Anda di halaman 1dari 111

TEORI MIKRO EKONOMI ISLAM

(Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Mikro Ekonomi Islam)

Dosen pengampu

Adi Setiawan, Lc. M. E. I

Disusun oleh kelompok 1 :

1. Adit apriansyah NIM :22231700


2. Refazatul ummamah NIM : 2223170008
3. Rima putri khuzaifah NIM : 22231700
4. Sabrina aulia salsabilla NIM : 2223170009

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HAJI DAN UMRAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SOEKARNO BENGKULU

TAHUN AKADEMIK 2023/2024


KATA PENGANTAR

‫ِبْس ِم ِهللا الَّرْح ٰم ِن الَّر ِح ْيِم‬

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menganugrahkan rahmat kepada penyusun
sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas kelompok mata kuliah Teori Mikro Ekonomi
Islam. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sumbernya berupa buku,
artikel dan tulisan yang telah penyusun jadikan sebagai referensi guna penyusunan tugas ini.
Penyusun berharap informasi yang penyusun buat dalam makalah ini berguna bagi penyusun
khususnya dan bagi pembacanya.

Meskipun telah berusaha menyelesaikan tugas ini sebaik mungkin, penyusun menyadari
bahwa makalah ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan segala kekurangan dalam
penyusunan tugas ini. Akhir kata penyusun berharap semoga tulisan ini berguna bagi para
pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Bengkulu, 17 Oktober 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar belakang

b. Rumusan masalah

c. Tujuan penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Konsep dasar ekonomi islam

Ekonomi islam dalam bahasa Arab diistilahkan dengan al-iqtishad al-islami. Al-
iqtishad secara bahasa berarti al-qashdu yaitu pertengahan dan berkeadilan. Iqtishad
(Ekonomi) didefinisikan dengan pengetahuan tentang aturan yang berkaitan dengan produksi
kekayaan, mendistribusikan, dan mengonsumsinya. Jadi, secara umum ekonomi adalah ilmu
pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia yang berhubungan dengan kebutuhan
dan sumber daya yang terbatas.

Menurut Abdul Mun’in Al-Jamal ekonomi islam adalah kumpulan dasar-dasar umum
tentang ekonomi yang digali dari al-qur’an al-karim dan as-sunnah. Haampir mirip dengan
definisi ini, Muhammad Abdul Manan berpendapat, Islamic Economic is a sciens with
studies the economic problems of a people imbued with the values of islami. Yang artinya,
ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang diilhami
oleh nilai-nilai islam.1

Ekonomi islam dibangun atas dasar agama Islam, karenanya ia merupakan bagian tak
terpisahkan (integral) dari agama Islam. Sebagai derivasi dari agama Islam, ekonomi islam
akan mengikuti agama islam dalam berbagai aspeknya. Islam sebagai suatu agama yang
didasarkan pada ajaran kitab Al-qur’an dan sunnah, memberikan banyak contoh ajaran
ekonomi, baik pada masa-masa awal islam diturunkan sampai masa Ibrahim a.s dan Shu’aib
a.s sampai hingga menjelang wafatnya nabi terakhir, Muhammad Saw. Pada masa Ibrahim
a.s, islam telah mengajarkan manusia untuk berderma. Pada masa Shu’aib a.s, islam telah
mengajarkan manusia berbuat adil dalam memberikan takaran, menimbang dengan benar dan
tidak merugikan orang lain. Pada masa awal Muhammad SAW di Makkah, islam telah
mengajarkan agar manusia memenuhi takaran dan timbangan, baik pada saat menjual
ataupun membeli barang. 2

1
Rozalinda. Ekonomi Islam “Teori dan aplikasinya pada aktivitas ekonomi”. (Depok : PT RajaGrafindo Persada,
2014). Hal 2.
2
Pusat pengkajian dan pengembangan Ekonomi Islam. Ekonomi Islam. (Depok : PT RajaGrafindo Persada, 2019).
Hal 13.
Konsep ekonomi Islam mengacu pada prinsip syariah yang menjadi pedoman
masyarakat muslim, sehingga setiap aktifitas manusia termasuk di dalamnya adalah
kebijakan ekonomi dan pembangunan, serta aktivitas ekonomi masyarakat sudah semestinya
merujuk kepada hukum Islam. Islam merumuskan suatu sistem ekonomi yang berbeda dari
sistem-sistem lainnya. Hal ini karena ekonomi Islam memiliki akar dari syariah yang menjadi
sumber dan panduan bagi setiap muslim dalam melaksanakan aktivitasnya. Islam mempunyai
tujuan-tujuan syariah (maqashid asy-syari’ah) serta petunjuk operasional (strategi) untuk
mencapai tujuan tersebut. Tujuan-tujuan itu sendiri selain mengacu pada kepentingan
manusia untuk mencapai kesejahteraan dan kehidupan yang lebih baik, juga memiliki nilai
yang sangat penting bagi persaudaraan dan keadilan sosial ekonomi, serta menuntut tingkat
kepuasan yang seimbang antara kepuasan materi dan rohani3.

Orang yang akan melakukan kegiatan ekonomi oleh Al-Ghazali diharuskan untuk
memiliki ilmu dan pengetahuan mengenai praktek kegiatan ekonomi, karena kalau suatu
urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya (hadis).
Seseorang yang melakukan kegiatan ekonomi tanpa memiliki ilmu, dan berargumen, bahwa
kegiatan ekonomi bukan teorinya (ilmu), tapi prakteknya, maka, dia, hampir dipastikan,
dalam perjalanan kegiatan eknominya akan berhadapan dengan berbagai kesulitan, terutama
ketika akan melakukan transaksi dalam skala besar, karena dia bisa tertipu.4

1.2 Sistem Ekonomi Islam

Menurut Bonnie Soeherman dan Marion Pinontoan sistem merupakan


serangkaian komponen-konponen yang saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai
tujuan tertentu.5 Sistem merupakan suatu kesatuan yang dijadikan landasan untuk melakukan
sesuatu. Sistem seringkali juga disebut cara melakukan sesuatu. Sistem juga yang
membedakan apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan. Sedangkan ekonomi
islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah ekonomi rakyat yang di

3
Rahadi Kristiyanto. Konsep Ekonomi Islam. (Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga, 2022).
4
Yusno Abdullah Otta. Sistem Ekonomi Islam (Studi atas pemikiran Imam Al-Ghazali). (Jakarta : 2017). Hal 4.
5
Bonnie Suherman dan Marin Pinontoan. Designing Information System. (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2008).
Hal 8.
ilhami oleh nilai-nilai islam.6 Jadi, sistem ekonomi islam merupakan ilmu ekonomi yang
dilaksanakan dalam praktek (penerapan ilmu ekonomi) sehari-harinya bagi individu,
keluarga, kelompok masyarakat, pemerintah maupun penguasa dalam rangka mengorganisasi
faktor produksi, distribusi, dan pemanfaatan barang dan jasa yang dihasilkan tunduk
dalam peraturan/perundang-undangan islam (sunnatullah) atau nilai noral dalam Islam.

Sistem ekonomi islam adalah sistem ekonomi yang terjadi setelah prinsip ekonomi yang
menjadi pedoman kerjanya dipengaruhi atau dibatasi oleh ajaran-ajaran islam. Para pakar dari
berbagai disiplin ilmu, terutama para ahli ekonomi berbeda persepsi mengenai bangunan
ekonomi Islam. Ada yang menganggap bahwa, ekonomi Islam sebagai suatu “sistem”, dan ada
pula yang menganggapnya sebagai suatu yang khas yang dapat didudukan sebagai “ilmu”.
“Sistem” dalam terminologinya dapat diartikan sebagai “keseluruhan yang kompleks : suatu
susunan hal atau sebagai yang saling berhubungan”. Sementara ilmu adalah pengetahuan yang
dirumuskan secara sistematis.7

1.3 Metode Hukum Ekonomi Islam


Hukum dan ekonomi mrupakan dua subsitem dari suatu sistem kemasyarakatan yang
saling berinteraksi satu sama lain. Tugas hukum yang utama adalah senantiasa menjaga dan
mengadakan kaidah-kaidah pengamanan, agar pelaksanaan pembangunan ekonomi tidak akan
mengorbankan hak-hak dan kepentingan-kepentingan pihak yang lemah. Menurut studi yang
dilakukan oleh para ahli, hukum dapat berperan dalam bidang ekonomi karena kemampuannya
untuk menciptakan yang pertama yaitu stabilitas (stability), dimana hukum berpotensi untuk
menjaga keseimbangan dan mengakomodasi kepentingan-kepentingan yang saling bersaing.
Kedua, meramalkan (predictability), berfungsi untuk meramalkan akibat dari suatu langkah-
langkah yang diambil khususnya penting bagi negeri yang sebagian besar rakyatnya untuk
pertama kali memasuki hubungan-hubungan ekonomi melampaui lingkungan sosial dan
tradisional. Dan yang ketiga adalah keadilan (Fairness), seperti perlakuan yang sama dan standar
pola tingkah laku stakeholder, termasuk pemerintah, yang diperlukan untuk menjaga mekanisme
pasar dan mencegah birokrasi yang berlebihan. 8
6
MA. Mannan. Teori dan Praktek Ekonomi Islam, alih bahasa. (Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Wakaf.
1997). Hal 19.
7
Yusno Abdullah Otta. Sistem Ekonomi Islam (Studi atas pemikiran Imam Al-Ghazali). (Jakarta : 2017). Hal 4-5.
8
Fathurrahman djamil. Hukum Ekonomi Islam. (Jakarta Timur : 2013). Hal 8-9.
1.4 Metodologi Ekonomi Islam
Meotodologi ekonomi islam diperlukan untuk menjawab pertanyaan bagaimana dan
apakah syarat suatu perilaku atau perekonomian dikatakan benar menurut islam. Tujuan utama
dari metodologi adalah membantu mencari kebenaran. Islam meyakini bahwa terdapat dua
sumber kebenaran mutlak yang berlaku untuk setiap aspek kehidupan pada setiap ruang dan
waktu, yaitu al-qur’an dan sunnah. Kebenaran suci itu akan mendasari pengetahuan dan
kemampuan manusia dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.9
1.5 Teori mikro ekonomi islam
Bangunan ekonomi islami didasarkan atas lima nilai universal, yakni : Tauhid
(Keimanan), ‘Adl (keadilan), Nubuwwah (kenabian), Khilafah (pemerintahan), dan Ma’ad
(hasil). Kelima nilai ini menjadi dasar inspirasi untuk menyusun proposisi-proposisi dan teori-
teori ekonomi islam. Teori yang kuat dan baik tanpa diterapkan menjadi sistem, akan menjadikan
ekonomi islami hanya sebagai kajian ilmu saja tanpa memberi dampak pada kehidupan ekonomi.
Oleh karena itu, dari kelima nilai-nilai universal tersebut, dibangunlah tiga prinsip derivatif yang
menjadi ciri-ciri dan cikal bakal sistem ekonomi islami. Tiga prinsip derivatif tersebut adalah
multitype ownership, freedom to act, dan social justice. Dari nilai dan prinsip yang telah
diuraikan tersebut maka dibangunlah konsep yang memayungi semuanya, yakni konsep akhlak,
karena dengan akhlak inilah yang akan menjadi panduan para pelaku ekonomi dan bisnis dalam
melakukan aktivitasnya.10
1.6 Permintaan dan penawaran
Secara umum permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu
pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu. Besar kecilnya
perubahan permintaan ditentukan oleh besar kecilnya perubahan harga. Jika ini terjadi maka
berlaku perbandingan terbalik antara harga terhadap harga permintaan dan berbanding lurus
dengan penawaran. Hukum permintaan menyatakan “bila harga suatu barang naik, maka
permintaan barang tersebut turun, sebaliknya jika harga suatu barang turun maka permintaan
terhadap suatu barang tersebut akan naik”.
Menurut N.Gregory Mankiw dalam bukunya yang berjudul “Pengantar mikro ekonomi”
menyebutkan bahwa permintaan adalah sejumlah barang yang diinginkan dan dapat dibeli oleh

9
Pusat pengkajian dan pengembangan Ekonomi Islam (P3EI). 2019. Ekonomi Islam. (Jakarta : PT Rajagrafindo
Persada, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta). Hal 26-27.
10
Adiwarman A. Karim. 2022. Ekonomi Mikro Islami. Depok. Hal 34.
pembeli. Konsep permintaan dalam islam menilai suatu komoditi (barang atau jasa) tidak
semuanya bisa dikonsumsi maupun digunakan, dibedakan antara yang halal dengan yang haram.
Oleh karena itu, dalam teori permintan Islami membahas permintaan barang halal, sedangkan
dalam permintaan konvensional, semua komoditi dinilai sama, bisa dikonsumsi dan digunakan. 11

Islam tidak menganjurkan permintaan terhadap suatu barang dengan tujuan kemegahan,
kemewahan dan kemubadziran. Bahkan islam memerintahkan bagi yang sudah mencapai nisab,
untuk menyisihkan dari anggarannya untuk membayar zakat, infak dan shadaqah. 12 Sedangkan
dalam teori ekonomi konvensional, permintaan adalah sejumlah barang yang akan dibeli atau
yang diminta pada tingkat harga tertentu dalam waktu tertentu.

Permintaan islami merujuk pada permintaan barang, jasa atau transaksi keuangan yang
sesuai dengan prinsip-prinsip islam. Dalam islam terdapat aturan-aturan khusus yang mengatur
perilaku ekonomi dan bisnis, yang dikenal sebagai prinsip-prinsip ekonomi islam atau syari’ah.
Permintaan terhadap suatu barang dipengaruhi oleh faktor- faktor lain disamping harga, antara
lain yaitu :

 Pendapatan, semakin tinggi pendapatan seseorang, permintaan terhadap suatu barang


akan meningkat, walaupun harga barang tersebut tidak berubah.
 Harga barang- barang lain yang terkait, permintaan terhadap susu murni akan meningkat
apabila harga susu bubuk naik.
 Selera, permintaan terhadap sepatu olahraga dengan alas tipis (sepatu Bruce Lee)
sekarang ini masih rendah, sebaliknya sepatu olahraga dengan alas tebal ( Nike, Ardiles,
dn sebagainya ) semakin meningkat. Hal itu terutama karena ad perubahan selera.
 Jumlah penduduk, semakin besar jumlah penduduk di suatu daerah, semakin banyak
permintaan terhadap suatu produk didaerah tersebut. Permintaan beras di Indonesia setiap
tahun selalu naik. Tentu saja, karena jumlah penduduk Indonesia semakin lama semakin
banyak. Sehingga jumlah beras yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan mereka pun
semakin banyak. Ini tercermin dengan permintaan beras yang selalu naik.

11
An’im Fattach. Teori permintaan dan penawaran dalam Ekonomi Islam. Vol. II no. 3. Jurnal penelitian ilmu
manajemen. (Lamongan : Universitas Islam Lamongan, 2017).
12
Muhammad Farid. Teori permintaan dalam pandangan Islam. Vol I no.2. (Lumajang : IAI Syarifuddin Lumajang,
2014). Hal 109-110.
Kurva penawaran

Harga Kuantitas yg ditawarkan Titik/Pereode

2500 625 A

2000 600 B

1500 550 C

Jumlah Barang yg ditawarkan, Tingkat Harga di pasar, & Periode Berdasarkan Hukum
Permintaan

 Apabila harga naik maka kuantitas yang ditawarkan naik


 Apabila harga turun maka kuantitas yang ditawarkan akan turun
Kurva permintaan

 Seorang individu di pasar akan dipengaruhi oleh harga;

Harga Kuantitas Yg Diminta (Q) Pereode

1000 200 A
900 250 B

800 325 C

750 400 D

600 450 E

500 525 F

Tabel

Besarnya perubahan permintaan dbagi akibat dari berubahnya harga tidak sama dari suatu titik
ke titik berikutnya.13

Seorang muslim diminta untuk mengambil sikap moderat dalam memperoleh dan menggunakan
sumber daya. Dia tidak boleh israf ( royal, berlebih- lebihan ), tetapi juga dilarang bukhl (pelit).
Allah SWT berfirman dalam Al- Qur’an surat Al- An’aam ayat 141

‫َو ُهَو اَّلِذ ي َأْنَش َأ َج َّناٍت َم ْعُروَش اٍت َو َغْيَر َم ْعُروَش اٍت َو الَّنْخ َل َو الَّز ْر َع ُم ْخ َتِلًفا ُأُك ُلُه َو الَّز ْيُتوَن َو الُّر َّم اَن ُم َتَش اِبًها َو َغْي َر ُم َتَش اِبٍه ُك ُل وا‬
‫ِم ْن َثَم ِر ِه ِإَذ ا َأْثَم َر َو آُتوا َح َّقُه َيْو َم َحَص اِدِه َو ال ُتْس ِرُفوا ِإَّنُه ال ُيِح ُّب اْلُم ْس ِر ِفيَن‬
yang artinya :

13
A Arwani. 2014. elc.stain-pekalongan.ac.id
“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon
kurma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa
(bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-
macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan
dikeluarkan zakatnya); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebihan.”

jika manusia dilarang untuk berlebih-lebihan, itu berarti manusia sebaiknya melakukan
konsumsi seperlunya saja. Pengamalan yang bisa kita ambil dari surat diatas berarti juga sikap
memerangi kemubaziran, pamer, mengkonsumsi barang-barang yang tidak perlu. Dalam bahasa
ekonomi, perilaku konsumsi Islami yang tidak berlebih-lebihan berarti membawa pola
permintaan Islami lebih didorong oleh fakor kebutuhan (needs) daripada keinginan (wants).14

Sedangkan penawaran adalah banyaknya barang yang ditawarkan oleh penjual pada suatu
pasar tertentu, pada periode tertentu dan pada tingkat harga tertentu.15 Hukum penawaran
berbunyi “Perbandingan lurus antara harga terhadap jumlah barang yang ditentukan, yaitu
apabila harga naik, maka penawaran akan meningkat, sebaliknya apabila harga turun
penawaran akan turun”. Hukum penawaran tersebut menunjukan adanya hubungan antara
penawaran dengan harga. Teori ini dapat dijelaskan, jika pada suatu pasar terdapat penawaran
suatu produk yang relatif sangat banyak, maka:

 Barang yang tersedia dipasar dapat memenuhi semua permintaan, sehingga untuk
mempercepat penjualan produsen akan menurunkan harga jual produk tersebut.
 Penjual akan berusaha untuk meningkatkan dan memperbesar keuntungan dengan cara
secepat mugkin dengan memperbanyak jumlah penjualan produknya (mengandalkan turn
over yang tinggi).
Sebaliknya jika suatu pasar terjadi penawaran suatu produk relatif sedikit, maka yang
terjadi adalah harga akan naik. Keaadan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
 Barang yang tersedia pada produsen relatif sedikit sehingga manakala jmlah permintaan
stabil, maka produsen akan berusaha menjual jumlah produknya dengan menaikkan harga
juaalnya.
14
Mustafa Edwin Nasution. Pengenalan Eklusif: Ekonomi Islam. (Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup, 2006). Hal 85-88.
15
Sumar’in. Ekonomi Islam. ( Yogyakarta :Graha Ilmu,2013). Hal 117.
 Produsen / penjual hanya akan meningkatkan keuntungan dari menaikkan harga.16

Faktor- faktor yang mempengaruhi penawaran adalah sebagai berikut :

 Harga barang, apabila harga barang yang ditawarkan mengalami kenaikan, jumlah barang
yang ditawarkan juga akan meningkat. Sebaliknya, jika harga barang yang ditawarkan
turun, jumlah barang yang ditawarkan penjual juga akan turun.
 Harga barang pengganti, apabila harga barang pengganti meningkat, penjual akan
meningkatkan jumlah barang yang ditawarkan.
 Biaya produksi, berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi, seperti
biaya untuk membeli bahan baku, gaji pegawai, penolong dan lain sebaginya.
 Kemajuan teknologi, sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya barang yang ditawarkan.
Adanya teknologi yang lebih modern akan memudahkan produsen dalam menghasilkan
barang dan jasa.
 Pajak, ketetapan pemerintah terhadap suatu produk sangat berpengaruh terhadap tinggi
rendahnya harga.
 Perkiraan harga pada masa depan, jika perusahaan memperkirakan harga barang dan jasa
naik, sedangkan penghasilan masyarakat tetap maka perusahaan akan menurunkan jumlah
barang dan jasa yang ditawarkan.17

Di dalam firman-Nya dalam surat Luqman ayat 20 telah dijelaskan sebagai berikut :

‫َأَلْم َتَر ْو ا َأَّن َهَّللا َس َّخ َر َلُك ْم َم ا ِفي الَّسَم اَو اِت َو َم ا ِفي اَأْلْر ِض َو َأْس َبَغ َع َلْيُك ْم ِنَع َم ُه َظاِهَر ًة َو َباِط َنًةۗ َوِم َن الَّناِس َم ْن ُيَج اِد ُل ِفي ِهَّللا ِبَغْي ِر‬
‫ِع ْلٍم َو اَل ُهًدى َو اَل ِكَتاٍب ُمِنيٍر‬

Artinya :

“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa
yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.
Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan
atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.”

16
Ibid. Hal 140-141.
17
Siti Nur Fatoni. Pengantar Ilmu Ekonomi. (Bandung : Pustaka Setia, 2014). Hal 46-47.
Dalam memanfaatkan alam yang telah disediakan Allah bagi keperluan manusia,
larangan yang harus dipatuhi adalah: “janganlah kamu membuat membuat kerusakan dimuka
bumi”. Larangan ini tersebar dibanyak tempat dalam Al-qur’an dan betapa Allah sangat
membenci mereka yang berbuat kerusakan dimuka bumi. Produksi islami mengharamkan bagi
manusia untuk menghasilkan produk-produk yang apabila dikonsumsi akan menimbulkan
kerusakan, baik itu rusaknya kesehatan, apalagi rusaknya moral dan kepribadian. Contoh, jika
telah terbukti secara ilmiah bahwa rokok menimbulkan begitu banyak mudarat dibandingkan
manfaat yang dihasilkannya, maka memproduksi rokok adalah hal yang tidak islami.

Aturan etika dan moral yang membatasi kegiatan produksi tersebut tentu saja
berpengaruh terhadap fungsi penawaran barang dan jasa sebagai contoh, apabila suatu proses
produksi menghasilkan polusi, maka biaya lingkungan dan sosial tersebut harus dihitung dalam
ongkos produksi sehingga ongkos meningkat, penawaran akan berkurang. Dampaknya kurva
penawaran akan bergeser ke kiri. Dinegara barat, hal tersebut telah dilakukan dengan
mengenakan pajak polusi atau dikenal dengan istilah pigouvian tax yang tujuannya agar
perusahaan memperhitungkan biaya eksternal yang timbul akibat kegiatan produksinya sehingga
memengaruhi keputusan produksi dan penjualannya.18

18
Mustafa Edwin Nasution. Pengenalan Eklusif: Ekonomi Islam. (Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup, 2006). Hal 93-95.
Pada tingkat harga P1 jumlah barangyang ditawarkan oleh penjual adalah sebesar Qs1,
sementara jumlah barang yang diminta hanya sebesar Q1. Dengan demikian, petani tidak
mendapatkan cukup pembeli. Untuk mendapatkan tambahan pembeli ia menurunkan harga jual
produknya, dari P1 menjadi P2, sehingga jumlah pembelinya naik dari Q1 menjadi Q2.\

1.7 Teori produsen menyangkut teori produksi dan konsumsi islami


1.7.1 Produksi islami
Produksi didefinisikan sebagai penciptaan guna dan penambahan nilai pada guna itu. Menurut
Fraser “jika mengonsumsi berarti mengambil guna, maka produksi berarti menaruh guna”.
Tanah, tenaga kerja, modal, dan perusahaan pada umumnya disebut faktor produksi. Dalam
pengertian ekonomi, produksi mencakup rantai yang panjang yang mencangkup industri dan jasa
seperti : penggalian tambang, memancing ikan, pertanian, pengolahan yang mengubah bahan
mentah menjadi barang jadi, jasa perdagangan semacam jual beli, transportasi, perbankan dan
asuransi, serta jasa-jasa dari sektor yang banyak jenisnya seperti pelayan, pekerja, dokter,
insinyur, ahli hukum, dan guru.
Konsep islam mengenai produksi kekayaan memiliki basis yang amat luas. Tuhan telah
menciptakan manusia dan mengetahui hakikat manusia itu yang menyukai kekayaan dengan
keinginan untuk mengakumulasi, memiliki, serta menikmatinya. 19 Al-qur’an menyatakan :
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu :
wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-
binatang ternak dan sawah ladang...” (Qs. Ali ‘Imran [30]:14).
Dapat didefinisikan bahwa produksi yang islami adalah kepentingan manusia yang
sejalan dengan moral islam, harus menjadi fokus atau target dari kegiatan produksi. Tujuan dari
produksi islami adalah pemenuhan sarana kebutuhan manusia pada takaran moderat baik dimasa
sekarang maupun yang akan datang, menyadari bahwa ekonomi baik natural resources atau non
natural resources tidak hanya diperuntukkan bagi manusia yang hidup sekarang tetapi juga
untuk masa mendatang, dan yang terakhir adalah pemenuhan sarana bagi kegiatan sosial dan
ibadah kepada Allah.20

19
Muhammad Sharif Chaudry. Sistem Ekonomi Islam : Prinsip dasar (Fundamental of Islamic Economic System).
(Surabaya : Prenadamedia Group, 2011). Hal 47-48.
20
Pusat pengkajian dan pengembangan Ekonomi Islam (P3EI). 2019. Ekonomi Islam. (Jakarta : PT Rajagrafindo
Persada, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta). Hal 230-234.
Menurut Al-Syaibani sebagaimana dikutip oleh Arifin bahwa usaha produktif (al iktisab)
adalah usaha untuk menghasilkan harta melalui cara-cara yang diperbolehkan syariat (halal).
Secara tidak langsung pengertian ini telah memberikan batasan antara teori produksi yang Islami
dengan teori produksi konvensional yang bebas nilai dan norma. Sedangkan dalam ekonomi
Islam, nilai merupakan kunci yang tidak bisa ditawar-tawar, karena Islam itu sendiri adalah
sumber nilai dalam segala aspek kehidupan, termasuk ekonomi. Jadi nilai syariat Islamlah
menjadi ruh dalam epistemologi ilmu ekonomi Islam.

1.7.2 Faktor-faktor produksi islami


Menurut M. Nejatullah Siddiqi sebagaimana dikutip oleh Marthon bahwa di kalangan
para ekonom muslim, belum ada kesepakatan tentang faktor-faktor produksi. Ada yang
berpendapat terdiri atas amal/kerja (labor), tanah (land), modal (capital), juga ada yang
memasukkan tanah (land) ke dalam modal (capital). Seperti yang dikemukakan oleh An-Najjar
bahwa faktor produksi terdiri dari dua unsur, yaitu amal (labor) dan modal (capital).
 Amal/Kerja
Dalam syariah Islam, amal adalah segala daya dan upaya yang dicurahkan dalam
menghasilkan dan meningkatkan kegunaan barang dan jasa, baik dalam bentuk teoritis
(pemikiran, ide, konsep) maupun aplikatif (tenaga, gerakan) yang sesuai dengan syariah.
Seperti halnya rutinitas dalam sebuah industri (perusahaan), perdagangan, pertanian,
kedokteran, pendidikan, maupun jasajasa sosial lainnya. Selain itu, segala kemampuan
dan sumber-sumber kehidupan yang ada menuntut manusia terhadap pemberdayaan yang
memiliki nilai guna dalam kehidupan. Bekerja merupakan pondasi dasar dalam produksi
sekaligus berfungsi sebagai pintu pembuka rezeki. Menurut Ibnu Khaldun, bekerja
merupakan unsur yang paling dominan bagi proses produksi dan merupakan sebuah
ukuran standar dalam sebuah nilai. Proses produksi akan sangat bergantung terhadap
usaha atau kerja yang dilakukan oleh para karyawan, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
 Modal (Capital)
Dalam pandangan ekonomi, capital adalah bagian dari harta kekayaan yang digunakan
untuk menghasilkan barang dan jasa, seperti mesin, alat produksi, equipment (peralatan),
gedung, fasilitas kantor, transportasi, dan lain sebagainya. Dalam operasionalnya, capital
mempunyai kontribusi cukup berarti bagi terciptanya barang dan jasa. Sebagai
konsekuensi, capital berhak mendapatkan kompensasi atas jasa yang telah diberikan.
Berdasarkan jangka waktu penggunaan capital, asset (kekayaan) bisa dibedakan menjadi
dua macam, yaitu fixed asset (aset tetap) dan variable asset (aset berubah). Fixed asset adalah
capital yang digunakan untuk beberapa proses produksi dan tidak terjadi perubahan, seperti
bangunan, mesin, dan peralatan. Variable asset adalah capital yang digunakan untuk satu proses
produksi dan akan mengalami perubahan seiring dengan perubahan proses produksi yang
dilakukan, seperti labor, sumber energi, dan lainnya. Seperti halnya capital yang digunakan
untuk kegiatan perdagangan, pertanian, ataupun peternakan.
Di dalam ajaran Islam ditemukan sejumlah ayat al-Qur’an, baik secara tersirat ataupun
tersurat menjelaskan pentingnya aktivitas produksi untuk kemaslahatan manusia, baik dirasakan
secara individu ataupun masyarakat. Salah satu ayatnya adalah sebagai berikut, yang artinya :
“Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu
dalam peperanganmu, Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).”(QS. Al-Anbiya : 80).21
1.7.3 Konsumsi islami
Teori Perilaku konsumen (consumer behavior) mempelajari bagaimana manusia memilih
di antara berbagai pilihan yang dihadapinya dengan memanfaatkan sumberdaya (resources) yang
dimilikinya. Ada tiga nilai dasar yang menjadi fondasi bagi perilaku konsumsi masyarakat
muslim, yaitu :

 Keyakinan akan adanya hari kiamat dan kehidupan akhirat, prinsip ini mengarahkan
seorang konsumen untuk mengutamakan konsumsi untuk akhirat daripada dunia.
Mengutamakan konsumsi untuk ibadah daripada konsumsi duniawi. Konsumsi untuk
ibadah merupakan future consumption (karena terdapat balasan surga di akhirat),
sedangkan konsumsi duniawi adalah present consumption.
 Konsep sukses dalam kehidupan seorang muslim diukur dengan moral agama Islam, dan
bukan dengan jumlah kekayaan yang dimiliki. Semakin tinggi moralitas semakin tinggi
pula kesuksesan yang dicapai. Kebajikan, kebenaran dan ketaqwaan kepada Allah
merupakan kunci moralitas Islam. Kebajikan dan kebenaran dapat dicapai dengan prilaku
yang baik dan bermanfaat bagi kehidupan dan menjauhkan diri dari kejahatan.

21
Efrita Nurman dan Samsul Basri. Konsep Produksi islami. (Bogor: El-Mal (Jurnal kajian ekonomi dan bisnis
islam) IAI Sahid, 2018). Hal 146-168.
 Kedudukan harta merupakan anugrah Allah dan bukan sesuatu yang dengan sendirinya
bersifat buruk (sehingga harus dijauhi secara berlebihan). Harta merupakan alat untuk
mencapai tujuan hidup, jika diusahakan dan dimanfaatkan dengan benar.

1.7.4 Prinsip konsumsi dalam islam


Ada 3 prinsip konsumsi yang digariskan oleh Islam, yakni konsumsi barang halal,
konsumsi barang suci dan bersih, dan tidak berlebihan. Pertama, prinsip halal : seorang muslim
diperintah oleh Islam untuk makan makanan yang halal (sah menurut hukum islam dan
diizinkan), dan tidak mengambil yang haram. Kedua, prinsip kebersihan dan menyehatkan : Al-
qur’an memerintahkan manusia : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan, karena
sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah [2]:168). Ketiga,
prinsip kesederhanaan : Prinsip kesederhanaan dalam konsumsi berarti bahwa orang haruslah
mengambil makanan dan minuman sekadarnya saja dan tidak berlebihan, karena makan
berlebihan itu berbahaya bagi kesehatan. Di dalam Al-qur’an dijelaskan dalam surah Al-A’raaf
[7]:31) yang artinya : “...Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan...”.22

1.8 Harga dan persaingan


Menurut Hassan (2014:521) harga merupakan segala bentuk biaya moneter yang
dikorbankan oleh konsumen untuk memperoleh, memiliki, memanfaatkan sejumlah kombinasi
dari barang berserta pelayanan dari suatu produk. Bagi perusahaan penetapan harga merupakan
cara untuk membedakan penawarannya dari para pesaing. Kotler dan Keller (2012:410),
menyatakan harga harus mencerminkan nilai konsumen bersedia membayar harga dibandingkan
harus mencerminkan hanya biaya pembuatan produk atau memberikan layanan. Artinya harga
merupakan sejumlah uang yang dibutuhkan atau ditukarkan ke konsumen untuk mendapatkan
atau memiliki suatu barang yang memiliki manfaat serta penggunaannya. Untuk menentukan
penetapan harga para pelaku usaha dan perusahaan dituntut untuk mengetahui siapakah target

22
Muhammad Sharif Chaudry. Sistem Ekonomi Islam : Prinsip dasar (Fundamental of Islamic Economic System).
(Surabaya : Prenadamedia Group, 2011). Hal 137-140.
pasar yang ingin dituju. Oleh karna itu perusahaan harus memperhatikan penetapan harga yang
akan diambil.23
Menurut Philip Kotler: Harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan; unsur-unsur lainnya menghasilkan biaya. Harga adalah unsur bauran
pemasaran yang paling mudah disesuaikan; ciri-ciri produk, saluran, bahkan promosi
membutuhkan lebih banyak waktu. Harga juga mengkomunikasikan posisi nilai yang
dimaksudkan perusahaan tersebut kepada pasar tentang produk dan mereknya.24
Fandy Tjiptono mengatakan bahwa agar dapat sukses dalam memasarkan suatu barang
atau jasa, setiap perusahaan harus menetapkan harganya secara tepat. Harga merupakan satu-
satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan,
sedangkan ketiga unsur lainnya (produk, distribusi, dan promosi) menyebabkan timbulnya biaya
(pengeluaran). Di samping itu harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel,
artinya dapat diubah dengan cepat. Berbeda halnya dengan karakteristik produk atau komitmen
terhadap saluran distribusi. Kedua hal terakhir tidak dapat diubah/disesuaikan dengan mudah dan
cepat, karena biasanya menyangkut keputusan jangka panjang.25
Prof. DR. H. Buchari Alma mengatakan bahwa dalam teori ekonomi, pengertian harga,
nilai dan utility merupakan konsep yang paling berhubungan. Yang dimaksud dengan utility
ialah suatu atribut yang melekat pada suatu barang, yang memungkinkan barang tersebut dapat
memenuhi kebutuhan (needs), keinginan (wants) dan memuaskan konsumen (satisfaction). Value
adalah nilai suatu produk untuk ditukarkan dengan produk lain. Nilai ini dapat dilihat dalam
situasi barter yaitu pertukaran antara barang dengan barang. Sekarang ini ekonomi kita tidak
melakukan barter lagi, akan tetapi sudah menggunakan uang sebagai ukuran yang disebut harga.
Jadi harga (price) adalah nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang.26
Menurut Drs. Basu Swastha DH., M.B.A dan Drs. Irawan, M.B.A,”Harga adalah jumlah
uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dari produk dan pelayanannya”.27

23
Nico Rifanto Halim dan Donant Alananto Iskandar. Pengaruh kualitas produk, harga dan persaingan terhadap
minat beli. (Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Islam Attihiriyah, 2019). Hal 418.
24
Kotler. Manajemen Pemasaran (edisi ke sebelas) jilid 2. (Jakarta : Gramedia, 2005). Hal 139.
25
Fandy Tjiptono. Strategi Pemasaran. (Yogyakarta : Penerbit Andi, 1997). Hal 151.
26
Prof. DR. H. Buchari Alma. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. (Bandung : CV ALFABETA, 2005).
Hal 169.
27
Drs. Basu Swastha DH., M.B.A dan Drs. Irawan, M.B.A. Manajemen Pemasaran Modern . (Yogyakarta : Liberty,
2005). Hal 241.
Menurut Rachmat Syafei, harga hanya terjadi pada akad, yakni sesuatu yang direlakan
dalam akad, baik lebih sedikit, lebih besar, atau sama dengan nilai barang. Biasanya, harga
dijadikan penukar barang yang diridai oleh kedua pihak yang akad.28
Menurut Ibnu Taimiyah yang dikutip oleh Yusuf Qardhawi: “Penentuan harga
mempunyai dua bentuk; ada yang boleh dan ada yang haram. Tas’ir ada yang zalim, itulah yang
diharamkan dan ada yang adil, itulah yang dibolehkan”.29
Fauzi (2015:71) menyatakan bahwa persaingan dalam konteks pemasaran adalah keadaan
dimana peusahaan pada pasar produk atau jasa tertentu akan memperlihatkan keunggulannya
masing-masing, dengan atau tanpa terikat peraturan tertentu dalam rangka meraih pelanggannya.
Menurut Muhardi (2007:41) indikator persaingan terbagi dalam: harga, kualitas produk, waktu
penyampaian, dan fleksibilitas.
1.8.1 Pasar Persaingan Sempurna
Pasar ialah di mana konsumen dan produsen melakukan transaksi jual beli, konsumen
berperan sebagai golongan yang menentukan suatu kebutuhan akan berbagai macam produk,
sedangkan produsen berperan sebagai golongan yang menyediakan atau menawarkan produk
yang menjadi permintaan konsumen. Transaksi yang ada di pasar umumnya hanya di lakukan
oleh pembeli dan penjual, mereka (pembeli dan penjual) berperan besar ssebagai penentu nilai
jual sebuah produk.
Mekanisme pasar ialah suatu sistem yang menyeimbangkan permasalahan yang terjadi
dalam perekonomian suatu pasar. Mekanisme pasar biasanya menyesuaikan sautu permintaan
(demand) dan suatu penawaran (supply), sehingga para produsen dapat melakukan yang terbaik
dalam memenuhi kebutuhan. Mekanisme pasar di jalankan dengan bebas sehingga dapat terjadi
kemerataan.
Pasar persaingan sempurna ialah suatu pasar di mana jumlah penjual (produsen) dan
pembeli (konsumen) sangat banyak dan produk atau barang yang ditawarkan atau dijual sejenis
atau seragam. Contoh barang yang di jual pada pasar jenis ini adalah beras, gandum, sembako,
sayur, buah-buahan, dan keperluan rumah tangga lainnya. Pasar persaingan sempurna merupakan
pasar di mana penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi harga sehingga harga di pasar
betul-betul merupakan hasil kesepakatan dan interaksi antara penawaran dan permintaan.
1.8.2 Fungsi pasar Persaingan sempurna
28
Prof.DR.H.Rachmat Syafei, MA. Fiqih Muamalah. (Bandung : Pustaka Setia, 2000). Hal 87.
29
DR. Yusuf Qardhawi.Norma Dan Etika Ekonomi Islam. (Jakarta : Gema Insani, 1997). Hal .257.
Kelebihan pasar persaingan sempurna, yaitu ssebagai berikut :
1) Tidak ada kekuasaan di pasar
Harga yang ada di tetapkan di pasar cenderung stabil karena produk yang di jual sangat
banyak, oleh karena itu penjual tidak dapat megubah nilai jual.
2) Efisien
Efisiensi produksiadalah menggunakan biaya se-minimal mungkin dalam melakukan
produksi.Ada juga yang disebut Efisiensi alokasi adalah setiap barang/jasa sampai ke titik
maksimal memberikan manfaat marjnal ke konsumen.
3) Dapat menimimalkan biaya iklan dan produksi
Karena produk atau barang yang di hasilkan hampir sama kualtasnya, maka setiap jenis
produk akan sulit di bedakan satu dengan yang lain.
4) Informasi pasar yang jelas
Pembeli bisa meminimkan tingakt kecurangan yang bisa di lakukan suatu oknum yang
ada di pasaran. Semua aturan dan prosedur yang sudah ada menjadi hal yang harus di
patuhi oleh semua orang melakukan transaksi di pasar.
Kekurangan pasar persaingan sempurna
1) Minim produk Karena barang yang di jual hampir sama, maka akan terjadi perebutan
pembeli olh para produsen yang mengakibatkan ketidak merataan hasil.
2) Minim Inovasi Dikarenakan semua produk yang di tawarkan seragam, kondisi ini juga
membuat produsen tidak memiliki motivasi dalam mengembangkan usahanya melalui
berbagai inovasi yang sebetulnya dapat dilakukan.30
Pasar persaingan sempurna adalah model pasar yang paling klasik dan paling sering
digunakan dalam analisis ilmu ekonomi. Model ini telah dianggap sebagai teori dan secara luas
digunakan untuk meramalkan keadaan ekonomi. Model ini telah mulai dibahas sejak era Adam
Smith dalam bukunya Wealth of Nations. Edgeworth, dalam bukunya Mathematical Physics
(1881), merupakan orang pertama yang mencoba menentukan definisi persaingan sempurna
secara sistematis dan jelas. Kemudian konsep persaingan sempurna ini mendapatkan definisi
yang lengkap dalam buku Risk, Uncertainty and Profit tulisan Frank Knight (1921).
Adapun ciri-ciri pasar persaingan sempurna adalah :

30
Naufal Rizky. Struktur pasar persaingan sempurna. (Sidoarjo : Fakultas Sains dan Teknologi Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo, 2020). Hal 5-7.
1. Banyak pembeli/perusahaan dalam pasar. Karena jumlah perusahan sangat banyak dan
relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah produksi dalam industri tersebut.
Menyebabkan kenaikan atau penurunan harga, sedikitpun tidak mempengaruhi harga
yang berlaku dalam pasar tersebut.
2. Penjual dan pembeli tidak mampu menentukan harga. Karena demikian banyaknya
perusahaan/penjual dan pembeli yang terdapat di dalam pasar, maka keduanya tidak
dapat menentukan atau merubah harga pasar. Harga barang di pasar ditentukan oleh
interaksi diantara keseluruhan produsen dan keseluruhan pembeli.
3. Penjual/perusahaan dapat dengan mudah masuk/keluar ke/dari pasar. Apabila ada
produsen yang ingin melakukan kegiatan di suatu industri dalam struktur pasar
persaingan sempurna, produsen dengan mudah melakukan kegiatan tersebut. Sebaliknya,
jika penjual/perusahaan mengalami kerugian, maka ia dengan mudah meninggalkan
industri tersebut.
4. Setiap produsen/perusahaan/penjualan menghasilkan/menjual barang yang sama
(homogen). Barang yang dihasilkan berbagai perusahaan tidak mudah untuk dibeda-
bedakan. Pembeli tidak dapat membedakan yang mana dihasilkan oleh produsen A atau
B. Oleh karena itu, promosi dengan iklan tidak akan memberikan pengaruh terhadap
penjualan produk.
5. Pembeli mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang keadaan di pasar. Pembeli
mengetahui tingkat harga yang berlaku dan perubahan-perubahan ke atas harga tersebut.
Sehingga produsen tidak dapat menjual barangnya dengan harga yang lain lebih tinggi
dan pada yang berlaku di pasar.31
1.9 Monopoli
Pasar monopoli adalah kondisi di mana hanya ada satu atau sedikit penjual di dalam pasar
sehingga tak ada pihak lain yang menyainginya. Kata “monopoli” sendiri berasal dari bahasa
32
Yunani. “Monos” berarti “satu” dan “polein” berarti “menjual”. Pasar ini juga disebut tidak
memiliki unsur persaingan. Adapun ciri-cirinya secara umum adalah sebagai berikut :
1. Pasar Monopoli adalah industri satu perusahaan.

31
Posma Sariguna Johnson kennedy. Modul Ekonomi mikro Pasar Persaingan Sempurna. (Jakarta : Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Kristen Indonesia, 2018). Hal 4-5.
32
Pasar Monopoli Hal 1. (17 Januari 2022). Diakses pada 16 Oktober 2023. Dari artikel ilmiah :
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220114102328-97-746526/pasar-monopoli-pengertian-ciri-ciri-dan-
contoh.
Sifat ini sudah secara jelas dilihat dari definisi monopoli diatas, yaitu hanya ada satu saja
perusahaan dalam industri tersebut. Barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat
diberi dari tempat lain. Para pembeli tidak mempunyai pilihan lain, kalau mereka
menginginkan barang tersebut maka mereka harus membeli dari perusahaan monopoli
tersebut.
2. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip.
Barang yang dihasilkan perusahaan tidak monopoli, tidak dapat digantikan oleh barang
lain yang ada dalam pasar. Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang
tidak terdapat barang mirip (close substitute) yang dapat menggantikan barang tersebut.
3. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri Sifat ini merupakan sebab
utama yang menimbulkan perusahaan yang mempunyai kekuasaan monopoli. Adanya
hambatan kemasukan yang sangat tangguh menghadirkan berlakunya keadaan yang
seperti itu. Ada beberapa bentuk hambatan kemasukan dalam pasar monopoli.Ada yang
bersifat legal yaitu dibatasi dengan undang-undang. Ada yang bersifat teknologi yaitu
teknologi yang digunakan sangat canggih dan tidak mudah dicontoh.Dan ada pula yang
bersifat keuangan yaitu modal yang diperlukan sangat besar.
4. Dapat mempengaruhi penentuan harga Karena perusahaan monopoli merupakan satu-
satunya penjualan didalam pasar maka, perusahaan monopoli dipandang sebagai penentu
harga atau price setter. Dengan mengadakan pengendalian ke atas produksi dan jumlah
barang yang ditawarkan perusahaan monopoli dapat menentukan harga pada tingkat yang
dikendakinya.
5. Promosi iklan kurang diperlukan Karena perusahaan monopoli adalah satu-satunya
perusahaan didalam industri, ia tidak perlu mempromosikan barangnya dengan
menggunakan iklan. Walau bagaimanapun perusahaan monopoli sering membuat
iklan.Iklan tersebut bukanlah bertujuan untuk menarik pembeli, tetapi untuk memelihara
hubungan baik dengan masyarakat.
Hal-hal yang dapat menimbulkan monopoli diantaranya:
1) Adanya penguasa bahan mentah (sumber daya) tertentu. Satu jenis produk tertentu
mungkin hanya dapat dihasilkan dengan menggunakan faktor produksi tertentu.
Misalnya, Perusahaan Listrik Negara (PLN). Karena listrik merupakan kebutuhan vital
masyarakat secara luas, maka penguasaan atau pengelolanya ditangani oleh pemerintah
seperti yang tercantum dalam UUD 1945. Satu perusahaan yang memiliki tanah atau
hutan yang menghasilkan jenis kayu tertentu (ukir misalnya) maka perusahaan tersebut
mempunyai kedudukan monopoli untuk produksi kayu ukir.
2) Adanya penguasaan teknik produksi tertentu atau memiliki keunggulan teknologi. Satu
produsen yang memiliki teknik atau keunggulan teknologi jauh diatas calon pesaingnya,
untuk satu periode tertentu dapat mempunyai kedudukan monopoli. Misalnya penguasaan
teknik foto, dulu hanya ada pada “Kodak”, sehingga sampai sekarang orang sering
menyebut tustel dengan sebutan kodak. Demikian pula dengan 8 IBM, untuk menyebut
komputer. Selama teknik produksi tidak ada yang meniru, maka pasar barang-barang
tersebut akan dikuasai oleh si monopolis.
3) Adanya penguasaan hak paten untuk produk tertentu (merupakan unsur yuridis). Untuk
mendapatkan hak paten ini biasanya harus didahului oleh adanya suatu penemuan.Satu
produsen menemukan cara-cara produksi baru atau menghasilkan produk jenis baru
kemudian dimintakan hak paten pada pemerintah. Dalam hal ini produsen mendapatkan
monopoli untuk menghasilkan barang tersebut. Misalnya Graham Bell untuk pesawat
telepon dan Thomas Edison untuk bola lampu pijar.Hak paten ini diberikan oleh
departemen kehakiman dan mempunyai masa berlaku tertentu. Selama jangka waktu
tersebut maka tidak ada orang lain yang dapat memproduksi barang yang sama, karena
jika memproduksi maka akan dituntut ke pengadilan.
4) Adanya lisensi (izin). Hal ini terjadi karena diperoleh secara institusional (kelembagaan).
Misalnya monopoli yang dipegang oleh PT ASTRA Internasional, yaitu monopoli unutk
perakitan dan penjualan mobil baru merk TOYOTA.
5) Adanya monopoli yang diperoleh secara alamiah (tidak perlu adanya hak paten atau
lisensi). Misalnya karena faktor luas pasar yang terlalu besar sehingga tidak
memungkinkan untuk dilayani oleh lebih dari satu penjual. Masuknya perusahaan baru
biasanya tidak akan menguntungkan, sebab perusahaan lama yang memegang monopoli
sudah mempunyai pengalaman yang lebih luas dan mempunyai kekayaan non material
atau good will dari masyarakat. Oleh sebab itu pendatang baru akan dapat bertahan jika
mempunyai teknologi yang lebih efisien.33
1.10 Oligopoli

33
Muh. Raufmansyah, dkk. Pasar Monopoli. (Gowa : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2021). Hal 7-8.
Oligopoli adalah pasar dimana penawaran satu jenis barang dikuasai oleh
beberapa perusahaan. Umumnya jumlah perusahaan lebih dari dua tetapi kurang dari
sepuluh. Praktek oligopoli biasanya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan
perusahaan-perusahaan untuk masuk ke dalam pasar, dan tujuan perusahaan-perusahaan
melakukan oligopoli adalah sebagai salah satu usaha untuk menikmati suatu keuntungan
dengan menetapkan harga jual terbatas, sehingga menyebabkan persaingan harga diantara
pelaku usaha yang melakukan praktik oligopoli menjadi tidak ada. Struktur pasar
oligopoli umumnya terbentuk pada industri-industri yang memiliki modal yang tinggi,
seperti, industri semen, industri mobil, dan industri kertas.34
Oligopoli adalah tempat jual beli yang terdiri dari beberapa macam jenis perusahaan,
“sehingga perilaku dari salah satu perusahaan cenderung akan berpengaruh secara drastis
terhadap pengusaha“ yang lain yang ikut didalamnya. Dan akhirnya akan ada sifat yang
“saling ketergantungan” diaantara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainya yang
ikut didalam pasar oligopoli. Sebagai contoh jika perusahaan pertama menurunkan
nominal harga dan perusahaan kedua tidak menurunkan nominal harga, maka
perusahaan-perusahaan yang kedua tidak menurunkan harga cenderung akan kehilangan
pelanggan secara drastis. Di beberapa macam bentuk pasar persaingan tidak sempurna,
para pelaku dalam pasar oligopoli cenderung menunjukkan perilaku berkompetitif yang
paling berat. Sebelum mengambil suatu keputusan atau langkah, sebuah perusahaan akan
memperhitungkan atau menunggu reaksi dari para pesaingnya. Tidak heran jika
permainan dalam suatu pasar oligopoli mirip dengan permainan catur atau skak. Dan Jika
perusahaan atau pengusaha mengambil langkah secara benar, maka perusahaan akan
mendapatkan keuntungan atau gain berlipat ganda, akan tetapi jika perusahaan atau
pengusaha salah dalam mengambil kebijakan, perusahaan bisa bangkrut atau tidak ada
pemasukan kedalam perusahaan tersebut.35
Oligopoli adalah istilah dalam ilmu ekonomi yang mengacu pada suatu struktur
pasar di mana hanya beberapa perusahaan besar yang menguasai suatu industri atau pasar
tertentu. Ciri khas dari oligopoli meliputi:

34
Indah Ayu Rahmawati. “Penetapan Harga pada pasar Oligopoli”. Vol. 2 No. 2. (Surabaya : Maliyah (Jurnal
hukum bisnis Islam, 2012). Hal 471.
35
Luailyus Alhaqypan Ashfahanni. “Pasar Oligopoli”. (Sidoarjo : Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, 2020). Hal
3.
1) Sedikit Perusahaan Utama : Dalam oligopoli, terdapat hanya beberapa perusahaan besar
yang memiliki pangsa pasar yang signifikan. Biasanya, ini berarti hanya ada beberapa
pemain utama yang menguasai industri tersebut.
2) Interdependensi : Perusahaan dalam oligopoli sangat saling bergantung satu sama lain.
Keputusan dan tindakan satu perusahaan dapat berdampak besar pada strategi dan hasil
pesaingnya. Interdependensi ini sering mengarah pada interaksi strategis yang kompleks.
3) Hambatan Masuk : Pasar oligopoli sering memiliki hambatan yang tinggi untuk
perusahaan baru yang ingin memasuki pasar tersebut. Hambatan ini bisa berupa
persyaratan modal besar, skala ekonomi, atau faktor lain yang membuat sulit bagi
perusahaan baru untuk bersaing secara efektif.
4) Diferensiasi Produk : Perusahaan dalam oligopoli mungkin melakukan diferensiasi
produk, yaitu menawarkan produk atau layanan yang sedikit berbeda untuk membedakan
diri dari pesaing. Hal ini bisa membantu mengurangi persaingan harga langsung.
5) Kekuatan Penentuan Harga : Perusahaan dalam oligopoli memiliki kemampuan untuk
memengaruhi harga pasar. Mereka harus mempertimbangkan dengan hati-hati bagaimana
keputusan harga mereka akan memengaruhi pesaing dan pasar secara keseluruhan.
6) Persaingan Non-Harga : Karena interdependensi dan keinginan untuk menghindari
perang harga, perusahaan dalam oligopoli sering terlibat dalam persaingan non-harga,
seperti periklanan, inovasi, dan peningkatan kualitas.
Semakin homogen suatu produk, maka semakin besar pula ketergantungannya terhadap
kebijakan yang di lakukan perusahaan yang dominan dalam pasar tentang harga. Karena kualitas
barang yang sama inilah yang menyebabkan tidak adanya persaingan kualitas, tetapi apabila
produk atau barangnya berbeda (diferensiasi product) maka itu akan berpeluang terjadi
persaingan antar pelaku usaha untuk saling menyesuaikan, Persaingan itu terjadi karena tidak
adanya kesepakatan yang terjalin antar pelaku usaha.36
1.11 Eksternalitas dan barang umum
Salah satu penjelasan yang cukup awal mengenai barang publik dikemukakan
oleh Paul A. Samuelson dalam tulisannya yang berjudul The Pure Theory of Public
Expenditure pada Review of Economic and Statistic (1954). Dalam tulisannya tersebut,
Samuelson menyatakan bahwa “...(goods) which all enjoy in common in the sense that
36
Indah Ayu Rahmawati. “Penetapan Harga pada pasar Oligopoli”. Vol. 2 No. 2. (Surabaya : Maliyah (Jurnal
hukum bisnis Islam, 2012). Hal 473.
each individual's consumption of such a good leads to no subtractions from any other
individual's consumption of that good...”.
Secara sederhana penjelasan Samuleson diatas mencoba menguraikan bahwa
karakterisitik utama barang publik adalah barang tersebut dapat dibagikan. Artinya,
barang publik merupakan barang yang tersedia untuk semua orang dan bersifat non
eksklusif. Dengan kata lain tidak ada persaingan yang terjadi diantara aktor-aktor yang
mencoba untuk mengakses barang publik tersebut. Lebih jauh dalam tulisannya tersebut
diuraikan bahwa barang publik dibayar atau disediakan melaui hasil pungutan pajak dan
pinjaman yang dilakukan pemerintah. Selain itu harganya bisa dinyatakan dalam tingkat
pajak (taxation) yang diperlukan untuk membiayai produksi barang-barang tersebut.
Sedangkan barang privat dibayar melalui sistem harga yang berlaku di pasar.37
Dapat disimpulkan dari penjelasan tersebut dan dapat dipahami bahwa tidak ada
pengecualian atau diskriminaisi terhadap pihak manapun dalam mengonsumsi barang
publik. Artinya, setiap warga negara diberikan kesempatan yang sama dalam mengakses
barang publik.38
Sedangkan, Eksternalitas adalah kerugian atau keuntungan yang diderita atau
dinikmati pelaku ekonomi karena tindakan pelaku ekonomi lain yang tidak tercermin
dalam harga pasar. Eksternalitas itu dapat terjadi dari empat interaksi ekonomi yaitu
sebagai berikut :
a) Efek atau dampak satu produsen terhadap produsen lain
b) Efek atau dampak samping kegiatan produsen terhadap konsumen
c) Efek atau dampak dari suatu konsumen terhadap konsumen lain
d) Efek akan dampak dari suatu konsumen terhadap produsen
Eksternalitas timbul pada dasarnya karena aktivitas manusia yang tidak mengikuti
prinsip-prinsip ekonomi yang berwawasan lingkungan. Dalam pandangan ekonomi,
eksternalitas dan ketidak efisienan timbul karena salah satu atau lebih dari prinsip-prinsip
alokasi sumber daya yang efisien tidak terpenuhi. Karakteristik barang atau sumber daya
publik, ketidaksempurnaan pasar, kegagalan pemerintah merupakan keadaan-keadaan
37
Kristian Widya Wicaksono. “Barang publik dan eksternalitas pada era otonomi daerah”. Vol. 4 No.4. (Bandung :
Kementrian dalam negeri, 2012). Hal 282.
38
Kristian Widya Wicaksono. “Barang publik dan eksternalitas pada era otonomi daerah”. Vol. 4 No.4. (Bandung :
Kementrian dalam negeri, 2012). Hal 283.
dimana unsur hak pemikiran atau pengusahaan sumber daya (property rights) tidak
terpenuhi. Sejauh semua faktor ini tidak ditangani dengan baik, maka eksternalitas dan
ketidakefisienan ini tidak bisa dihindari. Kalau ini dibiarkan, maka ini akan memberikan
dampak yang tidak menguntungkan terhadap ekonomi terutama dalam jangka panjang.39
1.12 Peran produsen dalam Islam
Produsen adalah seorang profit seeker sekaligus profit maximize sedangkan
muslim adalah suatu usaha untuk menghasilkan dan menambah daya guna dari suatu
barang baik dari sisi fisik materialnya maupun dari sisi moralitasnya, sebagai sarana
untuk mencapai tujuan hidup manusia sebagaimana yang digariskan dalam agama islam,
yaitu mencapai kesejahteraan dunia dan akhirat. Karena pada dasarnya produksi adalah
kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh
konsumen, maka tujuan produksi harus sejalan dengan tujuan konsumsi sendiri yaitu
mencapai falah. Seorang produsen muslim tidak merugikan diri sendiri maupun
masyarakat banyak, tetapi dalam norma dan etika serta akhlak yang mulia. Beberapa
aspek yang harus diterapkan oleh produsen muslim adalah:
1) Berproduksi adalah ibadah, sama saja seorang muslim mengaktualisasikan Ibadah
bersama dengan bisnis yang dijalankan.
2) Seorang muslim yakin bahwa sesuatu yang dikerjakan dengan ajaran islam tidak
membuat hidupnya menjadi sulit.
3) Berproduksi bukan untuk mencari keuntungan semata. Dalam islam harta adalah
titipan allah sebagai amanah untuk dikelola mencapai kemaslahatan.
4) Seorang muslim menghindari praktek produksi yang mengandung unsure haram
dan riba, pasar gelap dan spekulasi.40
Norma Produsen Muslim, yakni sebagai berikut :
1. Menghindari sifat tamak dan rakus.
2. Tidak melampaui batas serta tidak berbuat zalim
3. Harus memperhatikan apakah produk itu memberikan manfaat atau tidak, baik
ataukah buruk, sesuai dengan nilai dan akhlak ataukah tidak, sesuai dengan
norma dan etika ataukah tidak.

39
Farah Nahdzia, dkk. “Barang Publik dan Eksternalitas”. (Jakarta : Academia.edu, 2013). Hal 2.
40
Adiwarman Karim. “Ekonomi Mikro Islam”. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007). Hal 102.
4. Seorang muslim harus memproduksi yang halal dan tidak merugikan diri
sendiri maupun masyarakat banyak, tetap dalam norma dan etika serta akhlak
yang mulia.
“Produsen muslim harus berbeda dari produsen non muslim, tidak hanya dari tujuan,
tetapi harus pula dari kebijakan ekonomi dan strategi pasarnya”. Konsep pembangunan
yang berkesinambungan adalah konsep yang memberikan persediaan yang memadai bagi
generasi mendatang. Dengan demikian kegiatan eksplorasi alam juga sebaiknya
menyediakan untuk generasi mendatang. Sedangkan tujuan yang terakhir yaitu
berorientasi kepada kegiatan sosial dan ibadah kepada Allah memberikan implikasi yang
luas sebab produksi tidak akan selalu menghasilkan keuntungan material. Ibadah juga
kadang membutuhkan pengorbanan material. Kegiatan produksi tetap harus berlangsung
meski pun ia tidak memberikan keuntungan materi, sebab ia akan memberikan
keuntungan yang lebih besar berupa pahala di akhirat nanti.41
1.13 Kebebasan berwirausaha dalam Islam
Dalam Islam, konsep kebebasan berwirausaha atau kebebasan ekonomi memiliki
beberapa prinsip dan batasan yang didasarkan pada ajaran-ajaran agama. Meskipun Islam
mendorong kegiatan ekonomi dan berwirausaha, ada sejumlah prinsip etika dan hukum
yang harus ditaati. Dalam sebuah ayat Allah mengatakan, “Bekerjalah kamu, maka Allah
dan orang-orang yang beriman akan melihat pekerjaan kamu “ (Qs. At-Taubah: 105).
Oleh karena itu, “Apabila shalat telah ditunaikan maka bertebaranlah kamu di muka
bumi dan carilah karunia (Rizki) Allah” (Qs. Al Jumuah : 10) Bahkan Sabda Nabi,
“Sesungguhnya bekerja mencari rizki yang halal itu merupakan kewajiban setelah shalat
fardhu” (HR Tabrani dan Baihaqi) Nash ini jelas memberikan isyarat agar manusia
bekerja keras dan hidup mandiri. Bekerja keras merupakan esensi dari kewirausahaan.
Prinsip bekerja kerasadalah suatu langkah nyata yang dapat menghasilkan kesuksesan
(rezeki), tetapi harus melalui proses yang penuh dengan tantangan (resiko). Dalam
sejarahnya Nabi Muhammad SAW, istrinya dan sebagian besar sahabatnya adalah para
pedagang dan entrepreneur mancanegara yang piawai. Beliau adalah prakktisi ekonomi
dan sosok tauladan bagi umat. Sebenarnya tidaklah asing dikatakan bahwa mental
entrepreneur inheren dengan jiwa umat islam itu sendiri. Bukanlah Islam adalah agama
41
M. Nur Rianto Al Arif dan Dr. Euis Amalia.” Teori Mikro ekonomi”. (Jakarta: Kencana Media Grup, 2010). Hal
184.
kaum pedagang, disebarkan keseluruh dunia setidaknya sampai abad ke 13 M, oleh para
pedagang muslim.
Kewirausahaan dan Islam digabung menjadi kewirausahaan Islam (Islamic
Entrepreneurship) dapat dipahami sebagai sebuah usaha kreatif dalam membangun suatu
value dari asalnya belum ada menjadi ada dan dapat dinikmati orang banyak sesuai
dengan ajaran Islam. Wirausaha Islam adalah suatu proses menciptakan barang dan jasa
lewat kegiatan usaha yang disertai dengan semangat, kreativitas, inovasi, manajemen,
keterampilan komunikasi guna mendapatkan hal-hal baru dan berbeda, serta dapat
menghasilkan keuntungan sesuai dengan aturan-aturan Islam. Pada pengertian lain,
wirausaha Islam adalah seorang muslim yang mempunyai semangat untuk mandiri dalam
memulai suatu usaha/bisnis, mampu menemukan peluang- peluang usaha dan berani
menghadapi risiko apapun dalam usahanya tersebut. Maka dalam konsepsi Islam, ketika
seorang muslim membuka usaha atau menjadi wirausaha, harga dirinya tidak turun tetapi
sebaliknya dapat meningkat. Selanjutnya, dari aspek penghasilan, mempunyai usaha
sendiri dapat memberikan tambahan penghasilan atau bisa jadi jauh besar dan banyak jika
dibandingkan dengan menjadi seorang pegawai. Karena dengan menjadi wirausaha selalu
punya ide yang banyak dalam menjalankan aktivitas usahanya. Bahkan telinga, mulut,
dan mata bisa jadi sumber inspirasi dalam menangkap setiap peluang yang ada. Dengan
melihat atau mendengar sesuatu jadi terpikir dan terbersit sebuah ide untuk menghasilkan
sesuatu dan dapat dijual. Untuk itu, motivasi untuk maju dan semakin besar akan selalu
melekat dalam hati seorang pangusaha (Nuranisa, 2018).
Setiap muslim dilarang terlena dengan kehidupan dunia yang sementara (QS. Ar-
Ra‘d [13]; 26), dan tidak iri terhadap penghasilan orang lain (QS. AnNisa‘ [4]: 32).
Sebab segala prestasi yang di dapatkan di dunia akan dinilai sesuai dengan apa yang telah
dilakukan (QS An-Najm [53]: 39-40). Untuk itu, setiap muslim harus bekerja hanya
untuk mendapatkan penilaian dari Allah SWT dan Rasul-Nya (QS. At-Taubah [9]: 105)
dan untuk Allah semata (QS.Al-Insyiqaq [84]: 6), dengan cara selalu bersyukur atas
segala nikmat (QS. Al-Kautsar [108]: 1), agar Allah SWT berkenan menambah nikmat
tersebut, bukan sebaliknya memberikan azab (QS. Ibrahim [14]: 7).
Memilih berbisnis dengan cara yang diatur oleh Islam berarti mengedepankan
Qur‘an dan Sunnah sebagai pedoman dasar yang memiliki prinsip-prinsip secara global
dan spesifik. Pelaksanaan hukum-hukum syariat Islam melalui ijtihad dalam rangka
memenuhi kebutuhan manusia yang terus berkembang seiring dengan perubahan zaman
dan teknologi. Berbisnis secara syariat Islam dimaknai sebagai pelaksanaan bisnis yang
selalu mempertimbangkan nilai-nilai yang menjamin kesuksesan dan kelanggengan suatu
bisnis, karena bisnis bagi umat Islam merupakan bagian dari ibadah kepada Allah SWT
(Nuranisa, 2018).
Islam sangat menghargai kerja keras bersemangat secara mandiri dan melarang
hidup pasrah, berpangku tangan, berputus asa, pengangguran, dan mengemis. Para Nabi
yang menjadi manusia terbaik pilihan Allah SWT, termasuk orang-orang yang mau
bekerja keras seperti Nabi Adam adalah seorang petani, Nabi Nuh adalah seorang tukang
kayu, Nabi Daud AS merupakan seorang pengrajin daun kurma yang giat bekerja. Nabi
Idris AS adalah seorang penjahit, yang terkenal dermawan dimana selalu menginfakkan
kelebihan hartanya. Nabi Zakaria, AS adalah seorang tukang kayu yang handal.
Sedangkan Nabi Musa AS adalah seorang penjaga domba yang digembalakan di padang
rumput dan Nabi Muhammad SAW terkenal sebagai pengusaha sukses yang sebelumnya
sebagai pengembala domba milik orangorang Mekkah (Farid, 2017).42
1.14 Etika Produksi dan Etika Kewirausahaan
Etika produksi adalah seperangkat prinsip dan norma yang mengatur tindakan dan
perilaku produsen dalam proses produksi barang dan layanan. Tujuan dari etika produksi
adalah untuk memastikan bahwa produksi dilakukan dengan memperhatikan nilai-nilai
sosial, lingkungan, keadilan, dan integritas, serta untuk menghindari praktik-praktik yang
dapat merugikan masyarakat atau lingkungan.
Proses produksi, seorang produsen pada hakikatnya tentu akan selalu berusaha
untuk menekan biaya produksi dan berusaha untuk mendapatkan laba sebanyak
banyaknya. Dalamupaya produsen untuk memperoleh keuntungan, pasti mereka akan
melakukan banyak haluntuk memperolehnya. Termasuk mereka bisa melakukan hal hal
yang mengancam keselamataan konsumen. Padahal konsumen dan produsen
bekerjasama. Tanpa konsumen, produsen tidak akan berdaya. Seharunyalah produsen
memeberi perhatian dan menjagakonsumen sebagai tanda terima kasih telah membeli
barang atau menggunakan jasa yangmereka tawarkan. Namun banyak produsen yang

42
Kabul Wahyu Utomo, dkk. “Islamic Enterpreneurship”. (Jakarta Timur : Edu Pustaka, 2021). Hal 5-15.
tidak menjalankan hal ini. Produsen lebihmementingkan laba. Seperti banyaknya kasus
kasus yang akhirnya mengancam keselamatankonsumen karena dalam memproduksi,
produsen tidak memperhatikan hal hal buruk yangmungkin terjadi pada konsumen.
Bahkan, konsumen ditipu, konsumen ditawarkan hal-halyang mereka butuhkan, tapi pada
kenyataannya, mereka tidak mendapat apa yang mereka butuhkan mereka tidak
memperoleh sesuai dengan apa yang ditawarkan.43
Kejujuran dalam ekonomi Islam yang berhubungan dengan nilai etika dalam produksi,
terwujud dalam berbagai aspek :
1) Kejujuran yang terwujud dalam pemenuhan syarat-syarat
perjanjian dan kontrak.
2) Kejujuran yang terwujud dalam penawaran barang dan jasa
dengan mutu yang baik.
3) Kejujuran menyangkut hubungan kerja.
Seorang Muslim harus memiliki komitmen dengan kaidah-kaidah Syariah dalam
menjalankan kegiatan produksinya. Hal ini bertujuan dalam rangka menciptakan
keserasian antara kegiatan produksi dengan kegiatan lain dalam kehidupan untuk
merealisasikan tujuan syariah.44
Sedangkan, Kewirausahaan dalam perspektif Islam tidak hanya sebatas ringkasan
konsep sederhana terkait kewirausahaan dan Islam. Terdapat tiga pilar yang mendukung
kewirausahaan yang dilihat dari perspektif Islam.45
Etika atau norma yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap pengusaha adalah
sebagai berikut :
 Kejujuran. Seorang pengusaha harus selalu bersikap jujur dalam hal apa pun, baik dalam
berbicara maupun bertindak. Jujur perlu agar berbagai pihak percaya terhadap apa yang
akan dilakukan. Tanpa kejujuran usaha tidak akan maju karena tidak dipercaya oleh
konsumen atau mitra kerja.

43
Khairan Konadi. “Etika Produksi”. (Aceh : Academia.Edu, 2020). Hal 1.
44
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2017.
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/10667/BAB%20II%20KERANGKA%20TEORI.pdf?
sequence=6&isAllowed=y.
45
Ali Aslan Gumusay. “Entrepreneurship from an Islamic Perspective”, dalam Journal of Business Ethics. Vol. 130
No. 1 (2015). Hal 199-208.
 Taat hukum. Pengusaha harus selalu patuh dan menaati hukum yang berlaku, baik yang
berkaitan dengan masyarakat ataupun pemerintah. Pelanggaran terhadap hukum dan
peraturan dapat berakibat fatal di kemudian hari.
 Suka membantu pengusaha secara moral. Seorang pengusaha harus sanggup membantu
berbagai pihak yang memerlukan bantuan. Sikap ringan tangan ini dapat ditunjukkan
kepada masyarakat dalam berbagai cara, misalnya melalui media sosial. Pengusaha yang
terkesan pelit akan dimusuhi banyak orang.
 Komitmen dan saling menghormati. Pengusaha harus komitmen dengan apa yang mereka
jalankan dan menghargai komitmen dengan pihak-pihak lain. Pengusaha yang
menjunjung tinggi komitmen terhadap apa yang telah diucapkan atau disepakati akan
dihargai oleh berbagai pihak.
 Menepati janji. Pengusaha dituntut untuk selalu menepati janji, misalnya dalam hal
pembayaran, pengiriman barang atau penggantian. Sekali saja seorang pengusaha ingkar
janji, tentu sama artinya dengan bunuh diri karena dapat berimbas pada hilangnya
kepercayaan pihak lain.
 Bertanggung jawab. Pengusaha harus bertanggung jawab terhadap segala kegiatan dalam
bisnis yang sedang dijalankan. Kewajiban terhadap berbagai pihak harus segera
diselesaikan. Tanggung jawab tidak hanya terbatas pada kewajiban, tetapi juga kepada
seluruh karyawan, masyarakat, bahkan pemerintah.
 Disiplin. Pengusaha dituntut untuk selalu disiplin dalam berbagai kegiatan yang berkaitan
dengan usahanya, misalnya dalam hal waktu pembayaran atau pelaporan kegiatan usaha.
 Mengejar prestasi. Pengusaha yang sukses harus selalu berusaha mengejar prestasi
setinggi mungkin. Tujuannya agar bisnis yang dijalankan dapat berkembang dan terus
bertahan dari waktu kewaktu. Prestasi yang berhasil dicapai perlu terus ditingkatkan. Di
samping itu, pengusaha juga harus tahan mental dan tidak mudah putus asa terhadap
berbagai kondisi dan situasi yang dihadapi.46
1.15 Ayat-Ayat Yang Berkaitan Dengan Konsumsi
Konsumsi merupakan suatu hal yang niscaya dalam kehidupan manusia,karena ia
membutuhkan berbagai konsumsi untuk dapat mempertahankan hidupnya.Ia harus makan
46
Joseph Teguh Santoso. “Etika yang harus dimiliki seorang Enterpreneur”. https://stekom.ac.id/artikel/etika-yang-
harus-dimiliki-seorang enterpreneur#:~:text=Etika%20bisnis%20dapat%20diartikan%20sebagai,%2C%20negara
%2C%20dan%20bahkan%20kompetitornya.
untuk hidup,berpakaian untuk melindungi tubuhnya dari berbagai iklim ekstrem,memiliki
rumah untuk dapat berteduh,beristirahat sekeluarga,serta menjaganya dari berbagai
gangguan fatal.47

Menurut Yusuf al-Qardhawi,ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam


berkonsumsi,diantaranya: konsumsi pada barang-barang yang baik (halal) ,berhemat,tidak
bermewah-mewah,menjauhi utang,menjauhi kebakhilan dan kekikiran. 48 Dengan firman Allah
dalam surah al-Baqarah ayat 168 :

“Hai sekalian manusia,makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi,dan
janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan,karena sesungguhnya setan itu adalah musuh
yang nyata bagimu”

Islam mewajibkan kepada pemilik harta agar menafkahkan sebagian hartanya untuk
kepentingan diri, keluarga dan fisabilillah.Islam mengharamkan sikap kikir. Di sisi lain, Islam
juga mengharamkan sikap boros dan menghamburkan harta. 49 Inilah bentuk keseimbangan yang
diperintahkan dalam Al-Qur’an yang mencerminkan sikap keadilan dalam konsumsi seperti yang
diisyaratkan dalam QS Al-Isra’ ayat 29 :

“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada pundakmu dan janganlah kamu
terlalu mengulurkannya karena itu akan menjadikan kamu tercela dan menyesal.”

1.16 Hadits-Hadits Yang Menjelaskan Nilai Dan Etika Konsumsi


Sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, konsumsi merupakan keniscayaan
dalam kehidupan umat manusia.Untuk mempertahankan kehidupannya, manusia
membutuhkan konsumsi. Kebutuhan akan konsumsi ini semakin lama semakin
berkembang sejalan dengan pola dan gaya hidup manusia. Semakin maju peradaban
manusia, semakin tinggi pula kebutuhannya pada barang-barang yang akan dikonsumsi
dengan beragam jenisnya.50 Rasulullah bersabda:

47
H.Idri,Hadis Ekonomi Dalam Perspektif Nabi,(Depok:Kencana,2017),hlm.97-98.
48
Yusuf al-qardhawi,Norma dan Etika Ekonomi Islam,terjemah Zainal Arifin(Jakarta: Gema Insan
Press,1997),hlm.137.
49
Rozalinda,Ekonomi Islam,(Jakarta: RajaGranfindo Persada,2014),hlm.108.
50
H.Idri,Hadis Ekonomi Dalam Perspektif Nabi,(Depok:Kencana,2017),hlm.99.
“Dari Anas r.a.,katanya, Rasulullah SAW bersabda, "Seandainya seorang manusia
mempunyai harta sebanyak 2 lembah niscaya ia akan mencarinya lembah yang ketiga dan tidak
akan penuh mulut manusia itu kecuali dengan tanah (kematian) dan Allah akan mengampuni
orang yang bertobat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Karena itu, dalam hal konsumsi, Rasulullah selalu hati-hati dan membatasi diri sesuai
dengan kebutuhan dan tidak memperturutkan keinginan atau hawa nafsu. Ia tidak makan kecuali
jika sudah lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. Dalam memenuhi kebutuhannya
Rasulullah tidak rakus dan melarang sikap rakus itu sebagaimana dijelaskan dalam hadis di
atas.51 Justru Rasulullah menganjurkan supaya hidup hemat,sebagaimana sabdanya:

“Diriwayatkan dari Abu Hurayrah katanya, Rasulullah SAW bersabda: “Makanan dua
orang cukup untuk tiga orang dan makanan tiga orang cukup untuk empat orang.” ( HR.
Muslim)

Hidup hemat dan tidak bermewah-mewah (abstain fromasteful and luxurius living),yang
bermakna bahwa tindakan konsumsi diperuntukkan hanya sekadar pemenuhan kebutuhan hidup
(needs) bukan pemuasan keinginan (wants) sangat dianjurkan dalam Islam. Sikap sederhana
dalam mengonsumsi terlihat pada larangan Nabi minum dari gelas yang terbuat dari emas
ataupun perak. Dua barang ini termasuk barang mewah yang tidak kusut pantasnya jika
digunakan untuk keperluan hidup sehari-hari karena menunjukkan kesan kesombongannya,
Rasulullah bersaba:

“Dari Ummu Salamah ia berkata.”Rasulullah SAW bersabda,”barangsiapa minum dari


tempat yang terbuat dari emas atau perak maka sesungguhnya ia memasukkan api neraka
jahanam ke dalam perutnya” (HR. Muslim)

Dalam agama Islam, terdapat banyak hadis yang menjelaskan nilai dan etika konsumsi.
Berikut adalah beberapa hadis yang relevan dalam konteks ini:

1. Panduan Mengenai Makanan dan Minuman yang Halal: Rasulullah Muhammad


SAW bersabda, "Hai manusia, makanlah dari apa yang halal dan baik, dan tetapkanlah
tanggung jawabmu terhadap hewan ternakmu." (HR. Bukhari)

51
H.Idri,Hadis Ekonomi Dalam Perspektif Nabi,(Depok:Kencana,2017),hlm.99-100.
2. Sikap Bersyukur dalam Konsumsi: Rasulullah SAW juga mengajarkan pentingnya
bersyukur dalam konsumsi. Beliau bersabda, "Allah bersyukur atas tindakan hambanya
yang bersyukur." (HR. Muslim)
3. Porsi yang Sederhana: Rasulullah juga menekankan pentingnya makan dengan porsi
yang sederhana. Beliau berkata, "Sesungguhnya, makanan yang paling baik adalah yang
memadai untuk memenuhi kebutuhan (tubuh)." (HR. Ahmad)
4. Menyantap Makanan Bersama-sama: Rasulullah SAW mendorong orang-orang untuk
makan bersama-sama sebagai tanda kebersamaan dan persatuan. Beliau bersabda,
"Makanlah bersama-sama dan jangan makan sendirian karena makan bersama-sama
lebih baik dan lebih berkat." (HR. Ibn Majah)
5. Penghindaran Pemborosan: Rasulullah juga mengajarkan agar umatnya menghindari
pemborosan dalam konsumsi. Beliau bersabda, "Janganlah kamu boros dalam makanan,
karena sesungguhnya Allah membenci pemborosan." (HR. Bukhari)
6. Berbagi Makanan dengan Orang Lain: Beliau juga mengajarkan pentingnya berbagi
makanan dengan orang lain, terutama yang membutuhkan. Rasulullah SAW bersabda,
"Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan
yang terbaik di antara kalian adalah yang terbaik dalam memperlakukan istri-istrinya.
Dan akulah yang terbaik di antara kalian dalam memperlakukan istri-istriku. Dan yang
paling baik di antara kalian adalah yang memberikan makanan kepada orang lain."
(HR. Tirmidzi)
7. Hati-hati dengan Sumber Penghasilan: Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya
memastikan bahwa sumber penghasilan yang digunakan untuk membeli makanan adalah
halal. Beliau bersabda, "Dari kebaikan seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak
bermanfaat baginya." (HR. Tirmidzi)

Dalam ajaran Islam, nilai dan etika konsumsi melibatkan aspek-aspek seperti memakan
makanan yang halal, bersyukur atas nikmat Allah, menghindari pemborosan, berbagi dengan
sesama, dan memastikan sumber penghasilan yang baik. Nilai-nilai ini mencerminkan kesadaran
akan tanggung jawab sosial, spiritual, dan etika dalam konsumsi sehari-hari.

1.17 Halal dan Thoyyib Konsumsi


Halal dan tayyib adalah dua konsep penting dalam Islam yang terkait dengan konsumsi
makanan dan minuman. Berikut penjelasan singkat tentang kedua konsep ini:

1. Halal: Kata "halal" dalam bahasa Arab berarti "boleh" atau "diperbolehkan." Dalam
konteks makanan dan minuman, halal mengacu pada produk yang diizinkan atau
diperbolehkan dalam Islam. Makanan atau minuman yang dianggap halal harus
memenuhi sejumlah kriteria, termasuk:
o Tidak mengandung bahan haram : Makanan tidak boleh mengandung bahan-
bahan seperti babi atau alkohol, yang diharamkan dalam Islam.
o Pemrosesan yang sesuai: Produk makanan harus diproses dengan cara yang
sesuai dengan hukum Islam.
o Penyembelihan yang benar: Dalam hal daging, hewan harus disembelih dengan
cara yang benar sesuai dengan syariah.
2. Tayyib: Kata "tayyib" dalam bahasa Arab berarti "baik" atau "bersih." Konsep tayyib
dalam konteks makanan dan minuman mengacu pada kualitas, kebersihan, dan kebaikan
produk. Artinya, makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh umat Islam harus tidak
hanya halal (diperbolehkan), tetapi juga tayyib (baik dan bersih). Beberapa faktor yang
terkait dengan konsep tayyib termasuk:
o Kebersihan: Produk makanan harus diproduksi dengan standar kebersihan yang
tinggi.
o Kualitas: Makanan harus bermutu baik dan tidak mengandung bahan-bahan
berbahaya.
o Keadilan dalam produksi: Proses produksi harus adil dan tidak melibatkan
eksploitasi atau penindasan.

Dengan demikian, saat mengonsumsi makanan dan minuman dalam Islam, umat Islam
dianjurkan untuk memastikan bahwa produk tersebut adalah halal (diperbolehkan) dan tayyib
(baik dan bersih). Hal ini mencerminkan prinsip-prinsip etika dan moral dalam menjalani
kehidupan sehari-hari sesuai dengan ajaran Islam.

1.18 Penyebutan pasar dalam Al-Qur’an


Al-Quran menyebutkan istilah "pasar" dalam beberapa ayat, meskipun istilah ini tidak
digunakan secara langsung. Sebagai gantinya, Al-Quran menggunakan kata-kata atau ungkapan
yang terkait dengan aktivitas pasar atau perdagangan. Beberapa ayat yang berhubungan dengan
pasar atau perdagangan dalam Al-Quran antara lain:

1. Surah Al-Baqarah (2:275): "Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit
gila. Itulah sebabnya (mengapa) mereka berkata, 'Perdagangan itu sama dengan riba.'
Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba."
2. Surah Al-Baqarah (2:275-279) juga membahas praktik riba dan dampak buruknya dalam
perdagangan.
3. Surah Al-Baqarah (2:197): "Dan ambillah persediaan (perbekalan) karena perbekalan
itu baik. Dan bertakwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal."
4. Surah Al-Baqarah (2:261-272) membahas tentang amal kebajikan dan memberi sedekah,
yang juga berkaitan dengan pemberian dan perdagangan.
5. Surah Al-Anfal (8:69): "Makanlah sebahagian dari hasil rampasan perang yang telah
kamu peroleh, sebagai makanan yang baik dan halal, dan bertakwalah kepada Allah,
yang kamu beriman kepada-Nya."

Dalam ayat-ayat tersebut, Al-Quran memberikan panduan tentang perdagangan yang adil,
mengingatkan tentang bahaya riba, dan menekankan pentingnya bertakwa kepada Allah dalam
semua aktivitas ekonomi dan perdagangan. Meskipun kata "pasar" tidak secara langsung
disebutkan dalam Al-Quran, prinsip-prinsip perdagangan dan aktivitas ekonomi yang adil sangat
ditekankan dalam ajaran Islam yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadis.

1.19 Petunjuk Rasulullah SAW Terkait Pasar

Rasulullah SAW memberikan berbagai petunjuk dan ajaran terkait pasar dan perdagangan.
Beberapa petunjuk yang dapat diambil dari ajaran beliau adalah sebagai berikut:

1. Kejujuran dalam Berdagang: Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya


kejujuran dalam berdagang. Beliau melarang praktik-praktik yang tidak jujur seperti
penipuan, penimbunan barang untuk menaikkan harga, atau berbohong terkait dengan
kualitas barang yang dijual. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya peniaga yang jujur dan amanah bersama dengan nabi-nabi, orang-orang
yang benar, dan orang-orang yang mati syahid."
2. Harga yang Adil: Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya menetapkan harga
yang adil dalam perdagangan. Beliau tidak menyukai praktik penyelewengan harga yang
merugikan konsumen atau pedagang lainnya. Hal ini mencerminkan nilai-nilai keadilan
dalam Islam.
3. Perhatian terhadap Kualitas: Rasulullah SAW menekankan pentingnya memastikan
kualitas barang yang dijual. Beliau mengingatkan agar tidak menjual barang cacat atau
barang yang rusak tanpa memberitahu pembeli tentang kondisi barang tersebut.
4. Hindari Riba: Rasulullah SAW secara tegas melarang riba (bunga) dalam semua
bentuknya dalam transaksi perdagangan. Riba dianggap sebagai dosa besar dalam Islam.
5. Berikan Hak yang Tepat: Rasulullah SAW juga mengingatkan pedagang untuk
memberikan hak yang tepat kepada semua pihak yang terlibat dalam transaksi, termasuk
pembeli, penjual, dan pekerja.
6. Berdoa Sebelum Memulai Usaha: Beliau mengajarkan umat Islam untuk berdoa
sebelum memulai usaha atau perjalanan perdagangan. Berdoa adalah cara untuk
memohon keberkahan dari Allah SWT dalam segala aktivitas yang dilakukan.
7. Hindari Barang Haram: Rasulullah SAW juga menekankan agar pedagang
menghindari barang-barang yang haram atau terlarang dalam Islam, seperti alkohol,
daging babi, dan barang-barang yang terkait dengan perjudian.
8. Zakat dan Sadaqah: Beliau mendorong pedagang yang sukses untuk memberikan zakat
dan sadaqah (amal kebajikan) sebagai cara untuk membantu orang yang kurang
beruntung dan memberikan kembali kepada masyarakat.

Penting untuk diingat bahwa ajaran-ajaran ini adalah panduan etika dalam perdagangan
dalam Islam. Pedagang Muslim diharapkan untuk mengikuti prinsip-prinsip ini untuk
menjalankan bisnis mereka dengan cara yang adil, jujur, dan beretika sesuai dengan ajaran
agama mereka.

1.20 LaranganLarangan Islam Dalam Bertransaksi Di Pasar


Dalam Islam, terdapat beberapa larangan dan aturan yang harus dipatuhi dalam bertransaksi
di pasar. Ini adalah bagian dari prinsip-prinsip ekonomi Islam yang disebutkan dalam hukum
syariah. Beberapa larangan dan aturan tersebut meliputi:

1. Riba (Bunga): Salah satu larangan utama dalam Islam adalah riba, yaitu mendapatkan
atau membayar bunga pada pinjaman uang. Semua bentuk riba dilarang dalam Islam.
2. Gharar: Gharar merujuk pada ketidakpastian atau ketidakjelasan dalam kontrak.
Transaksi yang mengandung gharar yang berlebihan dianggap tidak sah dalam Islam. Ini
berarti bahwa kedua pihak harus memiliki pemahaman yang jelas tentang syarat-syarat
transaksi.
3. Maisir (Perjudian): Semua bentuk perjudian atau permainan kebetulan yang melibatkan
taruhan uang dilarang dalam Islam. Transaksi yang dianggap sebagai perjudian juga
dihindari.
4. Maysir (Spekulasi): Islam juga memandang negatif terhadap spekulasi berlebihan dalam
perdagangan. Spekulasi yang mengarah pada ketidakpastian dan risiko yang tidak
semestinya tidak dianjurkan.
5. Penipuan dan Kebohongan: Tidak boleh ada penipuan atau kebohongan dalam
transaksi. Semua pihak harus jujur dan transparan dalam berbisnis.
6. Transaksi yang Melanggar Syariah: Transaksi yang melibatkan barang haram seperti
alkohol, babi, atau perjudian dianggap tidak sah dalam Islam.
7. Larangan Riba al-Jahiliyyah: Selain riba yang dijelaskan di atas, riba yang dikenal
sebagai "riba al-jahiliyyah" juga dilarang. Ini merujuk pada praktik riba yang ada
sebelum Islam datang.
8. Larangan Memanipulasi Timbangan dan Ukuran: Penimbangan dan pengukuran
harus dilakukan dengan jujur dan tidak boleh dimanipulasi untuk mendapatkan
keuntungan yang tidak sah.
9. Larangan Memanipulasi Harga: Menetapkan harga secara tidak adil atau mengambil
keuntungan yang berlebihan dari kebutuhan orang lain juga dianggap tidak sah dalam
Islam.
10. Larangan Berdagang Barang Haram: Barang-barang yang haram, seperti narkoba atau
barang curian, tidak boleh diperdagangkan dalam pasar.
Penting untuk diingat bahwa prinsip-prinsip ini diterapkan untuk memastikan bahwa transaksi di
pasar berjalan dengan cara yang adil, etis, dan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pengetahuan dan
pemahaman yang lebih dalam tentang hukum syariah dan fatwa dari ulama lokal juga dapat
membantu dalam mengikuti aturan-aturan ini secara lebih tepat dalam konteks tertentu.

1.21 Pengawasan Pasar Dalam Islam


Pengawasan pasar dalam Islam memiliki beberapa prinsip dasar yang mencerminkan
nilai-nilai etika dan moral dalam agama Islam. Prinsip-prinsip ini dirancang untuk memastikan
bahwa aktivitas ekonomi dan bisnis dilakukan dengan cara yang adil, transparan, dan sesuai
dengan ajaran Islam. Berikut adalah beberapa prinsip pengawasan pasar dalam Islam:

1. Larangan Riba (Bunga): Islam melarang praktik riba atau bunga. Oleh karena itu,
sistem keuangan dan perbankan Islam didasarkan pada prinsip keadilan dalam transaksi
keuangan, di mana pihak-pihak yang terlibat dalam pinjaman dan investasi harus berbagi
risiko dan laba dengan cara yang adil.
2. Larangan Transaksi Gharar dan Maisir: Islam juga melarang transaksi yang
mengandung unsur gharar (ketidakpastian berlebihan) dan maisir (perjudian). Transaksi
harus dilakukan dengan kejelasan dan tanpa unsur ketidakpastian yang berlebihan.
3. Pengawasan Terhadap Kepemilikan Monopoli dan Monopsoni: Islam mendorong
persaingan yang sehat dalam pasar untuk mencegah terjadinya monopoli (pengendalian
pasar oleh satu atau sedikit perusahaan) dan monopsoni (pengendalian pasar oleh satu
atau sedikit pembeli). Ini bertujuan untuk menjaga keadilan ekonomi.
4. Zakat dan Sadaqah: Islam mendorong praktik memberikan zakat (sumbangan wajib)
dan sadaqah (sumbangan sukarela) kepada yang membutuhkan. Ini membantu
mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat.
5. Transparansi dan Keadilan: Islam mendorong transparansi dalam bisnis dan pasar.
Informasi yang jujur dan akurat harus disediakan kepada semua pihak yang terlibat dalam
transaksi ekonomi. Selain itu, prinsip keadilan dalam harga dan transaksi harus dijaga.
6. Perlindungan Konsumen: Islam mendorong perlindungan hak-hak konsumen. Barang
dan layanan yang dijual harus sesuai dengan kualitas yang dijanjikan, dan penipuan atau
praktik tidak etis lainnya harus dihindari.
7. Penghindaran Perjudian dan Riba dalam Investasi: Islam mendorong investasi dalam
bisnis yang sah dan produktif, sambil menghindari perjudian, spekulasi berlebihan, atau
investasi dalam bisnis yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
8. Hukum dan Peradilan: Jika terjadi perselisihan dalam bisnis atau transaksi ekonomi,
Islam mendorong penyelesaiannya melalui hukum yang adil dan sistem peradilan yang
berkeadilan.

Pengawasan pasar dalam Islam didasarkan pada prinsip-prinsip etika dan moral Islam yang
menekankan keadilan, kejujuran, dan keseimbangan dalam aktivitas ekonomi. Prinsip-prinsip ini
dimaksudkan untuk menciptakan pasar yang lebih adil dan berkelanjutan dalam rangka mencapai
kesejahteraan sosial dan ekonomi dalam masyarakat Islam.

1.22 Regulasi Ekonomi

Regulasi ekonomi adalah tindakan pemerintah untuk mengendalikan dan mengawasi


aktivitas ekonomi dalam suatu negara. Tujuan dari regulasi ekonomi adalah untuk menciptakan
lingkungan ekonomi yang sehat, adil, dan berkelanjutan. Regulasi ekonomi dapat melibatkan
berbagai macam kebijakan dan aturan yang mempengaruhi berbagai aspek ekonomi, termasuk:

1. Regulasi Keuangan: Pemerintah mengatur sektor keuangan untuk menjaga stabilitas


sistem keuangan, mencegah penipuan, dan melindungi konsumen. Ini mencakup
pengawasan terhadap bank, pasar saham, perusahaan asuransi, dan lembaga keuangan
lainnya.
2. Kebijakan Moneter: Bank sentral sebuah negara mengatur suplai uang dan tingkat suku
bunga untuk mengendalikan inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas mata uang
nasional.
3. Regulasi Lingkungan: Pemerintah mengeluarkan aturan dan regulasi untuk melindungi
lingkungan, termasuk kontrol emisi polutan, pengelolaan limbah, dan pelestarian sumber
daya alam.
4. Regulasi Tenaga Kerja: Pemerintah mengatur hubungan antara majikan dan pekerja,
seperti upah minimum, jam kerja, dan hak-hak pekerja.
5. Regulasi Monopoli dan Persaingan Usaha: Pemerintah berusaha untuk mencegah
monopoli yang merugikan konsumen dengan mengatur persaingan usaha dan melarang
praktik bisnis yang tidak sah.
6. Regulasi Perdagangan Internasional: Pemerintah dapat memberlakukan tarif dan
hambatan perdagangan lainnya untuk melindungi industri dalam negeri atau
mempromosikan ekspor.
7. Regulasi Industri: Pemerintah dapat mengatur industri tertentu untuk memastikan produk
aman, berkualitas, dan memenuhi standar tertentu.
8. Regulasi Investasi Asing: Pemerintah dapat mengatur investasi asing untuk melindungi
kepentingan nasional dan mengendalikan aliran modal asing.
9. Regulasi Konsumen: Pemerintah dapat mengeluarkan aturan perlindungan konsumen
untuk memastikan bahwa produk dan layanan yang ditawarkan kepada masyarakat aman
dan berkualitas.
10. Regulasi Telekomunikasi: Pemerintah mengatur industri telekomunikasi untuk
memastikan akses yang adil dan terjangkau bagi masyarakat.

Regulasi ekonomi dapat menjadi kontroversial, karena ada argumen yang berbeda tentang
sejauh mana pemerintah harus campur tangan dalam ekonomi. Beberapa orang berpendapat
bahwa regulasi yang kuat diperlukan untuk melindungi masyarakat dan mencegah pelanggaran,
sementara yang lain menganggap bahwa terlalu banyak regulasi dapat menghambat pertumbuhan
ekonomi dan inovasi. Akhirnya, tingkat regulasi ekonomi dapat bervariasi dari negara ke negara,
tergantung pada ideologi politik, tujuan ekonomi, dan kebutuhan masyarakat.

1.23 Kebijakan fiscal

Kebijakan fiskal adalah suatu bentuk kebijakan ekonomi yang melibatkan pengaturan
penerimaan dan pengeluaran pemerintah untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam
perekonomian suatu negara. Kebijakan fiskal bertujuan untuk mengatur aktivitas ekonomi,
mendorong pertumbuhan ekonomi yang stabil, mengendalikan inflasi, mengurangi
pengangguran, dan mencapai berbagai tujuan sosial dan ekonomi lainnya.

Kebijakan fiskal melibatkan dua komponen utama:


1. Penerimaan Fiskal: Ini mencakup sumber-sumber pendapatan pemerintah, seperti pajak
penghasilan, pajak konsumsi, pajak properti, dan berbagai bentuk penerimaan lainnya.
Pemerintah dapat mengatur tingkat dan jenis pajak untuk mengendalikan arus
pendapatan.
2. Pengeluaran Fiskal: Ini adalah pengeluaran pemerintah dalam berbagai bidang, seperti
infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pertahanan, dan program-program sosial.
Pemerintah dapat mengatur tingkat pengeluaran untuk mempengaruhi tingkat
pengangguran, pertumbuhan ekonomi, dan distribusi kekayaan.

Beberapa instrumen kebijakan fiskal yang umum digunakan termasuk:

 Pajak: Pemerintah dapat menaikkan atau menurunkan tarif pajak untuk mempengaruhi
tingkat konsumsi, investasi, dan tabungan masyarakat.
 Belanja Pemerintah: Pemerintah dapat mengubah tingkat pengeluaran dalam berbagai
sektor untuk merangsang pertumbuhan ekonomi atau mengurangi pengangguran.
 Utang Publik: Pemerintah dapat menggunakan utang untuk mendanai proyek-proyek
penting atau untuk mengatasi kekurangan anggaran.
 Subsidi: Pemerintah dapat memberikan subsidi kepada sektor-sektor tertentu untuk
merangsang pertumbuhan atau menjaga stabilitas harga.

Kebijakan fiskal sering kali digunakan bersama-sama dengan kebijakan moneter


(pengaturan suku bunga dan pasokan uang) untuk mencapai tujuan ekonomi yang diinginkan.
Pentingnya kebijakan fiskal dalam mengatur perekonomian suatu negara sangat besar, dan
pemerintah harus mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk situasi ekonomi saat ini dan
tujuan jangka panjang, saat merancang dan menerapkan kebijakan ini.

1.24 Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah tindakan-tindakan yang diambil oleh bank sentral suatu negara
untuk mengatur jumlah uang beredar dan suku bunga dalam perekonomian dengan tujuan
mencapai berbagai tujuan ekonomi, termasuk stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan, dan pengangguran yang rendah. Bank sentral adalah lembaga yang bertanggung
jawab atas pelaksanaan kebijakan moneter di suatu negara.
Beberapa instrumen yang biasa digunakan dalam kebijakan moneter meliputi:

1. Suku Bunga: Bank sentral dapat mengubah suku bunga acuan untuk mempengaruhi
tingkat suku bunga di pasar keuangan. Menurunkan suku bunga acuan dapat mendorong
investasi dan konsumsi dengan membuat pinjaman lebih murah, sementara menaikkan
suku bunga dapat mengendalikan inflasi dengan mengurangi pengeluaran.
2. Operasi Pasar Terbuka: Bank sentral dapat membeli atau menjual surat berharga
pemerintah atau instrumen keuangan lainnya di pasar terbuka untuk mengendalikan
jumlah uang beredar.
3. Cadangan Wajib: Bank sentral dapat menentukan jumlah uang yang harus disimpan oleh
bank komersial sebagai cadangan wajib. Mengubah tingkat cadangan wajib dapat
memengaruhi likuiditas bank dan ketersediaan pinjaman.
4. Kebijakan Kredit: Bank sentral dapat memberlakukan aturan terkait dengan penyaluran
kredit oleh bank komersial, seperti membatasi jumlah kredit yang dapat diberikan oleh
bank kepada sektor tertentu.
5. Intervensi Mata Uang: Dalam kasus negara-negara yang memiliki mata uang
mengambang, bank sentral dapat melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk
memengaruhi nilai tukar mata uang nasional.

Tujuan utama kebijakan moneter adalah:

1. Stabilitas Harga: Bank sentral berusaha untuk menjaga tingkat inflasi dalam kisaran
target tertentu agar harga-harga barang dan jasa tidak mengalami fluktuasi yang besar.
2. Pertumbuhan Ekonomi: Kebijakan moneter juga dapat digunakan untuk merangsang
pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan suku bunga dan meningkatkan pinjaman ke
sektor swasta.
3. Pengangguran: Meskipun bukan tujuan utama, kebijakan moneter juga dapat
memengaruhi tingkat pengangguran dengan memengaruhi aktivitas ekonomi secara
keseluruhan.

Penting untuk dicatat bahwa kebijakan moneter harus sejalan dengan kebijakan fiskal
(pengeluaran pemerintah dan perpajakan) dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan ekonomi
yang seimbang. Kebijakan moneter sering kali merupakan bagian penting dari alat yang
digunakan oleh pemerintah untuk mengelola perekonomian.

1.25 Konsep keadilan distribusi

Para ahli teori telah mengembangkan konsepsi keadilan distributif yang sangat berbeda.
Hal ini berkontribusi pada perdebatan seputar pengaturan institusi sosial, politik dan ekonomi
untuk mendorong distribusi manfaat dan beban yang adil dalam masyarakat. Kebanyakan teori
keadilan distributif kontemporer bertumpu pada prasyarat kelangkaan materi. Dari prasyarat
tersebut muncul kebutuhan akan prinsip-prinsip untuk menyelesaikan persaingan kepentingan
dan klaim mengenai distribusi sumber daya yang langka secara adil atau setidaknya secara moral
lebih baik. 52

Dalam psikologi sosial , keadilan distributif didefinisikan sebagai keadilan yang dirasakan
tentang bagaimana imbalan dan biaya dibagi oleh (didistribusikan ke seluruh) anggota
kelompok.53 Misalnya, ketika beberapa pekerja bekerja lebih lama tetapi menerima upah yang
sama, anggota kelompok mungkin merasa keadilan distributif belum terjadi. Untuk menentukan
apakah keadilan distributif telah terjadi, individu sering kali mengacu pada ekspektasi perilaku
kelompoknya. Jika imbalan dan biaya dialokasikan sesuai dengan norma distributif yang
ditetapkan kelompok, maka telah terjadi keadilan distributif. 54

Dalam bukunya A Theory of Justice , John Rawls menguraikan teorinya yang terkenal
tentang keadilan sebagai fairness. Teori ini terdiri dari tiga komponen inti: 55

1. kesetaraan manusia dalam hak dan kebebasan;

2. kesetaraan kesempatan bagi semua;

3. Dan pengaturan kesenjangan ekonomi yang berfokus pada maksimalisasi manfaat bagi
mereka yang paling tidak diuntungkan.
52
Konow, James. 2003. "Manakah yang paling adil?: Analisis positif terhadap teori keadilan", Jurnal Sastra Ekonomi
41(4):1188–239. doi : 10.1257/002205103771800013
53
Konow, James. 2003. "Manakah yang paling adil?: Analisis positif terhadap teori keadilan", Jurnal Sastra Ekonomi
41(4):1188–239. doi : 10.1257/002205103771800013
54
Phelps, Edmund S. 1987. "Keadilan distributif." hal. 886–88 masuk The New Palgrave: Kamus Ekonomi 1
55
" Prinsip Keadilan Distributif ." Kesehatan Kenaikan . 28 Februari 2009.
Keadilan distributif adalah prinsip utama dalam ekonomi Islam. Sistem ekonomi Islam
menghendaki bahwa dalam hal penditribusian harus didasarkan pada dua sendi, yaitu kebebasan
dan keadilan (al-Qardhawi, 1997: 201). Kebebasan di sini adalah kebebasan yang dibingkai oleh
nilai-nilai tauhid dan keadilan, tidak seperti pemahaman kaum kapitalis, yang menyatakannya
sebagai tindakan membebaskan manusia untuk berbuat dan bertindak tanpa campur tangan pihak
mana pun, tetapi sebagai keseimbangan antara individu dengan unsur materi dan spiritual yang
dimilikinya, keseimbangan antara individu dan masyarakat serta antara suatu masyarakat dengan
masyarakat lainnya.

Sedangkan keadilan dalam pendistribusian ini tercermin dari larangan dalam al-Qur’an
(QS. Al-Hasyr [59]: 7), agar supaya harta kekayaan tidak hanya beredar di antara orang-orang
kaya saja, tetapi diharapkan dapat memberi kontribusi kepada kesejahteraan masyarakat sebagai
suatu keseluruhan. Oleh karena itu, dalam sistem ekonomi Islam, penumpukan kekayaan oleh
sekelompok orang harus dihindarkan dan langkah-langkah dilakukan secara otomatis untuk
memindahkan aliran kekayaan kepada masyarakat yang lemah.56

Hal ini berbeda dengan sistem ekonomi Islam, yang sangat melindungi kepentingan setiap
warganya, baik yang kaya maupun yang miskin dengan memberikan tanggung jawab moral
terhadap si kaya untuk memperhatikan si miskin. Dalam al-Qur’an disebutkan keadilan adalah
tujuan universal yang ingin dicapai dalam keseimbangan yang sempurna (perfect equilibrium).

Pengertian lain disampaikan oleh al-Farabi dalam Jusmaliani, dkk (2005: 98-99), yang
menyatakan bahwa keadilan adalah sama dengan keseimbangan. Dalam tafsir al-Qur’an, perintah
adil adalah perintah yang paling dianjurkan dan harus diterapkan dalam keseluruhan aspek
kehidupan.57

Sebagaimana dijelaskan dalam QS. Ar-Rahman (55): 7-9 yang menekankan tentang
keadilan di bidang ekonomi. Lebih lanjut nash al-Qur’an (QS. Al-Hujurat (49), at-Taubah (9), al-
Mumtahanah (60): 8, al-Maidah (5): 42, al-Fajr (89): 20 menjelaskan pentingnya keadilan sosial

56
Amalia, Euis. 2008. “Potensi dan Persoalan LKMS/BMT bagi Penguatan UKM dalam Kerangka Keadilan Distributif
Ekonomi Islam
57
Chapra, M. Umer. 2001. The Future of Economics: An Islamic Perspective, (terjemahan Ikhwan Abidin). Jakarta:
Gema Insani Press
yang tidak hanya mencakup keadilan dalam membagi kekayaan individu melainkan juga
kekayaan negara, memberikan kepada pekerja upah yang sesuai dengan jerih payahnya. Keadilan
sosial juga berarti mempersempit jurang pemisah antara individu maupun golongan satu sama
lain, dengan membatasi keserakahan orang-orang kaya di satu sisi dan meningkatkan taraf hidup
orang orang fakir miskin di sisi lain (Jusmaliani, 2008: 99-100).58

Dengan demikian, sistem distribusi dalam pandangan ekonomi Islam harus didasarkan pada
prinsipprinsip dasar ekonomi Islam, di antaranya adalah kebebasan individu, adanya jaminan
sosial, larangan menumpuk harta dan distribusi kekayaan yang adil.

➢ Surat Al-Hasyr Ayat 7

‫َّم ٓا َأَفٓاَء ٱُهَّلل َع َلٰى َر ُسوِلِهۦ ِم ْن َأْهِل ٱْلُقَر ٰى َفِلَّلِه َو ِللَّرُسوِل َو ِلِذ ى ٱْلُقْر َبٰى َو ٱْلَيَٰت َم ٰى َو ٱْلَم َٰس ِكيِن َو ٱْبِن ٱلَّس ِبيِل َك ْى اَل َيُك وَن ُدوَل ًۢة َبْيَن‬
‫ٱَأْلْغ ِنَيٓاِء ِم نُك ْم ۚ َو َم ٓا َء اَتٰى ُك ُم ٱلَّرُسوُل َفُخ ُذ وُه َو َم ا َنَهٰى ُك ْم َع ْنُه َفٱنَتُهو۟ا ۚ َو ٱَّتُقو۟ا ٱَهَّللۖ ِإَّن ٱَهَّلل َش ِد يُد ٱْلِع َقاِب‬

Artinya: Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta
benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya
harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan
Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan
bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.59

Atas kekuasaan ini, Allah SWT memerintahkan kita, umat manusia untuk berlaku seimbang
dan adil. Allah SWT berfirman:

‫َو الَّسماَء َر َفَع ها َو َو َضَع اْلِم يزاَن () َأَّال َتْطَغ ْو ا ِفي اْلِم يزاِن () َو َأِقيُم وا اْلَو ْز َن ِباْلِقْس ِط َو ال ُتْخ ِس ُروا اْلِم يزاَن‬

wa al-samaa'a rafa'ahaa wa wadha'a al-miizaan. anlaa tathghaw fii al-miizaan. wa aqiimuu


al-wazna bi al-qisthi wa laa tukhsiruu al-miizaan

58
Jusmaliani, dkk. 2005. Kebijakan Ekonomi dalam Islam. Yogyakarta: Kreasi wacana

59
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci al-Qur’an, 1985.
Artinya: “Dan langit telah ditinggikan-Nya dan Dia menciptakan keseimbangan. Agar kamu
jangan merusak keseimbangan itu. dan tegakkanlah keseimbangan itu dengan adil dan janganlah
kamu mengurangi keseimbangan itu.” (QS: Surat Ar-Rahman ayat 7-9)

Tafsir Surat Al-Rahman Ayat 7-9: Perintah Berlaku Adil dan Seimbang Kitab-kitab yang
disusun rapi.

Ibnu Jarir al-Thabari dalam tafsirnya Jami' al-Bayan fi Ta'wil al-Quran menerangkan bahwa
pada ayat 7 Allah SWT menciptakan langit yang menaungi bumi, dan menciptakan keadilan dan
keseimbangan di antara makhluk-makluk-Nya di muka bumi. Kemudian penafsiran ayat 8, al-
Thabari mengutip riwayat dari Basyar dari Yazid dari Sa'id dari Qatadah, yang berkata: “Ayat ini
seolah-olah menyeru kepada manusia, Berlaku adillah wahai anak adam sebagaimana kamu
menyukai orang lain berlaku adil padamu, dan cukupkanlah timbangan sebagaimana kamu ingin
dicukupkan, karena dengan berlaku adil seseorang akan selamat.”60

➢ Hadits-Hadits yang berkaitan dengan Distribusi


Selain ayat-ayat yang berkaitan dengan distribusi di atas, terdapat juga hadits-hadits sebagi suatu
aturan untuk mencegah ketidakadilan distribusi, di antaranya sebagai berikut:
Sebagaimanafirman Allah:

‫وفي أموالهم حق للسائل والمحروم‬

Artinya:“Dan padaharta-hartamerekaadahakuntuk orang miskin yang memintadan orang


miskin yang tidakmendapatbagian.”(QS. 51/adz-Dzariyat: 19)61

➢ DISTRIBUSI MENURUT HADIS NABI

Rasulullah SAW sangat menganjurkan agar umat islam mendistribusikan sebagian harta dan
penghasilan mereka untuk membantu saudara-saudara mereka yang berkekurangan dalam bidang
ekonomi. Rosulullah bersabda:

60
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: ProyekPengadaan Kitab Suci al-Qur’an, 1985.
61
Diana, Ilfi Nur, Hadits-Hadits Ekonomi, Malang: UIN Maliki Press, 2012.
)‫ من احتكر فهو خاطئ (رواه مسلم‬:‫عن معمر قال قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬.

Artinya:“Dari Ma’mariaberkata, Rosulullah SAW bersabda: “ Barangsiapa yang


menimbunbarang (harta), makaiabersalah (berdosa).” (HR. Muslim)62

➢ PENJELASAN

Rasulullah melarang umat islam menimbun barang dan tidak mendistribusikannya kepasar.
Penimbunan barang (Ihtikar)biasanya dilakukan dengan tujuan untuk di jual ketika barang
tersebut sudah sedikit atau langka sehingga harganya mahal. Penimbunan termasuk aktivitas
ekonomi yang mengandung kezaliman dan karenanya berdosa. Karena itu rosulullah sangat
menganjurkan supaya memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkannya.

Distribusi kekayaan tersebut, menurut Rosulullah seharusnya berasal dari hasil usaha yang
baik. Tidak ada gunanya memberikan sesuatu kepada orang lain, jika sesuatu itu diperoleh
dengan cara yang haram. Sedekah, zakat, infak, nafaqoh, wasiat, waris dan sebagainya harus
berasal dari harta yang halal.Dan waktu distribusi harta yang paling baik itu ketika seseorang
masih sehat rohani dan jasmaninya. Akan tetapi, jika nyawa sudah di kerongkongan, sedekah itu
tidak berarti kecuali warisan dan wasiat yang memang diberikan ketika menjelang ajal tiba. 63

1.26 Larangan Perilaku Bakhil

➢ Dasar Larangan Sikap Bakhil

Berikut larangan Allah terhadap sikap Bakhil yang terdapat di dalam QS. Ali Imran:180

‫َو اَل َيْح َسَبَّن اَّلِذ ْيَن َيْبَخ ُلْو َن ِبَم ٓا ٰا ٰت ىُهُم ُهّٰللا ِم ْن َفْض ِلٖه ُهَو َخْيًرا َّلُهْم ۗ َبْل ُهَو َش ٌّر َّلُهْم ۗ َس ُيَطَّو ُقْو َن َم ا َبِخ ُلْو ا ِبٖه َيْو َم اْلِقٰي َم ِةۗ َو ِهّٰلِل‬
١٨٠ - ࣖ ‫ِم ْيَر اُث الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِۗض َو ُهّٰللا ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن َخ ِبْيٌر‬

Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada
mereka dari karunia-Nya mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka, padahal (kikir) itu buruk
bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari

62
Mahali, A. Mudjab, Asbabun Nuzul, Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2002.
63
Suma, SH., MA., MM., Prof. Dr. H. Muhammad Amin, Tafsir Ayat Ekonomi; Teks, Terjemah dan Tafsir, Jakarta:
Penerbit Amzah, 2013, h.102.
Kiamat. Milik Allah-lah warisan (apa yang ada) di langit dan di bumi. Allah Mahateliti apa yang
kamu kerjakan.64

➢ Bahaya Sikap Bakhil

1. Harta yang ditahan karena kebakhilan akan dikalungkan di lehernya pada hari kiamat.

2. Mengikuti jejak setan .Orang yang memiliki sikap bakhil adalah orang yang mengikuti

petunjuk setan.

4. Terhalang masuk surga Rasulullah SAW menegaskan bahwa orang yang kikir tidak akan
masuk surga.65
5. Rezeki menjadi sempit Orang yang memiliki sikap bakhil akan disempitkan hidupnya.
Hal tersebut karena dalam jiwanya selalu merasa tidak berkecukupan atas harta yang
dimilikinya.
6. Menimbulkan malapetaka. Sikap berlebih-lebihan dapat menimbulkan rasa dengki dan iri
hati dalam jiwa orang-orang fakir dan miskin terhadap orang kaya yang bakhil.66

➢ Cara Menghindari Sikap Bakhil

1. Menanamkan keyakinan bahwa segala sesuatu ini milik Allah

Apabila seseorang menanamkan keyakinan bahwa segala sesuatu ini milik Allah, maka
orang itu akan menyisihkan rezekinya untuk bersedekah.

2. Memperbanyak rasa syukur

Apabila seseorang mensyukuri nikmat Allah , maka Allah akan memberi tambahan yang
lebih baik.67

3. Melakukan kegiatan sosial dengan memperbanyak infak dan sedekah

Melakukan kegiatan sosial dengan memperbanyak infak dan sedekah akan terhindar dari
sikap bakhil.
64
Nata, Abuddin, Tafsir ayat-ayat pendidikan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2002.
65
Mahali, A. Mudjab, Asbabun Nuzul, Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2002.
66
Munawir, Ahmad Warson, Kamus al Munawwir, Yogyakarta: PT. Al-Munawwir, 1984
67
Shihab, M. Quraish, Tafsir al-Misbah : Pesan, Kesan dan keserasian al-Qur’an, Juz II, Lentera Hati, Jakarta : 2002.
➢ Hadist dilarang berprilaku bakhil

‫ِإَّياُك ْم َو الُّش َّح َفِإَّنَم ا َهَلَك َم ْن َك اَن َقْبَلُك ْم ِبالُّش ِّح َأَم َر ُهْم ِباْلُبْخ ِل َفَبِخ ُلوا َو َأَم َر ُهْم ِباْلَقِط يَعِة َفَقَطُعوا َو َأَم َر ُهْم ِباْلُفُجوِر َفَفَج ُروا (رواه االمام‬
)‫احمد‬

“Hati-hatilah kamu terhadap sifat bakhil, karena bakhil telah merusak orang-orang sebelum
kalian. Mereka memutuskan silaturahmi, berbuat bakhil dan berbuat maksiat, semuanya
disebabkan oleh penyakit bakhil ini” (Hadits riwayat Imam Ahmad).68

)‫ بعيد من الناس (رواه الترمذى‬،‫ بعيد من الجنة‬،‫البخيل بعيد من هللا‬

“Orang yang bakhil jauh dari Allah; jauh dari surga dan jauh dari manusia (Hadits riwayat
Turmudzi)”. 69

‫َيا ِعَباِد ْي ُك ُّلُك ْم َج اِئٌع ِإاَّل َم ْن َأْطَعْم ُتُه َفاْسَتْطِعُم ْو ِنْي ُأْطِع ْم ُك ْم َيا ِعَباِد ْي ُك ُّلُك ْم َعاٍر ِإاَّل َم ْن َك َس ْو ُتُه َفاْسَتْك ُسْو ِنْي َأْك ُس ُك ْم‬

“Wahai para hamba-Ku, kalian semua pada asalnya lapar kecuali orang yang Aku beri makan,
maka mohonlah makanan pada-Ku. Wahai para hamba-Ku, sesungguhnya kalian pada asalnya
telanjang, kecuali orang yang Kuberi pakaian, maka mohonlah kepada-Ku pakaian.”

(HR Muslim). 70

Gambaran hadits di atas menguatkan bahwa manusia tidaklah memiliki apa-apa semua
kebutuhan hidupnya dicukupi oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Dan perlu diingat, manakala lahir

68
Diana, Ilfi Nur, Hadits-Hadits Ekonomi, Malang: UIN Maliki Press, 2012.
69
Diana, Ilfi Nur, Hadits-Hadits Ekonomi, Malang: UIN Maliki Press, 2012.
70
Diana, Ilfi Nur, Hadits-Hadits Ekonomi, Malang: UIN Maliki Press, 2012.
di dunia manusia tidaklah membawa apapun walau sehelai benang, lalu Allah berikan rizki
kepadanya berupa pakaian dengan berbagai aneka ragam jenis dan jumlahnya.71

Lalu dengan hikmah-Nya yang mulia, Allah telah memerintahkan kepada kita selaku
penerima nikmat untuk menunaikan hak harta tersebut dengan zakat, infaq dan shadaqah
sehingga kita menjadi orang yang dermawan karena kedermawanan adalah salah satu jalan
menuju surga. Dan Allah melarang dari sifat bakhil (kikir atau pelit) yang merupakan lawan dari
sifat dermawan.

Oleh karena itu, Islam menganggap bakhil sebagai perbuatan dosa besar Hal ini telah dijelaskan
oleh Al-Qur’an:

“Sekali-kali janganlah orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari
karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu
adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya
di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Ali Imran: 181).72

➢ Cara Mengobati Sifat Bakhil atau Kikir

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya):

‫ِإن ُتْبُدوْا الَّصَد َقاِت َفِنِع َّم ا ِهَي َو ِإن ُتْخ ُفوَها َو ُتْؤ ُتوَها اْلُفَقَر اء َفُهَو َخْيٌر ُّلُك ْم َو ُيَك ِّفُر َعنُك م ِّم ن َس ِّيَئاِتُك ْم َو ُهّللا ِبَم ا َتْع َم ُلوَن َخ ِبيٌر‬

“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu
menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu
lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu
dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (Al-Baqarah 274).73

71
Suwiknyo, SEI, MSI., Dwi, Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
72
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci al-Qur’an, 1985.
73
Diana, Ilfi Nur, Hadits-Hadits Ekonomi, Malang: UIN Maliki Press, 2012.
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-’Utsaimin rahimahullah ketika menafsirkan ayat ini
beliau menyebutkan beberapa pelajaran yang bisa diambil. Di antaranya:74

1. Anjuran dan dorongan untuk bersedekah, baik dengan menampakkannya atau dengan
menyembunyikannya.

2. Bahwasanya menyembunyikan sedekah itu lebih utama daripada menampakkannya


karena lebih mendekati keikhlasan dan menyembunyikan orang yang menerima sedekah
tersebut.

3. Bahwasanya pahala sedekah belum dicapai sebelum sedekah itu diterima oleh orang-
orang fakir.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‫اَّتُقوا الَّناَر َو َلْو ِبِش ِّق َتْمَرٍة‬

“Bentengilah diri kalian dari siksa api neraka meskipun dengan separuh buah
kurma.”Muttafaqun ‘alaih75

Hadits ini mengandung anjuran untuk bersedekah karena sedekah dapat membentengi diri
orang yang bersedekah dari api neraka.76

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menyatakan bahwa harta tidak akan berkurang
karena disedekahkan. Sebagaimana sabda dalam beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam:

‫َم ا َنَقَص ْت َص َد َقٌة ِم ْن َم اٍل‬

“Sedekah itu tidak akan mengurangi harta sedikit pun.” (HR. Muslim dan at tarmizi)

Tentang hadits ini, al-Imam an-Nawawi rahimahullah menjelaskan bahwa tidak


berkurangnya harta dengan sedekah ditinjau dari dua sisi:

74
Suwiknyo, SEI, MSI., Dwi, Kompilasi Tafsir Ayat-Ayat Ekonomi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
75
Diana, Ilfi Nur, Hadits-Hadits Ekonomi, Malang: UIN Maliki Press, 2012.

76
Diana, Ilfi Nur, Hadits-Hadits Ekonomi, Malang: UIN Maliki Press, 2012.
1. Hartanya akan diberkahi dan berbagai mudharat (bahaya) akan tercegah dari
pelakunya. Maka tertutuplah berkurangnya harta itu dengan berkah yang
tersembunyi. Hal ini bisa diketahui dengan indera dan kebiasaan.77
2. Walaupun harta tersebut nampaknya berkurang, akan tetapi tertutupi dengan pahala
yang dipersiapkan untuknya, bahkan berlipat ganda.
1.27 Karakteristik pasar persaingan monopoli
Pasar persaingan monopolistik merupakan salah satu jenis pasar persaingan tidak
sempurna. Sistem pasar monopolistik ini dikembangkan karena tidak adanya kepuasan pada
analisis model persaingan pasar sempurna atau pasar monopoli. Akan tetapi, jika kita lihat dari
struktur pasar monopolistik, maka sistem tersebut lebih mendekati pada pasar persaingan
sempurna. Namun para produsen akan lebih berpartisipasi di dalam jenis pasar tersebut untuk
menghasilkan sebuah produk yang berbeda dan mempunyai karakteristik sendiri.
Pasar monopolistik adalah sebuah pasar yang memiliki banyak konsumen yang dapat
menghasilkan suatu komoditas yang berbeda-beda. Jenis pasar ini juga seringkali disebut sebagai
pasar yang memiliki banyak penjual yang hanya menawarkan satu jenis produk namun dengan
kualitas, bentuk, dan ukuran produk yang berbeda. Di dalam pasar monopolistik, para konsumen
akan merasakan adanya sebuah perbedaan dari ciri khas pada setiap produk yang ditawarkan
oleh satu produsen dengan produsen lainnya.78
Dengan adanya perbedaan pada setiap produk yang ditawarkan, itu akan mencerminkan
perbedaan yang sesungguhnya diantara produk-produk yang akan dibeli. Tapi juga mungkin saja,
perbedaan yang tercipta hanyalah persepsi dari masing-masing konsumen saja. Dimana produk
yang ditawarkan oleh berbagai produsen yang ada di pasar memang berbeda. Misalnya saja,
perbedaan suatu produk bisa kita lihat dari bentuk kemasan atau fisiknya. Mulai dari perbedaan
bentuk, ukuran, fungsi, dan juga kualitas produk. selain itu, perbedaan tiap produk juga bisa kita
lihat dari merek, logo, dan juga kemasannya.79
Kemudian untuk melihat lebih jelas lagi terkait perbedaan produk, bisa kita lihat dari
jangka waktu kredit penjualan produk tersebut, kemudahan dalam mengaksesnya, ketersediaan
komoditas, lokasi untuk mendapatkan komunitas, layanan after sales, dan lain sebagainya.

77
Mahali, A. Mudjab, Asbabun Nuzul, Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2002.
78
Azizah dan Muhammad Sadi. 2020. Hukum Persaingan Usaha Di Indonesia; dalam Pendekatan Normatif dan Empiris. Malang: Intelegensia
Media

79
Citrawinda, Cita. 2021. Hukum Persaingan Usaha. Surabaya: Jakad Media Publishing
Adapun contoh dari produk yang dijual di pasar monopolistik yang bisa kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari yaitu alat kosmetik, pakaian, obat-obatan, tempat makan, dan masih
banyak lagi.80

➢ 1. Pengertian Pasar Monopolistik

Di dalam pasar monopolistik, ada banyak sekali penjual yang menawarkan dagangan yang
homogen atau serupa. Tapi produk yang dijual dibedakan dengan kualitas, bentuk, dan juga
ukurannya serta semua penjual yang ada harus bersaing dengan maksimal. Produk yang dijual di
dalam pasar ini mempunyai kualitas, harga dan juga ukuran yang berbeda-beda meski dalam satu
jenis produk. Penentuan harga yang tetap biasanya akan ditentukan langsung oleh penjual.
Sehingga tidak menggunakan mekanisme pasar.81

Pasar monopolistik pada dasarnya merupakan sebuah pasar yang ada di antara dua jenis
pasar yang cukup ekstrim, yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli. Oleh sebab itu,
pasar jenis ini masing mengandung unsur-unsur atau sifat yang berasal dari pasar persaingan
monopoli dan juga pasar persaingan sempurna. Dengan kata lain, pasar persaingan monopolistik
dapat diartikan sebagai sebuah pasar yang mana memiliki banyak penjual atau produsen yang
memproduksi produk yang beragam.82

➢ 2. Ciri ciri Pasar Monopolistik

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri pasar monopolistik yang perlu kamu pahami:

a) Memiliki Jumlah Produsen atau Penjual yang Sangat Banyak


Produsen yang ada di dalam pasar monopolistik sangatlah beragam dan berjumlah
banyak. Sehingga tiap penjual atau produsen harus merasa puas dengan pembagian
pasar ataupun market share yang relatif kecil. Tak hanya itu saja, penjual yang ada
di dalam pasar monopolistik tidak mempunyai kekuasaan secara penuh untuk
80
Dewi, Mastriati Hini Hermala. "Analisa Dampak Globalisasi Terhadap Perdagangan Internasional", Jurnal Ekonomia, Vol. 9, No. 1. Februari, 2019
81
Iskandar, Dadang. "Persaingan Sehat Dunia Usaha di Indonesia dalam Hubungannya dengan Sistem Ekonomi Syariah". Jurnal Yustisi, Vol. 3, No.
1. Maret 2016

82
Lubis, Andi Fahmi dkk. 2017. Hukum Persaingan Usaha; Buku Teks Edisi Kedua. Jakarta: KPPU
menentukan harga di pasaran.83Hal tersebut berkaitan dengan jumlah penjual yang
cukup banyak. Sehingga muncul berbagai kesulitan terkait koordinasi antar
produsen atau penjual. Jadi kolusi harga hampir tidak bisa dilakukan. Setiap pemilik
usaha harus selalu aktif mencari target pasarnya sendiri.
b) Diferensiasi Produk. Diferensiasi produk yang dimaksud disini adalah produk yang
serupa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Kita bisa melihat perbedaan
tersebut dari bentuk, ukuran, corak, kualitas, dan lainnya. Setiap produsen akan
memberikan ciri khas dan sentuhan khusus pada produk yang dihasilkan. Seperti
halnya pabrikan apparel dan juga alat-alat olahraga seperti Nike, Adidas, Fila,
Skechers, dan juga Puma mempunyai produk yang serupa. Dimana semua
perusahaan tersebut mengeluarkan jenis sepatu yang sama. Tapi produk yang
mereka hasilkan memiliki karakteristik dan ciri masing-masing.84
Oleh karena itu, setiap perusahaan atau produsen tidak bisa seenaknya sendiri
menentukan harga pasaran, baik itu menurunkan ataupun menaikkan harga. Apabila
salah satu produsen berusaha untuk merusak harga pasar, maka hal itu secara
otomatis akan diikuti oleh produsen lainnya. Akan tetapi, para produsen tetap tidak
bisa menaikkan harga produk. Sebab, jika ada yang nekat menaikkan harga namun
kompetitor tetap mempertahankan harga sebelumnya, maka perusahaan tadi akan
mengalami kerugian.85
c) Persaingan Produsen Tidak Berdasar Pada Harga. Di dalam pasar persaingan
monopolistik, produsen atau penjual cenderung tidak bisa mempermainkan harga di
pasaran. Kecuali ada suatu konsensus yang dilakukan secara bersamaan dengan
produsen lainnya. Oleh karena itu, persaingan yang terjadi di dalam sistem pasar ini
lebih mengarah kepada desain, kualitas, marketing, dan kelebihan dari masing-
masing produk.86Kalaupun ada yang ingin bermain harga, misalnya saja ada
produsen yang ingin menetapkan harga tinggi untuk produk yang ditawarkannya,
maka produsen tersebut harus bisa meyakinkan para konsumen terkait kualitas dan

83
Novizas, Arina dan Andri Gunawan. "Studi Kasus Analisa Ekonomi atas Hukum Tentang Hukum Anti Monopoli dan Persaingan Usaha".
Jurnal Magister Ilmu Hukum, Vol. 2, No. 1. Januari 2017

84
Novizas, Arina dan Andri Gunawan. "Studi Kasus Analisa Ekonomi atas Hukum Tentang Hukum Anti Monopoli dan Persaingan Usaha".
Jurnal Magister Ilmu Hukum, Vol. 2, No. 1. Januari 2017

85
Prakkasi, Idris. 2021. Manajemen Bisnis Syariah. Bogor: Lindan Bestari
86
Sudiarto, H. 2021. Pengantar Hukum Persaingan Usaha Di Indonesia. Jakarta: Kencana
juga keunggulan dari produk tersebut dibandingkan dengan produk serupa milik
kompetitor.87
d) Kebebasan Produsen Baru Untuk Keluar dan Masuk Pasar. Semua produsen yang
ada di dalam sistem pasar ini memiliki kebebasan untuk masuk dan keluar pasar.
Sebab, produk-produk yang mereka tawarkan bisa digantikan oleh produk serupa
dari produsen lain yang masih bertahan di dalam pasar tersebut. Hal itu tentu tidak
akan menyebabkan kelangkaan produk dan menyusahkan konsumen yang ingin
mencari produk tersebut.88 Sementara untuk produsen baru, mereka tidak perlu
memiliki sejumlah modal yang besar untuk dapat bergabung dan bersaing dalam
memperebutkan pangsa pasar. Asalkan produk yang ditawarkan memiliki harga
yang terjangkau dan berkualitas baik serta dapat dipertanggungjawabkan. Dengan
begitu, konsumen yang ada di dalam pasar akan menerima kehadiran produsen baru
itu.
e) Perkembangan Teknologi dan Inovasi. Karena adanya persaingan yang ketat dan
banyaknya kompetitor di dalamnya. Maka tiap produsen atau penjual dituntut untuk
dapat terus memberikan sebuah inovasi terhadap produk yang mereka tawarkan. Hal
tersebut juga menyebabkan teknologi dapat berkembang dengan cepat untuk
mengimbangi inovasi yang diinginkan oleh para produsen. 89 Saat sebuah produsen
melakukan inovasi, makan hal itu akan mendatangkan keuntungan yang lebih
banyak dibandingkan dengan keuntungan normal saat menggunakan produk lama.
Dengan adanya pendapatan atau keuntungan yang meningkat, maka akan lebih
mudah menarik produsen lain untuk melakukan inovasi serupa atau lebih baik lagi.
Oleh sebab itu, konsep inovasi dan juga teknologi tak akan pernah putus selama ada
persaingan yang ketat antara produsen satu dan lainnya.

➢ 3. Keuntungan Dalam Pasar Persaingan Monopolistik

87
Tarigan, Azhari Akmal. "Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dalam Perspektif Hukum Ekonomi dan Hukum Islam". Jurnal
Mercatoria, Vol. 9, No. 1. Juni 2016

88
Azizah dan Muhammad Sadi. 2020. Hukum Persaingan Usaha Di Indonesia; dalam Pendekatan Normatif dan Empiris. Malang: Intelegensia
Media

89
Dewi, Mastriati Hini Hermala. "Analisa Dampak Globalisasi Terhadap Perdagangan Internasional", Jurnal Ekonomia, Vol. 9, No. 1. Februari,2019
Erna. Skripsi, 2018. "Strategi Persaingan Bisnis Cafe di Kota Parepare (Analisis Etika Bisnis Islam)". Skripsi tidak diterbitkan. Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam. IAIN Parepare
Grafik permintaan yang akan dihadapi oleh produsen yang ada di dalam pasar persaingan
monopolistik lebih bersifat elastis dibandingkan dengan pasar monopoli. Akan tetapi, tingkat
permintaannya tidak sampai mencapai sifat elastis yang sempurna seperti kurva permintaan yang
ada di dalam pasar persaingan sempurna. Tapi, di dalam pasar persaingan monopolistik, kamu
akan memperoleh beberapa keuntungan yang tidak bisa didapatkan di jenis pasar lain. Berikut
adalah penjelasan lengkapnya:90

a. Memaksimalkan Keuntungan Dalam Jangka Pendek. Permintaan yang ada dihadapi


oleh semua produsen yang ada di dalam pasar persaingan monopolistik mayoritas
berasal dari keseluruhan permintaan konsumen atau pasar. Keuntungan yang
maksimal dapat diperoleh jika produsen terus memproduksi barang-barang yang
disediakan hingga pada tingkat tercapainya MC sama dengan MR. Dalam hal itu,
perusahaan atau produsen akan memperoleh keuntungan di atas rata-rata dalam
jangka waktu yang pendek.91
b. Memaksimalkan Keuntungan Jangka Panjang. Dengan adanya keuntungan yang
melebihi batas rata-rata akan menyebabkan perkembangan produsen di dalam pasar.
Sehingga setiap produsen yang ada di dalam pasar harus siap menghadapi
permintaan yang semakin sedikit di berbagai tingkatan harga. Jadi, keuntungan yang
akan diperoleh juga semakin menurun ke tingkat normal.92 Terdapat Ketidak
efisienan di Dalam Pasar Persaingan Monopolistik, Ada dua penyebab mengapa
ketidakefisienan muncul di dalam pasar persaingan monopolistik ini. Pertama yaitu
karena harga jual yang lebih besar dibandingkan dengan biaya marginal. Kemudian
yang kedua adalah kapasitas yang terlalu berlebih. Jika perusahaan mengalami
kerugian minimum, maka mereka akan keluar dari pasar tersebut.

Sehingga jumlah produsen atau penjual yang ada di dalam pasar akan semakin berkurang
dan jumlah permintaan yang didapatkan oleh produsen yang masih ada akan semakin meningkat.

90
Iskandar, Dadang. "Persaingan Sehat Dunia Usaha di Indonesia dalam Hubungannya dengan Sistem Ekonomi Syariah". Jurnal Yustisi, Vol. 3, No.
1. Maret 2016

91
Lim, Johanes. 2002. Strategi Sukses Mengelola Karier Dan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
92
Mardhiyah, Ainun dan Feby Aulia Safrin. "Persaingan Usaha Warung Tradisional dengan Toko Modern". Jurnal Bisnis dan Manajemen,
Vol. 8, No. 1. April 2021
Dengan keluarnya produsen-produsen tadi dari pasar, maka hal itu akan terus berlangsung
sampai produsen memperoleh keuntungan yang normal.93

Dalam situasi seperti ini, tidak akan ada lagi produsen yang masuk ke dalam pasar dan tidak
ada lagi perusahaan yang keluar dari pasar. Itulah yang disebut dengan keseimbangan jangka
panjang perusahaan dalam pasar persaingan monopolistic.

➢ 4. Kelebihan dan Kekurangan Persaingan Monopolistik

Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan dari pasar persaingan monopolistik
yang perlu kamu pahami.94

Kelebihan Pasar Persaingan Monopolistik yaitu:

a. Banyaknya perusahaan di dalam pasar akan memberikan keuntungan tersendiri


untuk para konsumen dalam memilih barang atau produk yang terbaik bagi mereka.
b. Adanya kebebasan untuk keluar dan masuk untuk para produsen. Sehingga hal itu
akan mendorong para produsen untuk selalu melakukan inovasi dalam setiap produk
yang mereka tawarkan.95
c. Terdapat diferensiasi produk yang bisa mendorong para konsumen untuk lebih teliti
dalam memilih produk yang nantinya akan dibeli dan bisa membuat setiap
konsumen bisa lebih selektif terhadap produk yang akan dipilih.
d. Pasar tersebut relatif cukup mudah kita jumpai karena sebagian besar kebutuhan
sehari-hari ada di dalam pasar monopolistik.96

➢ 5. Kekurangan Pasar Monopolistik

a. Pasar persaingan monopolistik memiliki tingkat persaingan yang cukup tinggi, baik
dalam hal harga, kualitas, maupun layanan. Sehingga para produsen yang tidak
mempunyai modal dan pengalaman yang cukup, akan lebih cepat keluar dari pasar itu.
b. Dibutuhkan modal yang cukup besar untuk dapat masuk ke dalam pasar tersebut. Sebab,
para pemilik usaha yang ada di dalamnya mempunyai skala ekonomi yang tinggi.
93
Mardhiyah, Ainun dan Feby Aulia Safrin. "Persaingan Usaha Warung Tradisional dengan Toko Modern". Jurnal Bisnis dan Manajemen,
Vol. 8, No. 1. April 2021

94
Dewi, Mastriati Hini Hermala. "Analisa Dampak Globalisasi Terhadap Perdagangan Internasional", Jurnal Ekonomia, Vol. 9, No. 1. Februari, 2019
95
Citrawinda, Cita. 2021. Hukum Persaingan Usaha. Surabaya: Jakad Media Publishing
96
Citrawinda, Cita. 2021. Hukum Persaingan Usaha. Surabaya: Jakad Media Publishing
c. Pasar ini bisa mendorong berbagai perusahaan untuk selalu memberikan inovasi.
Sehingga hal itu akan meningkatkan biaya produksi yang nantinya berimbas kepada
harga produk yang harus dibayar oleh para konsumen.97

➢ 6. Faktor Pasar Monopoli

Berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pasar monopoli, antara
lain:

a) Memiliki Sumber Daya. Sumber perusahaan bisa memonopoli pasar karena


kepemilikan sumber daya yang unik dan juga istimewa tidak dimiliki oleh
perusahaan lainnya. Untuk pemicu perekonomian monopoli yaitu adanya suatu
perusahaan yang berkuasa, baik itu semua bahan mentah yang ada ataupun sebagian
besar saja.98
b) Skala Ekonomis. Perusahaan akan memperoleh keuntungan dalam tingkat
maksimum apabila tingkat produksi yang ada di dalam perusahaan tersebut cukup
besar. Sebab, saat sebuah perusahaan mencapai situasi dimana biaya produksi
minimum, maka jumlah produksi hampir sama dengan permintaan yang ada di
dalam pasar.99 Hal itu bisa memberikan dampak dalam penurunan harga produk jika
produksinya semakin tinggi dan berada di tingkat produksi yang tinggi juga.
Kemudian untuk harga yang dibuat serendah mungkin, sehingga perusahaan yang
baru bergabung tidak akan bisa masuk dan bersaing dengan perusahaan lain yang
sudah berkembang terlebih dulu. Itulah yang bisa memicu munculnya pasar
monopoli..
c) Pendapatan Hak Monopoli dari Pemerintah. Peraturan yang dibuat oleh pemerintah
juga dapat menciptakan kekuatan monopoli. Contohnya tentang peraturan hak cipta
dan juga hak paten. Hak cipta dan hak paten adalah jaminan hukum yang bermanfaat
untuk menghindari adanya penjiplakan. Sebuah usaha untuk mengembangkan jenis
teknologi guna bisa menciptakan produk baru akan memberikan keuntungan untuk
perusahaan itu sendiri. Sehingga teknologi tersebut dilarang dan pihak pemerintah

97
Citrawinda, Cita. 2021. Hukum Persaingan Usaha. Surabaya: Jakad Media Publishing
98
Dewi, Mastriati Hini Hermala. "Analisa Dampak Globalisasi Terhadap Perdagangan Internasional", Jurnal Ekonomia, Vol. 9, No. 1. Februari, 2019
99
Lubis, Andi Fahmi dkk. 2017. Hukum Persaingan Usaha; Buku Teks Edisi Kedua. Jakarta: KPPU
memberi sanksi ataupun hukuman kepada perusahaan yang melakukan plagiat atau
penjiplakan tersebut.100

➢ Contoh Pasar Monopolistik

Berikut ini adalah contoh dari pasar persaingan monopolistik yang penting untuk diketahui:

1. Pabrik Rokok. Pabrik rokok seperti Djarum, Gudang Garam, Dji Sam Soe, dan
lainnya, sama-sama memproduksi rokok. Tapi setiap perusahaan mempunyai ciri
khasnya masing-masing. Bahkan, harga yang dipatok oleh masing-masing
perusahaan juga berbeda-beda. Tidak ada standar yang bisa menentukan bahwa
harga dari produk tersebut harus sama atau seragam.101 Selain itu, setiap perusahaan
mempunyai kuasa untuk mempengaruhi pasar menggunakan produk yang dimiliki.
Akan tetapi, mereka tidak bisa memberikan pengaruh harga kepada keseluruhan
harga pasar ataupun harga yang ditetapkan oleh pesaingnya. Adapun perbedaan lain
yang dapat kita lihat dari semua contoh produk dari pabrikan diatas adalah mengenai
racikan rokok, tampilan desain kemasan, dan juga varian rasa yang disediakan.
Kemudian, jumlah batang rokok yang ada di dalam kemasan juga bergantung dari
masing-masing pabrik.102.
2. Pabrik Sepeda Motor. Contoh selanjutnya dari pasar persaingan monopolistik yang
ada di Indonesia adalah pabrik sepeda motor Honda ataupun Yamaha. Dimana
motor keluaran Honda selalu dianggap lebih irit dibandingkan dengan sepeda motor
merk lainnya. Sementara motor keluaran Yamaha dinilai lebih mempunyai tenaga
yang unggul dibandingkan dengan sepeda motor lain.103
Hal itu adalah salah satu contoh yang ada di pasar persaingan monopolistik. Dimana
kedua brand tersebut sama-sama memproduksi sepeda motor. Akan tetapi, keduanya mempunyai
karakteristik yang cukup berbeda.

Persaingan bisnis menurut Quraish Shihab dalam Al-Qur'an merupakan sesuatu yang
diperbolehkan bahkan diperintahkan. Hal tersebut mengacu kepada Al-Qur'an surat al-

100
Lubis, Andi Fahmi dkk. 2017. Hukum Persaingan Usaha; Buku Teks Edisi Kedua. Jakarta: KPPU
101
Nugroho, Susanti Adi. 2012. Hukum Persaingan Usaha Di Indonesia; Dalam Teori Dan Praktik Serta Penerapan Hukumnya. Jakarta: kencana
102
Nugroho, Susanti Adi. 2012. Hukum Persaingan Usaha Di Indonesia; Dalam Teori Dan Praktik Serta Penerapan Hukumnya. Jakarta: kencana
103
Nugroho, Susanti Adi. 2012. Hukum Persaingan Usaha Di Indonesia; Dalam Teori Dan Praktik Serta Penerapan Hukumnya. Jakarta: kencana
Muthaffifin ayat 26 yang berbunyi: "Laknya (segel) dari kasturi. Dan untuk yang demikian itu
hendaknya orang berlomba-lomba". (26).

Ayat tersebut menurut Quraish Shihab dalam tafsirnya berasal dari kata nafi>s (‫ ) نفيس‬yang
berarti sesuatu yang sangat bernilai, sehingga keberadaannya diperebutkan dan untuk
mendapatkannya dibutuhkan usaha dengan sungguh-sungguh.4 Quraish Shihab menjelaskan
bahwa ayat tersebut memiliki korelasi (munasabah) dengan ayat sebelumnya yang menjelaskan
mengenai kenikmatan surgawi berupa hidangan yang dijanjikan oleh Allah untuk di suguhkan
kepada mereka yang memenuhi "syarat klasifikasi", oleh karenanya dikatakan oleh Quraish
Shihab bahwa dalam ayat tersebut digunakan kata tana>fasa (‫ س‬akar memiliki yang) ‫َتَناَف‬makna
sesuatu yang sangat bernilai sehingga mereka yang dikatakan dalam ayat tersebut sebagai al-
Mutana>fisu>n (‫( ن َسِو ُاَفَنمُْتل‬yang diartikan oleh Quraish Shiha sebagai "para pelomba" sangat
dianjurkan untuk saling bersaing untuk memperoleh kenikmatan tersebut.104

Ayat tersebut secara eksplisit tidak menyebutkan mengenai kaitannya dengan persaingan
bisnis, melainkan berorientasi kepada ranah ukhrawi berkaitan dengan kenikmatan surgawi yang
banyak kebaikan bisa untuk dilakukan.

1.28 Perilaku perusahaan dalam persaingan monopolistik

Sifat – sifat persaingan pasar monopolistik adalah :

1. Selalu ada sejumlah besar penjual dan pembeli di pasaran.


2. Produksi barang dan jasa yang diperjualbelikan lazimnya bervariasi baik dalam
merk, mutu, kampanye iklan yang dilakukan dan dampak-dampak psikologis yang
berbeda-beda terhadap konsumen.105
3. Perusahaan-perusahaan yang memasuki pasar mempunyai kemampuan kendali yang
terbatas terhadap harga, karena dibandingkan dengan luasnya pasar yang harus
dijangkau, perusahaan itu masuk kategori perusahaan sedang, namun mereka

104
guna 3Alquran, 83: 26.4M Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah; Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur'an, vol 15
(Jakarta: Lentera Hati, 2002), 131.

105
Jusmaliani, dkk. 2005. Kebijakan Ekonomi dalam Islam. Yogyakarta: Kreasi wacana
memproduksi aneka ragam barang yang tetap mampu menjangkau konsumen
membeli barang-barang produksinya.
4. Memasuki pasar persaingan monopolistik selalu mudah, namun sebelumnya
memerlukan kampanye iklan yang luas dan besar biayanya.
5. Selalu terbuka peluang yang sifatnya bukan persaingan dalam harga tetapi
persaingan dalam diferensiasi jenis komoditi yang dihasilkan dan persaingan dalam
kampanye iklan yang dilakukan untuk menarik minat konsumen sebanyak-
banyaknya.106
Persaingan ini akan memacu perusahaan-perusahaan yang masuk dalam persaingan
monopolistik untuk meningkatkan efisiensi mereka masing-masing. Dampak yang timbul dari
keadaan pasar persaingan monopolistik lazimnya Kedudukan persaingan monopolistik akan
membuka peluang pasar yang terbatas lingkup konsumennya, sehingga pencapaian laba tak
sebesar seperti kedudukan yang mungkin bisa dicapai pada pasar persaingan bebas sempuma.
Dalam pasar persaingan monopolistik masih juga tetap ada persaingan antara perusahaan,
terutama dalam persaingan kampanye periklanan yang mencoba menarik sebanyak-banyaknya
konsumen. Mendekati keadaan pasar persaingan sempuma, dengan demikian harga-harga juga
cenderung mendekati harga pokok produksi.107

1.29 Diferensiasi produ


Diferensiasi produk yang dimaksud disini adalah produk yang serupa mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda. Kita bisa melihat perbedaan tersebut dari bentuk, ukuran, corak,
kualitas, dan lainnya. Setiap produsen akan memberikan ciri khas dan sentuhan khusus pada
produk yang dihasilkan. Seperti halnya pabrikan apparel dan juga alat-alat olahraga seperti Nike,
Adidas, Fila, Skechers, dan juga Puma mempunyai produk yang serupa. Dimana semua
perusahaan tersebut mengeluarkan jenis sepatu yang sama. Tapi produk yang mereka hasilkan
memiliki karakteristik dan ciri masing-masing.108

106
Akosah-Twumasi, P., & et al. (2018). A systematic Review of Factors that Influence Youth Career Choices-the
Role of Culture. Frontiers in Education, 3(58).
107
Jusmaliani, dkk. 2005. Kebijakan Ekonomi dalam Islam. Yogyakarta: Kreasi wacana

108
Jusmaliani, dkk. 2005. Kebijakan Ekonomi dalam Islam. Yogyakarta: Kreasi wacana
Oleh karena itu, setiap perusahaan atau produsen tidak bisa seenaknya sendiri
menentukan harga pasaran, baik itu menurunkan ataupun menaikkan harga. Apabila salah satu
produsen berusaha untuk merusak harga pasar, maka hal itu secara otomatis akan diikuti oleh
produsen lainnya. Akan tetapi, para produsen tetap tidak bisa menaikkan harga produk. Sebab,
jika ada yang nekat menaikkan harga namun kompetitor tetap mempertahankan harga
sebelumnya, maka perusahaan tadi akan mengalami kerugian.109

1.30 Keseimbangan pajak

Apa rumus keseimbangan pasar setelah pajak? Biasanya rumus mengenai keseimbangan
pajak dicari pada pelajaran ekonomi maupun akuntansi. Sebab, materi mengenai pajak dipelajari
dalam kedua ilmu tersebut. Pajak mungkin sudah sering kita dengar. Namun, apakah kamu tahu
apa itu keseimbangan pasar? Jika ingin mengetahuinya secara lengkap, artikel ini akan
membahas secara tuntas.

Rumus Keseimbangan Pasar Setelah Pajak

Sebelum membahas lebih jauh, apa kamu tahu arti dari pajak? Mengutip buku dengan judul
Pengantar Perpajakan karya Nurmantu (2005), Prof. Dr. P. J. A. Andriani mengungkapkan
bahwa pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat
ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung
dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.110

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pajak adalah sebuah iuran yang wajib dibayarkan
menurut perundang-undangan. Pajak memiliki fungsi, yakni fungsi anggaran, fungsi stabilitas
fungsi mengatur, dan fungsi redistribusi pendapatan.Lalu apa yang disebut sebagai
keseimbangan pasar? Keseimbangan pasar adalah kondisi saat jumlah penawaran barang sama
dengan jumlah permintaan. Saat pembeli menurunkan suatu harga, maka penjual akan
menaikkan harga. Hal itu dapat membuat terjadinya keseimbangan pasar.111
109
Citrawinda, Cita. 2021. Hukum Persaingan Usaha. Surabaya: Jakad Media Publishing
110
Brooks, A. (2000). Is There a Dark Side to Government Support for Non profits? Public Administration Review,
60(3), 211-218
Brooks, A. (2000). Is There a Dark Side to Government Support for Non profits? Public Administration
111

Review, 60(3), 211-218


Adanya harga keseimbangan pasar karena proses tawar menawar barang. Sebab, jika harga
yang ditawarkan terlalu mahal, maka jasa atau barang tidak akan mudah terbeli maupun terjual.
Keseimbangan pasar pada suatu barang atau jasa memiliki peranan yang sangat penting.
Keseimbangan barang berperan untuk mengendalikan harga. Berikut rumus keseimbangan pasar
setelah pajak.1. Fungsi Penawaran Sebelum Pajak112

Qs = -a + b P

Atau dapat dirumuskan sebagai berikut.

P = (Qs /b) + (a/b)

2. Fungsi Penawaran Setelah Pajak

Qs = -a + b (P-t)

ADVERTISEMENTAtau dapat dirumuskan sebagai berikut.

P = (Qs/b) + (a/b) + t

Keterangan:

Qs = jumlah barang yang ditawarkan

P = harga barang per unit

a = konstanta (berupa angka)

b = gradien atau kemiringan

t = besar pajak

Keseimbangan pasar tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ketersediaan barang
sesuai yang diminta, persediaan bawang sesuai penawaran, serta keseimbangan tingkat
ketersediaan dan permintaan.

1.31 Ziswaf dan entrepreneurship

112
https://dx.doi.org/10.2139/ssrn.1565859
➢ 1. Pengertian Zakat
Islam memerintahkan setiap orang yang mampu bekerja untuk bekerja untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya dan keluarganya serta mengeluarkan sedekah di jalan-Nya. Orang yang
tidak mampu bekerja dan mencukupi kebutuhan hidupnya selama dia masih memiliki saudara
yang berkecukupan, maka dia adalah tanggung jawab saudaranya. Namun apabila dia hidup
sebatang kara dan tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya, apabila dia seorang anak yatim
yang lemah, lanjut usia yang tidak memiliki tenaga untuk bekerja, serta orang yang memiliki
hutang dan tidak mampu untuk membayarnya maka orang-orang yang seperti inilah yang harus
ditolong. Islam tidak melupakan mereka yang fakir dan miskin113.

Allah SWT telah menetapkan hak tertentu bagi mereka dalam harta orang-orang kaya. Hak
mereka tiada lain adalah zakat. Tujuan utama dari zakat ini adalah membantu kebutuhan fakir
miskin serta menyucikan harta yang barangkali di dalamnya tanpa sengaja tercampur oleh harta
yang haram untuk dikonsumsi.114

Dari segi kebahasaan zakat berasal dari bahasa Arab,"Kata zakat" itu sendiri merupakan
kata dasar dari zaka, yang menurut berbagai kamus bahasa arab setidaknya mengandung empat
arti utama yaitu, bersih, bertambah, tumbuh atau berkembang, berkat, dan pujian.

Secara istilah, zakat adalah bagian tertentu dari harta tertentu yang dikeluarkan atau
disalurkan dengan cara dan syarat-syarat tertentu kepada orang-orang atau badan/lembaga yang
tertentu pula. Hukum zakat adalah wajib.

Zakat adalah sebuah kewajiban individu yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim yang
memiliki harta tertentu, dan diambil oleh petugas zakat (amil). Berikut dasar hukum zakat telah
disebutkan di dalam al-Qur’an, yaitu surat at-Taubah ayat 103 ‚115

"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)

113
Audretsch, D., & Bonte, W. (2007). Religion and Entrepreneurship. CEPR Disussion Paper, 6378.
114
Adam, A.-F. (2015). Bridging the entrepreeurial intention-behavior gap: the role of commitment and implementation intention.
International Journal of Entrepreneurship and Small Business, 25

115
Al-Quran. (n.d.). At Taubah /9:60.
ketenteraman jiwa bagi mereka dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui."(At-Taubah
9:103).

Ada dua jenis zakat, yaitu zakat fitrah dan zakat mal (harta). Zakat fitrah adalah zakat yang
dikeluarkan pada bulan Ramadhan yang wajib hukumnya untuk setiap umat muslim bahkan bayi
yang baru lahir di bulan Ramadhan. Zakat fitrah sendiri pada umumnya berbentuk makanan
pokok yang dimaksudkan agar kaum dhuafa atau mustahiq tidak akan kelaparan pada saat hari
raya Idul Fitri.116

Islam sengaja memperkecil ukuran zakat fitrah agar mayoritas muslim mampu
melaksanakannya. Ukurannya sebanyak satu sha kurma, kismis, atau terigu, juga disamakan
dengan ukuran setiap makanan pokok di suatu negara.

Sedangkan zakat mal (harta) adalah zakat yang wajib dikeluarkan oleh umat Islam tidak
bergantung waktu asalkan hartanya telah mencapai nisab (harta yang cukup jumahnya) dan haul
(cukup waktu untuk mengeluarkan zakat biasanya harta itu telah disimpan selama setahun).Tentunya
tidak semua harta yang dimiliki harus dikeluarkan zakatnya.117

Ada beberapa jenis harta yang wajib untuk dikeluarkan zakatnya, yaitu:

a. Emas dan perak


b. Hewan ternak
c. Barang dagangan
d. Hasil pertanian
e. Barang tambang dan barang temuan
Seiring dengan perkembangan zaman dan beragam profesi yang muncul, ruang lingkup
harta yang dizakati juga meluas. Seperti zakat investasi, zakat saham obligasi dan sertifikat,
zakat profesi dan wirausaha, serta zakat polis asuransi jiwa.118

➢ 2. Kriteria Mustahik Zakat


Ada dua istilah yang digunakan dalam zakat, yaitu muzakki dan mustahik. Dalam
Undang-undang Republik Indonesia No.38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat pada Bab I
116
Almarri, J. (2014). Social Entrepreneurship in Practice, The Multifaceted Nature of SE and The Role of The State
Within Islamic Context. OULU: G OECONOMICA .
117
Rahmadi Usman, Hukum Perwakafan di Indonesai, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal. 107.
118
Rahmadi Usman, Hukum Perwakafan di Indonesai, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal. 107.
Pasal 1 ayat (5) yang dimaksud muzakki adalah seorang muslim atau badan usaha yang
berkewajban menunaikan zakat sedangkan mustahik adalah orang yang berhak menerima zakat.
Tidak semua orang termasuk dalam penerima zakat. orang yang berhak menerima zakat telah
disebutkan dalam al-Qur’an surat At-Taubah ayat 60: "Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah
untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah
dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana" (At-Taubah 9:60).119

Dari ayat tersebut bisa kita ambil kesimpulan bahwa mustahik zakat itu ada 8 asnaf (bagian),
diantaranya:

a) Fakir
Orang yang termasuk dalam kategori fakir adalah orang yang hidupnya sengsara dan
tidak memiliki harta tenaga serta fasilitas untuk membatu kelangsungan hidupnya.
b) Miskin
Yang termasuk dalam kategori miskin adalah orang memiliki pekerjaan namun tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan kata lain, miskin ini sebenarnya
lebih baik kehidupannya dibandingkan fakir.
c) Amil
Amil adalah orang atau badan yang diangkat oleh pemerintah dengan tugas dan
wewenang untuk mengelola zakat. Untuk para amil yang tidak mendapatkan gaji khusus
dari pemerintah berhak mendapatkan dana zakat.120
d) Mualaf
Mualaf pada umumnya dipahami sebagai orang yang baru masuk agama Islam, namun
dilihat dari sejarahnya pada masa awal masuk Islam mualaf yang diberikan dana zakat
dibagi kepada dua kelompok yaitu kafir, yang diharapkan dapat masuk Islam dan yang
dikhawatirkan menyakiti umat Islam. Orang Islam, terdiri dari pemula muslim yang

119
Al-Quran. (n.d.). At Taubah /9:60.

120
Rahmadi Usman, Hukum Perwakafan di Indonesai, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal. 107.
disegani oleh orang kafir, muslim yang masih lemah imannya agar dapat konsisten pada
keimanannya, dan muslim yang berada di daerah musuh.121
e) Riqab (budak)
Yang dimaksud riqab dalam fikih zakat adalah budak yang diberikan kesempatan oleh
tuannya untuk membebaskan diri.
f) Gharimin (orang yang berhutang)
Yang dimaksud gharimin dalam hal ini adalah orang yang berhutang karena untuk
kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup untuk membayarnya. Syarat tidak
mampu membayar hutang ini perlu ditegaskan agar jangan sampai ada upaya untuk
melakukan penyimpangan dalam pendistribusian zakat. Oleh karena itu, pengurus zakat
diharuskan meneliti dengan cermat proses terjadinya hutang tersebut.
g) Fii sabilillah
Secara harfiah, fii sabilillah berarti ‚pada jalan menuju (ridla) Allah‛. Dari pengertian
tersebut dapat diketahui bahwa cakupan fii sabilillahsangat luas, karena menyangkut
perbuatan baik yang disukai Allah. Jumhur ulama memberikan pengertian fii sabilillah
sebagai perang mempertahankan dan memperjuangkan agama Allah yang meliputi Islam
dan kaum muslimin. Jumhur ulama sepakat bahwa zakat tidak boleh diberikan pada
selain 8 golongan itu. Namun demikian, ada mafassirin yang berpendapat bahwa fii
sabilillah itu juga mencakup kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah,
rumah sakit dan lain-lain. Sebagian pengikut mazhab Hanafi menafsirkan kata sabilillah
dengan menuntut ilmu sehingga para pelajar yang menuntut ilmu bisa mendapatkan
bagian dari zakat walaupun mereka kaya.122
h) Ibnu sabil
Ibnu sabil diartikan sebagai orang yang dalam perjalanan. Yang dimaksud disini adalah
bukan perjalanan untuk maksiat. Ibnu sabil ini adalah orang yang sedang dalam
perjalanan yang bukan maksiat dan dia mengalami kesengsaraan dalam hal ini
kekurangan ataupun kehabisan ongkos dalam perjalanannya.

➢ 3. Infak dan Sedekah


Selain mewajibkannya zakat dalam hal menyucikan harta dan memakmurkan umat Islam, Allah

121
Rahmadi Usman, Hukum Perwakafan di Indonesai, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hal. 107.
122
38Elsi Kartika Sari, Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf, (Jakarta: PT Grasindo, 2006), hal. 10.
juga menganjurkan kepada seluruh umat Islam untuk mengeluarkan sebagian hartanya melalui
infak dan sedekah yang bersifat sunnah. Allah SWT memerintahkan kepada umat muslim untuk
mengeluarkan infak dan sedekah sebelum datang kematiannya,

sebagaimana dinyatakan dalam surat Al-Munafikun 9-11 sebagai berikut:

"Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari
mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang
merugi dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang
kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabbku, mengapa Engkau
tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat
bersedekah dan aku Termasuk orang-orang yang saleh?"dan Allah sekali-kali tidak akan
menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. dan Allah Maha
Mengenal apa yang kamu kerjakan.‛ (Al-Munaafiquun 63:9-11)123

Ayat di atas menjelaskan bahwa pada hari kematiannya nanti, mereka yang tidak
mengeluarkan infak dan sedekah akan meminta untuk menangguhkan kematiannya demi untuk
mengeluarkan infak dan sedekah. Harta yang dimiliki oleh setiap orang sebenarnya tidak
sepenuhnya hak milik mereka. Namun di dalamnya juga terdapat hak milik orang lain yang
wajib dikeluarkan karena itu termasuk harta kaum dhuafa. Jika zakat ada nisab dan haulnya,
maka infak dan sedekah bebas dari nisab dan haul. Infak dan sedekah bisa dilakukan oleh
siapapun, baik yang berpenghasilan tinggi ataupun rendah sekalipun.

Sedekah umumnya dapat dilakukan setiap hari tanpa adanya batasan jumlah maupun
nilainya. Secara istilah, sedekah sama dengan infak, yakni mengeluarkan sebagian harta atau
pendapatan untuk kepentingan yang diperintahkan oleh agama. Hanya saja infak lebih kepada
pemberian yang bersifat materiil sedangkan sedekah tidak hanya mengenai suatu pemberian
yang bersifat materiil pada orang-orang miskin tetapi sedekah juga mencakup tentang hal-hal
yang berupa kebaikan yang bersifat non materiil.124

Terdapat banyak ayat dalam al-Qur’an dan sabda Rasul Saw. dalam as-Sunnah yang
mengajak untuk kebiasaan infak, sedekah dan memperingatkan sifat kikir. Baik infak maupun

123
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Bumi Restu, 1976).
124
Al-Zuhayly, Wahbah.2008. Zakat Kajian Berbagai Mazhab. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
sedekah adalah perbuatan mulia yang diprintahkan oleh Allah untuk senantiasa dilaksanakan
oleh hamba Allah. Allah SWT berfirman dalam surat Ali ‘Imran ayat 92 yang berbunyi: 125
"Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan
sebagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah
mengetahuinya.”(Ali ‘Imran 3:92).126

Berikut mengenai jenis-jenis sedekah yang dibagi menjadi 2 jenis, yaitu yang bersifat
materiil dan fisik serta yang bersifat non fisik. Sedekah yang bersifat materiil dibagi menjadi 2
macam, yaitu wajib dan sunnah:

1) Fardhlu ‘ain/wajib terdiri dari:

1) Fardhlu ‘ain/diri adalah zakat yang terdiri dari zakat fitrah dan zakat mal.

2) Fardhlu kifayah adalah infaq.

b. Sunnah adalah sedekah

Sedekah yang non fisik, yaitu:

1) Tasbih, tahmil, tahlil dan takbir.

2) Senyum, tenaga untuk bekerja, membuang duri dari jalan dan lain-lain.

➢ 4. Wakaf

Menurut bahasa, wakaf berasal dari kata waqaf yang berarti terkembalikan, tertahan,
tertawan dan mencegah. Menurut Basyir wakaf adalah menahan harta yang dapat diambil
manfaatnya dan tidak musnah seketika untuk penggunaan yang dibolehkan dan dimaksudkan
untuk mendapat ridha Allah. Sedangkan tim penyusun buku wakaf Departemen Agama Republik
Indonesia mengatakan bahwa wakaf adalah sejenis pemberian yang pelaksanaannya dilakukan
dengan menahan pemilikan asal dan maanfatnya untuk kepentingan umum. Harta wakaf ini
dapat dimanfaatkan oleh orang banyak tanpa harus memberikan imbalan berupa apapun. 127
dalam Undang-undang Wakaf Nomor 41 Tahun 2004 pasal 22, harta benda wakaf hanya

125
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Bumi Restu, 1976)
126
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Bumi Restu, 1976)
127
M. Rusydi. 2015. Potensi Pengembangan Wakaf Uang di Palembang. Palembang: Prelemenary Research.
diperuntukan bagi sarana ibadah, sarana dan kegiatan pendidikan dan kesehatan, bantuan kepada
fakir miskin, anak terlantar, yatim piatu dan beasiswa, untuk kemajuan ekonomi, dan kemajuan
serta kesejahteraan umum lainnya yang tidak bertentangan dengan syariat dan peraturan
perundang-undangan.128

Wakaf adalah suatu perbuatan hukum, oleh karena itu dalam pelaksanaannya harus
diperhatikan syarat dan rukunnya. Jumhur ulama mengatakan bahwa rukun wakaf ada 4, yaitu:

a. Wakif, orang yang mewakafkan hartanya.

b. Mauquf, harta yang diwakafkan.

c. Mauquf ‘alaih, tujuan wakaf atau orang yang diserahi untuk mengelola harta wakaf.

d. Sighat, pernyataan wakif untuk mewakafkan hartanya.

Menurut Ahmad Azhar Basyir, wakaf terbagi menjadi wakaf ahli (keluarga atau khusus)
dan wakaf umum (khairi).

a. Wakaf ahli (keluarga atau khusus)


Merupakan wakaf yang ditujukan kepada orang-orang tertentu baik keluarga wakif
ataupun bukan. Wakaf seperti ini dipandang sah dan yang berhak menikmati
manfaat dari harta benda wakaf ini adalah mereka yang ditunjuk dalam pernyataan
wakaf.129
b. Wakaf umum
Merupakan wakaf yang sejak semula tidak ditujukan kepada orang tertentu
melainkan untuk kepentingan umum.

Apabila dilihat dari segi ekonominya, wakaf bisa dibagi menjadi dua macam, sebagaimana
yang diungkapkan oleh Qohaf, yaitu sebagai berikut:

a. Wakaf langsung, yaitu wakaf untuk memberikan pelayanan langsung kepada orang-
orang yang berhak seperti sekolah, masjid dan rumah sakit.

128
M. Rusydi. 2015. Potensi Pengembangan Wakaf Uang di Palembang. Palembang: Prelemenary Research.
129
Al-Zuhayly, Wahbah.2008. Zakat Kajian Berbagai Mazhab. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
b. Wakaf produktif, yaitu wakaf harta yang digunakan untuk kepentingan produksi
yang manfaatnya bukan kepada benda wakaf secara langssung, tetapi dari
keuntungan bersih hasil pengembangan wakaf diberikan kepada orang-orang yang
berhak sesuai dengan tujuan wakaf.

Dibandingkan dengan wakaf tanah dan benda lainnya, peruntukkan wakaf uang lebih
fleksibilitas dan mempunyai dampak yang lebih besar yang tidak dimiliki oleh benda lainnya.
Ada 4 manfaat sekaligus keunggulan wakaf uang, diantaranya:130

1. Wakaf uang jumlahnya bervariasi, seseorang yang memiliki dana terbatas dapat
memberikan dana wakafnya tanpa harus menunggu nmempunyai tanah.
2. Melalui wakaf uang, aset-aset wakaf berupa tanah kosong bisa mulai dimanfaatkan
dengan pembangunan gedung atau diolah untuk lahan pertanian.
3. Dana wakaf uang juga bisa membantu sebagian lembaga-lembaga pendidikan Islam.
4. Umat Islam dapat lebih mandiri dalam mengembangkan dunia pendidikan tanpa
harus terlalu tergantung pada anggaran pendidikan negara yang sangat terbatas.

➢ 5.Enterpreneurship

Social entrepreneurship dalam konteks agama Islam pada dasarnya telah terintegrasi
dalam konsep entrepreneurship secara umum. Islamic Entrepreneurship didasarkan pada tiga
pilar yaitu: entrepreneurship, socioeconomic/ethical dan religio-spiritual(Gumusay, 2014).
(Mulyaningsih & Ramadani, 2017)mengemukakan bahwa setiap entrepreneur harus
mendasarkan aktifitasnya pada 2 peran yaitu membangun hubungan dengan manusia
(hablumminannas), termasuk didalamnya melaksanakan perintah Allah untuk peduli pada
sesama, peran yang kedua membangun hubungan dengan Allah (hablumminallah), bahwa segala
aktifitas hablumminannas dilaksanakan semata-mata karena Allah.131

Amil zakat merupakan profesi yang mulia dalam sudut pandang agama karena menjadi amil
merupakan salah satu cara untuk berdakwah dan mengukuhkan agama. Melalui amil, harta umat
muslim diamanahkan untuk dikelola dan seterusnya didistribusikan kepada mereka yang berhak
menerima, dalam konteks inilah amil mengambil peranan untuk mengukuhkan dan menguatkan
130
M. Rusydi. 2015. Potensi Pengembangan Wakaf Uang di Palembang. Palembang: Prelemenary Research
131
Almarri, J. (2014). Social Entrepreneurship in Practice, The Multifaceted Nature of SE and The Role of The State
Within Islamic Context. OULU: G OECONOMICA .
agama. Dengan kata lain, aktifitas amil pada lembaga ZISWAF merupakan aktifitas yang
disandarkan pada ajaran agama, terikat dan patuh pada aturan yang telah dibuat agama, dalam
rangka menegakkan ajaran agama serta merupakan bentuk dakwah bil hal. 132

Dimasa kini, keberadaan lembaga ZISWAF semakin dibutuhkan, kesenjangan ekonomi dan
permasalahan sosial ekonomi yang terjadi serta keterbatasan sumberdaya yang dimiliki negara
untuk mengatasi problem sosial ekonomi tersebut, menjadikan sinergi negara dengan lembaga
ZISWAF menjadi semakin mendesak untuk diwujudkan.133

Amil dalam upaya sinergi tersebut menjadi ujung tombak pelaksanaan program
pemberdayaan dan salah satu faktor penentu pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi. Menjadi
permasalahan ketika fakta menunjukkan bahwa sejauh ini, menjadi amil belum menjadi pilihan
karir bagi banyak generasi milenial.

Berbagai motivasi melatarbelakangi seseorang menjadi amil mulai dari motif religiusitas,
passion untuk membantu sesama, sekedar batu loncatan karir dan lainnya. Hasil penelitian
terdahulu dengan berbagai macam pendekatan penelitian, menghasilkan rumusan faktor yang
berbeda-beda mengenai alasan yang mendorong seseorang memilih berkarir sebagai social
entrepreneur.134

Paparan detail dapat dilihat pada tabel 1. Dua faktor penentu pilihan karir yang saling
berkaitan yang menjadi determinan penting bagi lembaga ZISWAF sebagai organisasi berbasis
keagamaan adalah religiosity dan calling (Flanigan S. , 2010),(Hagmaiger & Abele, 2012), (Hill
& Dulk, 2013), (Arli & Lasmono, 2015), (Mohammadi, Kamarudin, & Omar, 2019). Dimana
calling merujuk pada panggilan Tuhan (Hernandez, Pamela, & Beitin, 2011) yang kemudian
menjadi faktor penggerak seseorang untuk berperilaku tertentu sesuai ajaran Tuhan, dalam
konteks ini menunjukkan perilaku kepedulian pada sesama dan keinginan untuk ikut ambil
bagian dalam penyelesaian permasalahan sosial ekonomi masyarakat. 135
Temuan ini hendaknya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan ketika organisasi

132
Al-Zuhayly, Wahbah.2008. Zakat Kajian Berbagai Mazhab. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
133
Adam, A.-F. (2015). Bridging the entrepreeurial intention-behavior gap: the role of commitment and
implementation intention. International Journal of Entrepreneurship and Small Business, 25
134
Audretsch, D., & Bonte, W. (2007). Religion and Entrepreneurship. CEPR Disussion Paper, 6378.
135
Akosah-Twumasi, P., & et al. (2018). A systematic Review of Factors that Influence Youth Career Choices-the
Role of Culture. Frontiers in Education, 3
merumuskan program pelatihan dan pengembangan. Sangat penting bagi organisasi untuk
memastikan amil lembaga ZISWAF memiliki religiusitas yang baik dalam rangka memenuhi
kompetensi sebagai amil zakat dan membangun kepercayaan muzakki.136

1.32 Perintah Al-Qur'an dan hadits untuk berwirausaha

Suatu pagi, Nabi Muhammad SAW duduk bersama para sahabatnya. Kemudian, mereka
melihat pemuda gagah dan kuat berangkat bekerja. Para sahabat berkata, “Celakalah dia,
andaikan masa muda dan kekuatannya ia gunakan dijalan Allah SWT, niscaya itu lebih baik”.
Mendengar hal itu, Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa jika pemuda ini bekerja untuk
anak-anaknya yang masih kecil, maka dia sedang berjuang di jalan Allah SWT. Jika dia keluar
untuk bekerja agar dirinya terhindar dari barang haram, maka dia juga sedang berada di jalan
Allah SWT. Jika dia berangkat kerja karena riya’ dan membanggakan diri, maka dia berada di
jalan setan.137

Premis di atas adalah menjelaskan bahwa bekerja, membangun wirausaha adalah pekerjaan
yang baik. Asal niat dan cara kerjanya baik. Tidak heran jika kemudian Rasulullah SAW pernah
bersabda:

‫ َأْع َطْو ُه َأْو‬، ‫َألْن َيْأُخَذ َأَح ُد ُك ْم َح ْبَلُه َفَيْأِتَي ِبُخْز َم ِة َح َطٍب َع َلى َظْهِر ِه َفَيِبْيَعَها َفَيُك َّف ُهللا ِبَها َو ْج َهُه َخْيٌر َلُه ِم ْن َأْن َيْس َأَل الَّناَس‬
‫َم َنُعْو ُه‬

Yang artinya : “Sungguh seseorang dari kalian yang mengambil talinya lalu membawa
seikat kayu bakar di atas punggungnya, kemudian ia menjualnya, sehingga dengannya Allah
menjaga kehormatannya. Maka, itu lebih baik baginya daripada ia meminta-minta kepada
manusia, (yang kadang) mereka memberinya (dan kadang) tidak memberinya.” (HR. Al-
Bukhari).138

Selain itu juga sangat banyak ayat suci al-Quran yang menjelaskan tentang anjuran untuk
bekerja, di antaranya:

‫َو َأْن َلْيَس ِلِإْل ْنَس اِن ِإاَّل َم ا َسَع ٰى‬

136
Amit, R., & Muller, E. (1993). Challenges to Theory Development in entrepreneur Research. Journal of
Manegement Studies, 30(5), 815-834.
137
Allamah kamal faqih dan tim ulama'.Tafsir Nurul qur'an.(Jakarta:Al-Huda,2006)
138
Kumpulan Hadis Pilihan (Jakarta: Dewan Mubaligh Indonesia, 2008)
Yang artinya : “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya.” (QS. An-Najm: 39).139

Pada dasarnya, ayat di atas memang memiliki banyak pemahaman. Masyhurnya, para ahli
tafsir seperti Ath-Thabari, al-Alusi, dan lain-lain menjelaskan bahwa ayat di atas hadir untuk
mendeskripsikan orang-orang yang beramal saleh, maka mereka pantas mendapatkan pahala.
Namun demikian, ayat di atas tetap bisa digunakan dalam masalah kewirausahaan, bahwa yang
didapat oleh manusia itu apa yang mereka kerjakan, bukan apa yang mereka angankan.

‫َو َجَع ْلَنا الَّنَهاَر َم َع اًش ا‬

“Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan,” (QS. An-Naba’: 11).

Ayat inilah yang dengan jelas menyebut frase penghidupan, bekerja. Begitu banyak ahli
tafsir seperti Fakhruddin al-Razi, al-Baghawi, Ibnu Jauzi dan lain sebagainya yang sepekat
bahwa di samping menciptakan malam sebagai selimut (istirahat), Allah SWT menciptakan siang
hari sebagai tempat mencari rejeki, dan keperluan dunia yang lain. Terkhusus, pekerjaan yang
paling baik, sabda Nabi Muhammad SAW, adalah pekerjaan seseorang dengan tangannya
sendiri. Misal, usaha sendiri, membangun jaringannya sendiri, dan lain sebagainya.140

‫َفِإَذ ا ُقِضَيِت الَّص اَل ُة َفاْنَتِش ُروا ِفي اَأْلْر ِض َو اْبَتُغ وا ِم ْن َفْض ِل ِهَّللا َو اْذ ُك ُروا َهَّللا َك ِثيًرا َلَع َّلُك ْم ُتْفِلُحوَن‬

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Jumu’ah: 10)

Terlepas dari banyaknya penafsiran ulama terkait frase “maka bertebaranlah kamu di mukt
bumi; dan carilah karunia Allah”, yang pasti Imam al-Baghawi menyebutkan dalam Ma’alim at-
Tanzil-nya:

‫َقْو ُلُه َع َّز َو َج َّل ﴿َفِإَذ ا ُقِضَيِت الَّص اَل ُة َفاْنَتِش ُروا ِفي اَأْلْر ِض﴾ َأْي ِإَذ ا ُفِرَغ ِم َن الَّص اَل ِة َفاْنَتِش ُروا ِفي اَأْلْر ِض ِللِّتَج اَرِة‬
‫َو الَّتَص ُّر ِف ِفي َح َو اِئِج ُك ْم ﴿َو اْبَتُغ وا ِم ْن َفْض ِل ِهَّللا﴾ َيْع ِني الِّر ْز َق َو َهَذ ا َأْم ُر ِإَباَحٍة‬

Firman Allah SWT (bila telah ditunaikan shalat Jumat, maka bertebaranlah di bumi) itu
maksudnya bila telah selesai shalat Jumat, maka bertebaranlah di muka bumi untuk berdagang

139
Allamah kamal faqih dan tim ulama'.Tafsir Nurul qur'an.(Jakarta:Al-Huda,2006)
140
Allamah kamal faqih dan tim ulama'.Tafsir Nurul qur'an.(Jakarta:Al-Huda,2006)
dan mentasharrufkan (menjalankan) harta untuk kebutuhan kalian; (dan carilah dari anugerah
Allah) maksudnya adalah rejeki. Demikian ini adalah perintah ibahah (memperbolehkan).

Selain itu, Allah SWT juga berfirman sebagai lanjutan dari QS. Al-Jumu’ah di atas sebagai
berikut:

‫َو ِإَذ ا َر َأْو ۟ا ِتَٰج َر ًة َأْو َلْهًو ا ٱنَفُّض ٓو ۟ا ِإَلْي َه ا َو َت َر ُك وَك َقٓاِئًما ُقْل َم ا ِع نَد ٱِهَّلل َخ ْيٌر ِّم َن ٱلَّلْه ِو َو ِمَن ٱلِّت َٰج َر ِة َو ٱُهَّلل َخ ْيُر ٱلَّٰر ِز ِقيَن‬

“Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya
dan mereka tinggalkan kamu (Muhammad SAW) sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: “Apa
yang di sisi Allah SWT lebih baik daripada permainan dan perniagaan, dan Allah Sebaik-baik
Pemberi rezeki.” (QS. Al-Jumu’ah: 11).141

Titik terpenting dari bagian ini adalah frase dari firmah Allah SWT yang berbunyi “Apa
yang di sisi Allah SWT lebih baik daripada permainan dan perniagaan”. Imam al-Qurthubi
menukil dari Shahih Muslim bahwa saat itu Rasulullah SAW sedang melaksanakan khutbah
Jumat. Kemudian datanglah rombongan dagang dari tanah Syam. Banyak orang yang kemudian
berpaling dari beliau, kecuali 12 shahabat. Maka, turunlah ayat ini.

Dari penjelaskan di atas, bisa dipahami bahwa bekerja, membangun kewirausahaan dan
semacamnya termasuk sesuatu yang sangat penting bagi semua orang. Ia menjadi begitu urgen
karena dengannya orang-orang akan terselamatkan dari meminta-minta. Rasullulah menekankan
hal ini dengan sabdanya, bahwa “tangan di atas (pemberi) lebih baik dari tangan yang di bawah
(penerima)” (HR. Muslim).142

Selain itu, Nabi Muhammad juga pernah bersabda mengenai ancaman yang sangat serius,
yang perlu diperhatikan oleh semua orang:

‫َم ا َيَز اُل الَّرُجُل َيْس َأُل الَّناَس َح َّتى َيْأِتَي َيْو َم الَقَياَم ِة َلْيَس ِفْي َو ْج ِهِه ُم ْز َع ُة َلْح ٍم – ُم َّتَفٌق َع َلْيِه‬

141
Allamah kamal faqih dan tim ulama'.Tafsir Nurul qur'an.(Jakarta:Al-Huda,2006)
142
Imam Al-Hafidz Ibnu Hajar Asqalani.Bulughul maram five in one(Mizan Publika:Jakarta.2012)Jamal Ma'mur
Asmani.Fiqh Sosial Kiai Sahal Mahfudh Antara konsep dan Implementasi .(Surabaya:Khalista,2007)
“Jika seseorang terus-menerus meminta-minta pada orang lain, maka dia akan datang pada
hari kiamat dalam keadaan wajahnya tidak memiliki sekerat daging sama sekali.” (HR.
Muttafaqun ‘alahi).143

Namun demikian, melihat ayat terakhir dalam tulisan ini (QS. Al-Jumu’ah: 11) bisa
dipahami bahwa sepenting dan se-urgen apapun bekerja dan mencari rejeki, jangan sampai
melalaikan seseorang dari kewajibannya beribdah kepada Allah SWT, karena Dia-lah Dzat
Pemberi Rejeki. Jika Sang Pemberi Rejeki kita jauhi (karena bekerja), maka rejeki mana yang
kita cari!?144

1.33 Ayat dan hadits yang berkaitan dengan wirausaha

Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW:

‫َع ْن َعاِص ْم ْبِن ُع َبْيِد هللا َع ْن َس اِلْم َع ْن َأِبْيِه َقاَل َقاَل َر ُسْو ُل ِهلل َص َلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ِإَّن َهللا ُيِح ُّب اْلُم ْؤ ِم َن اْلُم ْح َتِر َف )أخرجه‬
‫(البيهقى‬

“Dari ‘Ashim Ibn ‘Ubaidillah dari Salim dari ayahnya, Ia berkata bahwa Rasulullah Saw.
Bersabda: “Sesungguhnya Allah menykai orang mukmin yang berkarya.”(H. R. Al-Baihaqi).

Berdasarkan hadits di atas dapat disebutkan bahwa berwirausaha merupakan kemampuan


dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya
kreativitas dan inovasi.145

Kreatifitas merupakan skill yang penting dalam menciptakan peluang-peluang bisnis dan
mengembangkannya. Seorang wirausaha tetap mampu menemukan dan menciptakan peluang
baru untuk berbisnis, sehingga ia tidak pernah khawatir kehabisan lahan walaupun bergelut
dengan persaingan yang sangat ketat. Sedangkan inovasi merupakan kemampuan melakukan
pembaruan-pembaruan dalam bisnis yang digelutinya, sehingga bisnis yang dilakukannya selalu

143
Muhammad Faiz Al-Math, 1100 Hadits Terpilih, (Jakarta: Gema Insani Press.1991).
144
M. Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah pesan,kesan,dan keserasian Al-Quran(Jakarta:Lentari .2002.vol.11)
145
Buya H.M. Alfis Chaniago dan Saiful El-Usmani, Kumpulan Hadis Pilihan (Jakarta: Dewan Mubaligh Indonesia,
2008)
dapat mengikuti perkembangan zaman. Sifat inovatif. Ini akan mendorong bangkitnya kembali
kegairahan untuk meraih kemajuan dalam berbisnis.146

Faktanya, ide tidak mungkin berjalan baik tanpa pemasaran. Berapa banyak pebisnis
pemula gulung tikar karena termakan ide-ide tanpa melihat kebutuhan masyarakat. Maka
kenalilah kembali ide bisnismu apakah memang diminati masyakarat. Jika ide ini masih
tergolong baru, lakukan riset pasar agar ide itu bisa diterima oleh masyarakat.

Hadis Miqdam bin Ma’dikariba tentang Nabi Daud makan dari usahanya sendiri

‫ َم ا َأَك َل َاَح ٌد َطَع اًم ا َقُّط َخْيًرا ِم ْن َأْن َيْأُك َل ِم ْن‬: ‫َع ْن اْلِم ْقَداِم ْبِن َم ْع ِدَيْك ِر َب َر ِض َي ُهللا َع ْنُه َعن النبي َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َلَم َقاَل‬
) ‫(رواه البخارى‬.‫ َو ِإَّن َنِبَّي هللا َداُوَد َع َلْيِه الَّسَالم َك اَن َيْأُك ُل ِم ْن َع َمِل َيِدِه‬، ‫َع َمِل َيِدِه‬

Dari Al-Miqdam bin Ma’dikarib RA. : Nabi SAW. bersabda, “tidak ada makanan yang
lebih baik dari seseorang kecuali makanan yang ia peroleh dari uang hasil keringatnya sendiri.
Nabi Allah, Daud AS. makan dari hasil keringatnya sendiri.” (H.R. Al Bukhori)147

Dalam hadist tersebut tedapat anjuran makan dari hasil usaha sendiri. Rasulullah SAW.
menganjurkan umatnya supaya berusaha memenuhi hajat hidup dengan jalan apapun menurut
kemampuan asal jalan yang ditempuh itu halal. Penjelasan hadis di atas bahwasanya Nabi Daud
AS. di samping sebagai Nabi dan Rasul, juga seorang raja. Namun demikian, sebagaimana
diceritakan Nabi SAW. dalam hadis beliau ini, bahwa apa yang dimakan oleh Nabi Daud adalah
jerih payahnya sendiri dengan bekerja yang menghasilkan sesuatu sehingga dapat memperoleh
uang untuk keperluan hidupnya sehari-hari. Di antaranya sebagaimana dikisahkan dalam al-
Quran, bahwa Allah menjinakkan besi buat Nabi Daud sehingga ia bisa membuat aneka macam
pakaian besi.148

Merupakan pekerjaan yang paling baik Dalam Hadis :

‫وكل‬, ‫ عمل الرجل بيده‬: ‫ أي الكسب أطيب ؟ قال‬: ‫عن رفاعة بن رافع رضى هللا عنه أّن النبي صلى هللا عليه وسلم سئل‬
‫ رواه البزار وصححه الحاكم‬. ‫بيع مبرور‬

Artinya:

146
Ma’ruf Abdullaah, Wirausaha Berbasis Syariah, (Banjarmasin: Antasari Press, 2011),
147
Muhammad Faiz Al-Math, 1100 Hadits Terpilih, (Jakarta: Gema Insani Press.1991).
148
M. Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah pesan,kesan,dan keserasian Al-Quran(Jakarta:Lentari .2002.vol.11)
Dari Rifa'ah bin Rafi' bahwa Nabi S.A.W pernah ditanya, "pekerjaan apakah yang paling
baik?" beliau besabda "pekerjaan yang dilakukan seseorang dengan usahanya sendiri , dan setiap
jual beli yang baik." riwayat Al-Bazzar.Hadist ini Shahih menurut Al-Hakim.

Dari hadist ini didapatkan ,suatu yang dikatakan baik jika telah memenuhi syarat-syarat
sebagaimana yang telah ditetapkan syariat islam, wirausaha lebih diutamakan dari pada pekerja
lainnya. karena disini ia memiliki kewenangan yang lebih untuk mengembangkan usahanya,
selain itu juga mampu memberi manfat bagi yang lain.

Menjadi pengusaha atau pegawai memang pilihan manusia, namun Allah yang menentukan.
Setiap orang mempunyai kemampuan masing-masing. Ada tipe manusia yang memang cocok
jadi pekerja dan tidak cocok jadi pengusaha. Ritme dunia seperti itu, Allah menempatkan
manusia sesuai dengan kadarnya masing-masing.

1.34 Peniagaan dengan Allah

Perniagaan antara seorang hamba dengan Allah SWT merupakan jual-beli yang tak pernah
merugikan. Balasannya, lebih dari nikmatnya dunia. Hendaknya seorang hamba senantiasa ingin
meraih kesuksesan perniagaan dengan Rabb-nya, apalagi di bulan suci yang sarat berkah dan
maghfirah ini.Terkait hal ini, Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Prof KH Achmad Satori
Ismail mengungkapkan bahwa hal itu sudah difirmankan Allah SWT dalam Alquran surah as-
Shaf ayat 10 dan 11.

Pada ayat 10 disebutkan yang artinya : "Wahai orang-orang yang beriman, maukah kamu
Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?"

Kemudian pada ayat 11 disebutkan yang artinya :"(Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi
kamu jika kamu mengetahui."149

Dalam sebuah perniagaan (tijarah), Kiai Satori menerangkan, maka ada yang menjual dan
membeli. "Allah tawarkan bisnis. Bisnis yang akan mendapatkan keselamatan dari siksa neraka
yang pedih, ini yang dibeli. Lalu pakai apa (membelinya)?" kata dia."Apabila manusia ingin

149
M. Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah pesan,kesan,dan keserasian Al-Quran(Jakarta:Lentari .2002.vol.11)
diselamatkan maka seorang hamba wajib beriman dan hendaknya berjuang dengan harta dan
jiwanya. Inilah transaksi antara hamba dan Rabb-nya," lanjut Kiai Satori.150

Apabila manusia ingin diselamatkan maka seorang hamba wajib beriman dan hendaknya
berjuang dengan harta dan jiwanya. Inilah transaksi antara hamba dan Rabb-nya. Dijelaskan,
pada bulan Ramadhan ini setiap hamba memiliki keinginan untuk makan, pergi, ataupun hal
lainnya. Namun keinginan untuk makan ini dijual dengan puasa. Hal ini dilakukan agar dia bisa
mendapatkan pahala dari Allah Ta'ala dengan surga.

Seorang hamba seharusnya senantiasa berikhtiar untuk menjalankan perintah Allah Ta'ala.
Kiai Satori menegaskan, Allah SWT merupakan pemilik segala-galanya. Namun manusia diberi
hak, hatinya dapat menentukan hal-hal yang ingin dikerjakan atau tidak. Begitu pun di bulan
Ramadhan ini ketika manusia bisa panen pahala melimpah. Namun untuk mendapatkan pahala
itu, umat diminta berpuasa secara maksimal dan berkualitas serta melakukan amalan-amalan
ibadah lainnya.

Sementara, Dosen Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyyah Imam Syafi'i Jember, Ustaz Abdullah
Zaen Lc MA menerangkan, Ramadhan merupakan bulan yang berpotensi menghasilkan banyak
profit atau keuntungan tambahan. Misalnya, keuntungan dari bisnis berjualan kurma, kue kering,
hingga kelapa muda untuk buka puasa. Namun sebesar apapun potensi laba berbagai bisnis itu,
pasti tetap ada peluang rugi, sebagaimana umumnya bisnis lain.151

Sebaliknya, lanjut dia, ada bisnis yang benar-benar tidak memiliki celah rugi. Namun
sayangnya, bisnis ini kerap diabaikan banyak orang. Apakah itu? Yaitu perniagaan dengan Allah
Ta'ala. Alquran mengistilahkannya dengan tijarah lan tabur, perniagaan yang tidak mungkin
merugi. "Alquran mengistilahkannya dengan tijarah lan tabur, perniagaan yang tidak mungkin
merugi (Alquran surah Fathir ayat 29)," ucap alumnus S2 Jurusan Akidah, Universitas Islam
Madinah ini.

Adapun modal yang diperlukan untuk terjun di perniagaan ini telah dijelaskan oleh Allah
Ta'ala dalam surah ash-Shaf ayat 11, yakni beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, serta berjihad

150
Dikutip dari buku Inspiring Al-Quraisy for Success in Life, Prof, Dr, H, Mahmud, M.Si
151
Dikutip dari buku Inspiring Al-Quraisy for Success in Life, Prof, Dr, H, Mahmud, M.Si
di jalan Allah dengan harta dan jiwa. Sedangkan laba yang bakal didapatkan adalah ampunan
dosa dan diperkenankan masuk surga.152

Ustaz Abdullah menegaskan, bisnis dengan Allah ini terbuka sepanjang tahun, tidak ada
musimnya, selama hayat masih dikandung badan. Bahkan di bulan Ramadhan, bisnis tersebut
kian menggiurkan, sebab keuntungan yang dijanjikan semakin berlipat. Betapa tidak, dalam satu
malam Lailatul Qadar saja, seorang hamba berpotensi mendulang pahala yang biasanya harus
dikumpulkan selama 83 tahun empat bulan.153

Guna memaksimalkan keuntungan dari perniagaan ukhrawi di bulan Ramadhan, menurut


dia, kita harus mengikuti secara cermat arahan Rasulullah SAW. Dalam menjelaskan keutamaan
beramal di bulan Ramadhan, Rasulullah kerap menyisipkan pesan agar kita menjalankannya
dengan bermodal keimanan dan ihtisab.

Contohnya sabda beliau, “Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan
ihtisab, niscaya dosa-dosanya yang telah lampau akan diampuni” (HR Bukhari dan Muslim),"
kata Pengasuh Pesantren Tunas Ilmu, Purbalingga ini. 154 Yang dimaksud dengan keimanan
tersebut adalah meyakini kewajiban puasa Ramadhan. Adapun ihtisab maknanya adalah
mengharapkan pahala dari Allah Ta'ala. Jadi, berpuasa Ramadhan akan membuahkan ampunan
dosa, bilamana dilandasi dengan keyakinan tentang disyariatkannya ibadah mulia ini. Selain itu,
puasa hendaknya dilaksanakan dengan penuh keikhlasan. Bukan karena tujuan-tujuan duniawi.

1.35 Belajar wirausaha dari Surah Quraisy (ketekunan, branding, networking,


segemtasi)

Menjadi sukses adalah keinginan semua orang, banyak cara yang digunakan untuk
menggapainya. Kaum Quraisy adalah salah satu kaum yang dapat dicontoh karena mereka
memiliki banyak keunggulan dari kaum lainnya.

Dalam sebuah hadits yang menerangkan keunggulan kaum Quraisy diriwayatkan oleh Imam
Hakim yang bersumber dari Ummu Hani Binti Abi Thalib, Rosulullah SAW bersabda: “Allah
mengistimewakan kabilah Quraisy dengan tujuh perkara, 1. Aku berasal dari mereka, 2.

152
M. Quraish Shihab. Tafsir Al-Misbah pesan,kesan,dan keserasian Al-Quran(Jakarta:Lentari .2002.vol.11)
153
Dikutip dari buku Inspiring Al-Quraisy for Success in Life, Prof, Dr, H, Mahmud, M.Si
154
Muhammad Faiz Al-Math, 1100 Hadits Terpilih, (Jakarta: Gema Insani Press.1991).
Kenabian berada di tengah-tengah mereka, 3. Pemeliharaan ka’bah di tangan mereka, 4.
Pengelolaan air zam-zam dan penjamuan para haji ditangan mereka. 5. Mereka dilindungi dari
serangan tentara bergajah, 6. Mereka lebih dahulu menyembah Allah puluhan tahun sebelum
bangsa lainnya, 7. Allah menurunkan satu surat dalam Al-Quran khusus menyebut mereka.”155

Ada lima langkah yang dapat kita ambil dari kaum yang satu ini berdasarkan surat Al-
Quraisy. Di antaranya:

➢ Kebiasaan yang Baik (Li iilaafi)

Kebiasaan yang dapat kita ambil pelajaran dari kaum Quraisy ini yang pertama kebiasaan
spiritual yang terdiri dari puasa, shalat, membaca Al-Quran dan bersedekah. Adapun yang kedua
kebiasaan professional, yang terdiri dari bekerja keras dan disiplin, tidak cepat puas dan terus
berlatih, pelayanan sempurna, memiliki visi ke depan dan melatih kemampuan.

➢ Citra Positif (Al-Quraisy)

Kaum Quraisy sudah memiliki keunggulan dengan banyak keistimewaan. Di antaranya


sopan dan rendah hati, tepat janji, jujur, amanah, professional, istiqomah, taat aturan, terhindar
dari cacat moral dan menghargai orang lain.

➢ Proaktif atau Terus Mencari Peluang (Rihlah)

Keunggulan selanjutnya yang dimiliki kaum Quraisy adalah selalu proaktif dalam mencari
peluang terutama peluang menjadi lebih maju dengan cara selalu mencari informasi dari berbagai
sumber dan belajar kepada orang yang lebih sukses.156

➢ Pandai Membaca Situasi atau Membuat Perencanaan yang Tepat (Asysyitaa I washoif)

Kaum Quraisy juga mampu membaca situasi hal ini yang sudah dibuktikannya dengan
melakukan perjalanan pada waktu musim dingin ke kota yaman dan pada musim panas ke kota
Syam. Dalam segi perencanaan juga kaum Quraisy sangat unggul dengan cara memerhatikan
dalam memilih tempat untuk usaha, kemudian mampu mengelola waktu secara tepat sehingga
mampu bertindak secara cermat dan akurat serta mampu memahami perubahan lingkungan.

155
Allamah kamal faqih dan tim ulama'.Tafsir Nurul qur'an.(Jakarta:Al-Huda,2006)
156
Dikutip dari buku Inspiring Al-Quraisy for Success in Life, Prof, Dr, H, Mahmud, M.Si
➢ Bersyukur (Falya’buduu Rabba HaaDzal Bait)

Dalam surat Al-Quraisy, Allah memerintahkan untuk bertauhid kepada-Nya sebagai bentuk
rasa syukur atas segala kelebihan yang telah Allah berikan kepada kaum Quraisy dengan cara
selalu memanfaatkan keuntungan untuk kebaikan serta tidak menggunakan kekayaan untuk
maksiat, dan selalu istoqomah dalam melaksanakan perintah Allah.

Jika kelima langkah di atas mampu diimplementasikan oleh seluruh umat Islam terutama
umat Islam di Indonesia akan mengalami kemajuan yang sangat pesat terutama dalam bidang
perniagaan, karena bidang inilah yang mampu mengangkat ekonomi kaum muslimin Indonesia
menjadi lebih baik dan akan melahirkan banyak pengusaha-pengusaha muslim yang dalam
melakukan segala transaksinya berdasarkan Al-Quran dan Hadits.

Surah Al Quraisy adalah surah yang terdiri dari empat ayat. Surah Al Quraisy tergolong ke
dalam surat Makkiyyah karena diturunkan di Kota Makkah.

Surah Al Quraisy membahas tentang suku Quraisy, yaitu suku yang paling berpengaruh di
Kota Makkah. Quraisy juga menjelaskan betapa besar nikmat Allah SWT kepada suku Quraisy
yang mestinya disyukuri dengan menyembah kepada Tuhan Allah Yang Maha Esa tanpa
mempersekutukan-Nya.157

Tujuan utama surah Al Quraisy adalah membuktikan lawan dari apa yang ditunjuk oleh
surah Al Fiil yang lalu yakni dibuktikan dengan kebinasaan mereka yang durhaka dan sombong.
Dalam surat ini juga dijelaskan betapa sejahteranya mereka yang taat dan mendekatkan diri
kepada Allah.158

➢ Nama Surah Al Quraisy

Surah ini dinamakan surah Al Quraisy yang berarti suku Quraisy, diambil dari ayat
pertamanya. Quraisy adalah suku terkuat dan paling berpengaruh di Makkah. Dinamakan suku
Quraisy diambil dari tokoh utamanya yakni Fihr, yang merupakan kakek Rasulullah yang
kesebelas. Hampir semua penduduk asli Makkah adalah keturunan Quraisy.

157
Dikutip dari buku Inspiring Al-Quraisy for Success in Life, Prof, Dr, H, Mahmud, M.Si
158
Allamah kamal faqih dan tim ulama'.Tafsir Nurul qur'an.(Jakarta:Al-Huda,2006)
Secara bahasa, kata Quraisy berasal dari kata At Taqarrusy yang artinya keterhimpunan.
Anggota suku ini tadinya terpencar-pencar lalu menyatu dalam himpunan yang sangat kokoh
sehingga disebut Quraisy. Pendapat lain menyebutkan bahwa Quraisy berasal dari kata Qarasya
yang artinya berusaha atau mencari. Suku ini dinamakan Quraisy karena terkenal sebagai
pengusaha yang ulet dan selalu mencari orang-orang yang butuh untuk dibantu.

Ada pula yang berpendapat bahwa Quraisy berasal dari kata Qirsy yang artinya adalah ikan
hiu. Ikan ini sangat kuat, melebihi ikan-ikan lain, bahkan bisa menjungkirbalikkan perahu.
Dinamakan Quraisy untuk menggambarkan kuatnya suku ini laksana ikan hiu.

➢ Asbabun Nuzul Surah Al Quraisy

Surah Al Quraisy diturunkan di Makkah terkait orang-orang Quraisy. Mereka diingatkan


akan nikmat-nikmat Allah. Salah satunya adalah nikmat keamanan, yang pada surah Al Fil
diterangkan kebinasaan pasukan bergajah yang hendak menyerbu Makkah untuk menghancurkan
Ka’bah. Dengan rasa aman itu, orang-orang Quraisy bisa menjalankan kebiasaan mereka berupa
bepergian pada musim dingin dan musim panas. Surah ini juga mengingatkan nikmat Allah
lainnya berupa kesejahteraan ekonomi dalam bentuk pangan. Dengan banyaknya nikmat itu,
semestinya orang-orang Quraisy menyembah Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu
apa pun. Semestinya mereka beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.

➢ Isi Kandungan Surah Al Quraisy

Berikut ini isi kandungan surah Al Quraisy yang disarikan dari sejumlah tafsir. Yakni Tafsir
Al Qur’anil ‘Adhim karya Ibnu Katsir, Tafsir Al Munir karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili, Tafsir
Fi Zilalil Quran karya Sayyid Qutb dan Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka. Surah Al Quraisy
mengingatkan orang-orang Quraisy akan nikmat-nikmat Allah yang dianugerahkan kepada
mereka. Dengan banyaknya nikmat itu, orang-orang Quraisy semestinya hanya menyembah
kepada Allah dan tidak menyekutukan dengan siapapun juga. Dalam surah Al Quraisy
digambarkan salah satu tradisi orang-orang Quraisy yakni bepergian dagang dua kali dalam
setahun yakni di musim dingin dan musim panas. Di antara nikmat Allah kepada Quraisy adalah
kesejahteraan ekonomi berupa pangan dan stabilitas keamanan. Dua nikmat ini merupakan dua
hal sangat penting bagi kebahagiaan masyarakat. Nikmat-nikmat itu dianugerahkan Allah kepada
orang-orang Quraisy karena di Makkah ada Ka’bah yang merupakan “rumah” Allah yang
dimuliakan dan kini menjadi kiblat umat Islam.

➢ Keutamaan Surah Al Quraisy

Surah Al Quraisy memiliki keutamaan yang luar biasa. Menurut riwayat Imam Al Baihaqi
tentang masalah khilafiyah dari Ummu Hani’ Binti Abu Thalib bahwa sesungguhnya Rasulullah
SAW bersabda: “ Allah mengutamakan suku Quraisy dengan tujuh karakter, diantaranya yaitu
bahwa Allah menurunkan surah dalam Al Quran untuk mereka.” Kemudian Rasulullah
membaca surah ini.”

Kagumlah kalian pada kebiasaan suku Quraisy, yakni suku dari bangsa Arab yang paling
agung yang berasal dari keturunan An Nadhar bin Kinanah dan merupakan sukunya Nabi. Kata
‘lilaf’ merupakan Masdar dari kata Alifa yakni persembahan keramah-tamahan. Imam Hakim
dan lainnya mengatakan bahwa hadis dari Ummu Hani’ sebelumnya adalah untuk menjelaskan
sebab turunnya surah Al Quraisy.

➢ Manfaat Membaca Surah Al Quraisy

Berikut adalah beberapa manfaat bila membaca surah Al Quraisy:

Barangsiapa membaca surah Al Quraisy maka akan dihilangkan beban pikirannya,


kesedihannya, was-was, dan dilindungi dari segala kejahatan. Apabila dibaca pada suatu
makanan, maka akan dihilangkan oleh Allah bahaya dari makanan tersebut. Barangsiapa yang
membaca pada makanan yang dikhawatirkan akan menimbulkan mudarat terhadap badannya
seperti racun, maka hal itu akan hilang dengans endirinya.

Apabila air diminumkan kepada orang yang kebingungan, insyaAllah dia akan sadar dan
hilang bingungnya. Jika ditulis pada piring, menulisnya harus dalam keadaan suci lalu
dilunturkan dengan air biasa, kemudian air itu diminumkan orang yang terkena racun, insyaAllah
sembuh. Apabila surah ini ditulis dan dileburkan dengan air lalu diminumkan kepada orang yang
bingung dan pelupa, maka dia akan sembuh dari keluhannya dengan izin Allah. Dalam rangka
menjaga supaya badan tetap sehat, segar dan tidak lembik, maka hendaklah selalu mengamalkan
membaca surah Al Quraisy.

Untuk merawat sakit buah pinggang, bacalah surah Al Quraisy kemudian tiupkan kepada
makanan sebelum memakannya, insyaAllah sakit buah pinggang akan berangsur sembuh.

1.36 Pelarangan Riba dalam Al-Qur’an


Menurut jumhur ulama, prinsip utama dalam riba adalah penambahan, itu penambahan
atas harta pokok tanpa adanya transaksi bisnis riil. 159 pertambahan di sini bisa disebabkan oleh
faktor internal atau eksternal.160 Pengambilan, baik dalam transaksi jual beli maupun pinjam-
meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip muamalah dalam Islam. 161
Larangan riba sebagaimana yang termuat dalam Al-Qur’an telah didahului oleh bentuk-
bentuk larangan lainnya yang secara moral tidak dapat ditoleransi. larangan ini tercermin dalam
perilaku sosial ekonomi masyarakat Mekkah pada saat itu, yang secara luas dapat menimbulkan
dampak kerugian pada komunitasnya.162
Rasulullah mengajarkan agar para pedagang senantiasa bersikap, baik, kerja sama,
amanah, tawakkal, qana'ah, sabar, dan tabah. 163 Sebaliknya beliau juga menasehati agar
pedagang meninggalkan sifat kotor perdagangan yang hanya memberikan keuntungan sesaat,
tetapi merugikan diri sendiri duniawi dan ukhrawi. Akibatnya kredibilitas hilang, pelanggan
lari, dan kesempatan berikutnya sempit.164
Rasulullah tidak saja meletakkan dasar tradisi penciptaan suatu lembaga, tetapi juga
membangun sumber daya manusia dan akhlak lembaga sebagai pendukung dan prasyarat dari
lembaga itu sendiri. Misalnya, pasar tidak akan berjalan dengan baik tanpa akhlak yang baik. 165
Opini umum menganggap bahwa dengan melakukan pinjaman uang kepada orang lain dan
159
Muhammad Syafi'i Antonio, Bank Syariah, hlm. 38.
160
Abu Al-Fadhl al mishri, Lisan al-Arab, juz XIV, ( Beirut: Dar ql-Shadr, t.th), hlm
304
161
Syaikh Shalih ibn Fauzan al-Fayzan, perbedaan jual beli dan riba, hlm. 30
162
Prof. Dr. H. Idri, M.Ag., Hadis Ekonomi, hlm. 182
163
Muhammad Akram akham, Economic teaching of prophet Muhammad (Islamabad: IIE & IPS, 1989), hlm 133
164
Muhammad Akram akham, Economic teaching of prophet Muhammad (Islamabad: IIE & IPS, 1989), hlm 136

165
Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, M.Ag., Ekonomi islam. Hlm. 169
menetapkan riba dan pinjaman itu maka pinjaman tersebut akan tumbuh.166
Jika pemberian hutang disertai dengan tambahan pengembalian, maka dilarang termasuk
kategori riba. Dalam Al-Qur’an, larangan riba diturunkan melalui empat tahapan. 167 Pertama,
menolak anggapan bahwa pinjaman riba yang pada lahirnya seolah-olah mereka yang
memerlukan sebagai suatu perbuatan mendekatkan diri kepada Allah.168
Islam tidak berdiam diri terhadap keberadaan riba yang memang tidak sesuai dengan
fitrah manusia dan bahkan sejak periode Mekkah ketika hukum-hukum syariah belum
diturunkan secara perinci sampai masa sekarang ini.169
Kedua, riba digambarkan sebagai suatu yang buruk. Allah mengancam akan memberi
balasan yang keras kepada orang Yahudi yang memakan riba. Ketiga, dengan dikaitkan kepada
suatu tambahan yang berlipat ganda. para ahli tafsir berpendapat bahwa mengambil bunga
dengan tingkat yang cukup tinggi merupakan fenomena yang banyak dipraktikkan pada masa
tersebut.170 Keempat, Allah dengan jelas dan tegas mengharamkan apapun jenis tambahan yang
diambil dari pinjaman.171

1.37 Perbedaan riba dan jual beli


1.37.1 Pengertian jual beli
Kata jual beli terdiri dari 2 kata, yaitu jual dan beli. Kata jual dalam bahasa Arab
dikenal dengan istilah al-Bay' yaitu bentuk mashdar dari ba'a - yabi'u - bay'an yang
artinya menjual.172 Adapun kata beli dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah al-syira'
yaitu mashdar dari kata syara tang artinya membeli.173
Adapun definisi jual beli secara istilah adalah pertukaran harta dengan harta
yang diterima dengan menggunakan ijab dan qabul dengan cara yang diizinkan oleh
syara'.174 definisi jual beli ini sejalan dengan firman Allah bahwa jual beli harus

166
Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, M.Ag., Ekonomi islam. Hlm. 169-170
167
Muhammad Syafi'i Antonio, Bank Syariah, hlm. 48-50
168
Prof. Dr. H. Idri, M.Ag., Hadis Ekonomi, hlm. 183
169
Muhammad Abu Zahrah, Buhuts fial-Riba, ( Beirut: Dar al-Fikr al-Arabi, tth.) hlm. 15
170
Prof. Dr. H. Idri, M.Ag., Hadis Ekonomi, hlm. 184
171
Ibid., hlm. 16.
172
Mahmud Yunus, Kamus Besar Bahasa Arab Indonesia, (Jakarta: Yayasan Penyelenggara Penerjemah Penafsir Al-
Qur'an 1972 M.), hlm. 75
173
Ibid, hlm 197
174
Taqi Al-Din ibn Abi Bakr ibn muhammad al-Husyani. Kifayah al-akhyar fi Hill Gahayah al-Ikhtishar, ( Beirut: Dat
al-Fikr, 2003 M.), hlm 326.
didasarkan pada keinginan sendiri dan atas dasar suka sama suka.175
Sedangkan, kata riba berasal dari bahasa Arab, yang secara etimologi berarti al-
ziyadah ( tambahan ) atau al-nama ( tumbuh ).176 Dalam pengertian lain secara
linguistik, riba berarti juga tumbuh dan membesar. 177 Secara istilah syar'i, riba adalah
kelebihan dari jumlah uang yang di pinjamkan atau suatu tambahan yang diharamkan di
dalam urusan pinjam meminjam.178
Perbedaan jual beli dan riba salah satunya terdapat dalam perspektif hadis nabi. Jual beli
dalam perspektif hadis nabi yaitu jual beli mendapat apresiasi dari Rasulullah, termasuk salah
satu mata pencaharian yang paling baik. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan manusia sebagai
makhluk sosial ( zoon politicion ).179 Islam mengajarkan kepada umat manusia untuk
mengadakan kerjasama dalam aktivitas ekonomi supaya saling menguntungkan.
Sedangkan riba dalam perspektif hadis nabi apabila terminologi riba dalam Al-Qur’an
digunakan dalam konteks kaitannya dengan utang piutang, lain halnya dalam hadis nabi,
meskipun dasar rujukannya berpangkal dari permasalahan utang piutang, namun juga terdapat
berupa pinjaman atau pembayaran jual beli yang ditangguhkan. Di samping itu, pembicaraan
tentang riba dalam hadis nabi juga berkaitan dengan bentuk-bentuk jual beli tertentu yang
dipraktikkan pada masa pra-Islam.180
Di samping itu, Islam juga mengajarkan agar kehidupan antar individu yang satu dengan
yang lainnya dapat ditegakkan atas nilai-nilai positif agar bisa terhindar dari tindakan
pemerasan dan penipuan. termasuk juga transaksi ekonomi dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidup harus dilakukan dengan benar, sesuai aturan yang berlaku.181
Di samping itu, Rasulullah mengutus kepada orang-orang yang terlibat dalam riba baik
memakannya, mewakili dalam transaksi riba, dan menulis atau menjadi saksi dalam riba
tersebut.182 Orang yang makan harta riba baik melalui utang piutang maupun jual beli
bermaksud agar hartanya bisa bertambah. Padahal, menurut Rasulullah, harta itu sesungguhnya

175
Prof. Dr. H. Idri, M.Ag., Hadis Ekonomi, hlm 156
176
Sa'id ibn 'Ali ibn Wahf al-Qahtani, al-Riba Adhararuh wa Atsaruh fi Dhaw' al-Kitab wa al-sunnah, ( Beirut: Dar al-
Fikr, 1431H.), hlm. 7
177
Muhammad Syafi'i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, ( Jakarta: Gema Insani Press, 2001 M.) hlm. 37
178
Syaribin Harahap, Bunga Uang dan Riba dalam Hukum Islam, ( Bandung: Pustaka Setia, 2001 ), hlm 46
179
Prof. Dr. H. Idri, M.Ag., Hadis Ekonomi, hlm 158
180
Ibid, hal 186
181
Ibid, hal 188-159
182
Ibid, hal 190.
berkurang ( minimal dari segi berkahnya ).183
1.38 Perintah meninggaalkan Riba dan Anjuran Bersedekah
Al-Qur’an menegaskan tentang pentingnya menafkahkan harta benda untuk mengurangi
beban penderitaan para fakir miskin melalui zakat. Walaupun perintah pelaksanaannya
bersifat wajib,namun umat Islam dalam mengeluarkan zakat diminta sukarela dan ikhlas
untuk peduli dan turut campur dalam mengurangi penderitaan dan kesengsaraan kelompok
tertentu.184
Menafkahkan harta dapat dilaksanakan dalam bentuk pemberian ataupun sedekah.
Apabila bentuk tersebut merasa berat untuk dilaksanakan, maka dapat dilakukan pinjaman
( utang ) dengan tanpa memungut kelebihan atau beban dari nilai pokok yang dipinjamkan
kepada pihak yang membutuhkan (qardh a-hasan).185
Dalam setiap kebijakan ekonomi nabi mementingkan keadilan bukan saja berlaku untuk
kaum muslim tetapi juga berlaku untuk kaum lainnya di sekitar Madinah. Hal ini terbukti
ketika beliau diminta untuk menetapkan harga, beliau marah dan menolaknya. Ini
membuktikan bahwa beliau menyerahkan penetapan harga itu pada kekuatan pasar yang
alami.186
Keadilan merupakan pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban.
Misalnya, jika kita mengakui hak hidup maka kita juga berkewajiban untuk
mempertahankan hak hidup itu dengan bekerja keras tanpa merugikan orang lain karena
orang lain pun memiliki hak hidup yang sama dengan kita. Dengan demikian, keadilan pada
dasarnya terletak pada keseimbangan atau keharmonisan antara tuntutan dan pelaksanaan
kewajiban.187
Berdasarkan kesadaran etis, manusia dituntut untuk tidak hanya menuntut hak dan
kewajiban. jika manusia hanya menutup hak dan melupakan kewajiban, maka sikap dan
tindakannya akan cenderung mengarah kepada pemerasan dan memperbudak orang lain.
Sebaliknya, jika manusia hanya menjalankan kewajiban dan lupa menuntut haknya, maka
akan mudah diperas atau diperbudak orang lain.188

183
Ibid, Hal 191
184
Muhammad Syafi'i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, ( Jakarta: Gema Insani Press, 2001 M.) hlm. 37
185
Ibid, Hlm 32
186
Khan, Economic, hlm. 126
187
Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, M.Ag., Ekonomi islam. Hlm. 171
188
Ibid.
Al-Qur’an telah menurunkan beberapa teguran untuk meninggalkan riba, namun teguran
Al-Qur’an ini tidak dihiraukan oleh beberapa sahabat yang terlanjur terlibat dalam praktik
tersebut. Kemudian datang teguran berikutnya agar dalam memberikan pinjaman dengan
menetapkan riba yang berlipat ganda.189
Dalam perguruan yang kedua ini banyak para sahabat yang meninggalkan riba. Dan
hanya orang Yahudi saja yang tetap melakukan praktik itu dengan alasan bahwa tidak ada
bedanya antara jual beli dengan riba, sebab keduanya sama-sama merupakan praktik
mencari selisih dari modal yang diputarkan.190
Sementara para sahabat yang telah meninggalkan riba telah bertaubat sebelum sempat
mengatakan agar mereka hanya mengambil modalnya saja. 191 Dengan demikian,
penghapusan riba ini telah terbukti berhasil menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk
tumbuhnya ekonomi secara tepat dan tepat dan cepat.192
Dengan demikian Al-Qur'an di turunkan dalam surah At-Taubah ayat 71 untuk
mukminah di samping mukminin, menjadikan kasih sayang serta saling mendukung antara
mereka, memikul kan kepada mereka, baik laki-laki maupun perempuan, tugas amar ma'ruf
munkar, dan mendahulukan tugas itu daripada salat dan zakat.193
Hikmah dalam bersedekah yang diwajibkan oleh Nabi SAW. Kepada seluruh manusia,
tampak mensyukuri nikmat Allah SWT. Atas segala nikmat yang di berikan dan diperoleh
manusia dengan usaha. Sedekah dengan kebaikan di syariat kan dengan membebaskan
manusia dari api neraka.194
Anjuran bersedekah dengan kebaikan merupakan penghargaan terhadap perasaan miskin
dan solusi atas keinginan mereka untuk mendapatkan pahala sedekah. Al-Qur'an
menjelaskan, bahwa bersedekah dengan kebaikan mempunyai fungsi yang sama dengan
sedekah harta dalam menyucikan jiwa dan menyatukan hati. Bahkan bersedekah dengan
perkataan yang baik kepada orang miskin lebih baik daripada memberikan harta yang di
barengi dengan hinaan atau pelecehan.195

189
Ibid, hal 170
190
Ibid.
191
QS Al-Baqarah: 275
192
Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, M.Ag., Ekonomi islam. Hlm. 171
193
Ibid, hal 166
194
Mahmud Wajih, siapa bilang sedekah harus tunggu kaya? Hlm. 37
195
Ibid. Hlm. 38
Sedekah Harta yang yang disertai dengan perkataan yang menyakitkan tidak ada
gunanya. Perkataan yang baik dan sikap yang ramah jauh lebih utama dari itu. Perkataan
yang baik akan menghilangkan luka dan mengisinya dengan kerelaan dan keceriaan.
Pemberian maaf akan menghilangkan kedengkian hati dan menggantinya dengan
persaudaraan atau persahabatan. Perkataan baik dan pemberian maaf dapat mewujudkan
tujuan utama sedekah, yaitu menyucikan jiwa dan menyatukan hati.196

1.39 Dampak Riba Terhadap Perekonomian


Baik dalam Al-Qur’an maupun hadis nabi mengharamkan riba, bahkan dalam hadis
dijelaskan bahwa semua pihak yang terjadi pada dalam riba seperti orang yang
mentransaksikan, memakan, mewakili, dan mencatat, serta saksinya di laknat Rasulullah.
Larangan tersebut bukan tanpa sebab.197
Riba diharamkan karena beberapa faktor berikut menurut Shalih ibn Ghanim al-Sadlan.
Pertama, riba menyebabkan hancurnya ekonomi masyarakat karena biasanya pemberi
hutang malas bekerja, tidak produktif, tinggal menunggu bunga dari peminjam dan itu
memberatkannya. Kedua, hancurnya solidaritas sosial masyarakat karena tidak adanya
sikap tolong-menolong, bantu membantu, dan rasa sayang di antara mereka.
Ketiga, masyarakat akan terpecah menjadi dua; orang-orang kaya yang hidup
bergelimang dengan harta dan orang-orang miskin serta lemah yang dieksploitasi tenaga
dan jerih payahnya oleh orang kaya tidak dengan cara yang benar.198
Hal akan membawa kemunduran masyarakat, sebagaimana dimaklumi bahwa dunia
tidak bisa berkembang tanpa perdagangan, seni dan kreasi karya buah tangan. Hal tersebut
juga akan merusak tata hidup tolong-menolong, saling menghormati, dan sifat-sifat baik
lainnya serta perasaan berhutang budi.199
Dengan riba biasanya bermodal menjadi semakin kaya dan peminjam semakin.
Sekiranya riba dibenarkan, orang kaya akan menindas orang miskin dengan cara ini.
Larangan riba sudah ditetapkan oleh nash, di mana tidak seluruh rahasia tuntutannya
diketahui oleh manusia. Keharamannya itu pasti, kendati orang tidak tahu persis segi dan

196
Ibid. Hlm. 39
197
Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, M.Ag., Ekonomi islam. Hlm. 195
198
Shalih ibn Ghanim al-Sadlan, Risalah di al-Fiqh, hlm. 90.
199
Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, M.Ag., Ekonomi islam. Hlm. 195
sebab larangannya.200
Dan jika riba diperbolehkan, masyarakat dengan maksud memenuhi kebutuhannya tidak
segan-segan meminjam uang walaupun bunganya sangat tinggi yang akan merusak tatanan
kehidupan mereka serta hancurnya kehidupan sosial di masyarakat karena tidak adanya
sikap saling peduli dan saling membantu antara masyarakat satu dengan masyarakat yang
lainnya.201
Disamping itu, praktik riba memiliki dampak yang luas dikalang yaitu Secara ekonomi
dan sosial masyarakat. Dalam bidang ekonomi riba adalah dampak infutoir yang
diakibatkan buka sebagai biaya utang. Ha tersebut di sebabkan karena salah satu elemen
dari penentuan harga adalah suku bunga, semakin tinggi suku bunga, semakin tinggi pula
hatga di yang ditetapkan pada suatu barang.
Dampak lainnya adalah bahwa utang, dengan rendahnya tingkat penerimaan peminjam
dan tingginya biaya bunga, akan menjadikan peminjam tidak pernah keluar dari
ketergantungan terlebih lagi bunga atas utang tersebut di bungakan. Contoh paling nyata
adalah utang negara berkembang ke negara maju. 202
Jadi larangan Allah Swt. Mengenai riba tersebut semata-mata untuk melindungi
manusia dari berbagai aspek, seperti kemaslahatan manusia, baik menyangkut akhlak,
sosial, maupun ekonomi nya. Melindungi bukan saja bagi peminjam atau si berutang dari
tekanan utang, melaikan si pemberi utang dari akhlak yang buruk, dan juga pastinya
melindungi nya dari siksa neraka yang sangat perih.
Para pakar berpendapat bahwa salah satu penyebab utama krisis ekonomi adalah bunga
yang besar dari pinjaman modal, kondisi masyarakat yang semakin terhimpit membuat
perekonomiannya menjadi lesu dan aktivitas jual beli tidak berjalan sehingga banyaknya
perusahaan tersendat, dan akhirnya mengurangi tenaga kerja. Dampak inilah yang
seharusnya membuat kita merenungkan alasan riba dilarang, sehingga tidak tergoda untul
terjebak dan melakukan hal di dalamnya.203

1.40 Kegagalan Pasar

200
Idil, hlm 190-191
201
Naja Daeng, Riba dalam hukum positif, 2020., Hlm. 183
202
idil, hlm. 184.
203
Idil, hlm. 185.
Pasar menengahi kerjasama saling menguntungkan. Dibawah asumsi tertentu yang
sangat ketat, keseimbangan pasar dapat ditunjukkan menjadi optimal pareto, keadaan
diman kesejahteraan individu tidak dapat ditingkatkan tanpa memperbutuk setidaknya satu
individu dan lain. Ketika asumsi tersebut tidak sesuai, pasar di katakan “ gagal “, yaitu
gagal menghasilkan hasil optimal-pareto.204
Salah satu doktrin pengambilan keputusan publik menyatakan bahwa kekuatan koeresif
negara seharusnya digunakan hanya terhadap “ kegagalan pasar “ seperti ini, dan untuk
menciptakan kondisi, seperti kontrak dan hak milik yang dapat dilaksanakan, yang
memungkinkan pasat berfungsi. Pasar memang memediasi kerjasama, tapi begitu juga
lembaga non pasar kadang – kadang bergabung sebagai “ masyarakat sipil “ keluarga,
lingkungan, masyarakat profesional yang dapat digambarkan sebagai norma, praktik, dan
nilai-nilai.205
Analisis ekonomi yang mendasari doktrin kegagalan pasar mengasumsikan individu
mampu memaksimalkan utilitas ubyektif yang diharapkan tunduk pada pelayanan yang
baik kesejahteraannya sendiri. Asumsi itu jelas keliru bagi anak-anak dan orang gila. Tetapi
juga keliru bagi orang yang banyak keputusannya dibuuat oleh orang-orang yang biasa
kompeten tentang, misalnya manajemen waktu, tabungan, pengambilan resiko keuangan,
diet, olahraga, dan orang yang menggunakan bahan kimia psikoatif.206
Mengendurkan asumsi bahwa pejabat adalah predator, membuat dapat di bayangkan
bahwa intervensi oleh institusi pemerintah yang diakui cacat terkadang menghasilkan hasil
yang lebih baik dari pada membiarkannya. Setelah mempertimbangkan secara serius kedua
masalah terjadinya dari sisi “ kegagalan pasar “, cara lain kerjasama sukarela satu sisi dan
pilihan individu di satu sisi, di sisi lain, kegagalan bergantung pada kompetensi
pemerintah.207
Keputusan yang matang tetapi menjadi bencana tanpa adanya syarat-syarat ini. Jika
kualitas intervensi memburuk ketika skalanya meningkat, karena tuntutan yang bersaing
akan perhatian para pengambil keputusan, menurunnya kinerja pada tugas-tugas lain yang
berasal dari menambahkan program baru pada persediaan pemerintah terbukti sama

204
Godin E Robert, Kegagalan pasar dan non-pasar. 2021, hlm 2
205
Ibid.
206
Ibid, hlm 3
207
Ibid, hlm 4
pentingnya dengan biaya anggaran program baru.208
Pasar dapat dikatakan “ gagal “ yang akan menjadi perbaikan pareto-pertukaran yang
akan meningkatkan kesejahteraan ( sebagaimana yang dippahami peserta ) semua orang
yang terkena dampak tidak dilakukan oleh agen-agen yang mementingkan diri sendiri.
Seorang monopoli, misalnya, menetapkan harganya di mana pendapatan marginal sama
dengan biaya marginal, bukannya di mana harga sama dengan biaya marginal, sebagaimana
dituntut pasar yang kompetitif.
Apa yang diperoleh monopolis dari harga yang lebih tinggi lebih kecil dari jumlah
hilangnya surplus konsumen akibat kombinasi harga yang lebih tinggi dan volume yang
lebih kecil: potensi surplus konsumen dari unit-unit yang akan dijual dengan harga
monopoli, tetapi akan dijual dengan harga biaya marginal yang kompetitif menjadi
kerugian besar.
Konsumen, jika mereka tanpa susah payah dapat mengatur tanpa masalah penumpang
gratis untuk membeli monopoli dari monopolis, dapat membayar monoklis jumlah yang
lebih besar dari keuntungan monopoli dan meningkatkan kesejahteraan setiap konsumen.
Tetapi mereka tidak dapat, dan oleh karena itu harga monopoli tetap berlaku. Sehingga
pasar gagal untuk memaksimalkan surplus konsumen dan produsen.209
Seperti ini, karenanya, adalah “ monopoli alamiah, “ dan dengan demikian menjadi
calon bagi regulasi harga atau penyediaan publik. Ekstrim “ monopoli alamiah, “ adalah
situasi di mana biaya marginal adalah nol. Biaya marginal nol adalah karakteristik dari
barang-barang tanpa saingan dalam konsumsinya ( yaitu penggunaan oleh suatu orang
todak menyaingi atau menggangu penggunaan orang lain ).210
Jika biaya marginal produksi adalah nol stau diabaikan, maka setiap harga positif akan
menciptakan distorsi pasar. Tetapi harga nol atau mendekati nol tidak akan memungkinkan
produsen untuk menutup biaya pengembangan. Dengan demikian hasil pasar tidak akan
optimal parito. Mungkin membayangkan konsumen potensial barang konsumsi tanpa
saingan akan membentuk perusahaan kerjasama untuk mengembangkan dan memproduksi
barang tersebut.211

208
Rose dan Peters 1975; Douglas 1976; Crozier Huntion, dan Watanuki 1975
209
Godin E Robert, Kegagalan pasar dan non-pasar. 2021, hlm 5
210
Ibid, hlm 5-6
211
Ibid, hlm 6
Optimal pareto tidak akan tercapai, jika barang dibuat tersedia hanya untuk mereka yang
menyumbangkan bagian pro rata mereka dari biaya pengembangan, maka akan terjadi
surplus konsumen yang hilang di antara mereka yang akan memperoleh sebagian manfaat
dari mengkonsumsi barang tersebut tetapi manfaat yang tidak cukup untuk menutupi
bagian mereka dari biaya pengembangan.212
Barang konsumsi non saingan mempunyai beberapa karakteristik yang sama dengan apa
yang disebut ekonomi “ barang publik murni “. Pasar akan gagal mencapai optimal pareto
ketika, karena alasan teknis atau institusional, mereka yang tidak membayar untuk
beberapa barang tidak dapat dicegah dari mengkonsumsinya: ketika, dalam jargon
ekonomi, barang " tidak dapat dikecualikan. “.213
Individu rasional yang mementingkan diri sendiri yang berinteraksi di pasar pada
umumnya tidak akan menghasilkan tingkat optimal dan tindakan untuk membersihkan
udara karena siapapun yang memulai tindakan tersebut tidak dapat mengumpulkan dari
orang lain nilai usahanya yang telah dibuat untuk mereka. Jika tingkat potensial tindakan
pembersihan akan menghasilkan lebih banyak manfaat daripada biaya jika jumlah
kesediaan untuk membayar perbaikan dari semua orang yang menghirup udara tersebut
melebihi hal itu juga termasuk kedalam pasar.214
1.41 Intervensi Pemerintah dalam Ekonomi Mikro
Intervensi merupakan tindakan, jadi dalam setiap penyelenggaraan negara, pemerintah
menetapkan suatu keputusan atau kebijakan yang bertujuan untuk menjaga stabilitas
ekonomi, politik, sosial budaya, dan pertahanan yang di dalamnya tersirat supaya terwujud
kesejahteraan seluruh masyarakat. Secara umum, stabilitas dalam bidang ekonomi dapat
dikelompokkan menjadi tiga, ya itu stabilitas pasar barang dan jasa, stabilitas pasar uang,
dan stabilitas pasar luar negeri.215
Kebijakan yang berkaitan dengan pasar barang dan jasa serta kebijakan moneter yang
berkaitan dengan pasar uang. Kebijakan tentang pasar barang dan jasa merupakan
kebijakan fiskal dan pasar uang merupakan kebijakan moneter. kebijakan fiskal ditentukan
oleh pemerintah dan dewan perwakilan rakyat dengan cara mengubah besarnya penetapan

212
Ibid
213
ibid
214
Ibid.
215
Prof. Dr. I. Wayan Sudirman, S.E., S.U., Kebijakn fiskal dan moneter, hlm. 1
pajak kepada para wajib pajak yang pelaksanaannya dilakukan oleh seluruh wajib pajak
dan pemungutan dan pengawasannya dilakukan oleh aparat pemerintah.216
Dengan demikian kebijakan moneter, ditetapkan oleh otoritas moneter yang dalam hal
ini adalah bank sentral yaitu dengan cara mengubah besaran moneter dan suku bunga uang
serta pelaksanaannya dilakukan oleh otoritas moneter dan lembaga keuangan.217
Kebijakan dengan mengubah ubah penetapan pajak atau kebijakan fiskal dilakukan
karena adanya keinginan pemerintah untuk mengubah pendapatan pemerintah yang
bersumber dari wajib pajak, yang nantinya digunakan untuk mengubah kemampuan
pemerintah dalam menandai programnya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi atau
kesejahteraan masyarakat.218
Kebijakan munikir sangat penting diterapkan karena berkaitan dengan adanya proporsi
yang mengaitkan bahwa peredaran uang mempunyai hubungan yang erat dengan sektor
barang dan jasa atau sektor riil. dengan pengendalian jumlah uang beredar di masyarakat
akan dapat mempengaruhi variabel-variabel ekonomi di sektor riil seperti tingkat harga dan
investasi serta produksi.219
Penentuan sistem dan keberhasilan kebijakan fiskal sangat ditentukan oleh pengalaman
dan sejarah penerapannya dalam pengelolaan suatu negara. Dalam kenyataannya, sejarah
fiskal dibentuk karena adanya situasi atau kondisi pendapatan pemerintah dari suatu
periode tertentu ke periode berikutnya, baik karena pengaruh luar negeri maupun karena
pengaruh dalam negeri. Untuk sumber pendapatan pemerintah Indonesia dalam tahun 1951
- 1958 sebagian besar bergantung dari pendapatan perdagangan luar negeri.220
Untuk menutup koefisien anggaran, pemerintah mencari bantuan luar negeri dan
meminjam dana di luar negeri yang akhirnya dengan dana luar negeri berdampak pada
kenaikan harga dan di dalam negeri atau terjadi inflasi, yang kemudian merupakan babak
awal keruntuhan ekonomi Indonesia. Dengan kondisi ini dimulailah pemerintah Indonesia
melaksanakan beberapa kebijakan untuk mengintervensi pasar ekonomi di Indonesia.221
Dalam mengintervensi ekonomi pemerintah memberikan perlindungan terhadap pekerja

216
Ibid, hlm 2
217
Ibid.
218
Ibid, hlm 3
219
Ibid, hlm 5
220
Ibid.
221
Ibid, hlm. 15
meliputi: perlindungan dari kerugian, mendapatkan upah minimum regional, jam kerja,
pemberian hak cuti, fasilitas yang dibutuhkan, dan melindungi dari terkena dampak tragedi
sosial makro, misalnya pengangguran dan undang-undang ini, juga mengatur hak para
pekerja tua dan yang telah lumpuh.222
Perlindungan jaminan sosial mengenal beberapa pendekatan yang saling melengkapi
yang direncanakan dalam waktu jangka panjang yang dapat mencakup seluruh rakyat
secara bertahap sesuai dengan perkembangan kemampuan ekonomi masyarakat.
Sebenarnya, selama dekade terakhir di Indonesia telah ada beberapa program jaminan
sosial dalam bentuk asuransi sosial, namun baru mencangkup sebagian kecil bekerja di
sektor formal.223
Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan bahwa negara harus mengambil alih tanggung
jawab dan mengorganisir secara nasional atau memberikan jaminan secara kolektif kepada
seluruh masyarakat dan bentuk jaminan sosial untuk menghindari kemungkinan konflik
dan untuk memperbaiki efisiensi masyarakat yang lebih baik.224
Islam memandang, bahwa tanggung jawab pemerintah bukan terbatas pada keamanan
dalam negeri dan sistem keamanan yang mempunyai kekuatan antisipatif dari serangan
luar. Tetapi pertanggungjawaban pemerintah ini harus merupakan bagian dari program
pencapaian masyarakat ideal; makmur dan adil. Keadilan dalam masyarakat tidak mungkin
tercipta tanpa keterlibatan pemerintah dalam membela yang lemah dan memberikan
jaminan sosial kepada mereka, termasuk yang menyangkut masalah perekonomian225
Pemerintah tidak berhak mengintervensi setiap konflik internal suatu badan usaha,
kecuali konflik yang bersifat destruktif atau konflik yang lahir dari diabaikannya hak satu
pihak oleh pihak yang berlaku sewenang-wenang. Jika yang demikian terjadi, maka
pemerintah harus turun tangan untuk membela yang dizalimi.226
Selain itu, pemerintah bertanggung jawab dalam mewujudkan keadilan jaminan sosial
bagi masyarakat. Di antara jaminan sosial yang harus muncul ke permukaan adalah yang
pertama pemerintah bertanggung jawab terhadap segenap anggota masyarakat, dan yang

222
An-Nabahan, Op. cit., Hlm. 105
223
Ibid.
224
Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, M.Ag., Ekonomi Islam, 2019, hlm 117
225
M. Faruq an-Nabahan, Sistem ekonomi islam; pilihan setelah kegagalan sistem kapitalis dan sosialis,
( Yogyakarta: UII Press, 2000 ), cet. Ke. II, hlm. 54.
226
Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, M.Ag., Ekonomi Islam, 2019, hlm 118
kedua adalah pemerintah bertanggung jawab terhadap stimulasi ekonomi rakyat.227

1.42 Kebijakan Antimonopoli, regulasi, dan pajak


1.42.1 Pasar monopoli
Pasar monopoli adalah suatu bentuk pasar dimana hanya terdapat satu penjual
yang menguasai pasar. Penentu harga pasar ini adalah seorang penjual atau sering disebut
dengan monopolis. Sebagai penentu harga ( price maker ), seorang monopolis dapat
menaikkan atau mengurangi dengan cara menentukan jumlah barang yang akan
diproduksi; semakin sedikit barang yang diproduksi, semakin mahal harga barang
tersebut, begitu pula sebaliknya.228
Ciri utama pasar ini adalah seorang penjual yang menguasai pasar dengan jumlah
pembeli yang sangat banyak. Ciri lainnya adalah tidak terdapatnya barang pengganti yang
memiliki persamaan dengan produk monopoli; dan adanya hambatan yang besar untuk
dapat masuk dalam pasar. Hambatan itu sendiri, secara langsung maupun tidak langsung,
diciptakan oleh perusahaan yang mempunyai kemampuan untuk memonopoli pasar.229
Perusahaan monopolis akan berusaha menyulitkan pendatang baru yang ingin
masuk ke dalam pasal tersebut dengan beberapa cara; salah satu caranya adalah dengan
menetapkan harga serendah mungkin. Dengan menetapkan harga ke tingkat yang paling
rendah, perusahaan monopoli menekan kehadiran perusahaan baru yang memiliki modal
kecil. Maka dari itu pemerintah melakukan kebijakan anti monopoli agar tidak terjadinya
ketidakstabilan harga di pasar-pasar yang ada untuk memakmurkan kemaslahatan
masyarakat.230

1.42.2 Regulasi dan pajak


Pajak merupakan bagian terpenting dari denyut nadi perekonomian suatu negara. Dengan
pemungutan pajak, negara dapat memakmurkan rakyatnya melaksanakan pembangunan, dan
dapat membiayai rumah tangga negara itu sendiri. Saat ini pajak masih diandalkan untuk
pendapatan negara dengan presentasi paling banyak.231
227
Idil, hlm 120-121
228
Handoko, undang-undang yang dilarang daalam antimonopoli, hlm 12
229
Ibid.
230
Ibid, hlm 13.
231
Prof. Dr. Ir. Singgih Riphat, pajak e-commerce, 2021. Hlm. 11.
Di Indonesia setiap tahunnya anggaran penerimaan dan belanja negara ( APBN ) hampir
70% ditopang oleh pajak dan sisanya penerimaan negara bukan pajak.. dengan volume
transaksi yang mencapai 63 triliun, tentu memicu potensi pajak yang sangat besar. Namun,
potensi pajak tersebut seringkali tidak dapat dikenakan pajaknya karena sifat transaksi yang
sangat unik.232
Pajak pertambahan nilai dan pajak penghasilan merupakan sumber terbesar penerimaan
pajak dalam negeri yang dipungut oleh negara. Terdapat banyak jenis pajak, diantaranya
pajak penghasilan ( PPh ), Pajak pertambahan nilai ( PPN ), Pajak penjualan atas barang
mewah ( PPnBM ), Pajak bumi dan bangunan ( PBB ), Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan ( BPHTB ).233
Pajak mempunyai beberapa fungsi, yang pertama adalah fungsi anggaran yang digunakan
untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara yang kedua yaitu fungsi mengatur adalah
kebijakan pajak yang diambil oleh pemerintah dapat digunakan untuk mengatur
pertumbuhan ekonomi, dan yang ketiga adalah fungsi stabilitas dengan adanya pajak berarti
pemerintah mempunyai dana dan dapat menjalankan kebijakan. yang berhubungan dengan
stabilitas harga sehingga dapat mengendalikan laju inflasi.234

1.43 Efek Distribusi dari kebijakan Ekonomi


Distribusi merupakan sektor yang terpenting dalam aktivitas perekonomian, baik
distribusi pendapatan maupun distribusi kekayaan melalui kegiatan-kegiatan ekonomi atau
kegiatan sosial. Distribusi merupakan kajian penting dan menempati posisi strategis dalam
teori ekonomi mikro baik dalam sistem ekonomi Islam maupun konvensional sebab
pembahasan distribusi ini tidak hanya berkaitan dengan aspek ekonomi maka tetapi juga
aspek sosial politik sehingga menjadi perhatian pemikiran ekonomi Islam dan konvensional
sampai saat ini.235
Efek distribusi dari kebijakan ekonomi sebagaimana produksi dan konsumsi, distribusi
mempunyai efek dan tujuan diantara distribusi yaitu: yang pertama yaitu menjamin
terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat. Yang kedua yaitu mengurangi ketidaksamaan

232
ibid
233
Ibid, hlm 13
234
Ibid.
235
Hedi Sudarsono, Konsep ekonomi islam: suatu pengantar, ( Yogyakarta: Ekonisia UII, 2004 M.), hlm. 234.
pendapatan dan kekayaan dalam masyarakat, hal ini dibuat agar tidak terjadi adanya sifat
saling benci yang pada akhirnya melahirkan sikap permusuhan dan perpecahan dalam
masyarakat.236
Yang ketiga yaitu untuk menyucikan jiwa dan harta dari segala bentuk kotoran lahir
ataupun batin. Kotoran ini dapat berupa sifat kikir, tamak, rakus, boros, dan sebagainya.
Yang keempat yaitu untuk membangun generasi yang unggul karena generasi muda
merupakan penerus dalam sebuah kepemimpinan suatu bangsa, dengan demikian ekonomi
yang mapan suatu bangsa dapat membentuk generasi yang unggul.237
Yang kelima yaitu untuk mengembangkan harta dari dua sisi spiritual dan ekonomi. Dari
segi spiritual akan bertambah nilai keberkahan, dan dari segi ekonomi akan mendorong
terciptanya produktivitas dan daya beli dalam masyarakat akan meningkat. Dan yang ke-6
adalah untuk pendidikan dan mengembangkan dakwah Islam melalui ekonomi. dan yang
terakhir efek dari kebijakan distribusi adalah untuk terbentuknya solidaritas sosial di
kalangan masyarakat dan tujuan distribusi adalah terpenuhinya kebutuhan orang-orang yang
kurang mampu sehingga tercipta solidaritas di masyarakat.238
1.44 Modal Sosial Dalam Islam
Setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelompok sebagai wahana
berkumpulnya manusia pun tidak terlepas dari hal yang sama. Modal sosial adalah nilai
benefit yang dimiliki suatu kelompok. Modal sosial dapat dijadikan bekal untuk kepentingan
bersama dalam mewujudkan interaksi sosial yang harmonis dan mengarungi kehidupan
sosial yang dibingkai nilai-nilai toleransi. Modal sosial adalah nilai-nilai yang bersifat
abstrak, bukan materi yang berbentuk fisik dan dapat terlihat.239
Sumber-sumber modal sosial antara lain kearifan lokal, nilai, norma, tradisi dan
kebiasaan, ajaran agama, lembaga pendidikan, lembaga adat dan organisasi kelompok, tokoh
masyarakat yang amanah, semangat gotong-royong, serta musyawarah yang
mengakomodasi kepentingan bersama. Modal sosial dapat menjadi wadah dalam mengatur
kepentingan bersama.240

236
Prof. Dr. H. Idri, M.Ag, HADIS EKONOMI. Hlm 147-148
237
Ibid, hlm. 148-149
238
Ibid, hlm 149
239
Dr. Abdul Rohman, M.Ag., Konstruksi fikih tasamuh, hlm. 45.
240
Ibid, hlm 45-46
Modal sosial yang sangat kuat sebenarnya ada pada ikatan kesamaan dalam beragama,
meskipun ada perbedaan mazhab, kebiasaan, dan tradisi keagamaan. Pada satu sisi terkadang
menjadi kendala untuk mewujudkan kebersamaan. Perwujudan fikih tasamuh kiranya
menjadi bahan atau instrumen utama atas dukungan kognisi para tokoh kelompok
keagamaan, sebagai bagian dari modal sosial yang paling dominan. Potensi dasar inilah yang
dimiliki semua komunitas kelompok keagamaan dalam Islam.241
Modal sosial sebagai sebuah proses mengalami pembentukan terus-menerus dan
senantiasa mengakumulasi dirinya. Modal sosial berbeda dengan modalitas lainnya, jika
diaplikasikan dan dimanfaat- kan terus-menerus tidak akan habis, namun justru akan
semakin berkualitas. Modal sosial akan terus berkembang sesuai dengan bergulirnya
zaman.242
Modal sosial, pada gilirannya, tercipta ketika relasi antara orangorang mengalami
perubahan sesuai dengan cara-cara yang memudahkan tindakan. Modal fisik berwujud,
diwujudkan dalam bentuk materi yang jelas; modal manusia tidak berwujud, diwujudkan
dalam keterampilan dan pengetahuan yang dipelajari oleh individu; modal sosial juga tidak
berwujud.243
Penggunaan konsep modal sosial akan mengungkapkan bahwa pada dasarnya tidak ada
proses yang berbeda dengan proses-proses yang dibahas pada bab-bab lainnya. Konsep ini
mengelompokkan beberapa proses tersebut bersama-sama dan mengaburkan perbedaan di
antara jenis-jenis relasi sosial, perbedaan yang penting untuk tujuan-tujuan lainnya.244
Fungsi yang diidentifikasi dengan konsep "modal sosial" adalah nilai aspek-aspek
struktur sosial bagi para pelaku, sebagai sumber yang dapat digunakan oleh para pelaku
untuk merealisasikan kepentingannya. Dengan mengidentifikasi fungsi beberapa aspek
struktur sosial ini, konsep modal sosial membantu menjelaskan hasil-hasil berbeda di tingkat
pelaku individual dan melakukan transisi mikro ke makro tanpa memperluas detil-detil
struktur sosial yang melangsungkan transisi tersebut.245

1.45 Ukhuwah Islamiyyah


241
Ibid, hlm 46
242
Ibid.
243
Coleman James S., Modal sosial 2021, hlm. 14
244
Ibid, hlm. 16
245
Ibid, hlm. 17
Mayoritas orang mengartikan ukhuwah islamiyah sebagai persaudaraan sesama muslim.
Meskipun orang-orang Islam hidup di tempat yang berbeda, berasal dari suku dan bangsa
yang berbeda, serta tidak secara langsung memiliki ikatan darah, namun mereka harus
menganggap semua orang Islam sebagai saudaranya.Itulah makna ukhuwah islamiyah yang
biasa kita dengar.246
Dengan arti ini, ukhuwah islamiyah bisa saja dite- rapkan dalam berhubungan dengan
orang-orang non-muslim atau bahkan orang yang tidak beragama. Asalkan cara
berhubungan dengan orang lain sesuai dengan ajaran Islam, maka dia telah menerapkan
ukhuwah islamiyah.247
1. Masa emas ukhuwah islamiyah
Kapan ukhuwah islamiyah bisa diwujudkan secara sempurna? Jawab- annya
adalah ketika masa Rasulullah Muhammad SAW, khususnya ketika beliau
hidup di Madinah dan merumuskan aturan hidup masyarakat yang dikenal
dengan nama Piagam Madinah.Dalam hubungannya dengan ukhuwah
islamiyah, era Piagam Madi- nah itu benar-benar menjunjung tinggi
persaudaraan, baik persaudaraan sesama muslim maupun persaudaraanan
yang islami. Di masa itu, dua makna ukhuwah islamiyah bisa terwujud
bersamaan.248

2. Ukhuwah Islamiyah di Indonesia


Sejarah terus bergulir, manusia silih berganti. Cita-cita luhur untuk menjaga
persatuan di antara umat Islam meskipun tidak bisa terwujud seindah masa
Rasulullah terus diperjuangkan oleh orang-orang hebat dan mulia. Di
Indonesia, ada Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy'ari yang sangat gigih
memperjuangkannya. Dalam banyak kesempatan, beliau selalu mengajak
umat muslim di Indonesia untuk mau mengesampingkan perbedaan yang ada
di antara kelompok mereka.249

246
AHMAD FAOZAN, M.H, UKHUWAH ISLAMIYYAH BERSATU DALAM KERAGAMAN, hlm 14
247
Ibid.
248
Ibid, hlm 15
249
Ibid. Hlm. 16
Wadah itu bernama Majelis Islam A'la Indonesia (MIAI). MIAI memiliki
dampak yang luar biasa. Mealui wadah itu, umat Islam memiliki kekuatan
untuk menyuarakan pendapatnya dalam merespon kebijakan- kebijakan
penjajah Belanda yang meruugikan umat Islam. Andai umat Islam mau
bersatu terus, tentu kekuatan luar biasa ini bisa mendatangkan banyak manfaat
lagi. Sayangnya, lagi-lagi sejarah tidak berjalan indah melulu.250

Pada tahun 1973, saat masa Orde Baru, secara terpaksa ada persatuan
kelompok-kelompok Islam lagi, nanum dalam bentuk partai politik. Yang
kami maksud di sini adalah terbentuknya Partai Persatuan Pembangunan
(PPP). Mengapa terpaksa? Pemerintah saat itu mewajibkan partai keagamaan.
(Islam) untuk disederhanakan menjadi satu (fusi). Artinya, persatuan itu
bukan berasal dari keinginan partai Islam sendiri. Barangkali keterpaksaan
itulab yang membuat PPP tidak memiliki dampak yang luar biasa layaknya
MIAI di masa lalu.251

3. Pergeseran makna ukhuwah Islamiyah


Ada kejenuhan tersendiri ketika mengusahakan umat Islam untuk bisa bersatu.
Realitas sejarah, baik di Arab maupun di Indonesia, menunjukkan bahwa umat
Islam terus-menerus mengalami perpecahan. Jika ditanya apa penyebabnya,
tentu jawaban paling mendasar adalah karena ada banyak kelompok dalam
Islam. Tiap kelompok ini memiliki keinginan dan kepentingan yang berbeda-
beda.252

Kita sebagai umat Islam tentu tidak boleh putus asa. Al Quran dan hadis
secara jelas memerintahkan kita untuk memperjuangkan ukhuwah islamiyah,
begitu juga dengan teladan dari Rasulullah dan Hadratussyaikh. Hanya saja,
daripada kita mengulang kisah- kisah tragis yang telah terjadi, kita bisa
mencoba cara lain yang berbeda. Jika kita perhatikan, usaha memperjuangkan

250
ibid
251
ibid
252
Ibid, hlm. 17
ukhuwah islamiyah cenderung diarahkan pada pembentukan satu wadah yang
mengumpulkan kelompok-kelompok Islam.253

1.46 Persaudaraan Muhajirin dan Anshor


Pilar pertama yang dilakukan Rasulullah, demi tujuan kedamaian serta mengatur umat,
negara dan hukum, adalah dengan memperdalam makna tauhid dan kandungan Al-Qur'an,
membangun masjid, dan membina persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshar.254
Membangun persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshar tidak kalah pentingnya
dengan pilar yang pertama, yaitu mendirikan masjid. Yaitu supaya terjalin sebuah kerukunan
dan kasih sayang antara sesama muslim dan supaya jelas rambu-rambu pembangunan
tatanan sosial yang baru.255
Pembahasan ini mengenai persaudaraan khusus yang disyariatkan beserta hak dan
kewajiban khusus dari hak-hak dan kewajiban- kewajiban umum antara mukmin
keseluruhan yang terdapat dalam kaum Muhajirin dan anshar.256
Kemudian persaudaraan ini terus berlangsung sampai dibiatya Abu Bakar dan kaum
Anshar pun tidak memisahkan diri dari kesatuan umat. Hal ini disebabkan bahwa prinsip
persaudaraan antara Muhajirin dan Anshar merupakan salah satu bentuk politik Rasulullah
untuk menumbuhkan rasa kasih sayang antar sesama. Sehingga membuat setiap orang
senantiasa menjaga dan merawat persaudaraan di antara mereka. Bahkan mereka telah
melaksanakan terlebih dahulu poin penting ini.257
Terlebih lagi ketika kaum Anshar tidak menemukan kitab dan pembahas khusus, mereka
telah mengenal terlebih dahulu mengenai hal yang lebih baik berdasarkan firman Allah
tentang mereka yang dimana hal ini sangat jelas tertera dalam Al-Qur’an. 258
Sebab utama terjadinya sebuah ikatan yang kuat antara Muhajirin dan Anshar yaitu
pembentukan sebuah masyarakat yang memegang teguh agama Allah, kemudian mereka
berusaha untuk tidak sebatas dalam ucapan saja tetapi melakukannya dengan perbuatan.
Kemudian menyatukan secara beriringan antara iman dan amal.259
253
Ibid.
254
Prof. Dr. Ali Muhammad. Sejarah lengkap Rasulullah, hlm. 492
255
Al-Idarah Al-Islamiyyah fi Ashr Umar ibn Al-Khaththab, Dr. Majdalawi, hal. 52-53.
256
As-Sirah An-Nabawiyyah Ash-Shahihah, Al-Umari, juz 1, hal. 240.
257
Fushul fi As-Sirah An-Nabawiyyah, Dr. Abdul Mun'im As-sayyid, hal. 200.
258
Hijrah Ar-Rasul wa Sahabatuhu fi Al-Qur'an wa As-Sunnah, Al-Jamal, hal. 245.
259
Prof. Dr. Ali Muhammad. Sejarah lengkap Rasulullah, hlm. 495
Sebagian ulama menjelaskan bahwa hubungan persaudaraan telah terjadi di Makkah
antara kaum Muhajirin. Al-Baladzuri menjelaskan bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad
telah mempersaudarakaan antara kaum muslimin di Makkah sebelum hijrah atas dasar
kebenaran dan persamaan.260
Ikatan persaudaraan antara Anshar dan Muhajirin melebihi ikatan persaudaraan karena
pertalian darah, sebab ikatan mereka berdasar iman. Terbukti, sesuatu yang dimiliki oleh
Anshar disediakan penuh untuk saudaranya, Muhajirin.261
Jadi, persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Anshar bukan semata-mata dalam
pemanfaatan harta yang fana secara bersama - sama. Dan, bukan pula karena tuntutan
syahwat nafsu dan kesenangan. Tetapi, lebih jauh daripada itu, persaudaraan itu dilakukan
karena ikatan toleransi. Dan, Allah Swt. mencintai mereka karena ikatan yang demikian. 262
Maka, setiap orang Anshar memiliki saudara seorang Muhajirin yang lebih dekat
kepadanya daripada orang Anshar. Dan, setiap orang Muhajirin memiliki saudara seorang
Anshar yang lebih dekat kepadanya daripada Muhajirin. Namun, diri dan keluarganya
dikecualikan, karena sangat tidak adil jika beliau memilih salah seorang Anshar sebagai
saudaranya, sedang yang lainnya tidak. Karenanya, beliau mengangkat tangan Ali dan
berkata, "Inilah saudaraku!" Dan, beliau menjadikan Hamzah sebagai saudara Zaid.263
Islam dikenal dengan persaudaraan di antara para pemeluknya. Kemudian persaudaraan
itu diliputi dengan jalinan ajaran dan perintah Islam. Islam menyebarkan persaudaraan di
antara para pemeluknya serta menegakkan- nya di atas pilar cinta dan kasih sayang.264
Persaudaraan dalam Islam mengharuskan adanya implikasi yang jelas, yaitu seorang saudara
mesti memperhatikan saudaranya, mementingkan urusannya, mengurus kepentingannya,
mengarahkannya ke jalan yang paling tepat, dan mendampinginya saat dia mengalami
masalah atau saat ditimpa bencana.265

1.47 Ekonomi Gotong Royong

260
Ibid, hlm. 493
261
Subarman, Sejarah, hlm. 35.
262
Abdurrahman Umairah, Tokoh-Tokoh yang Diabadikan al-Qur'an IV (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), hlm. 258.
263
Martin Lingsi, Muhammad; Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik (Jakarta: Serambil Ilmu Semesta, 2007),
hlm. 237.
264
Abdurrahman Umairah, Tokoh-Tokoh yang Diabadikan al-Qur'an IV (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), hlm. 258.
265
Ibid.
Gotong-royong adalah suatu kerja-sama sebagai warisan budaya yang tumbuh di dalam
masyarakat Indonesia. Sebagai bentuk kerja sama, gotong-royong merupakan usaha untuk
mencapai hasil yang positif atas dasar kesepakatan dan musyawarah bersama. Gotong-
royong muncul atas motivasi kesadaran dan semangat untuk mengerjakan dengan
menanggung segala akibat yang terjadi tanpa berpikir untuk memenuhi kepentingan pribadi
masing-masing.266
Gotong-royong seba- gai interaksi sosial, mewujud untuk kepentingan bersama. Setiap
individu yang terlibat di dalamnya, demi kepentingan bersama, ia melepas egonya masing-
masing. Semangat kebersamaan, keikhlasan, kerelaan, kepercayaan, dan toleransi menjadi
landasannya.267
Sebagai suatu nilai, gotong-royong lahir dari refleksi nilai sosial yang tinggi dalam
kehidupan masyarakat. Apabila nilai ini terpelihara dengan baik dalam masyarakat, maka
akan melahirkan sikap dan peri- laku kepedulian masyarakat yang baik. Nilai gotong-royong
mampu mengendalikan nilai egoisme yang pada ujungnya dapat memberikan arah positif
bagi tata sosial masyarakat.268
Gotong-royong sebagai naluri kemanusiaan dan sebagai refleksi nilai sosial yang tinggi
dalam kehidupan masyarakat, dapat menjadi modal sosial untuk membangun interaksi sosial
di kalangan kelompok- kelompok keagamaan yang ada di Indonesia.269
Sebagai suatu nilai, gotong-royong lahir dari refleksi nilai sosial yang tinggi dalam
kehidupan masyarakat. Apabila nilai ini terpelihara dengan baik dalam masyarakat, maka
akan melahirkan sikap dan peri- laku kepedulian masyarakat yang baik.270

1.47 Jaminan Sosial Dalam Islam


Masyarakat memiliki kepentingan luhur yang tidak boleh tidak akan berujung pula pada
kebebasan individunya, sementara itu individu itu pun memiliki kepentingan tertentu yang
harus pula berhenti pada batas-batas tertentu dalam memperoleh kebebasannya. Semua itu
bertujuan agar individu tidak larut dalam hawa nafsu dan pembawaannya pada batas- batas

266
Dr. Abdul Rohman, M.Ag., Konstruksi fikih tasamuh, hlm. 48
267
ibid
268
ibid
269
ibid
270
ibid
yang jauh menyimpang, selain agar kebebasannya itu tidak berbentrokan dengan kebebasan
orang lain."271
Islam memberikan kebebasannya dalam bentuknya yang sempurna dan persamaan
kemanusiaan dalam artiannya yang paling dalam. Akan tetapi, Islam tidak pula membiarkan
keduanya dalam kekacauan; masyarakat memiliki segi- seginya sendiri, kemanusiaan ada
pula ketentuan-ketentuannya, dan tujuan agama yang tinggi itu pun memiliki nilai-nilai
tertentu pula. 272
Sistem jaminan sosial berdasarkan pada prinsip-prinsip; pertama bahwa kesejahteraan
dan harta itu milik Allah dan negara adalah wakil Allah, menjalankan semua itu atas dasar
Keimanan kepada Allah; kedua, negara memberikan jaminan sosial kepada seluruh
warganya dalam kondisi bahwa masyarakat mematuhi peraturan negara.273
Islam menetapkan prinsip-prinsip jaminan dalam semua gambaran dar bentuknya. Ada
jaminan antara individu dengan dirinya sendiri, antara individa dengan keluarga dekatnya,
antara individu dengan masyarakat, antara um dengan umat lainnya, dan antara satu lapisan
masyarakat dengan lapisan lainnya secara timbal balik.274
Rasulullah dalam sabdanya itu telah menggambarkan secara tersurat hubungan antara
kesejahteraan individu dan kepentingan masyarakat umum.Kadang-kadang tindakan
individu dapat meruntuhkan seluruh masyarakat.275
Jaminan pemenuhan kebutuhan hidup ini tidak hanya diberikan kepad kaum Muslim,
tetapi juga kepada orang non-Muslim Dalam hal ini, orang orang non-Muslim yang menjadi
warga negara Daulah Khilafah, mempung hak yang sama dengan orang Muslim, tanpa ada
perbedaan.276

BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

271
Sayyid Quthb, keadilan Sosial dalam Islam, ( Bandung: Penerbit Pustaka, 1984 ), cet ke I, hlm. 79-80
272
Prof. Dr. H. Akhmad Mujahidin, M.g. EKONOMI ISLAM. Hlm 103
273
Ibid, hlm. 104
274
Ibid, hlm. 106
275
Ibid.
276
Ibid, hlm 108
b. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai