Anda di halaman 1dari 14

BIOGRAFI TOKOH MADZHAB DALAM FIQH

(HANABILAH DAN SYI’I)


MAKALAH
Sebagai syarat mata kuliah Studi Fiqh

Dosen pengampu :
Erna Herawati, M.Pd

Oleh
Vicky Alfina Nur Syafika (19610017)
Ahda Hanifah (19610081)
Akhmad Roziqin (19610087)

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK
IBRAHIM
MALANG
2020

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Biografi Tokoh Madzhab
dalam Fiqh (Hanabilah dan Syi’i)” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan semua jalan
yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah
terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang
menjadi tugas mata kuliah Studi Fiqh dengan judul “Biografi Tokoh Madzhab
dalam Fiqh (Hanabilah dan Syi’i)”. Di samping itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu selama pembuatan
makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Penulis mengharapkan kritik dan saran terhadap
makalah ini agar kedepannya dapat diperbaiki. Karena penulis sadar, makalah ini
masih banyak terdapat kekurangannya.

Malang, 20 November 2020

Penulis

II
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................I
Kata Pengantar ...........................................................................................................II
Daftar Isi.....................................................................................................................III
BAB 1 PENDAHULUAN .........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................1
1.3 Tujuan.......................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................................2
2.1 Biografi Tokoh Madzhab Hanabilah ........................................................2
2.1.1 Riwayat Hidup Imam Ahmad ibn Hanbal ...................................2
2.1.2 Pendidikan Imam Ahmad ibn Hanbal ..........................................2
2.1.3 Guru-guru dan Murid Imam Ahmad ibn Hanbal .........................3
2.1.4 Karya-karya Imam Ahmad ibn Hanbal ........................................5
2.1.5 Metode Istinbath Imam Ahmad ibn Hanbal ................................7
2.2 Biografi Tokoh Madzhab Syi’I ................................................................7
2.2.1 Zaid bin Ali in Husain Zainal Abidin ..........................................7
2.2.2 Ja’far ash-Shadiq..........................................................................8
BAB 3 PENUTUP .....................................................................................................10
3.1 Kesimpulan...............................................................................................10
3.2 Saran .........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................11

III
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Islam pada masa Rasulullah SAW masih hidup apabila ada
ketidakpahaman mengenai suatu hukum, para sahabat langsung menanyakan
kepada Rasulullah SAW. Kemudian sepeninggalan Rasulullah SAW, para
sahabat menggunakan pengalaman yang diperoleh dari perkataan, perbuatan
dan kebiasaan Rasulullah SAW ketika masih hidup. Mereka berpegang pada
Al-Qur’an, As Sunnah dan kepada perkataan sahabat.
Seiring perkembangan jaman persoalan semakin bertambah jumlahnya
dari waktu ke waktu, sementara tidak seluruhnya solusi permasalahan
ditemukan dalam Al-Quran, As Sunnah maupun perkataan sahabat. Oleh karena
itu juga melakukan qiyas sebagai syara’ (hukum Islam). Dampaknya seiring
perkembangan waktu banyak muncul perbedaan madzhab. Ada dua madzhab
besar yaitu Sunni dan Syi’ah. Madzhab Sunni terdiri dari madzhab Hanafi,
Maliki, Syafi’i dan Hambali. Sedangkan madzhab Syi’ah terdiri dari madzhab
Zaidi dan Jarani. 1

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka diperoleh
beberapa rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana biografi tokoh Madzhab Hanabilah?
2. Bagaimana biografi tokoh Madzhab Syi’i?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, adapun tujuan yang ingin tercapai yaitu:
2 Mengetahui biografi tokoh Madzhab Hanabilah
3 Mengetahui biografi tokoh Madzhab Syi’i

1
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam Jilid 5 (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve,
1997) cet. ke-4, hlm 5.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Biografi Tokoh Madzhab Hanabilah
2.1.1 Riwayat Hidup Imam Ahmad ibn Hanbal
Imam Ahmad ibn Hanbal dengan nama lengkapnya adalah Ahmad ibn
Muhammad ibn Hanbal ibn Hilal ibn Asad ibn Idris ibn ‘Abdillah ’ibn ibn
Hayyan ibn Abdillah ibn Anas ibn ‘Auf ibn Qasit ibn Mukhazin ibn Syaiban ibn
Zahl ibn Sa’labah ibn ‘Ukabah ibn Sa’b ibn ‘Ali ibn Bakr ibn Wa’il ibn Qasit ibn
Hanb ibn Aqsa ibn Du’ma ibn Jadilah ibn Asad ibn Rabi’ah ibn Nizar ibn Ma’ad
ibn ‘Adnan ibn ‘Udban ibn al-Hamaisa’ ibn Haml ibn an-Nabt ibn Qaizar ibn
Isma’il ibn Ibrahim asy-Syaibani al-Marwazi.2
Imam Ahmad ibn Hanbal lahir di Baghdad pada masa pemerintahan
‘Abbasiyyah dipegang oleh al-Mahdi, yaitu pada bulan Rabi’ al-Awwal tahun 164
H bertepatan dengan tahun 780 M.3 Ayahnya bernama Muhammad bin al-
Syaibani. Jadi sebutan Hanbal bukanlah nama ayahnya tetapi nama kakeknya.4
dan Ibunya bernama Safiyyah binti Abdul Malik bin Hindun al-Syaibani dari
golongan terkemuka kaum baru Amir.Nasab dan keturunan Nabi Muhammad
bertemu dengan Imam Ahmad bin Hanbal baik dari pihak ayahnya maupun dari
pihak ibunya, yaitu pada Nizar datuk Nabi Muhammad yang kedelapan belas.5
3.1.1 Pendidikan Imam Ahmad ibn Hanbal
Pada masa pemerintahan Harun ar-Rasyid yaitu pada umur 16 tahun Imam
Ahmad mulai mempelajari hadist secara khusus.Orang yang pertama kali
didatangi untuk belajar hadist adalah Hasyim ibn Basyr ibn Khazin al-Wasiti.6

2
Kamil Muhammad ‘Uwaidah, Ahmad ibn Hanbal Imam Ahl as-Sunnah wa alJama’ah,(Beirut:
Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1992), hlm. 3.
3
M. Abu Zahrah, Ibn Hanbal Hayatuhu wa Ashruhu Arauhu Wafiqhuhu, (Mesir: Dar al Fiqr,
1981), hlm.15.
4
Muhammad Abu Zahra, Tarikh al-Mazahib al-Mazahib al-Islamiyyah, (Kairo: Maktabah al-
Madai, tt), hlm. 303.
5
Ibid, hlm. 250-251.
6
Abdullah ibn ‘Abd al-Muhsin at-Turki, Usul Mazhab al-Imam Ahmad, (Riyad: Maktabah ar-
Riyad al-Hadisah, 1980 M/1400 H), hlm. 33-34.

2
Tekadnya untuk menuntut ilmu dan menghimpun hadist mendorongnya
untuk mengembara ke pusat-pusat ilmu keIslaman seperti Basrah, Hijaz, Yaman,
Makkah dan Kufah. Bahkan beliau telah pergi ke Basrah dan Hijaz masing-
masing sebanyak lima kali. Dan pengembaraan tersebut beliau bertemu dengan
beberapa ulama besar seperti ‘Abd ar-Razzaq ibn Humam, ‘Ali ibn Mujahid, Jarir
ibn ‘Abd al-Hamid, Sufyan ibn ‘Uyainah, Abu Yusuf Ya’kub ibn Ibrahim al
Anshari (murid Imam Abu Hanifah), Imam Syafi’i dan lain-lain. Pertemuannya
dengan Imam Syafi’i itulah beliau dapat mempelajari fiqh, ushul fiqh, nasikh dan
mansukh serta kesahihan hadist.7
3.1.2 Guru-guru dan Murid Imam Ahmad ibn Hanbal
Guru yang mengarahkan pandangan Imam Ahmad ialah Husen ibn Bashir
ibn Abi Hazim lahir pada tahun 104 H, wafat pada tahun 183 H. Inilah guru Imam
Ahmad yang pertama dan utama dalam bidang hadist. Lima tahun lamanya Imam
Ahmad ditempa oleh Husen ini. Beliau boleh dikatakan yang banyak
mempengaruhi kehidupan Imam Ahmad.
Untuk mendalami cara istinbath dan membina fiqh Imam Ahmad berguru
kepada Imam asy-Syafi’i. Padanya dipelajari fiqh dan ushul.Imam Ahmad terpilih
hatinya kepada kecakapan Imam asy Syafi’i dalam beristinbath.Imam Syafi’i lah
yang mengarahkannyakepada istinbath itu, Imam Syafi’i adalah guru yang kedua
bagi Imam Ahmad. Selain dari pada guru besar ini, banyak pula ulama-ulama lain
yang memberikan pelajaran kepada Imam Ahmad. Tidak kurang dari 100 orang
ulama besar yang memberikan pelajaran kepadanya, baik yang di Baghdad
maupun di kota-kota lain.8
Adapun diantara guru-guru Imam Ahmad bin Hanbal adalah: Imam
Isma’il bin Aliyyah, Hasyim bin Basyir, Hammad bin khalil, Mansyur bin
Salamah, Mudlaffar bin mudrik, Utsman bin Umar, Masyim bin Qashim, Abu
Said Maula Bani Hasyim, Muhammad bin Yazid, Muhammad bin ‘Ady, Yazid
bin Harun, Muhammad bin Jaffar, Ghundur, Yahya bin Said al-Cathan,
Abdurrahman bin Mahdi, Basyar bin al-Fadhal, Muhammad bin Bakar, Abu Daud

7
Ibid, hlm. 34-35.
8
T.M.Hasbi ash-Shiddieqy, Pokok-Pokok Pegangan Imam Mazhab, hlm. 273.

3
ath-Thayalisi, Ruh bin ‘Ubaidah, Wakil bin al-Jarrah, Mu’awiyah al Aziz,
Abdullah bin Muwaimir, Abu Usamah, Sufyan bin Uyainah, Yahya bin Salim,
Muhammad bin Syafi’i, Ibrahim bin Said, Abdurrazaq bin Humam, Musa bin
Thariq, Walid bin Muslim, Abu Masar al-Dimasyqy, Ibnu Yaman, Mu’tamar bin
Sulaiman, Yahya bin Zaidah dan Abu Yusuf al-Qadi. Guru-guru Imam Ahmad
bin Hanbal yang terkenal itu terdiri dari ahli Fiqih, ahli Ushul, ahli Kalam, ahli
Tafsir, ahli Hadits, ahli Tarikh dan ahli Lughah.9
Adapun murid-murid Imam Ahmad di antaranya:
1. Sholeh ibn Ahmad ibn Hanbal
2. Abdullah ibn Ahmad ibn Hanbal
3. Ahmad ibn Muhammad ibn Hani Abu Bakar al-Atsran
4. Abdul Malik ibn Abdul Hamid ibn Mihran al-Maimuni
5. Ahmad ibn Muhammad ibn al-Hajjaz Abu Bakar al-Marwazi
6. Harab ibn Ismail al-Handholi al-Kirami
7. Ibrahim ibn Ishaq al-Harbi
Orang-orang yang terkenal yang melanjutkan pemikiran fiqih Imam
Ahmad ibn Hanbal di antaranya:10
1. Ibn Qudamah Muwaffiquddin (w. 620 H) menulis kitab al-Mughni
2. Ibn Qudamah, Syamsuddin al-Maghsi (w. 682 H) menulis kitab al Syarh al-
Kabir.
Selanjutnya, tokoh yang memperbarui dan melengkapi pemikiran madzhab
Hanbali terutama bidang mu’amalah adalah:
1. Syeikh al-Islam Taqiyyudin ibn Taimiyah (w. 728))
2. Ibn al-Qayyim al-Jauziyah (w. 752 H) murid Ibnu Taimiyah.
Tadinya pengikut madzhab Hanbali tidak begitu banyak, setelah dikembangkan
oleh dua tokoh yang disebut terakhir maka mazhab Hanbali menjadi semarak,
terlebih setelah dikembangkan lagi oleh Muhammad bin Abdul Wahhab (w. 1206

9
Ibid, h. 25
10
Muhammad Zuhri, Hukum Islam dalam Lintasan Sejarah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1997), Cet. ke-2, hlm. 125.

4
H), menjadi madzhab orang nejed dan kini menjadi madzhab resmi pemerintah
kerajaan Saudi Arabia.11
2.1.4 Karya-karya Imam Ahmad ibn Hanbal
Dari semua bidang ilmu yang dikuasainya, ilmu hadist dan fiqh yang
paling menonjol, sehingga beliau mendapat sebutan sebagai seorang muhaddist
(ahli hadist) dan juga seorang faqih (ahli fiqh).Sebagian ulama ada yang
menyangkal bahwa Imam Ahmad hanyalah seorang muhaddist bukan seorang
faqih.12 Ibnu Jauzi berkata: “Ahmad ibn Hanbal tidak pernah kelihatan menulis
kitab dan dia juga melarang untuk menulis perkataan dan masalah-masalah dari
hasil istinbathnya.13
Apapun alasannya kita memang menerima pernyataan bahwa Imam
Ahmad sangat menonjol dalam bidang hadist, tetapi cancernnya terhadap
masalah-masalah fiqih juga tidak dapat dinafikan.Hal ini dapat dipahami dan
banyaknya pengikut beliau yang menulis fatwa fatwa dan pendapatnya hingga
tersusun suatu akumulasi pemikiran pemikiran fiqh yang di nisbatkan
kepadanya.Seandainya beliau hanya memusatkan perhatiannya pada hadist,
tentulah sangat sulit bagi kita mengkaji pendapat-pendapatnya dalam masalah
fiqh.Alasan yang dapat dikemukakan mengapa beliau tidak menulis fiqh
sebagaimana oleh Ibnu Qayyim al-Jauziyah, adalah karena beliau sangat benci
terhadap semua bentuk penulisan selain hadist. Beliau khawatir akan terjadi
campur aduk antara buku-buku hadist dan buku buku fiqh.14
Adapun karya-karya beliau antara lain:15
1. Kitab al-Musnad
2. Kitab Tafsir al-Qur’an
3. Kitab al-Nasikh wa al-Mansukh
4. Kitab al- Muqaddam wa al-Muakhkhar fi al-Qur’an

11
Ibid, hlm. 126.
12
Hasbi, Op.Cit , hlm. 285.
13
Syaikh Ahmad Farid, 60 Biografi Ulama Salaf, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2006), hlm. 460.
14
Ibn Qayyim al-Jauziyyah, I’lam al-Muwaqqin, (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1991 M),
hlm.23.
15
Huzaenah Tahido Yanggo, Pengantar Perbandingan Mazhab, (Jakarta: Logos, 1997), hlm. 144.

5
5. Kitab Jawabatu al-Qur’an
6. Kitab al-Tarikh
7. Kitab Manasiku al-Kabir
8. Kitab Manasiku al-Saghir
9. Kitab Tha’atu al-Rasul
10. Kitab al-‘Illah
11. Kitab al-Shalah.24
Selain kitab-kitab yang disusun langsung oleh Imam Ahmad ibn Hanbal,
ada juga gagasan Imam Ahmad ibn Hanbal yang diteruskan dan dilestarikan oleh
para pengikutnya. Diantara rujukan fiqih Hanabillah adalah sebagai berikut:16
1. Mukhtashar al-Khurqi karya Abu al-Qashim Umar ibn al-Husain al Khurqi
(w. 334 H)
2. Al-Mughni Syarkh ‘Ala Mukhtasar al-Khurqi karya Ibnu Qudamah (w. 620
H).
3. Majmu’ Fatwa ibn Taimiyah karya Taqiy al-Din Ahmad Ibnu Taimiyah (w.
728 H)
4. Ghayat al-Muntaha fi al-Jami’ bain al-Iqna wa Muntaha karya Mar’i ibn
Yusuf al-Hanbali (w. 1032 H)
5. Al-Jami’ al-Kabir karya Ahmad ibn Muhammad ibn Harun atau Abu Bakar
al-Khallal.25
Semua pendapat Imam Ahmad yang telah diterima secara langsung oleh
murid-muridnya,kemudian dihimpun oleh Abu Bakar al-Khallal dengan
menjumpai mereka. Dialah yang dapat kita pandang sebagai pengumpul fiqh
Hanbali dari penukilnya.Dari padanyalah dinukilkan koleksi fiqh Imam Ahmad
yang paling lengkap yaitu al-Jami al-Kabir yang terdiri dari dua puluh jilid yang
tebal-tebal.17
Ada dua tokoh ulama yang telah berjasa dalam mengumpulkan apa yang
dinukilkan oleh al-Khallal, yaitu ‘Umar ibn al-Husain al-Khiraqi dan Abu al-Aziz
ibn Ja’far Gulam al-Khallal.Mereka mempunyai banyak karangan tetapi tersebar

16
Jaih Mubarok, Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2000), Cet.ke-2, hlm. 122.
17
T.M.Hasbi ash-Shiddieqy, Op.Cit, 286.

6
luas hanyalah kitab al-Mukhtasar karya al-Hiraqi yang didalamnya terdapat 2.300
masalah.Muwaffaq ad Din ibn Qudamah telah mensyarahkan kutab tersebut
menjadi tiga belas jilid besar yang dinamakan kitab al-Mughni, suatu kitab fiqih
yang patut dijadikan pokok pegangan dalam mazhab Hanbali.18
2.1.5 Metode Istinbath Imam Ahmad ibn Hanbal
Imam Ahmad ibn Hanbal menganggap Imam Syafi’i sebagai guru
besarnya, oleh karena itu di dalam pemikiran ia banyak dipengaruhi oleh Imam
Syafi’i. Thaha Jabir Fayadh al-Uwani mengatakan bahwa cara ijtihad Imam
Ahmad ibn Hanbal sangat dekat dengan cara ijtihad Imam Syafi’i .Ibn Qoyyim al-
Jauziyyah menjelaskan bahwa pendapat-pendapat Imam Ahmad ibn Hanbal
dibangun atas 5 dasar.19
1.Nash dari al-Qur’an dan sunnah (Hadits yang shahih)
2. Fatwa para sahabat Nabi saw
3. Fatwa para sahabat yang masih dalam perselisihan
4. Hadits mursal dan hadits dha’if,
5. Qiyas

2.2 Biografi Tokoh Madzhab Syi’i


2.2.1 Zaid bin Ali in Husain Zainal Abidin
Beliau lahir pada 695 M dan wafat pada 740 M. Zaid merupakan cucu dari
Husain binAli.Zaid memimpn pemberontakan pada Bani Umayyah pada
pertengahan abad ke-8. Setelah ia tiada maka pengikutnya membangun kelompok
tersendiri dari Syi’ah yakni Zaidiyah.
Merujuk hasil penelitian yang dilakukan oleh Fuat Sezgin dalam karyanya
berjudul Geschichte des Arabischen Schrifttums, sekurangnya ada 12 karya dalam
berbagai disiplin ilmu yang telah ditulis oleh Imam Zaid bin Ali. Berikut kedua
belas karya Imam Zaid:20

18
Ibid
19
Jaih Mubarok, Op.Cit, hlm. 119.
20
https://beritagar.id/artikel/ramadan/mengenal-zaid-bin-ali-pendiri-mazhab-zaidiyyah

7
1. Tafsir Gharib al-Quran, sebuah karya yang mengulas tentang tafsir atas ayat-
ayat gharib (sukar maknanya)
2. Al-Madhkal fi al-Quran, sebuah kitab berisi tentang pengantar ilmu al-Quran
3. Qiraah, kitab ini berisi tentang qiraat qur'aniyyah. Masih berbentuk
manuskrip yang tersimpan di perpustakaan embrozayana
4. Sebuah karya khusus mengkritik sekte Murjiah (salah satu aliran teologi)
5. Majmu' al-Fiqh, sebuah karya berisi kumpulan tentang persoalan fikih yang
merupakan sumber utama fikih mazhab Zaidiyyah
6. Risalah fi Itsbat Washiyyat Amir al-Mu'minin, sebuah kitab yang mengulas
tentang persoalan penetapan kepemimpinan
7. Tatsbit al-Imamah, kitab tentang penentuan kepemimpinan dalam Islam
8. Manasik al-Hajj wa Ahkamuhu, kitab tentang manasik haji dan hukum-
hukumnya
9. Kitab as-Shafwah, kitab tentang keturunan Nabi dan hak mereka dalam
menjadi pemimpin
10. Risalah fi huquqillah, risalah yang mirip dengan kitab etika.
11. Risalah fi Ajwibah Zaid bin Ali, risalah tentang jawaban-jawaban Zaid bin Ali
atas pertanyaan penduduk Madinah
12. Risalah fil imamah ila washil bin Atha', risalah tentang kepemimpinan yang
ditujukan kepada Washil bin Atha’ pendiri Muktazilah.
2.2.2 Ja’far ash-Shadiq
Beliau lahir pada 17 Rabiul Awal 83 H/ 20 April 702 M dan meninggal
pada 25 Syawal 148 H/ 13 Desember 765 M. Ia merupakan imam ke-6 dalam
tradisi Syiah. Sejak kecil hingga usia 9 tahun ia dididik oleh ayahnya secara
langsung, setelah kepergian ayahnya ia menggantikan posisi ayahnya sebagai
Imam kalangan Syiah. Situasi politik saat itu sangat menguntungkan dirinya sebab
saat itu terjadi pergolakan politik di antara Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah
yang saling berebut kekuasaan. Dengan kondisi demikian maka Ja’far ash_shadiq
dapat berdakwah dengan leluasa.
Berikut ini adalah beberapa karya dari Ja’far ash-Shadiq antara lain:21

21
https://nanopdf.com/download/jafar-ash-shadiq_pdf

8
1. ar-Raddu `alal Qadariyah (Bantahan terhadap paham Qadariyah),
2. Ar-Raddu `alal Khawarij (Bantahan terhadap kaum Khawarij),
3. Ar-Raddu`alal Ghulat minar Rawafidh (Bantahan terhadap aliran Ghulat dari
kelompok Rafidhah). Selain itu, juga terdapat sejumlah risalah yang
didiktekan kepada murid-muridnya, antara lain :
1. Washaya ila ibnihi Musa al-Kazhim (Wasiat-wasiat untuk putranya Musa al-
Kazhim),
2. Risalah fisy-Syara’id Diin (Risalah dalam Syariat Agama),
3. Risalah ila Ashhabir Ra’yi wal Qiyas (Risalah kepada para penganut
Ra’yu [nalar] dan Qiyas [analogy]),
4. Sejumlah risalah dalam buku Jabir bin Hayyan, kumpulan pikirannya yang
oleh kalangan Syi’ah dimuat dalam al-Ushul.
Selain itu berikut merupakan tokoh Syi’ah
1. Nashr bin Muhazim
2. Ahmad bin Muhammad bin ‘Isa al-Asy’ari
3. Ahmad bin Abi ‘Abdillah al-Barqi
4. Ibrahim bin Hilal al-Tsaqafi
5. Muhammad bin Hasan bin Furukh al-Shaffar
6. Muhammad bin Mas’ud al-‘Ayasyi al-Samarqandi
7. Ali bin Babawaeh al-Qomi
8. Syaikhul Masyayikh, Muhammad al-Kulaini
9. Ibn ‘Aqil al-‘Ummani
10. Muhammad bin Hamam al-Iskafi
11. Muhammad bin ‘Umar al-Kasyi
12. Ibn Qawlawaeh al-Qomi[13]
13. Ayatullah Ruhullah Khomeini
14. Al-‘Allamah Sayyid Muhammad Husain al-Thabathaba’i
15. Sayyid Husseyn Fadhlullah
16. Murtadha Muthahhari
17. ‘Ali Syari’ati
18. Jalaluddin Rakhmat[14]
19. Hasan Abu Ammar[15]

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
a) Tokoh madzhab Hanabilah adalah Imam Ahmad ibn Hanbal lahir di Baghdad
pada masa pemerintahan ‘Abbasiyyah dipegang oleh al-Mahdi, yaitu pada
bulan Rabi’ al-Awwal tahun 164 H bertepatan dengan tahun 780 M. Pada
masa pemerintahan Harun ar-Rasyid yaitu pada umur 16 tahun Imam Ahmad
mulai mempelajari hadist secara khusus. Guru yang mengarahkan pandangan
Imam Ahmad ialah Husen ibn Bashir ibn Abi Hazim lahir pada tahun 104 H,
wafat pada tahun 183 H. Inilah guru Imam Ahmad yang pertama dan utama
dalam bidang hadist. Selain kitab-kitab yang disusun langsung oleh Imam
Ahmad ibn Hanbal, ada juga gagasan Imam Ahmad ibn Hanbal yang
diteruskan dan dilestarikan oleh para pengikutnya.
b) Tokoh madzhab Syi’i adalah Zaid bin Ali in Husain Zainal Abidin dan Ja’far
ash-Shadiq. Zaid bin Ali in Husain Zainal Abidin lahir pada 695 M dan wafat
pada 740 M. Zaid merupakan cucu dari Husain binAli.Zaid memimpn
pemberontakan pada Bani Umayyah pada pertengahan abad ke-8. Ja’far ash-
Shadiq lahir pada 17 Rabiul Awal 83 H/ 20 April 702 M dan meninggal pada
25 Syawal 148 H/ 13 Desember 765 M. Ia merupakan imam ke-6 dalam
tradisi Syiah.
3.2 Saran
Sebaiknya, kita harus bisa memahami biografi tokoh madzhab dengan baik
dan secara mendalam. Karena untuk menambah pengetahuan kita..

10
DAFTAR PUSTAKA

https://nanopdf.com/download/jafar-ash-shadiq_pdf (diakses pada tanggal 20


November 2020 pukul 19.00)
https://beritagar.id/artikel/ramadan/mengenal-zaid-bin-ali-pendiri-mazhab
zaidiyyah (diakses pada tanggal 21 November 2020 pukul 19.00)
Abdullah ibn ‘Abd al-Muhsin at-Turki, Usul Mazhab al-Imam Ahmad, (Riyad:
Maktabah ar-Riyad al-Hadisah, 1980 M/1400 H),
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam Jilid 5 (Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeve, 1997) cet. ke-4
Farid , Syaikh Ahmad, 60 Biografi Ulama Salaf, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar,
2006)
Hasbi , T.M., ash-Shiddieqy, Pokok-Pokok Pegangan Imam Mazhab
Ibn Qayyim al-Jauziyyah, I’lam al-Muwaqqin, (Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah,
1991 M)
Mubarok, Jaih, Sejarah dan Perkembangan Hukum Islam, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2000), Cet.ke-2
‘Uwaidah, Kamil Muhammad Ahmad ibn Hanbal Imam Ahl as-Sunnah wa
alJama’ah ,(Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1992)
Yanggo, Huzaenah Tahido, Pengantar Perbandingan Mazhab, (Jakarta: Logos,
1997),
Zahrah, M. Abu Ibn Hanbal Hayatuhu wa Ashruhu Arauhu Wafiqhuhu, (Mesir:
Dar al Fiqr, 1981)
Zahra, Muhammad Abu, Tarikh al-Mazahib al-Mazahib al-Islamiyyah, (Kairo:
Maktabah al-Madai, tt),
Zuhri, Muhammad Hukum, Islam dalam Lintasan Sejarah, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1997), Cet. ke-2

11

Anda mungkin juga menyukai