Anda di halaman 1dari 20

ARTIKEL IMPLEMENTASI WAHDATUL ULUM

DALAM HIDUP EKONOMI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Wahdatul ‘Ulum
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Sukiman, M.Si

Disusun Oleh:

1. Wahida Sitanggang 0401212006


2. Nadya Putri Utami Pane 0401211009
3. Dwi Rizki Nabila Nasution 0401212023
4. Indri Apriliani 0401213025
5. Dewi Sartika 0401213028

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM
UIN SUMATERA UTARA
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga artikel yang berjudul, “IMPLEMENTASI WAHDATUL
ULUM DALAM HIDUP EKONOMI” dapat kami selesaikan dengan baik. Kami berharap
artikel ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang implementasi
wahdatul ulum dalam hidup ekonomi. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan
yang Allah SWT karuniai kepada kami sehingga artikel ini dapat kami susun melalui beberapa
sumber yakni melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen kami Bapak Prof.
Dr. Sukiman,M.Si, yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam mengerjakan
artikel ini. Harapan saya, informasi dan materi yang terdapat dalam artikel ini dapat bermanfaat
bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha
Sempurna, karena itu saya memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan artikel
kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada artikel ini, kami mohon maaf. Kami
menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya artikel yang
lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Medan, 09 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i


DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
C. Tujuan Masalah ............................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
A. Definisi Ekonomi ............................................................................................................ 3
1. Pengertian Ekonomi .................................................................................................... 3
2. Prinsip- prinsip Ekonomi ............................................................................................ 4
3. Tujuan Ekonomi .......................................................................................................... 4
4. Contoh Kegiatan Ekonomi .......................................................................................... 6
B. Pentingnya Ekonomi Dalam Kehidupan dan Dalam Pandangan Islam .......................... 6
C. Teori-Teori Produksi dan Konsumsi Dalam Islam ......................................................... 9
D. Hubungan Antara Produksi dan Konsumsi ................................................................... 12
E. Mengimplementasikan/Menerapkan Ekonomi dalam Wahdatul ‘Ulum sebagai
Ekonomi Sejahtera ............................................................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ekonomi adalah salah satu ilmu yang mempelajari aktivitas manusia yang berkatian
dengan produksi, distribusi, serta konsumsi dengan barang dan jasa. Istilah “Ekonomi”
berasal dari bahasa Yunani, yaitu oikos dan nomos. Secara keseluruhan, ekonomi
merupakan sebagai manajemen suatu perusahaan.

Menurut Sadono ekonomi adalah suatu studi mengenai individuindividu dan


masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan
sumber-sumber daya yang terbatas, tetapi dapat di gunakan dalam berbagai cara untuk
menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa dan mendistribusikan untuk kebutuhan
konsumsi, sekarang dan dimasa datang, kepada individu dan golongan masyarakat.

Tujuan dari ekonomi adalah untuk mendapatkan kesejahteraan ekonomi dan menjalin
persaudaraan di dalam kehidupan masyarakat. Seseorang yang melakukan kegiatan
ekonomi akan di katakan berhasil jika seseorang tersebut mampu melakukan aktivitasnya
semaksimal mungkin, dan selalu berusaha untuk mendapatkan kebutuhan hidup terpenuhi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka masalah yang dapat
dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa definisi dari ekonomi?


2. Apa penting/perlunya ekonomi dalam kehidupan dan dalam pandangan islam itu
sendiri?
3. Apa saja teori-teori dalam produksi dan konsumsi?
4. Apakah ada masalah hubungan antara produksi dan konsumsi?
5. Bagaimana mengimplementasikan/menerapkan ekonomi dalam wahdatul ulum
sebagai ekonomi sejahtera?

C. Tujuan Masalah

1
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan masalah ini secara umum adalah sebagai
berikut:

1. Mengetahui dan memahami definnisi dari ekonomi.


2. Mengetahui dan memahami pentingnya ekonomi dalam kehidupan dan dalam
pandangan islam.
3. Mengetahui dan memahami teori-teori dalam produksi dan konsumsi.
4. Mengetahui dan memahami masalah hubungan antara produksi dan konsumsi.
5. Mengetahui dan memahami cara mengimplementasikan/menerapkan ekonomi
dalam wahdatul ulum sebagai ekonomi sejahtera.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Ekonomi
1. Pengertian Ekonomi

Istilah ekonomi sendiri berasal dari kata dalam bahasa Yunani oikonomia yang terdiri
dari kata oikos (rumah tangga) dan nomos (aturan). Jika dilihat dari etimologinya, ekonomi
justru memiliki arti sebagai aturan yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam
suatu rumah tangga.

Banyak definisi dari istilah ekonomi. KBBI menjelaskan bahwa ekonomi merupakan
ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, serta pemakaian barang-barang juga
kekayaan, seperti hal keuangan, perindustrian, dan perdagangan.

Para ahli pun memiliki definisinya sendiri atas ekonomi. Penerima Nobel bidang
ekonomi Paul A. Samuelson menyebut bahwa ilmu ekonomi adalah studi tentang membuat
pilihan, dengan atau tanpa menggunakan uang, dalam menggunakan sumber daya produksi
yang terbatas.

Sementara itu, ahli ekonomi asal Kanada George Gartley Lipsey menjelaskan bahwa
ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang pemanfaatan sumber daya yang
langka untuk memenuhi keinginan manusia yang bersifat tak terbatas.

Profesor ekonomi di Harvard N. Gregory Mankiw menyatakan bahwa ilmu ekonomi


adalah ilmu yang mempelajari tentang masyarakat mengelola sumber daya alam yang
langka.

Berikut ini beberapa pengertian ekonomi menurut beberapa Ahli:

• Adam Smith. Menurut Adam Smith, pengertian ekonomi adalah penyelidikan tentang
keadaan dan sebab adanya kekayaan negara.
• Alfred Marshall. Pengertian ekonomi menurut Alfred Marshall adalah ilmu yang
mempelajari tindakan manusia secara perorangan pun kolektif dan kaitannya dalam
penggunaan barang-barang material.
• Ibnu Kaldun Sejarawan muslim dari Tunisia yang juga dikenal sebagai bapak pendiri
ilmu historiografi, sosiologi dan ekonomi ini menyebut ekonomi sebagai ilmu yang

3
positif dan normatif. Selain untuk memenuhi kebutuhan, mempelajari ekonomi juga
sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

2. Prinsip- prinsip Ekonomi

Seperti yang sudah disebutkan di atas, ada 3 prinsip ekonomi, yaitu:

• Produksi Kegiatan
Produksi merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untu menghasilkan suatu
barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dari hasil produksi akan
melahirkan suatu produk. Produk inilah yang nantinya digunakan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat atau konsumen.
Tujuan produksi, antara lain untuk memenuhi kebutuhan konsumen,
memperoleh keuntungan sebesar-besarnya, menghasilkan barang setengah jadi untuk
keperluan produksi selanjutnya, turut meningkatkan kemakmuran rakyat, mengurangi
tingkat pengangguran, meningkatkan sumber devisa negara dengan produksi barang
ekspor, dan masih banyak lagi.

• Distribusi
Distribusi dapat disimpukan sebagai kegiatan menyebarakan produk baik
berupa barang maupun jasa ke seluruh pasar. Proses distribusi mempertemukan produk
maupun jasa hasil produksi kepada para konsumen. Distribusi punya peranan penting
dalam hal menyediakan kebutuhan manusia. Tujuan utama kegiatan distribusi adalah
untuk memastikan hasil produksi berhasil diterima dengan baik oleh konsumen.

• Konsumsi
Konsumsi merupakan kegiatan menggunakan barang dan jasa. Bagi para pegiat
ekonomi, prinsip konsumen sering kali dijadikan sebagai indikator dari perekonomian
secara menyeluruh. Prinsip ini juga disebut sebagai tujuan akhir dari suatu kegiatan
ekonomi.

3. Tujuan Ekonomi

4
Tujuan utama ekonomi adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Kebutuhan tersebut digunakan untuk saat ini dan masa datang. Ketika seseorang bekerja
dan mendapatkan uang, dia dapat memenuhi kebutuhan keluarganya.

Di bawah ini tujuan-tujuan lainnya kegiatan ekonomi, yakni:

• Untuk mendapatkan uang, keuntungan, dan kekayaan.

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan masa depan, kita memerlukan kekuatan
finansial yang sehat. Melakukan kegiatan ekonomi merupakan salah satu upaya agar kita
mendapatkan penghasilan, keuntungan, dan kekayaan sehingga finansial kita sehat.

• Pemanfaatan sumber daya.

Sumber daya yang tersedia dapat digunakan agar dapat memiliki nilai manfaat.
Sumber daya dapat berupa tanah, kendaraan, sumber daya alam, modal, hasil pertanian,
dan sebagainya.

• Mengikat secara hukum.

Disebut kegiatan ekonomi jika dan hanya jika aktivitas yang dilakukan sah di mata
hukum. Tindakan-tindakan yang menghasilan uang dan kekayaan dengan cara
perampokan, pencurian, korupsi, penyelundupan, penyuapan, dan sejenisnya tidak bisa
disebut sebagai kegiatan ekonomi karena melawan hukum.

• Menggunakan akal sehat

Untuk mendapatkan penghasilan dan keuntungan yang maksimal, perlu melibatkan


akal sehat atau rasionalitas dalam pemanfaatan sumber daya. Dengan strategi yang jitu,
usaha yang sama bisa mendapatkan keuntungan yang lebih optimal.

• Dapat diterima secara sosial

Kegiatan ekonomi yang akan berjalan lancar adalah kegiatan ekonomi yang sesuai
dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku di dalam masyarakat tersebut. Jika
tidak sesuai, masyarakat sekitar akan menolak berlangsungnya kegiatan ekonomi di daerah
tersebut.

Misalkan saja perdagangan minuman keras di suatu kampung tidak akan berhasil jika
masyarakat di daerah tersebut menjunjung tinggi nilai-nilai agama, moral, dan kesehatan.
Maka perdagangan minuman keras di sana akan bangkrut.

5
• Untuk menentukan barang dan jasa mana yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
• Untuk mengklarifikasi kesesuaian produk dengan kebutuhan.
• Untuk mengetahui perbedaan kualitas barang dan jasa yang harus digunakan.
• Untuk menentukan skala prioritas kebutuhan.
• Untuk menjadi pertimbangan untung-rugi dari pilihan yang ditentukan.
• Untuk melancarkan perputaran ekonomi negara.
• Untuk mengurangi angka kemiskinan negara mendapatkan penghasilan.

4. Contoh Kegiatan Ekonomi

Di bawah ini merupakan contoh kegiatan ekonomi yang pada umumnya dilakukan
oleh masyarakat:

• Memproduksi ayam potong, masakan kuliner, sabun, sepatu, dan lain-lain.


• Melakukan pembelian bahan baku untuk produksi.
• Menyewa truk untuk mengangkut barang.
• Membayar upah tenaga kerja.
• Bekerja di kantor untuk memasarkan produk.
• Bekerja sama dengan pabrik untuk mendistribusikan produk makanan dan minuman di
supermarket.
• Menjadi penulis, guru, dan content creator untuk pendidikan.
• Membeli saham perusahaan agar perusahaan dapat menjalankan operasional karena
mendapatkan modal.

B. Pentingnya Ekonomi Dalam Kehidupan dan Dalam Pandangan Islam


Ilmu ekonomi sangat berperan penting bagi suatu daerah, baik daerah kecil maupun
besar seperti negara, karena ilmu ini dapat meningkatkan taraf hidup sumber daya manusia.
Ilmu ekonomi sangat berperan penting dalam mengatur prinsip kebutuhan pokok

6
sosial/masyarakat. Mempelajari ilmu ekonomi dapat melatih seseorang agar berjiwa sosial
dan bersifat teliti serta ekonomis. Mempelajari ilmu ekonomi dapat melatih seseorang agar
mampu mengatur atau mengelola nilai nominal dengan baik dan bijak.

Mempelajari ilmu ekonomi sangat penting, dan hal pokok bagi setiap masyarakat
khususnya dalam ruang lingkup keluarga, tujuannya agar dapat dengan cermat mengatur
skala prioritas kebutuhan dari keperluan yang terpenting/ mendesak terlebih dahulu.
Mempelajari ilmu ekonomi melatih seseorang agar dapat mandiri dalam berwirausaha dan
mengelola kebutuhanya. Dengan mempelajari ilmu ekonomi, kita dapat mengatur
perekonomian pribadi seperti menggunakan uang saku dengan hemat, dan lain sebagainya.
Dengan ilmu ekonomi, kita pasti akan lebih memilih kebutuhan yang paling penting untuk
didahulukan daripada kebutuhan yang tidak terlalu penting seperti alat-alat tulis.

Sebetulnya kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari kegiatan ekonomi, contoh


lainnya adalah Anda yang berusaha mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pada dasarnya ada
dua alasan penting mengapa ilmu ekonomi harus dipelajari. Agar bisa menentukan
prioritas, ilmu ekonomi harus dipelajari. Manfaat ilmu ekonomi itu sangatlah banyak dan
tanpa kita sadari kita sudah menikmatinya.

Berikut ini 10 (sepuluh) tujuan mempelajari ilmu ekonomi secara lengkap dan singkat
adalah sebagai berikut:

• Mengenal kebutuhan hidup manusia.


• Mempelajari cara pemenuhan kebutuhan.
• Memahami hubungan peristiwa perekonomian.
• Membantu pengambilan keputusan.
• Meningkatkan kemajuan ekonomi.
• Melatih pengembangan kreatifitas.
• Mempelajari kebijakan ekonomi.
• Memahami dasar perilaku ekonomi.
• Melatih manajemen waktu dan keuangan.
• Mengetahui isu-isu internasional.

Lantas apa pentingnya ekonomi islam itu? Pentingnya ekonomi Islam bisa membawa
kesejahteraan yang merata bagi masyarakat karena menganut prinsip-prinsip yang
didasarkan pada keseimbangan. Pondasi ajaran agama juga memiliki peran untuk

7
meluruskan disorientasi ekonomi dari sistem konvensional yang lebih dulu dikenal awam.
Tak hanya itu, ekonomi Islam juga menawarkan solusi keadilan dalam transaksi ekonomi.
Pentingnya ekonomi Islam juga didasari oleh fakta bahwa sistem ini mulai berkembang
pesat baik di dalam maupun di luar negeri. Selain itu, meningkatnya kepercayaan
masyarakat kepada perbankan syariah juga turut mendorong berkembangnya sistem
ekonomi Islam. (Qazwa, 2018)

Ada beberapa alasan mengapa syariat islam dalam perekonomian perlu membumi di
Indonesia:

• Umat islam perlu memiliki tatanan nilai yang mengatur tingkah laku umat islam agar
agar tidak terjerumus kedalam hal-hal yang haram dengan cara menetapkan nilai haram
atau halal, makruh atau mubah, wajib atau sunnah, fardu ‘ain atau fardu kipayah.
Penetapan atauran tatanan nilai tersebut dapat diperankan berbagai elemen umat islam
seperti ulama, pemerintah, praktisi ekonomi, akademisi, mahasiswa dan masyarakat
umum. Nilai ini berlaku terhadap pemenuhan maupun produksi barang dab jasa. Juga
nilai demikian berlaku pada tindakan dan pekerjaan kita sehari-hari dalam upaya
mencari fadhlillah(rizki) dari allah Swt.
• Ilmu ekonomi umum yang selama ini dipelajari di Indonesia pada umumnya tidak dapat
menjelaskan bebberapa transakti yang dilarang oleh allah Swt seperti riba, spekulasi,
rekayasa jual beli. Demikian juga mengapa kepemilikan baik individu, umum dan
Negara diatur sedemikian rupa, sehingga membantu pemerataan dalam pendapatan atau
kekayaan dalam masyarakat islam.
• Sudah banyak sekali ilmu yang ditumbuhkan dari khazanah islam sendiri kemudian
berkembang bersama jamannya. Akan tetapi karena masaslah keduniaan nampaknya
ilmu ekonomi islam tidak menjadi sentral pamikiran islam. Oleh karena itu konsep
ekonomi islam jadi ketingalan zaman dan tidak tersentuh dan berkembang. Didalam al-
quar’an dan as-sunah terdapat banyak ayat yang menjelaskan mengenai ekonomi
apalagi yang berkaitan dengan dengan pertanian dan pedangan.
• Sudah banyak sekali ilmu yang ditumbuhkan dari khazanah islam sendiri kemudian
berkembang bersama jamannya. Akan tetapi karena masaslah keduniaan nampaknya
ilmu ekonomi islam tidak menjadi sentral pamikiran islam. Oleh karena itu konsep
ekonomi islam jadi ketingalan zaman dan tidak tersentuh dan berkembang. Didalam al-
quar’an dan as-sunah terdapat banyak ayat yang menjelaskan mengenai ekonomi
apalagi yang berkaitan dengan dengan pertanian dan pedangan.

8
• Penyusunan, pengembangan dan peranan ekonomi islam di Indonesia dimaksud agar
umat islam mendapat kepastian dan kesertaannya dalam pembangunan ekonomi yang
dipandu oleh pemerintah. Umat islam juga berkepentingan antara lain adnaya
pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerjapenuh, efisiensi ekonomi, pemantapan tingkat
harga, pendistribusian pendapatan yang merata. Selain dalam islam perlu
memperhatian masalah-masalah antara lain: kemiskinan, penganguran, kesehatan,
inflasi..

C. Teori-Teori Produksi dan Konsumsi Dalam Islam


1. Teori Produksi dalam Islam

Teori produksi dalam islam adalah mengahasilkan suatu barang atau jasa dengan cara
yang halalatau bisa disebut sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadis Rasulullah, dan jika tidak
sesuai dengan syari’at islam maka akan menjadi haram.
Produksi dalam ekonomi islam juga merupakan setiap bentuk aktiitasnyang
dilakukan untuk mewujudkan manfaat atau menambahkannya dengan cara mengeksplorasi
sumber-sumber ekonomi yang disediakan Allah Subahana Wa Ta’ala sehingga menjadi
maslahat, untuk mememnuhi kebutuhan manusia, oleh karenanya aktifitas produksi
hendaknya berorientasi pada kebutuhan masyarakat luas. Sistem produksi berarti
merupakan rangkaian yang tidak terpisahkan dari prinsip produksi dan faktor produksi.
Prisip produksi dalam islam berati menghasilkan sesuatu yang halal yang merupakan
akumulasi dari semua proses produksi mulai dari sumber bahan baku sampai dengan jenis
produk yang dihasilkan baik berupa barang maupun jasa.

Syari’ah yang didasarkan pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, bertujuan untuk menebar
kemaslahatan bagi seluruh manusia yang terletak pada terpunihinya kebutuhan-kebutuhan
hidup manusia, Allah telah menganugerahkan sumber-sumber daya produktif. Beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan dalam proses produksi adalah :
• Dilarang memproduksi dan memperdagangkan komoditas yang tercela karena
bertentangan dengan syari’ah (haram). Dalam sistem ekonomi islam tidak semua
barang dapat diproduksi atau dikonsumsi. Islam dengan tegas mengklasifikasikan
barang-barang atau komoditas kedalam dua kategori. Pertama, barang yang disebutkan
9
Al-Qur’an tyayyibat yaitu barang-barang yang secara hukum halal dikonsumsi dan
diproduksi, kedua khabaits yaitu barang-barang yang secara hukum haram dikonsumsi
dan diproduksi.
• Dilarang melakukan kegiatan produksi yang mengarah kepada kezaliman, seperti riba
dimana kezaliman menjadi illat hukum bagi haramnya riba, dan riba secara bertahap
dapat menghilangkan keadilan ekonomi yang merupakan ciri khas ekonomi islam, dan
berdampak negatif bagi perekonomian umat.
• Segala bentuk penimbunan (ikhtikar) terhadap barang-barang kebutuhsn bagi
masyarakat adalah dilarang sebagai perlindungan syari’ah terhadap konsumen dari
masyarakat. Pelaku penimbunan menurut yusuf kamal, mengurangi tingkat produksi
untuk menguasai pasar, sangat tidak menguntungkan bagi konsumen dan masyarakat
karena berkurangnya suplai dan melonjaknya harga barang. Hal ini sama dengan
kezaliman yang dikutuk Allah Subhanahu wa ta’ala. Untuk mengantisipasinya agar
tidak terjadi penimbunan terhadap barang kebutuhan pokok, islam telah menyediakan
sarana hukum yaitu pemerintah bertindak tegas, menyita produk dan barang tersebut
kemudian menjualny akepada konsumen dengan harga yang adil setelah membayar
ganti harga yang adil kepada pemilik barang, atau pemerintah memaksa menjual
barang-barang tersebut dengan harga yang adil.
• Memelihara lingkungan. Manusia memiliki keunggulan dibandingkan dengan makhluk
lain untuk itu manusia ditunjuk sebagai wakil khalifah Tuhan di Bumi untuk
menciptakan kehidupan dengan memanfaatkan sumber-sumber daya yang dalam
perspektif ekonom islamdiuraikan sebagai. Pertama: setiap manusia adalah produsen,
untuk menghasilkan barang-barang dan jasa ynag dalam prosesnya bersentuhan
langsung dengan bumi sebagai faktor produksi. Kedua: bumi selain sebagai faktor
produksi, juga berfungsi mendidik manusia mengingat kebesaran Allah, kebaikan-Nya
ynag telah mendistribusikan rezeki yang adil di antara manusia. Ketiga ; sebagai
produsen dalam melakukan kegiatan produkdi tidak boleh melakukan tindakan-
tindakan yang merusak lingkungan hidup atau lingkungan makhluk lain.

Faktor – faktor Produksi dalam Islam :

- Tanah dan segala potensi ekonomi. Dianjurkan Al-qur’an untuk diolah, dan tidak dapat
dipisahkan dari proses produksi.
- Tenaga kerja terkait langsung dengan tuntutan hak milik melalui produksi

10
- Modal, juga terlibat langsung dengan proses produksi karena pengertian modal
mencakup modal produktif yang menghasilkan barang-barang yang dikonsumsi, dan
modal individu yang dapat menghasilkan kepada pemiliknya.
- Manajemen karena adanya tuntutan leadership dalam islam.
- Teknologi adalah ilmu tentang cara menerapkan sains untuk memanfaatkan alam bagi
kesejahteraan dan kenyamanan manusia
- Material atau bahan baku adalah faktor lain yang sangat penting bagi proses produksi,
terutama produksi barang-barang fisik.
- Manusia, adanya faktor manusia dalam produksi dan strategi usaha barangkali
mempunyai signifikasi lebih diakui dibandingkan dengan strategi manajemen lainnya
yang didasarkan pada memaksimalkan keuntungan penjualan.

2. Teori Konsumsi dalam Islam

Aktivitas ekonomi yang paling utama adalah konsumsi. Seelah adanya konsumsi dan
konsumen baru ada kegiatan lainnya seperti produksi atau produsen, distribusi/distributor,
dll. Konsumsi dalam ekonomi islam adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan baik secara
rohani maupun jasmani sehngga mampu memaksimalkan fungdi kemanusiaanya sebagai
hamba Allah SWT untuk mendapatkan kesejahteraan atau kebahagiaan dunia akhirat.
Sebagaimana Firman Allah SWT :
Artinya : “Hai anak Adam, pakaialah pakaianmu yang indah di setiap memasuki
mesjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS> Al-A’araf : 31)
Dari Ibnu Abbas, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia mengimginkan dua
lembah lainnya, dan sama sekali tidakakan memenuhi mukutnya (merasa puas) selain tanah
(yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orangorang yang bertaubat.” (Mutaffaqun
‘alaihi. HR.Bukhari no. 6439 dan Muslim no. 1048)

Prinsip Konsumsi Dalam Islam :

a. Prinsip keadilan yaitu mencari rezeki yang halal dan tidak dilarang hukum.
b. Prinsip kebersihan yaitu makanan yang dikonsumsi haruslah baik dan cocok untuk
dimakan, tidak kotor, juga tidak menjijikan sehingga merusak selera.

11
c. Prinsp kesederhanaan ialah prinsip yang mengatur perilaku manusia mengenai makan
dan minum tidak berlebihan.
d. Prinsip kemurahan hati. Dengan menaati perintah islam, tidak ada bahaya maupun dosa
ketika kita memakan dan meminum makanan dan minuman halal yang disediakan Allah
SWT.

Tujuan konsumsi seseorang dalam ajaran Islam :

- Untuk mengharapkan ridha Allah SWT


- Untuk mewujudkan kerja sama antar anggota masyarakat dan tersedianya jaminan
sosial.
- Untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab individu terhadap kemakmuran diri,
keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari aktivitas dan dinamisasi ekonomi.
- Untuk meminimalisasi pemerasan dengan menggali sumber-sumber nafkah bagi
masyarakat.
- Agar negara melakukan kewajibannya terhadap warga Negar ayang belum berhasil
dalam ekonomi.

D. Hubungan Antara Produksi dan Konsumsi


Masalah ekonomi klasik berdasarkan teori ekonomi klasik yang dikemukakan oleh
Adam Smith, David Ricardo dan JS. Mill. Masalah ekonomi klasik tertuju pada
kemakmuran yaitu jika semua barang/jasa yang dibutuhkan manusia tersedia sesuai dengan
kemampuannya. Ekonomi klasik menekankan kekuatan pasar sehingga menolak campur
tangan pemerintah dalam kegiatan ekonomi. Masalah pokok ekonomi klasik meliputi:

1. Masalah Produksi
"Apakah barang/jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sudah
tersedia?"
Persoalan diatas termasuk dalam ruang lingkup produksi. Dalam ruang lingkup produksi,
masih terdapat beberapa persoalan yang lain. Misalnya:
• Barang apa yang akan diproduksi (What) dan berapa jumlahnya (How Many)?
• Bagaimana cara memproduksi /mengkombinasikan sumber daya yang digunakan
(How)?

12
• Untuk siapa barang tersebut diproduksi (for Whom)?
• Siapa yang melakukan proses produksi (Who)?
Selain hal-hal diatas, permasalahan produksi juga tidak terlepas dari cara
memperoleh bahan mentah, modal/peralatan, tenaga kerja dan teknologi yang menentukan
kapasitas produksi.
2. Masalah Distribusi

"Apakah barang/jasa hasil produksi dapat sampai ke tangan masyarakat?"


Persoalan diatas termasuk dalam ruang lingkup distribusi. Dalam ruang lingkup distribusi,
masih terdapat beberapa persoalan yang lain. Misalnya:
• Apakah jalur distribusi yang tepat agar produk sampai ke tangan konsumen yang
membutuhkan?
• Apakah barang/jasa dapat sampai kepada konsumen dengan cara yang tepat?
Distribusi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu sebagai berikut:
• Distribusi langsung, artinya menyalurkan barang dari produsen langsung kepada
konsumen tanpa melewati perantara. Contohnya seorang penjual martabak
memproduksi sendiri dan langsung menjual dagangannya kepada pembeli (konsumen).
• Distribusi tidak langsung, artinya menyalurkan barang dari produsen kepada konsumen
melalui perantara. Misalnya melalui pedagang besar (grosir), pedagang kecil (retailer),
agen, makelar, komisioner, eksportir, importir, dan penyalurpenyalur yang lainnya.

3. Masalah Konsumsi

"Apakah barang/jasa hasil produksi sudah dipakai/dihabiskan oleh masyarakat untuk


memenuhi kebutuhan?"
Persoalan diatas termasuk dalam ruang lingkup konsumsi. Dalam ruang lingkup konsumsi,
masih terdapat beberapa persoalan yang lain. Misalnya:
• Apakah hasil produk sampai kepada konsumen dengan tepat?
• Apakah hasil produk terjangkau (harganya) konsumen?
• Untuk melakukan kegiatan konsumsi dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu sebagai
berikut:
- faktor intern, meliputi: sikap, kepribadian, motivasi diri, pendapatan seseorang,
selera, dan watak (karakter).
- faktor ekstern, meliputi: kebudayaan, adat istiadat, lingkungan masyarakat,
status sosial, keluarga, dan pemerintah.

E. Mengimplementasikan/Menerapkan Ekonomi dalam Wahdatul ‘Ulum sebagai


Ekonomi Sejahtera

13
1. Menggunakan prinsip tauhid yang berarti ketika berusaha atau bekerja harus selalu
bergantung kepada Allah SWT.

Fondasi utama seluruh ajaran Islam adalah tauhid. Tauhid menjadi dasar seluruh
konsep dan aktivitas umat Islam, baik ekonomi, politik, sosial maupun budaya. Dalam Al-
Qur’an disebutkan bahwa tauhid merupakan filsafat fundamental dari ekonomi Islam.
(39:38). Hakikat tauhid adalah penyerahan diri yang bulat kepada kehendak Ilahi, baik
menyangkut ibadah maupun muamalah, dalam rangka menciptakan pola kehidupan yang
sesuai kehendak Allah.

Dalam konteks ini Ismail Al- Faruqi mengatakan, (Tauhidlah sebagai prinsip pertama
tata ekonomi yang menciptakan “negara sejahtera” pertama, dan Islamlah yang
melembagakan sosialis pertama dan melakukan lebih banyak keadilan sosial. Islam juga
yang pertama merehabilitasi (martabat) manusia. Pengertian (konsep) yang ideal ini tidak
ditemukan dalam masyarakat Barat masa kini).

Konsep tauhid yang menjadi dasar filosofis ini, mengajarkan dua ajaran utama dalam
ekonomi. Pertama, Semua sumber daya yang ada di alam ini merupakan ciptaan dan milik
Allah secara absolut (mutlak dan hakiki). Manusia hanya sebagai pemegang amanah
(trustee) untuk mengelola sumberdaya itu dalam rangka mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraan kehidupan manusia secara adil.

Dalam mengelola sumberdaya itu manusia harus mengikuti aturan Allah dalam
bentuk syari’ah. Firman Allah, “Kemudian kami jadikan bagi kamu syari’ah dalam
berbagai urusan, maka ikutilah syariah itu, Jangan ikuti hawa nafsu orang-orang yang tak
mengetahui” (QS:1Al-Jatsiyah 18)

Dengan demikian, setiap pengelolaan sumber daya dan setiap cara dan usaha mencari
rezeki harus sesuai dengan aturan Allah. Demikian pula membelanjakannya seperti
spending, investasi dan tabungan harus sesuai dengan syari’ah Allah. Inilah implikasi dari
konsep tauhid atau teologi ekonomi Islam.

Kedua, Allah menyediakan sumber daya alam sangat banyak untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Manusia yang berperan sebagai khalifah, dapat memanfaatkan sumber
daya yang banyak itu untuk kebutuhan hidupnya. Dalam perspektif teologi Islam, sumber
daya – sumber daya itu, merupakan nikmat Allah yang tak terhitung (tak terbatas)

14
banyaknya, sebagaimana dalam firmannya “Dan jika kamu menghitung – hitung nikmat
Allah, niscaya kamu tidak bisa menghitungnya”. (QS. 14: 34)

Tauhid dalam produksi juga mengajarkan bahwa barang-barang yang diproduksi


adalah barang yang baik dan halal. Pelaku ekonomi yang bertauhid, tidak akan mau
memproduksi rokok, miras apalagi narkoba serta barang-barang haram lainnya. Dalam
bidang jasa, pelaku ekonomi yang bertauhid tidak akan membuka perhotelan yang penuh
maksiat, hiburan (diskotik) dan wisata yang sarat kemungkaran, lokasi perjudian,
pelacuran, dsb. Semua itu harus dihindarkan karena bertentangan dengan syariat Allah.

2. Menggunakan prinsip amanah yang berarti ketika kita berusaha atau bekerja maka kita
harus selalu jujur,tulus setia sehingga kita dapat dipercaya.

Pendidikan Perilaku Jujur, Amanah, Istiqomah: Arti dan Hikmahnya dalam Islam
Perilaku Jujur, Amanah, Istiqomah: Arti dan Hikmahnya dalam Islam Perilaku jujur,
amanah, istiqomah: pengertian dan hikmahnya menurut agama Islam. Perilaku jujur,
amanah dan istiqomah tentu sangat baik diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiganya
merupakan perilaku yang terpuji. Berikut ini contoh dalil naqli yang menyebutkan tentang
perilaku jujur, amanah dan istiqamah: "Hai orang-orang beriman bertakwalah kepada
Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar." (QS. At-Taubah: 119)

Pengertian Jujur dan Hikmahnya Jujur artinya lurus hati, tidak curang, dan disegani.
Orang yang berkata atau bersikap atau berbuat yang sebenarnya, sesuai dengan kata
hatinya, disebut orang jujur. Kejujuran menjadi hilang apabila seseorang berkata atau
berbuat tidak sesuai dengan kata hati, atau sudah berganti dengan kecurangan ataupun
kebohongan. Seorang muslim senantiasa harus bersikap jujur dengan masyarakat
sekitarnya. Islam mengajarkan kejujuran sebagai karakter yang mulia. Seorang muslim
yang baik harus dapat menunjukkan pribadi yang jujur. Al-Qur’an mengajarkan agar
muslim yang baik tidak mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan. Firman Allah
SWT: "Dan janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebatilan dan (janganlah)
kamu sembunyikan kebenaran, sedangkan kamu mengetahuinya." (QS. Al-Baqarah: 42)

3. Melakukan usaha dan bekerja sesuai dengan Al Qur’an dan Hadits.

Di dalam Al-Qur’an ada banyak ayat-ayat yang menganjurkan kita untuk bekerja
keras. Di antaranya sebagai berikut:

15
Artinya: "Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa
yang telah kamu kerjakan."

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah SAW jiga
bersabda, yang artinya: “Sungguh seorang dari kalian yang memanggul kayu bakar dengan
punggungnya lebih baik baginya daripada dia meminta-minta kepada seseorang, baik orang
itu memberinya atau menolaknya.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

4. Tidak melakukan riba dan bekerja serta berusaha degan adil.

Dalam perspektif dalam Islam seharusnya riba itu tidak di perbolehkan agar
kehidupan kita selalu terlindungi dan dapat jadi kehidupan sejahtera. Pengertian adil di sini
ialah serangkaian perilaku yang menempatkan sesuatu sesuai dengan posisi atau porsinya.

Senantiasa berusaha sebaik mungkin untuk membantu orang-orang yang sedang


dilanda kesulitan. Meningkatkan kesadaran sosial dengan mengadakan kegiatan yang
membantu sesama, seperti bakti sosial, donor darah, konser amal, dan lain sebagainya.

5. Berusaha untuk adil dalam aktivitas apa pun yang kita lakukan dan seperti apa saja
orang yang kita hadapi. Jangan sampai kita memberikan perlakuan yang tidak adil pada
siapapun.
6. Tidak mengganggu orang lain, apa pun yang sedang kita lakukan. Menegur siapa saja
yang mengganggu ketertiban umum dan keamanan di tengah masyarakat
7. Menghargai karya atau hasil ciptaan orang lain. Hargai pula karya yang kita hasilkan
sendiri
8. Berani memperjuangkan keadilan baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain dan
membantu orang lain untuk memperjuangkan keadilan.

16
17

Anda mungkin juga menyukai