Anda di halaman 1dari 5

Hadist Masyhur

Secara bahasa , kata masyhur merupakan isim maf’ul dari kata syahara seperti aku
memasyhurkan sesuatu yang berarti aku mengumumkan dan menjelaskan suatu hal.
Dalam pengertian bahasa ini, masyhur juga berarti sesuatu yang terkenal, yang dikenal,
atau yang populer di kalangan manusia, sehingga hadist masyhur berarti hadis yang
terkenal, dikenal atau populer di kalangan umat manusia. Berdasarkan pengertian ini,
dikalangan ulama memang dikenal beberapa hadis yang masyhur ( dalam arti terkenal)
meskipun tidak mempunyai sanad sama sekali yang kemudian disebut dengan Hadis
Masyhur non istilah (masyhur ghayr istilahi) yang mesyaratkan jumlah tertentu untuk
tiap tingkatan sanadnya. Menurut terminology ulama Hadis, Hadust masyhur adalah
Hadis yang diriwayatkan oleh tiga periwayat atau lebih pada tiap tabaqah-nya tetapi tidak
sampai peringkat mutawatir.
Ulama Usul al-Fikih, sebagaimana dikutip oleh Muhammad ‘ Ajjaj al-Khatib membatasi
jumlah periwayat yang memenuhi batasan minimal untuk disebut masyhur pada generasi
sahabat meskipun ada generasi berikutnya diriwayatkan secara mutawatir. Mereka
mendefinisikan Hadi Masyhur dengan hadis yang diriwayatkan oleh sejumlah orang dari
kalangan sahabatyang tidak mencapai batas mutawatir kemudian sesudah sahabat dan
orang-orang sesudah mereka diriwayatkan secara mutawatir.1 Definisi ini menunjukan
Hadis masyhur diriwayatkan oleh banyak sahabat Nabi tetapi tidak mencapai batasan
mutawatir, meskipun pada generasi tabi’in dan seterusnya sampai para mukharij Hadis
diriwatkan secara mutawatir. Definisi ini menunjukan pula bawa Hadis yang
diriwayatkan oleh banyak periwayat tetapi tidak memenuhi syarat mutawatir pada salah
satu tabaqah-nya, meskipun bukan tabaqah sahabat , dinilai sebagai Hadis masyhur.
Menurut Ahmad ibn’ Ali ibn al-Asqalani, dalam Syarh Nukhbah al-Fikar , definisi hadis
masyhur adalah Hadis yang mempunyai jalan sanad yang terbatas lebih dari dua dan
tidak mencapai batasan mutawatir.2

1
Muhammad Ajjaj al-Khatib, usul al-Hadist...h.301.
2
Ahmad ibn ‘Ali ibn al-Asqalani, Nuzhah al-Nazar…. H.5.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Hadis masyhur adalah Hadis yang diriwayatkan
oleh minimal tiga periwayat pada salah satu tabaqah-nya meskipun pada tabaqah sebelum
atau sesudahnya diriwayatkan oleh banyak periwayat yang mencapai batasan mutawatir .
Hadis masyhur sebagaimana dalam definisi di atas disebut hadis masyhur secara istilah.
Di kalangan ulama Hadis dikenal pula Hadis masyhur non istilah disebut juga Hadis yang
terkenal dalam pembicaraan , yaitu Hadis-Hadis yang masyhur (terkenal) dikalangan
masyarakat tertentu tanpa harus memenuhi syarat-syarat Hadis masyhur menurut ulama
hadis, sehingga Hadis kategori ini ada yang mempunyai satu sanad saja, lebih dari satu
sanad , atau tidak ada sanadnya sama sekali.3.
Hadis masyhur non-istilah bermacam-macam. Pertama, Hadis yang masyhur atau
terkenal di kalangan ulama Hadis. Hadis kategori ini hanya terkenal di kalangan ulama
Hadis dan tidak begitu terkenal di kalangan ulama lainnya , misalnya :

‫ اللهم إني‬:‫ كان يقول في آخر وتره‬،‫أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
‫إلخ‬. ‫أعوذ برضاك من سخطك‬
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam biasa berdoa di rakaat terakhir shalat witir:
Allahumma inni a’udzu biridhaka min sakhatik… dst.”

Dilihat dari segi sanadnya , Hadis di atas pada salah satu tabaqah sanadnya hanya
diriwayatkan oleh kurang dari tiga orang sehingga tidak masuk dalam kategori hadis
maasyhur menurut istilah para ulama hadis, tetapi karena Hadis tersebut terkenal di
kalangan ulama hadis maka dinamakan Hadis masyhur non-istilah.

3
Muhammad al-Sabbagh, al-Hadits al-Nabawi….h. 182.
Macam-macam Hadis Mashur dan Contohnya

Terkadang hadis mashur mempunyai sanad tapi terkadang tidak ada sanadnya sama
sekali. Ia hanya terkenal saja dari mulut ke mulut sebagai hadis. Seperti dijelaskan
sebelumnya, hadis mashur ada yang shahih dan tidak. Jika hadis itu shahih maka bisa
dijadikan landasan hukum dan itu menjadi kelebihan yang bagus bagi hadis mashur
tersebut. Selain itu, suatu hadis ada yang mashur di antara satu kalangan, tapi tidak di
kalangan lain. Berdasarkan ini, Mahmud Thahan menyebutkan terdapat beberapa macam
hadis mashur;

1. Hadis yang mashur khusus hanya di kalangan ahli hadis. Contohnya;

‫عن أنس أن رسول هللا صلى هللا عليه وسلم أن رسول هللا قنت شهرا بعد الركوع يدعو‬
‫على رعل وذكوان‬

Dari Anas Ra, ” Sesungguhnya Rasulullah Saw melakukan qunut selama sebulan setelah
ruku’ berdoa atas kebinasaan kabilah Ri’lin dan Zakwan (kalibah Arab).” (HR. Bukhari
& Muslim)

2. Hadis yang mashur di antara ahli hadis, ulama, dan awam. Contohnya;

‫ويده‬ ‫المسلم من سلم المسلمون من لسانه‬


Artinya; “Seorang Muslim adalah orang yang sanggup menjamin keselamatan orang-
orang Muslim lainnya dari gangguan lisan dan tangannya.” (HR Bukhari & Muslim)
3. Hadis yang mashur di antara para ahli fikih. Contohnya;

‫أبغض الحالل إلى هللا الطالق‬


Artinya; Perkara halal yang paling dibenci Allah adalah talak. (HR. Abu Daud)

Imam Hakim menilai hadis tersebut shahih, namun Imam Bihaqi menilainya dhaif
demikian pula pendapat al-Sakhawi dan Ibnu Abi Syaibah. Sanadnya mursal, sebab
Muharib bin Ditsar tidak meriwayatkanya dari sahabat Ibnu Umar tapi langsung
dinisbatkan ke Rasullah. Namun ulama hadis menilai Muharib bin Ditsar sebagai seorang
yang tsiqah kuat hafalan dan adil, berarti masalahnya terdapat pada perawi-perawi
setelahnya. Meski demikian terdapat riwayat lain dalam Shahih Muslim yang secara
makna menjelaskan bahwa Allah tidak menyukai talak tapi dengan riwayat yang lebih
panjang. Namun yang lebih terkenal tetap riwayat di atas.

4. Hadis yang mashur di antara ahli Ushul Fikih. Contohnya;

َ‫ قَا َل إِ َّن هللا‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ‫ َع ِن النَّبِ ِّي‬،-‫ض َي هللاُ َع ْنهُ َما‬ ِ ‫ر‬-
َ ‫س‬ ٍ ‫َع ِن اب ِْن َعبَّا‬
‫ َو َما ا ْستُ ْك ِرهُ ْوا َعلَ ْي ِه‬،‫ان‬ َ ‫ض َع َع ْن أُ َّمتِي ْال َخ‬
َ َ‫ َوالنِّ ْسي‬،َ‫طأ‬ َ ‫َو‬

Dari Ibnu Abas ra, dari Nabi Saw, beliau bersabda : “Sesungguhnya Allah telah
memaafkan dari umatku kekeliruan, kealpaan dan apa-apa yang dipaksakan terhadap
mereka”. (HR. Ibnu Majah & Baihaqi)

Baca Juga : Cara Bijak Imam Sakhawi Menyikapi Perbedaan Tanggal Lahir Nabi
Ibnu Hibban dan al-Hakim men-shahih-kan hadis ini. Meski demikian ada hadis dalam
Shahih Muslim yang semakna tapi dengan redaksi lain yang kualitasnya lebih shahih.
Sebab kriteria shahihnya Imam Muslim dikenal paling ketat setelah Imam Bukhari.
Namun yang terkenal di kalangan Ahli Ushul Fiqih hadis di atas.
5. Hadis yang mashur di antara ahli nahwu. Contohnya;

ِ ‫ف هللاُ لَ ْم يَ ْع‬
‫صه‬ ِ ‫ُحيْبٌ لَ ْو لَ ْم يَ َخ‬
َ ‫نِ ْع َم ال َع ْب ُد ص‬
Artinya; Sebaik-baiknya hamba adalah Shuhaib jika takut pada Allah dan tidak
maksiat.Hadis ini tidak ditemukan asal sanadnya.

6. Hadis yang mashur di kalangan awam. Contohnya;

‫العجلة من الشيطان‬
Artinya; tergesa-gesa itu termasuk dari sifat setan. (HR. Tirmizi).
Menurut Imam Tirmizi kualitas hadis ini hasan.

Kitab-Kitab yang Memuat Hadis Mashur.


Untuk memudahkan pencarian hadis-hadis yang mashur dari mulut ke mulut dari masa ke
masa, para ulama hadis membukukannya. Di antara kitab tersebut adalah;

1. Al-Maqashid al-Hasanah fima isyatahara ‘ala al-alsinah karangan Samsuddin al-


Sakhawi.

2. Kasyfu al-Khufa’ Mazil al-Ilbas fima Isytahara min al-Hadits karangan al-‘Ajaluni.

3. Tamyiz al-Thayyib min al-Khabits fima Yaduru ‘ala Alsinat al-Nas karangan Ibnu al-
Daiba’ al-Syaibani.

Anda mungkin juga menyukai