Anda di halaman 1dari 17

MA’RIFATUL WASHITAH

Makalah ini di buat untuk metode pembelajaran


Dosen pengampu: Ustad Musaddad Lubis

Disusun oleh:
DARWIS MUSTAKIM (0401212014)
FADILLAH UTAMI (0401211015)

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUMATRA UTARA
TA. 2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, banyak nikmat yang Allah berikan,tetapi sedikit sekali yang


kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru samesta alam atas segala
berkat,rahmat,taufik,serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul “MA’RIFATUL WASITHAH” dalam penulisan ini
penulis memperoleh banyak bantuan dari beberapa pihak. Karena itu penulis mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Musaddad Lubis Selaku Dosen pengampu bidang
studi, Dalam penulisan makalah ini penulis dapat menambah wawasan luar biasa, Makalah ini
tidak luput dari kekurangan dan kelemahan sehingga diharapkan kepada pembaca untuk
memberikan saran serta kritik yang positif.

Kami harap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya

Wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

MEDAN

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 2
C. TUJUAN ............................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. IMAN KEPADA MALAIKAT ............................................................................. 3


B. IMAN KEPA KITAB-KITAB ALLAH ................................................................. 7
C. IMAN KEPADA NABI DAN RASUL .................................................................. 8

BAB III KESIMPULAN

A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Setelah kita membahas tentang ma’rifatul mabda yang membahas tentang


keimanan kita kepada Allah dan qodha serta qadarnya, maka selanjutnya kita akan
membahas tentang keimanan kepada makhluk Allah atau dapat di sebut juga dengan
Ma’rifatul wasithah.
Ma’rifatul wasithah yaitu pembahasan tentang utusan Allah, seperti Malaikat,
kitab-kita, dan Nabi/ rasul. Semua itu telah terangkum dalam Rukun Iman, yaitu iman
kepada Allah, iman kepada Malaikat, iman kepada kitab-kitab dan iman kepada nabi dan
rasul.
Keimanan selanjutnya setelah al mabda’ adalah yaitu mempelajari iman kepada
makhluk Allah yang memperantarai kita untuk beriman kepada-Nya. Seperti yang kita
ketahui bahwasannya Allah telah menciptakan makhluk yang bernama malaikat.
Tentunya Allah menciptakan sesuatu pasti ada maksudnya, begitupun dengan
menciptakan malaikat, Malaikat adalah makhluk ghaib yang tidak bisa di lihat oleh mata
kepala manusia. Telah di jelaskan dalam Al-Qur’an bahwasannya malaikat memiliki
tugas-tugas tertentu. Allah memerintahkan manusia untuk beriman kepada malaikat.

Salah satu tugas malaikat yaitu menyampaikan wahyu Allah kepada para nabi dan
rasul. Nabi dan rasul adalah manusia pilihan Allah yang di tugaskan untuk memperbaiki
akhlak manusia di dunia ini. Manusia di ciptakan dengan tujuan menyembah Allah. Akan
tetapi seiring berjalannya waktu manusia sering lalai dan menyimpang dari ajaran nabi
dan rasul,karena manusia makhluk Allah yang sering lupa dan berbuat salah, oleh karena
itu harus ada yang mengingatkan dan membimbing manusia agar terhindar dari
penyimpangan, dalam penyampaian dakwahnya para nabi dan rasul di bekali oleh Allah
dengan kitab suci. Kitab-kitab suci ini berisikan ajaran-ajaran untuk mengesakan Allah
dan tuntunan dalam berhubungan dengan sesame makhluk Allah. Dengan mengimani dan
mengamalkan isi dari kandungan kitab-kitab Allah manusia akan bahagia dunia dan
akhirat.

1
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian, jumlah, substansi, dan tugas malaikat?


2. Apa sajakah kitab-kitab Allah yang wajib kita imani?
3. Apa pengertian sifat, jumlah, tugas, dan mukjizat para nabi dan rasul?

C. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian jumlah,substansi,dan tugas malaikat


2. Mengetahui jumlah kitab-kitab yang wajib kita imani
3. Mengetahui apa pengetian, sifat, jumlah, tugas dan mukjizat para nabi dan rasul

2
BAB II
PEMBAHASAN
Ruang pembahasan ilmu kali ini adalah Ma’rifatul Wasithah. Yaitu
membahas tentang utusan Allah seperti Malaikat, Nabi/Rasul, dan Kitab Suci,
yang terangkum dalam rukun iman, yaitu iman kepada malaikat-malaikat Allah
SWT, iman kepada kitab-kitab Allah SWT, dan iman kepada Rasul-rasul Allah
SWT.
Allah SWT berfirman:

‫ِي ا َ ْنزَ َل ِم ْن‬ ِ ‫على َرسُ ْو ِله َو ْال ِكت‬


ْٰٓ ‫ب الَّذ‬ ْ ‫ب الَّذ‬
َ ‫ِي ن ََّز َل‬ ِ ‫اّلل َو َرسُ ْو ِله َو ْال ِكت‬ ِ ٰ ‫يٰٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ا َمنُ ْٰٓوا ا ِمنُ ْوا ِب‬
ٰۤ
‫ضل ًل ۢ َب ِع ْيدًا‬
َ ‫ض َّل‬ َ ْ‫س ِله َو ْال َي ْو ِم ْاْل ِخ ِر فَقَد‬ ِ ٰ ‫قَ ْب ُل ۗ َو َم ْن يَّ ْكفُ ْر ِب‬
ُ ‫اّلل َو َمل ِٕى َك ِته َوكُت ُ ِبه َو ُر‬
Artinya :

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah
turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya
orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.”(Q.S. An-Nisa : 136)
A. Iman kepada Malaikat

Iman merupakan percaya dan yakin dengan sepenuh hati, iman kepada Malaikat
merupakan rukun iman yang ke-2 setelah iman kepada Allah
1. Pengertian Malaikat
Jika dilihat secara bahasa (lughawi), maka kata “malaikah” yang dalam
bahasa Indonesia disebut “malaikat”, adalah bentuk jamak dari kata “malak”,
yang berasal dari masdar “al-alukah” yang berarti ar-risalah (misi atau pesan).
Sedangkan yang membawa misi disebut ar-rasul (utusan). Dalam beberapa ayat
al-quran, malaikat disebut dengan rusul (utusan- utusan) misalnya pada
QS.Huud:69 yang artinya “Dan Sesungguhnya utusan-utusan kami (Malaikat-
malaikat) Telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka
mengucapkan: "Selamat." Ibrahim menjawab: "Selamatlah," Maka tidak lama
Kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang.”
Ada juga yang berpendapat bahwa kata malak terambil dari kata la’aka yang
berarti menyampaikan sesuatu. Sehingga malak/malaikat adalah makhluk yang
menyampaikan sesuatu dari Allah swt. Dan ada pula yang mengatakan, malaikat
berasal dari bahasa arab malak yang artinya kekuatan.
Dari beberapa pengertian kebahasaan ini, dapat diambil pengertian bahwa
malak/malaikat adalah mahluk yang berkedudukan sebagai rasul atau utusan yang
membawa misi tertentu dari yang mengutusnya, yang dalam hal ini Allah swt.

3
2. Jumlah malaikat
Malaikat adalah makhluk Allah yang sifatnya gaib, jadi mengenai berapa
jumlah malaikat hanya Allah Swt. dan rasul-Nya yang tahu. Di dalam al qur’an
dan hadis terkadang disebutkan mengenai kuantitas malaikat. Seperti dalam hadis
berikut ini, yang artinya “dari Ali ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw.
bersabda, ‘barang siapa mengunjungi saudaranya sesama muslim maka ia seakan
berjalanan di bawah pepohonan surga hingga ia duduk, jika telah duduk maka
rahmat akan melingkupinya. Jika mengunjunginya di waktu pagi, maka tujuh
puluh ribu malaikat akan bershalawat kepadanya hingga sore hari, dan jika ia
mengunjunginya di waktu sore, maka tujuh puluh ribu malaikat akan bershalawat
kepadanya hingga pagi hari.” (H.R. Ibnu Majah).
Dari hadis diatas dapat diketahui bahwasannya jumlah malaikat itu banyak
sekali. Akan tetapi nama – nama malaikat yang wajib kita ketahui hanya sepuluh
saja, sebagaimana yang telah disebutkan dalam qur’an maupun hadis. Banyaknya
jumlah malaikat tersebut, menunjukkan bahwa betapa Maha Kuasa Allah Swt.
3. Substansi dan sifat – sifat malaikat
Malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya (nur). Raganya
terbuat dari cahaya, lantas diberi ruh oleh Allah. Maka jadilah ia makhluk
malaikat. Rasulullah menginformasikan, “malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin
diciptakan dari nyala api, dan adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan
kepadamu semua.” (HR. Muslim).
Karena malaikat tercipta dari cahaya, maka tentu mereka mewarisi sifat – sifat
cahaya. Diantaranya malaikat tidak bisa kita lihat, dan mereka mampu bergerak
secepat cahaya.
Kemudian malaikat tidaklah sama satu sama lain mengenai bentuk
penciptaannya. Mereka memiliki sayap, sebagaimana yang telah diterangkan
oleh Allah sendiri. Diantara mereka ada yang punya dua sayap, ada yang tiga
atau empat, dan ada yang punya lebih banyak lagi. Allah swt. Berfirman
dalam QS. Al-Fathir:1 yang artinya “Segala puji bagi Allah Pencipta langit
dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus
berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang)
dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang
dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Seperti apa yang diungkapkan Muhammad Abduh bahwasannya menurut
ulama Salaf, malaikat adalah makhluk Allah yang keberadaan dan tugas –
tugasnya telah diinformasikan oleh-Nya. Kita wajib mengimaninya dan tidak
perlu mengetahui hakikatnya. Pengetahuan mengenai hakikat malaikat
sepenuhnya diserahkan kepada Allah SWT. Kalau pun diinformasikan bahwa
malaikat itu bersayap, kita harus mempercayai hal itu. Tetapi perlulah
dipahami bahwa sayap malaikat tentu bukan seperti sayap burung yang
berbulu, sebab jika sayap malaikat seperti sayap burung niscaya kita bisa

4
melihatnyaMalaikat tidak dilengkapi dengan hawa nafsu sebagaimana
manusia. Mereka tidak memiliki keinginan apapun yang sersifat fisik dan juga
kebutuhan yang bersifat materiil. Mereka tidak menikah atau beranak. Mereka
tidak makan, minum, atau tidur seperti manusia. Mereka juga tidak pernah
ditimpa sakit, bertambah tua ataupun bertambah muda. Keadaan mereka
sekarang sama persis seperti ketika diciptakan.

“Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.”(al-


Anbiyaa’:20)
Terdapat pula dalam Al-Quran surah hud ayat 69-70:
“Kelaziman dari sifat ini menunjukan bahwa malaikat tidak tidur, tidak
makan, tidak minum, dan tidak merasa lelah. 69. Dan Sesungguhnya utusan-
utusan kami (Malaikat-malaikat) Telah datang kepada lbrahim dengan
membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: "Selamat." Ibrahim
menjawab: "Selamatlah," Maka tidak lama Kemudian Ibrahim menyuguhkan
daging anak sapi yang dipanggang.
70. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim
memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka.
malaikat itu berkata: "Jangan kamu takut, Sesungguhnya kami adalah
(malaikat-ma]aikat) yang diutus kepada kaum Luth.".(Q.S. Huud: 69-70).

4. Tugas – tugas malaikat


Masing – masing dari malaikat memegang dan mengemban tugas dan
kewajibannya masing – masing. Diantara nama dan tugas malaikat yang
disebutkan dalam al-Qur’an atau al-Hadis adalah sebagai berikut:
a. Jibril
Sebagaimana disebutkan dalam Q.S. Al-Baqarah:97 dan asy-Syu’ara: 193-
194, bahwasannya malaikat jibril bertugas menyampaikan wahyu.
b. Mikail
Mikail adalah malaikat yang diserahi urusan rizki, makanan dan hujan
serta pembagiannya menurut kehendak Allah. Hal ini ditunjukkan oleh
hadis yang dirisayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Nabi saw.
Bersabda“tatkala seorang laki – laki berada di tanah lapang (gurun) dia
mendengar suara di awan, ‘siramlah kebun fulan,’ maka menjauhlah awan
tersebut kemudian menumpahkan air disuatu tanah yang berbatu hitam,
maka saluran air di situ dan saluran – saluran yang telah memuat air
seluruhnya...” (HR. Muslim).
c. Israfil
Malaikat yang diserahi terompet, yaitu Israfil. Ia meniupnya sesuai dengan
perintah Allah Subhannahu wa Ta'ala dengan tiga kali tiupan: tiupan faza’
(ketakutan), tiupan sha’aq (kematian) dan tiupan ba’ts (kebangkitan).
Begitulah yang disebut Ibnu Jarir dan mufassir lainnya ketika menafsiri
firman Allah: “…di waktu sangkakala ditiup. Dia mengetahui yang ghaib

5
dan nampak. Dan Dialah Yang Mahabijaksana lagi Maha Mengetahui.”
(Al-An’am: 73). Dan firman Allah: “…kemudian ditiup lagi sangkakala,
lalu kami kumpulkan mereka itu semuanya.” (Al-Kahfi: 99).
d. Izrail
Malaikat yang ditugasi mencabut ruh, yakni malaikat maut dan rekan-
rekannya. Tentang tugas malaikat ini Allah berfirman: “Katakanlah,
‘Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)-mu akan
mematikan kamu; kemudian hanya kepada Tuhanmu-lah kamu akan
dikembalikan.” (As-Sajdah: 11). “…sehingga apabila datang kematian
kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-
malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan
kewajiban.” (Al-An’am: 61).

e. Munkar dan Nankir


Yaitu malaikat yang tugasnya menanyai manusia dalam kubur

f. Raqib dan Atid


Para malaikat yang ditugaskan mengawasi amal seorang hamba, amal yang
baik maupun amal yang buruk. Mereka adalah Al-Kiram Al-Katibun (para
pencatat yang mulia). Mereka masuk dalam golongan Hafazhah (para
penjaga), sebagaimana firman Allah: “Apakah mereka mengira bahwa Kami
tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami
mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di
sisi mereka.” (Az-Zukhruf: 80). “(Yaitu) ketika dua malaikat mancatat amal
perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk disebelah
kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada didekatnya
malaikat pengawas yang selalu hadir.” (Qaf: 17-18).
g. Malik
Para malaikat penjaga Neraka Jahannam, mereka itu adalah Zabaniyah.
Para pemimpinnya ada 19 dan pemukanya adalah Malik. Hal ini ditunjukkan
oleh firman Allah ketika menyifati Neraka Saqar: “Tahukah kamu apakah
(Neraka) Saqar itu? Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan.
(Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia. Di atasnya ada sembilan belas
(malaikat penjaga). Dan tiada Kami jadikan penjaga Neraka itu melainkan
malaikat.” (Al-Muddatstsir: 27-30).
h. Ridwan
Para malaikat penjaga Surga. Allah Subhannahu wa Ta'ala mengabarkan
mereka ketika menjelaskan perjalanan orang-orang bertakwa dalam firman-
Nya: “Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam Surga
berombong-rombong (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke Surga itu
sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-
penjaganya, ‘Kesejahteraan (dilim-pahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka
masukilah Surga ini, sedang kamu kekal didalamnya.” (Az-Zumar:73).

6
B. Iman kepada kitab-kitab Allah

Iman merupakan percaya dan yakin dengan sepenuh hati, iman kepada kitab
merupakan rukun yang ke-3. Adapun macam macam kitab Allah yang di
sampaikan kepada Nabi dan Rasul-Nya.
Berikut kitab-kitab Allah yang di sampaikan kepada Nabi dan Rasul-Nya:
1. Kitab Taurat yang di sampaikankepada Nabi Musa as.
2. Kitab Zabur yang di sampaikan kepada kepada Nabi Daud as.
3. Kitab Injil yang di sampaikan kepada Nabi Isa as.
4. Kitab Al-Quran yang di sampaikan kepada Nabi Muhammad saw. 1
Kitab Taurat yang diwahyukan kepada Nabi Musa didalamnya
terdapat berbagai syariat dan hukum agama yang sesuai dengan tempat
dan kondisi masa itu. Taurat menerangkan akidah-akidah , yang benar,
janji-janji Allah dan ancamannya. Dan dalam Taurat ada keterangan yang
tegas tentang akan datangnya nabi Muhammad SAW. Sebagai kunci para
nabi dan para rasul, untuk mengantikan ajaran- ajaran sebelumnya. Kitab
Zabur mengandung didalamnya beberapa doa, zikir, pengajaran dan
hikmat. Hukum agama dan syariat tidak ada didalamnya, karena nabi
Daud dalam sejarah kenabian mengikut dan menurut hukum Taurat yang
diturunkan kepada nabi Musa A.S. Injil bertujuan menerangkan beberapa
hukum dan mengajak manusia kembali kepada akidah tauhid. Dan Injil
bertugas mengadakan perbaikan agama bani Israil yang telah kacau dan
menyeleweng. Injilpun menarangkan tentang hal kedatangan kelak Nabi
Muhammad SAW. Kitab ini mengikut kepada Taurat Musa.
Quran sebagai sumber keyakinan menerangkan kepada kita bahwa
kitab –kitab Taurat, Zabur dan Injil tidak adalagi diatas dunia ini.
Addapun yang dianggap orang sebagai Taurat, Zabur dan Injil sekarang
ini berada ditangan orang – orang Yunani dan Masehi, Quran menjelaskan
kepada kita bahwa kitab – kitab tersebut didak asli lagi, manusia menukar

1
Dikutip dari buku pendidikan agama islam untuk SMP kelas VII

7
isinya dan mereka telah mencampur adukkan dengan buah pikiran mereka
sendiri.

Keistimewaan Al-Quran dibanding dengan kitab – kitab yang lain


a. Perbedaan dengan kitab – kitab lain sebagai berikut :
1. Kitab – kitab suci yang ada dalam kalangan berbagai bangsa itu
hanya ditujukan kepada suatu golongan tertentu.
2. Bahwa teks asli dari kitab – kitab yang telah lalu itu telah
hilang
sama sekali yang ada hanya salinannya saja pada hari ini.
3. Kitab-kitab suci yang telah lalu dikirim dalam bahasa yang telah
mati
sejak beberapa abad silam
4. Kitab – kitab yang telah lalu itu telah bercampur aduk antara
wahyu – wahyu Tuhan dengan perkataan- perkataan manusia.

5. . Sejarah turunnya ayat –ayat dan kalimat –kalimat kitab – kitab


itu serta sejarah penulisannya telah kabur. “ ia sama sekali tidak
mengandung dasar – dasar sejarah walaupun pada surat – surat
yang paling pendek, dimana dasar – dasar itu sangat fundamentil
bagi kitab samawi atau bagi ajaran-ajaran seorang nabi”.

C. Iman kepada Nabi dan Rasul

Iman merupakan percaya dan yakin dengan sepenuh hati, iman kepada Nabi dan Rasul
merupakan rukun iman yang ke-4

 Pengertian Nabi dan Rasul


Nabi adalah seorang laki-laki yang dipilih oleh Allah untuk menerima
wahyu untuk dirinya sendiri dan tidak diwajibkan untuk disampaikan wahyu itu
kepada orang lain. Rasul adalah seorang laki-laki yang dipilih oleh Allah untuk
menerimawahyu umtuk dirinya sendiri dan diwajibkan untuk disampaikan wahyu
itu kepada seluruh manusia.
Rosul adalah manusia yang memiliki keistimewaan dengan wahyu. Allah
berfirman kepada nabi muhammad SAW.,
“katakanlah, ‘sesungguhnya aku ini hanyalah manusia seperti kalian, namun aku
diberi wahyu.” (Alkahfi : 110).

8
 Jumlah nabi dan rasul
Rosul itu adalah seperti kita dalam struktur tubuhnya dan tabiat
penciptaan. Akan tetapi kita tidak sama dalam segi akhlaknya keistimewaan , dan
ketangguhan. Mereka para rosulpun memiliki sifat kemanusiaan yang umum
seperti makan, minum, tidur, berumahtangga, dan juga mati.
Belum diketahui secara pastinya tentang berapa jumlah nabi dan rosul. Sebagian
para ulama berkata rosul itu berjumlah 313 orang, dan Nabi berjumlah 124000
orang. Dari sekian banyak nabi memang banyak yang belum diketahui orang.
Mengenai hal ini Allah berfirman
QS.Al-mukmin:78:
‫اْل ْفـِٕدَ ۗة َ قَ ِلي ًْل َّما ت َ ْشكُ ُر ْون‬
َ ْ ‫ار َو‬
َ ‫ص‬ َ ْ ‫س ْم َع َو‬
َ ‫اْل ْب‬ َّ ‫شا َ لَكُ ُم ال‬ ْٰٓ ‫ََ َوه َُو الَّذ‬
َ ‫ِي ا َ ْن‬

Dan Dialah yang telah menciptakan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati
nurani, tetapi sedikit sekali kamu bersyukur(Q.S. al-mukmin:78).

Sebenarnya quran tidak pernah menyebutkan jumlah mereka secara pasti. Nama
– nama nabi/rasul diabadikan Allah dalam al-quran ada 25. Delapan belas nama
dari mereka disebut dalam Q.S. Al-an’am ayat 83 - 86, mereka adalah : Ibrahim,
Ishaq, Ya’kub, Nuh, Daud, Sulaiman, Ayyub, Yusuf, Musa, Harun, Yakaria,
Yahya, Isa, Hyasa, Ismail, Ilyas, Yunus dan Luth. Yang tujuh lagi tersebar
penyebutannya dalam surat-surat lain, mereka itu adalah Adam, Idris, Shaleh,
Syu’aib, Hud, Zulkifli dan Muhammad SAW.

 Sifat-sifat nabi dan rasul


Berikut, 4 sifat para rasul yang patut diteladanai dan dicontoh:

1. As-Siddiq Sifat wajib pertama yang dimiliki oleh Rasul adalah As-Siddiq
yang berarti selalu benar atau jujur. Semua Rasul Allah SWT tidak pernah
berbohong baik kepada Allah SWT ataupun kepada manusia. Semua
perkataan yang terucap dari mulut Rasul selalu benar dan jujur. Sifat ini
tertulis dalam Alquran Surat Maryam ayat 41 yang berbunyi sebagai berikut:

‫صدِيقًا نَّ ِبيًّا‬


ِ َ‫يم ۚ ِإنَّ ۥهُ َكان‬ ِ َ ‫َوٱذْكُ ْر فِى ْٱل ِكت‬
َ ‫ب ِإب َْر ِه‬
Artinya: “Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab (al-
Qur’an), sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang
nabi.” (Q.S. Maryam: 41)

2. Al-Amanah Kedua, sifat wajib yang dimiliki oleh Rasul adalah Al-Amanah
yang berarti dapat dipercaya. Sifat Al-Amanah pada Rasul memiliki arti
bahwa Rasul dapat dipercaya. Mulai dari perkataannya, hingga perbuatannya
semua dapat dipercaya. Sifat ini tertulis dalam Alquran Surat Asy-Syu’ara
ayat 106-107 yang berbunyi sebagai berikut:
9
ٌ‫أ َ ِمين‬ ‫ِإذْ قَا َل لَ ُه ْم أ َ ُخوهُ ْم نُو ٌح أ َ َْل تَتَّقُونَ ِإنِى لَكُ ْم َرسُو ٌل‬

Artinya: “Ketika saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, ‘Mengapa


kamu tidak bertakwa?’ Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan
(yang diutus) kepadamu.” (Q.S. Asy-Syu’ara: 106-107).

3. At-Tabligh Ketiga adalah At-Tabligh yang berarti menyampaikan wahyu


Allah SWT. Semua wahyu yang diberikan oleh Allah SWT selalu Rasul
sampaikan semuanya kepada umatnya. Tidak ada satu wahyu pun yang
disembunyikannya 2

ۗ ِ ‫ص ُمكَ ِمنَ ال َّن‬


‫اس‬ ٰ ‫س ْو ُل بَ ِل ْغ َما ٰٓ ا ُ ْن ِز َل اِلَيْكَ ِم ْن َّربِكَ َۗواِ ْن لَّ ْم ت َ ْفعَ ْل فَ َما بَلَّ ْغتَ ِرسلَت َهٗ َۗو‬
ِ ‫ّللاُ يَ ْع‬ َّ ‫يٰٓاَيُّ َها‬
ُ ‫الر‬
َ‫ّللا َْل يَ ْهدِى ْالقَ ْو َم ْالك ِف ِريْن‬ َ ٰ ‫ا َِّن‬

Artinya: “Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan


Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan (apa yang diperintahkan
itu) berarti engkau tidak menyampaikan amanat-Nya. Dan Allah
memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh, Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (Q.S. Al-Maidah: 67) .

4. Al-Fatanah Terakhir, Al-Fatanah atau yang berarti Rasul memiliki kecerdasan


yang tinggi. Sifat ini wajib dimiliki oleh Rasul demi memerangi dan mengajak
mereka yang masih enggan berjalan di jalan Allah SWT. Selain itu, dalam
menyampaikan wahyu dari Allah SWT, Rasul membutuhkan strategi,
diplomasi, serta kemampuan khusus agar dapat diterima oleh kaumnya. Sifat
ini tertulis dalam Alquran Surat Al-An’am ayat 83 yang berbunyi sebagai
berikut:
َ ‫على قَ ْو ِم ۗه ن َْرفَ ُع دَ َرجت َّم ْن نَّش َٰۤا ۗ ُء ا َِّن َربَّكَ َح ِك ْي ٌم‬
‫ع ِل ْي ٌم‬ َ ‫َو ِت ْلكَ ُح َّجتُنَا ٰٓ اتَيْن َها ٰٓ اِبْر ِهي َْم‬

Dan itulah keterangan Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk
menghadapi kaumnya. Kami tinggikan derajat siapa yang Kami kehendaki.
Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana, Maha Mengetahui(Q.S. Al-an’am:83).

 Tuga- tugas nabi dan rasul


Para Rasul memiliki kesamaan tugas, atau dengan istilah lain, mereka
memangku suatu “ walidatur risalah Ilahiyah” (kesatuan misi ketuhanan). Syeh
Muhammad Abduh berkata, “nilai kedudukan mereka diantara bangsa – bangsa,
tak ubahnya seperti kedudukan akal pada diri tiap – tiap orang.” Tugas para rasul
tugas rohaniah, misi spiritual. Mereka bertugas memimpin manusia untuk

22
Sumber: https://mediaindonesia.com/humaniora/431126/yuk-kenali-sifat-wajib-para-rasul

10
mengenal Tuhannya dengan pengetahuan yang haq. Bertugas mengajar manusia
tentang akidah dan ibadah menurut garis Tuhan. Menuntun manusia dalam hidup
duniawi dan menyucikan rohaninya, bebas dari perbudakan hawa nafsu, agar
menjadi manusia berakhlaq mulia menjadi “insan kamil” (manusia sempurna).
Mereka memimpin manusia agar sadar dengan fitrahnya dan fungsinya
sebagai khalifah di bumi. Tegasnya para rosul itu bertugas memimpin manusia
agar hidup sejahtera dan bahagia di dunia dan akhirat.
A. Tugas agung mereka ialah mengajak manusia beribadah kepada Allah dan
meninggalkan sesembahan selainNya.
Dakwah kepada tauhid dan beribadah hanya kepada Allah merupakan dasar
dan jalan dakwah para rasul seluruhnya, sebagaimana dikhabarkan Allah
dalam firmanNya:
َّ ‫َولَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُ ِل أ َ َّمة َّرسُوْلً أ َ ِن ا ْعبُد ُوا للاَ َواجْ تَنِبُوا‬
َ‫الطاغُوت‬

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk
menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thagut itu. [An Nahl:36].
Dalam ayat yang mulia ini, Allah menjelaskan tugas, dasar dakwah dan inti
risalah para rasul. Yaitu mengajak kepada tauhid, mengikhlaskan ibadah
hanya kepada Allah dan menjauhi segala sesembahan selainNya.
B. Menyampaikan syari’at Allah kepada manusia dan menjelaskan agama yang
diturunkan kepada manusia, sebagaimana firman Allah, “Hai Rasul,
sampaikan apa yang diturunkan kepadamu dari Rabb-mu. Dan jika tidak kamu
kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan
amanatNya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya
Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” [Al
Maidah:67]
C. Menunjukkan umat kepada kebaikan dan menyampaikan kabar kepada
mereka tentang pahala yang disiapkan bagi pelakunya, serta memperingatkan
kepada mereka dari kejelekan dan siksaan yang disiapkan untuk yang
melanggarnya. Allah berfirman, “(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul
pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak alasan
bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [An Nisaa’:165].
D. Memperbaiki manusia dengan teladan dan contoh yang baik dalam perkataan
dan perbuatan. Allah berfirman, “Mereka itulah orang-orang yang telah diberi
petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah: “Aku tidak
meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al Qur’an)”. Al Qur’an itu
tidak lain hanyalah peringatan untuk segala umat.” [Al An’am:90].
E. Para rasul mempunyai tugas menegakkan dan menerapkan syari’at Allah
diantara
hamba-hambaNya. Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala, “Dan hendaklah
kamu memutuskan perkara diantara mereka menurut apa yang diturunkan
Allah, dan janganlah kemu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah

11
kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari
sebagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling
(dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa
sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka
disebabkan sebagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan
manusia adalah orang-orang yang fasik.” [Al Maidah:49].
F. Menjadi saksi sampainya hujjah kepada manusia.
Allah SWT. berfirman, “(Dan ingatlah) akan hari (ketika) kami bangkitkan
pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami
datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan
Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Qur’an) untuk menjelaskan segala
sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri.” [An
Nahl:89].

 Mukjizat Nabi dan Rasul


Mukjizat para rasul
Yang paling esensial yang menjadi bukti kerasulan seorang rasul ialah
mu’jizat. Mu’jizat adalah kemampuan luar biasa atau perbuatan ajaib yang
dimiliki seorang rasul, yang menyalahi kebiasaan. Ia tidak dapat ditandingi atau
ditiru oleh manusia biasa. Setiap rasul yang diutus oleh Tuhan, selalu
dipersenjatai dengan mu’jizat. Nabi Ibrahim mendapat mu’jizat dari Tuhan, tidak
terbakar dalam api ketika dibakar oleh raja Namrud; Nabi Musa mempunyai
mu’jizat dapat membelah laut merah dengan tongkatnya; Nabi Sulaiman dapat
mengerti bahasa-bahasa binatang dan memerintahnya; Nabi Isa dapat
menyembuhkan berbagai penyakit yang tidak dapat disembuhkan manusia. Dan
akhirnya Nabi Muhammad SAW. Sebagai penutup seluruh nabi dan rasul, dari
sekian banyak mu’jizat beliau ialah Al-quran.
Dengan adanya mu’jizat ini manusia dengan rasio yang sehat dapat
membenarkan dan menerima seruan para rasul tanpa ragu. Karena bagi orang
yang mau berpikir adanya mujizat ini, dapat membantu mereka dalam menerima
ajaran yang dibawa oleh para nabi dan rasul. Dengan adanya mukjizat ini pula,
orang – orang kafir atau yang menentang nabi dan rasul akan merasa dirugikan
dan dipojokkan lagi, dan meraka akan merasa dibuat tak berdaya untuk menolak
risalah yang dibawa oleh para nabi dan rasul.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Malaikat adalah mahluk Allah yang keberadaan dan tugas – tugasnya telah
diinformasikan oleh Allah swt. dalam al-Qur’an. Kita wajib mengimaninya dan tidak
perlu mengetahui hakikatnya, kecuali apa yang sudah diterangkan dalam al-Qur’an.
Pengetahuan mengenai hakikat malaikat sepenuhnya diserahkan pada Allah swt. Mereka
adalah hamba yang Allah yang mulia, tidak pernah durhaka, tidak maksiat, dan tidak
pernah menentang Allah. Mereka tidak mempunyai hawa nafsu seperti manusia. Oleh
karena itu mereka tidak makan, tidak minum, dan tidak menikah.
Kitab Allah yang wajib kita imani ada 4 yaitu, al-Qur’an, zabur, taurat, dan injil.
Kitab tersebut berisi tentang ajaran ketauhidan dll. Oleh karena itu, menurut sistem
keyakinan Islam, setiap orang mukallaf wajib mengimani kitab – kitab yang yang
diturunkan Tuhan kepada pada para rasul-Nya. Akan tetapi sekarang hanya kitab al-
Qur’an sajalah yang isinya masih asli.
Nabi dan rasul adalah seorang laki- laki yang diberi wahyu oleh Allah swt.
Namun perbedaannya kalau nabi tidak berkewajiban menyampaikan wahyu kepada
manusia, sedangkan para rasul diberi tugas untuk menyampaikan wahyu kepada manusia.
Para rasul bertugas mengajak manusia untuk menyembah Tuhannya dengan pengetahuan
yang haq. Bertugas mengajar manusia tentang akidah dan ibadah menurut garis Tuhan.
Menuntun manusia dalam hidup duniawi dan menyucikan rohaninya, Bebas dari
perbudakan hawa nafsu, agar menjadi manusia berakhlaq mulia.
Keimanan dan pengetahuan tentang malaikat, nabi dan rasul, serta kitab – kitab Allah
adalah jalan penghubung kita untuk bisa beriman kepada Allah dengan sebainya.

13
DAFTAR PUSTAKA

http://goblogngblogbenblog.blogspot.com/2017/11/ma-wasithoh.html?m=1
https://mediaindonesia.com/humaniora/431126/yuk-kenali-sifat-wajib-para-rasul
Dikutip dari buku pendidikan agama islam untuk SMP kelas VII
https://www-popmama-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.popmama.com/amp/big-kid/6-9-
years-old/ninda/sifat-wajib-rasul?amp.
https://amp-tirto-id.cdn.ampproject.org/v/s/amp.tirto.id/daftar-kitab-kitab-allah-rasul-penerima-
taurat-hingga-al-quran- 2Fdaftar-kitab-kitab-allah-rasul-penerima-taurat-hingga-al-quran-gaJK
https://m.mediaindonesia.com/humaniora/431126/yuk-kenali-sifat-wajib-para-rasul.
https://m.merdeka.com .>quran.

14

Anda mungkin juga menyukai