Anda di halaman 1dari 1

Memahami dan Menyikapi Perbedaan

Seiring berjalan pesatnya era globalisasi yang ditandai adanya interaksi antarkultural, setiap
belahan bumi pastinya disatukan dalam sebuah desa global yang khususnya teknologi
komunikasi yang membuka kemungkinan interaksi multikultural tak terbatas. Seringkali beda
budaya disikapi secara tidak bijak sebagaimana banyak persoalan yang harus di minimalisir
bertitik tolak dengan anggapan mekanisme bahwa beda budaya menyebabkan distorsi dalam
mencapai tujuan yang berbeda-beda.
Pemahaman yang tidak bijaksana lantas menimbulkan treatmentyang juga tidak bijaksana
seperti halnya ambisi untuk menghapuskan perbedaan budaya dengan menyeragamkan
budaya yang berbeda-beda. Ambisi penyeragaman budaya ini diperburuk dengan munculnya
konsepsi budaya adiluhung dan budaya massa, tanpa memahami apa sesungguhnya makna
budaya adiluhng atau budaya massa dan mengesampingkan mengkritisi apa,siapa, dan politik
macam apa yang mendasari munculnya istilah dikotomis yang dikonsumsi banyak pihak dan
memanipulasinya untuk kepentingan masing-masing/
Manipulasi ini dapat lebih ekstrim lagi seperti halnya menganggap bahwa budaya adilung
yang di anutnya itu lebih baik daripada budaya lainnya sehinnga mengklaim budaya lain
tidak setara dengan budayanya dan seolah terendahkan. Dalam menyikapi ragam budaya
yang ada dengan menyeragamkan budaya sudah sangat riskan apalagi membudayakan
budaya lain dengan mengklaim secara tak berdasar secara sepihak. Dan hal ini yang
menjadikan sebuah pertanyaan mengapa sebuah perbedaan seringkali tidak menghasilkan
perilaku yang tidak manusiawi.
Pada posisi inilah cultural studies menjadi sesuatu yang amay penting dalam kajian budaya
yang tidak membudayakan atau menyeragamkan pihak lain. Sebuah perbedaan tidak
menjadikan kita harusserta merta berfikir bahwa budaya lain berdampak akan terhambatnya
perkembangan budya adiluhung yang justru perpaduan antara keduanya akan menjadikan
sebuah produk multikultural yang menimbulakn rasa saling dikeduanya dan terbentuk budaya
yang indah dan menarik, yang tentunya tetap berdasar pada filter-filter budaya ang ada.
Sejarah cultural studies dalam gugatan demi gugatan untuk berupaya memahami cultural
studies dalam menyikapi setiap perbedaan yang ada. Cultural studies sendiri lahir di tengah-
tengah smangat Neo-Marxisme yang berupaya meredefinisikan Marxisme sebagai perlawan
terhadap mayoritas dan hegemoni budaya tertentu. Istilah cultural studies berasal dari Centre
for Contemporary Cultural Studies(CCCS). Para pendiri cultural studies berlatar belakang
pendidiksn sastra dan hal ini bisa diruntut dari perkembangan paham strukturalisme dalam
kritik sastra yang berkembang pesat di eropa pada masa itu.
Pada dasarnya para ahli strukturalisme justru lebih tertarik untuk mengangkatmateri
mengenai bahasa yang kini dipandang sebagai salah satu representasi ideologi. Kembali pada
tujuannya yaitu mengisi ruang dalam peta intelektual . ruang apa yang sesungguhnya
dimaksud. Untuk mengetahui ruang apa yang dimaksud maka perlu memahami terlebih
dahulu makna istilah budaya tersebut.

Anda mungkin juga menyukai