Prodi : AFI / A
Sebagai seorang filsuf yang berkontribusi besar bagi pemikiran setelah masanya
yang ia juga termasuk sosok yang kritis dan sangat mencintai Allah(Tuhan) serta
tampil sebagai filsuf yang religius. Meski demikian, bukan berarti pemikirannya
bernuansa dogmatis dan konservatif. Akan tetapi, justru sebaliknya dimana
Spinoza menegaskan bahwa hubungan rasionalisme manusia dengan tuhan itu
merupakan pencipta alam semesta. Di samping itu, ia berada dalam lingkup agama
yahudi dan agama masehi yang berkembang saat itu. Spinoza dalam teologinya,
lumayan jauh dengan ortodoksi agama-agama tersebut.
Menurut Spinoza cinta kepada Tuhan adalah kebahagiaan yang muncul dari
kebebasan dan buka dari pemaksaan. Kebebasan untuk menjalankan keyakina
terhadap Tuhan sesuai dengan pilihan masing-masing merupakan sumber
kebahagiaan. Disini Filsafat Sponoza mendapat ciri religius karena pengetian akan
cinta kasih kepada Tuhan, kebebasan dan kebahagiaan menjadi satu. Sikap
semacam ini merupakan bentuk dari liberalisme religius. Interpretasi rasionalistis
memandang Spinoza sebagai bapak liberalisme religius modern (Hamersma,
1984:11). Liberalisme dalam pola pikir merupakan salah satu dampak dari
rasionalitas yang berusaha mendayagunakan dan mengembangkan segala potensi
yang ada, agar pengetahuan terus berkembang demi kehidupan yang lebih baik.