Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI SYARIAH

ASPEK DASAR METODOLOGI EKONOMI ISLAM

Dosen Pengampu :
Muhammad Syarif Nurdin,S.E.,M.E

Disusun oleh Kelompok 4:


Ananta Siti Mubarani 223070019
Nurdiana A.Binangkari 223070016
Lestari 223070020
Hatifa 223070018
Siti 223070034
Muhammad Kemal Gumohung 223070017

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI DATOKARAMA PALU
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan kami
karunia dan kesehatan,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini,dan dapat terus
menimba ilmu di Universitas Islam Negeri Datokarama Palu.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Pengantar
Ilmu Ekonomi Syariah.Adapun tujuan penulisan makalah ini adalahuntuk menambah
wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang di pelajari.
Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan,demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap
perbaikan,kritik,dan saran yang bersifat membangun apabila terdapat kesalahan.
Demikian,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Terima kasih

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Palu,05 Maret 2023

Kelompok 4

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekonomi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ajaran islam,karena


hakikatnya ajaran islam bersifat syumuliyah,yaitu mencakup seluruh bidang
kehidupan.Mark Blaugh mencatat bahwa pada tahun 1970 an adalah maraknya diskusi
metodologi ekonomi sehingga metodologi ekonomi sudah layak disebut sebagai sub-
disiplin ilmu ekonomi karena keteraturan kerangka kajiannya(Furqani
2018,29).Ketertarikan untuk mengkaji metodologi di kalangan pemikir ekonomi di
sebabkan maraknya diskusi tentang filsafat ilmu.Hal ini mendorong mereka untuk
memikirkan kembali hakikat ilmu ekonomi,cakupan kajiannya,dimensi-dimensi
ilmiahnya,serta teori ekonomi yang lebih bisa menjelaskan realitas.Kondisi saat
ini,dinamika diskusi metodologi di marakkan dengan kemunculan madzhab
heterodoks yang secara fundamental mempertanyakan kembali prinsip-prinsip dasar
ilmu ekonomi,asumsi yang di anut dalam mengembangkan teori serta pendekatan
yang di gunakan dalam menghasilkan teori ekonomi.Gerakan pemikiran ekonomi
heterodoks berusaha mengembangkan ilmu ekonomi yang dapat melihat realitas
ekonomidalam perspektif yang lebih besar sehingga sebuah disiplin ilmu ekonomi
yang sejati dapat di lahirkan (Furqani 2018, 30).
Islam mendefinisikan agama bukan hanya berkaitan dengan spiritual atau
ritualitas,namun agama merupakan serangkaian keyakinan,ketentuan dan peraturan
serta tuntutan moral bagi setiap aspek kehidupan manusia.Ekonomi secara
umum.didefinisikan sebagai hal yang mempelajari perilaku manusia dalam
menggunakan sumber daya yang langka untuk memproduksi barang dan jasa yang di
butuhkan manusia.Dengan demikian ekonomi merupakan suatu bagian dari
agama.Ruang lingkup ekonomi meliputi satu bidang perilaku manusia terkait dengan
konsumsi,produksi dan distribusi.Setiap agama secara definitive memiliki pandangan
mengenai cara manusia berprilaku mengorganisasi kegiatan ekonominya.Meskipun
demikian,mereka berbeda dalam intensitasnya.(P3EI 2009, 13-14).
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti metode berpikir (logika) yang digunakan
dalam ekonomi islam secara kritis.Penelitian ini mengasumsikan bahwa metode yang
di gunakan dalam ekonomi islam sebagian besar di desain untuk menentukan
fallah.Ekonomi islam merupakan ilmu social,seperti halnya ilmu social lainnya,unit

3
analisis yang tepat untuk ekonomi islam adalah masyarakat.Oleh sebab itu metodologi
ekonomi islam lebih focus pada fenomena ekonomi dan dapat berubah dari waktu ke
waktu dan dari suatu masyarakat ke yang lain.Ekonomi islam dalam usaha
mengetahui suatu kebenaran harus menggunakan metodologi yang tepat atas sifat
social dan deskriptifnya.

B. Rumusan Masalah

1.Bagaimana metodologi ekonomi islam ?


2.Bagaimana wahyu dan akal dalam metodologi ekonomi islam ?
3.Bagaimana ekonomi normatif dan positif ?

C. Tujuan Penulisan

1.Untuk mengetahui metodologi ekonomi islam


2.Untuk mengetahui wahyu dan akal dalam metodologi ekonomi islam
3.Untuk mengetahui ekonomi normatif dan positif

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metodologi Ekonomi islam


1. Metodologi
Menurut bahasa (etimologi) metode berasal dari bahasa Yunani,yaitu meta
(sepanjang),hodos (jalan).Jadi metode suatu ilmu tentang cara atau langkah-
langkah yang di tempuh dalam suatu disiplin tertentu untuk mencapai tujuan
tertentu.Metode berarti ilmu cara menyampaikan sesuatu kepada orang lain.Hugo
F.Reading mengatakan bahwa metode adalah kelogisan penelitian ilmiah,system
tentang prosedur dan tekhnik riset.
Ketika metode di gabungkan dengan kata logos maknanya berubah.Logos
berarti “studi tentang”.Oleh karena itu metodologi tidak lagi sekedar kumpulan
cara yang sudah di terima (well reseived) tetapi berupa kajian tentang
metode.Dalam metodologi di bicarakan kajian tentang cara kerja ilmu
pengetahuan.Pendek kata,bila dalam metode tidak ada perbedaan,refleksi dan
kajian atas cara kerja ilmu pengetahuan.Sebaliknya dalam metodologi terbuka
luas untuk mengkaji,mendebat,dan merefleksi cara kerja suatu ilmu.Maka dari
itu,metodologi menjadi bagian dari sistematika filsafat,sedangkan metode tidak.
2. Metodologi Ekonomi Islam
Setiap system ekonomi pada satu pihak selalu di dasarkan atas ideologi
yang memberikan landasan dan tujuannya dan pada pihak lain di dasarkan atas
aksioma-aksioma serta prinsip-prinsipnya.Proses yang di ikuti dengan
seperangkat aksioma dan prinsip yang di maksudkan untuk lebih mendekatkan
tujuan system tersebut sebagai landasan yang bias di uji.
Suatu system untuk mendukung ekonomi islam seharusnya di
formulasikan berdasarkan pandangan islam tentang kehidupan.Berbagai aksioma
dan prinsip dalam system seperti itu seharusnya di tentukan secara pasti dan
proses fungsionalisasinya seharusnya di jelaskan sehingga dapat menunjukan
kemurnian dan aplikabilitasnya.Dalam literature islam mengenai
ekonomi,perhatian pada masalah ini sudah di bahas,tetapi masih terbatas pada
latar belakang hukumnya saja atau kadang-kadang di sertai dengan beberapa
prinsip ekonomi dalam islam.Selain itu,dalam islam juga di bedakan antara
bagian dari fiqih islam yang membahas hokum dagang (fiqih muamalah) dan
ekonomi islam.Fiqih muamalah menetapkan kerangka di bidang hokum untuk

5
kepentingan ekonomi islam,sedangkan ekonomi islam mengkaji proses dan
penanggulangan kegiatan manusia yang berkaitan dengan produksi,distribusi,dan
konsumsi dalam masyarakat muslim.
Literatur islam yang ada sekarang mengenai ekonomi mempergunakan dua
macam metode,yaitu metode deduksi dan metode pemikiran retrospektif.Metode
pertama di kembangkan oleh para ahli ekonomi islam dan fuqaha.Metode
pertama diaplikasikan terhadap ekonomi islam modern untuk menampilkan
prinsip-prinsip system islam dan kerangka hukumnya dengan berkonsultasi
dengan sumber-sumber islam,yaitu al-Qur’an dan sunnah.Metode kedua
dipergunakan oleh banyak penulis muslim kontemporer yang merasakan tekanan
kemiskinan keterbelakangan di dunia islam dan berusaha mencari berbagai
pemecahan terhadap persoalan ekonomi umat islam dengan kembali kepada
Al’Quran dan Sunnah untuk mencari dukungan atas pemecahan tersebut dan
mengujinya dengan memperhatikan petunjuk tuhan.
Muhammad Anas Zarqa (1992) menjelaskan bahwa kerangka metodologi
ekonomi islam adalah sebagai berikut.Pertama,presumptions and ideas atau di
sebut ide dan prinsip dasar ekonomi islam.Ide ini bersumber dari
Al’Quran,Sunnah,dan fiqh am-maqasid.Ide ini harus dapat diturunkan menjadi
pendekatan yang ilmiah dalam membangun kerangka berpikir dari ekonomi
islam.Kedua,nature of value judgement atau pendekatan nilai dalam islam
terhadap kondisi ekonomi yang terjadi.Pendekatan ini berkaitan dengan konsep
utilitas dalam islam.Ketiga,positive part of economics science.Bagian ini
menjelaskan realita ekonomi dan cara konsep islam bisa diturunkan dalam
kondisi nyata.

B. Wahyu dan Akal dalam Metodologi Ekonomi Islam


1. Wahyu dan Akal
Kata al-wahy yang berarti suara,kecepatan,api,bisikan,isyarat,dan kitab
adalah kata arab asli,bukan kata pinjaman dari bahasa asing.Selanjutnya al-wahy
mengandung arti pemberitahuan secara tersembunyi dan dengan cepat.Namun
arti yang paling terkenal adalah “apa yang di sampaikan Tuhan kepada nabi-
nabi”.Yakni sabda Tuhan yang disampaikan kepada orang pilihanNya agar di
teruskan kepada manusia untuk dijadikan pegangan hidup. Firman Allah itu
mengandung petunjuk dan pedoman yang memang di perlukan oleh umat
manusiadalam menjalani hidup di dunia dan di akhirat kelak.

6
Al-‘aql yang sudah menjadi bahasa Indonesia,akal,dalam bentuk kata
benda tidak terdapat dalam al-Qur’an.Al-Qur’an hanya membawa bentuk kata
kerjanya dalam 45 ayat,yakni ‘aqulah,ta’qilun,na’qilu,ya’qiluha,dan
ya’qilun.Berbagai macam kata deritatif darinya dengan arti memahami dan
mengerti. Sebagai contoh dapat disebut ayat-ayat berikut:
“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi,lalu mereka mempunyai hati
yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan
itu mereka dapat mendengar?Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang
buta,tetapi yang buta ialah hati yang didalam dada”(Q.S.al-Hajj:46).
Pengertian ‘aqala dalam arti mengerti,memahami dan berfikir sesungguhnya
tidak dilakukan melalui akal yang berpusat di kepala akan tetapi melalui kalbu
yang berpusat di dada,seperti yang terdapat dalam surah al-Hajj ayat 46 diatas.

2. Wahyu dan Akal dalam Metodologi Ekonomi Islam


Seperti sudah di jelaskan di atas bahwa islam sangat menjunjung tinggi
akal bagi manusia dalam menyelesaikan problema hidup yang dihadapi
manusia.Meskipun demikian,islam juga meyakini dan bahkan menjunjung tinggi
sumber pengetahuan yang didapat melalui wahyu.Wahyu dan akal tidak ada
pertentangan,sehingga dapat di pahami antara keduanya adalah hubungan yang
tidak bisa dipisahkan,terlebih lagi adanya keyakinan bahwa akal diciptakan oleh
Tuhan yang diberikan hanya untuk manusia,dan wahyu pada saat yang sama
adalah juga berasal dari Tuhan.Dengan demikian,dalam dalam menjalani
kehidupan umat islam menggunakan dua anugrah Allah SWT yang sangat
berharga tersebut,termasuk dalam perekonomian.
Sejalan dengan ajaran islam tentang pemakaian akal pikiran dengan tetap
berpegang teguh pada revelation (al-Qur’an dan sunnah),konsep dan teori
ekonomi islam sesungguhnya merupakan respon cendekiawan muslim terhadap
berbagai tantangan ekonomi yang dihadapi. Secara metodologis,ilmu ekonomi
islam menempatkan rasio sebagai elemen dalam ketika berbicara tentang wahyu.
Artinya,ekonomi islam disamping memberdayakan akal dalam memahami dan
mempertajam pesan-pesan wahyu juga memberikan tempat pada penggunaan
akal murni dalam memecahkan problem ekonomi yang di hadapi. Hal ini berbeda
dengan ilmu ekonomi barat yang mengabaikan wahyu. Intelek (akal) adalah suatu
media yang dapat mentransendensikan realitas alam dan social.

7
Adapun nilai-nilai bukan saja menjadi komotmen dalam melakukan
tindakan (aktivitas ekonomi) akan tetapi menjadi acuan analisis dalam ilmu
ekonomi islam. Nilai-nilai yang di maksud adalah nilai-nilai yang terdapat dalam
ayat-ayat al-Qur’an dan sunnah. Revelation (al-Qur’an dan sunnah) setidaknya
memberikan tiga fungsi bagi ilmu ekonomi islam. Pertama,bahwa dasar system
ekonomi islam diambil dari Qur’an,sunnah,fiqh,dan keilmuan islam lain yang
berdasarkan al-Qur’an dan sunnah. Kedua, al-Qur’an dan sunnah adalah sumber
nilai dalam analisis, dan Ketiga, di dalam al-Qur’an dan sunnah,bukan saja
terdapat informasi halal dan haram,akan tetapi juga terdapat informasi positif
tentang hubungan variable-variabel ekonomi (ibid), misalnya tentang pengaruh
peningkatan kesejahteraan dan pendapatan bagi perilaku manusia.
Dalam perhitungan rasio,seseorang yang membayar zakat berarti
mengurangi hartanya, dan orang yang mendapat perolehan bunga berarti
menambah hartanya, namun perhitungan demikian berarti perhitungan rasio yang
tidak bisa menangkap kebenaran wahyu. Akal/rasio (intelek) islam adalah yang
dapat memahami bahwa membayar zakat/bersedakah mendapatkan kebaikan
(pahala yang berlipat ganda).
Manusia adalah sebaik-baik makhluk yang memiliki ruh ilahi dan di beri
akal (intelek). Apabila manusia mampu memberdayakan akal secara penuh maka
ia akan dapatmemahami peranannya dan dapat menjalankan perannya secara
tepat. Dengan itu ia dapat menjadi khalifah dan hamba Allah yang dapat memikul
amanah untuk mengelola dunia sesuai dengan kehendak Allah SWT. Dengan
demikian tindakan rasional seorang muslim (‘ibadurrahman) dalam ekonomi
adalah tindakan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang memiliki tujuan
untuk membentuk masyarakat yang adil.

C. Ekonomi Positif dan Normatif

Dalam mempelajari ekonomi, kita di hadapkan pada dua buah pertanyaan, yaitu
apakah yang kita pelajari merupakan ekonomi positif (pertanyaan pertama) atau
ekonomi normatif (pertanyaan kedua). Dua pertanyaan ekonomi tersebut akan
memberikan pemahaman terhadap situasi ekonomi yang terjadi, dan pada akhirnya
akan memberikan formulasi bagaimana kita menganalisisnya.
Ekonomi positif adalah pendekatan ekonomi yang mempelajari berbagai
perilaku dan proses bekerjanya aktivitas ekonomi, tanpa menggunakan suatu

8
pandangan subjektif untuk menyatakan bahwa sesuatu itu baik atu jelek dari sudut
pandang ekonomi. Subjektivitas ini sering disebut dengan value judgement.
Pendekatan ini menggambarkan apa sebenarnya yang terjadi dan bagaimana
terjadinya, dengan menambahkan berbagai keterangan yang bersifat kuantitatif.
Contoh pertanyaan ekonomi positif. Misalnya, jika harga suatu barang turun
maka permintaan akan barang tersebut naik. Contoh lain, misal nya pertumbuhan
ekonomi Indonesia menunjukan kemajuan, hal ini diperlihatkan dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi sebesar 5% per tahun dibandingkan dengan pertumbuhan
tahun lalu yang hanya 4% per tahun.
Ekonomi normatif adalah pendekatan ekonomi dalam mempelajari perilaku
ekonomi yang terjadi, dengan mencoba memberikan penilaian baik atau buruk
berdasarkan pertimbangan kira-kira atau subjektif. Pendekatan merupakan analisis
terhadap suatu kejadian ekonomi yang bersifat perkiraan untuk melihat sebab serta
akibat dari suatu kejadian ekonomi.
Contoh pendekatan ekonomi normatif. Misalnya, apakah seharusnya
pemerintah lebih aktif ikut serta dalam perekonomian untuk meningkatkan
pemerataan pembangunan? Atau, apakah perlu Indonesia membuat proyek mobil
nasional untuk menghilangkan ketergantungan industry otomotif dari luar negeri?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut jawabannya akan menimbulkan banyak perdebatan
karena tidak ada jawaban yang mutlak benar. Mengingat analisis atas pertanyaan
tersebut dapat dilakukan dari berbagai sisi.
Ekonomi positif bisa dibagi menjadi 2, yaitu ekonomi deskriptif dan ekonomi
teori. Ekonomi deskriptif menggambarkan fenomena-fenomena ekonomi yang ada
dengan fakta-fakta ekonomi, berdasarkan data ekonomi yang diterbitkan oleh
lembaga statistic atau Badan Pusat Statistik (BPS). Hasil perhitungan data tersebut
akan memberikan berbagai parameter statistik yang menjadi acuan untuk melaakukan
analisis ekonomi. Ekonomi teori memberikan gambaran yang lebih luas dari ekonomi
positif, yaitu tidak hanya berdasarkan fakta, tetapi bisa menjelaskan dan
menginterpretasikan berbagai peristiwa ekonomi berdasarkan teori-teori ekonomi
yang ada.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai sebuah disiplin ilmu, ekonomi islam harus memiliki bangunan


keilmuan yang lengkap seperti body of knowledge yang mantap. Metodologi ekonomi
islam harus di bangun berdasarkan prinsip epistemology islam yang mengakui wahyu
Tuhan (al-wahyu) dalam bentuk al-Qur’an dan Hadist sebagai sumber ilmu
pengetahuan, di samping fakta empiris dan akumulasi pengalaman manusia dan
penalaran akal. Akal dalam islam adalah daya berfikir yang ada dalam diri manusia
agar dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam menjalani perannya sebagai manusia dan
khalifah. Sementara itu, dalam ilmu ekonomi islam,sebagai ilmu tentu saja
memberdayakan dan mendasarkan pada kerja akal namun dalam analisis analisisnya
menyertakan nilai-nilai yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah.

10
DAFTAR PUSTAKA

Yasmansyah, Y dan Sesmiarni, Zulfani. 2021. Metodologi Ekonomi Islam.


https://ejournal.stiesyariahbengkalis.ac.id/index.php/iqtishaduna/article/download/424/28
3 (Diunduh pada tanggal 07 Maret 2023 pukul 11:18)

Neli .2020. Akal dan Wahyu dalam Ekonomi Islam.


https://journal.iaisambas.ac.id/index.php/Cross-Border/article/download/712/562/
(Diunduh pada tanggal 07 Maret 2023 pukul 11:17)

Hermawan, Wawan. 2014. Pengantar Ilmu Ekonomi.


http://repository.ut.ac.id/4288/1/ISIP4112-M1.pdf (Diunduh pada tanggal 07 Maret 2023
pukul 11:19)

11

Anda mungkin juga menyukai