Disusun Oleh :
Eni Eliyanti (1221051)
1
2022
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmatnya, kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Tidak lupa puji syukur, sholawat dan salam kami haturkan kepada Baginda Nabi
Agung Muhammad SAW, semoga kita semua mendapat syafatnya di yaumul akhir nanti.
Makalah ini dibuat guna melengkapi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen kami
pada mata kuliah Ekonomi Makro Syariah, dengan judul “Konsep Dasar Ekonomi Islam.”
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini, terutama kepada dosen pengampu mata kuliah Pengantar
Manajemen kami, Ibu Fatmawati Sungkawaningrum, M.S.I. atas bimbingan dan arahan yang
diberikan kepada kami. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa/i yang telah mendukung
penulisan ini, sehingga makalah dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Makalah ini disusun dengan segala kemampuan yang ada pada kami sebagai
penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini pada akhirnya.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya. Aamiin.
Kelompok 2
3
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
LATAR BELAKANG............................................................................................................4
RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................4
TUJUAN.................................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
BAB III.....................................................................................................................................13
PENUTUP................................................................................................................................13
KESIMPULAN....................................................................................................................13
SARAN.................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14
4
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Islam sebagai agama penyempurna risalah-risalah dari agama terdahulu
memiliki syariah yang sangat istimewa, yakni bersifat komprehensif dan
universal.Komprehensif berarti syariah Islam merangkum seluruh aspek kehidupan,
baik ritual (ibadah) maupun sosial (muamalah) termasuk dalam hal ini ekonomi
syariah.Sedangkan universal berarti syariah Islam dapat diterapkan dalam setiap
waktu dan tempat hinggahari kemudian.1Allah SWT.berfirman yang artinya: “Dan
tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta
alam.”
Dalam pada itu, Alquran tidak memuat berbagai aturan yang terperinci tentang
syariah yang dalam sistematika hukum Islam terbagi menjadi dua bidang, yakni
ibadah (ritual) dan muamalah (sosial).Hal ini menunjukkan bahwa Alquran hanya
mengandung prinsip-prinsip umum bagi berbagai masalah hukum dalam Islam,
terutama sekali yang berkaitan dengan hal-hal yang bersifat muamalah.Bertitik tolak
dari prinsip tersebut, nabi Muhammad SAW menjelaskan melalui berbagai hadisnya.
Dalam kerangka yang sama dengan Alquran, mayoritas hadis Nabi tersebut juga tidak
bersifat absolut, terutama yang berkaitan dengan muamalah.
Dengan kata lain, kedua sumber utama hukum Islam ini hanya memberikan
berbagai prinsip dasar yang harus dipegang oleh umat manusia selama menjalani
kehidupan di dunia. Adapun untuk merespon perputaran zaman dan mengatur
kehidupan duniawi manusia secara terperinci, Allah swt.menganugerahi akal pikiran
kepada manusia. Dalam hal ini, nabi Muhammad saw. bersabda yang artinya: “Kamu
lebih mengetahui urusan keduniaanmu.”
Pernyataan Nabi di atas membuka peluang bagi umat Islam meramu ulang
konsep dasar berbagai persoalan ibadah, sosial, hukum, politik maupun persoalan
konsep dasar ekonomi syariah dan keuangan syariah yang dibahas di makalah ini.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu ekonomi Islam?
2. Apa saja dasar hukum ekonomi Islam?
5
3. Apa prinsip dan tujuan dari ekonomi Islam?
TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu ekonomi Islam.
2. Untuk mengetahui apa dasar hukum ekonomi Islam.
3. Untuk mengetahui prinsip ekonomi Islam.
4. Untuk mengetahui tujuan dari ekonomi Islam.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Ekonomi Islam
Ekonomi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan yang berupaya untuk
memandang, meninjau, meneliti, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-
permasalahan ekonomi dengan cara-cara yang Islami denganmendasarkan segala
aspek ontologi, epistimilogi dan aksiologinya kepada agama Islam. 1 Dengan demikian
sumber hukumekonomi Islam adalah al-Qur'an dan sunnah, sedangkan hal-hal yang
tidak secara jelas diatur dalam kedua sumber ajaran Islam tersebut diperoleh
ketentuannya dengan jalan ijtihad.
Syed Nawab Haider Naqvi menegaskan bahwa ilmu ekonomi Islam adalah
kajian tentang perilaku ekonomi orang Islam representatif dalam masyarakat muslim
modern. Naqvi membatasi bahwa ruang lingkup dari ekonomi Islam adalah
masyarakat muslim dan negara muslim sendiri. Ekonomi Islam mempelajari perilaku
ekonomi dari masyarakat atau negara muslim dimana nilai-nilai ajaran Islam dapat
diterapkan. Namun sebagian besar pendapat lain tidak memberikan batasan seperti ini,
melainkan lebih kepada penekanan terhadap perspektif Islam tentang masalah
ekonomi pada umumnya. Ilmu ekonomi Islam menekankan pada bagaimana Islam
memberikan pandangan dan solusi atas berbagai persoalan ekonomi yang dihadapi
umat manusia secara umum.
Secara epistimologis, ekonomi Islam dibagi menjadi dua disiplin ilmu;
pertama, ekonomi Islam normatif, yaitu studi tentang hukum-hukum syariah Islam
yang berkaitan dengan urusan harta benda (al-mâl) yang mencakup kepemilikan (al-
milkiyah), pemanfaatan kepemilikan (tasharruf fi al-milkiyah), dan distribusi
kekayaan kepada masyarakat (tauzi’ al tsarwah baina al-nas). Kedua, ekonomi Islam
positif, yaitu studi tentang konsep-konsep Islam yang berkaitan dengan urusan harta
benda, khususnya yang berkaitan dengan produksi barang dan jasa, yang mencakup
segala macam cara (uslûb) dan sarana (wasîlah) yang digunakan dalam proses
produksi barang dan jasa.
1
Hendrie Anto, 2003: 10
7
Menurut ekonomi konvensional, masalah ekonomi muncul karena kebutuhan
manusia bersifat tidak terbatas sementara ketersediaan sumber daya ekonomi bersifat
terbatas. Sehingga dalam pandangan ekonomi konvensional dirumuskan bahwa
ekonomi adalah ilmu yang mempelajari kebutuhan manusia yang tidak terbatas
dengan sumber daya yang terbatas.
Ekonomi Islam berbeda dengan ekonomi konvensional. Dalam ekonomi Islam
kebutuhan (need) terbatas sedangkan sumber daya tidak terbatas. Dalam ekonomi
Islam, kebutuhan manusia terbatas, karena pemenuhannya disesuaikan dengan
kapasitas jasmani manusia, misalnya ketika sudah merasakan kenyang dengan tiga
piring nasi dan sayuran dalam sehari maka manusia tidak akan makan lagi, karena
kalau makan lagi tidak memenuhi kapasitas perut. Contoh ini menunjukkan bahwa
kebutuhan sebenarnya sangat terbatas. Sedangkan yang tidak terbatas adalah
keinginan. Menurut ekonomi Islam sumber daya tidak terbatas karena alam semesta
yang diciptakan Allah bagi manusia tidak akan habis, di alam ini ada potensi
kekayaan yang sepenuhnya belum tergali oleh manusia. Oleh karena itu manusia
dituntut untuk menggali kekayaan alam yang tidak ada batasnya guna memenuhi
kebutuhan.2
Beberapa cendekiawan muslim telah mendefinisikan ekonomi Islam sebagai
berikut :
1. Hasanuzzaman (1984) mendefinisikan ekonomi Islam sebagai “ilmu dan
aplikasi petunjuk dan aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam memperoleh
dan menggunakan sumberdaya material agar memenuhi kebutuhan manusia dan agar
dapat menjalankan
kewajibannya kepada Allah dan masyarakat”. Definisi ini menekankan bahwa
ekonomi Islam mendorong peningkatan efisiensi dan optimalisasi penggunaan sumber
daya ekonomi yang terbatas dalam kerangka untuk memenuhi kewajiban sebagai
hamba Allah SWT.
2. Muhammad Abdul Mannan (1986) mendefinisikan ekonomi Islam sebagai
“Ilmu sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat dalam
perspektif nilai-nilai Islam”. Definisi ini menjelaskan mengenai fenomena bahwa
ekonomi Islam merupakan bagian dari kajian ilmu-ilmu sosial tentang perilaku
masyarakat dalam ekonomi ditinjau dari perspektif nilai-nilai Islami.
2
Heri Sudarsono, 2003: 11-12
8
3. Khurshid Ahmad (1992) mendefinisikan ekonomi Islam sebagai “Suatu
upaya sistematik untuk memahami masalah ekonomi dan perilaku manusia yang
berkaitan dengan masalah itu dari perspektif Islam” , maksudnya adalah merupakan
bagian dari upaya menjelaskan permasalahan ekonomi dan bagaimana perilaku
manusia dalam menyelesaikan permasalahan ekonomi dari perspektif Islam.
4. Nejjatullah Siddiqie (1992) mendefinisikan ekonomi Islam dengan
“Tanggapan pemikirpemikir muslim terhadap tantangan ekonomi pada jamannya.
Dimana dalam upaya ini mereka dibantu oleh Al-Qur‟an dan Sunnah disertai dengan
argumentasi danpengalaman empirik” artinya bahwa ekonom Islam merupakan
pandangan cendekiawan muslim tentang permasalahan ekonomi kontemporer yang
dihadapi dan bagaimana solusinya dalam perspektif Islam.
5. Khan (1994) mendefinisikan ekonomi Islam “Suatu upaya memusatkan
perhatian pada studi tentang kesejahteraan manusia yang dicapai dengan
mengorganisasikan sumberdaya di bumi atas dasar kerjasama dan partisipasi”
maksudnya ekonomi merupakan bagian dari upaya untuk mempelajari pengelolaan
sumber daya berdasarkan prinsip kerjasama untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat.
6. Chapra (1996) ekonomi Islam adalah : “Cabang ilmu yang membantu
merealisasikan kesejahteraan manusia melalui alokasi dan distribusi sumberdaya yang
langka yang sejalan dengan syariah Islam tanpa membatasi kreativitas individu
ataupun menciptakan suatu ketidakseimbangan ekonomi makro atau ekologis”.3
3
Hasanuzzaman ,1981,The Economic Functions of The Early Islamic State, Karachi, International Islamic
Publisher, hal.52
9
terdapat kaidah-kaidah yang bersifat global beserta rinciannya. 4 Sebagaimana
firman Allah surat an-Nisa [4] ayat 80:
2. As-Sunnah
As- Sunnah atau sering disebut juga al-Hadits mempunyai arti yang sama,
yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.baik berupa
4
Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh, Alih Bahasa Saefullah Ma’sum, dkk., (Jakarta: PT. Pustaka
Firdaus, 1994), h. 121
5
Al-Qur’ān (Jakarta: PT. Tegalyoso Utama, 1974), h. 82
6
Ahmad Hanafi, Pengantar dan Sejarah Hukum Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1986),
h. 57
10
ucapan, perbuatan maupun takrirnya. Kalaupun ada perbedaan sangat tipis sekali,
as-Sunnah yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW.
saja, sedang Al-Hadits disandarkan bukan saja kepada Nabi Muhammad SAW.
akan tetapi kepada para sahabat Nabi. As-Sunnah7 merupakan sumber hukum
yang kedua setelah al-Qur'an, dasar pokok as-Sunnah sebagai sumber hukum,
sebagaimana firman Allah surat an-Nisa [4] ayat 59:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya”.
3. Ijtihad
7
Muhammad Abu Zahrah, Ushul Fiqh, Alih Bahasa Saefullah Ma’sum, dkk., (Jakarta: PT. Pustaka
Firdaus, 1994), h. 161.
8
Qardhawi, Yusuf, Ijtihad dalam Syari’at Islam, Alih Bahasa Ahmas Syatori, Bulan Bintang, Jakarta,
1987, h. 2.
11
Artinya:“Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara
mereka”.
9
Wahab Afif, Tarikh Tasyri’ Islam, Serang: CV. Saudara.
10
Anwar Harjono, Hukum Islam Keluasan dan Keadilannya, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987), h. 143.
12
3. Prinsip distribusi kekayaan yang adil. Prinsip ekonomi Islam yang ketiga adalah
pengakuan atas hak masyarakat dan redistribusi kekayaan. Mekanisme
pendistribusian kekayaan dalam Islam adalah dengan melalui mekanisme zakat.
Proses mekanisme zakat akan mampu melakukan redistribusi kekayaan dari pihak
kaya kepada pihak miskin.
Tujuan yang ingin dicapai dalam suatu sistem ekonomi Islam berdasarkan
konsep dasar dalam Islam, yaitu tauhid dan berdasarkan rujukan kepada Alquran dan
Sunah adalah sebagai berikut :
a. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia meliputi pangan, sandang, papan,
kesehatan, dan pendidikan untuk setiap lapisan masyarakat.
b. Memastikan kesetaraan kesempatan untuk semua orang.
c. Mencegah terjadinya pemusatan kekayaan dan meminimalkan ketimpangan
distribusi pendapatan dan kekayaan di masyarakat.
d. Memastikan kepada setiap orang kebebasan untuk mematuhi nilai-nilai moral.
e. Memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.11
11
Al Arif, M. Nur Rianto. (2010). Teori Makroekonomi Islam: Konsep, Teori
dan Analisis. Bandung: Alfabeta.
13
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ekonomi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan yang berupaya untuk
memandang, meninjau, meneliti, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan-
permasalahan ekonomi dengan cara-cara yang Islami denganmendasarkan segala
aspek ontologi, epistimilogi dan aksiologinya kepada agama Islam. Dengan
demikian sumber hukumekonomi Islam adalah al-Qur'an dan sunnah, sedangkan
hal-hal yang tidak secara jelas diatur dalam kedua sumber ajaran Islam tersebut
diperoleh ketentuannya dengan jalan ijtihad.
Dasar Hukum Ekonomi Islam ada tiga yaitu al-qur’an, as-sunah, dan ijtihad.
Prinsip-prinsip dari ekonomi Islam menurut M.A. Choudhury (1986) :
4. Prinsip tauhid dan persaudaraan.
5. Prinsip bekerja dan produktivitas.
6. Prinsip distribusi kekayaan yang adil.
Tujuan yang ingin dicapai dalam suatu sistem ekonomi Islam berdasarkan
konsep dasar dalam Islam, yaitu tauhid dan berdasarkan rujukan kepada Alquran
dan Sunah adalah sebagai berikut :
1. Pemenuhan kebutuhan dasar manusia meliputi pangan, sandang, papan,
kesehatan, dan pendidikan untuk setiap lapisan masyarakat.
2. Memastikan kesetaraan kesempatan untuk semua orang.
3. Mencegah terjadinya pemusatan kekayaan dan meminimalkan
ketimpangan distribusi pendapatan dan kekayaan di masyarakat.
4. Memastikan kepada setiap orang kebebasan untuk mematuhi nilai-nilai
moral.
5. Memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.
SARAN
Dengan selesainya makalah ini semoga bermanfaat bagi pembaca. Makalah ini
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mohon kepada para pembaca agar dapat
memberikan saran, kritik, atau komentarnya demi kelancaran tugas ini. Atas
perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
14
DAFTAR PUSTAKA
15