Anda di halaman 1dari 5

SPINOZA; Biografi dan Pemikiran

Esti

Istilah filsafat berasal dari Bahasa Arab (falsafah), Inggris (philosophy), Latin
(philosophia). Istilah-istilah tersebut bersumber dari Bahasa Yunani philosophia. Philos
berarti cinta, suka (loving) dan sophia berarti kebijaksanaan. Jadi secara keseluruhan
philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau kebenaran. Berfilsafat yaitu berpikir
secara sungguh-sungguh yaitu seseorang yang akan memikirkan sesuatu secara sungguh-
sungguh. Orang yang berfilsafat disebut filsuf. Orang-orang tersebut dipercaya akan
menjadi orang yang bijaksana. Orang yang berfilsafat itu akan menjadi orang yang
bijaksana karena mereka akan memikirkan sesuatu yang akan dilakukan secara
mendalam.Filsafat juga dikatakan sebagai hasil akal seseorang yang mencari dan
memikirkan suatu kebenaran dengana sedalam-dalamnya secar sistematis, radikal dan
universal. Filsafat ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Filsafat juga dikatakan sebagai the mother of science atau dalam Bahasa Indonesia
induk dari segala macam ilmu pengetahuan. Hal tersebut dikatakan seperti itu karena
semua ilmu pengetahuan yang ada di dunia ini bersumber dari filsafat. Filsafat terus
berkembang dan mengalami perubahan dari waktu ke waktu sehingga ilmu pengetahuan
pun juga berkembang dan berubah. Perkembangan filsafat itu terus mengalami perubahan
dari waktu ke waktu contohnya saja filsafat barat yang berubah mulai dari filsafat abad
Yunani kuno, filsafat abad pertengahan, abad renaissance, abad modern hingga perubahan
filsafat di abad post modern.
Perkembangan filsafat dari satu abad ke abad yang lain juga disertai dengan
perubahan pemikiran-pemikiran para tokoh filsafat. Pada abad Yunani kuno pemikiran
para tokoh filsafat lebih cenderung mengutamakan akal. Menurut para tokoh filsafat pada
zaman ini kebenaran itu terletak pada akal manusia. Kemudian hal tersebut tidak disetujui
oleh orang-orang pada zaman ini sehingga muncullah filsafat pada abad pertengahan. Pada
abad ini yang paling mendominasi yaitu pemikiran para tokoh filsafat yang mengutamakan
hati. Menut mereka semua yang terjadi tergantung pada hati manusia. Pada abad ini
gerejalah yang berkuasa sehingga semua sumber hukum dan ilmu pengetahuan bersumber
dari ajaran agama. Pemimpin negara pun tuduk pada gereja. Hal ini sangat bertolak
belakang dengan pemikiran para tokoh pada abad yunani kuno. Setelah itu muncul pula
filsafat abad renaissance yaitu abad dimana pemikiran para tokoh kembali di dominasi
oleh akal lagi. Setelah itu muncul abad modern yaitu abad yang menjadi pertanda
berakhirnya era skolastik atau era dimana gereja yang mendominasi. Pada saat ini banyak
aliran baru bermunculan. Para tokoh filsafat pada abad ini salah satu diantaranya yaitu
spinoza yang menganut aliran rasionalisme. Spinoza mempercayai bahwa kebenaran itu
bersumber pada akal seseorang. Ajarannya sangat didominasi oleh akal. Dia juga
mengatakan bahwa akal merupakan alat terpenting untuk memperoleh ilmu pengetahuan
karena menurutnya pengetahuan itu diperoleh dengan cara berfikir.

BIOGRAFI

Baruch de Spinoza lahir di kota Amsterdam pada tanggal 24 November 1632.


Ayahnya merupakan seorang pedagang yang kaya. Di masa kecilnya spinoza telah
menunjukkan kecerdasannya sehingga banyak orang yang mengatakan bahwa dia bisa
menjadi seorang rabbi. Dalam kehidupannya dia tidak hanya belajar tentang matematika
dan ilmu alam tetapi ia juga mampalajari bahasa latin, yunani, belanda, perancis, yahudi,
jerman dan italia. Pada usia yang ke 18 tahun, Spinoza membuat marah komunitas Yahudi
karena ia mergukan Kitab Suci sebagai Wahyu Allah, mengkritik imam yahudi,
mempertanyakan kedudukan bangsa yahudi sebagai umat pilihan Yahweh dan keterlibatan
Allah secara personal dalam sejarah kehidupan manusia.
Sikap Spinoza terhadap kaum Yahudi membuat kaum Yahudi mengambil sikap. Para
tokoh agama Yahudi menjadi gelisah dengan adanya ajaran Spinoza ini. Mereka terus
memaksa agar Spinoza kembali lagi pada ortodoksi agama dan hal ini tidak pernah
berhasil. Akhirnya pada tahun 1956 Spinoza dikucilkan tidak pernah bingung dengan
keadaan ini, dia selalu bersikap tenang dalam menghadapi situasi ini hingga pada akhirnya
dia mengganti namanya dengan Benedictus de Spinoza sebagai tanda kehidupan barunya.
Pada saat dikucilkan Spinoza mencari nafkah dengan cara mengasah lensa sambil
terus menuliskan pemikirannya. Berselang tidak begitu lama setelah pengucilan Spinoza
ini, dia mengidap penyakit TBC. Pada tahun 1673 dia diundang untuk mengajar di
universitas heidelberg namun ia menolaknya dengan alasan baginya tidak ada yang lebih
mengerikan daripada kenyataan bahwa orang-orang dihukum mati karena berfikir bebas.
Semasa hidupnya dia bekerja sebagai guru pribadi pada beberapa keluarga kaya dan pada
saat bekerja ini dia bertemu dengan para tokoh politik Belanda. Karena penyakit TBC
yang dia derita mulai dia dikucilkan dan ditambah lagi dengan penyakit paru-paru yang
telah lama ia derita, akhirnya Spinoza meninggal pada tanggal 21 februari 1677 pada usia
44 tahun.

PEMIKIRAN TOKOH

Spinoza merupakan salah satu tokoh filsafat pada abad modern yang mempunyai
pemikiran yang diakui oleh dunia. Dia merupakan salah satu tokoh besar di abad ini
namun juga banyak orang yang tidak setuju dengan ajarannya. Orang-orang yang tidak
setuju dengan ajaran Spinoza ini yaitu para kaum Yahudi. Pemikiran Spinoza ini banyak
dipengaruhi oleh pemikiran Descartes. Pemikiranya bersifat Rasionalisme. Para tokoh
filsafat yang mempunyai pemikiran rasionalisme ini percaya atau berpendirian bahwa
sumber pengetahuan manusia itu terletak pada akal. Tetapi bukan dimaksudkan bahwa
rasionalisme mengingkari pengalaman tetapi pengalaman dianggap sebagai perangsang
bagi pemikiran. Mereka percaya bahwa kebenaran dan kesesatan berasal dari ide kita
sendiri. Jika kebenaran menunjuk pada kenyataan, maka kebenaran hanya ada dalam
pemikiran kita saja dan dapat diperoleh dari akal budi kita. Menurut dia ilmu pengetahuan
yang dapat dipercaya adalah akal. Hanya pengetahuan yang diperoleh lewat akallah yang
memenuhi syarat yang dituntut oleh semua ilmu pengetahuan ilmiah. Dengan akal
menurutnya dapat diperoleh kebenaran dengan metode deduktif seperti yang dicontohkan
dalam ilmu pasti.
Kata kunci dari ajaran Spinoza ini adalah Deus Sive Nature (Allah atau Alam).
sebagai Allah alam adalah Natura Naturans (alam yang melahirkan). Sebagai dirinya
sendiri alam adalah Natura Naturata (alam yang dilahirkan) yaitu nama untuk Allah dan
Alam yang sama. Dari pandangan ini, Spinoza membantah ajaran Descartes bahwa realitas
seluruhnya terdiri dari 3 substansi yaitu Allah, jiwa dan materi. Bagi Spinoza hanya ada
satu substansi yang ada di dunia ini yang sering disebut dengan pemikiran substansi
tunggal yaitu Allah atau alam. Substansi merupakan sesuatu yang ada pada diri seseorang
atau ada pada dirinya yang bersifat abadi, tidak terbatas, mutlak dan utuh. Sifat tersebut
hanya dimiliki oleh Allah. Apabila substansi tunggal itu adalah Allah maka segala yang
ada di dunia ini baik jasmaniah maupun rohaniah adalah kehendak Allah. Segala sesuatu
itu bisa diciptakan atau dimusnahkan atas kehendak Allah. Spinoza selalu mengajarkan
bahwa segala sesuatu yang ada karena Allah merupakan hasil pemikiran. Sesuatu yang ada
karena Allah itu dapat menjadi kenikmatan atau kebahagiaan untuk manusia ataupun
sebaliknya bisa menjadi malapetaka dengan adanya pemikiran manusia terhadap semua
ciptaan Allah tersebut.
Menurut Spinoza yang percaya pada substansi tunggal yaitu Allah, dia juga percaya
bahwa alam juga merupakan substansi karena keduanya merupakan satu kesatuan.
Pemahaman Spinoza ini berasal dari pemahaman terhadap pembedaan antara substansi
yang dia sebut sebagai atribut- atribut dan modi. Modi merupakan cara berada dari atribut-
atribut dan secara tidak langsung berasal dari substansi. Dia percaya bahwa hanya ada satu
substansi tetapi di dalam substansi itu terdapat atribut-atribut yang tak terhingga
jumlahnya. Namun dari jumlah yang begitu banyak dari atribut-atribut itu, hanya ada dua
yang dapat diketahui manusia yaitu keluasan dan pemikiran. Kedua hal tersebut
mempunyai substansi yang sama. Spinoza mengatakan bahwa kebenaran itu terpusat pada
pemikiran dan keluasan. Menurutnya pemikiran adalah jiwa dan keluasan adalah tubuh
yang eksistensi keduanya sama atau berbarengan. Pemikiran manusia itu sangat penting
bagi kelangsungan hidupnya. Semua manusia itu akan berpikir dan bertindak sesuai
dengan pemikrannya.
Dari pemahaman Spinoza tentang substansi tunggal yaitu Allah yang bersifat abadi,
sempurna itu maka dia terus menerus tenggelam dalam dalam suatu refleksi tentang
hubungan antara Allah dan manusia sebagai satu kesatuan. Untuk sampai pada Allah maka
manusia butuh cinta, yaitu cinta kepada Tuhannya. Cinta itu dijelaskan sebagai cara
pengenalan kepada Allah. Melalui cinta itu manusia akan berserah diri kepada Allah.
Segala sesuatu menurutnya diatur oleh sebuah ketentuan logis yang absolut. Sesuatu
menurut Spinoza merupakan manifestasi dari sifat Tuhan yang gaib dan logikanya suatu
peristiwa tidak akan menjadi peristiwa yang lain. Menurutnya tidak ada keabadian pribadi
seperti yang dipercaya oleh orang-orang kristen tetapi yang ada adalah keabadian
impersonal yang diperoleh dengan semakin menyatu dengan Tuhan. Menurutnya hanya
ada Tuhan yang Esa yang seluruhnya positif dan tidak terbatas secara absolut. Dari hal
inilah maka Spinoza cenderung pada panteisme yang lengkap dan keras. Spinoza
mengajarkan bahwa segala sesuatu yang ditentukan oleh Tuhan adalah baik jika bernilai
positif dan hanya yang buruklah yang bernilai negatif. Semua hal yang baik maupun buruk
itu tergantung dari pemikiran manusia tentang hal tersebut. Pemikiran antara satu manusia
dengan yang lain itu berbeda-beda dan sesuatu yang dianggap seseorang buruk belum
tentu diangap buruk oleh orang yang lain. Jadi baik atau buruk itu bersifat subjektif
tergantung dari pemikiran atau akal manusia yang memikirkannya.
Menurut teori emosi Spinoza tentang sifat dan asal mula pikiran menyatakan bahwa
“pikiran manusia cukup bisa mengetahui esensi Tuhan yang abadi dan tak terbatas”. Emosi
disebut hasrat (passion) jika berasal dari ide yang tidak mencukupi. Hasrat-hasrat pada
manusia yang berbeda bisa bertentangan dan orang-orang yang taat pada akalnya dianggap
oleh Spinoza akan menjadi orang yang rukun. Spinoza sebenarnya tidak menolak seluruh
emosi tetapi hanya menolak emosi yang bersifat hasrat yaitu emosi yang menyebabkan
orang menjadi pasif terhadap kekuatan dari luar. Menurut Spinoza orang yang menyesal
atau taubat adalah orang yang sial dua kali atau orang yang lemah karena hal tersebut
berhubungan dengan masa depan dan masa lalu yang bertentangan dengan akal. Dalam
pemikiran Spinoza lebih cenderung pada akal yaitu semua bergantung pada akal atau
dominasi akal sehingga dalam perdebatanpun dia selalu bersikap santun, menggunakan
akal, tidak mencela pendapat orang lain tetapi dia berusaha sekuatnya untuk meyakinkan
tentang pendapatnya itu.
Garis besar dari pemikiran Spinoza ini merupakan pemikiran yang didasari oleh akal
menurutnya dalam suatu pemikiran itu didominasi oleh akal atau dengan kata lain bahwa
akallah yang paling penting. Segala ilmu pengetahuan itu berasal dari akal karena
pengetahuan yang bersumber dari akal itu merupakan pengetahuan yang benar dan dapat
dipercaya. Semua manusia itu akan menggunakan akalnya dalam berbagai hal untuk
kebutuhan dalam hidupnya. Misalnya saja semua orang itu akan mempertahankan diri dari
segala sesuatu yang dia anggap akan membahayakan dirinya. Hal tersebut merangsang
manusia untuk berpikir bagaimana cara supaya ia dapat mempertahankan dirinya. Selain
usaha untuk mempertahankan diri, hal yang merangsang pemikiran atau akal manusia
adalah adanya pengalaman. Banyak orang mengatakan bahwa pengalaman adalah guru
terbaik. Hal itu memang benar karena dari pengalaman sebelumnya yang dianggap buruk
orang akan berpikir bahwa dia tidak akan mengulangi hal tersebut dan akan berhati-hati.
Akal itu mempunya peranan penting dalam kehidupan manusia dan sangat menentukan
bagi kelangsungannya.

HASIL KARYA

Dari hasil pemikiran dan ajarannya Spinoza menulis beberapa buku tentang
pemikiran-pemikirannya. Diantaranya yaitu buku pertamanya Tractatus Theologico-
Politicus dan buku keduanya Tractacus Politicus. Buku pertamanya berisi kritik terhadap
Bibel dan politik sedangkan buku keduanya berisi tentang teori politik saja. Menurut teori
politik Spinoza dia mengatakan bahwa dalam keadaan alami tidak ada benar atau salah
karena kesalahan itu merupakan suatu pelanggaran hukum. Dia setuju dengan Hobbes
bahwa Raja itu tidak salah dan Raja harus sepenuhnya tunduk pada Negara. Hal ini sangat
bertentangan dengan zaman sebelumnya yaitu zaman Renaissance yang sepenuhnya
percaya bahwa Raja adalah yang paling berkuasa dan Negara harus tunduk pada Gereja.
Dalam buku ini dia juga mengatakan bahwa dia tidak pernah setuju dengan pemberontakan
dan menurutnya kebebasan berpendapat itu penting.
Karya terpenting Spinoza adalah Ethics yang diterbitkan setelah kematiannya. Ethics
ditulis dalam gaya Euclid dengan definisi, aksioma dan teorema. Buku ini sangat sulit
untuk dipahami. Buku ini berbicara tentang tiga masalh yang berbeda. Isi dari buku ini
dimulai dari metafisika, psikologi hasrat dan kehendak. Buku ini membangun sebuah etika
berdasarkan metafisika dan psikologi sebelumnya. Metafisikanya merupakan modifikasi
dari pemikiran Descartes, psikologinya dari Hobbes dan etikanya yang terpenting dari
buku ini karene merupakan pemikiran orisinil dari Spinoza.
Dalam buku Ehics ajaran terpentingnya adalah etika. Dalam ajaran tentang etika, dia
menyusunnya dengan menggunakan prinsip ilmu ukur (ordine geometric). Menurutnya
setiap makhluk itu akan dengan sekuat tenaganya untuk mempertahankan diri. Pada
manusia keinginan untuk mampertahankan diri itu ada berdasarkan intelektual atau
pemikirannya. Spinoza juga telah mengajarkan bahwa segala sesuatu itu berasal atau
bersumber dari akal dan begitu juga dengan usaha untuk mempertahankan diri ini juga
bersumber dari akal manusia.

PENUTUP

Filsafat diartikan cinta kepada kebijaksanaan atau kebenaran. Filsafat merupakan the
mother of science atau induk dari segala macam ilmu pengetahuan karena semua ilmu
pengetahuan yang ada di dunia bersumber dari filsafat. Perkembangan filsafat itu terus
mengalami perubahan contohnya saja filsafat barat yang berubah mulai dari filsafat abad
Yunani kuno, abad pertengahan, renaissance, abad modern hingga filsafat di abad post
modern. Pada abad modern dominasi akal dua kali lebih kuat dari abad sebelumnya.
Munculnya abad modern yaitu abad yang menjadi pertanda berakhirnya era skolastik
atau era dimana gereja yang mendominasi. Para tokoh filsafat pada abad ini salah satu
diantaranya yaitu spinoza yang menganut aliran rasionalisme. Baruch de Spinoza lahir di
kota Amsterdam pada tanggal 24 November 1632. Spinoza mempercayai bahwa kebenaran
itu bersumber pada akal seseorang. Ajarannya sangat didominasi oleh akal. Dia juga
mengatakan bahwa akal merupakan alat terpenting untuk memperoleh ilmu pengetahuan
karena menurutnya pengetahuan itu diperoleh dengan cara berfikir. Namun pemikirannya
itu ditentang oleh kaum Yahudi hingga dia dikucilkan oleh keluarga dan orang-orang
disekitarnya. Setelah itu Spinoza mengidap penyakit TBC dan paru-paru sehingga Spinoza
meninggal pada tanggal 21 februari 1677 pada usia 44 tahun.
Pemikiranya bersifat Rasionalisme. Para tokoh filsafat yang mempunyai pemikiran
rasionalisme ini percaya atau berpendirian bahwa sumber pengetahuan manusia itu terletak
pada akal. Menurutnya pengalaman dianggap sebagai perangsang bagi pemikiran. Mereka
percaya bahwa kebenaran dan kesesatan berasal dari ide kita sendiri. Jika kebenaran
menunjuk pada kenyataan, maka kebenaran hanya ada dalam pemikiran kita saja dan dapat
diperoleh dari akal budi kita.
Orang-orang yang taat pada akalnya dianggap oleh Spinoza akan menjadi orang
yang rukun. Dalam pemikiran Spinoza lebih cenderung pada akal yaitu semua bergantung
pada akal atau dominasi akal sehingga dalam perdebatanpun dia selalu bersikap santun,
menggunakan akal, tidak mencela pendapat orang lain tetapi dia berusaha sekuatnya untuk
meyakinkan tentang pendapatnya itu. Akal itu sangat penting dalam kehidupan manusia
untuk menentukan eksistensinya. Ajaran-ajaran Spinoza itu ditulis dalam tiga buku yaitu
Tractatus Theologico-Politicus, Tractacus Politicus dan Ethics.

DAFTAR PUSTAKA

Verhaak, C., Imam, Haryono. 1989. filsafat ilmu pengetahuan. Jakarta: Gramedia
Gazalba, Sidi, Drs. 1981. Sistematika filsafat. Jakarta:Bulan Bintang
Abdul Hakim, Atang, Drs, MA., Ahmad Saebani, Beni, Drs, Msi. 2008. Filsafat umum.
Bandung: Pustaka Setia
Achmadi, Asmoro. 1995. Filsafat umum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Russel, Bertrand. 2002. Sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
http://id.wikipedia.org/wiki/Baruch de Spinoza
http://amoretvita.wordpress.com/2007/09/08/allah-dalam-metafisika-teologi-menurut

*)
Penyusun
Nama : Esti
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Dosen : Afid Burhanuddin, M.Pd.
Prodi : Pendidikan Bahasa Inggris, STKIP PGRI Pacitan.

Anda mungkin juga menyukai