Anda di halaman 1dari 10

Makalah Ilmu Ma’ani Qur’an

QASHR

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu Ma’ani Qur’an

Dosen Pengampu : Ustadz Dul Ahmad Bachtiar, Lc.

Disusun Oleh:
Alin Damayanti (19.03.007)
Firsya Aulia Zahra (19.03.015)
Intan Sari (19.03.
Lulu Rahadatul Aisy (19.03.048)

PROGRAM STUDI ILMU AL QUR’AN DAN TAFSIR


SEKOLAH TINGGI ILMU AL QUR’AN AL MULTAZAM
2022
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahim,

Puji syukur Alhamdulillah, segala puja dan puji kami panjatkan kehadirat Allah
SWT, karena hanya berkat rahmat dan karunia-Nya, yang telah memberi kemudahan dalam
menyusun makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah,“ ILMU MA’ANI QUR’AN
” sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik.
Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad
SAW, yang telah menuntun kita dari jalan yang penuh kegelapan ke jalan yang penuh
dengan cahaya yaitu Agama Islam.
Walaupun mungkin terdapat kesalahan dan kekurangan, kami sebagai manusia biasa
yang tak terlepas dari kesalahan dan kekurangan, sangat mengharapkan bimbingan dan
kritik dari berbagai pihak, dengan harapan kami dapat menyempurnakan segala kesalahan
dan kekurangan dari makalah ini.
Oleh karena itu kritik dan saran sangat kami harapkan. Mudah-mudahan makalah
ini mampuh memberi manfaat khususnya bagi kami dan semoga senantiasa mendapat
ridho-Nya.

Kuningan, Juni 2022

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN 2

A. Pengertian Qashr 2
B. Unsur-unsur Qashr 2
C. Macam-macam Qashr 2
D. Teknik Penyusunan Ungkapan Qashr 4

BAB III PENUTUP 6

A. Kesimpulan 6
B. Saran 6

DAFTAR PUSTAKA 7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan bahasa yang kaya.Ilmu-ilmu yang muncul dari bahasa arab
beragam sekali. Seperti ilmu Nahwu, Shorof, Balaghoh dll. Salah satu ilmu yang muncul
dari Bahasa Arab yaitu ilmu Balaghoh yang merupakan sebuah ilmu yang mempelajari
kefasihan bicara, dengan kriteria isi yang mencakup ilmu ma’ ani, bayan dan badi’ .
Ilmu ini bertugas mengkaji Bahasa Arab dalam ruang lingkup konteks, yaitu dalam
hal makna dan kandungan. Adapun tujuan ilmu tersebut untuk menemukan atau
mengetahui rahasia-rahasia Bahasa Arab, bersesuai dengan keadaan atau tidak,dan
sebagainya. Dalam pembahasan ini kita menyinggung tentang seputar qashr. Yang mana
qashr ini adalah cabang dari pembahasan ilmu balaghoh yang faedahnya bertujuan untuk
menghususkan sesuatu pada sesuatu dengan cara yang tertentu. Sebagai umat islam
penting sekiranya untuk memahami bahasa islam yang sebenarnya,yaitu bahasa arab
untuk lebih memahami keindahan bahasa kitab suci Al- Qur’an. Diantara ilmu bahasa
yang perlu diketahui yakni Alma’ani yang merupakan cabang dari ilmu balaghoh, oleh
karena itu pada kesempatan kali ini akan dipaparkan mengenai qashr dengan berbagai
perumusan masalah sebagai berikut:

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Qashr ?
2. Apa saja unsur-unsur Qashr ?
3. Apa saja macam-macam Qashr ?
4. Bagaimana teknik penysunan ungkapan Qashr?

C. Tujuan
1. Menjelaskan pengertian Qashr
2. Menyebutkan unsur-unsur Qashr
3. Menyebutkan macam-macam Qashr
4. Menjelaskan teknik penyusunan ungkapan Qashr

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Qashr
Secara (Bahasa) lafadz (‫ ) قَصْ َر‬adalah bentuk masdar ghairu mim dari pen-tasrifan: -‫ص َر‬ َ َ‫ق‬
ُ ‫ يَ ْق‬berarti habshu (ُ‫ ) َح ْب ُسه‬menahan, melarang, atau memenjarakan. Bisa juga
‫ َوقُصُوْ رًا‬-‫قَصْ رًا‬-ُ‫صر‬
bermakna ilzam (‫ )ِإ ْلزَا ٌم‬Secara (Istilah) menurut ulama Balaghah, Qashr adalah
mentakhsis (mengkhususkan) suatu perkara dengan perkara lain melalui cara- cara khusus.
Atau qashr adalah menetapkan hukum (predikat) pada perkara yang disebut dalam kalimat
dan menafsirkan (meniadakan) selain nya dengan cara-cara tertentu. Contoh: ‫َمافَ ِه َم ِإالَّ َخلِ ْي ٌل‬
Artinya: Tidak ada yang faham kecuali Khalil. Maknanya: Mengkhususkan kefahaman
pada khalil dan menafikan (meniadakan) selain dirinya.

B. Unsur-unsur dalam Qashr


1. Maqshur (baik berbentuk sifah maupun mausuf)
2. Maqshur ‘Alaih (baik berbentuk sifah maupun mausuf)
3. Maqshur Anhu (yaitu sesuatu yang berada di luar yang di kecualikan)
4. Adat Qashr

Contoh:
ِ ‫ع ْالل ُغر‬
‫ُور‬ ُ ‫َو َما ْال َحيَاةُ ال ُّد ْنيَا ِإاَّل َمتَا‬

Maqshur dan Maqshur ‘Alaih termasuk Tharaf atau rukun utama. Dari contoh diatas
yang menjadi Maqshur adalah (‫ُور‬ ِ ‫ع ْالل ُغر‬ ْ Adat Qashr-
ُ ‫) َمتَا‬, Maqshur ‘Alaihnya (‫)ال َحيَاةُ ال ُّد ْنيَا‬,
nya (‫ ) َما‬dan ( ‫ )ِإاَّل‬serta yang menjadi Maqshur ‘Anhunya adalah segala hal selain perhiasan
yang menipu. Tujuan Qashr adalah untuk mengunggulkan atau menafikan (meniadakan)
kemungkinan yang lain.
C. Macam-macam Qashr
1. Pembagian Qashr ditinjau dari hakikat dan kenyataan yang terjadi, dibagi 2 :
1) Qashr Haqiqi
Qashr Haqiqi adalah dikhususkannya Maqshur pada Maqshur ‘Alaih berdasarkan
hakikat dan kenyataan. Artinya Maqshur sama sekali tidak bisa lepas (lewat) dari
Maqshur ‘Alaih kepada lainnya sama sekali. Contoh : َ‫وْ لِ ْين‬pppُ‫ َعا َدةُ لِ ْل َم ْقب‬ppp‫الس‬
َّ ‫ا‬ppp‫ِإنَّ َم‬
"keberuntungan itu hanya pada orang-orang yang diterima amal ibadahnya." ‫اَل ِإله ِإاَّل‬
‫ هللا‬: Tiada Tuhan selain Allah. Dari jenis ini ada macam lain yang disebut “Qashr
hakiki iddi’ali” (‫) ْالقَصْ ُر ْال َحقِقِ ُّي اِإْل ِّدعَالِي‬, dan qashr ini dengan cara lebih
sempurna dapat memperkirakan bahwa yang selain Maqshur ‘Alaih tidak dianggap.

2
2) Qashr Idhafi
Qashr Idhafi adalah dikhususkannya Maqshur pada Maqshur ‘Alaih dengan
disandarkan (idhafah) dan nisbat kepala sesuatu tertentu, tidak kepada semua selain
sesuatu tersebut Contoh : ‫ َما خَ لِ ْي ٌل ِإاَّل ُم َسافِ ٌر‬: Tiadalah si Khalil itu melainkan seorang
musafir. Ucapan ini untuk menunjukkan kepergian kholil yang dinisbatkan kepada
orang selainnya, Mahmud misalnya, dan tidak memberikan suatu pengertian
bahwasannya tak ada musafir selain Khalil. Atau Contoh : ‫ ِإنَّ َما ْال َعالِ ُم زَ ْي ٌد‬: Yang alim
hanya Zaid. Kalimat ini diucapkan sebagai jawaban kepada orang yang mengucapkan
bahwa Zaid dan Umar keduanya adalah alim.
 Pembagian Qashr Idhafi
Qashr idhafi dengan dua macamnya, dengan melihat keadaan orang yang diajak
bicara atau pendengar (mukhatab), dibagi menjadi 3 macam :
1) Qashr Qalb
Qashr qalb ialah mentakhsis sesuatu dengan suatu perkara pada tempat perkara
lain yang menurut pendengar adalah kebalikan dari hukum yang telah ditetapkan.
Qashr qalb dibagi menjadi dua :
a. Qashr mausuf kepada sifat
Seperti : ‫“ َما َز ْي ٌد ِإاَّل َعلِ ٌم‬Tiada Zaid itu kecuali orang yang alim. Yang diucapkan
kepada orang yang menyangka bahwa Zaid itu orang yang bodoh.
b. Qashr sifat kepada mausuf
Seperti : ‫ َما ْالعالِ ُم ِإاَّل َز ْي ٌد‬Tiada yang alim kecuali Zaid. Yang diucapkan kepada
orang yang menyangka bahwa yang alim itu Umar bukan Zaid.
2) Qashr Ta’yin
Qashr Ta’yin adalah menentukan suatu perkara lain dengan suatu perkara pada
tempat lain yang sulit bagi pendengar untuk menentukan salah satunya, Ketika
Mukhatab ragu-ragu pada hukum yang telah ditetapkan. Qashr Ta’yin dibagi menjadi
dua:
a. Qashr mausuf kepada sifat
Seperti: ‫“ َما زَ ْي ٌد ِإاَّل قَاِئ ٌم‬Tiada Zaid kecuali berdiri”. Yang diucapkan kepada orang
yang ragu-ragu mengenai berdiri atau duduknya Zaid.
b. Qashr sifat kepada mausuf
Seperti : ‫اِئ ٌم ِإاَّل زَ يْد‬ppَ‫ا ق‬pp‫“ َم‬Tiada yang berdiri kecuali Zaid”. Yang diucapkan
kepada orang yang merasa ragu-ragu, mengenai sesungguhnya yang berdiri itu Zaid
atau umar.
3) Qashr Ifrad
Qashr Ifdrad adalah menentukan suatu perkara dengan suatu perkara lain tidak
selainnya (menentukan satu saja). Qashr ifrad dibagi menjadi dua :
a. Qashr mausuf kepada sifat

3
Seperti : ٌ‫“ َما زَ ْي ٌد ِإاَّل َكاتِب‬Tiada Zaid kecuali penulis”. Yang diucapkan kepada
orang yang menyangka bahwa Zaid itu seorang penulis dan penyair.
b. Qashr sifat kepada mausuf
Seperti : ‫“ َما َكاتِبٌ ِإاَّل زَ ْي ٌد‬Tiada penulis kecuali Zaid”. Yang diucapkan kepada
orang yang menyangka bahwa penulis itu zaid dan Umar.

2. Pembagian qashr dengan memandang tharaf atau dua ujung (unsur penyusun
qashr yaitu Maqshur dan Maqshur ‘‘Alaih) baik qashr haqiqi atau idhafi’.
Dibagi menjadi 2 macam yaitu:
a) Menentukan (Qashr) sifat hanya bagi mausuf
 Contoh haqiqi : ppp‫هللا‬ ‫ ِإ اَّل‬p‫ق‬
pَ pِ‫ز‬p‫ ا‬p‫ر‬
pَ ‫“ اَل‬Tidak ada yang memberi rizqi kecuali Allah”.
 Contoh idhafi : ٌ‫“ َما زَ ْي ٌد ِإاَّل َكا ِتب‬Tiada penulis kecuali Zaid”

Ketahuilah bahwa sesungguhnya yang dikehendaki “sifat” dalam bab ini adalah
“Sifat Ma'nawiyah” yang menunjukkan suatu makna yang menetap pada sesuatu. Baik
lafadznya jamid (tidak bisa ditashrif) atau mushtaq (bisa ditashrif). Fi’il ataupun bukan
fi’il. Jadi yang dikehendaki adalah bukan “sifat” dalam ilmu nahwu yang dikenal juga
“na’at”
b) Menentukan (Qashr) mausuf hanya bagi sifat
 Contoh haqiqi : ‫ق ُك َّل َشٍئ‬ٌ ِ‫“ َما هلل ِإاَّل خَ ال‬Tiada Allah SWT itu kecuali pencipta segala
sesuatu”.
 Contoh idhafi : ‫لُز‬p ‫ت ِم ْن قَبْلِ ِه الرُّ ُس‬
ْ َ‫ ْد َخل‬p َ‫ ٌل ق‬p ‫ا ُم َح َّم ٌد ِإاَّل َر ُس‬pp‫ َو َم‬... “Muhammad itu tidak lain
hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul
(QS. Ali Imran (3) : 144)
D. Teknis penyusnan Al-Qashr
1. Mendahulukan yang seharusnya diakhirkan. Yaitu yang dimaksud mendahulukan
yang seharusnya diakhirkan adalah mendahulukan suatu kata yang biasanya
diakhirkan dalam kaidah Ilmu Nahwu seperti Khabar dan Maful. Dalam kasus seperti
ini yang jadi Maqshur “‘Alaih-nya adalah yang didahulukan. Contoh:

ِ ْ‫ت َوااْل َر‬


‫ض َو هللاُ َعلَى ُك ِّل َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر‬ ُ ‫َو هّلِل ِ ُم ْل‬
ِ ‫ك ال َّس َما َوا‬

“Dan kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi. Dan Allah Maha Perkasa atas
segala sesuatu.”
ُ‫ك نَ ْستَ ِعين‬
َ ‫ِإيَّاكَ نَ ْعبُ ُد َوِإيَّا‬
“Hanya kepada Engkaulah kami beribadah, dan hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan.” (QS. Al Fatihah: 5)

4
2. Dhamir pemisah. Yaitu menyisipkan dhamir antara mubtada’ dan khabar yang
ma’rifat. Contoh:
‫َأ ِّم اتَّخَ ُذوا ِم ْن دُونِ ِه َأوْ لِيَا َء فَاهللاُ هُ َو ْالولِ ُّي‬
“ Atau patutkah mereka mengambil pelindung-pelindung selain Allah ? Maka Dialah
pelindung yang (sebenarnya).” (QS. Asy Syura: 9)

3. Menggunakan Adat Qashr. Ada empat cara yang biasa digunakan untuk menyusun
ungkapan Qashr melalui Adat Qashr, yaitu:
a) Negatif dan Pengecualian, yaitu menggunakan huruf Nafi kemudian diikuti oleh
Istitsna. Maqshur “‘Alaih-nya berada setelah istitsna. Contoh :
‫ اَل ِإله ِإاَّل هللا‬, Maqshur ‘‘Alaih nya terdapat setelah kata ( ‫ )ِإاَّل‬yaitu (‫)هللا‬.
b) Dengan Lafadz (‫ )ِإنَّ َما‬artinya hanya saja. Kata ini ditempatkan pada awal kalimat
dan setelah itu Maqshur-nya. Maqshur ‘‘Alaihnya wajib diakhirkan.
Contoh :
َ‫ِإنَّ َما ال َس َعا َدةَ ِل ْل ُمْؤ ِمنِ ْينَ ال َم ْقبُوْ لِين‬
Pada contoh inii Maqshur ‘‘Alaih-nya adalah kata yang mesti disebut terkhir
yaitu kata (‫ْن‬pَ ‫)لِ ْل ُمْؤ ِمنِي‬.
c) Athaf dengan huruf ( ‫ بَلْ –لَ ِك ْن‬- ‫) اَل‬
 Penggunaan kata (‫ )ال‬dalam ungkapan Qashr bermakna mengeluarkan Ma’thuf
dari hokum yang berlaku untuk Ma’thuf ‘‘Alaih. Posisi Maqshur dan Maqshur
‘‘Alaih-nya sebelum huruf Athaf (‫ )ال‬untuk meng-Qashr harus memenuhi
bebera[pa syarat, yaitu:
a) Ma’thuf-nya bersifat Mufrad, bukan jumlah
b) Hendaklah didahului oleh ungkapan Ijab, Amr atau Nida’
c) Ungkapan sebelumnya tidak membenarkan ungkapan sesuadahnya.
 Kata (‫ )بل‬dalam ungkapan Qashr bermakna Idhrab (mencabut hokum dari yang
pertama dan menetapkan kepada yang kedua). Posisi Maqshur ‘‘Alaih-nya
terletak setelah kata (‫)بل‬. Contoh: (‫ض ْي ٌء بَلْ ُمنِ ْي ٌر‬ ِ ‫) َما البَ ْد ُر ُم‬. Kata (‫ )بل‬bisa menjadi
Adat Qashr dengan syarat:
a) Hendaklah Ma’thuf-nyya bersifat Mufrad, bukan Jumlah
b) Hendaklah didahului oleh ungkapan Ijab, Amr atau Nida’
 Kata (‫ )لكن‬dalam ungkapan Qashr berfungsi sebagai Istidrak. Kata ini sama
fungsinya dengan (‫)بل‬. Contoh: (ٌ‫) َما اَألرْ ضُ ثَابِتَةٌ لَ ِك ْن ُمتَ َحرِّ َكة‬

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengetian
Secara (Bahasa) lafadz (‫ ) قَصْ َر‬adalah bentuk masdar ghairu mim dari pen-tasrifan:
ُ ُ‫وق‬-‫ًا‬
‫وْ رًا‬p‫ص‬ َ ‫ر‬p ‫ص‬ ُ ‫يَ ْق‬-‫ َر‬p‫ص‬
ْ َ‫ق‬-ُ‫ر‬p‫ص‬ َ َ‫ ق‬berarti habshu (ُ‫ه‬p‫ْس‬
ُ ‫)حب‬
َ menahan, melarang, atau memenjarakan.
Secara (Istilah) menurut ulama Balaghah, Qashr adalah mentakhsis (mengkhususkan)
suatu perkara dengan perkara lain melalui cara-cara khusus. Secara singkat, Qashr adalah
mengkhusukan sesuatu atas yang lain dengan jalan tertentu.

2. Unsur-unsur dalam QASHR


a) Maqshur (baik berbentuk sifah maupun mausuf)
b) Maqshur‘ ‘Alaihi (baik berbentuk sifah maupun mausuf)
c) Maqshur‘ anhu (yaitu sesuatu yang berada diluar yang dikecualikan)
d) Adat Qashr

3. Macam-macam Qashr
a) Qashr Haqiqi
Qashr hakiki adalah dikhususkannya Maqshur pada Maqshur ‘Alaih berdasarkan
hakikat dan kenyataan.
b) Qashr Idhafi
Qashr Idhafi adalah dikhususkannya Maqshur pada Maqshur ‘Alaih dengan
disandarkan (idhafah) dan nisbat kepala sesuatu tertentu,tidak kepada semua selain
sesuatu.

4. Teknis penyusnan Qashr


a) Mendahulukan yang seharusnya diakhirkan.
b) Dhamir pemisah.
c) Menggunakan Adat Qashr.

B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari katasempurna. Tentunya penulis menerima kritik dan saran agar
dapat terus memperbaiki. Wallahu'alambishawab

6
Daftar Pustaka

HR,H.H. (2017). Balaghoh praktis kajian dan terjemah nadzomal jauharul maknum.
kediri, jawa timur : Santri Salaf Kreatif.
Al-Azhari. Wahyu (2019). Balaghah : Ma'ani-Bayab-Badi'. Pustaka Bait syariah.

Anda mungkin juga menyukai