Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“I’rob Dan Bina’”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Nahwu 1

Dosen Pengampu:

M. Abdul Ghofur M.Pd.

Disusun oleh:
Shofia Hikmatul Maula (20239003017)
Siti Miftahul Umah(

Prodi Pendidikan Bahasa Arab

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MUHAMMAD ALI SHODDIQ


TULUNGAGUNG

2023
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur senantiasa tercurahkan kepada Allah SWT, atas berkat dan
limpahan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah untuk tugas mata kuliah
Nahwu 1 ini, dengan judul “Murokkabah Wa Anwa’uha”.

Dapat terselesaikannya makalah ini tentu saja karena bantuan dan dukungan yang
luar biasa dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih saya tujukan kepada:

1. Drs. KH. Muhammad Fathurrouf Syafi’i,M.Pd., selaku rektor STAI KH.


MUHAMMAD ALI SHODIQ, yang telah memberikan sarana dan prasarana
dalam kegiatan pembelajaran.
2. Bapak M. Abdul Ghofur, M.Pd. , selaku dosen pengampu mata kuliah Nahwu
1 yang telah memberi bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan
makalah ini.
3. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu – ilmu yang bermanfaat serta
perhatiannya dalam proses perkuliahan selama ini.
4. Orang tua yang saya sayangi, yang banyak memberikan dorongan, kritik, dan
saran, serta dukungan baik berupa materi maupun non materi.
5. Teman-teman seperjuangan khususnya pada Prodi Bahasa Arab.

Demikian makalah ini saya buat semoga dapat diterima adanya dan dapat
memberikan informasi bagi pembaca sekalian. Tentunya saya juga menyadari bahwa
makalah ini tidaklah luput dari kesalahan. Oleh karena itu, saran dari pembaca
sangatlah saya harapkan.

Tulungagung, 19 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL............................................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. .Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ............... ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. I’rob Dan Bina’.........................................................................................3


B. Mu’rob Dan Mabni ................................................................................. 3
C. Hubungan I’rob Dan Mu’rob
D. Hubungan Bina’ Dan Mabni......................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 9
B. Saran…………………………………………………………………....... 9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Bahasa Arab adalah bahasa yang sangat penting bagi Umat Islam,
dikarenakan pedoman atau petunjuk hidup dalam umat islam itu berbahasa arab,
yaitu : Al-Qur’an dan Al-hadist. Di dalam memahami Al-Qur’an dan Al-Hadist
maka harus memakai ilmu-ilmu yang ada di dalam bahasa arab tersebut. Dalam
upaya mengembangkan wawasan berbahasa Arab, amat diperlukan adanya sebuah
kajian kebahasaan, kemampuan menguasai bahasa Arab merupakan kunci dan
syarat mutlak yang harus di miliki setiap orang yang hendak mengkaji ajaran islam
secara luas dan mendalam. Salah satu ilmu yang ada dalam bahasa arab adalah
ilmu nahwu atau bisa juga disebut dengan qawaid.

Nahwu merupakan salah satu cabang dari sekian cabang disiplin ilmu yang
wajib dipelajari apabila seseorang ingin menguasai Bahasa Arab. Ilmu nahwu dan
ilmu sharaf menjadi cabang ilmu yang tak terpisahkan dari Bahasa Arab. Akan
tetapi, tidak semua orang dapat memahami ilmu nahwu dengan baik. Maka dari
itu, pada makalah ini kami akan membahas beberapa pembahasan yang ada pada
ilmu nahwu, yaitu : I’rab, dan Mabni.1

B. Rumusan Masalah
1. .Apa Pengertian I’rob ?
2. Apa Macam -Macam I’rob?
3. Apa Pengertian Bina’?
4. Apa Macam -Macam Bina’?
5. Apa Pengertian Mu’rob?

1 http//ibahrul024,blogspot.com/2018/04/makalah-irob-dan-mabni.html
6. Apa Macam -Macam Mu’rob?
7. Apa Pengertian Mabni?
8. Apa Macam -Macam Mabni?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Pengertian I’rob
2. Menjelaskan Macam-Macam I’rob
3. Menjelaskan Pengertian Bina’
4. Menjelaskan Macam- Macam Bina’
5. Menjelaskan Pengertian Mu’rob
6. Menjelaskan Macam-Macam Mu’rob
7. Menjelaskan Pengertian Mabni
8. Menjelaskan Macam-Macam Mabni
BAB II
PEMBAHASAN
A. I’rob Dan Bina’

1. I’rob
a. Pengertian
2 I’rab adalah pengaruh baru dari amil terhadap suatu kalimat, maka
keadaan akhirnya ada yang dirafa’kan atau dinashabkan atau dijarkan
atau dijazmkan tergantung i’rab yang dituntut oleh amil

b. Pembagian I’rob

1)Macam –Macam I’rob

a) Rafa’
Rafa’ mempunyai empat tanda, yaitu dhammah, Waw, Alif dan Nun
Adapun Dhummah, maka ia menjadi tanda bagi rafa’ pada empat tempat :
1. Pada Isim Mufrad 2. Jama’ taktsir 3. Jama’ muannas salim, dan 4. Fi’il
mudhari’ yang tidak bersambung dengan sesuatu pada fi’il tersebut
Adapun Waw, maka ia menjadi tanda bagi rafa’ pada dua tempat :
1. Pada jama’ mudzakkar salim, dan 2. Isim-isim yang lima ( ) yaitu
Adapun Alif, maka ia menjadi tanda bagi rafa’ pada
isim-isim tatsniyyah yang tertentu
Adapun Nun, maka ia menjadi tanda bagi rafa’ pada
fi’il mudhari yang bersambung dengan dhamir tatsniyah, dhamir jama’, dan
dhamir muannats mukhatabah
b) Nashab
Nashob mempunyai lima tanda, yaitu Fathah, alif, kasrah, ya, dan
hadzfunnuun (membuang nun).

2 Mushtofa al gholaby ,jamiuddurus (lebanon :resalah publisher)hal 30


Adapun Fathah maka ia menjadi tanda bagi nashab pada tiga tempat :
1. Pada Isim Mufrad 2. Jama’ taksir, dan 3. Fi’il Mudhari apabila masuk
atasnya amil yang menashobkan dan tidak bersambung di akhirnya dengan
sesuatupun
Adapun Alif, maka ia menjadi tanda bagi nashab pada isimisim yang lima
contohnya : (aku melihat bapakmu dan saudaramu) dan apa-apa yang
menyerupai contoh ini.
Adapun Kasrah, maka ia menjadi tanda bagi nashab pada
jama’ muannats salim
Adapun Ya, maka ia menjadi tanda bagi nashab pada
tatsniyah dan jama’
Adapun Hadzfunnuun, maka ia menjadi tanda bagi nashab pada fi’il-fi’il
yang lima yang ketika rafa’nya dengan tetap nun.

c)Khafadh atau jer

Khafd atau jer mempumyai itu 3 tanda, yaitu kasrah, ya, dan fathah

. Adapun Kasrah, maka ia menjadi tanda bagi khafadh pada tiga tempat:

1. Isim Mufrad yang menerima tanwin 2. Jama’ Taksir yang menerima tanwin, dan
3. Jama’ Muannats salim

Adapun Ya, maka ia menjadi tanda bagi khafadh pada tiga tempat:

. Pada isim-isim yang lima ( ) 2. Isim Tatsniyah, dan 3. Jama’

Adapun Fathah, maka ia menjadi tanda bagi khafadh pada isim-isim yang tidak
menerima tanwin ( )

d) Jazm

Jazm mempunyai 2 tanda, yaitu sukun dan al hadzfu (membuang).

Adapun Sukun, maka ia menjadi tanda bagi jazm pada fi’il yang shahih akhirnya
Adapun Al Hadzfu, maka ia menjadi tanda bagi jazm pada fi’il mudhari yang
mu’tal akhirnya dan pada fi’il-fi’il yang ketika rafa’nya dengan tetapnya nun.3

2)Keadaan I’rob

a) I'rob Lafzi (‫)اإلعراب اللفظي‬

I'rob lafzi adalah suatu keadaan i'rob yang jelas terlihat di akhir kata dengan
perubahan cara bacanya karena perbedaan amil yang masuk. dan keadaan ini
biasanya terdapat pada kata-kata yang mu'rob atau yang dapat berubah tanda baca
akhir katanya, bukan yang mu'tal akhir. contoh:

ْ ُ ‫" ا ْلفَصْـ ِل ِمنَ َخ َر َج األ‬Seorang Guru keluar dari ruang kelas" karena perbadaan amil
ُ‫ستَاذ‬
yang masuk. kata ُ‫ستَاذ‬ ْ ُ ‫ األ‬dibaca rofa' dengan tanda rofa' nya yaitu harokat dhomah di
akhir kata karena ia menjadi fa'il atau subjek. Sedangkan kata ‫ا ْلفَصْـ ِل‬ dibaca jar
dengan tanda jar nya yaitu harakat kasroh di akhir kata karena ia kemasukan huruf jar
‫ِمن‬

b) I'rob Taqdiri (‫)اإلعراب التقديري‬

I'rob taqdiri yaitu keadaan i'rob yang tanda i'robnya tidak nampak langsung di akhir
kata, maka harakat atau tanda i'robnya dikira-kirakan. Berbeda dengan i'rob lafzi
yang tanda i'robnya sangat terlihat di akhir kata.

Contoh:

ِ ‫جَا َء ال َق‬
‫اضي‬

ِ َ‫َرأيْتُ الق‬
‫اضي‬

ِ ‫َم َر ْرتُ بِال َق‬


‫اضي‬

3 Much.Ekhwandi,Terjemah Matan Al – Jurumiyah hal 23-25


jika kita perhatikan ketiga kalimat di atas, seharusnya setiap kata yang kemasukan
amil rofa', nashab, atau jar dibaca sesuai tata aturan i'rob, yaitu dibaca rofa' dengan
dhommah, dibaca nashab dengan fathah, dan dibaca jar dengan kasroh. Tapi berbeda
dengan tiga contoh kalimat di atas, yang mana tidak ada harokat di akhir kata tersebut
ِ َ‫ الق‬adalah isim manqush yang mana terdapat yaa manqushoh di akhir
karena kata ‫اضي‬
katanya dan ditandai dengan huruf kasroh sebelum yaa.

Oleh karena itu, cara mengi'robnya yaitu :

ِ ‫جَا َء ال َق‬
‫اضي‬

‫ي َعلَى الفَتْ َح ِة‬ ٍ ‫َجا َء ِف ْع ُل َم‬


ٌّ ‫اض َم ْب ِن‬

‫اضي‬ ٌ ‫ض َّمةٌ ُمقَد ََّرةٌ َم ْرفُ ْو‬


ِ َ‫ع َو َعال َمةُ َر ْف ِع ِه فَا ِعلُه ُ الق‬ ِ ‫ا ْس ُم ال َم ْنقُ ْو‬
َ ُ‫ص ِِلنَّه‬

ِ َ‫ الق‬menjadi fa'il, dibaca rofa' tanda rofa' nya adalah dhommah muqoddaroh
kata ‫اضي‬
(dhommah yang dikira-kirakan) karena termasuk isim manqush.

contoh lain terdapat pada isim maqsur. yaitu isim yang diakhiri dengan alif layinah
dan ditandai dengan huruf fathah sebelumnya. contoh:

‫جَا َء الفَتَى‬

‫َرأيْتُ الفَتَى‬

‫َم َر ْرتُ بِال َفتَى‬

Sama seperti contoh sebelumnya, walaupun kaliamat di atas kemasukan amil yang
berbeda, tapi dibacanya tetap sama. karena ini adalah contoh i'rob taqdiri atau dikira-
kirakan tanda i'robnya.
c) I'rob Mahalli (‫اب ال َمح َِلي‬
ُ ‫)إع َْر‬

I'rob mahalli adalah suatu keadaan i'rob yang perubahan akhir katanya tidak nampak
atau tertulis di akhir kata tidak juga dikira-kirakan. i'rob mahalli ini hanya terjadi
pada kata-kata yang mabni (yang harokat akhirnya tidak berubah).

karena isim mabni ini tidak nampak perubahan harokat akhirnya karena harokat
akhirnya tetap tidak berubah, maka ketika isim mabni dibaca i'rob rofa', nashab, jar,
ataupun jazm, maka i'rob rofa', nashab, jar, dan jazm nya itu berupa i'tibar, i'robnya
juga dinamakan 'i'rob mahall (‫)اع َْرابًا َم َح ِليًّا‬, atau dengan i'tibar bahwa isim mabni itu
dalam keadaan i'rob rofa', nashab, jar, atau jazm, maka cara mengi'robnya pun juga
beda, yaitu dilihat dari keadaan i'robnya dalam sebuh kalimat.

Contoh:

ُ‫َهؤ ََُل ِء جَا َء التَ ََل ِم ْيذ‬

ِ ‫س ْونَ عَََ لَى الك ُْر‬


‫سي‬ ُ ‫أنَت ُ ْم تَجْ ِل‬

jika kita perhatikan dua kalimat di atas, ada dua kata mabni yang seharusnya dibaca
rofa' dengan dhommah tapi keduanya dibaca sesuai aturan mabni yaitu stuck tidak
berubah harokat akhirnya. yaitu kata ‫ َهؤ ََُل ِء‬yang tetap menggunakan harokat kasroh
di akhirnya karena ia termasuk kata mabni, begitu juga dengan kata ‫ أنَت ُ ْم‬yang tetap
menggunakan harokat sukun di akhirnya karena juga termasuk isim mabni.

maka jika keduanya di i'rob, cara mengi'robnya yaitu:

‫ َهؤ ََُل ِء‬: ِ‫الر ْفع‬


َّ ‫ فِ ْي َم َح ِل‬،ِ‫ي َعلَى ال َكس َْرة‬
ٌّ ِ‫جَا َء فَا ِع ُل َم ْبن‬

‫ َهؤ ََُل ِء‬mabni kasroh, mahal i'robnya rofa' mdenjadi fa'il nya ‫جَا َء‬
2.Bina’

a)Pengertian

Bina adalah tetapnya akhir kalimat pada suatu keadaan, walaupun amil-
amil yang mendahuluinya berbeda, maka amil-amil yang berbeda itu tidak memberi
pengaruh pada lafazh tersebut.

b) Pembagian Bina’

1) Macam-macam bina’

a) bina’ ala as-sukun (sukun)

‫نحو‬: ْ‫ ا ُ ْكتُب‬, ‫لَ ْن‬

b) bina’ ala adl-dlamm (dlummah)

ُ ‫ َحي‬, ‫َكتَب ُْوا‬


‫نحو‬: ‫ْث‬

c) bina’ ala al-fath (fathah)

َ ‫ َكت‬, َ‫أَيْن‬
‫نحو‬: ‫َب‬

 d) bina’ ala al-kasr (kasroh)

‫نحو‬: ‫ هؤ ََُل ِء‬, ‫ب‬


ِ
B.MUROB DAN MABNI

1.Mu’rob

a Pengertian

Mu’rab adalah kalimat yang berubah akhirnya karena perubahan amil


yang mendahuluinnya, seperti: ‫السماء واألرض والرجل ويكتب‬
ِ
(Kalimat) Mu’rab adalah: Fi’il Mudhari’ yang tidak bertemu dengan dua nun taukid
dan tidak bertemu pula dengan nun niswah. Semua isim itu mu’rab kecuali sedikit
saja (yang mabni).

b Pembagian Mu’rob

1)di irobi dengan harokat

Kalimah yang dii’rab dengan harkat yaitu: isim mufrad, jamak taksir, jamak
muannats salim, dan fi’il mudhari’ yang kosong dari sesuatu (huruf tambahan seperti
dua nun taukid atau nun inats).
Keempat macam kalimat itu dirafa’kan dengan dhamah, dinashabkan dengan fatah,
dijarkan dengan kasrah, dan dijazmkan dengan sukun, kecuali:
- Isim yang tidak menerima tanwin (ghair munsharif) karena isim ini dijarkan dengan
fatah. Contoh:

‫صلى هللاُ على إِبراهيم‬


Semoga rahmat Allah senantiasa dilimpahkan atas Ibrahim.

- Jamak muannats salim, karena nashabnya dengan kasrah, contoh:

‫أكرمتُ المجتهدات‬
Aku memuliakan wanita-wanita yang sungguh-sungguh.

- Fi’il mudhari’ mu’tal akhir, karena dijazmkan dengan membuang huruf akhirnya,
seperti: ‫ ولم يغز‬،‫يمش‬
ِ ‫ ولم‬،‫يخش‬
َ ‫َُ لم‬
Ia tidak takut, ia tidak berjalan dan ia tidak berperang.
2)di irobi dengan huruf

Kalimah yang dii’rab dengan huruf ada empat pula, yaitu: Mutsanna dan
mulhaknya, jamak mudzakkar salim dan mulhaknya, asmaulkhamsah, dan af’alul
khamsah.

Asmaulkhamsah yaitu: ‫أبو وأخو وح ُمو وفو وذو‬

Af’alulkhamsah yaitu: setiap fi’il mudhari’ yang huruf akhirnya bertemu dengan
dhamir tatsniah atau jamak atau ya muannats mukhathabah, seperti:

‫ وتذهبين‬، َ‫ وتذهبون‬،‫ ويذهبون‬،‫ وتذهبان‬،‫يذهبان‬

2) Mabni

a)Pengertian

(Kalimat) Mabni adalah kalimat yang tetap dalam suatu keadaan tanpa
perubahan, walaupun amil-amil yang mendahuluinya berubah, seperti: ‫وكتب واكت ُْب‬
َ ‫هذه وأين و َم ْن‬

(Kalimat mabni) adalah: Fi’il madhi dan fi’il amr (keduanya mabni selamanya), dan fi’il
yang bersambung dengan salah satu nun taukid atau nun niswah, dan sebagian isim-isim.
Asal pada kalimah huruf dan fi’il adalah mabni.

b) Pembagian Mabni4[4] :

‫مبني على الفتح مبني على السكون‬ ‫مبني على الضم‬ ‫مبني على الكسر‬
‫ك ْم‬ َ‫أين‬ ُ
‫حيث‬ ‫هؤَلء‬
ِ

4[4]Muhammad Syukri Unus, Is’āf Atthālibīn, (TB.Murni; Banjarmasin), Hal. 11-12


C Hubungan I’rob Dan Mu’rob
Sebelum suatu lafadz itu terkena i’rob, lafadz diperlakukan sebagai
mauquf. Artinya huruf terakhirnya tidak memiliki tanda atau tidak dibaca
secara khusus. Seperti contoh ‫ زَ يْد‬. Perhatikan huruf dal pada lafadz tersebut.
Ketika berdiri sendiri dan tidak terangkai dengan kalimah lain, ia tidak
menyandang harakat sama sekali.
Baru kemudian datang lafadz lain yang melekat padanya. Ketika yang
melekat semisal kalimah ‫ َجا َء‬maka ‫ زَ يْد‬menjadi ter-irob-i. Sehingga jadilah
rangkaian tersebut dibaca ‫ زَ ْيد ٌ َجا َء‬.Huruf dal-nya berharokat. Itulah yang
disebut i’rob dengan perubahan lafdzon. Karena dampak perubahannya
tampak dalam tulisan (ber-harakat) dan terdengar ketika dibaca (Zaidun).
Dalam contoh di atas dapat diperinci sebagai berikut:
‫ زَ يْد‬merupakan contoh irob rofa. ia adalah Kalimah Isim statusnya Murob
karena dapat menerima Irob (berupa isim mufrod). Disebut Juga i’rob lafzhon
karena bentuk perubahanya tampak. Ia juga sebagai ma’mul (yang menerima
amal). Artinya ‫ زَ يْد‬menerima pengaruh dari amil yang pada contoh ini lafaz
‫ َجا َء‬lah ‘amil-nya (yang menuntut perubahan).5

D Hubungan Bina’ Dan Mabni

Bina’ adalah sakal di akhir kata tidak berubah walaupun terdapat berbagai
macam ‘amil. Secara sederhana, ‘amil adalah sesuatu yang menyebabkan kalimat
dibaca fathah, dlammah, kasrah dan sukun.

Kata bina’ biasa disebut ‘kalimah mabni’ atau ‘kata mabni’. Contoh:

‫نحْ ن‬

Kata di atas, ujungnya dibaca dlammah, atau disebut mabni dlammah.

5 www nahwu.id
‫ث ُ َّم‬

Kata di atas, ujungnya dibaca fathah, atau disebut mabni fathah

‫أ َ ْم ِس‬

Kata di atas, ujungnya dibaca kasrah, atau disebut mabni kasrah

‫قُ ْل‬

Kata di atas, ujungnya dibaca sukun, atau disebut mabni sukun.

Kata-kata seperti di atas, ujungnya tidak akan berubah walaupun posisinya berubah-
ubah (dalam kedudukan subyek atau obyek).

Contoh:

ِ ‫ي نَ َج َح فِ ْي ْالبَ ْرن‬
ِ‫َامج‬ ْ ‫ض َر الَّ ِذ‬
َ ‫َح‬

Orang yang telah berhasil dalam acara ini telah datang.

ِ ‫ِي نَ َج َح فِ ْي ْالبَ ْرن‬


ِ‫َامج‬ ْ ‫ُز ْرتُ الَّذ‬

Saya telah mendatangi orang yang telah berhasil dalam acara ini.

Nah, pada contoh di atas tampak bahwa kata ‘aladzi’ itu mabni sukun dan dibaca
sukun walaupun posisinya berbeda. Kata ‘aladzi’ pada contoh pertama disebut Fa’il
(Subyek), sedangkan ‘aladzi’ pada contoh kedua disebut maf’ul bih (obyek).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ii’rob dan bina’ adalah bagian dari ilmu nahwu yang membahas tentang
tata bahaa arab secara mendalam dan terperinci .
I’rob adalah perubahan akhir kata karena perbeedaan amil yang masuk pada kata
tersebut,baik secara lafadz(jelas),muqoddaroh (dikira kira).i’rob membahas tentang
isim mu’rob,yaitu kalimat yang selalu berubah ubah akhirannya.
Bina, adalah caraa Menyusun kata-kata dalam kalimat sehingga
membentuk ma;na yang jelas dan benar .Bina’ membahas tentang tata Bahasa arab
dalam Menyusun kalimat,seperti tat Bahasa dalam Menyusun sbyek ,predikat,dan
objek.

B.Saran

Pada akhirnya dengan kerendahan hati,penulis sangat menyadari


penulisan ini sangat sederhana dan jauh dari kata sempurna .saran daan kritik yang
membangun sangatlah di perlukan demi kesempurnaan makalah ini.dengan
harapan,dapat membrikan manfaat bagi para membaca umumnya dan pelajar bahaa
arab khususnya.
DAFTAR PUSTAKA

http//ibahrul024,blogspot.com/2018/04/makalah-irob-dan-mabni.html

Mushtofa al gholaby ,jamiuddurus (lebanon :resalah publisher)

Much.Ekhwandi,Terjemah Matan Al – Jurumiyah

Muhammad Syukri Unus, Is’āf Atthālibīn, (TB.Murni; Banjarmasin), Hal. 11

www nahwu.id

Anda mungkin juga menyukai