Salah satu arti dakwah adalah usaha atau aktifitas dengan lisan
atau tulisan dan lainnya yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil
manusia lainnya untuk beriman dan mentaati Allah SWT sesuai dengan
garis-garis aqida syariat serta akhlak islamiyah. Dalam pelaksanaan
dakwah ini, selayaknya harus mengetahui metode-metode dalam
penyampaiannya, yang mana Al-Quran telah mengisyaratkan sebagai
tuntunan dalam metode tersebut.
Dalam menerangkan cara-cara berdakwah tersdebut, Allah SWT
berfirman:
ادع إلي سبيل ربك باالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم باالتي هي احسن إن ربك هو اعلم بمن ضل
}125:عن سبيله وهو اعلم باالمهندين {النحل
1. Dari makna hikmah yang mengakomodir kedua ikmah teoritis dan praktis,
dan seorang tidak dikatakan hakim (bijak) jika tidak bisa berbuat bijak
secara teoritis dan praktis.
2. Allah sendiri memilih kata hakim sebagai salah satu nama-Nya yang
diulang dalam Al-Qur’an lebih dari 80 kali.
3. Hikmah merupakan salah satu isi hati Nabi saw. Sebagaimana dalam
hadits disebutkan: “Dibukalah atap rumahku dan akku di Makkah, lalu
turunlah Jibril, lalu di belah dadaku, kemudian dicuci dengan air zamzam,
lalu ia membawa bokor emas yang berisikan hikmah dan iman, kemudian
dituangkan dalam dadaku, lalu dikukuhkannya.”(Muttafaq Alai).
4. Diantara pekerjaan Rosululla saw. adalah mengajaarkan hikmah, “Dan
dia mengajarkan kamu hikmah dan kitab.”
5. Allah menganjurkan untuk berdakwah dengan metode ini: “Serulah ke
jalan Tuhanmu dengan hikmah dan mau’idzoh hasanah” (QS. An-Nahl:
125).
6. Pemberian yang paling berharga yang di berikan kepada manusia: “Ia
memberi hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya, barang siapa yang
diberi hikmah berarti telah diberi kebaikan yang banyak” (QS. Al-
baqarah: 269)
7. Seseorang boleh iri karena hikmah yang didapat orang lain di dunia ini.
Hadits Rasul saw.: “Tidak ada iri kecuali dalam dua hal; kepada
seseorang yang diberi harta oleh Allah lalu dia bisa menguasainya dengan
hak hingga tidak mengahncurkan dirinya, dan seseorang yang diberi
hikmah lalu ia mengamalkan dan mengajarkannya.[2]
Al-ilm yang merupakan salah satu arti bahasa dari kata hikmah,
merupakan isyarat bagi manusia untuk membekali dirinya dengan ilmu
pengetahuan. Sebagai satu-satunya din Allah (QS. Ali Imran: 19,85),
islam adalah manhaj al-hayat atau way of life, acuan dan kerangka tata
nilai kehidupan. Memahami islam sebagai way of life harus terkait satu
bagian dengan bagian lainnya. Sebagai satu tata nilai, islam tidaklah
sekedar baik sebagai landasan etis dan moral, tetapi ajarannya bersifat
operasional dan aplikatif dalam segala segi kehidupan manusia.[3]
“Ilmu itu ruhnya islam dan tiangnya iman; barangsiapa yang mengajarkan
ilmu, maka Allah akan menyempurnakan pahalanya. Barangsiapa belajar satu
ilmu lalu mengamalkannya, maka Allah mengajarinya ilmu pengetahuan yang
belum ia ketahui sebelumnya.” (HR Abu Syaikh)
Ciri-ciri ikmah dari segi tekhnis
1. Memilih metode yang sesuai untuk diterapkan pada situasi dan kondisi
yang tepat, karena sering kali suatu metode hanya sesuai untuk situasi
tertentu dan untuk menghadapi kondisi tertentu saja, namun tidak sesuai
pada kondisi yang lainnya. Untuk menghadapi kondisi emosional harus
menggunakan metode emosional, sebagaimana metode rasional dipakai
untuk kondisi yang rasional, demikian juga metode empirik anya bisa
dipakai pada kondisi empirik.
2. Memilih format yang cocok dari tekhnis yang dipakai. Banyak format
dari satu tekhnis dakwah, dan “hikmah” menuntut adanya pemilihan
format yang sesuai untuk berbagai situasi. Apa yang dikatakan dalam
kondisi “bahagia” berbeda dengan apa yang disampaikan pada kondisi
“sedih.” Apa yang disampaikan saat kondisi “sulit dan pailit” berbeda
dengan saat “serba mudah dan makmur.” Ada tempat saat menyeru
(persuasif), ada tempat saat melarang (preventif). Bagi orang penakut
misalkan, maka baik dipakai tekhnis persuasif dan pengharapan;
sedangkan bagi orang yang dikuasai ambisi dan pengharapan, sebaiknya
dengan tekhnis preventif, dst.
3. Berpedoman terhadap skala prioritas; yaitu mulai dari memberi
peringatan, kemudian nasihat, kemudian ketegasan lalu dengan tindakan
keras (bil yad), ancaman dan terakhir dengan pukulan.
Firman Allah:
}34 :فإن اطعنكم فال تبغوا عليهن سبيال إن هللا كان عليا كبيرا {النساء
}34 :فإن اطعنكم فال تبغوا عليهن سبيال إن هللا كان عليا كبيرا {النساء
“Maka berilah ia nasihat yang baik, lalu biarkan dia tidur sendirian, lalu
pukullah dia…….”
..………فبما رحمة من هللا لنت لهم ولو كنت فظا غليظ القلب النفضوا من حولك
“Maka disebabkan Rahmat dari Allah, kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati (bersikap) kasar, tentulah
mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu…….
ادع إلي سبيل ربك باالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم باالتي هي احسن إن ربك هو اعلم بمن ضل
}125:عن سبيله وهو اعلم باالمهندين {النحل
“Dan janganlah kamu mendebat ahlul- kitab kecuali dengan cara dan alas an
yang terbaik…”
1. Metode ini digunakan oleh para Nabi dalam dakwah mereka:
Ini dapat dilihat dari kisah yang diceritakan Allah dalam al-Quran tentang
Nabi Nuh as. Ayatnya sebagai berikut:
“Hai nuh, kamu telah mendebat kami, mendebat kami dalam banyak hal….”
1. 4. Dipakai dalam dakwah; sejak masa Rasul hingga sekarang.
Metode ini dipakai sejak masa sahabat hingga sekarang, para ulama
salaf menggunakannya dengan baik, dan mereka menghindari
perbuatan debat yang tercela.
1. Kemampuan Berkomunikasi
2. Kemampuan Menguasai Diri
3. Kemampuan Pengetahuan Psikologi
4. Kemampuan Kengetahuan Kependidikan
5. Kemampuan Pengetahuan di Bidang Pengetahuan Umum
6. Pengetahuan di Bidang Ilmu al-Quran
7. Kemampuan Membaca Al-Quran dengan fasih
8. Kemampuan Pengetahuan di Bidang Ilmu Hadits
9. Kemampuan di Bidang Ilmu Agama secara Umum[7]
Dari beberapa keterangan diatas, setidaknya juru dakwah dapat
membekali dirinya dengan mantap, sehingga dapat menggunakan
metode ini dengan baik.
1. Qudwah hasanah yang bersifat mutlak, yaitu suatu teladan atau contoh
baik yang sama sekali tidak tercampuri keburukan karena statusnya
benar-benar baik; sebagai teladan yang diberikan Rasululah saw. pada
ummatnya. Status rasul yang ma’shum (terbebas dari dosa), membuat
beliau menjadi teladan yang mutlak bagi ummatnya. Firman Allah SWT:
}21:لقد كان لكم في رسول هلل أسوة حسنة لمن كان يرجو هللا واليوم األخر وذكر هللا كثيرا {األحزاب
KESIMPULAN
Sejatinya manusia adalah suci sebagai fitrahnya, dan tatkala
sebagian manusia melenceng dari fitrahnya maka bagi manusia yang
lain supaya meluruskannya. Ketika sebagian manusia telah
menyimpang dari ketentuan Allah SWT. hendaknya memberi nasihat
yang baik, mengajak kembali ke jalan yang benar. Adapun metode-
metode dalam dakwah (hikmah, mauidzah hasanah, mujadalah hasanah
dan qudwah hasanah) adalah tuntunan yang diterangkan dalam Al-
quran (An-Nahl:125) sebagai acuan yang telah dicontohkan oleh Nabi,
para ulama, serta orang-orang yang shalih.