Anda di halaman 1dari 9

Nama : Lorenca Hutasoit

Kristian Sinaga

Tingkat/Jurusan : 1-C/Theologi

Mata Kuliah : Filsafat Barat

Dosen : Dr. Jadiaman Parangin-angin


KELOMPOK 8

Filsafat Baruch Spinoza, Descartes, Blaise Pascal, MAR

I. Pendahuluan

Setiap manusia punya kehidupannya memiliki filsafat sekalipun manusia itu sendri tidak
menyadari tentang hal tersebut.agar orang dapat menyadari dan mengerti filsafat ia harus
menjadi filsuf. Filsafat merupakan upaya untuk menemukan kebenaran, yang mengalami
masa-masa perkembangan, kemunduran dan kebangkitan kembali serta kemajuan. Filsafat
juga dapat diartikan sebagai studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran
manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Bentuk terakhir ini lebih mirip
dengan kata aslinya, yang diambil dari bahasa Yunani (philosophia). Arti harafiahnya adalah
seorang "pencinta kebijaksanaan" atau "ilmu". Filsafat Barat muncul di Yunani semenjak
kira-kira abad ke 7 S.M.. Filsafat muncul ketika orang-orang mulai berpikir-pikir dan
berdiskusi akan keadaan alam, dunia, dan lingkungan di sekitar mereka dan tidak
menggantungkan diri kepada agama lagi untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
ini. Maka dalam sajian ini kami akan menjelaskan tentang filsafat baruch spinoza, Descartes,
blaise pascal, MAR.

II. Pembahasan

II.1Pengertian filsafat Baruch


Bruch de Spinoza lahir di Amsterdam pada tahun 1633, merupakan
keluarga Yahudi yang hijrah dari Portugal ke Belanda. Spinoza adalah sosok
yang cerdas dan teguh pada pendiriannya. Hal tersebut terlihat dengan
dikuasainya berbagai disiplin ilmu, seperti ilmu filsafat, teologi Yahudi, dan
berbagai bahasa klasik. Spinoza sangat tertarik terhadap filsafat Descartes
terutama masalah logika, dan metode ilmu pasti yang selanjutnya memainkan
peranan penting dalam buah pemikirannya. Pemikiran yang melampaui
zamanya merupakan salah satu ciri dari filsafat Spinoza. Namun hal tersebut
yang justru membuat ia dikeluarkan dari Sinagoge di Amsterdam, karena
pemikirannya dianggap tidak ortodoks. Ia pernah ditawari sebagai pengajar
disebuah perguruan tinggi, namun tawaran tersebut ditolaknya. Hal ini karena
Spinoza ingin tetap hidup bebas. Bebas dalam berpikir dan berwacana. Dia
beranggapan bahwa dengan masuk pada suatau instansi maka secara otomatis
Ia akan harus tunduk terhadap aturan dan etika yang ditetapkan oleh instansi
terkait, dan hal tersebut berarti mengungkung kebebasan pemikirannya. Oleh
karenanya, sepanjang hidup Spinoza memperoleh nafkah dari usaha optika
yang ia geluti dan mengajar pelajaran tambahan bagi anak-anak orang kaya
dikotanya. Pada tahun 1677 Spinoza meninggal dunia di Den Haag saat
berusia 44 tahun.
Baruch de spinoza juga merupakan filsuf keturunan Yahudi-Portugis
berbahasa Spanyol yang lahir dan besar di Belanda. Pemikiran Spinoza yang
terkenal adalah ajaran mengenai Substansi tunggal Allah atau alam. Hal ini ia
katakan karena baginya Tuhan dan alam semesta adalah satu dan Tuhan juga
mempunyai bentuk yaitu seluruh alam jasmaniah. Oleh karena pemikirannya
ini, Spinoza pun disebut sebagai penganut panteisme-monistik.
Filsafat Baruch Spinoza mencakup hampir setiap bidang wacana
filosofis, termasuk metafisika , epistemologi , filsafat politik , etika , filsafat
pikiran , dan
filsafat ilmu . Ini membuat Spinoza mendapatkan reputasi abadi sebagai salah
satu pemikir paling penting dan orisinal di abad ketujuh belas. Filsafat Spinoza
sebagian besar terkandung dalam dua buku: Theologico-Political Treatise ,
dan the Ethics . Yang pertama diterbitkan selama masa hidupnya, tetapi yang
terakhir, yang berisi keseluruhan sistem filosofisnya dalam bentuk yang paling
ketat, tidak diterbitkan sampai setelah kematiannya pada tahun 1677. Sisa dari
tulisan yang kami miliki dari Spinoza adalah lebih awal, atau tidak lengkap,
karya yang mengungkapkan pemikiran yang mengkristal dalam dua buku yang
disebutkan di atas ( misalnya , Risalah Pendek dan Risalah tentang Perbaikan
Akal ), atau mereka tidak secara langsung berkaitan dengan filosofi Spinoza
sendiri ( misalnya , Prinsip Filsafat Cartesian danTata Bahasa Ibrani ). Dia
juga meninggalkan banyak surat yang membantu menerangi ide-idenya dan
memberikan beberapa wawasan tentang apa yang mungkin telah memotivasi
pandangannya.

II.2Pandangan- Pandangan Filsafat Baruch

II.2.1 Rasionalisme dan Mistik


Filsafat Spinoza merupakan ramuan antara rasionalisme dan
mistik.Rasionalisme dan mistik merupakan sebuah paradok dalam
kehidupan. Hal-hal yang dilabeli mistik akan tetap berada dalam
dimensi supranatural selama belum ditemukan penjelasan rasioanal
dibaliknya. Pada zaman dahulu masyarakat menganggap gerhana bulan
dan matahari sebagai fenomena mistik. Namun sejalan dengan
perkembangan zaman dan teknologi ternyata penyebab dari gerhana
tersebut adalah karena siklus alam yang dapat dijelaskan secara ilmiah.
Kalau zaman dahulu kemampuan sesorang yang dapat menyembukan
suatu penyakit yang aneh dianggap memiliki kekuatan mistik dan
mukzizat, namun kini dengan majunya ilmu kedokteran, hanya dengan
berbekal vaksin maka berbagi macam penyakit dapat disembuhkan dan
dianggap hal yang profan. terjadi pergeseran pandangan dari mistik
menuju rasional, namun kedua variable ini selalu ada sepanjang
zaman.
Rasionalisme berpandangan bahwa semua pengetahuan
bersumber pada akal. Akal memperoleh bahan lewat indra yang
kemudian diolah oleh akal menjadi pengetahuan. Rasionalisme
mendasarkan pada metode diskusi, yaitu cara memperoleh kepastian
melalui langkah-langakh metodis yang bertitik tolak padahal-hal yang
bersifat umum untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat khusus
(Sudadi dan Watra, 2007:68). Rene Descartes yang pemikirannya
banya mempengaruhi pemikiran Spinoza membedakan idea yang ada
dalam diri manusia menjadi innate idea dan adventitious idea. Innate
ideaSpinoza berkeinginan untukmemunculkan spirit toleransi dan
perdamaian (grassroots peacebuilding) ditengah hiruk pikuk sikap
intoleransi dan radikalisme yang sering menginjak-injak hak asasi
manusia. Karena di zaman ia hidup sering kali terjadi pemaksaan untuk
masuk pada suatu agama tertentu. Menurut Spinoza cinta kepada
Tuhan adalah kebahagiaan yang muncul dari kebebasan dan buka dari
pemaksaan. Kebebasan untuk menjalankan keyakina terhadap Tuhan
sesuai dengan pilihan masing-masing merupakan sumber kebahagiaan.
Disini Filsafat Sponoza mendapat ciri religius karena pengetian akan
cinta kasih kepada Tuhan, kebebasan dan kebahagiaan menjadi satu.
Sikap semacam ini merupakan bentuk dari liberalisme religius.
Interpretasi rasionalistis memandang Spinoza sebagai bapak
liberalisme religius modern (Hamersma, 1984:11).
Liberalisme dalam pola pikir merupakan salah satu dampak
dari rasionalitas yang berusaha mendayagunakan dan mengembangkan
segala potensi yang ada, agar pengetahuan terus berkembang demi
kehidupan yang lebih baik. Karakter dari rasionalitas adalah progresif-
adaktif dalam ruang dan waktu. Mampu melahirkan orang-orang
kreatif dengan inovasi yang spektakuler. Spinoza menyatakan bahwa
ada tiga jenis pengetahuan yaitu: pengetahuan panaca indera,
pengetahuan akal budi dan pengetahuan intuitif. Dari ketiga
pengetahuan tersebut pengetahuan intuitif merupakan pengetahuan
yang paling sempurna. Orang yang mancapai pengetahuan ini, melihat
segala sesuatu dalam persfektif keabadian (sub specie aetemitatis).
Mereka tidak hanya menilai berdasarkan efektivitas, namun juga
berdasarkan asas kemanusiaan.

2.2.2 Ajaran Etika dan Kebahagiaan


Secara umum etika dianggap sebagai cabang dari filsafat yang
membicarakan tentang tingkah laku manusia. Perilaku yang dijalankan
adalah perilaku berkesadaran dan mendatangkan kebaikan. Etika juga
sering disebut dengan filsafat tingkah laku, yang selanjutnya
berkembang menjadi kesusilaan dan filsafat moral (Sudadi dan Watra,
2007 :23). Nilai-nilai yang terkandung dalam etika merupakan nilai
yang telah melewati berbagai internalisasi dan secara perlahan diterima
oleh masyarakat pendukungnya. Nilai-nilai etis tersebut lambat laun
berubah menjadi norma yang tidak tertulis dan wajib untuk dijalankan.
Terdapat sangsi sosial bagi para
pelanggar etika. Baik berupa teguran pengucilan. Secara tidak
langsung etika telah berperan sebagai bentuk pengendalian sosial
dalam pergaulan ditengah masyarakat.
Setiap orang harus mengatur tingkah lakunya agar tidak
menyinggung perasaan individu yang lain dan tidak melanggar batas
dalam kehidupan sosial. Tidak ada seorangpun yang boleh bertindak
sesuka hati, memaksakan otoritas terhadap yang lain dan merampok
kebebasan individu yang lain. Semuanya harus berprilaku berdasarkan
aturan yang berlaku. Secara esensial, setiap tindakan pasti akan
memiliki efek tersendiri. Tidak ada tindakan yang tidak saling
mempengaruhi. Tiap individu akan menilai individu yang lain dari
tindakannya.
Penghargaan yang diberikan bagi individu yang bersangkutan (status
sosial) juga diukur dari tindakan yang ia laksanakan. Oleh karenanya
berhati-hatilah dalam bertindak. Karena tindakan yang dilaksanakan
merupakan cerminan dari karakter seseorang, dan karakter akan
mengantarkan pemiliknya pada keberuntungan ataupun kemalangan.
Spinoza memiliki pandangan yang sederhana namun berfaedah bagi
kehidupan.
Orang yang diyakini memiliki etika yang baik, akan dengan
mudah mendapatkan kepercayaan dan merasakan kebahagiaan.
Dimanapun mereka berada, mereka akan disambut dengan hangat dan
dijadikan orang-orang dalam lingkaran persahabatan. Tidak ada
hubungan harmonis yang bertahan lama tanpa didasari atas kejujuran,
kesetiaan dan etika didalamnya. Interaksi yang berkualitas adalah
interaksi yang membangun kesetaraan, saling menghargai, saling
menghormati dan bertoleransi. Kesucian dan etika merupakan dua
variable yang tidak mungkin dipisahkan Etika menopang kesucian dan
kesucian memberikan vibrasi positif bagi perilaku yang berlandaskan
etika. Hidup adalah perjalanan yang menawarkan beraneka ragam
pilihan, dengan berorientasi pada etika maka pilihan yang diambil akan
melahirkan kebaikan. Melalui konsep etika yang mendatangkan
kebahagiaan dan menempatkan Tuhan sebagai kekuatan yang memiliki
andil didalamnya, maka pemikiran Sponoza juga sering disebut pola
pikir mistik-rasional.

II.2.2 Pantheisme Mistik-Rasion


Mistik-rasional merupakan suatu hal yang harus dipahami
melalui pengetahuan intuisi. Manusia harus menjunjung tinggi
pemikiran logis agar tidak dibodoh-bodohi dengan label mistik. Hal-
hal yang bersifat mistik sah-sah saja untuk diyakini sepanjang ia
mampu menciptakan ketertiban dan mendidik manusia menjadi pribadi
yang lebih baik. Penguasaan terhadap ilmu pengetahuan merupakan
sebuah prioritas agar manusia mampu mengembangkan potensi yang
dimiliki secara optimal.Individu yang lahir kedunia merupakan
individu yang unik. Memiliki tedensius tersendiri dan gaya hidup yang
berbeda. Ada yang suka berdagang, rajin berolah raga, gemar
memasak, ahli dibidang pertukangan dan beraneka keunikan lainnya.
Ada pula yang sangat terobsesesi dengan kepemilikan materi, sehingga
mereka kecanduan bekerja dalam jam kerja yang panjang dengan
mengabaikan kesehatan. Dari berbagai tendensius yang dimiliki
manusia, terdapat pula mereka yang gemar dengan hal-hal yang
bersifat spiritual. Seperti ranjin bersembahyang, melakukan pelayanan
bagi sesama, dan taat melaksanakan disiplin spiritual.
Berbagai upaya dijalankan untuk memiliki rasa dekat dengan
Tuhan. Tuhan atau Allah yang sering dibicarakan oleh Spinoza
merupakan sosok yang memegang peranan vital dari alam semesta.
Agar dapat hidup bahagia dan sejahtera secara lahir-bhatin, maka
penghayatan terhadap kemahakuasaan Tuhan merupakan suatu point
yang mesti selalu dipupuk. Penghayatan terhadap Tuhan akan dapat
menumbuhkan semangat yang kuat, dan menjadi bahan bakar dalam
mencapai tujuan yang telah dicita-citakan. Berbicara tentang tentang
Mistik-rasional merupakan suatu hal yang harus dipahami melalui
pengetahuan intuisi. Manusia harus menjunjung tinggi pemikiran logis
agar tidak dibodoh-bodohi dengan label mistik. Hal-hal yang bersifat
mistik sah-sah saja untuk diyakini sepanjang ia mampu menciptakan
ketertiban dan mendidik manusia menjadi pribadi yang lebih baik.
Penguasaan terhadap ilmu pengetahuan merupakan sebuah prioritas
agar manusia mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara
optimal.
Pantheisme mistik-rasional merupakan ciri khas dari pemikiran
Spinoza. Mereka yang bertakwa terhadap Tuhan adalah mereka yang
mampu menjaga hubungan harmonis dengan alam. Karena antara
Tuhan dengan alam merupakan satu kesatauan, dan kesatuan ini
sebagai satu-satunya substansi. Keberdaan Tuhan dianggap sebagai
aturan kosmos itu sendiri, sehingga hukum-hukum alam dianggap
sebagai kehendak Tuhan. Dalam pantheisme terkandung berbagai
asfek keharmonisan fundamental yang dibutuhkan manusia, seperti
cinta kasih, persaudaraan, toleransi, perdamaian dan sebagainya. Hal
ini penting untuk ditanamkan agar menjauhkan diri dari sikap
radikalisme dan intoren yang dapat menyulut perpecahan (Untara,
2019) teologi dan politik (teologico-politicus).
Tractatus teologico-politicus dari Spinoza memiliki peranan
penting dalam sejarah filsafat barat. Menurut Spinoza kitab suci
merupakan sabda suci Tuhan yang tidak sepantasnya dijadikan sebagai
pembenaran politik konservatif. Setiap orang memiliki kebebasan
dalam berpolitik, namun berpolitiklah secara bermartabat. Dalam
bidang tindakan, seluruh kekuasaan itu hanya untuk pemerintah, tetapi
dalambidang berfikir dan berbicara semua anggota masyarakat
memiliki kebebasan penuh. Setiap orang bebasa untuk memberikan
opininya tentang politik dan agama. Hanya saja dia tidak boleh
bertindak melawan politik pemerintah, agar ketenangan (syarat mutlak
untuk kebebasan semua anggota masyarakat) tidak
diganggu(Hamersma, 1984:12).
III. Kesimpulan

Spinoza merupakan filsuf dengan pemikiran yang paling modern di abad ke tujuh
belas dan kedelapan belas. Dalam dunia barat, filsafat Spinoza dianggap sebagai pantheisme
mistik-rasional. Pantheisme merupakan keyakinan bahwa dimana-mana serba Tuhan atau
setiap aspek alam digambarkan dikuasai oleh Tuhan. Dalam pantheisme terkandung berbagai
asfek keharmonisan fundamental yang dibutuhkan manusia, seperti cinta kasih, persaudaraan,
toleransi, perdamaian dan sebagainya. Melalui pola rasionalisme- mistis Spinoza berusaha
memberikan persfektif baru dalam melihat dan menyikapi kehidupan. Berusaha memecahkan
berbagai isu-isu krusial yang mewarnai konteks kehidupan sosial masyarakat, serta
memberikan pemahaman bahwa logika tidak selamanya benar.

IV. Daftar Pustaka

Delgaauw, Bernard, Beknopte Geschiedenis der Wijsbegeerte, diterjemahkan oleh Soejono


Soemergono dengan judul Sejarah Ringkas Filsafat Barat, Cet,. I, Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya, 1992

Edwards, Paul, The Encyclopedia of Philosophy, New york: Macmillan Publishing Co., Inc
& The Free Press, 1972
Hamersma, Herry. 1984. Tokoh-Tokoh Filsafat Barat Modern. Jakarta : Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai