Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Konon, orang yan mula-mula sekali menggunkan akal secara serius adalah orang Yunani yang bernama Thales ( kira- kira tahun 624- 546). Orang inilah yang digelari Bapak Filsafat. Gelar itu diberikan kepadanya karena ia mengajukan pertanyaan yang aneh, yaitu. Apakah sebenarnya alam semesta ini? Ia sendiri menjawab: air. Setelah itu silih bergantilahfilosof sezamany dan sesudahnya mengajukan jawabanya. Semakin lama persoalan yang dipikirkan oleh manusia semakin luas, dan semakin rumit pula pemecahanya. Buah pikiran yaitu, hasil kerja akal yang mulai mengagetkan manusia awam barangkali pertama kali dilontarkan oleh Heraclitus yang hidup sekitar tahun 500- an SM, yaitu tatkala ia berkata bahwa sesungguhnya yang sungguh sungguh ada, yang hakikat, ialah gerak dan perubahan. Jadi, bila orang awam melihat sebuah patung itu bergerak dan berubah terus, demikian Heraclitus. Indera kitalah yang tertipu atau menipu. Kemudian filosof lain, orang Yunani juga, berhasil menyusun argumentasi untuk membuktikan sebaliknya yang hakikat, yang sungguh sungguh ada, ialah diam, tetap, tak berubah, tak bergerak. Kalau kita melihat anak panah yang meluncur dari busurnya jadi bergerak, sesungguhnya anak panah itu dapat dibuktikan oleh Parmanides tidak bergerak alias diam. Cerita diatas telas memperlihatkan bahwa karya akal memang cukup hebat.

Keadaan itu dibuat semakin ramai oleh kemunculan orang yang bernama Zeno, juga orang Yunani, yang lahir pada kira- kira tahun 490 SM. Kemunculannya barangkali dapat dianggap menandai mulaynya pemikiran sofisme. Ia berhasil membuktikan bahwa ruang kosong itu tidak ada, pluralitas (jamak) itu juga tidak ada, gerak tidak ada, Jadi, semua yang mapan dalam pandangan orang awam ketika itu menjadi goyah. Inilah salah satu karya akal yang hebat itu, kebimbangan.

1.2.Tujuan

Dibuatnya Makalah ini, kami segenap perwakilan Mahasiswa untuk lebih mempermudah lagi dalam membaca. Agar Mahasiswa khususnya, umat muslim menjadi beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Mata kuliah ini dijadikan sebuah istilah yang ambigu dengan satu konotasi dalam konteks dekat. Dan diantara selain itu kami juga bertujuan untuk sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan kerja kelompo yang telah dilakukan. Untuk menambah wawasan dan keterampilan baik penulis maupun membacanya.

1.3. Rumusan Masalah

Dalam pembahasan Rasionalisme ini, kami membatasi apa- apa saja yang menjadi ruang lingkup pembahasan Rasionalisme, diantaranya: Pemikiran Descrates Pemikiran Spinoza Pemikiran Leibniz

BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 RASIONALISME (DESCRATES-SPINOZA-LEIBNIZ) Rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat etrpenting dalam mendapatkan pengetahuan dan mengetes pengetahuan. Jika empirisme mengatakan bahwa pengetahuan diperoleh dengan alam mengalami proses empiris, maka rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara berpikr. Alat dalam berpikir itu ialah kaidah-kaidah logis atau kaidah-kaidah logika. Rasionalisme ada dua macam yaitu: dalam bidang agama dan dalam bidang filsafat. Rasionalisme dalam bidang agama biasanya digunakan untuk mengkritik dalam bidang agama, rasionalisme dalam bidang filsafat terutama berguna sebagai teori pengetahuan. Sejarah rasionalisme sudah tua sekali. Thales telah menerapkan rasionalisme dalam filsafatnya. ini dilanjutkan dengan jelas sekali pada orang-orang sofis dan tokoh-tokoh penentangnya (Socrates, Plato dan Aristoteles), dan juga beberapatokoh sesudah itu (lihat Runes, 1971:275). Pada zaman modern filsafat, tokoh pertama rasionalisme ialah Descrates yang dibicarakan setelah ini. Bersamaan dengan itu akan dibicarakan juga tokoh besar rasionalisme lainnya, yaitu Baruch Spinoza dan Leibniz. 2.2 DESCARTES (1596-1650) Descrates adalah orang inggris. Ayahnya anggota parlemen inggris. Pada tahun 1612 Descrates pergi ke Prancis. Dari tahun 1629-1649 ia menetap di Belanda. Descrates lahir pada tahun 1596 dan meninggal pada tahun 1650. Bukunya yang terpenting dalam filsafat murni ialah Discours de la Methode (1637) dan Meditations (1642). Descrates dianggap sebagai bapak filsafat modern. Menurut Betrand Russel, anggapan itu memang benar. Kata bapak diberikan kepada Descrates karena dialah orang yang pertama pada zaman modern itu yang membangun filsafat yang berdiri atas keyakinan diri sendiri yang dihasilkan oleh pengetahuan akliah. Dialah orang pertama di akhir abad pertengahan itu yang menyusun argumentasi yang kuat, yang distinct, yang menyimpulkan

bahwa dasar filsafat haruslah akal, bukan perasaan, bukan iman, bukan ayat suci dan juga bukan yang lainnya. Untuk menemukaan basis yang kuat bagi filsafat, Descrates meragukan (lebih dahulu) segala sesuatu yang dapat diragukan. Mula-mula ia mencoba meragukan semua yang dapat diindera, objek yang sebenarnya tidak mungkin diragukan. Pada langkah pertama ini Descrates dapat (berhasil) meragukan semua benda yang dapat diindera. Menurut Descrates, dalam keempat keadaan itu (mimpi, halusinasi, ilusi dan roh halus), juga dalam jaga, ada sesuatu yang selalu muncul. Ada sesuatu yang muncul, baik dalam jaga maupun dalam mimpi. Yang selalu muncul itu ialah gerak jumlah dan besaran (volume). Betulkah yang tiga ini (gerak, jumlah, besaran) benar-benar ada? Lalu Descartes mengujinya. Kemudian ia pun meragukannya. Yang tiga macam itu adalah matematika. Kata Descartes, matematika dapat salah. Saya sering salah menjumlah (angka), salah mengukur (besaran), juga demikian pada gerak. Descartes memulai filsafat dari metode. Metode keraguan itulah bukan tujuannya. Tujuan metode ini bukanlah mempertahankan keraguan. Sebaliknya, metode ini bergerak dari keraguan menuju kepastian. Keraguan Descartes hanya ditunjukan untuk menjelaskan perbedaan sesuatu yang dapat diragukandari sesuatu yang tidak dapat dirgukan. Dalam metode ini berjalan suatu deduksi yang tegas. Setelah fondasi itu ditemukan, mulailah ia mendirikan banguna filsafat diatasnya. Akal itu basis yang paling terpercaya dalam berfilsafat. Inilah awal kemenangan akal atas iman (hati) pada zaman modern. Ia merupakan reaksi keras terhadap dominasi iman (hati) pada abad pertengahan. Cara ini kemudian diikuti oleh filosof-filosof zaman itu. Laksana bendungan yang jebol, dalam waktu yang relative singkat banyak sekali pemikiran yang muncul dalam presentase yang jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan filosof abad pertengahan.akal ini telah menang terhadap dominasi iman. Kemenangan akal pada ronde ini telah menyebabkan teragedi yunani terulang kembali: kaidah sains menjadi guncang, ajaran iman menjadi goyah. Orang meragukan sains dan agama. Orang kembali bingung. Tidak dapat dihindari, humanism dan rasionalisme yang di kembangkan oleh Descartes telah menimbulkan subjektivisme dan relativisme, persis seperti kebimbangan alam pikiran pada zaman sofisme tempo hari.
4

2.3 SPINOZA (1632- 1677)

Spinoza dilahirkan pada tahun 1632 dan meninggal dunia pada tahun 1677. Nama aslinya Baruch Spinoza. Setelah ia mengucilkan diri dari agama Yahudi, ia mengubah namanya menjadi Benedictus de Spenoza. Ia hidup di pinggiran kota Amsterdam. Menurut Solomon, cara terbaik mempelajari metafisika modern ialah mempelajari karya karya metafisika para filsof. Mempelajarinya jangan terpisah pisah, misalnya kosmologi lebih dahulu, kemudian ontologi. Cara seperti ini akan menyulitkan kita mengetahui hubungan perekat dalam sistem filosof tersebut. Untuk pengantar mempelajari metafisika modern, Solomon menganjurkan mempelajari lebih dulu metafisika modern, Solomon menganjurkan mempelajari lebih dulu metfisika pada abad ke -17. Filosofnya ialah Spinoza, dan yang kedua ialah Leibinz (1646 -1716). Filosof kedua ini adalah filosof Jerman modern terbesar yang pertama. Metafisika modern biasanya dikatakan dimulai oleh Descrates. Metodenya untuk sampai kepada kepastian sempurna lewat deduksi metamitis, sah untuk diterima. Akan tetapi halnya tidak sederhana itu. Metafisika mempunyai jalur yang panjang sejak Yunani,melintas Abad pertengahan, barulah kepada Descrates. Oleh karena itu, kita tidak usah heran menemukan konsep sentral dalam metafisika Descrates adalah substansi dan definisi, yang sesungguhnya sudah ada pada Aristoteles. Sebagaimana Aritoteles, ia pun berpendapatbhwa sesuatau untuk ada tidak memerlukan yang lain (bila adanya karena yang lain, berarti substansinya kurang meyakinkan). Nah, baik Spinoza maupun Leibniz ternyata mengikuti pemikiran Descrates itu. Dua tokoh ini juga menjadikan substansi sebagai tema pokok dalam metafisika mereka, dan mereka berdua juga mengikuti metode Descrates. Tiga filosof ini, Descrates, Spinoza, Leibinz, biasanyadi kelompokan kedalam satu madzhab, yaitu rasionalisme. Secara selintas permasalahan metafisika modern tetap sama dengan masalah meafisika pada masa pra Secrates, yaitu: Beberapa substansi yang ada? Apa itu? Apa beda yang satu dengan yang lain? Bagaimana setiap substansi (atau sesuatu ) itu berinteraksi? Bagaimana substansi itu muncul apakah alam semesta mempunyai permulaan? Persoalan persoalan ini memang persoalan lama. Thales bahkan sudah mempersoalkan sebagian pertanyaan itu. Akan tetapi, bila dipikir- pikir, memang masih adakah pertanyaan metafisika selain itu?.
5

Spinoza mencoba menjawab pertanyaan- pertanyaan itu. Sebenarnya dapat diduga, ia pasti menggunakan cara yang sekurang kurangnya sama rumitnya dengan carayang digunakan oleh Decrates, orang yang memang diikutinya. Dugaan kita memang benar. Ia menggunakan deduksi metamatis ala Decrates. Ia mulai dengan meletakan defenisi definisi, aksioma- aksioma, proposi proposi, kemudian berubahlah membuat pembuktian (penyimpulan) berdasarkan definisi, aksioma, atau proposi itu. Cukup rumut juga. Sehubungan dengan pertanyaan pertanyaan metafisika yang disebut juga tadi, yang ternyata sama saja dengan pertanyaan metafisika zaman modern, ada dua hal yang memusingkan kepala metafisikawan modern, juga, Spinoza. Kedua hal itu memang telah ada juga pada zaman Yunani Kuno. Persoalan pertama yang mengganggu pikiran ialah telah sejak lama dan begitu kuatnya anutan orang Kristen yang mempercayai imaterialisme, termasuk imortalitasnya jiwa dan adanya Tuhan . Ini membingungkan karena sudah sejak lama pula orang Yunani beranggapan bahwa yang ada hanyalah bahan materi (material stuff), jadi mereka ini materialsi. Nah, hanyalah sekarang menjadi tugas filosof untuk mejelaskan sosok- sosok imaterial seperti jiwa, Tuhan, dan sebagianya itu. Dengan kata lain, bagaimana menyelesaikan persoalan yang bertentangan antara imaerialisme dan materialsme. Dalam metafisika, Descrates misalnya ia memulai dengan mengakui adanya dua macam substansi yang dicipta, fisif dan mental. Dan hanya ada satu yang tidak dicipta: Tuhan. Leibnez pergi lebih jauh tatkala ia mengatakan bahwa yang ada hanyalah substansi imaterial. Posisi ini sekarang disebut juga idealisme. Didalam filsafat modern, metarilisme dan idealisme sudah bertarung selama tiga abad. Ajaran idealisme ertumpu pada agama, sementara matererialisme bertumpu pada sins. Kita sampai pengganggu pikiran yang kedua.

Beberapa Definisi 1. Sesuatu yang sebabnya pada dirinya, saya maksudkan esensinya mengandung eksistensi, atau sesuatu yang halnya dipahami sebagai ada. 2. Sesuatu yang dikatakan terbatas bila ia dapat dibatasi oleh sesuatu yang lain, misalnya tubuh kita terbatas, yang membatasinya ialah besarnya tubuh kita itu. 3. Substansi ialah sesuatu yang ada dalam dirinya, dipahami melalui dirinya, konsep dapat dibentuk tentangnya bebas dari yang lain.
6

4. Yang saya maksud dengan atribut (sifat) ialah apa yang dapat dipahami sebagai melekat pada esensi substansi. 5. Yang saya maksud dengan mode ialah perubahan perubahan pada substansi. 6. Tuhan yang saya maksud ialah sesuatu yang terbatas secara absolut (mutlak). 7. Seseuatu yang saya sebut bebas ialah sesuatu yang ada sedirian, bukan disebabkan oleh yang lain, dan tindakanya ditentukan olehnya sendirian. 8. Yang saya maksud dengan kekekalan (eternity) ialah sifat pada eksistensi itu tadi.

Cobalah perhatikan, apa perbedaan- perbedaan definisi itu dari apa yang telah diajukan oleh Aristoteles? Misalnya definisi substansi sebagai dasar stuff. Begitu jugamengenai atribut dan mode, atribut adalah karakteristik substansi, dan mode adalah perubahan perubahan pada atribut. Sebab pada dirinya sendiri sama dengan penggerak pertama pada Aristoteles. Akan tetapi, ada perbedaan yang amat prinsip: penggerak pada Spinoza identik dengan alam semesta, dan Tuhan pada Spinoza kira- kira sama dengan memikirkan dirinya sendiri pada Aristoteles. Akan tetapi, dasar pijak permulaan seluruh sistemnya (Spinoza), sebagaimana tergambar didalam definisi dan aksioma, sama dengan pengertian substansi pada Aristoteles. Seperti pada metafisika lama, Spinoza berpendapat bahwa apa saja yang benar benar ada, makaadanya itu haruslah abadi. Sama halnya dengan tatkala ia berbicara dalam astronomi, definisi selalu diikuti oleh aksioma. Aksioma ialah suatu kebenaran yang tidak memerlukan pembelaan. Dalam geometri, contoh aksioma ialah: Jarak terdekat antara dua titik ialah garis lurus. Cobalah lihat aksioma- aksioma yang dipasangnya dalam metafisika sebagai berikut. Aksioma- Aksioma 1. Segala sesuatu yang ada, ada dalam dirinya atau ada dalam sesuatu yang lain. 2. Sesuatu yang tidak dapat dipahami melalui sesutu yang lain harus dipahami melalui dirinya sendiri. 3. Dari sesuatu sebab, tentu diakui akibat: Bila tidak ada sebab,tidak mungkin akan ada akibat yang mengikutinya. 4. Pengetahuan kita tentang akibat ditentukan oleh pengetahuan kita tentang sebab. 5. Sesuatu yan tidak biasa dikenal umumtidak akan dapat dipahami; konsep tentang sesuatu tidak melibatkan konsep tentang yang lain.
7

6. Idea yang benar harus sesuai dengan objeknya. 7. Bia sesuatudapat dipahami sebagai tidak ada, maka esensinya tidak ada. Anda mungkin melihat pada aksioma diatas ada yang agak janggal. Itu disebabkan oleh aksioma ini menyangkut masalah metafisika. Aksioma aksioma itu biasanya didasarkan atas definisi. Misalnya: Aksioma I berdasar akan definisi 1. Berdasarkan definisi dan aksioma itu Spinoza mulai membuktikan proposisiproposisinya. Inilah beberapa proposisi yang disusunya. Proposisi 1. Proposisi : Substansi mesti mendahului modifikasinya. Bukti : Ini jelas dari Definisi III dan V.

2. Proposisi : Dua substansi yang atributnya berbeda tidak akan mempunyai persamaan. Bukti : Juga jelas dari Definisi III karena sesuatu harus ada dalam dirinya sendiri dan

dipahami melalui dirinya sendiri. Dengan kata lain, konsep tentang sesuatu tidak sama dengan konsep tentang sesuatu yang lain. Dan seterusnya.

Didalam literatur yang saya catat, contoh proposisi itu cukup banyak. Masalah pokok sebenarnya sederhana: bila terhadap lebih dari substansi, maka diantara mereka tidak mungkin ada hubungan. Dengan deduksi ini berarti substansi itu hanya satu. Catat ini. Sekarang metfisika ini kelihatan rumit. Akan tetapi, didalam kerumitan itu kita dapat menelusurinya dengan cara memegang pertanyaan ini: Beberapa banyak sebenarnya substansi itu menurut Spinoza? Jawabnya Satu. Jadi, ia monis, sama dengan tokoh- tokoh pra Socrates. Descrates, moyangnya yang amat dekat, membagi substansi menjadi tiga, yaitu tubuh (bodies), jiwa, dan Tuhan. Spinoza,berdasarkan cara ia menyipulkan, menyatakan hanya satu substansi, bodies dan mind adalah atribut yang satu itu. Bodies dan mind bukan substansi yang berdiri sendiri. Jadi, tentang Apa substansi itu? ia tentu menjawab, satu substansi yang tak terbatas. Tentang keseluruhan sifatnya kita tidak tahu. Kita hanya tahu bahwa sifatnya ialah bodies dan mind. Pertanyaan selanjutnya, Bagaimana substansi itu berinteraksi bila mereka terpisah? Jelasnya, bagaimana mereka berinteraksi sehingga terbentuk badan seseorang, misalnya. Bagi Spinoza, karena substansi hanya satu, persoalan
8

ini

tidak

muncul.

Petanyaan

selanjutnya,Bagaimanakita membedakan atribut, bodies dan mind? Jawaban Spinoza mengejutkan: Jadi, apa perbedaan body saya dari body anda adalah satu persoalan yang tidak perlu dijawab. Jadi hanya ada satu mind, tetapi bukan mindindividual. Akan tetapi, alam semesta adalah juga tuhan. Disini kita bingung. Rupanya Spinoza itu kafir. Dengan proposisinya Spinoza telah membuktikan bahwa Tuhan, substansi, dan penyebab dalam dirinya, ketiga- tiganya ini identik. Dalam proposisi XIV ia menuliskan, Selain Tuhan, tidak ada substansi yang dapat dipahami. Ini berarti bahwa Tuhan dan alam adalah satu dan sama. Posisi ini disebut panteisme (secara harfiah berarti semua adalah Tuhan). Jadi, ia menentang baik Yahudi maupun Kristen. Ya, Spinoza percaya kepada Tuhan, tetapi Tuhan yang dimaksudkannya adalah alam semesta ini. Tuahan Spinoza itu tidak berkemauan, tidak melakukan sesuatu, tak terbatas (ultimate). Tuhan itu tidak memperhatikan sesuatu, juga tidk mempedulikan manusia.Inilah penjelasan logis tentang Tuhan yang bahkan Newton sampai terkejut oleh pernyataan itu. Ini tidak dapat diartikan bahwa Spinoz itu materialis. Ia hanya mengatakan, itulah yang dapat diketahui tentang Tuhan. Akibatnya tindakan manusia dan Tuhan tidak bebas. Dimana mana didalam alam semesta ini pasti sebagaimana ia mestinya semuanya sudah ditentukan. Demikianlah kilasan tentang metafisika Spinoza. Ia juga berbicara tentang etika, tetapi tidak kita bicarakan disini. Kita hanya ingin melihat apa kira kira sumbangan Spinoza dalam kekacauan pemikiran pada zaman modern itu. Disini jelas, sumbanganya adalah dalam metafisika. Tuhan Spinoza amat berbeda dari tuhan Yahudi, Kristen, dan Islam. 2.4 LEIBNIZ (1646-1716) Gotifried Wilhelm von Leibniz lahir pada tahun 1646 dan meninggal pada tahun 1716. Ia filosof jerman, matematikawan, fisikawan, dan sejarahwan, lama menjadi pegawai pemerintah, menjadi atase, pembantu pejabat tinggi Negara. Pusat metafisikanya adalah idea tentang substansi yang dikembangkan dalam konsep monad. Leibniz lahir di Leipzig, jerman. Sekolah di Nicolai di Leipzig. Ia menguasai banyak bahasa dan banyak bidang pengetahuan. Pada usia 15 tahun ia sudah menjadi mahasiswa di Universitas Leipzig, mempelajari hukum, tetapi ia juga mengikuti kuliah matematika dan filsafat. Pada tahun 1666, tatkala ia belum berumur 21, ia menerima ijazah doctor dari universitas Altdorf, dekat Nuremberg, dengan disertasi berjudul de casibus perplexis (on

complex cases at law). Universitasnya sendiri menolak mengakui doktornya itu karena umurnya terlalu muda, makanya ia meninggalkan Leipzig pindah ke Nuremberg. Pada januari-maret 1673 leibniz pergi ke London menjadi atase politik. Disana ia dapat bertemu dengan banyak ilmuan seperti Robert boyle. Tahun 1675 ia menetap di Hannover, dari sana ia jalan-jalan ke London dan Amsterdam. Di Amsterdam ia bertemu dengan Spinoza. Penuntun prinsip filsafat Leibniz ialah prinsip akal yang mencukupi, yang secara sederhana dapat dirumuskan sesuatu harus mempunyai alasan. Bahkan tuhan juga harus mempunyai alasan untuk setiap yang di ciptakannya. Kita lihat bahwa prinsip ini menuntun filsafat Leibniz. Sementara Spinoza berpendapat bahwa hanya ada satu substansi, Leibniz berpendapat bahwa substansi itu banyak. Ia menyebut substansi-substansi itu monad. Setiap monad berbeda satu dengan yang lain, dan tuhan (sesuatu yang supermonad dan satu-satunya monad yang tidak dicipta) adalah pencipta monad-monad itu. Maka karya Leibniz tentang ini berjudul monadology (studi tentang monad) yang ditulisnya 1714. Monad disini adalah substansi yang sederhana, yang selanjutnya menyusun substansi yang lebih besar. Satu substansi sederhana ialah substansi terkecil yang tidak dapat dibagi. Adapun substansi yang berupa susunan (composites) jelas dapat dibagi . akan tetapi, ada kesulitan disini. Bila simple substance (monad) itu terletak dalam ruang, maka akibatnya ia mesti dapat dibagi. Oleh karena itu Leibniz menyatakan bahwa semua monad itu haruslah material dan tidak mempunyai ukuran. Monad itu tidak mempunyai bagian-bagian, tidak mempunyai ukuran, tidak dapat di bagi. Spinoza juga menyatakan bahwa satu substansi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dirusak. Ia tidak mempunyai permulaan dan tidak mempunyai akhir. Monadnya Leibniz tidak dapat dicipta dan tidak dapat dirusak secara alamiah. Monad itu dapat dicipta dan dirusak hanya sekaligus. Dari sini kita menduga Leibniz ingin tuhan yang menciptakan monad itu. Akan tetapi harus dicatat, susunan monad adalah material, dapat dicipta dan dapat dirusak, secara alamiah. Setiap monad harus dibedakan satu dengan yang lainnya karena tidak pernah ada isi alam yang sama sekalipun kita tidak dapat mengetahui perbedaan itu. Hanya tuhan yang benarbenar mengetahui setiap monad agar ia dapat membandingkan dan memperlawankan monad10

monad itu. Itu disebabkan monad-monad itu memang berbeda satu dengan yang lainnya. Di sini Leibniz tiba pada prinsip metafisika yang disebut prinsip kontroversi yang dinamakannya prinsip identitas yang tak dapat di bedakan. Tidak dapat dua monad memiliki sifat yang sama . mengapa ? menurut prinsip akal mencukupi, tidak akan ada sesuatu yang mengada tanpa alasan yang cukup. Bahkan tuhan pun harus mempunyai alasan untuk memperbanyak monad. Bila ada monad yang sama, untuk apa tuhan menciptakan yang sama. Oleh karena itu, tidak akan ada dua monad yang sama. Pandangan Leibniz dan newton berbeda. Bagi pandangan kita pandangan Leibniz itu ganjil. Pada newton, alam semesta adalah gerakan atom di dalam ruang kosong, bergerak satu sama lain menuruti hukum gerak dan gravitasi. Pandangan absurd. Pandangan Leibniz tentang tidak berjendela juga sama absurdnya dengan teori newton tentang kualitas. Leibniz tidak menggunakan kualitas. Ia memilih preestablished harmony. Newton gagal menyesuaikan teorinya dengan ajaran tentang tuhan dan makhluk. Perbedaan besar antara newton dan Leibniz terletak pada soal ruang dan waktu. Pendapatnya tentang ruang kosong yang disana objek-objek bertempat , sulit diterima. Sama halnya dengan pendapat newton tentang waktu yang absolute, yaitu waktu yang adanya terpisah dari sesuatu yang terjadi di dalam nya. Konsekuensi ini antara lain ialah kapan alam semesta mulai? akan tetapi, ke mana kata kapan itu di tujukan ? nah, akhirnya Leibniz menolak konsep waktu absolute dari newton itu, juga menolak ruang absolute. Space dan time menurut Leibniz relative, bergantung pada persepsi kita.

11

BAB 3 PENUTUP

KESIMPULAN Paham Rasionalisme dikemukakan oleh descrates, spenoza, Leibniz. Descrates berkata bahwa filsafat itu lepas dari cengkeraman agama (iman kristen), maka laksana air bah, akal menyapu dan melabrak apa saja yang menghambatnya. Rasionalisme menurut Spinoza bergerak dari definisi kepada aksioma dan proposisi. Ujungnya antara lain ialah alam semesta adalah tuhan. Leibniz adalah filosof monad-monad, suatu analisis yang rumit tentang metafisika, dan amat spekulatif. Akhirnya ia berpendapat bahwa ruang dan waktu yang absolute (newton) harus ditolak.oleh karena itu, kapan alam semesta muncul adalah pertanyaan yang tidak relevan.

12

DAFTAR PUSTAKA

Tafsir Ahmad, 2010, filsafat umum, Bandung, PT REMAJA ROSDAKARYA

13

Anda mungkin juga menyukai