Anda di halaman 1dari 5

PEMIKIRAN ALFORD T.

WELCH TERHADAP AL-QUR’AN

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah kajian barat atas Al- Qur’an

Dosen Pengampu : Dr. Muhammad, Lc., M.Th.I

MAKALAH

OLEH KELOMPOK 12 :

1. Ulfi Fatharani (19240018)


2. Lilian Pratiwi ( 19240073)

PROGRAM STUDI ILMU AL- QUR‟AN DAN TAFSIR

FAKULTAS SYARI‟AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERIMAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur'an adalah wahyu yang berisi nilai-nilai universal kemanusian yang
mencakup aspek kehidupan manusia secara utuh. Kemudian Kritisme terkait dengan
pemahaman seseorang terhadap Al-Qur'an dan bagaimana memperlakukannya. Hal ini
berlaku untuk digunakan agar memahami distorsif terhadap konsep teks Al-Qur'an
metodologi dan perspektif yang digunakan cenderung ke pendekatan ilmu-ilmuan
humaniora. Oleh karena itu karekteris dari orientalisme adalah membongkar model
pembaca repetitif, tutologi.
Sebagai agama yang universal dan konprehensif yang melingkupi segala aspek
kehidupan serta perkembangan ilmu pengetahuan dengan berbagi ilmu dan perspektifnya,
dikalangan modernis, kajian islam dilakukan outsider justru dipandang memperkarya
kajian islam. Semisal apa yang dilakukan oleh Alford T Welch. Elch mengklarifikasi
kecenderungan kajian keislaman dalam tiga bidang, yaitu studi teks Al-Qur'an itu sendiri
(eksegesi), sejarah interpretasinya dan peran Al-Qur'an dalam kehidupan muslim, serta
kajian metodologi tafsir
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi Alford T. Welch ?
2. Bagiaman pemikiran Alford T. Welch terhadap Al-Qur‟an ?
C. Tujuan
1. Mengetahui biografi Alford T. Welch.
2. Mengetahui kosep pemikiran Alford T. Welch terhadap Al-Qur‟an.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Alford T. Welch

Alford T. Welch adalah Profesor Studi Agama di Michigan State University. Welch
mendapatkan gelar Ph. gelar pada bahasa Alkitab, sastra dan sejarah Timur Dekat dari
Southern Baptist Theological Seminary. Bidang penelitian Welch meliputi Sejarah
agama, dan studi Arab dan Islam.

Alford T. Welch ialah seorang pemikir yang cukup produktif, terbukti dari beberapa
karangan yang berhasil beliau hasil kan. Buku ini menyatukan kumpulan
komentar, diterjemahkan dari bahasa Arab asli, pada beberapa bagian penting dari Al-
Qur'an. Karya lain yang ditulis Alford T. Welch adalah «islam, past influence ad present
challenge», «studies in qur‟an and Tafsir», Kalau mengacu pada hasil karya-karya dari
Alford T. Welch disini nampak bahwa Alford T. Welch sangat intens dalam mengkaji al-
Qur‟an dan hal-hal yang berkaitan dengannya.

B. Pandangan Alford T. Welch terhadap Al-Qur’an

Al-Qur‟an yang merupakan kalam illahi yang berperan sebagai pedoman hidup
manusia sampai akhir zaman. Sehingga ada beberapa kalimat atau ayat dalam al-Qur‟an yang
sering menimbulkan konflik. Maksudnya, Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang sering sekali
dijadikan alat untuk menjastifikasi kebenaran untuk berbagai kepentingan sehingga sering
sekali Al-Qur‟an menjadi lahan yang „diperebutkan‟ hakikat isi dan maknanya sebagai teks.
Al-Qur‟an memang merupakan korpus terbuka yang sangat mungkin dan potensial untuk
menerima segala bentuk „eksploitasi‟, pembacaan, penerjemahan, penafsiran hingga
pengambilannya sebagai sumber rujukan.

Menurut Alford T. Welch dalam tulisannya yang berjudul “Kur`an” dalam


Encyclopedia of Islam, bahwa studi terhadap al-Qur‟an secara luas terbagi menjadi tiga
bidang pokok: Pertama, exegesis atau studi teks al-Qur‟an itu sendiri. Kedua, sejarah
interpretasi (tafsirnya), dan ketiga, peran al-Qur‟an dalam kehidupan dan pemikiran kaum
muslimin dalam ritual, teologi dan seterusnya.1

Di tengah maraknya karya-karya tafsir yang berkaitan dengan studi kritis tafsir,
secara paradigmatik diperlukan suatu kerangka metodologis yang secara komprehensif
dimungkinkan mampu mengungkap kerangka epistemologis serta unsur-unsur sejarah dan
budaya di mana sebuah karya tafsir ditulis. Kajian semacam ini penting dilakukan mengingat
bahwa kecenderungan umum yang terjadi dalam studi al-Qur‟an lebih mengarah pada bidang
exegesis/studi teks al-Qur‟an itu sendiri.2

Dalam perjalanannya, mayoritas kaum muslim lebih tertarik pada bidang kajian
pertama. Sedikit sekali yang menaruh perhatian pada bidang kedua dan ketiga. Para
Islamolog dan Islamisislah yang mempunyai banyak minat pada bidang kajian kedua dan
ketiga, walau ada juga Islamolog atau Islamisis yang tertarik melakukan penafsiran. Yang
masih langka adalah kajian metodologi tafsir. Pernyataan ini memberikan semangat kajian
Islam untuk mulai memfokuskan diri pada kajian metodologi tafsir.

Realitas sebagai sebuah “teks” seperti konteks kesejarahan manusia, begitu pula teks-
teks liturgis keagamaan yang lain seperti Al-Qur‟an, hadis, kitab tafsir, syarah hadis, fiqih,
tasawuf dan falsafah telah berperan sebagai instrumen yang melengkapi lahirnya kebudayaan
dan peradaban masyarakat Arab-Islam. Studi interpretasi Al-Qur‟an kontemporer tidak saja
terbatas pada bentuk interpretasi yang menekankan pada pencarian makna dari segi narasi
belaka. Akan tetapi, perspektifnya sudah berkembang pesat yaitu dengan menempatkan teks
Al-Qur‟an sebagai teks yang bersifat historis yang lekat dengan bahasa dan budaya tertentu.
Artinya, di samping berbicara tentang interpretasi teks, telaah ini sudah masuk pada analisis
“status ontologis teks” dan relasi antarkonteks melalui interpretasi kebudayaan dengan
menggunakan pisau analisis linguistik dan semiotik yang terbingkai dalam hermeneutika
teks.3

1
Astuti, “Diskursus tentang Pluralitas Penafsiran Al-Qur‟an”, Hemeneutika, no.1(8), 115
2
Musnur Heri, “Pengembangan Studi Islam Perspektif Insider-Outsider,” Intizar, no. 2(22): 206-207
3
Hasani Ahmad Said, “Metodologi Penafsiran Kontemporer,” Suhuf, 77-78
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Alford T. Welch. Studi al-Qur‟an, menurut Alford T. Welch, mencakup tiga
bidang; studi teks al-Qur‟anitu sendiri (eksegesi), sejarah interpretasinya dan peran al-
Qur‟andalam kehidupan muslim, serta kajian metodologi tafsir. Menurut Alford T.
Welch, studi Al-Qur‟an tidak hanya mengenai hermeneutik, namun juga bisa mengarah
pada tiga bagian, yaitu exegesis atau studi Al-Qur‟an itu sendiri, sejarah interpretasinya,
peran Al-Qur‟an dalam kehidupan dan pemikiran umat Islam serta kajian metodologi
tafsir. Menurut Alford T. Welch, studi Al-Qur‟an tidak hanya mengenai hermeneutik,
namun juga bisa mengarah pada tiga bagian, yaitu exegesis atau studi Al-Qur‟an itu
sendiri, sejarah interpretasinya, peran Al-Qur‟an dalam kehidupan dan pemikiran umat
Islam serta kajian metodologi tafsir. Pemikiran tersebut dilatarbelakangi oleh perlunya
pembahasan mengenai unsur sejarah dan budaya dalam karya tafsir yang ditulis.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti. “Diskursus tentang Pluralitas Penafsiran Al-Qur‟an”. Hemeneutika, Vol.8. No.1.


2014.

Heri, Musnur. “Pengembangan Studi Islam Perspektif Insider-Outsider.” Intizar. Vol.


22.No.2. 2016.

Said, Hasani Ahmad. “Metodologi Penafsiran Kontemporer.” Suhuf. Vol. 4. No. 1. 2011.

Anda mungkin juga menyukai