Disusun oleh :
Dosen Pengampu :
2021 M / 1442 H
i
بسم هللا الرحمن الرحيم
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Atas segala rahmat dan karunia nya sehingga
makalah Ulumul Qur’an yang berjudul “Wujuh Al-Mukhatabat Dalam Al-Qur’an“
ini dapat dijelaskan dengan waktu yang direncanakan. Makalah ini kami ajukan
untuk memenuhi tugas kelompok perkuliahan. Shalawat dan salam semoga terlalu
terlimpahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga nya. Aamiin
Kami menyadari penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan
baik dari sisi,maupun tata cara penulisan. Untuk itu kami mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaam makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Sekian
dan terimakasih.
Penyusun
(Kelompok 13)
ii
DAFTAR ISI
PENUTUP ……………………………….....................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan Makalah
a. Mengetahui dan memahami pengertian Wujuh Al-Muhkatabat
b. Mengetahui dan memahami contoh-contohnya yang ada di dalam Al-Qur’an
c. Mengatahui dan memahami pandangan Ibn Qayyim dan para ulama
1
BAB II
PEMBAHASAN
Khithabat adalah bentuk jamak dari خطاب, kata ini sekar dengan kata خطبة
yang berarti penyampaian/pidato,yang biasanya di gunakan untuk penyampaian hal-
hal yang bersifat penting kepada sasaran tertentu. Penyampaian tentang keinginan
menikah dinamakan خطبةkarena penyampaian tersebut dinilai sebagai sesuatu yang
penting. Wahyu-wahyu Allah dalam Al-Qur’an yang di sampaikan untuk umat
manusia dinamakan Khitbah/Khithabat karena apa dan bagaimanapun bentuk
penyampaian-Nya,maka itu adalah hal penting. Setiap percakapan memiliki beberapa
unsur yaitu: ( مخاطبPenyampaian informasi/ pembicara), طب َ ( ُمخَاMitra bicara
yang kepadanya di tujukan Khithab), ( خطابKandungan pembicaraan)1
1. Mukhathib
Ayat ayat Al- Qur’an adalah kalam Allah. Dialah pembicaranya namun harus
digaris bawahi bahwa kalam siapapun termasuk kalam Allah dapat menjadi:
a. Ucapan si pengucap sekaligus pemiliknya
Firman Allah SWT di tujukan kepada Nabi Musa as
ْ ََّس نَ ْعلَ ْيكَ ۖ إِنَّكَ ِبٱ ْل َوا ِد إِن ِٓى أَنَا َربُّكَ ف
ٱخلَ ْع ِ ط ًوى ٱ ْل ُمقَد
ُ
1
Abdul Wahab Kallaf, Ilmu Ushul Fiqh, Quwait: Darul Qalam, 1997
2
“Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu memohon bantuan”
Khithah ini adalah salah satu bentuk pengajaran-Nya agar kita mengucapkan
seperti itu, paling tidak dalam shalat.’’
“Sesungguhnya dia (al-Qur’an) adalah ucapan Rasul yang mulia (yakni malaikat
Jibril
(QS. At-Takwir [81]: 19).
Yang dimaksud dengan ucapan di sini adalah penyampaian, yakni Jibril hanya
menyampaikan, bukan dia pemiliknya.2
2. Mukhathab
Mitra bicara dapat bermacam macam. Baik hadir maupun tidak,ada mukhathab
yang tertuju kepada semua manusia tanpa terkecuali, ada juga yang hanya kepada
yang beriman,ada lagi kepada manusia dalam kedudukannya sebagai suku Seperti,
bani isroil atau penganut agama seperti ahli kitab,Gender dan lain lain.
a. Am
Am dalam pengertian kebahasaan berarti menyeluruh dalam pandangan ulama
usul fikih yang dimaksud dengan istilah am adalah kata yang membuat seluruh
bagian dari kandungan lafazh sesuai dengan pengertian kebahasaan tanpa
pengecualian. Kata lain, am adalah kata yang mencakup semua makna yang terkait
tanpa batas.
b. Khash
Lafazh khash lafazh yang menunjukkan arti yang tertentu tidak meliputi arti umum.
Menurut istilah Adalah lafazh yang diciptakan untuk menunjukkan pada
perseorangan tertentu seperti Muhammad, atau menunjukkan satu jenis seperti laki
laki,atau menunjukkan beberapa satuan terbatas seperti 13, dan lafadz lafadz lain
yang menunjukkan bilangan beberapa satuan tetapi tidak mencakup semua satuan
satuan itu.
Dalam konteks ini, para pakar Al-Qur’an menemukan bahwa ada khithab Alquran
yang menggunakan :
2
Nor Ichwan, Memahami Bahasa Al-Qur’an
3
Seperti Firman-Nya:
َٰ
َّ َخلَقَ ُك ْم ث ُ َّم َر َزقَ ُك ْم ث ُ َّم يُ ِميت ُ ُك ْم ث ُ َّم يُحْ ِيي ُك ْم ۖ َه ْل ِمن ش َُر َكا ٓ ِئكُم َّمن َي ْف َع ُل ِمن ذَ ِلكُم ِمن ش َْىءٍ ۚ ٱلَّذِى
ُٱّلل
ُس ْب َٰ َحنَ ۥه
ُ َع َّما يُش ِْركُون َ َوتَ َٰعَلَ َٰى
“Allah yang menciptakan kamu, lalu memberi kamu rezeki, lalu Mematikan kamu,
lalu menghidupkan kamu kembali. Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan
Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha Sucilah Dia dan
Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.” (QS ar-Rum [30]: 40).
b. Menggunakan redaksi khusus dan yang dimaksud adalah yang khusus itu
saja. Seperti:
4
“Wahai Nabi! Jika kamu hendak memulak istri-istri kamu, maka talaklah mereka
pada waktu mereka (menghadapi) iddah mereka (dalam keadaan suci (QS ath-
Thalaq [65]: 1).3
3. Khithab
Ibnu Al-Jauji, dalam Kitab An-Nafis, mengatakan bahwa ada 15 bentuk pembicaraan
dalam Al-Quran, Sebagian ulama mengatakan lebih daeri 30 bentuk. Diantara
bentuk-bentuk itu adalah :
A. Pembicaraan yang bersifat umum yang memang ditujukan untuk umum. Contoh
Q.S Ar-Rum : 40
للَاه الَّذِى ّخلّقّكهم ث ه َّم ّر ّزقّكهم ث ه َّم يه ِميتهكهم ث ه َّم يهح ِييكهم ؕ ّهل ِمن ش ّهر ّكا ٓ ِٕٮكهم َّمن َّيف ّع هل ِمن ذ ِلكهم ِمن
ٰ ّ
ّع َّما يهش ِركهون ّ سبحنّهؕ ّوتّعلى شّىءؕ ه
“Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang
hitam muram. Adapun orang-orang yang hitam muram mukanya (kepada mereka
dikatakan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah
azab disebabkan kekafiranmu itu”
“Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari
diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya;
3
Nashr Hamid Abu Zaid ,Tekstualitas Al-Qur’an
5
dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang
banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta,
dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan
mengawasimu”
6
Contoh : Q.S al-baqarah : 35
“Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan
makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu
sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk
orang-orang yang zalim.”
Allah berfirman: "Maka keluarlah kamu dari surga; sesungguhnya kamu adalah
orang yang terkutuk”
7
ِ غ َّركّ بِ ّربِكّ ا ْلك ِّر
يم ّ سانه ّما ِ ْ يّا أّي ّها
ّ اْل ْن
“Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal
yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
N. Pembicaraan untuk satu orang dengan menggunakan bentuk dua. Contoh: Q.S
Qaf : 21
“Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat penggiring
dan seorang malaikat penyaksi”
“Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya: "Ambillah olehmu berdua
beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah
olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu sembahyang serta
gembirakanlah orang-orang yang beriman”
Sebagian ulama mengatakan bahwa pembicaraan dalam Al-Quran dibagi dakam tiga
bentuk saja :
1. Pembicaraan yang hanya dituju kepada Nabi
2. Pembicaraan yang hanya dituju kepada selain Nabi
4
Basihun Anwar, Zubdah Al-Itqaan Fi Ulumul Quran A-Suyuti. Bandung, 1999, hlm. 241-251
8
3. Pembicaraan yang hanya dituju kepada Nabi dan selainnya
9
yang benar, menunjukkan jalan dan mengajak ke surga. Dia menjelaskan sifat-
sifat Surga itu dan kenikmatan yang ada padanya. Dia memberikan ancaman
dengan neraka Dan menyebutkan sifat-sifatnya dan siksa-siksa yang ada padanya
Dia mengingatkan kebutuhan para hambanya kepadanya pada semua hal dan
keadaan dan bahwa mereka tidak akan pernah terlepas darinya sekejap mata pun
dia menyebutkan kepada mereka bahwa dia tidak membutuhkan mereka dan
semua yang ada dan dialah yang Maha kaya dengan sendirinya dan segala sesuatu
selainnya membutuhkan kepadanya dari bahwa tidak ada seorang pun yang
mendapatkan kebaikan sebesar biji Zarah pun kecuali karena karunia dan
rahmatnya dan tidak mendapatkan kejahatan sebesar biji Zarah pun kecuali
keadilan dan hikmahnya. Dan walaupun demikian dia mengampuni kesalahan-
kesalahan Mereka menerima alasan alasan mereka, memperbaiki kerusakan-
kerusakan mereka, membela mereka menolong mereka. dialah pelindung mereka
yang benar, menolong mereka dari musuh mereka. dia adalah sebaik-baik
pelindung dan sebaik-baik penolong
Jika hati telah menyaksikan dari Al-Quran itu maka Maha raja yang Maha
Agung Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih Yang Maha Indah. Inilah
keadaannya maka Bagaimanakah hati itu tidak mencintainya dan berlomba-lomba
untuk dekat dengannya mencurahkan semua nafasnya untuk kecintaan kepadanya
sehingga dia menjadi yang paling dicintainya daripada yang lainnya. Keridhaan-
Nya lebih diutamakan dari keridaan selainnya. Maka bagaimanakah hati itu tidak
gemetar karena menyebutnya dan kecintaan dan kerinduan kepadanya itu menjadi
makanannya, kekuatan dan obatnya, dimana itu jika hilang maka dia tidak akan
mengambil manfaat apapun dari kehidupannya
5
Marzuqi Ammar, Farikh. Samudera Ulumul Qur’an. Surabaya, 2008, hlm.152-154
10
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
12
Daftar Pustaka
Abdul Wahab Kallaf, Ilmu Ushul Fiqh, Quwait: Darul Qalam, 1997
Nor Ichwan, Memahami Bahasa Al-Qur’an , Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2002
Nashr Hamid Abu Zaid ,Tekstualitas Al-Qur’an ,Yogyakarta : PT LKis
Pelangi Aksara , 2005
Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir ,( Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2005 )
Quraish Shihab, Kaidah Tafsir , Tangerang : Lentera Hati 2013.
Abdur Rahman bin Abu Bakar al-Suyūtī, al-itqān Fī Ulūm al-Qur'an
(Lebanon: ar-Risālah, 2008), 488
Abdur Rahman bin Abu Bakar al-Suyūtī, al-Itqān Fī Ulūm al-Qur'an, 489.
Kemenag RI, Al-Qur'an Dan Terjemahannya, (Jakarta : Kemenag RI, 2017)
Mannā', Khalil al-Qattan, Mubāhith fi Ulūm Al-Qur'an, ( Beurut: Dar al-
Wahbah, 2000), 196.
Kemenag RI, Al-Qur'an Dan Terjemahannya, (Jakarta : Kemenag RI, 2017)
Mannā', Khalil al-Qattan, Mubāhith fi Ulūm Al-Qur'an, ( Beurut: Dar al-
Wahbah, 2000), 196.
Marzuqi Ammar, Farikh. Samudera Ulumul Qur’an. Surabaya, 2008,
hlm.152-154
Basihun Anwar, Zubdah Al-Itqaan Fi Ulumul Quran A-Suyuti. Bandung,
1999, hlm. 241-251
13