Anda di halaman 1dari 13

HADITS MASYHUR

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok


Mata Kuliah : Al Hadits
Dosen Pengampu : Ernawati Beru Ginting,m.Ag

Oleh:
Kelompok 8
1. Indri Apriliani (0401213025)
2. Siti Nur 'Aisyah (0401211005)

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM 1A


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul "Hadits Mahsyur".Dalam memenuhi tugas mata kuliah Al-Hadits atas
dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami
mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ernawati Beru Ginting,m.Ag selaku dosen matakuliah Al-
Hadits yang memberikan dorongan dan masukan kepada kami.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Terima kasih yang sebesar – besarnya kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian Makalah ini.

Medan, 1 Desember 2021

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1

A. Latar Belakang ..........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah .....................................................................................................1

C. Tujuan........................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................2

A. Pengertian Hadits Masyhur .......................................................................................2

B. Macam-Macam Hadis Masyhur ................................................................................2

C. Nama Lain Dari Hadits Masyhur ..............................................................................7

D. Hukum Hadits Masyhur ............................................................................................8

BAB III PENUTUP .............................................................................................................9

A. Kesimpulan ...............................................................................................................9

B. Saran ..........................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sebagai agama yang sempurna yang mengatur disegala aspek kehidupan seorang
anak manusia. Selain Al-Qur’an, umat Islam juga memiliki tuntunan lain sebagai pedoman
dalam menjalani kehidupan di dunia ini, yaitu As-Sunnah (ucapan, perbuatan dan sikap) yang
telah diteladani oleh Rasulullah SAW.
Sudah merupakan kesepakatan kaum muslimin bahwa al-hadits merupakan sumber hukum
yang kedua setelah al-qur'an .Sangatlah penting bagi umat Islam untuk memahami dan
mempelajari hadits (As-Sunnah) agar dapat menentukan mana hadits yang dapat menjadi
landasan hukum dalam berbagai persoalan yang dihadapi umat manusia.
Para ulama memberikan sebuah pemetaan kepada hadits menjadi beberapa aspek
diantaranya yaitu dari aspek kuantitas .Adapun salah satu pemetaan hadits yang di tinjau dari
kuantitasnya adalah hadis Masyhur .Maka pada kali ini pemakalah akan menjabarkan yang di
maksud dari hadits masyhur tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian hadits masyhur?
2. Apakah macam-macam hadits masyhur?
3. Apakah nama lain dari hadits masyhur?
4. Bagaimana hukum hadits masyhur?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui apa itu hadits masyhur.
2. Dapat mengetahui macam-macam dari hadits masyhur.
3. Dapat mengetahui nama lain dari hadits masyhur.
4. Mengetahui hukum dari hadits masyhur.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hadits Masyhur


Secara bahasa, kata masyhur adalah isim maf’ul dari Syahara, yang berarti al-zhuhur,yaitu
nampak atau terkenal. Sedangkan pengertian Hadis Masyhur menurut istilah adalah “ Hadis yang
diriwayatkan oleh tiga orang perawi atau lebih, pada setiap tingkatan sanad selama tidak sampai
pada tingkat mutawattir.
Menurut Ibnu Hajar rahimahumullah dalam Nukhbatul Fikar berkata “Dan sebagian ulama
ada yang mengatakan bahwa hadis masyhur adalah hadis mustafidh, keduanya bermakna sama.
Dan sebagian ulama ada yang mengatakan bahwa hadis mustafidh adalah hadis yang jumlah
perawi di kedua ujung sanadnya sama, maksudnya jika hadist itu diriwayatkan oleh tiga orang
sahabat, lalu dari ketiga orang sahabta tersebut ada tiga orang tabi’in yang meriwayatkan hadist
tersebut dan dari tiga tabi’in tersebut ada tiga tabi’ut tabi’in yang meriwayatkan hadist tersebut
dan seterusnya. Dan Masyhur adalah hadist yang diriwayatkan dari tiga orang sahabat
(misalnya), kemudian dari ketiga orang sahabat tersebut ada enam orang Tabi’in yang
meriwayatkannya dari sahabat, dan dari keenam tabi’in tersebut ada dua belas orang tabi’ut
tabi’in yang meriwayatkan hadis tersebut.”
Menurut Dr. Mahmud Thahan menyebutkan bahwa hadis masyhur adalah hadis yang
diriwayatkan oleh tiga orang perawi atau lebih pada setiap thabaqat Sanad (tingkatan sanadnya),
namun tidak sampai pada tingkatan Mutawattir.1
Adapun hadis masyhur bukan secara istilah maksudnya ialah hadis-hadis yang terkenal di
kalangan manusia sesuai perbedaan mereka. Diantara manusia ada orang awam, ada kalangan
hadis, ada yang ahli fiqih, ada yang ushuliyah dan ada yang lughawi. Atau yang terkenal karen
alisan-lisan manusia tanpa mengetahui sanadnya.

B. Macam-Macam Hadits Masyhur


Hadits Masyhur terbagi beberapa jenis sesuai sisi pandangnya :
Yang pertama : ditinjau dari segi diterima atau tidak.
1. Hadits Masyhur yang Shahih

1
Malighaisan, Hadis Masyhur, hal 2

2
Yaitu Hadits Masyhur yang memenuhi syarat-syarat keshahihannya. Maka Hadits
Masyhur Shahih dapat dijadikan hujjah2.
Contoh :
‫اء‬ َّ ِ ‫ضَّال ِع ْل هَّمَّ ِبقهب‬
َِّ ‫ْضَّالعله هم‬ َّ ‫نَّ هي ْق ِب‬
َّْ ‫َّ هوله ِك‬،ِ‫نَّال ِع هباد‬ ً ‫ضَّال ِع ْل هَّمَّا ْنتِزه ا‬
َّ‫عاَّ هي ْنت ِهزعهََّّ ِم ه‬ َّ ‫لهَّ هي ْق ِب‬ َّ َّ‫َللاه‬
َّ ََّّ‫ِإن‬
‫ضلَُّّوا‬
‫ض ُّلواَّ هوأه ه‬‫َّفه ه‬،‫ْرَّ ِع ْل ٍم‬
َِّ ‫َّفهسئِلواَّفهأ ه ْفت ْهواَّ ِبغهي‬،‫ساَّجه ًال‬ ً ‫عا ِل ًماَّات هخ َّذهَّالناسََّّرءو‬ َِّ ‫هحتىَّ ِإذهاَّله َّْمَّي ْب‬
‫قَّ ه‬
“Sesungguhnya Allah tidak mengangkat ilmu dengan mencabutnya secara
langsung dari para hamba, akan tetapi mengangkatnya dengan mewafatkan para ulama.
Sampai saat tidak tersisa lagi seorang ulama, maka orang-orang menjadikan pemimpin
(panutan) dari orang bodoh lalu mereka bertanya kepadanya dan ia menjawabnya tanpa
dasar ilmu. Maka mereka sesat dan menyesatkan.”
Hadis ini diriwayatkan dari tiga sahabat :
▪ Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma, sebagaimana dirwayatkan oleh
imam bukhari dan Muslim dalam kita sahihnya.
▪ Dari Abu Hurairah ra, sebagaimana diriwayatkan oleh Ath-Thabaraniy dalam
kitabnya Al-Mu’jam Al-Ausath no.6403.
▪ Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Bazzar dalam
kitab musnadnya dan Al-Khattib dalam kitabnya Tarikh Bagdad 3/252.
2. Hadis Masyhur yang Hasan
Yaitu Hadits Masyhur yang kualitas perawinya di bawah hadits masyhur yang
shahih.
Contoh :
‫ار‬
َّ‫ض هَّر ه‬ َّ ‫ض هر هَّرَّ هو ه‬
ِ َّ‫ل‬ َّ ‫ه‬
‫لَّ ه‬
“Tidak boleh merusak orang lain dan tidak boleh merusak diri sendiri.”
Hadis ini diriwayatkan dari ubadah bin Ash-Shamit, Ibnu Abbas, Abu sa’id Al-
Khudriy, Abu Hurairah, Abu Lubabah, Tsa’labah bin Malik, Jabir bin Abdillah, dan
Aisyah radhiyallahu anha sebagaimana disebutkan oleh Az-Zaila’iy dalam kitabnya
“Nashburrayah” 4/384dan dihasankan oleh Imam As-Suyuthiy dalam kitabnya Al-Jami’
Ash-Shagir no.9899

2
Paramita, S. PEMBAGIAN HADIS BERDASARKAN KUALITAS DAN KUANTITAS SANAD.

3
3. Hadis Masyhur yang Dhaif
Yaitu Hadits Masyhur yang tidak memiliki syarat-syarat atau kurang salah satu
syaratnya dari syarat hadits shahih.Dan tidak dapat dijadikan hujjah.3
Contoh :
‫فَّ هرب َّه‬
َّ‫ع هر ه‬ ‫فَّنه ْف ه‬
‫سهََّّفهقه َّْدَّ ه‬ َّ‫ع هر ه‬ َّْ ‫هم‬
‫نَّ ه‬
“Siapa yang mengetahui dirinya, niscaya ia mengetahui Tuhan-nya”
Hadits ini tidak ada sanadnya karena tidak memiliki sumber atau asal yang pasti.
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Rabithah al-Ulama’ as-Suriyiin (Persatuan Ulama
Suriah) saat ditanya siapa yang mengeluarkan hadits tersebut, dijawab "Laa Ashla lahu "
Tidak ada asalnya (sumbernya). Hadits tersebut hanyalah ucapan sebagian orang Shufi.
Di dalam kitab al-Durar al-Muntatsirah Fi al-Ahadits al-Musytahirah halaman 201,
dinukil dari An-Nawawi, beliau berkata,”Hadits tersebut tidak tsabit (tidak memenuhi
syarat-syarat sebagai hadits yang bisa diterima sebagai hujah, ).

Yang kedua : ditinjau dari segi posisinya


1. Masyhur muthlaq ; Apabila diriwayatkan dari tiga orang sahabat atau lebih seperti pada
contoh hadits Masyhur yang sahih,hasan dan Lemah.
2. Masyhur nisbiy ; apabila diriwayatkan oleh banyak orang pada salah satu tingkatan
sanadnya .

‫َّفه ِه ه‬،‫هتَّهِجْ هرتهََّّ ِإلهىََّللاََِّّ هو هرسو ِله‬


‫جْرت َّه‬ ٍَّ ‫َّ هو ِإن هماَّ ِل ْم ِر‬،‫ِإن هماَّاأل ه ْع همالََّّ ِبالنِِّي ِة‬
َّْ ‫َّفه هَّم‬،‫ئَّ هماَّن ههوى‬
َّْ ‫نَّكهان‬
‫َّفه ِهجْ هرتهََّّ ِإلهىَّ هماَّهها هج هَّرَّ ِإله ْي َِّه‬،‫صيب ههاَّأه َِّوَّ ْام هرأهةٍََّّيهتهزه وج هها‬
ِ ‫هتَّهِجْ هرتهََّّ ِإلهىَّد ْنيهاَّي‬ َّْ ‫َّ هو هم‬،‫ِإلهىََّللاََِّّ هو هرسو ِل ِه‬
َّْ ‫نَّكهان‬
“sesungguhnya setiap amalan itu didasari oleh niat, dan setiap orang mendapatkan
sesuai dengan niatnya. Maka barangsiapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya,
dan barangsiapa yang hijrahnya karena niat mendapatkan dunia atau mangwini seorang
wanita maka hijrahnya bernilai sesuai yang ia niatkan [Sahih Bukhari dan Muslim].
Tidak ada yang meriwayatkan hadits ini dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
kecuali Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu, dan tidak ada yang meriwayatkannya
dari Umar kecuali ‘Alqamah bin Waqqash Al-Laitsiy, dan tidak ada yang

3
Paramita, S. PEMBAGIAN HADIS BERDASARKAN KUALITAS DAN KUANTITAS SANAD.

4
meriwayatkannya dari ‘Alqamah kecuali Muhammad bin Ibrahim At-Taimiy, dan tidak
ada yang meriwayatkannya dari Muhammad kecuali Yahya bin Sa’id Al-Anshariy.
Kemudian hadits ini diriwayatkan oleh banyak orang (masyhur) dari Yahya, seperti:
Malik bin Anas, Sufyan Ats-Tsauriy, Hammad bin Zayd, Abdul Wahhab bin Abdul
Majid Ats-Tsaqafiy, Abu Khaid Al-Ahmar, Yazin bin Harun, Abdullah bin Mubarak, dan
selainnya.

Yang Ketiga : ditinjau dari segi istilah


1. Masyhur isthilahiy (hadits Masyhur dalam istilah ilmu hadits /sesuai definisi).
Yaitu hadist yang diriwayatkan tiga orang atau lebih pada setiap tingkatan sanadnya,
tetapi tidak mencapai derajat mutawattir. Hadits Masyhur yang dikenal secara khusus di
kalangan ulama hadits ,seperti pada contoh-contoh sebelumnya.
2. Masyhur Ghairu Isthilahiy (tidak sesuai definisi)
Yaitu hadist masyhur karena banyak disebutkan oleh orang sekalipun sanadnya hanya
satu atau dua, atau bahkan tidak punya sanad sama sekali. juga hadits Masyhur yang
dikenal di kalangan ulama lain selain ulama hadits dan dikalangan umat Islam secara
umum. Masyhur Gahiru Isthilahiy memiliki beberapa macam yaitu ;
a. Hadits yang masyhur Ghairu Isthilahiy dikalangan ulama Hadis
Contoh :
َّ‫لَّ هوذه ْك هو ه‬
َّ‫ان‬ ٍَّ ‫علهىَّ ِر ْع‬
َّ‫ش ْه ًراَّيهدْعوَّ ه‬ ‫عله ْي َِّهَّ هو ه‬
‫سل هَّمَّ ه‬ ‫صلىَّللاََّّ ه‬
‫يَّ ه‬ َّ‫قهن ه‬
َُّّ ‫هتَّالن ِب‬
"Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam qunut selama sebulan meminta kebinasaan bagi
kaum Ri’lin dan Dzakwan". [Sahih Bukhari dan Muslim]

b. Hadits yang Masyhur Ghairu Isthilahiy dikalangan ahli hadits, ulama secara umum,
dan orang awam
Contoh :
‫ع ْن َّه‬ َّْ ‫المهاج هَّرَّ هم‬
‫نَّ هه هج هَّرَّ هماَّن ههىَّللاََّّ ه‬ ِ َّ‫َّو‬,َّ‫سانِ َِّهَّ هويه ِدَِّه‬ َّْ ‫نَّ ِم‬
‫نَّ ِل ه‬ َّ‫س ِل هَّمَّالم ْس ِلم ْو ه‬ َّْ ‫الم ْس ِلمََّّ هم‬
‫نَّ ه‬
"Seorang muslim adalah orang yang kaum Muslimin selamat dari lisan dan
tangannya, dan seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang
oleh Allah." [Shahih Bukhari dan Muslim]

5
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam kitab sahihnya dari Abdullah
bin ‘Amr bin Al-“ash radhiyallahu ‘anhuma, dan Imam muslim dalam kitab sahihnya
dari jabir bin Abdillah dan Abu Musa Al-Asy’ariy radhiyallahu ‘anhum.
c. Hadits yang masyhur dikalangan ahli fiqih
Contoh
َِّ ‫هضَّ ْال هح هَل‬
َّ‫لَّإِلهىََّللاََِّّتهعهالهىَّالط هَلق‬ َّ ‫َّأه ْبغ‬
"Perkara halal yang paling di benci oleh Allah adalah perkara tallak." [Riwayat abu
daud, didalam kitab sunnah-Nya]
Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majah dalam kitabnya As-Sunan
dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma. Abu Hatim, Ad-Daruquthniy, dan Al-
Baehaqiy menghukumi hadis ini lemah.

d. Hadits yang masyhur di kalangan ulama ushul fiqih.


Contoh :

‫نَّأمتِيَّالخهطأََّّوالنِِّسْيانََّّ هو هماَّاسْت ْك ِرهواَّ ه‬


‫علهي َِّه‬ َّْ ‫ع‬
‫رفِ هَّعَّ ه‬
“ Diangkat (dosa) dari umatku jika melakukan kesalahan,lupa, atau apa yang
dipaksakan kepadanya.”
Hadis ini diriwayatkan dengan lafadz yang bervariasi dari Abdullah bin Abbas,
Abu Dzar, Abu Ad-Dardaa, Ummu Ad-Dardaa, Tsauban, Ibnu Umar, Uqbah bin
Amir, dan Abu Bakrah radiyallahu ‘anhum. Disahihkan oleh Al-Uqailiy, Al-Hakim,
Al-Baehaqiy, Adz-Dzahabiy, Al-Haetsamiy, An-Nawawiy, dan Syekh Alabniy dalam
kitabnya Al-Irwa’ no 82.
e. Hadits yang masyhur di kalangan ulama nahwu (ahli tata bahasa Arab)
Contoh :

ِ ‫َّله َّْوَّلمَّيخفََّللََّّله َّْمَّ هي ْع‬، ٌ‫نِ ْع هَّمَّ ْال هعب َّْدَّص ههيْب‬
‫ص َِّه‬
"Sebaik-baik hamba Allah adalah Suhaib, kalaupun ia tidak tidak punya rasa takut
kepada Allah maka ia tetap tidak akan mendurhakainya”.
Hadis ini sangat lemah, tidak punya sanad (laa ashla lahun). Lihat silsilah hadis
dhaif karya Syekh Albaniy no. 1006.
f. Hadits yang Masyhur dikalangan orang banyak.
Contoh :
Hadist Abu Mas’ud Al-Anshariy radhiyallahu ‘anhum;Rasulullah saw bersabda
6
َِّ ‫ْرَّفهلههََّّ ِمثْلََّّأه‬
‫جْرَّفها ِع ِل َِّه‬ ٍَّ ‫علهىَّ هخي‬ َّْ ‫هم‬
‫نَّدهلََّّ ه‬
“Barangsiapa yang menunjuki seseorang pada suatu kebaikan maka ia mendapatkan
pahala seperti pahala yang melakukannya (atas petunjuknya)”. [Sahih Muslim]

g. Hadits yang masyhur di kalangan ahli pendidikan (adab),


contoh:
‫ي‬
َّ ‫نَّتهأدِي ِب‬ ‫أدبهنِيَّ هر ِبِّيَّفأهحْ ه‬
َّ‫س ه‬
“Tuhankulah yang mendidikku, maka Ia mendidikku dengan baik”.

Makna hadits ini sahih, tapi tidak ada diketahui sanadnya yang sahih. Lihat
silsilah hadits dha’if karya syekh Albaniy no.72.

C. Nama Lain Dari Hadis Masyhur


Hadis masyhur juga disebut dengan hadis mustafidh. Sebagian ulama memberikan
pengertian hadis mustafidh adalah dari awal sampai akhir sanad diriwayatkan oleh orang yang
jumlahnya tidak kurang dari tiga orang perawi. Sedangkan hadis masyhur lebih bersifat umum
dari itu, artinya meski sebagian dari thabaqat jumlah perawi yang meriwayatkannya kurang dari
tiga orang, thabaqat tersebut masih dapat disebut hadis masyhur. Sebagian ulama lagi
memebrikan pengertian hadis mustafidl sebagai muradif (sinonim) dari hadis mutawattir. 4
Secara bahasa Mustafidh berasal dari isim fa’il istafadh yang artinya tersebar terbentuk dari
kata Fadhal ilma’ (air mengalir). Dinamakan demikian karena sebarannya. Secara istilah terdapat
perbedaan pendapat dalam definisi al-mustafidh ada tiga pendapat :
1. Al-Mustafidh adalah hadis yang secara istilah sinonim dengan masyhur.
2. Al-Mustafidh adalah hadis yang lebih khusus dari pada hadis masyhur karena pada hadis
al-mustafidh diisyaratkan jumlah sanadnya sama pada awal dan akhirnya sedangkan pada
hadis masyhur tidak diisyaratkan demikian.
3. Al-mustafidh adalah hadis yang lebih umum dari pada hadis masyhur. Ini adalah
kkebalikan dari kedua pendapat diatas.5

4
Malighaisan, Hadis Masyhur, hal 5
5
Alqolam.web.id, hadis masyhur

7
D. Hukum Hadits masyhur
Syaikh sa’d bin Abdullah al-Humaid ra berkata : “bukanlah suatu keharusan kalau hadis
masyhur, baik secara istilah maupun bukan secara istilah adalah hadis shahih. Maka ada kalanya
hadis masyhur itu shahih, hasan, dhaif(lemah), dhaif jiddan (lemah sekali), maudhu (palsu) dan
bahkan pada hadits Masyhur bukan istilah terkadang ia tidak ada asalnya, seperti hadits:”Sebaik-
baik hamba Allah adalah Shuhaib, seandainya tidak takut Allah dia tidak akan berbuat maksiat.”
Maka hadits ini tidak memiliki sanad dan tidak tertulis dalam kitab-kitab yang di dalamnya
diriwayatkan hadits-hadits dan sanad.”
Hadits masyhur dalam istilah dan diluar istilah itu tidak bisa langsung dihukumi shohih
atau tidak shohih, sebab diantara hadits-hadits masyhur ada yang shohih, hasan, dho’if dan ada
juga yang maudhu’. Namun apabila hadits masyhur itu termasuk hadits shohih maka hadits
tersebut memiliki keistimewaan yang membuatnya unggul dari hadits ‘aziz dan hadits ghorib6.
Ketika hadis masyhur secara istilah adalah sahih, maka status itu menjadi ciri baginya.7

6
Malighaisa, hadis masyhur, hal 5
7
Alqalam.web.id, hadis masyhur

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara bahasa kata masyhur adalah isim maf’ul dari kata syahara yang berarti nyata
(nampak) atau terkenal. Dinamakan demikian karena keterkenalannya.
Adapun secara istilah menurut Ibnu Hajar rahimahumullah dalam Nukhbatul fikar berkata
“Hadis yang diriwayatkan oleh tiga perawi atau lebih, namun tidak sampai kepada jumlah perawi
hadis mutawattir. Dan terkadang disebut dengan hadis mustafidh.
Yang dimaksud dengan hadis masyhur bukan secara istilah adalah hadis-hadis yang
terkenal dikalangan manusia sesuai dengan perbedaan mereka. Dainatar manusia ada orang
awam, kalangan ahli hadis, ahli fiqih, ushuliyah (pakar ushul fiqih) dan ada yang lughawi (pakar
bahasa)

B. Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat menambah wawasan kita tentang matakuliah
Al-Hadits dengan judul Hadits Masyhur dari pembahasan materi ini, kami mengalami kendala
dalam penyusunan makalah, maka ada beberapa kesalahan atau kekurangan dari kami. Oleh
karena itu kami juga membutuhkan kritik dan saran dari pembaca untuk pembuatan makalah
selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Afrina, Nur.(2021)https://maalikghaisan.blogspot.com/2017/08/hadist-mansyur.html?m=1
Dr. H. Munzier suparta, Ilmu Hadits (edisi ke enam), Jakarta; P.T. Raja Grafindo Persada, Mei
2010.
Paramita, S. PEMBAGIAN HADIS BERDASARKAN KUALITAS DAN KUANTITAS
SANAD.
Alqalam.web.id, hadis masyhur

10

Anda mungkin juga menyukai