Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH STUDI AL-QURAN

“ASBABUN NUZUL”
UNTUK MEMENUHI NILAI DARI BAPAK
SYUKRI,MA

DISUSUN OLEH:

HIJRIYAH (0401211012)

FADILLAH UTAMI (0401211015)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM
JURUSAN AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, banyak nikmat yang Allah berikan,tetapi


sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru
semesta alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada
terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“ASBABUN NUZUL” dalam penulisan ini penulis memperoleh banyak
bantuan dari beberapa pihak. Karena itu penulis mengucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada Bapak Syukri,M.ag. Selaku dosen pembimbing bidang
studi serta teman-teman yang telah memberikan dukungan, dalam penulisan
makalah ini penulis dapat menambah wawasan luarbiasa. Makalah ini tidak
luput dari kekekurangan dan kelemahan sehingga diharapkan kepada pembaca
untuk memberikan saran serta kritik yang positif.

Kami harap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

MEDAN, 15 SEPTEMBER 2021


DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................ I

KATA PENGANTAR ..................................................................................... II

DAFTAR ISI .................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG ........................................................................... 1


2. RUMUSAN MASALAH ...................................................................... 1
3. TUJUAN ................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN MATERI

1. PENGERTIAN ASBABUN NUZUL ................................................... 2


2. URGENSI ASBABUN NUZUL ........................................................... 3
3. MACAM-MACAM ASBABUN NUZUL ............................................ 4
4. CONTOH ASBABUN NUZUL ............................................................ 5

BAB III PENUTUP

1. KESIMPULAN ...................................................................................... 6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-quran diturunkan untuk memberikan petunjuk kepada manusia
kearah tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas
kehidupan yang didasarkan pada keimanan kepada Allah dan risalah-Nya.
Juga memberitahukan hal yang telah lalu, kejadian-kejadian yang
sekarang serta berita-berita yang akan datang.1
Sebagian besar Al-quran pada mulanya diturunkan untuk tujuan
umum, tetapi kehidupan para sahabat bersama Rasulullah telah
menyaksikan banyak peristiwa sejarah, bahkan kadang terjadi diantara
mereka peristiwa khusus yang memerlukan penjelasan hukum Allah atau
masih kabur bagi mereka. Kemudian mereka bertanya kepada Rasulullah
untuk mengetahui hukum islam mengenai hal itu. Hal itulah yang
dinamakan Asbabun Nuzul.2

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana pengertian Asbabun Nuzul?
2) Apa Urgensi Asbabun Nuzul?
3) Apa sajakah macam-macam Asbabun Nuzul?
4) Apa saja contoh Asbabun Nuzul?

C. Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian Asbabun Nuzul
2) Untuk mengetahui Urgensi Asbabun Nuzul
3) Untuk mengetahui macam-macam Asbabun Nuzul
4) Untuk mengetahui contoh Asbabun Nuzul

1
Al-Hasni, Muhammad bin Alawi A, 1999, Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Bandung: Pustaka Setia
2
Hasbi, ash-Shiddieqiey M, 1987, Ilmu-Ilmu Al-Qur’an, Semarang: Pustaka Rizki Putra
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Asbabun Nuzul
Kata “Asbabun Nuzul” merupakan kata majemuk yang terdiri atas dua suku
kata, yaitu asbab dan nuzul. Adapun asbab adalah jamak dari kata sababun
yang artinya sebab. Sedangkan al-nuzul yang artinya turun. Kedua suku kata ini
dalam ilmu gramatika bahasa arab disebut tarkib al-idhafly. Makna tekstual dari
dua kata itu adalah sebab-sebab turun.3

Adapun defenisi asbabun nuzul dalam termonologi pakar ilmu-ilmu al-quran


adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh subhi shalih dalam bukunya
Mabahits fi ‘Ulum al-quran. 4

“Sesuatu (peristiwa atau pertanyaan) yang depan sebabnya turun suatu ayat atau
beberapa ayat yang mengandung hukumnya atau member jawaban tentang
sebab itu atau sebagai penjelasan hukumnya, pada masa terjadinya peristiwa
itu”.

Hampir senada dengan defenisi di atas, Dr. Dawud al-Aththar


mengemukakan pengertian asbabun nuzul yaitu :

“Asbab al-nuzul adalah sesuatu yang melatar belakangi turunnya suatu ayat atau
lebih, sebagai jawaban terhadap suatu pertanyaan atau menjelaskan hukum yang
terdapat dalam peristiwa tersebut”.5

Al-quran diturunkan untuk memperbaiki akidah, akhlak, ibadah, dan


pergaulan manusia yang sudah menyimpang dari kebenaran. Karena itu, dapat
dikatakan bahwa terjadinya penyimpangan dan kerusakan dalam tatanan
kehidupan maanusia merupakan sebab turunnya Al-quran. Defenisi ini
memberikan pengertian bahwa sebab turun suatu ayat adakalanya berbentuk
peristiwa dan adakalanya berbentuk pertanyaan. Suatu ayat-ayat atau beberapa
ayat turun untuk menerangkan hal yang berhubungan dengan peristiwa tertentu
atau memberi jawaban terhadap pertanyaan.6

3
.Jaluluddin as-Sayuti, Al-Itqan Fi Umu Al-Qur’an, (Kairo: Dar as-Salam, 2003), jilid II, h, 417

4
. Subhi al-Shalih, Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an (Beirut: Dar al-‘Ilmi li al-Malayin, 1985), h, 160
5
. Dr. Dawud al-Aththar, Mujaz ‘Ulum al-Qur’an, alih bahasa oleh Afif Muhammad dan Ahsin Muhammad
(Bandung: PUSTAKA HIDAYAH, 1994), h,.127
6
.Ahmad Syadali, Ulumul Qur’an (Bandung: Pustaka Setia, 2009), 89.
Para musafir merumuskan defenisi asbabun nuzul sebagai berikut :

a) Menurut Az-Zarqani :
“Sesuatu yang turun satu ayat atau beberapa ayat yang berbicara
tentangnya (sesuatu itu) atau menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum
yang terjadi pada waktu terjadinya peristiwa tersebut”.
b) Menurut Manna’Khalil Al- Qaththan :
“Sesuatu yang turun Al-quran berkenaan dengannya pada waktu
terjadinya seperti suatu peristiwa yang terjadi atau pertanyaan”.7

2. Urgensi Asbabun Nuzul


Mengetahui asbabun nuzul sangat membantu untuk mengetahui ayat
al-quran serta mengetahui rahasia-rahasia yang dikandungnya. Oleh
karena itu, sekelompok ulama hadis dari kalangan sahabat dan tabi’in
menaruh perhatian terhadap riwayat-riwayat asbabun nuzul. Semenjak
dahulu bahkan hingga sekarang, ada sebagian orang yang beranggapan
bahwa mempelajari asbabun nuzul tidak ada manfaatnya. Lebih jauh
mereka mengatakan bahwa mempelajari ilmu ini sama dengan
mempelajari sejarah, sebuah sejarah telah using ditelan zaman, tidak
memiliki makna apa-apa.8 Ungkapan seperti ini sangat tidak berdasar,
karena jika diteliti secara jeli ternyata mempelajari ilmu asbabun nuzul ini
bukan hanya mengulas lembaran sejarah masa lalu, tetapi lebih dari itu,
ilmu ini menyimpan rahasia dan manfaat yang sangat banyak.
Banyak diantara pakar ilmu-ilmu al-quran mengungkapkan dan
menulis secara panjang lebar tentang manfaat mempelajari asbbabun
nuzul. Nama-nama seperti ‘Abdul ‘Adzim al-Zarqaniy, ‘Abdullah al-
Zarkasyi, Jalauddin al-Suyuthi, al-Wadihiy, Ibnu Taimiyah dan masih
banyak lagi yang lainnya adalah orang-orang yang kontribusi besar dalam
menyingkap rahasia dan manfaat mempelajari ilmu ini.
Kajian asbabun nuzul merupakan media yang mampu menyingkap
korelasi antara nash dan realitas serta menilik sejauh mana diaklektika
yang terjadi keduanya. Ilmu ini memberikan pemahaman terhadap
hubungan nash dan realitas. Bahkan mampu menguak hakikat dan latar
belakang turunnya sebuah ayat ; apakah ayat tersebut memberikan
dukungan dan jawaban terhadap realitas yang terjadi ketika itu.
7
.Andik Setiyawan ,TAFSIR (Mojokerto: CV. Mutiara Ilmu Mojosari, 2010), 60
8
.Nasaruddin.,op cit.,h.25
Menurut Nashr Hamid Abu Zayd sebagaimana yang dikutip oleh
Fakhruddin Faiz, menyatakan bahwa ilmu asbabun nuzul merupakan
disiplin ilmu yang paling penting dalam menunjukkan hubungan dan
dialektika antara teks dan realitas. Ilmu ini memberikan bekal kepada
seorang musafir mengenai materi yang merespons realitas, baik dengan
cara menegakkan ataupun menolak, dan menegaskan hubungan yang
dialogis dan dialektis antara teks dan realitas.9
Para pengkaji al-quran menemukan bahwa peristiwa yang menjadi
penyebab turunnya ayat mampu memberikan kontribusi dalam proses
penafsiran dan pemahaman ayat. Tanpa memahami peristiwa asbabun
nuzul, penafsiran dan pemahaman yang diberikan oleh seorang musafir
terhadap suatu ayat dikhawatirkan tidak tepat sasaran bahkan keluar dari
yang “diinginkan”.10 Tidak mungkin mengetahui tafsir ayat tanpa
mengetahui kisahnya dan penjelasan turunnya, demikian pernyataan al-
wahidiy. Mengetahui sebab turun ayat membantu dalam memahami
sebuah ayat, pengetahuan tentang sebab mewariskan pengetahuan tentang
musabbab, tulis ibnu Taimiyah.
Secara global, urgensi asbabun nuzul dalam memahami dan
menfsirkan al-quran dapat disimpulkan sebagai berikut :
Pertama, mengetahui keagungan dan rahmat Allah dalam proses
penetapan suatu hukum.
Sebagaimana diketahui bahwa diantara ciri penetapan hukum dalam islam
adalah dengan cara tadriji (berangsur-angsur). Khamar misalnya,
sebelum ditetapkan keharamannya, terlebih dahulu dijelaskan sifat dan
karakteristiknya, barulah pada ayat terakhir ditentukan keharamannya.
Tanpa mengetahui asbabun nuzul dan kronologi turunnya ayat-ayat
tersebut, seseorang tidak akan mengetahui hikmah dan keagungan rahmat
Allah dan menetapkan syari’at.11
Kedua, mengetahui asbabun nuzul merupakan cara yang terbaik
untuk mengetahui makna al-quran dan menyingkap yang tersembunyi
dalam ayat, tanpa bantuan ilmu asbabun nuzul seseorang tidak akan
mampu menafsirkan ayat tersebut. Berkaitan dengan ini, al-Wahidiy
mengeluarkan statemen “Tidak mungkin mengetahui tafsir ayat tanpa
mengetahui kisahnya dan penjelasan turunnya”. Mengetahui sebab turun
ayat membantu dalam memahami sebuah ayat, pengetahuan tentang
9
.Lihat Fakhruddin Faiz, Hermeneutika Qur’an (Yogyakarta: QALAM, 2007), h.102-103
10
.Nasaruddin.,op cit.,h.24
11
.Ibid.,h.26
sebab mewariskan pengetahuan tentang musabab, tulis ibnu Taimiyah.
Ibnu Daqiq al-‘Id mengatakan “penjelasan asbabun nuzul adalah cara
yang tepat untuk memahami makna-makna al-quran”. 12
Ketiga, asbabun nuzul dapat menjelaskan tentang siapa ayat itu
diturunkan sehingga ayat tersebut tidak dapat diterapkan kepada orang
lain karena dorongan permusuhan dan perselisihan.
Keempat, apabila redaksi ayat bersifat umum, kemudian datang
dalil yang mengkhususkannya, maka mengetahui asbabun nuzul
membatasi pengkhususan itu kapada selain gambaran sebab.

3. Macam-Macam Asbabun Nuzul


Dari segi jumlah dan sebab dan ayat yang turun sebab an-nuzul
dibagi menjadi dua yaitu :
• Ta;addud al-Asbab wa al-Nazil wahid ( sebab turunnya lebih dari
satu dan ini persoalan yang terkandung dalam ayat atau kelompok
ayat yang turun satu).
• Ta’addud al Nazil wa al-Asbab wahid ( ini persoalan yang
terkandung dalam ayat atau sekelompok ayat atau yang turunnya
lebih dari satu sedang sebab turunnya satu).

Sebab turun ayat disebut Ta’addud bila ditemukan dua ayat atau
yang berbeda atau lebih tentang sebab turun suatua ayat atau
sekelompok ayat tertentu. Sebaliknya, sebab turun itu disebut Wahid
atau tunggal bila riwayatnya hanya satu. Suatu ayat atau sekelompok
ayat yang turun disebut Ta’addud an-Nazil, bila inti persoalan yang
terkandung dalam adalah sebab ayat turunnya sehubungan dengan
sebab tertentu lebih dari satu persoalan.13

Beberapa ayat yang terkait tidak terkait dengan asbabun nuzul adalah
sebagai berikut :

• Menjelaskan tentang Nabi-nabi dan Rasul


• Kejadian-kejadian masa lampau dan masa sekarang
• Kejadian ghaib
• Tentang hari kiamat
• Tentang adanya surga dan neraka.

12
.Manna’al-Qarththan.,op cit.,h.80
13
.Ahmad Syadali, Ulumul Quran (Bandung: Pustaka Setia, 2009), 91.
4. Contoh Asbabun Nuzul
Asbabun nuzul yang berupa perselisihan adalah peristiwa perselisihan
atau permusuhan yang terjadi antara sekelompok orang dari Kabilah Aus
dengan beberapa orang dari Kabilah Khazraj, yang dipicu oleh provokasi
yang dilakukan orang Yahudi, sehingga mereka semua mengucapkan kata
–kata “Perang! Perang1”. Kemudian turunlah ayat yang berkaitan dengan
peristiwa ini yang berbunyi :
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebagian dari
orang –orang yang diberi Alkitab, niscaya mereka akan mengembalikan
kamu menjadi orang kafir sesudah kamu beriman.” (QS. Ali Imran :100)

Asbabun nuzul yang berupa teguran Allah kepada Nabi. Seperti dalam
sebuah riwayat yang menceritakan beberapa orang Quraisy yang bertanya
kepada Nabi Muhammad Saw. Tentang roh, Kisah Ashhbab Al-kahfi
(para penghuni gua) dan kisah Dzu Al-Qarnain. Lalu Beliau menjawab :
“Datanglah besok pagi kepadaku. Aku akan ceritakan.” Beliau tidak
mengucapkan ‘Insya Allah’(jika Allah menghendaki). Keesokan harinya,
wahyu terlambat datang dan menceritakan hal-hal tersebut dan Nabi
Muhammad Saw. Tidak dapat menjawabnya. Setelah sekian lama
menunggu penjelasan dari Allah swt. Melalui wahyu, turunnya ayat :
“Dan janganlah sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu ;
sesungguhnya aku akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali (dengan
menyebut):”insya allah”. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa
katakalah :”mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada
yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini.” (QS. Al-Kahfi : 23-24).14
Asbabun Nuzul yang berupa bantahan seorang perempuan seperti dalam
sebuah riwayat bernama Khaulah binti Tsa’labah terhadap sikap
suaminya yang telah menziharnya. Hal ini diadukan kepada Rasulullah
Saw dan dia menuntut supaya beliau memberikan putusan yang adil
dalam persoalan itu.
Beberapa Ketentuan Dalam Islam Hukum Zhihar :
1. “Sesungguhmya Allah telah mendengar perkataan wanita yang
mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan
mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab

14
.Forum Karya Ilmiah Purna Raden, Al-Qur’an kita, (Kediri: Lirboyo Press,2011), 113
anatara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi
Maha Melihat”.
2. “Orang-orang yang menzihar isterinya diantara kamu, (menganggap
isterinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu
mereka..” (QS. Al –Mujaadilah : 1-2)

Sebab turunnya ayat ini ialah berhubungan dengan persoalan seorang wanita
yang bernama Kaulah binti Tsa’labah yang telah dizhihaar oleh suaminya Aus
bin Shamit, yaitu dengan mengatakan kepada isterinya: “Kamu bagiku sudah
seperti punggung ibuku”, dengan maksud dia tidak boleh lagi menggauli
isterinya, sebagaimana ia tidak boleh menggauli ibunya.

Menurut adat Jahiliyah kalimat zhihar seperti itu sudah sama dengan menthalak
isteri. Maka Khaulah mengadukan halnya itu kepada Rasulullah Saw.
Rasulullah menjawab, bahwa dalam hal ini belum ada keputusan Allah. Dan
pada riwayat yang lain Rasulullah mengatakan : “Engkau telah haramkan
bersetubuh dengan dia”. Lalu Khaulah berkata : “Suamiku belum menyebutkan
kata-kata thalak.” Kemudian Khaulah berulang-ulang mendesak Rasulullah
supaya menetapkan suatu keputusan dalam hal ini, sehingga kemudian turunlah
ayat ini dan ayat-ayat berikutnya.15

15
.Tafsir Seper Sepuluh Dari AlQu’an Al Karim
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan asbabun nuzul adalah adanya suatu peristiwa atau
pertanyaan yang mendahului turunnya suatu ayat, sebagai
penjelasan terhadap status hukum peristiwa itu sebagai jawaban
terhadap pertanyaan. Pada dasarnya asbabun nuzul adalah
peristiwa masa lalu yang terjadi pada saat turunnya al-quran, maka
sudah pasti untuk mengetahuinya harus berdasarkan riwayat dari
orang-orang yang menyaksikan atau mendengar peristiwa itu, yaitu
para sahabat atau tabi’in yang belajar langsung dari sahabat. Ilmu
asbabun nuzul yang sangat besar pengaruhnya dalam memahami
makna ayat-ayat Al-Quran yang mulia. Selain itu, dengan adanya
asbabun nuzul dapat mempermudah kaidah hukum yang belum
jelas dalam Al-Quran sehingga mudah untuk dipahami.

Anda mungkin juga menyukai