MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Islam
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Munardji, M.Ag
Disusun Oleh :
SEMESTER 2
PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata
kuliah Studi Islam dengan judul “Model Penelitian Ekonomi Islam”. Kami mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Munardji, M.Ag, selaku dosen pengampu mata kuliah Studi Islam
yang telah memberikan pengarahan sehingga penulisan makalah ini dapat
terselesaikan.
3. Semua pihak yang membantu terselesaikannya penulisan makalah ini. Besar harapan
kami bahwa makalah dapat bernilai baik, dan dapat digunakan sebaik-baiknya.
Kami juga menyadari sepenuhnya, bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran maupun kritik yang membangun dari
berbagai pihak demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
BAB III.....................................................................................................................................11
PENUTUP................................................................................................................................11
1.1 Kesimpulan..............................................................................................................11
3.2 Saran..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekonomi, bisnis dan keuangan islam menjadi objek dalam penelitian, ketiganya masuk
dalam ruang lingkup muamalah dalam studi Islam. Metode penelitian ekonomi Islam
memiliki karakter yang khas karena terkait dengan studi keislaman yang didasarkan atas
iman dan Islam sekaligus studi empiris mengenai ekonomi Islam sebagai aktivitas
ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat dengan berpedoman kepada syariat Islam.
Ekonomi Islam saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini terbukti
dengan semakin banyaknya lembaga ekonomi dan bisnis yang menggunakan prinsip-
prinsip syariah. Jika pada awal kemunculannya ekonomi Islam hanya dipraktikkan pada
lembaga keuangan yaitu perbankan dan asuransi, kini hampir semua lembaga keuangan
dan lembaga bisnis telah menerapkan prinsip-prinsip syariah, seperti; pegadaian, leasing,
bursa efek, property, perkebunan dan bidang bisnis serta ekonomi lainnya.
Ilmu Ekonomi Syariah adalah ilmu ekonomi yang didasarkan kepada prinsip-prinsip
syariah. Di mana seluruh aktifitas manusia yang berkaitan dengan produksi, distribusi dan
konsumsi dilaksanakan dalam bingkai syariah Islam. Obyek kajian yang sangat luas ini
kemudian juga memunculkan berbagai cabang ilmu lainnya seperti ekonomi mikro
syariah, ekonomi makro syariah, perbankan syariah dan disiplin ilmu lainnya. Hal ini
menjadikan semakin berkembangnya ilmu ekonomi Islam sehingga kemudian upaya
untuk melakukan riset dan pengembangan menjadi sebuah keniscayaan.
Permasalahan yang muncul adalah bagaimana ilmu ekonomi Islam sebagai disiplin ilmu
baru dalam ranah ilmu pengetahuan kemudian memiliki konstruksi ilmu yang baku, maka
jawabannya adalah dengan menggunakan metode penelitian ilmiah maka sebuah obyek
studi akan menjadi ilmu yang baku dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Jika
pada awal perkembangannya ekonomi Islam hanya dianggap sebagai etika ekonomi,
maka saat ini ia telah menjadi gerakan yang telah masuk ke dalam sektor real semisal
koperasi.
Ilmu ekonomi Islam memiliki karakteristik yang khas, yaitu bagian dari disiplin ilmu
ekonomi, namun juga memiliki aturan (syariah) tersendiri dalam beberapa hal, khususnya
yang telah ada aturan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sehingga metode penelitian yang
digunakan juga berbeda dengan metode penelitian pada disiplin ilmu ekonomi umumnya.
1
Obyek pembahasan ekonomi Islam yang begitu luas memerlukan adanya metode
penelitian yang bisa dijadikan alat dalam membedah berbagai permasalahan yang
dihadapinya. Sayangnya masih sedikit buku dan juga pembahasan yang secara detail dan
aplikatif membahas permasalahan ini. Makalah ini hadir sebagai upaya untuk
berkontribusi bagi pengembangan ekonomi Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Metode Penelitian Ekonomi Islam
3
Merujuk pada metode penelitian ekonomi Islam normative (normative economic
studies) maka metode ini memiliki tujuan:
4
Keseluruhan definisi yang disebutkan oleh ahli ushul fiqh menunjukan bahwa
istidlal adalah metode dalam menetapkan status hukum dalam Islam yang tidak
ada nashnya dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Metode penelitian ekonomi Islam empiris adalah metode penelitian yang melihat
aktifitas ekonomi sebagai fenomena sosial. Fenomena ini kemudian diteliti dengan
pendekatan-pendekatan ilmu sosial yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sebagai
hasil dari serapan ilmu sosial maka metode ini banyak dipengaruhi oleh teori-teori
ilmu social yang berkembang. Studi Ekonomi Islam Empiris dapat dilakukan
dengan melihat aktifitas ekonomi sebagai independent variable yang
menimbulkan berbagai efek dalam masyarakat dan ini disebut socio economic
research. Sebagai independent variable, ekonomi dapat diteliti dengan
mengarahkan pada asal mula, perkembangan, organisasi, dan beroperasinya aturan
ekonomi (Masruhan: 2003). Bahan penelitian ekonomi Islam empiris mencakup
praktik ekonomi, peristiwa ekonomi, dan pranata ekonomi seperti perbankan
syariah, pasar, lembaga fatwa, dan pranata ekonomi Islam lainya. Sesuai dengan
sifatnya yang empirik, maka bahan-bahan ini sangat perlu dikumpulkan, diolah
untuk kemudian dikenali pola-pola yang berlaku. Beberapa metode yang dapat
diterapkan pada penelitian Ekonomi Islam Empiris adalah: Pertama, metode
Historis, yaitu metode yang dimaksudkan untuk mengetahui kecenderungan-
kecenderungan ekonomi di masa lampau agar dapat memberi penafsiran pada
masa kini. Segi-segi ekonomi yang dapat didekati secara historis adalah institusi
ekonomi, sumber-sumber ekonomi, dan tokoh-tokoh yang mempunyai peran besar
dalam pemikiran ekonomi di masa lampau (Zarkasih: 1992). Metode historis
memang penting dalam menggali fakta dan nilai yang hidup di masyarakat. Akan
tetapi, pada akhirnya, sejarah harus berbicara fakta; dengan sendirinya nilai-nilai
terabaikan. Meskipun demikian, dapat diakui bahwa pendekatan historis penting
dilakukan dalam rangka mengetahui latar belakang aturan ekonomi tersebut
dikeluarkan (Praja: 2007). Sejarah memang penting digunakan untuk mengetahui
setting sosio-historis suatu aktifitas ekonomi dalam realitas masyarakat, tetapi
persoalannya adalah sejarah mengandung masa lampau yang bisa jadi data-
5
datanya masih mengandung kerelatifan meskipun ia memiliki makna (Ankersmit:
1987).
Metodologi (manhaj) adalah jalan yang jelas. Ia sering juga disebut dengan istilah
minhaj, seperti terdapat dalam Al-Qur’an: “untuk tiap-tiap umat di antara kamu,
Kami berikan syir’ah (aturan) dan minhaj (jalan yang terang)” (QS. al-
Maai‘dah 5: 48). Ibn Abbas berkata,“Syir’ah adalah yang tertera dalam Al-
Qur’an, dan minhaj adalah yang tertera dalam as-Sunnah.”1
Lebih lanjut, Ali Abdul Halim Mahmud menjelaskan bahwa metodologi (minhaj)
dapat berarti cara, sehingga yang dimaksud dari metodologi riset adalah cara
riset. Setiap metodologi berdasarkan kepada induksi, yaitu beranjak pada
bagian-bagian (contoh dan kasus) untuk mengetahui keadaan dan ciri-ciri secara
umum. Menurut ahli logika, induksi adalah mengikut bagian-bagian untuk
mendapatkan generalisasi atau dengan kata lain mencari sesuatu (kesimpulan)
dari yang khusus ke umum.2
Metode merupakan langkah-langkah spesifik (atau tindakan, tahapan, pendekatan
langkah demi langkah) yang harus diambil dalam urutan tertentu selama
penelitian. Adapun metodologi merupakan“sebuah sistem metode dan prinsip-
prinsip untuk melaksanakan sesuatu.” Sebuah metodologi mengasumsikan urutan
logis yang perlu diikuti oleh peneliti untuk mencapaihasil yang telah ditetapkan.“3
Definisi lain menyebutkan metode adalah: Sebuah proses yang mapan, kebiasaan,
praktik logis, atau ditentukan atau sistematis untuk mencapai tujuan tertentu
dengan akurasi dan efisiensi,biasanya dalam urutan langkah tetap. Adapun
metodologi didefinisikan sebagai:sebuah sistem prinsip-prinsip yang luas atau
aturan dari mana metode tertentu atau prosedur mungkin diturunkan untuk
menafsirkan atau memecahkan masalah yang berbeda dalam lingkup disiplin
tertentu. Tidak seperti algoritma, metodologi bukan rumus tetapi satu set praktik4
1
Mahmud, Ali Abdul Halim. ”Metodologi Riset Islam”, dari kumpulan tulisan di buku “Tradisi Baru
Penelitian Agama Islam: Tinjauan Antardisiplin Ilmu”, editor Deden Ridwan, (Bandung: Nuansa. 2001), hlm.
136-175.
2
Jonker, J., Pennink, Bartjan J.W., Wahyuni. S., “Metodologi Penelitian Panduan untuk Master Ph.D. di
bidang Manajemen”, (Jakarta: Salemba Empat. 2011), hlm. 27-28.
3
Definisi ini dapat dilihat di http://www.businessdictionary.com/definition/
4
Definisi ini diambil dari Suriasumantri. Jujun. S., Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. (Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 2010), hlm. 119.
6
Metode menurut Senn merupakan suatu posedur atau cara mengetahui sesuatu,
sedangkan metodologi merupukan pengkajian dalam mempelajari peraturan-
peraturan yang terdapat dalam metode ilmiah5
Lebih lanjut, Suriasumnatri menjelaskan bahwa metodologi secara filsafati
termasuk dalam apa yang dinamakan epistemologi. Epistemologi sendiri
merupakan pembahasan bagaimana cara memperoleh pengetahuan.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat dinyatakan bahwa metode sebagai sebuah
aturan sistematis dan urutan kerja (pikiran) yang mengacu pada struktur penalaran
tertentu (induksi/deduksi). Adapun metodologi merupakan sebuah sistem yang
lebih luas berupa kumpulan metode-metode/prinsip-prinsip yang secara umum
mengkaji perihal urutan dan langkah-langkah yang harus ditempuh peneliti dalam
sebuah bidang atau disiplin ilmu tertentu.Sampai saat ini hampir tidak dapat
ditemukan konsensus untuk pedoman untuk membangun metode penelitian
ekonomi Islam. Hal ini dikarenakan kenyataan bahwa ekonomi
Islam masih merupakan subjek yang sangat baru. Secara umum, dapat diamati tiga
jenis pendekatan metodologi:
7
Paradigma penelitian mengacu satu set asumsi, konsep, nilai-nilai, dan praktik
yang merupakan cara memandang realitas bagi masyarakat, terutama dalam
disiplin keilmuan.
Paradigma penelitian menerapakan sebuah pendekatan pola pikir atau disebut
Guba (1990) sebagai seperangkat keyakinan dan perasaan tentang dunia dan
bagaimana hal itu dipahami dan dipelajari.
Definisi dari beberapa paradigma yang lebih umum disebut dalam berbagai
sumber antara lain positivisme, post–positivisme, teori kritis, konstruktivisme.
Positivisme berpangkal dari apa yang diketahui, yang faktual, dan yang positif.
Segala uraian persoalan yang di luar apa yang ada sebagai fakta atau kenyataan
dikesampingkan, oleh sebab itu metafisika ditolak oleh paradigma ini.
Positivisme merupakan aliran filsafat (atau paham) yang menganggap bahwa
semua kejadian tunduk pada sebuah hukum alam yang bersifat umum. Dalam
positivisme, kejadian bersifat sebab akibat (kausalitas).
Teori kritis lahir dari adanya pertentangan antara rasionalisme dan empirisme
yang diselesaikan oleh Imanuel Kant dengan kritisismenya. Paradigma
interpretivist/konstruktivis tumbuh dari filsafat Edmund Husserl Fenomenologi
dan
Wilhelm Dilthey. Teori interpretif mencoba memahami tindakan sosial pada level
makna yang mengikat manusia (Agger, 2005). Teori interpretif tidak mencoba
menciptakan hukum sosial yang abadi (seperti teori positif) dan juga tidak
mencoba membangkitkan masyarakat agar bergerak bersama (seperti teori kritis).
Memperhatikan berbagai paradigma penelitian yang sudah diuraikan di atas
timbul pertanyaan dimana posisi paradigma penelitian dalam bidang ekonomi
Islam? Sebagaimana esensi ilmu ekonomi Islam yang merupakan teori atau
hukum-hukum dasar yang menjelaskan perilaku-perilaku antar variabel ekonomi
dengan memasukan unsur norma ataupun tata aturan tertentu (unsur
ilahiah).Maka, ekonomi Islam tidak hanya menjelaskan fakta-fakta secara apa
adanya, tetapi juga harus menerangkan apa yang seharusnya dilakukan, dan apa
yang
seharusnya dikesampingkan (dihindari).
8
kualitatif
maupun kuantitatif atau metode campuran(mix method) dalam pelaksanaan
penelitiannya. Hal ini sejalan dengan istilah Ekonomi Islam sebagai identifikasi
bidang studi berdasarkan asumsi adanya aksioma Islam di lingkungan sosial,
politik dan hukum,sistem nilai dan etika, yang memandu parilaku ekonomi pria
dan wanita dalam masyarakat Islam. Cara pandang ekonomi Islam menyerupai
cara ekonomi kapitalis diperlakukan sebagai analisis ekonomi yang dilakukan atas
dasar paradigma kapitalis.
Dalam pengertian ini, ekonomi Islam hanyalah sebuah cabang ilmu ekonomi.
Sebagai cabang ekonomi, kemudian harus menguraikan paradigma, aksioma dan
prinsip-prinsip sistem ekonomi Islam, serta menganalisis dampaknya terhadap
langkah-langkah ekonomi dan keputusan pelaku ekonomi di dalamnya. Dengan
demikian, seperti cabang lainnya, beberapa alat analisis ekonomi mungkin tidak
sesuai dengan beberapa aksioma, dan harus diubah atau diganti. Namun hanya
perubahan tersebut dalam metode terminologi atau tidak akan memenuhi syarat
ekonomi kapitalis atau Marxis sebagai disiplin independen, ekonomi Islam tidak
dapat dicap sebagai cabang yang berbeda dari pengetahuan, dan berdiri sejajar
disiplin ilmu ekonomi lain.
Model yang dipakai dalam penelitian ekonomi Islam adalah berbeda dengan
model
penelitian ekonomi konvensional. Model muncul karena ada teori atau adanya
teori yang dapat menghasilkan model, baik sifatnya deskriptif, gambar, maupun
sistematis. Model dapat tersusun jika seorang peneliti menemukan teori serta
menyusunnya dalam bentuk hubungan yang lebih sederhana. Dengan demikian,
model adalah penyederhanaan teori yang bersifat kompleks. Model dapat
dioperasionalkan dengan dukungan data empirik atau historik, tetapi dapat juga
langsung digunakan untuk pedoman aksi.
Proses penyusunan teori memberikan kesempatan kepada kita untuk
memverifikasi,
menjelaskan dan memperluas kerangka kerja teoretis. Proses penyesuaian teori
dilakukan melalui dua tahap, yaitu:
1) Sejumlah prinsip universal dimasukkan ke dalam suatu teori yang dibuat
untuk menjelaskan atau memprediksi, dan oleh karenanya juga
mengarahkan aksi spesifik interaksi manusia.
9
2) .Kekuatan teori diuji dengan mempertentangkan hipotesis yang diperoleh
dari teori dengan hasil penelitian terhadap aksi atau peristiwa. Selama teori
itu memberikan keterangan yang jelas kepada kita atau prediksi yang
akurat, maka teori itu dianggap kuat. Namun adanya ketidaksesuaian yang
berulang kali antara perilaku yang diteliti dengan hipotesis yang
dideduksikan menunjukkan adanya adanya ketidakakuratan beberapa
aturan universal,
dan menunjukkan keterbatasan teori sehinggga menuntut modifikasi
terhadap teori dan/atau aturan-aturan dan konsep universal yang telah
dibangun.
10
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Ekonomi Islam adalah bagian dari syariat Islam yang memiliki struktur
keilmuan yang jelas. Ia merupakan hasil pemikiran para mujtahid dalam
menyelesaikan suatu permasalahan ekonomi sehari-hari. Metode
penetapan ekonomi yang mereka lakukan menggunakan berbagai metode
ijtihad sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Sementara ilmu
ekonomi adalah ilmu yang mempelajari berbagai interaksi masyarakat
dalam bidang produksi, distribusi dan konsumsi di masyarakat, ia memiliki
metode penelitian yang sudah baku dan dikembangkan oleh para ahli
ekonomi.
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat kami paparkan, tentang model
penelitian ekonomi islam. Semoga bermanfaat, dan tentunya makalah ini
11
tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu kami memohon
kritik dan saran dari berbagai pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Hafas Furqani & Moh. Aslaam Haneef, “Methodology of Islamic Economics: The Typology”
(8th International Conference on Islamic Economics and Finance, tt), hlm. 2
Mahmud, A. A. (2001). ”Metodologi Riset Islam”, dari kumpulan tulisan di buku “Tradisi
Baru. Nuansa, 136-175.
12
13
14