Anda di halaman 1dari 12

METODOLOGI ILMU EKONOMI ISLAM

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah:


Dasar-Dasar Ekonomi Islam
Dosen Pengampu:
Dr. Muhamad Wildan Fawaid, MEI

Disusun oleh:

Trio Febiyani Zum-zumi 22403145


Vicgur Lusyano 22403136
Achmad Ilyas Hidayat 22403151

PROGRAM STUDI MANAJEMAN BISNIS SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI TAHUN

2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Dengan puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami.
Tidak lupa sholawat serta salam kami haturkan kepada baginda nabi Muhammad SAW.
Yang menjadi tauladan bagi umat manusia.

Kami ucakan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Dasar-Dasar
Ekonomi Islam Dr. Muhamad Wildan Fawaid, MEI yang memberikan tugas ini
sehingga kami bisa berlatih dan dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kelompok kami banyak mengalami kesulitan disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan.
Namun, berkat kerjasama dan kesungguhan kami dalam mengerjakan makalah ini,
akhirnya dapat diselesaikan dengan baik.

Kami menyadari sebagai mahasiswa yang pengetahuannya tidak seberapa yang


masih perlu belajar dalam menuliskan makalah. Bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang positif. Agar
tercipta makalah yang lebih baik serta berdaya guna dimasa yang akan datang.

Besar harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat dan muslahat bagi semua
orang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kediri, 20 September 2022

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I.....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................3
C. TUJUAN MASALAH.......................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................4
1. Pengertian Metodologi Ekonomi Islam...........................................................4
2. Pengertian Metodologi Ilmu Ekonomi Konvensional....................................6
3. Permasalahan Mendasar Dalam Metodologi Ilmu Ekonomi Islam..............7
BAB III..................................................................................................................................8
KESIMPULAN....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Ekonomi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ajaran Islam, karena
hakikatnya ajaran Islam bersifat syumuliyah, yaitu mencakup seluruh bidang kehidupan.
Mark Blaugh mencatat bahwa pada tahun 1970-an adalah maraknya diskusi metodologi
ekonomi sehingga metodologi ekonomi sudah layakdisebut sebagai sub-disiplin ilmu
ekonomi karena keteraturan kerangka kajiannya (Furqani 2018, 29). Ketertarikan untuk
mengkaji metodologi dikalangan pemikir ekonomi disebabkan maraknya diskusi tentang
filsafat ilmu. Hal ini mendorong mereka untuk memikirkan kembali hakikat ilmu
ekonomi, cakupan kajiannya dimensi-dimensi ilmiahnya serta teori ekonomi yang lebih
bisa menjelaskan realitas. Kondisi saat ini, dinamika diskusi metodologi dimarakkan
dengan kemunculan mazhab heterodoks yang secara fundamental mempertanyakan
kembali prinsip-prinsip dasar ilmu ekonomi, asumsi yang dianut dalam mengembangkan
teori serta pendekatan yang digunakan dalam menghasilkan teori ekonomi. Gerakan
pemikiran ekonomi heterodoks berusaha mengembangkan ilmu ekonomi yang dapat
melihat realitas ekonomi dalam perspektif yang lebih besar sehingga sebuah disiplin ilmu
ekonomi yang sejati dapat dilahirkan (Furqani 2018, 30). Ekonomi Islam sebagai sebuah
disiplin ilmu masih dalam proses perkembangan. Para ilmuwan masih terus mengkaji
elemen-elemen ilmiah, landasan filsafat, metodologi dan subtansi ilmu ekonomi Islam.
Sasaran yang ingin dicapai dalam dua aspek, pertama dalam tataran ilmiah melahirkan
konsep, teori, dan kerangka ilmu ekonomi Islam sebagai sebuah body of knowledge dan
kedua dalam tataran praktik mewujudkan sistem ekonomi Islam yang akan
mengaplikasikan doktrin dan prinsip Islam tentang ekonomi ke alam realita. Ekonomi
Islam kontemporer lahir sebagai jawaban ilmuwan Muslim kontemporer terhadap
permasalahan ilmiah kontemporer dalam bidang ekonomi yang dinilai tidak mampu
memberikan jawaban yang seutuhnya terhadap permasalahan hidup manusia modern
(Furqani 2018, 1). Untuk memahami hubungan antara agama dan perilaku ekonomi maka
harus dipelajari bidang dan lingkup masing-masing. Secara umum agama (religion)
diartikan sebagai persepsi dan keyakinan manusia terkait dengan eksistensinya,

1
alam semesta, dan peran Tuhan terhadap alam semesta dan kehidupan manusia sehingga
membawa kepada pola hubungan dan perilaku manusia dengan Tuhan, sesama manusia
dan alam semesta. Islam mendefinisikan agama bukan hanya berkaitan dengan spiritual
atau ritualitas, namun agama merupakan serangkaian keyakinan, ketentuan dan peraturan
serta tuntutan moral bagi setiap aspek kehidupan manusia. Ekonomi secara umum
didefenisikan sebagai hal yang mempelajari perilaku manusia dalam menggunakan
sumber daya yang langka untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan manusia.
Dengan demikian ekonomi merupakan suatu bagian dari agama. Ruang lingkup ekonomi
meliputi satu bidang perilaku manusia terkait dengan konsumsi, produksi, dan distribusi.
Setiap agama secara definitif memiliki pandangan mengenai cara manusia berperilaku
mengorganisasi kegiatan ekonominya. Meskipun demikian, mereka berbeda dalam
intensitasnya (P3EI 2009, 13-14).

2
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan metodologi ekonomi islam?

2. Apa itu metodologi ilmu ekonomi konvensional?

3. Apa permasalahan mendasar dalam metodologi ilmu ekonomi islam?

C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui pengertian metodologi ekonomi islam
2. Mengetahui arti dari metodologi ilmu ekonomi konvesional
3. Dapat menyebutkan permasalahan mendasar metodologi ilmu ekonomi islam
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Metodologi Ekonomi Islam

Ilmu ekonomi islam adalah ilmu yang mempelajari tentang upaya-upaya manusia dalam
mengalokasikan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidup didalam cara-cara yang sesuai
dengan ajaran islam.
Sedangkan metodologi ekonomi islam adalah suatu metode tentang bagaimana
memahami, menafsirkan, dan mengambil ketetapan hukum Al qur’an dan hadist sedemikian rupa
sehingga menghasilkan keputusan yang paling sesuai dengan kehendak Allah dan Rasulnya.
Dalam beberapa hal, metodologi ini berbeda secara prinsip dan mendasar dengan metodologi
ilmu ekonomi konvensional, namun dalam beberapa hal lain keduanya dapat menggunakan
metodologi yang sama. Oleh karena itu, proses islamisasi ilmu ekonomi diharapkan dapat
mengintegrasikan keduanya yang mesti berbeda, namun juga memiliki sejumlah kesamaaan yang
bersifat natural.
Dalam menentukan metode ekonomi islam ini terdapat tiga sumber ajaran islam yang
dijadikan pedoman dalam menetapkannya
1. Al Qur’an
Ada beberapa cara menafsirkan al quran yang telah diterima oleh kebanyakan ulama
antara lain:
a. Menafsirkan al qur’an dengan cara menafsirkan suatu ayat dengan ayat lain yang saling
menguatkan, melengkapi, dan berkaitan satu sama lain.
b. Menafsirkan Alquran dengan hadits, dengan cara melihat perilaku Rasulullah karena segala
perintah Rasulullah mencerminkan apa yang telah dituntun dalam Al quran.
c. Menafsirkan Alquran dengan penjelasan sahabat, karena sahabat berjuang bersama Rasulullah
dalam menjalankan tugasnya untuk menyebar luaskan agama Islam.

4
d. Menafsirkan Alqur’an dengan pemikiran, karena dalam sejarah penafsiran alqur’an telah
terjadi diskusi yang dinamis antara tafsir bil ro’yi dan tafsir bil ma’sur.
2. As sunnah
Qardhawi menyatakan beberapa prinsip dasar memahami sunnah:
a. Meneliti dengan seksama tentang kesahihan suatu hadits dengan acuhan ilmiah yang telah
ditetapkan oleh para pakar hadits.
b. Dapat memahami dengan benar nas yang berasal dari rasulullah sesuai dengan kaidah bahasa
arab dan konteks hadist tersebut.
c. Memastikan bahwa nas tersebut tidak bertetangan dengan nas lainnya yang lebih kuat
kedudukannya.
3. Ijtihad
Ijtihad menjadi salah satu metode hukum yang tetap akan menjaga relevansi ajaran islam
dengan segala aspek kehidupan di sepanjang ruang dan waktu. Metode yang umum digunakan
dalam ijtihad adalah:
a. Ijma’ adalah kesepakatan para ahli yang berkompeten mengurus umat dari umat Rasulullah
pada suatu masa atas hukum suatu kasus, contohnya : Kesepakatan para ulama dan mujtahid atas
diharamkannya minyak babi.
b. Qiyas adalah menyamakan sesuatu yang tidak memiliki nash hukum dengan sesuatu yang ada
nash hukumnya berdasarkan kesamaan atau kemaslahatan yang diperhatikan syara, contohnya :
Menqiyaskan beras terhadap gandum dengan kesamaan keduanya merupakan makanan pokok.
c. Istihsan merupakan bentuk metode ijtihad dengan cara memperhitungkan atau mencari hukum
suatu masalah agar lebih baik dengan sebab tertentu selama hal itu tidak melanggar syariat islam,
contohnya : Seseorang mewaqafkan sebidang tanah pertanian, maka termasuk yang diwaqafkan
itu hak pengairan, membuat saluran air di atas tanah, dan sebagainya.
d. Istishab adalah anggapan tetapnya sifat yang ada dan diketahui sebelumnya sampai ada bukti
yang mengubahnya, contoh : Sifat air yang diketahui suci akan tetap suci sampai ada bukti yang
menunjukkan air itu menjadi najis.
e. Maslahah mursalah adalah kemaslahatan yang tidak ada ketegasan untuk memakainya atau
menolaknya, contohnya : Tuntutan di masa Pandemi Covid-19, seperti menggunakan masker,
menutup masjid untuk sementara, dan lain sebagainya.

f. Al-‘urf merupakan istilah Islam yang dimaknai sebagai adat kebiasaan yang diwariskan secara
turun temurun dari generasi ke generasi, contohnya : Mengadakan pertunangan sebelum
melakukan akad nikah di pandang baik dan menjadi kebiasaan dalam masyarakat dan tidak
bertentangan dengan aturan Allah.

2. Pengertian Metodologi Ilmu Ekonomi Konvensional

Perekonomian konvensional adalah ilmu yang mempelajari perekonomian yang


menekankan pada kebebasan dan menggunakan sistem perekonomian berbasis pada era
global. Dilihat dari segi tujuannya, ekonomi konvensional bertujuan untuk meraup
keuntungan sebesar-besarnya yang sifatnya keduniawian. Tujuan lainnya adalah
mencapai kesejahteraan individu itu sendiri.

Dalam ilmu ekonomi konvensional ilmu ekonomi merupakan suatu studi


mengenai individu-individu dan masyarakat membuat pilihan, dengan atau tanpa penggunaan
uang, dengan menggunakan sumber daya yang terbatas tapi dapaat digunakan dalam berbagai
cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang, jasa, dan mendistribusikannya untuk kebutuhan
konsumsi sekarang dan dimasa yang akan datang, kepada berbagai kepentingan individu dan
golongan
Dari segi mekanisme pasar, ekonomi konvensional menggunakan mekanisme
bebas keluar masuk pasar tanpa intervensi. Padahal jika pasar tidak di atur, dan dibiarkan
bebas, maka akan terjadi ketidakseimbangan dalam penawaran dan stok barang. Salah
satu contoh konkrit adalah masalah masker akibat virus corona. Banyak penimbunan
barang sekaligus terjadi lonjakan harga yang fantastis tinggi.

6
3. Permasalahan Mendasar Dalam Metodologi Ilmu Ekonomi Islam

Permasalahan dalam ekonomi Islam adalah distribusi yang tidak merata


sedangkan konvensional adalah kelangkaan. Solusi yang ditawarkan Islam antara lain:
Masyarakat mempunyai hak khiyar. Hak khiyar adalah adalah salah satu hak bagi
kedua belah pihak yang melakukan transaksi (akad) ketika terjadi beberapa persoalan
dalam transaksi yang dimaksud. Hak Khiyar sendiri terbagi menjadi :Khiyar Tadlis
(Membatalkan kareana barangnya cacat), Khiyar ‘aib (kurangnya nilai tersebut
dikalangan ahli pasar), Khiyar Syarat (hak pilih) yang dijadikan syarat keduanya.
Masyarakat menyelesaikannya dengan media al-shulhu (perdamaian).

Inti dari permasalahan ekonomi yang kita pahami selama ini adalah kebutuhan
manusia yang tidak terbatas sedangkan alat pemuas kebutuhan terbatas. Para sahli
ekonomi konvensional menyebutnya sebagai masalah kelangkaan. Kelangkaan atau
kekurangan berlaku sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia
engan faktor-faktor yang tersedia dalam masyarakat. Disuatu pihal dalam masyarakat
selalu terdapat keinginan yang relatif tidak terbatas untuk menikmati berbagai jenis
barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. Oleh sebab itu masyarakat
tidak daapat memperoleh dan menikmati semua barang yang mereka butuhkan atau
inginkan. Mereka harus membuat pilihan.(Sukirno,2015:5)
BAB III

KESIMPULAN

1. Metodologi sesuatu subjek bertujuan untuk menyelidiki kebenaran untuk mempelajari


realita perilaku agen-egen ekonomi, baik di rumah produsen, konsumen maupun pemerintah juga
harus merumuskan konsep perilaku ideal menurut ajaran islam yang seharusnya dilakukan oleh
agen-agen ekonomi, sekaligus efek-efeknya yang mungkin bagi perekonomian.
2. Inti dari masalah ekonomi yang kita pahami selama ini adalah kebutuhan manusia yang
tidak terbatas sedangkan alat pemuas kebutuhan terbatas. Para ahli ekonomi konvensional
menyebutnya sebagai masalah kelangkaan. Dalam Islam masalah ekonomi Islam permasalahan
ekonomi adalah ditribusi yang tidak merata.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, PT. Dana Bakhti Wakaf, Yogyakarta,
1997

Diakses melalui link https://ejournal.stiesyariahbengkalis.ac.id/index.php/iqtishaduna


pada tanggal 18 September 2022, pukul 15.27 WIB

Fadilla, F. (2017). Permasalahan Ekonomi Sesungguhnya dalam Islam. Islamic Banking :


Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Perbankan Syariah, 3(1), 1-10
Retrieved from https://ejournal.stebisigm.ac.id/index.php/isbank/article/view/71

Anda mungkin juga menyukai