Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ILMU BALAGAH
QASHR, WASHL, FASHL
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah IlmuBalagah
Dosen Pengampu : Bapak Mastur, M.Pd.I

Disusun Oleh : Kelompok 4

UlilMaghfiroh
SitiMaufiroh
LailatulAmaliyah
MariyatulAlawiyah

ILMU ALQUR’AN DAN TAFSIR II


FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN HUMANIORA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) JEMBER
2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Segalapuji kami haturkankehadiranilahirobbi yang manadenganrahmat,


sertapertolonganya, kami selakupemakalahdapatmenyelasaikanmakalahinidengantepatwaktu.
Sholawatsertasalamsenatiasasemogaterlimpah-curahkankepadanabi Muhammad S.A.W., yang
manasyafaatnyabeliaulah yang kitanantikan di haripembalasan.
Selanjutnya kami
daripemakalahmenyadaridengansangatbahwamakalahinisangatlahjauhdarisempurna,
olehkarenaitu, kritikdan saran yang membangunsangat kami
harapkandaripembacamaupundosenpengampudarimatakuliahIlmubalagah.
Harapan yang sangat kami inginadalahkemanfaatanmakalahini, bagi kami, bagipembaca,
danjugasegalamateri yang
tertuangdalammakalahinitidakakantersajisedemikianrupatanpaadanyapihak-pihak yang
membantu, olehkarenaitu, terimakasihsedalam-dalamnya kami sampaikandarilubukhati yang
terdalam. Sekiansepucukpengantardari kami, semogabermanfaat.

Jember, 04 Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI
Halamanjudul..............................................................................
Kata pengantar.............................................................................
Daftarisi.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latarbelakang..............................................................................
b. Rumusanmasalah.........................................................................
c. Tujuanmasalah............................................................................

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Qashar ......................................................................


2. Jenis-jenis Qashr.........................................................................
3. Pengertian Washl.........................................................................
4. Tempat-tempat Washl.................................................................
5. Pengertian Fashl ..........................................................................
6. Tempat-tempat Fashl...................................................................

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan..................................................................................
Daftarpustaka..............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW, kemukjizatannya
terkandung pada aspek bahasa dan isinya. Di aspek bahasa Al-Qur’an mempunyai tingkat
fasohah dan balagah yang tinggi. Sedangkan dari aspek isi pesan dan kandungan maknanya
melampaui batas-batas kemampuan manusia. Banyak dari ulama-ulama kemudian mulai
menyusun Ilmu Nahwu, Sorrof dan Balagah untuk mengetahuikesusastraan dan keindahan
dalam Al-Qur’an.
Ilmu balagah sebagaimana ilmu lain berangkat dari sebuah proses penalaran untuk
menemukan pengetahuan yang di anggap benar kemudian disatukan menjadi kumpulan teori.
Setelah teori itu terkumpul dengan pembagian-pembagian yang spesifik, maka ada
kecenderungan untuk mempelajari bagian-bagian tersebut secara parsial. Ilmu balagah
kemudian disusun oleh pakar bahasa dengan dikelompokkan menjadi tiga bagian yatu bayan,
ma’ani dan badi’. Dalam makalah ini kami hanya akan membahas tentang Ilmu ma’ani pada
ruang lingkup pembahasan Qashr, Washl dan Fashl.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian qashr dan jenis-jenis qashr ?
2. Pengertian washl dan tempat-tempat washl ?
3. Pengertian fashl dan tempat-tempat fashl ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian qashr dan jenis-jenis qashr.
2. Mengetahui pengertian washl dan tempat-tempat washl.
3. Mengetahui pengertian fashl dan tempat-tempat fashl.
.
BAB II
PEMBAHASAN
1. QASHR
A. Pengertian qashr
Secara bahasa ‫ القصر‬bermakna (‫ )الحبس‬yang berarti penjara. Di dalam Alqur’an ada
ungkapan (‫)هورمقصورات في الخيام‬. Selain itu juga kata tersebut sama dengan (‫)التخصيص‬
yang berarti pengistimewaan. Adapun qashr menurut istilah ulama’ balaghah adalah ( ‫هو‬
‫ ) تخصيص شيء بشيءبطريق مخصوص‬artinya mengistimewakan sesuatu atas yang lain dengan
jalan tertentu.1
Adapun definisi lain tentang qashr sebagai berikut:
‫تخصيص امر مطلقا بآمر هوالذي يدعونه بالقصر‬

Artinya:” menentukan sesuatu perkara bagi sesuatu perkara yang lainnya dengan muthlak
(menentukan sifat bagi mausuf atau musnad bagi musnad ileh dan sebaliknya).2

Setiap ungkapan qashr mesti memiliki empat unsur, yaitu:


1. Maqhsur baik bentuk sifat maupun mausuf
2. Maqshur alaih baik bentuk sifat maupun mausuf
3. Maqshur anhu yaitu sesuatu yang ada di luar yang dikecualikan
4. Adat qhasr

Contoh: (‫)ال يفوزاالالمجد‬


Kalimat di atas termasuk kalimat qashr karena sudah memenuhi empat unsur, yaitu:
maqhsur pada kata ‫يفوز‬, maqhsur alaih pada kata‫المجد‬, maqhsur ‘anhu yaitu segala sifat
selain kesungguhan, dan adat qashr yaitu pada kata (‫ال‬dan ‫(اال‬
B. Jenis-jenis qashr
Qashr sebagai salah satu bentuk ungkapan mempunyai beberapa jenis. Keragaman
jenis qashr bisa dilihat dari berbagai segi:

1
Pengantar ma’ani pdf hlm.134
2
Imam Akhdlori, ilmu balaghah, Bandung; PT al-ma’arif 1993. Hlm. 94
 Dilihat dari aspek hubungan antara pernyataan dengan realitas. Qashr dibagi
menjadin dua yaitu:
a) Qashr haqiqi
Qashr haqiqi adalah apabila makna dan esensi dari pernyataan tersebut betul-betul
menggambarkan sesuatu yang sebenarnya. Contoh ‫ الاله االهللا‬kalimat tersebut merupakan
qhasr haqiqi, karena dalam realitas yang sebenarnya tidak ada tuhan kecuali Allah. Qashr
haqiqi terbagi dua macam, yaitu:
 Menentukan mausuf hanya bagi sifat, seperti: ‫مازيداالكاتب‬
 Menentukan sifat hanya bagi mausuf, seperti: ‫مافي الدار اال زيد‬
b) Qashr idhafi
Qashr idhafi adalah ungkapan qashr yang bersifat nisbi. Pengkhususan maqsur
alaih pada ungkapan qashr ini hanya terbatas pada maqshurnya, tidak pada selainnya.
Contoh: ‫وما محمداالرسول قد خلت من قبله الرسول‬
Qashr idhafi ada dua macam, yaitu:
 Menentukan mausuf kepada satu sifat
 Menentukan sifat kepada mausuf3

 Dilihat dari aspek dua unsur utamanya yaitu maqhsur dan maqshur ‘alaih,
qashr ada dua jenis, yaitu qashr sifat ‘ala mausuf dan qashr mausuf ‘ala sifat.
a) Qashr sifat ‘ala mausuf
Pada jenis qashr ini sifat dikhususkan hanya untuk mausuf. Contoh,‫الزعيم‬
‫الم اال عمر‬xxx‫الم الس‬xxx‫ في ع‬. Pada kalimat tersebut terdapat sifat yaitu za’im ,
sedangkan mausufnya adalah umar .
b) Qashr mausuf ‘ala sifat
Pada jenis kedua ini maushuf hanya dikhususkan untuk sifat. Contoh:
‫ال يفوزاالالمجد‬
Tidak akan beruntung kecuali orang yang bersungguh-sungguh
Bila kita perhatikan contoh di atas, kita dapatkan bahwa contoh di atas mengandung
pengkhususan suatu perkara pada perkara lainnya. Pada contoh di atas terdapat
pengkhususan keberuntungan bagi orang yang bersungguh-sungguh, dengan arti bahwa

3
Imam Akhdlori, ilmu balaghah, Bandung; PT al-ma’arif 1993. Hlm. 94-95
keberuntungan itu hanya akan diraih oleh orang yang bersungguh-sungguh dan tidak
akan diraih oleh orang lain.
C. Teknik penyusunan kalimat qashr
Untuk mengungkapkan suatu ide dengan ungkapan qashr ada tiga teknik:
 Menggunakan kata pengkhusus
Teknik pertama adalah menggunakan kata-kata yang secara langsung
menggambarkan pengkhususan
 Menggunakan dalil di luar teks
Menggunakan dalil diluar teks adalah seperti pertimbangan akal, perasaan
indrawi, pengalaman, atau berdasarkan prediksi yang di dukung oleh
indikator-indikator tertentu.
 Menggunakan adat qashr
Ada tiga cara yang bisa digunakan untuk menyusun ungkapan qashr melalui
adat qashr, yaitu:
1. Menggunakan huruf nafi kemudian di ikuti oleh istitsna. Contoh:
‫الاله االهللا محمد رسول هللا‬
pada contoh tersebut maqshur ‘alaihnya terdapat setelah kata illa yaitu
allah
2. Dengan menggunakan adat (‫)انما‬. Kata ini ditempatkan pada awal
kalimat dan setelah maqshurnya. Contoh:
‫انما السعادة للمؤمنين المقبولين‬
Pada kata ini maqshur ‘alaihnya adalah kata yang mesti disebut
terakhir.
3. Athaf dengan huruf ‫ال‬, ‫ بل‬,‫لكن‬

2. WASHL
A. Pengertian washl
Washl menurut bahasa artinya menghimpun atau menggabungkan.
Sedangkan menurut istilah ilmu balagah adalah mengathafkan suatu kalimat
dan kalimat sebelumnya melalui huruf athaf.4

4
Ali al-jarim dan Mustofa Amin, al-balaghatul wadihah, Bandung; sinar baru algensindo, 1994. Hlm. 324
B. Tempat-tempat washl
Penggabungan dua kalimat menggunakan huruf athaf wau apabila memenuhi
syrat-syarat sebagai berikut:
a. Keadaan i’rob antar kedua kalimat tersebut sama hukumnya. Jika
satu kalimat digabungkan dengan kalimat sebelumnya dan kedua
kalimat tersebut sama hukumnya, maka mesti menggunakan huruf
athaf wau.
b. Kedua jumlah itu harus diwashalkan ketika dihawatirkan terjadi
kekeliruan jawaban.
c. Kedua jumlah sama-sama khabar atau insyai dan mempunyai
keterkaitan yang sempurna.5

3. FASHL
A. Pengertian fashl
Secara bahasa fashl bermakna memisahkan, memotong, memecat dan
menyapih. Sedangkan dalam terminologi Ilmu balagah fashl adalah
menggabungkan dua buah kalimat dengan tidak menggunakan huruf athaf.
Dalam sebuah syir’ir dikatakan:
‫ من بعد اخري عكس وصل قد ثبت‬# ‫الفصل ترك عطف جملة اتت‬
Fashl adalah tidak mengathafkan suatu kalimat dengan kalimat lainnya.
Konsep ini kebalikan dari washl yang mengharuskan adanya athaf.
Contoh fashl:
‫ اانذرتهم ام لم تنذرهم ال يؤمنون‬# ‫ان الذين كفرواسواءعليهم‬
Pada ayat diatas terdapat aspek fashl karena ada penggabungan dua buah
kalimat. Pada penggabungan dua buah kalimat tersebut tidak digunakan huruf
athaf.
B. Tempat-tempat fashl
Fashl digunakan pada tiga tempat, yaitu:
1. Jika antara kalimat pertama dan kedua terdapat hubungan yang sempurna.
Dikatakan hubungan yang sempurna apabila kaitan antara kalimat yang

5
Pengantar ma’ani pdf hlm. 122
pertama dengan kalimat yang kedua merupakan hubungan taukid, bayan
dan badal.
2. Antara kalimat pertama dan kedua berbeda sama sekali, seperti yang
pertama kalam khabari dan yang kedua kalam insya’i atau tidak ada
keterkaitan makna antar keduanya.
3. Kalimat kedua merupakan jawaban dari kalimat pertama. Dalam ilmu
balagah keadaan ini dinamakan syibh kamal al-ittishal.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah ini dapat disimpulkan bahwa qashr secara terminologis adalah
mengkhususkan sesuatu atas yang lain dengan cara tertentu. Dalam suatu qashr terdapat
empat unsur yaitu, maqshur, maqhsur ‘alaih, maqshur anhu dan adat qashr.
Washl menurut bahasa artinya menghimpun atau menggabungkan. Sedangkan menurut
istilah ilmu balagah adalah mengathafkan suatu kalimat dan kalimat sebelumnya melalui
huruf athaf.
Washl menurut bahasa artinya menghimpun atau menggabungkan. Sedangkan menurut
istilah ilmu balagah adalah mengathafkan suatu kalimat dan kalimat sebelumnya melalui
huruf athaf.

DAFTAR PUSTAKA
Akhdhori Imam, Ilmu Balagah terjemah jauhar maknun, Bandung: PT.Alma’arif, 1993.
Al-jarim, Ali dan Amin, Mustofa, Al-Balaghatul Waadhihah, Bandung: Sinar baru
algensindo,1994.
Pengantar Ma’ani pdf.

Anda mungkin juga menyukai