Disusun oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Kami ucakan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Dasar-Dasar
Ekonomi Islam Dr. Muhamad Wildan Fawaid, MEI yang memberikan tugas ini
sehingga kami bisa berlatih dan dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kelompok kami banyak mengalami kesulitan disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan.
Namun, berkat kerjasama dan kesungguhan kami dalam mengerjakan makalah ini,
akhirnya dapat diselesaikan dengan baik.
Besar harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat dan muslahat bagi semua
orang.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I.....................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG....................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................3
C. TUJUAN MASALAH.......................................................................................3
BAB II...................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................4
1. Pengertian Metodologi Ekonomi Islam...........................................................4
2. Pengertian Metodologi Ilmu Ekonomi Konvensional....................................6
3. Permasalahan Mendasar Dalam Metodologi Ilmu Ekonomi Islam..............7
BAB III..................................................................................................................................8
KESIMPULAN....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ekonomi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ajaran Islam, karena
hakikatnya ajaran Islam bersifat syumuliyah, yaitu mencakup seluruh bidang kehidupan.
Mark Blaugh mencatat bahwa pada tahun 1970-an adalah maraknya diskusi metodologi
ekonomi sehingga metodologi ekonomi sudah layakdisebut sebagai sub-disiplin ilmu
ekonomi karena keteraturan kerangka kajiannya (Furqani 2018, 29). Ketertarikan untuk
mengkaji metodologi dikalangan pemikir ekonomi disebabkan maraknya diskusi tentang
filsafat ilmu. Hal ini mendorong mereka untuk memikirkan kembali hakikat ilmu
ekonomi, cakupan kajiannya dimensi-dimensi ilmiahnya serta teori ekonomi yang lebih
bisa menjelaskan realitas. Kondisi saat ini, dinamika diskusi metodologi dimarakkan
dengan kemunculan mazhab heterodoks yang secara fundamental mempertanyakan
kembali prinsip-prinsip dasar ilmu ekonomi, asumsi yang dianut dalam mengembangkan
teori serta pendekatan yang digunakan dalam menghasilkan teori ekonomi. Gerakan
pemikiran ekonomi heterodoks berusaha mengembangkan ilmu ekonomi yang dapat
melihat realitas ekonomi dalam perspektif yang lebih besar sehingga sebuah disiplin ilmu
ekonomi yang sejati dapat dilahirkan (Furqani 2018, 30). Ekonomi Islam sebagai sebuah
disiplin ilmu masih dalam proses perkembangan. Para ilmuwan masih terus mengkaji
elemen-elemen ilmiah, landasan filsafat, metodologi dan subtansi ilmu ekonomi Islam.
Sasaran yang ingin dicapai dalam dua aspek, pertama dalam tataran ilmiah melahirkan
konsep, teori, dan kerangka ilmu ekonomi Islam sebagai sebuah body of knowledge dan
kedua dalam tataran praktik mewujudkan sistem ekonomi Islam yang akan
mengaplikasikan doktrin dan prinsip Islam tentang ekonomi ke alam realita. Ekonomi
Islam kontemporer lahir sebagai jawaban ilmuwan Muslim kontemporer terhadap
permasalahan ilmiah kontemporer dalam bidang ekonomi yang dinilai tidak mampu
memberikan jawaban yang seutuhnya terhadap permasalahan hidup manusia modern
(Furqani 2018, 1). Untuk memahami hubungan antara agama dan perilaku ekonomi maka
harus dipelajari bidang dan lingkup masing-masing. Secara umum agama (religion)
diartikan sebagai persepsi dan keyakinan manusia terkait dengan eksistensinya,
1
alam semesta, dan peran Tuhan terhadap alam semesta dan kehidupan manusia sehingga
membawa kepada pola hubungan dan perilaku manusia dengan Tuhan, sesama manusia
dan alam semesta. Islam mendefinisikan agama bukan hanya berkaitan dengan spiritual
atau ritualitas, namun agama merupakan serangkaian keyakinan, ketentuan dan peraturan
serta tuntutan moral bagi setiap aspek kehidupan manusia. Ekonomi secara umum
didefenisikan sebagai hal yang mempelajari perilaku manusia dalam menggunakan
sumber daya yang langka untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan manusia.
Dengan demikian ekonomi merupakan suatu bagian dari agama. Ruang lingkup ekonomi
meliputi satu bidang perilaku manusia terkait dengan konsumsi, produksi, dan distribusi.
Setiap agama secara definitif memiliki pandangan mengenai cara manusia berperilaku
mengorganisasi kegiatan ekonominya. Meskipun demikian, mereka berbeda dalam
intensitasnya (P3EI 2009, 13-14).
2
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui pengertian metodologi ekonomi islam
2. Mengetahui arti dari metodologi ilmu ekonomi konvesional
3. Dapat menyebutkan permasalahan mendasar metodologi ilmu ekonomi islam
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu ekonomi islam adalah ilmu yang mempelajari tentang upaya-upaya manusia dalam
mengalokasikan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan hidup didalam cara-cara yang sesuai
dengan ajaran islam.
Sedangkan metodologi ekonomi islam adalah suatu metode tentang bagaimana
memahami, menafsirkan, dan mengambil ketetapan hukum Al qur’an dan hadist sedemikian rupa
sehingga menghasilkan keputusan yang paling sesuai dengan kehendak Allah dan Rasulnya.
Dalam beberapa hal, metodologi ini berbeda secara prinsip dan mendasar dengan metodologi
ilmu ekonomi konvensional, namun dalam beberapa hal lain keduanya dapat menggunakan
metodologi yang sama. Oleh karena itu, proses islamisasi ilmu ekonomi diharapkan dapat
mengintegrasikan keduanya yang mesti berbeda, namun juga memiliki sejumlah kesamaaan yang
bersifat natural.
Dalam menentukan metode ekonomi islam ini terdapat tiga sumber ajaran islam yang
dijadikan pedoman dalam menetapkannya
1. Al Qur’an
Ada beberapa cara menafsirkan al quran yang telah diterima oleh kebanyakan ulama
antara lain:
a. Menafsirkan al qur’an dengan cara menafsirkan suatu ayat dengan ayat lain yang saling
menguatkan, melengkapi, dan berkaitan satu sama lain.
b. Menafsirkan Alquran dengan hadits, dengan cara melihat perilaku Rasulullah karena segala
perintah Rasulullah mencerminkan apa yang telah dituntun dalam Al quran.
c. Menafsirkan Alquran dengan penjelasan sahabat, karena sahabat berjuang bersama Rasulullah
dalam menjalankan tugasnya untuk menyebar luaskan agama Islam.
4
d. Menafsirkan Alqur’an dengan pemikiran, karena dalam sejarah penafsiran alqur’an telah
terjadi diskusi yang dinamis antara tafsir bil ro’yi dan tafsir bil ma’sur.
2. As sunnah
Qardhawi menyatakan beberapa prinsip dasar memahami sunnah:
a. Meneliti dengan seksama tentang kesahihan suatu hadits dengan acuhan ilmiah yang telah
ditetapkan oleh para pakar hadits.
b. Dapat memahami dengan benar nas yang berasal dari rasulullah sesuai dengan kaidah bahasa
arab dan konteks hadist tersebut.
c. Memastikan bahwa nas tersebut tidak bertetangan dengan nas lainnya yang lebih kuat
kedudukannya.
3. Ijtihad
Ijtihad menjadi salah satu metode hukum yang tetap akan menjaga relevansi ajaran islam
dengan segala aspek kehidupan di sepanjang ruang dan waktu. Metode yang umum digunakan
dalam ijtihad adalah:
a. Ijma’ adalah kesepakatan para ahli yang berkompeten mengurus umat dari umat Rasulullah
pada suatu masa atas hukum suatu kasus, contohnya : Kesepakatan para ulama dan mujtahid atas
diharamkannya minyak babi.
b. Qiyas adalah menyamakan sesuatu yang tidak memiliki nash hukum dengan sesuatu yang ada
nash hukumnya berdasarkan kesamaan atau kemaslahatan yang diperhatikan syara, contohnya :
Menqiyaskan beras terhadap gandum dengan kesamaan keduanya merupakan makanan pokok.
c. Istihsan merupakan bentuk metode ijtihad dengan cara memperhitungkan atau mencari hukum
suatu masalah agar lebih baik dengan sebab tertentu selama hal itu tidak melanggar syariat islam,
contohnya : Seseorang mewaqafkan sebidang tanah pertanian, maka termasuk yang diwaqafkan
itu hak pengairan, membuat saluran air di atas tanah, dan sebagainya.
d. Istishab adalah anggapan tetapnya sifat yang ada dan diketahui sebelumnya sampai ada bukti
yang mengubahnya, contoh : Sifat air yang diketahui suci akan tetap suci sampai ada bukti yang
menunjukkan air itu menjadi najis.
e. Maslahah mursalah adalah kemaslahatan yang tidak ada ketegasan untuk memakainya atau
menolaknya, contohnya : Tuntutan di masa Pandemi Covid-19, seperti menggunakan masker,
menutup masjid untuk sementara, dan lain sebagainya.
f. Al-‘urf merupakan istilah Islam yang dimaknai sebagai adat kebiasaan yang diwariskan secara
turun temurun dari generasi ke generasi, contohnya : Mengadakan pertunangan sebelum
melakukan akad nikah di pandang baik dan menjadi kebiasaan dalam masyarakat dan tidak
bertentangan dengan aturan Allah.
6
3. Permasalahan Mendasar Dalam Metodologi Ilmu Ekonomi Islam
Inti dari permasalahan ekonomi yang kita pahami selama ini adalah kebutuhan
manusia yang tidak terbatas sedangkan alat pemuas kebutuhan terbatas. Para sahli
ekonomi konvensional menyebutnya sebagai masalah kelangkaan. Kelangkaan atau
kekurangan berlaku sebagai akibat dari ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia
engan faktor-faktor yang tersedia dalam masyarakat. Disuatu pihal dalam masyarakat
selalu terdapat keinginan yang relatif tidak terbatas untuk menikmati berbagai jenis
barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. Oleh sebab itu masyarakat
tidak daapat memperoleh dan menikmati semua barang yang mereka butuhkan atau
inginkan. Mereka harus membuat pilihan.(Sukirno,2015:5)
BAB III
KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Mannan, Teori dan Praktek Ekonomi Islam, PT. Dana Bakhti Wakaf, Yogyakarta,
1997