Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PEREKONOMIAN DALAM BINGKAI IDEOLOGI DUNIA


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama dan Ekonomi
Dosen Pengampu:
Dra Erni Isnaeniah, M,Si

Disusun oleh:

Arman Setiawan 1201020012


Ahmad Sa’duin 1201020005
Igny Sofia R 1201020033
Erusmiati 1201020085

JURUSAN STUDI AGAMA AGAMA FAKULTAS USHULUDDIN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2022
Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya, kami selaku kelompok 2 dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul Perekonomian
Dalam Bingkai Ideologi Dunia. Yang dimana makalah ini ajukan untuk memenuhi salah satu
tugas Mata Kuliah Agama dan Ekonomi.
Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam pembuatan
makalah ini terutama kepada ibu Dra Erni Isnaeniah, M,Siselaku dosen pengampu Mata Kuliah
Agama dan Ekonomi.
Kami menyadari bahwasannya dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan maupun
kesalahan, maka sebab itu masukan yang sifatnya membangun sangat kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Lebih dari itu kami berharap jika makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi kami umumnya bagi para pembaca.

Bandung, Oktober 2022

Kelompok 2

i
Daftar Isi

Kata Pengantar...............................................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
Pendahuluan...................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3 Tujuan Masalah..............................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
Pembahasan....................................................................................................................................2
2.1 Pengertian Perekonomian..............................................................................................2
2.2 Pengertian Idiologi..........................................................................................................2
2.3 Kemiskinan Dan Kesenjangan Global Pada Perekonomian Dalam Ideologi Dunia 2
2.4 Krisis Pangan Pada Perekonomian Dalam Ideologi Dunia........................................3
2.5 Money Lundryng Pada Perekonomian Dalam Ideologi Dunia..................................3
2.6 Hubungan Agma pada Perekonomian Dalam Ideologi Dunia...................................4
BAB III...........................................................................................................................................5
Penutup...........................................................................................................................................5
Kesimpulan.................................................................................................................................5
Daftar Putaka.............................................................................................................................5

ii
BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Di dalam kehidupan ekonomi merupakan upaya sistematis dan terprogram melalui proses
kemajuannya dalam dunia, kita sebagai mahasiswa peru mengetahuinya untuk menjadikan
mahasiswa memiliki kemampuan berperilaku ekonomi secara rasional, altruistik dan bermoral,
dilandasi oleh pengetahuan, sikap, keterampilan dan kapabilitas dalam berekonomi, serta
memiliki kesadaran untuk membela dan memperjuangkan nilai-nilai ekonomi keIndonesiaan
berbasis ideologi dunia bagi tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.
Dengan perilaku ekonomi rasional menggunakan prinsip dan kaidah-kaidah ekonomi dalam
menjalani aktivitas ekonomi, sehingga dapat meraih kesejahteraan. Dengan perilaku ekonomi
altruistik, memperhatikan kepentingan orang lain dalam aktivitas ekonominya, sehingga mereka
memiliki kepedulian atas kesejahteraan masyarakat di sekitarnya maupun kesejahteraan
bangsanya.
Perilaku ekonomi bermoral, artinya dalam tindakan ekonominya mempertimbangkan dengan
sungguh-sungguh etika kepribadian, etika sosial, etika agama, dan etika hukum. Kesadaran untuk
membela dan memperjuangkan nilai-nilai ekonomi keIndonesiaan dalam bingkai ideologi dunia
dimaknai bahwa masyarakat memiliki ideologi ekonomi yang dianut dan dijadikan sebagai
landasan perekonomian Indonesia, serta meyakini bahwa dengan ideologi ekonomi tersebut,
bangsa Indonesia akan meraih kesejahteraan dan kemakmuran.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah

BAB II

Pembahasan
2.1 Pengertian Perekonomian

1
Perekonomian atau ekonomi Ekonomi dunia atau ekonomi global secara umum merujuk
ke ekonomi yang didasarkan pada ekonomi nasional semua negara di dunia. Ekonomi global
juga dapat dipandang sebagai ekonomi masyarakat global dan ekonomi nasional – yaitu ekonomi
masyarakat setempat, sehingga menciptakan satu ekonomi global dalam ideologi dunia.
Menurut Abraham Maslow ekonomi adalah suatu bidang keilmuan yang dapat
menyelesaikan permasalaham kehidupan manusia lewat penggemblengan seluruh
sumberekonomi yang tersedia berdasarkan pada teori dan prinsip pada suatu sistem ekonomi
yang memang dianggap efisien dan efektif.
Pengertian ekonomi menurut Robbins merupakan sebuah studi tentang perilaku manusia
sebagai hubunganantara tujuannya dihadapkan dengan ketersediaan sumber daya supaya
mencapai tujuannya
bagai sebuah studi ilmu pengetahuan modern, ilmu ekonomi Islam memang baru muncul
pada tahun 1970-an. Tetapi kenyataannya pemikiran tentang ekonomi atau perekonomian Islam
telah muncul sejak jaman Nabi Muhammad SAW, karena rujukan utamanya pemikiran ekonomi
Islam adalah al-Qur'an dan Hadits. Setelah masa Nabi, para ulama banyak memberikan
konstribusi karya pemikiran ekonomi. Karya-karya mereka sangat berbobot, yaitu memiliki dasar
argumentasi religius dan sekaligus intelektual yang kuat mengenai kontek perekonomian dalam
bingkai ideologi dunia.
2.2 Pengertian Idiologi
Ideologi adalah sebuah sistem nilai atau kepercayaan yang diyakini sebagai kebenaran
oleh beberapa orang atau beberapa kelompok. Dalam ideologi, terdapat perangkat-perangkat
keyakinan ke arah berbagai organisasi dan proses masyarakat.
Ideologi merupakan sebuah istilah yang lahir pada akhir abad ke-18 atau tahun 1796.
Istilah ideologi dikemukakan oleh filsuf Perancis bernama Destutt de Tracy dan kemudian
digunakan oleh Napoleon. Istilah ideologi berasal dari dua kata yakni 'ideos' yang berarti
gagasan, dan 'logos' yang artinya ilmu. Dengan demikian, ideologi adalah sebuah ilmu tentang
gagasan. Ideologi tidak hanya memberikan mengenai gambaran dunia kepada penganutnya,
tetapi juga pemahaman/nilai yang benar tentang dunia sebagaimana adanya dan seharusnya.
2.3 Kemiskinan Dan Kesenjangan Global Pada Perekonomian Dalam Ideologi Dunia
David Cox mendefinisikan beberapa dimensi kemiskinan yang dikategorikan berdasar
akar penyebab munculnya kemiskinan. Pertama, kemiskinan yang disebabkan oleh globalisasi.
Kedua, kemiskinan akibat pembangunan. Disini kita bisa menemukan kemiskinan subsisten
sebagai suatu kemiskinan yang disebabkan oleh kurangnya pembangunan, kemiskinan akibat
marginalisasi pedesaan dalam pembangunan dan kemiskinan perkotaan yang disebabkan
percepatan pertumbuhan yang tidak dapat diimbangi atau tidak menyentuh masyarakat miskin
kota. Ketiga, kemiskinan sosial, yakni kemiskinan yang dialami oleh kelompok-kelompok
minoritas. Keempat, Kemiskinan konsekuensial, yakni kemiskinan yang terjadi akibat kejadian-
kejadian lain atau faktor-faktor eksternal seperti konflik, bencana alam, dan sebagainya iantara
penyebab kemiskinan akibat globalisasi dunia adalah bersandar pada ideologi neoliberal

2
sehingga hegemoni neoliberallah pada dasarnya menjadi factor utama mengapa kesenjangan
global meningkat tajam dan angka kemiskinan sangat besar.
Akibat yang ditimbulkan dari agenda neoliberalism secara jelas membangkrutkan banyak
usaha kecil dan menengah di Negara-negara berkembang yang berujung pada pengangguran.
Sementara hilangnya perusahaan-perusahaan kecil kemudian diikuti semakin membesarnya
perusahaan-perusahaan asing yang menjadi kompetitor. Kondisi semacam ini diperburuk dengan
bagaimana Negara-negara berkembang secara sistematis memangkas kesejahteraan buruh demi
mengundang investasi. Buruh murah selalu digunakan sebagai keunggulan kompetitif dalam
menarik investasi asing. Sebagai sebuah lembaga yang seharusnya menciptakan regulasi yang
bisa mengontrol perilaku menyimpang yang diatur dalam struktur politik, ekonomi dan
sosialnya, Negara berkembang justru tergerus dalam agenda neoliberalism.Menurut Francis
Fukuyama, negara dengan fungsi kelembagaannya dapat menjadi salah satu alternative
pemberantasan kemiskinan. Tantangannya adalah menciptakan Negara dengan birokrasi yang
efektif. Kenyataannya, di Negara-negara berkembang sistem birokrasinya seringkali korup dan
tidak efektif. Selain itu birokrasi yang korup akan menciptakan birokrasi yang membuka peluang
bagi penguasaan asing secara lebih luas.
Cordoso mengemukakan, “ketergantungan ekonomi dan dominasi asing akan sangat
dipengaruhi oleh perilaku elit dan borjuasi lokal.” Dengan demikian sebenarnya mengentaskan
kemiskinan jauh lebih kuat keberhasilannya disamping kelembagaan juga membongkar ideologi
dominan yang ada.
2.4 Krisis Pangan Pada Perekonomian Dalam Ideologi Dunia
Salah satu ancaman globalisasi terhadap ekonomi adalah masalah kelangkaan pangan.
Jumlah penduduk yang terus meningkat telah menciptakan kebutuhan pangan yang semakin
meningkat pula. Bahkan kelangkaan pangan di beberapa Negara afrika menciptakan kerusuhan-
kerusuhan horizontal. Krisis pangan membutuhkan penanganan serius oleh semua aktor dalam
dunia internasional. Ancaman krisis pangan termasuk dipengaruhi oleh intervensi lembaga
keuangan multilateral saat krisis di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Atas saran
Dana Moneter Internasional (IMF), anggaran dan subsidi pertanian dipangkas, budidaya
pertanian diarahkan pada komoditas perkebunan penghasil devisa untuk membayar hutang,
sementara itu alokasi untuk investasi di sector industri seperti teknologi Informasi dan
manufaktur mengalami peningkatan.
2.5 Money Lundryng Pada Perekonomian Dalam Ideologi Dunia
Menurut Reuter dan Truman, “money laundrying adalah pengonversian hasil pendapatan
atau pemasukan dari tindakan criminal menjadi asset yang tidak bisa dilacak kembali pada tindak
kejahatan awal. Pendapatan ini bisa berasal dari tindak kejahatan seperti perdagangan ilegal,
penyelundupan, perdagangan narkoba, trafficking, korupsi, dan lain-lain.Praktik money
laundering bisa menimbulkan beberapa dampak negatif yang sangat merugikan kepada sektor
ekonomi sebagai berikut:
Pertama, Dampak Ekonomi Mikro yaitu cara perolehan uang yang ilegal mengganggu
jalannya ekonomi pasar,praktek ini mengakibatkan keuntungan pada satu fihak membawa

3
kerugian pada fihak lain. Penurunan produktifitas masyarakat. Kedua, Dampak ekonomi makro
yaitu mengurangi pajak / penerimaan Negara, jika dana tersebut dibawa keluar negeri
mengakibatkan berkurangnya dana perbankan yang menyebabkan kesulitan bank mekakukan
ekspansi kreditdan menambah keguncangan stabilitas ekonomi makro. Ketiga, Dampak sosial
politik, praktek ini memungkinkan munculnya dampak negatif bagi sektor sosial politik. para
pelaku money laundrying mungkin saja mempengaruhi kebijakan pemerintah atau pejabat
Negara melalui praktek suap.Melihat dampak yang merugikan dari money laundrying secara
global, terutama efeknya yang bisa merusak ketahanan ekonomi Negara, maka tentunya
diperlukan upaya-upaya yang efektif untuk memberantas perkembangannya. “suatu hukum
internasional yang baku harus dibuat agar menjadi patokan bagi Negara-negara di dunia.”
Diperlukan komitmen yang kuat dari pemerintah Negara-negara di dunia untuk
memberantas praktik money laundrying, sehingga mempermudah kerjasama bilateral maupun
multilateral dalam kerangka institusi supranasional untuk memerangi money laundrying secara
global(Estuningtyas, 2018)
2.6 Hubungan Agma pada Perekonomian Dalam Ideologi Dunia

4
BAB III

Penutup
Kesimpulan
Daftar Putaka

Anda mungkin juga menyukai