Dosen Pengampu :
Muhammad Syarif Nurdin,S.E.,M.E
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,yang telah memberikan kami
karunia dan kesehatan,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini,dan dapat terus
menimba ilmu di Universitas Islam Negeri Datokarama Palu.
Penulisan makalah ini merupakan sebuah tugas dari dosen mata kuliah Pengantar
Ilmu Ekonomi Syariah.Adapun tujuan penulisan makalah ini adalahuntuk menambah
wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang di pelajari.
Dengan tersusunnya makalah ini kami menyadari masih banyak terdapat
kekurangan dan kelemahan,demi kesempurnaan makalah ini kami sangat berharap
perbaikan,kritik,dan saran yang bersifat membangun apabila terdapat kesalahan.
Demikian,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Terima kasih
Kelompok 4
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
analisis yang tepat untuk ekonomi islam adalah masyarakat.Oleh sebab itu metodologi
ekonomi islam lebih focus pada fenomena ekonomi dan dapat berubah dari waktu ke
waktu dan dari suatu masyarakat ke yang lain.Ekonomi islam dalam usaha
mengetahui suatu kebenaran harus menggunakan metodologi yang tepat atas sifat
social dan deskriptifnya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
kepentingan ekonomi islam,sedangkan ekonomi islam mengkaji proses dan
penanggulangan kegiatan manusia yang berkaitan dengan produksi,distribusi,dan
konsumsi dalam masyarakat muslim.
Literatur islam yang ada sekarang mengenai ekonomi mempergunakan dua
macam metode,yaitu metode deduksi dan metode pemikiran retrospektif.Metode
pertama di kembangkan oleh para ahli ekonomi islam dan fuqaha.Metode
pertama diaplikasikan terhadap ekonomi islam modern untuk menampilkan
prinsip-prinsip system islam dan kerangka hukumnya dengan berkonsultasi
dengan sumber-sumber islam,yaitu al-Qur’an dan sunnah.Metode kedua
dipergunakan oleh banyak penulis muslim kontemporer yang merasakan tekanan
kemiskinan keterbelakangan di dunia islam dan berusaha mencari berbagai
pemecahan terhadap persoalan ekonomi umat islam dengan kembali kepada
Al’Quran dan Sunnah untuk mencari dukungan atas pemecahan tersebut dan
mengujinya dengan memperhatikan petunjuk tuhan.
Muhammad Anas Zarqa (1992) menjelaskan bahwa kerangka metodologi
ekonomi islam adalah sebagai berikut.Pertama,presumptions and ideas atau di
sebut ide dan prinsip dasar ekonomi islam.Ide ini bersumber dari
Al’Quran,Sunnah,dan fiqh am-maqasid.Ide ini harus dapat diturunkan menjadi
pendekatan yang ilmiah dalam membangun kerangka berpikir dari ekonomi
islam.Kedua,nature of value judgement atau pendekatan nilai dalam islam
terhadap kondisi ekonomi yang terjadi.Pendekatan ini berkaitan dengan konsep
utilitas dalam islam.Ketiga,positive part of economics science.Bagian ini
menjelaskan realita ekonomi dan cara konsep islam bisa diturunkan dalam
kondisi nyata.
6
Al-‘aql yang sudah menjadi bahasa Indonesia,akal,dalam bentuk kata
benda tidak terdapat dalam al-Qur’an.Al-Qur’an hanya membawa bentuk kata
kerjanya dalam 45 ayat,yakni ‘aqulah,ta’qilun,na’qilu,ya’qiluha,dan
ya’qilun.Berbagai macam kata deritatif darinya dengan arti memahami dan
mengerti. Sebagai contoh dapat disebut ayat-ayat berikut:
“Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi,lalu mereka mempunyai hati
yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan
itu mereka dapat mendengar?Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang
buta,tetapi yang buta ialah hati yang didalam dada”(Q.S.al-Hajj:46).
Pengertian ‘aqala dalam arti mengerti,memahami dan berfikir sesungguhnya
tidak dilakukan melalui akal yang berpusat di kepala akan tetapi melalui kalbu
yang berpusat di dada,seperti yang terdapat dalam surah al-Hajj ayat 46 diatas.
7
Adapun nilai-nilai bukan saja menjadi komotmen dalam melakukan
tindakan (aktivitas ekonomi) akan tetapi menjadi acuan analisis dalam ilmu
ekonomi islam. Nilai-nilai yang di maksud adalah nilai-nilai yang terdapat dalam
ayat-ayat al-Qur’an dan sunnah. Revelation (al-Qur’an dan sunnah) setidaknya
memberikan tiga fungsi bagi ilmu ekonomi islam. Pertama,bahwa dasar system
ekonomi islam diambil dari Qur’an,sunnah,fiqh,dan keilmuan islam lain yang
berdasarkan al-Qur’an dan sunnah. Kedua, al-Qur’an dan sunnah adalah sumber
nilai dalam analisis, dan Ketiga, di dalam al-Qur’an dan sunnah,bukan saja
terdapat informasi halal dan haram,akan tetapi juga terdapat informasi positif
tentang hubungan variable-variabel ekonomi (ibid), misalnya tentang pengaruh
peningkatan kesejahteraan dan pendapatan bagi perilaku manusia.
Dalam perhitungan rasio,seseorang yang membayar zakat berarti
mengurangi hartanya, dan orang yang mendapat perolehan bunga berarti
menambah hartanya, namun perhitungan demikian berarti perhitungan rasio yang
tidak bisa menangkap kebenaran wahyu. Akal/rasio (intelek) islam adalah yang
dapat memahami bahwa membayar zakat/bersedakah mendapatkan kebaikan
(pahala yang berlipat ganda).
Manusia adalah sebaik-baik makhluk yang memiliki ruh ilahi dan di beri
akal (intelek). Apabila manusia mampu memberdayakan akal secara penuh maka
ia akan dapatmemahami peranannya dan dapat menjalankan perannya secara
tepat. Dengan itu ia dapat menjadi khalifah dan hamba Allah yang dapat memikul
amanah untuk mengelola dunia sesuai dengan kehendak Allah SWT. Dengan
demikian tindakan rasional seorang muslim (‘ibadurrahman) dalam ekonomi
adalah tindakan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah yang memiliki tujuan
untuk membentuk masyarakat yang adil.
Dalam mempelajari ekonomi, kita di hadapkan pada dua buah pertanyaan, yaitu
apakah yang kita pelajari merupakan ekonomi positif (pertanyaan pertama) atau
ekonomi normatif (pertanyaan kedua). Dua pertanyaan ekonomi tersebut akan
memberikan pemahaman terhadap situasi ekonomi yang terjadi, dan pada akhirnya
akan memberikan formulasi bagaimana kita menganalisisnya.
Ekonomi positif adalah pendekatan ekonomi yang mempelajari berbagai
perilaku dan proses bekerjanya aktivitas ekonomi, tanpa menggunakan suatu
8
pandangan subjektif untuk menyatakan bahwa sesuatu itu baik atu jelek dari sudut
pandang ekonomi. Subjektivitas ini sering disebut dengan value judgement.
Pendekatan ini menggambarkan apa sebenarnya yang terjadi dan bagaimana
terjadinya, dengan menambahkan berbagai keterangan yang bersifat kuantitatif.
Contoh pertanyaan ekonomi positif. Misalnya, jika harga suatu barang turun
maka permintaan akan barang tersebut naik. Contoh lain, misal nya pertumbuhan
ekonomi Indonesia menunjukan kemajuan, hal ini diperlihatkan dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi sebesar 5% per tahun dibandingkan dengan pertumbuhan
tahun lalu yang hanya 4% per tahun.
Ekonomi normatif adalah pendekatan ekonomi dalam mempelajari perilaku
ekonomi yang terjadi, dengan mencoba memberikan penilaian baik atau buruk
berdasarkan pertimbangan kira-kira atau subjektif. Pendekatan merupakan analisis
terhadap suatu kejadian ekonomi yang bersifat perkiraan untuk melihat sebab serta
akibat dari suatu kejadian ekonomi.
Contoh pendekatan ekonomi normatif. Misalnya, apakah seharusnya
pemerintah lebih aktif ikut serta dalam perekonomian untuk meningkatkan
pemerataan pembangunan? Atau, apakah perlu Indonesia membuat proyek mobil
nasional untuk menghilangkan ketergantungan industry otomotif dari luar negeri?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut jawabannya akan menimbulkan banyak perdebatan
karena tidak ada jawaban yang mutlak benar. Mengingat analisis atas pertanyaan
tersebut dapat dilakukan dari berbagai sisi.
Ekonomi positif bisa dibagi menjadi 2, yaitu ekonomi deskriptif dan ekonomi
teori. Ekonomi deskriptif menggambarkan fenomena-fenomena ekonomi yang ada
dengan fakta-fakta ekonomi, berdasarkan data ekonomi yang diterbitkan oleh
lembaga statistic atau Badan Pusat Statistik (BPS). Hasil perhitungan data tersebut
akan memberikan berbagai parameter statistik yang menjadi acuan untuk melaakukan
analisis ekonomi. Ekonomi teori memberikan gambaran yang lebih luas dari ekonomi
positif, yaitu tidak hanya berdasarkan fakta, tetapi bisa menjelaskan dan
menginterpretasikan berbagai peristiwa ekonomi berdasarkan teori-teori ekonomi
yang ada.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
11