Anda di halaman 1dari 1

Dalam berbagai fase yang dilaluinya seperti halnya pemikirannya yang melampaui pemikiran pada

zamannya yang justru bukan diapresiasi dan didukung akan tetapi malah membuat ia dikeluarkan
dari Sinagoge di Amsterdam karena pemikirannya dianggap tidak ortodoks. Pemikiran Spinoza
mengandung kolaborasi antara Rasionalisme dan mistik, dimana ke-dua hal tersebut merupakan
sebuah paradoks dalam kehidupan. Dan termasuk yang dilabeli mistik akan tetap berada dalam
dimensi supranatural selama belum ditemukan penjelasan Rasional dibaliknya. Mengenai hal
tersebut, seringkali adanya pergeseran sudut pandang dari mistik menuju rasional. Namun, keduanya
akan selalu ada sepanjang jalan.

Sebagai seorang filsuf yang berkontribusi besar bagi pemikiran setelah masanya yang ia juga
termasuk sosok yang kritis dan sangat mencintai Allah(Tuhan) serta tampil sebagai filsuf yang religius.
Meski demikian, bukan berarti pemikirannya bernuansa dogmatis dan konservatif. Akan tetapi, justru
sebaliknya dimana Spinoza menegaskan bahwa hubungan rasionalisme manusia dengan tuhan itu
merupakan pencipta alam semesta. Di samping itu, ia berada dalam lingkup agama yahudi dan
agama masehi yang berkembang saat itu. Spinoza dalam teologinya, lumayan jauh dengan ortodoksi
agama-agama tersebut.

Rene Descartes yang pemikirannya juga banyak mempengaruhi pemikiran Spinoza membedakan
_idea_yang ada dalam diri manusia menjadi _innate idea_ dan _adventitios idea_. Kedua _idea_ ini
berperan penting bagi efektivitas dan kapasitas individu dalam menyikapi suatu permasalahan. Dan
kemampuan berpikir kritis dalam berbagai situasi merupakan modal dasar untuk membebaskan
manusia dari jebakan dogma.

Anda mungkin juga menyukai