاّ الَّذِى ت‬
ٰ َّ‫سا ٓ ّءلهونّ بِهؕ ّوالّر ّحا ّم ؕ اِن‬ ٰ ‫سا ٓ ًء ۚ ّواتَّقهوا‬
ّ ِ‫ّكثِي ًرا َّون‬

“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari
diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya;

3
Nashr Hamid Abu Zaid ,Tekstualitas Al-Qur’an

5
dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta,
dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasimu”

D. Pembicaraan yang bersifat khusus, tetapi yang dimaksud adalah umum.


Contoh: Q.S Ath-Thalaq : 1
‫ط ِلقهوههنَّ ِل ِع َّدتِ ِهنَّ ّوأّحْ ه‬
َّ ‫صوا ٱ ْل ِع َّدةّ ۖ ّوٱتَّقهوا‬
َّ‫ٱّللّ ّربَّ هك ْم ۖ ّل ت ْهخ ِر هجوههن‬ ّ ّ‫سا ٓ ّء ف‬ ّ ‫يّٓأّي ّها ٱلنَّبِى إِذّا‬
ّ ِ‫طلَّ ْقت ه هم ٱلن‬
‫ٱّلل فّقّ ْد‬ ِ َّ ‫ِمن بهيهوتِ ِهنَّ ّو ّل يّ ْخ هرجْ نّ ِإ َّ ٓل أّن يّأْتِينّ ِبفّ ِحشّة مبّ ِينّة ۚ ّوتِ ْلكّ هحدهو هد‬
ِ َّ ‫ٱّلل ۚ ّو ّمن يّتّعّ َّد هحدهو ّد‬
‫ِث بّ ْع ّد ذّ ِلكّ أّ ْم ًرا‬ َّ ‫سههۥ ۚ ّل تّد ِْرى لّعّ َّل‬
‫ٱّللّ يهحْ د ه‬ ّ
ّ ‫ظلّ ّم نّ ْف‬

“Hai Nabi, apabila kamu menceraikan isteri-isterimu maka hendaklah kamu


ceraikan mereka pada waktu mereka dapat (menghadapi) iddahnya (yang wajar)
dan hitunglah waktu iddah itu serta bertakwalah kepada Allah Tuhanmu. Janganlah
kamu keluarkan mereka dari rumah mereka dan janganlah mereka (diizinkan) ke
luar kecuali mereka mengerjakan perbuatan keji yang terang. Itulah hukum-hukum
Allah dan barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sesungguhnya
dia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Kamu tidak mengetahui barangkali
Allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru.”

E. Pembicaraan untuk jenis profesi tertentu. Contoh: Q.S Al-Azhab : 50

ّ‫علّ ْيك‬ َّ ‫ورههنَّ ّو ّما ّملّكّتْ يّ ِمينهكّ ِم َّما أّفّا ّء‬


ّ ‫للَاه‬ ّ ‫الَّلتِي آتّيْتّ أ ه هج‬ َّ ّ‫يّا أّي ّها النَّبِي إِنَّا أّحْ لّ ْلنّا لّكّ أّ ْز ّوا ّجك‬
‫ام ّرأّةً همؤْ ِمنّةً ِإ ْن‬
ْ ‫الَّلتِي ّها ّج ْرنّ ّم ّعكّ ّو‬َّ ّ‫ت ّخ ّالتِك‬ ِ ‫ت ّخا ِلكّ ّو ّبنّا‬ ِ ‫ع َّماتِكّ ّو ّبنّا‬
ّ ‫ت‬ ِ ‫ت ع ِّمكّ ّو ّبنّا‬ ِ ‫ّو ّبنّا‬
‫ع ِل ْمنّا ّما‬ ِ ‫صةً لّكّ ِم ْن د‬
ّ ‫هون ا ْل همؤْ ِمنِينّ ۗ قّ ْد‬ ّ ‫ستّ ْن ِك ّح ّها ّخا ِل‬ْ ّ‫س ّها ِللنَّ ِبي ِ إِ ْن أّ ّرا ّد النَّ ِبي أّ ْن ي‬
ّ ‫ّو ّهبّتْ نّ ْف‬
‫ورا ّر ِحي ًما‬ ً ‫غف ه‬ّ ‫للَاه‬
َّ ّ‫علّ ْيكّ ّح ّرج ۗ ّوكّان‬ ّ ّ‫اج ِه ْم ّو ّما ّملّكّتْ أّ ْي ّمانه هه ْم ِل ّكي َّّْل يّكهون‬ِ ‫علّي ِْه ْم فِي أّ ْز ّو‬ّ ‫ضنّا‬ ْ ‫فّ ّر‬

“Hai Nabi, sesungguhnya Kami telah menghalalkan bagimu isteri-isterimu yang


telah kamu berikan mas kawinnya dan hamba sahaya yang kamu miliki yang
termasuk apa yang kamu peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah
untukmu, dan (demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara laki-laki
bapakmu, anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak
perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara
perempuan ibumu yang turut hijrah bersama kamu dan perempuan mukmin yang
menyerahkan dirinya kepada Nabi kalau Nabi mau mengawininya, sebagai
pengkhususan bagimu, bukan untuk semua orang mukmin. Sesungguhnya Kami telah
mengetahui apa yang Kami wajibkan kepada mereka tentang isteri-isteri mereka dan
hamba sahaya yang mereka miliki supaya tidak menjadi kesempitan bagimu. Dan
adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

F. Pembicaraan untuk jenis keturunan tertentu,


G. Pembicaraan untuk individu tertentu

6
Contoh : Q.S al-baqarah : 35

ّ ‫سك ْهن أّ ْنتّ ّو ّز ْو هجكّ ا ْل ّجنَّةّ ّوك ّهَّل ِم ْن ّها ّر‬


‫غدًا‬ ْ ‫ ّوقه ْلنّا ّيا آ ّد هم ا‬.

َّ ‫ش ّج ّرةّ فّتّكهونّا ِمنّ ال‬


ّ‫ظا ِل ِمين‬ َّ ‫شئْت ه ّما ّو ّل تّ ْق ّربّا ّه ِذ ِه ال‬ ‫ّحي ه‬
ِ ‫ْث‬

“Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan
makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu
sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk
orang-orang yang zalim.”

H. Pembicaraan yang berisikan pujian, Contoh: Q.S al-baqarah: 183

ّ‫علّى الَّ ِذينّ ِم ْن قّ ْب ِل هك ْم لّعّلَّ هك ْم تّتَّقهون‬ ِ ‫علّ ْي هك هم‬


ّ ِ‫الصيّا هم ّك ّما هكت‬
ّ ‫ب‬ ّ ِ‫يّا أّي ّها الَّ ِذينّ آ ّمنهوا هكت‬
ّ ‫ب‬

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana


diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”

I. Pembicaraan yang berisi celaan, Contoh : Q.S Al-Kaafirun : 1

ّ‫قه ْل يٓاّي ّها ا ْلك ِف هر ْون‬

“Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir!”

J. Pembicaraan yang berisikan penghinaan, Contoh : Q.S Shad :77

. ‫اخ هرجْ ِم ْن ّها فّ ِإنَّكّ ّر ِجيم‬


ْ ّ‫قّا ّل ف‬

Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah
orang yang terkutuk”

K. Pembicaraan yang berisikan olok-olok, Contoh: Q.S Ad-Dukhan:49

‫ذهقْ ِإنَّكّ أّ ْنتّ ا ْل ّع ِز ه‬


‫يز ا ْلك ِّري هم‬

“Rasakanlah, sesungguhnya kamu orang yang perkasa lagi mulia.”

L. Pembicaraan untuk orang banyak dengan menggunakan bentuk tunggal, Contoh :


Q.S Al-Infithar : 6

7
ِ ‫غ َّركّ بِ ّربِكّ ا ْلك ِّر‬
‫يم‬ ّ ‫سانه ّما‬ ِ ْ ‫يّا أّي ّها‬
ّ ‫اْل ْن‬

“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka)


terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah.”
M. Pembicaraan untuk satu orang dengan menggunakan bentuk jamak. Contoh : Q.S
Al-Mu’minun : 51

ّ ّ‫صا ِل ًحا ۖ إِنِي ِب ّما تّ ْع ّملهون‬


‫ع ِليم‬ ّ ‫ت ّوا ْع ّملهوا‬
ِ ‫ط ِيبّا‬ ‫يّا أّي ّها الر ه‬
َّ ‫س هل هكلهوا ِمنّ ال‬

“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal
yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”

N. Pembicaraan untuk satu orang dengan menggunakan bentuk dua. Contoh: Q.S
Qaf : 21

ّ ‫ّو ّجا ّءتْ كهل نّ ْفس ّمعّ ّها‬


‫سائِق ّوش ِّهيد‬

“Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring
dan seorang malaikat penyaksi”

O. Pembicaraan untuk dua orang dengan menggunakan bentuk tunggal. Contoh :


Q.S Thaha : 49
ّ ‫قّا ّل فّ ّم ْن ّرب هك ّما يّا همو‬
. ‫سى‬

“Berkata Fir'aun: "Maka siapakah Tuhanmu berdua, hai Musa?”


P. Pembicaraan untuk dua orang dengan menggunakan bentuk jamak. Contoh : Q.S
Yunus : 874
َّ ‫سى ّوأّ ِخي ِه أّ ْن تّ ّب َّوآ ِلقّ ْو ِم هك ّما ِب ِمص ّْر بهيهوت ًا ّواجْ ّعلهوا بهيهوتّ هك ْم ِق ْبلّةً ّوأّ ِقي هموا ال‬
ۗ ّ‫ص َّّلة‬ ّ ‫ّوأّ ْو ّح ْينّا ِإلّى همو‬
ّ‫ّوبّش ِِر ا ْل همؤْ ِمنِين‬

“Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: "Ambillah olehmu berdua
beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah
olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu sembahyang serta
gembirakanlah orang-orang yang beriman”

Sebagian ulama mengatakan bahwa pembicaraan dalam Al-Quran dibagi dakam tiga
bentuk saja :
1. Pembicaraan yang hanya dituju kepada Nabi
2. Pembicaraan yang hanya dituju kepada selain Nabi

4
Basihun Anwar, Zubdah Al-Itqaan Fi Ulumul Quran A-Suyuti. Bandung, 1999, hlm. 241-251

8
3. Pembicaraan yang hanya dituju kepada Nabi dan selainnya

Q. Pandangan Ibn Qayyim Dan Para Ulama

Ada beberapa ulama yang berkata pembicaraan-pembicaraan Khitab Al-


Quran itu terbagi menjadi tiga macam yaitu:

Pertama yang tidak layak kecuali hanya ditujukan kepada Rasulullah s a


w. Kedua yang tidak layak kecuali ditujukan kepada selain Rasulullah s a w.
ketiga yang layak ditujukan kepada keduanya

Ibnu Qayyim berkata: perhatikanlah pembicaraan Al-Quran maka kamu


akan mendapatkan yang Maha Raja di mana semua kerajaan itu adalah milik-Nya,
segala puji itu milik-Nya, segala kendali urusan itu ada pada tangan-Nya,
sumbernya dari-Nya dan kembali kepada-Nya, bersemayam diatas Arsy, tiada
sesuatu pun yang tersembunyi dari-Nya dari segenap penjuru kerajaan-Nya yang
mengetahui apa yang ada pada jiwa semua hamba-Nya mengetahui rahasia-
rahasia dan apa yang mereka lakukan dengan terang-terangan, sendiri dalam
mengatur kerajaannya, yang Melihat, Mendengar, Memberi dan Menghalangi,
memberi pahala dan menyiksa, memuliakan dan menghinakan, menciptakan dan
memberi rezeki menghidupkan dan yang mematikan, yang menentukan
menetapkan dan mengatur, semua urusan itu turun darinya, baik yang kecil
maupun yang besar, dan naik kepadanya, tidak ada sesuatu sekecil dzarrah pun
yang bergerak kecuali atas izin-Nya, tiada satu daun pun yang jatuh kecuali atas
sepengetahuan-Nya. Maka perhatikanlah bagaimana Dia memuji kepada diri-Nya
sendiri mengagungkan diri-Nya, memuji diri-Nya, menasihati hamba-hamba-Nya,
menunjukkan apa yang akan membuat mereka selamat dan bahagia, mendorong
mereka untuk melaksanakannya, mengingatkan mereka kepada segala hal yang
dapat mencelakakan mereka. Dan mengenalkan nama-nama dan sifat-sifat-Nya
kepada mereka, mengingatkan nikmat-nikmat itu kepada mereka, menyuruh
mereka agar melakukan hal-hal yang dapat menyempurnakan kenikmatan itu dan
mengingatkan mereka terhadap hal-hal yang menyebabkan kemurkaan-Nya

Dia menyebutkan kepada mereka kehormatan yang dipersiapkan kepada


orang yang taat kepada-Nya dan hukuman bagi orang yang durhaka dia
memberitahukan kepada mereka apa yang telah dia perbuat kepada wali-Nya dan
kepada para musuh-Nya. Dan Bagaimanakah akibat dari mereka dan mereka itu.
Dia memuji para wali-Nya dengan menyebut amal-amal kebaikan mereka dan
sifat-sifat mereka yang bagus dan memuji musuh-musuh-Nya dengan
menyebutkan perbuatan-perbuatan mereka yang jelek Dan sifat-sifat mereka yang
buruk. Dia membuat perumpamaan-perumpamaan, menjelaskan beranekaragam
Dalil dan bukti menerangkan berbagai macam kesalahpahaman musuh-musuh-
Nya dengan penjelasan-penjelasan yang baik. Dia membenarkan orang yang
benar dan menyatakan bohong kepada orang yang berbohong. Ia mengatakan

9
yang benar, menunjukkan jalan dan mengajak ke surga. Dia menjelaskan sifat-
sifat Surga itu dan kenikmatan yang ada padanya. Dia memberikan ancaman
dengan neraka Dan menyebutkan sifat-sifatnya dan siksa-siksa yang ada padanya
Dia mengingatkan kebutuhan para hambanya kepadanya pada semua hal dan
keadaan dan bahwa mereka tidak akan pernah terlepas darinya sekejap mata pun
dia menyebutkan kepada mereka bahwa dia tidak membutuhkan mereka dan
semua yang ada dan dialah yang Maha kaya dengan sendirinya dan segala sesuatu
selainnya membutuhkan kepadanya dari bahwa tidak ada seorang pun yang
mendapatkan kebaikan sebesar biji Zarah pun kecuali karena karunia dan
rahmatnya dan tidak mendapatkan kejahatan sebesar biji Zarah pun kecuali
keadilan dan hikmahnya. Dan walaupun demikian dia mengampuni kesalahan-
kesalahan Mereka menerima alasan alasan mereka, memperbaiki kerusakan-
kerusakan mereka, membela mereka menolong mereka. dialah pelindung mereka
yang benar, menolong mereka dari musuh mereka. dia adalah sebaik-baik
pelindung dan sebaik-baik penolong

Jika hati telah menyaksikan dari Al-Quran itu maka Maha raja yang Maha
Agung Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih Yang Maha Indah. Inilah
keadaannya maka Bagaimanakah hati itu tidak mencintainya dan berlomba-lomba
untuk dekat dengannya mencurahkan semua nafasnya untuk kecintaan kepadanya
sehingga dia menjadi yang paling dicintainya daripada yang lainnya. Keridhaan-
Nya lebih diutamakan dari keridaan selainnya. Maka bagaimanakah hati itu tidak
gemetar karena menyebutnya dan kecintaan dan kerinduan kepadanya itu menjadi
makanannya, kekuatan dan obatnya, dimana itu jika hilang maka dia tidak akan
mengambil manfaat apapun dari kehidupannya

Ada beberapa ulama terdahulu yang berkata Al-Quran itu diturunkan


berdasarkan 30 macam, dimana setiap macam nya berbeda dengan yang lainnya.
Maka barangsiapa yang mengetahui semua itu, kemudian berbicara tentang agama
ini, maka dia tidak akan benar dan diberi Taufiq. Dan pembicara agama yang
tidak mengetahuinya, maka kesalahan menjadi lebih dekat kepadanya. yaitu Al
Makky dan Al Madany, Nasikh Wal-Mansukh, Muhkam dan Mutasyabih, yang
didahulukan dan diakhirkan yang terputus dan yang bersambung, yang dibuang
dan disembunyikan, yang khas dan yang am, perintah dan larangan, janji dan
ancaman, hukum-hukum mad dan hukum-hukum yang umum, berita, pertanyaan,
penghormatan, huruf-huruf yang berubah-ubah maknanya, penerimaan alasan dan
pemberian peringatan, hujjah dan pengambilan hujjah, nasihat-nasihat,
perumpamaan-perumpamaan dan sumpah. 5

5
Marzuqi Ammar, Farikh. Samudera Ulumul Qur’an. Surabaya, 2008, hlm.152-154

10
11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Al-Khithabat merupakan bentuk bentuk penyampaian atas kalam Allah


yang dituju kepada sasaran tertentu, Muqatil bin Sulaiman meriwayatkan yang
disandarkan kepada Nabi : Seseorang tidak akan benar-benar paham Al-Quran
sebelum dia mengetahui makna yang beragam (wujuh) dari Al-Quran. Dan Ibnu
Asakir meriwayatkan sebuah hadits yang berasal dari Hammad Zaid, dari Ayyub,
dari Abu Qalabah, dari Abu Darda : Sesungguhnya engkau tidak akan benar-benar
paham Al-Quran sebelum engkau mengetahui makna-makna Al-Quran dalam
berbagai ragam: dimana seorang pembaca Al-Quran akan mendapatkan bahwa ayat-
ayatnya menampakkan wajah nya dari perpekstif dan latar belakang ia membacanya,
seperti permukaan berlian yang memberikan cahaya yang beragam dari semua sudut
pandang yang berbeda-beda.

12
Daftar Pustaka

Abdul Wahab Kallaf, Ilmu Ushul Fiqh, Quwait: Darul Qalam, 1997
Nor Ichwan, Memahami Bahasa Al-Qur’an , Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2002
Nashr Hamid Abu Zaid ,Tekstualitas Al-Qur’an ,Yogyakarta : PT LKis
Pelangi Aksara , 2005
Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir ,( Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2005 )
Quraish Shihab, Kaidah Tafsir , Tangerang : Lentera Hati 2013.
Abdur Rahman bin Abu Bakar al-Suyūtī, al-itqān Fī Ulūm al-Qur'an
(Lebanon: ar-Risālah, 2008), 488
Abdur Rahman bin Abu Bakar al-Suyūtī, al-Itqān Fī Ulūm al-Qur'an, 489.
Kemenag RI, Al-Qur'an Dan Terjemahannya, (Jakarta : Kemenag RI, 2017)
Mannā', Khalil al-Qattan, Mubāhith fi Ulūm Al-Qur'an, ( Beurut: Dar al-
Wahbah, 2000), 196.
Kemenag RI, Al-Qur'an Dan Terjemahannya, (Jakarta : Kemenag RI, 2017)
Mannā', Khalil al-Qattan, Mubāhith fi Ulūm Al-Qur'an, ( Beurut: Dar al-
Wahbah, 2000), 196.
Marzuqi Ammar, Farikh. Samudera Ulumul Qur’an. Surabaya, 2008,
hlm.152-154
Basihun Anwar, Zubdah Al-Itqaan Fi Ulumul Quran A-Suyuti. Bandung,
1999, hlm. 241-251

13

Anda mungkin juga menyukai