KELOMPOK 8:
1. Anisa (181260001)
2018
KATA PENGANTAR
Subhanahu Wata’ala atas semua nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita
semua. Dan atas semua kebaikan yang terjadi pada kami yang semua itu atas
kehendak-Nya juga. Shalawat dan salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad
Terima kasih kami ucapkan kepada kedua orang tua, dosen pengampu,
teman-teman dan juga semua pihak yang turut berkontribusi dalam pembuatan
diturunkan dengan tujuh huruf dan pengertian sab’atu ahruf”. Semoga Allah
dari itu kami berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang
Kami berharap proses pembuatan sampai pada rampungnya makalah ini bermanfaat
Penuls
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan ......................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lahjah (dialek) yang beragam antara satu kabilah dengan kabilah yang lainnya, baik
dari segi intonasi, bunyi maupun hurufnya, namun bahasa quraisy mempunyai
kelebihan dan keistimewaan tersendiri, ia lebih tinggi daripada bahasa dan dialek
yang lainnya. Oleh karena itu, wajarlah apabila Al-Qur'an pertama diturunkan
adalah dalam bahasa quraisy kepada seorang Rasul yang quraisy pula. Dengan kata
lain bahasa quraisy dalam Al-Qur'an lebih dominan diantara bahasa-bahasa arab
lainnya, antara lain karena orang quraisy berdampingan dengan Baitullah, menjadi
pengabdi dalam urusan haji dan tempat persinggahan dalam perdagangan dan lain-
makalah ini kami memberi judul Sab’ah Al-Ahruf Dalam Al-Qur’an. Semoga
materi yang ada dalam makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dan penulis
khususnya, amin.
B. Rumusan Masalah
1
3. Apa pengertian sab’atu ahruf?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
huruf
Qiro’at sab’ah atau qiro’at tujuh adalah macam cara membaca al-qur’an yang
berbeda. Disebut qiro’at tujuh karena ada tujuh imam qiro’at yang terkenal masyhur
memiliki dua orang murid yang bertindak sebagai perawi. Tiap perawi tersebut juga
memiliki perbedaan dalam cara membaca qur’an. Sehingga ada empat belas cara
Perbedaan cara membaca itu sama sekali bukan dibuat-buat, baik dibuat oleh
imam qiro’at maupun oleh perawinya. Cara membaca tersebut merupakan ajaran
Dari umar bin khathab, ia berkata, “aku mendengar hisyam bin hakim
rasulullah kepadaku, sehingga hampir saja aku melabraknya di saat ia shalat, tetapi
aku urungkan. Maka, aku menunggunya sampai salam. Begitu selesai, aku tarik
pakaiannya dan aku katakan kepadanya, ‘siapakah yang mengajarkan bacaan surat
katakan kepadanya, ‘kamu dusta! Demi Allah, rasulullah telah membacakan juga
3
kepadaku surat yang sama, tetapi tidak seperti bacaanmu. Kemudian aku bawa dia
menghadap rasulullah, dan aku ceritaan kepadanya bahwa aku telah mendengar
orang ini membaca surat al-furqon dengan huruf-huruf (bacaan) yang tidak pernah
engkau bacakan kepadaku, padahal engkau sendiri telah membacakan surat al-
furqon kepadaku. Maka rasulullah berkata, ‘lepaskanlah dia, hai umar. Bacalah
surat tadi wahai hisyam!’ hisyam pun kemudian membacanya dengan bacaan
seperti kudengar tadi. Maka kata rasulullah, ‘begitulah surat itu diturunkan.’ Ia
berkata lagi, ‘bacalah, wahai umar!’ lalu aku membacanya dengan bacaan
bacalah dengan huruf yang mudah bagimu di antaranya.’” [HR Bukhari, Muslim,
pendapat Ar- Razi dikuatkan oleh Az-Zarkani dan didukung oleh jumhur ulama.
1. Perbedaan pada bentuk isim , antara mufrad, tasniah, jamak muzakkar atau
mu’annath. Contohnya,
Lafad bergaris dibaca secara jamak أل َمانَاتِ ِه ْمdan mufrad .أل َمانتِ ِه ْم
4
Sebahagian qiraat membaca lafad ‘rabbana’ dengan rabbuna, dan dalam kedudukan
Contoh, lafad ( ٌار كَاتِب َ ُ ِإذَا ت َ َبا َي ْعت ُ ْم َوال يAl-Baqarah: 282) dibaca dengan disukunkan
َّ ض
Contoh,
( ت بِ ْال َحق
ِ س ْك َرة ُ ْال َم ْو ْ و َجا َءSurah
َ ت َ Qaf: 19) dibaca dengan didahulukan ‘al-haq’ dan
Contoh, kalimah ‘nunsyizuha’ dalam ayat 259 Surah al-Baqarah dibaca dengan
7. Perbedaan lahjah
Seperti dalam masalah imalah, tarqiq, tafkhim, izhar, idgham dan sebagainya.
Perkataan ‘wadduha’ dibaca dengan fathah dan ada yang membaca dengan imalah
5
8. Pendapat Para Ulama mengenai Tujuh Huruf Al-Quran
tersebut. Sehingga Ibn Hayyan (dalam al-Qattan) mengatakan: “Ahli ilmu berbeda
pendapat tentang arti kata tujuh huruf menjadi tiga puluh lima.” Namun kebanyakan
dengan angka tujuh (7) yang sebenarnya. Menurut mereka, tujuh disini hanya
diperbolehkan untuk memberi kemudahan bagi kaum muslim yang pada pokonya
terdiri atas orang-orang Arab yang menggunakan berbagai dialek ketika masa
pendapat ulama tersebut. Maksud tujuh huruf adalah tujuh bentuk lafal yang
berbeda tentang satu kata yang memiliki satu makna sama. Sebagai contoh, kata
perintah untuk datang dapat diungkapkan dengan menggunakan kata ، عجل، تعال،اقبل
. نحوي، قصدي،اسرع
Ibn Qutaibah menafsirkan sab’ah ahruf dengan tujuh bentuk perubahan, yaitu:
6
4. Perubahan pada pergantian huruf yang sama makhraj-nya,
Pendapat yang menafsirkan sab’ah ahruf dengan tujuh bahasa (dialek) bagi
tujuh kabilah bangsa Arab. Sebagian ayat Al-Quran turun dalam bahasa Quraisy,
sebagian yang lain dengan bahasa Tamim, bahasa Huzail, bahasa Azd, bahasa
istilah dalam ushul fiqh. Ketujuh macam tersebut adalah amr (perintah), nahy
(larangan), halal, haram, muhkam (jelas, kukuh), mutasyabih (samar), dan amtsal
para ulama, memiliki hikmah yang dapat kita ambil. Beberapa hikmah atas
Untuk memudahkan bacaan dan hafalan bagi bangsa yang ummi, tidak bisa
baca-tulis, terutama karena perbedaan dialek diantara para suku bangsa Arab. Bukti
kemukjizatan Al-Quran bagi naluri atau watak dasar kebahasaan orang Arab.
Dengan demikian, setiap orang Arab dapat melafalkan huruf-huruf dan kata-kata
dalam Al-Quran sesuai dengan irama yang telah menjadi watak atau karakter
7
masing-masing orang Arab. Kemukjizatan itu bukan terhadap bahasa mereka,
dalam Al-Quran relevan untuk setiap masa. Oleh karena itu, para fuqaha dalam ber-
bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam tujuh huruf, diantaranya adalah hadits berikut:
أفرأني جبريل على حرف: قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم:عن ابن عبّاس رضي هللا عنهما انه قال
.فرا جعته فلم أزل استزيده ويزيدنى حتى انتهى الى سبعة احروف
Artinya: ”Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa ia berkata: “Berkata Rasulullah SAW: “Jibril
membacakan kepadaku atas satu huruf, maka aku kembali kepadanya, maka aku
. ان هذا القرأن انزل على سبعة احرف فاقرأوا ما تيسر منه:ثم قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم
Artinya: “Bersabda Rasul SAW: “Sesungguhnya Al-Qur’an ini diturunkan atas tujuh huruf,
maka bacalah kamu mana yang mudah daripadanya.” (HR. Bukhari Muslim)
berikut:
8
1. Bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam tujuh huruf.
Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan maksud tujuh huruf ini
“Ahli ilmu berbeda pendapat tentang arti kata tujuh huruf menjadi 35 pendapat.
Berikut ini kami akan memaparkan beberapa pendapat yang dianggap paling
mendekati kebenaran.
huruf adalah tujuh macam bahasa dari bahasa-bahasa arab mengenai satu makna.
makna, maka Al-Quran pun diturunkan dengan sejumlah lafad sesuai dengan ragam
bahasa tersebut tentang makna yang satu itu. Dan jika tidak terdapat perbedaan,
maka Al-Quran hanya mendatangkan satu lafadh atau lebih saja. Kemudian mereka
berbeda pendapat juga dalam menentukan ketujuh bahasa itu. Dikatakan bahwa
ketujuh bahasa itu adalah bahasa Quraisy, Hudzail, Saqif, Hawazin, Kinanah,
Kedua, yang dimaksud dengan tujuh huruf adalah tujuh macam bahasa dari
keluar dari ketujuh macam bahasa tadi, yaitu bahasa paling fasih di kalangan bangsa
Arab, meskipun sebagian besarnya dalam bahasa Quraisy. Sedang sebagian yang
9
lain dalam bahasa Hudzail, Tsaqif, Hawazin, Kinanah, Tamim atau Yaman; karena
dengan tujuh huruf dalam pendapat ini adalah tujuh huruf yang bertebaran di
berbagai surat Al-Quran, bukan tujuh bahasa yang berbeda dalam kata tetapi sama
dalam makna.
Menurut Abu Ubaid, yang dimaksud bukanlah setiap kata boleh dibaca
dengan tujuh bahasa yang bertebaran dalam Al-Quran. Sebagiannya bahasa quraisy,
sebagian yang lain bahasa Hudzail, Hawazin, Yaman, dan lain-lain. Dia
dalam Al-Quran.[2]
adalah tujuh segi, yaitu; amr (perintah), nahyu (larangan), wad (ancaman), jadal
(perdebatan), qashash (cerita) dan matsal ( perumpaman), Atau amr, nahyu, halal,
“ kitab umat terdahulu diturunkan dari satu pintu dan dengan satu huruf. Sedang
Al-Quran diturunkan melalui tujuh pintu dan dengan tujuh huruf, yaitu; zajr
tujuh huruf adalah tujuh macam hal yang didalamnya terjadi ikhtilaf (perbedaan),
yaitu;
10
1. Ikhtilaful asma` (perbedaan kata benda); dalam bentuk mufrod mudzakkar dan
dalam surat Al-Mukminun: 8, والذين هم ألمنتهم وعهدهم راعونdibaca dengan bentuk
jamak dan dibaca pula dengan bentuk mufrod. Sedang rasmnya ألمنتهمdalam
mushaf adalah yang memungkinkan kedua qiroat itu karena tidak adanya alif
yang mati (sukun). Tetapi kesimpulan akhir kedua macam qiroat itu adalah
sama. Sebab bacaan dalam bentuk jamak dimaksudkan untuk arti istigraq
jumlahnya.
2. Perbedaan segi i`rob, seperti firman alloh taala ما هذا بشراjumhur membacanya
3. Perbedaan dalam tashrif, seperti firman-Nya: فقالوا ربنا باعد بين أسفارناdalam
dan باعدdibaca dengan bentuk perintah (fiil amr). Di sini, lafazh ربناdibaca
pula dengan rafa`( )ربناsebagi mubtada` dan باعدdengan membaca fathah huruf
11
ain sebagai fiil madhi. Juga dibaca بعدdengan membaca fathah dan
terjadi pada huruf seperti firman-Nya: أفلم يياسdibaca ( أفلم يأيسAr-Rad 31),
pertama dibaca dalam bentuk aktif dan yang kedua dibaca dalam bentuk pasif,
juga dibaca dengan sebaliknya, adapun qiroat ( وجاءت سكرة الحق بالموتQaf 5: 19)
sebagi ganti dari وجاءت سكرة الموت بالحقadalah qiroah ahad dan syadz (cacat)
huruf, وانظر إلى العظام كيف ننشزهاseperti Al-Baqoroh: 159) yang dibaca dengan
huruf za` dan mendhommahkan nun, tetapi juga dibaca menggunakan huruf ra`
sedikit perbedaan makhroj atau tempat keluar huruf, seperti; ( طلح منضودAl-
Waqiah:29), dibaca dengan طلعkarena makhroj ha` dan ain itu sama, dan
Mengenai perbedaan karena adanya pengurangan (naqs), seperti قالوا اتخذ هللاا
( ولداAl-Baqoroh: 116), tanpa huruf wawu jumhur ulama membacanya قالوا اتخذ
13
هللاا ولداperbedaan dengan adanya penambahan dalam qiroat ahad, terlihat dalam
qiroat Ibnu Abbas ( وكان أمامهم ملك يأخذ كل سفينة صالحة غصباAl-Kahfi; 79), dengan
kata وراء.
7. Perbedaan lahjah dengan pembacaan tafkhim (tebal) dan tarqiq (tipis), fathah
dan imalah, izhar dan idghom, hamzah dan tashil, isymam,dan lain-lain. Seperti
membaca imalah dan tidak imalah seperti ( هل أتاك حديث موسىthaha: 9), yang
8. Sebagian ulama ada yang berpendapat bahwa bilangan tujuh itu tidak bisa
diartikan secara harfiah, tetapi angka tujuh tersebut hanya sebagai simbol
tujuh adalah isyarat bahwa bahasa dan susunan Al-Quran merupakan batas dan
sumber utama bagi semua perkataan orang Arab yang telah mencapai puncak
tujuh puluh dalam bilangan puluhan, dan tujuh ratus dalam ratusan. Kata-kata
9. Ada juga para ulama yang berpendapat, yang dimaksud dengan tujuh huruf
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makna sab’at ahruf yang menurut ulama’ pendapatnya paling kuat adalah tujuh
macam bahasa dari bahasa-bahasa arab mengenai satu makna, yaitu Quraisy,
berbeda. Disebut qiro’at sab’ah karena ada tujuh imam qiro’at yang terkenal
masyhur yang masing-masing memiliki cara bacaan tersendiri. Tiap imam qiro’at
Perbedaan cara membaca itu sama sekali bukan dibuat-buat, baik dibuat oleh
imam qiro’at maupun oleh perawinya. Cara membaca tersebut merupakan ajaran
15
DAFTAR PUSTAKA
Persada.
Fahmi amrullah, ilmu alqur’an untuk pemula, (jakarta: cv artha rivera, 2008)