Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SISTEM EKONOMI DALAM ISLAM

Dosen Pengampu :
Fungki Febiantoni M.Pd
Disusun oleh :
Kelompok 12
1. Fernita Resnanda (22604221001)
2. Meiliana Mutiara Putri (22604221043)
3. Muhammad Ridwan (22604224024)
4. Desy Ika Rachmawaati (22604224037)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya semata, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Sistem Ekonomi Dalam Islam” tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, para keluarga, sahabat-sahabat, dan pengikut-pengikutnya sampai hari penghabisan
kelak. Terimakasih juga tak lupa kami ucapkan kepada bapak pengampu mata kuliah
Pendidikan Agama Islam, Fungki Febiantoi M.Pd , yang telah membimbing kuliah dengan
baik.
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat berguna bagi kami dalam memenuhi
tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam dan semoga segala yang tertuang dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pembaca dalam rangka
membangun khazanah keilmuan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan. Untuk itu kami harapkan kritik dan saran yang bersifat membangun kepada
para pembaca guna perbaikan makalah-makalah selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................1
BAB I............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN........................................................................................................................3
A.Latar Belakang............................................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................3
C. Tujuan........................................................................................................................ 3
BAB II...........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...........................................................................................................................4
A.Pentingnya mewujudkan pembelajaran yang efektif......................................................4
B. Mendesain lingkungan fisik kelas..................................................................................5
C.Merancang Lingkungan Positif untuk Pembelajaran.....................................................7
D. Menjadi komunikator yang baik..................................................................................8
BAB III.......................................................................................................................................10
PENUTUP..................................................................................................................................10
A.Kesimpulan................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................11

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pandangan Islam terhadap masalah kekayaan berbeda dengan pandangan Islam
terhadap masalah pemanfaatan kekayaan. Menurut Islam, sarana-sarana yang
memberikan kegunaanadalah masalah lain. Karena itu, kekayaan dan tenaga manusia,
duaduanya merupakan kekayaan sekaligus sarana yang biasa memberikan kegunaan atau
manfaat. Sehingga, kedudukan kedua-duanya dalam pandangan Islam, dari segi
keberadaan dan produksinya dalam kehidupan, berbeda dengan kedudukan pemanfaatan
serta tata cara perolehan manfaatnya.
Prinsip utama dalam sistem ekonomi Islam yang diisyaratkan dalam Al-Quran.Hidup
hemat dan tidak bermewah-mewah, bermakna juga bahwa tindakan-tindakan ekonomi
hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan bukan memuaskan keinginan.Menjalankan
usaha-usaha yang halal dari produk atau komoditi, manajemen, proses produksi hingga
proses sirkulasi atau distribusi haruslah ada dalam kerangka halal. Usaha-usaha tadi tidak
boleh bersentuhan dengan judi dan spekulasi atau tindakan-tindakan lainnya yang
dilarang secara syariah. Meskipun begitu ada kaidah hukum dalam Islam yang cukup
menjadi rujukan dalam beraktivitas ekonomi, yaitu pada dasarnya aktivitas apa pun
hukumnya boleh sampai ada dalil yang melarang aktivitas itu secara syariah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi ekonomi islam?
2. Bagaimana praktik ekonomi islam?
3. Apa saja jenis-jenis ekonomi islam?
4. Bagaimana prinsip ekonomi islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu definisi ekonomi islam.
2. Untuk mengetahui praktik ekonomi islam.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis ekonomi islam.
4. Untuk mengetahui prinsip ekonomi islam.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekonomi Dalam Islam
Secara epistemologi ekonomi Islam dibagi menjadi dua disiplin ilmu, yang pertama yaitu
ekonomi Islam normatif, yaitu studi tentang hukum-hukum syariah Islam yang berkaitan
dengan urusan harta benda. Cakupannya adalah kepemilikan, pemanfaatan kepemilikan, dan
distribusi kekayaan kepada masyarakat. Bagian ini merupakan pemikiran yang terikat nilai,
karena diperoleh dari sumber nilai Islam yaitu Al-Quran dan As-Sunah melalui metode
istinbat hukum. Kedua, ekonomi Islam positif, yaitu studi tentang konsep-konsep Islam yang
berkaitan dengan urusan-urusan harta benda, khususnya yang berkaitan dengan produksi
barang dan jasa. Cakupannya adalah segala macam cara dan sarana yang digunakan dalam
proses produksi barang dan jasa. Bagian ini tidak harus mempunyai dasar konsep dari Al-
Quran dan As-Sunah, tapi cukup disyaratkan tidak boleh bertentangan dengan
Al-Quran dan As-Sunah.
Segala aturan yang diturunkan Allah SWT dalam sistem Islam mengarah pada
tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan, serta menghapuskan kejahatan,
kesengsaraan, dan kerugian pada seluruh ciptaan-Nya. Demikian halnya dalam hal ekonomi,
tujuannya adalah membantu manusia mencapai kemenangan di dunia dan akhirat. Islam
memiliki seperangkat tujuan dan nilai yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia,
termasuk didalamnya urusan sosial, politik, dan ekonomi. Dalam hal ini tujuan Islam pada
dasarnya ingin mewujudkan ekonomi. Dalam hal ini tujuan Islam pada dasarnya ingin
mewujudkan kebaikan hidup di dunia dan akhirat. Permasalahan ekonomi yang merupakan
bagian dari permasalahan yang mendapatkan perhatian dalam ajaran Islam, tentu memiliki
tujuan yang sama yakni tercapainya kemaslahatan di dunia dan akhirat. Adapun tujuan
ekonomi Islam antara lain:

1. Penyucian jiwa agar setiap muslim bisa menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat
dan lingkungannya.
2. Tegaknya keadilan dalam masyarakat. Keadilan yang dimaksud mencakup aspek
kehidupan dibidang hukum dan muamalah.

4
3. Tercapainya kemaslahatan yang mencakup, keselamatan keyakinan agama,
keselamatan jiwa, keselamatan akal, keselamatan keturunan dan keluarga serta
keselamatan harta benda.

Ekonomi Islam dapat didefinisikan sebagai sebuah studi tentang pengelolaan harta benda
menurut perspektif Islam. Ekonomi Islam merupakan ilmu yang mempelajari perilaku
ekonomi manusia yang perilakunya diatur berdasarkan peraturan agama Islam dan didasari
dengan tauhid sebagaimana dirangkum dalam rukun Islam dan rukun iman. Ilmu ekonomi
Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi
rakyat yang diilhami oleh nilai-nilai Islam.

B. Sejarah Ekonomi Isla


Sejarah ekonomi Islam berawal dari di angkatnya Muhammad sebagai utusan Allah pada
usia ke 40. Rasulullah mengeluarkan berbagai kebijakan yang selanjutnya diikuti dan
diteruskan oleh pengganti-penggantinya yaitu Khulafaur Rasyidin. Pemikiran ekonomi Islam
didasarkan atas Al-Quran dan al-hadits. Rasulullah membentuk majelis syura yang sebagian
bertugas mencatat wahyu, kemudian pada 6 H sekretaris telah terbentuk. Demikian juga
delegasi ke negara-negara lain. Masalah kerumahtanggaan diurus oleh Bilal. Orang-orang ini
mengerjakan tugas dengan sukarela tanpa gaji. Tentara formal tidak ada di masa ini, tentara
tidak mendapat gaji tetap, Mereka mendapat ganimah sebelum turunnya Surat Al-Anfal ayat
41 yang menjelaskan orang-orang yang berhak mendapat bagian ganimah.

Pada masa Rasulullah, sistem ekonomi yang diberlakukan adalah sistem ekonomi yang
telah disyariatkan dalam Islam. Sistem ekonomi di zaman Rasulullah sangat kompleks dan
sempurna meskipun pada masa setelahnya tetap dilakukan perbaikan. Jenis-jenis kebijakan
baik pendapatan dan pengeluaran keuangan di masa Rasulullah lebih terfokus pada masa
perang dan kesejahteraan rakyat. Tidak seperti saat ini bahwa kebijakan-kebijakan ekonomi
lebih difokuskan pada pencarian keuntungan. Sejarah ekonomi Islam pada dasarnya
bersumber dari ide dan praktik ekonomi yang dilakukan oleh Muhammad Saw. dan para
Khulafaur Rasyidin serta pengikut-pengikutnya sepanjang zaman. Diversifikasikan praktik
ekonomi yang dilakukan masyarakat Muslim setelah masa Muhammad Saw., bisa dianggap
sebagai acuan sejarah ekonomi Islam selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Perekonomian di zaman Khulafaur Rasyidin banyak diwarnai dengan perluasan wilayah
kekuasaan dan inovasi-inovasi dalam bidang ekonomi. Seperti pada zaman Khalifa Umar bin
Khattab di mana beliau memfungsikan secara optimal BMT dan membentuk Diwan Islam
yang pertama. Salah seorang ekonom pada periode pertama adalah Abu Yusuf. Kitabnya
5
yang berjudul Al-Kharaj, banyak membahas ekonomi publik, khususnya tentang perpajakan
dan peran negara dalam pembangunan ekonomi. Kitab ini mencakup berbagai bidang antara
lain: tentang pemerintahan, keuangan negara, pertanahan, perpajakan dan peradilan.

Pada periode berikutnya, hadir Al-Ghazali dengan kitabnya yang berjudul Ihya ‘Ulum al-
Din. Bahasan ekonomi Al-Ghazali mencakup aspek luas, secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi: pertukaran dan evolusi pasar, produksi, barter dan evolusi uang,
serta peranan negara dan keuangan publik. Kemudian diikuti dengan lahirnya Mohd. Iqbal,
dalam karyanya, Puisi dari Timur, ia menunjukkan tanggapan Islam terhadap kapitalisme
Barat dan reaksi ekstrem dari komunisme. Sedangkan pada periode kontemporer hadirlah
ekonom-ekonom, seperti Umer Chapra, Mannan dan lain-lain. Hal ini menunjukkan bahwa
pemikiran ekonomi Islam sudah lahir sejak jaman Rasulullah, dan mempunyai aturan yang
baik dan jelas.Banyak pemikiran-pemikiran tersebut yang di adopsi oleh sistem
perekonomian Barat, dan banyak pula yang kemudian seperti terlahir dari Barat, karena
banyak hal yang disemukan. Pemikiran ekonomi di kalangan pemikir Muslim banyak
mengisi khazanah pemikiran ekonomi dunia pada masa di mana Barat masih dalam masa
kegelapan (dark age).Pada masa tersebut dunia Islam justru mengalami puncak kejayaan
dalam berbagai bidang.

Sejarah membuktikan bahwa para pemikir Muslim merupakan penemu, peletak dasar dan
pengembang dalam berbagai bidang ilmu. Nama-nama pemikir Muslim bertebaran di sana-
sini menghiasi arena ilmu-ilmu pengetahuan. Baik ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial.
Mulai dari filsafat, matematika, astronomi, ilmu optik, biologi, kedokteran, sejarah, sosiologi,
psikologi, pedagogi, sampai sastra. Termasuk juga, tentunya ilmu ekonomi.

C. Jenis-jenis Ekonomi Islam


1. Syirkah
Salah satu macam-macam muamalah yaitu syirkah. Syirkah dalam arti bahasa adalah kerja
sama, kongsi, atau bersyarikat. Syirkah pada praktiknya dalam kegiatan ekonomi merupakan
suatu usaha untuk menggabungkan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan
bersama, sumber daya yang dimaksud bisa berupa modal uang, keahlian, bahan baku,
jaringan kerja, dan dilakukan oleh dua orang atau lebih Dalam ekonomi konvensional akad
ini biasa disebut joint venture. Tidak ada perbedaan secara signifikan pada akad ini kecuali
bahwa dalam ekonomi Islam kegiatan usaha tidak boleh melanggar aturan syariat dan negara

6
seperti perkongsian untuk kartel narkoba, minuman keras, atau jual beli komoditas yang
diharamkan agama.
2. Mudarabah
Adalah akad untuk mengikat kerja sama antara dua pihak yaitu pemodal (sahib al-mal) dan
pelaksana usaha (mudharib), akad Mudarabah juga disebut bagi hasil bagi sebagian orang.
Caranya dengan menentukan berapa persen bagian keuntungan yang akan diterima oleh
kedua pihak.

3. Jual beli (bai’ al murabahah)


Adalah akad yang berlaku untuk mengikat penjual dan pembeli dengan adanya penyerahan
kepemilikanantara pedagang dan pembeli.Ayat Al-Quran terkait jual beli: Tidak ada dosa
bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari tuhanmu. Maka apabila kamu
telah bertolak dari ‘Arafat, berzikirlah kepada Allah di Masy’arilharam. Dan berzikirlah
(dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya
kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat. ( Quran: al Baqarah: 198)

D. Prinsip Ekonomi Islam


Setiap sistem ekonomi mempunyai inti paradigma, inti paradigma ekonomi Islam
bersumber dari Al-Quran dan Sunah. Ekonomi Islam mempunyai sifat dasar sebagai ekonomi
Rabbani dan Insani. Disebut Ekonomi Rabbani karena sarat dengan arahan dan nilai-nilai
Ilahiyah. Sedangkan ekonomi Insani karena ekonomi ini dilaksanakan dan ditujukan untuk
kemakmuran manusia. Ilmu ekonomi Islam memiliki tiga prinsip dasar yaitu tauhid, akhlak,
dan keseimbangan. Dua prinsip yang pertama kita sama-sama tahu pasti tidak ada dalam
landasan dasar ekonomi konvensional. Prinsip keseimbangan pun, dalam praktiknya, justru
yang membuat ekonomi konvensional semakin dikritik dan ditinggalkan orang. Ekonomi
Islam dikatakan memiliki dasar sebagai ekonomi Insani karena sistem ekonomi ini
dilaksanakan dan ditujukan untuk kemakmuran manusia.
Ekonomi Islam disebut juga sebagai ekonomi tauhid. Keimanan mempunyai peranan
penting dalam ekonomi Islam, karena secara langsung akan mempengaruhi cara pandang
dalam membentuk kepribadian, perilaku, gaya hidup, selera, dan preferensi manusia, sikap-
sikap terhadap manusia, sumber daya dan lingkungan. Saringan moral bertujuan untuk
menjaga kepentingan diri tetap berada dalam batas-batas kepentingan sosial dengan
mengubah preferensi individual sesuai dengan prioritas sosial dan menghilangkan atau
meminimalisasikan penggunaan sumber daya untuk tujuan yang akan menggagalkan visi
sosial tersebut, yang akan meningkatkan keserasian antara kepentingan diri dan kepentingan
7
sosial. Disisi lain, ada yang menjelaskan bahwa prinsip ekonomi Islam ada dua, yaitu;
pertama ialah prinsip umum, yaitu Aqidah Islamiyah yang menjadi landasan pemikiran bagi
segala pemikiran Islam, seperti sistem ekonomi Islam, sistem politik Islam, sistem pendidikan
Islam, dan sebagainya. Aqidah Islamiyah disini dipahami bukan sekedar sebagai Aqidah
Ruhiyah, yakni akidah yang menjadi landasan aktivitas-aktivitas spiritual murni seperti
ibadah, namun juga sebagai AqidahSiyasah, yakni akidah yang menjadi landasan untuk
mengelola segala aspek kehidupan manusia tanpa kecuali termasuk ekonomi. Kedua, prinsip
khusus (cabang), yaitu sejumlah kaidah umum dan mendasar dalam syariah Islam yang lahir
dari akidah Islam, yang secara khusus menjadi landasan bangunan sistem ekonomi Islam.
Prinsip khusus ini terdiri dari tiga asas, yaitu: kepemilikan sesuai syariah, pemanfaatan
kepemilikan sesuai syariah dan pendistribusian kekayaan kepada masyarakat. Dalamsistem
ekonomi Islam, tiga asas tersebut tidak boleh tidak terikat dengan syariat Islam, sebab segala
aktivitas manusia wajib terikat atau tunduk kepada syariat Islam.
Prinsip ekonomi Islam tersebut bertentangan secara kontras dengan prinsip sistem
ekonomi kapitalis saat ini. Aqidah Islamiyah sebagai prinsip umum ekonomi Islam
menerangkan bahwa Islam adalah agama dan sekaligus ideologi sempurna yang mengatur
segala aspek kehidupan tanpa kecuali. Prinsip Islam ini berbeda dengan prinsip ekonomi
kapitalis, dimana prinsip yang berkaitan dengan kepemilikan, pemanfaatan kepemilikan, dan
distribusi kekayaan kepada masyarakat, semuanya dianggap lepas atau tidak boleh
disangkutpautkan dengan agama. Dalam masalah kepemilikan, kapitalis memandang bahwa
asal usul adanya kepemilikan suatu barang adalah terletak pada nilai manfaat yang melekat
pada barang itu, yaitu sejauh mana ia dapat memuaskan kebutuhan manusia. Jika suatu
barang mempunyai potensi dapat memuaskan kebutuhan manusia, maka barang itu sudah sah
untuk dimiliki, walaupun haram menurut agama. Ini berbeda dengan ekonomi Islam yang
memandang asal usul kepemilikan adalah adanya izin Allah SWT kepada manusia untuk
memanfaatkan suatu benda. Jika Allah mengizinkan berarti boleh dimiliki. Tapi jika tidak
mengizinkan (mengharamkan sesuatu) berarti barang itu tidak boleh dimiliki. Dalam masalah
pemanfaatan kepemilikan, kapitalisme tidak membuat batasan tata caranya dan tidak ada pula
batasan jumlahnya. Sebab pada dasarnya sistem ekonomi kapitalisme adalah cermin dari
paham kebebasan dibidang pemanfaatan hak milik. Maka seseorang boleh memiliki harta
dalam jumlah beberapa saja dan diperoleh dengan cara apa saja. sedangkan dalamekonomi
Islam menetapkan adanya batasan tata cara, tapi tidak membatasi jumlahnya. Tata cara itu
berupa hukum-hukum syariah yang berkaitan dengan cara pemanfaatan harta, baik
pemanfaatan yang berupa pembelanjaan, maupun berupa pengembangan harta. Seorang
8
muslim boleh memiliki harta berapa saja sepanjang diperoleh dan dimanfaatkan sesuai
syariah Islam. Dalam masalah distribusi kekayaan, kapitalisme menyerahkannya kepada
mekanisme pasar, yaitu melalui mekanisme harga keseimbangan yang terbentuk akibat
interaksi penawaran dan permintaan. Harga berfungsi secara informasional yaitu memberikan
informasi kepada konsumen mengenai siapa yang mampu memperoleh atau tidak
memperoleh suatu barang atau jasa.
Dalam ekonomi Islam, distribusi kekayaan terwujud melalui mekanisme syariah, yaitu
mekanisme yang terdiri dari sekumpulan hukum syariah yang menjamin pemenuhan barang
dan jasa bagi setiap individu rakyat. Mekanismenya melalui aktivitas ekonomi yang bersifat
produktif, berupa berbagai kegiatan pengembangan harta dalam akad-akad muamalah.
Mekanisme ini misalnya, ketentuan syariah yang membolehkan manusia bekerja disektor
pertanian, industri, dan perdagangan, memberikan kesempatan berlangsungnya
pengembangan harta melalui kegiatan investasi, dan memberikan kepada rakyat hak
pemanfaatan SDA milik umum yang dikelola nagara seperti hasil hutan, barang tambang dan
sebagainya demi kesejahteraan rakyat, Mekanisme lain yaitu bisa dengan melalui aktivitas
ekonomi non- produktif. Misalnya dengan pemberian sedekah, zakat, wakaf, hibah, dan lain-
lain. Ini dimaksudkan untuk mengatasi pendistribusian kekayaan yang tidak berjalan
sempurna jika hanya mengandalkan mekanisme ekonomi produktif semata. Selain itu juga
demi terwujudnya keseimbangan ekonomi dan memperkecil jurang perbedaan antara kaya
dengan miskin. Secara garis besar ekonomi Islam memiliki beberapa prinsip dasar, antara
lain:
1. Seorang muslim dalam kehidupan berekonomi tidak berhubungan dengan bunga. Allah
SWT berfirman, “Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…. Allah
memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah”. (QS. Al-Baqarah:256-257). “Hai orang-
orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah
kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan”. (QS. Ali Imron: 130). Larangan
yang terdapat dalam ayat di atas tertuju padaransaksi yang berbasis riba, baik memberi
maupun menerima, baik berhubungan dengan sesama muslim maupun non muslim. Dan
diriwayatkan bahwa Nabi Muhammad SAW mengutuk orang yang membayar bunga, mereka
yang menerima, orang yang menuliskan kontrak perjanjiannya dan orang yang menjadi saksi
transaksi tersebut.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekonomi Islam berbeda dari kapitalisme, sosialisme, maupun negara kesejahteraan.
Berbeda dari kapitalisme karena Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap
buruh yang miskin, dan melarang penumpukan kekayaan.. Selain itu, ekonomi dalam kaca
mata Islam merupakan tuntutan kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi ibadah
yang teraplikasi dalam etika dan moral.
Ekonomi Islam pada dasarnya merupakan aktualisasi nilai-nilai Islam dalam aktivitas
kehidupan manusia dalam rangka mewujudkan kesejahteraan manusia di dunia dan
akhirat.Keberadaan ekonomi Islam tidak lain bertujuan mewujudkan kebahagiaan dan
kesejahteraan manusia di dunia dan akhirat. Tujuan tersebut dalam pandangan para ahli
dijabarkan dalam tiga permasalahan pokok yang terdiri atas pertama mewujudkan
pertumbuhan ekonomi dalam Negara, kedua mewujudkan kesejahteraan manusia dan ketiga
mewujudkan mekanisme distribusi kekayaan yang adil.

DAFTAR PUSTAKA

10
Adiwarman, Karim. (2007).Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Efendi, Rustam. (2003). Produksi Dalam Islam. Yogyakarta: Megistra Insania

Press.

Qardhawi, Yusuf.(2004).Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian

Islam.Jakarta:Robbani Press. udarsono, Heri. (2002).Konsep Ekonomi Islam.


Yogyakarta: Ekonsia.

Suherman, Rosyidi. (1998). Pendekatan kepada Teori Ekonomi Mikro dan


Makro.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

11

Anda mungkin juga menyukai