Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

EKONOMI ISLAM DAN KESEJAHTERAAN UMAT


(SISTEM EKONOMI ISLAM DAN KESEJAHTERAAN UMAT,
MANAJEMEN ZAKAT, INFAK, HIBAH, SEDEKAH, DAN WAKAF)

Dosen Pengampu: H. Bustami Kabul, LC.,MA.

KELOMPOK 8 :

1. Imelda Regina Siswi (210801031)


2. Irna Hafizah Tanjung (210902064)
3. Rico Pangestu (210901002)
4. Ridho Fadhillah (210302088)
5. Muhammad Audri (210907035)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan
serta rahmat dan karunianya dalam penyusunan makalah ini. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Ekonomi Islam Dan Kesejahteraan Umat”.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai yang berkaitan dengan ekonomi islam
dan kesejahteraah umat yang terdapat disekitar kita. Kami menyusun makalah ini agar pembaca
dapat mengetahui tentang materi tersebut. Sekaligus untuk memenuhi tugas Pendidikan Agama
Islam kami yang dibina oleh Pak H. Bustami Kabul, LC.,MA.
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan informasi teman-teman
sekalian mengenai ekonimi islam dan kesejahteraah umat. Kami mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak terutama teman-teman dan Dosen pengampu karna kami masih dalam tahap
pembelajaran.

Medan, November 2021


Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................................. i


Daftar Isi ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sistem ekonomi islam dan kesejahteraan umat ......................................................... 2
2.2 Zakat .......................................................................................................................... 4
2.3 Infak........................................................................................................................... 6
2.4 Hibah ......................................................................................................................... 7
2.5 Sedekah ..................................................................................................................... 8
2.6 Wakaf ........................................................................................................................ 10
BAB III PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 13
3.2 Saran ........................................................................................................................ 13
Daftar Pustakka ................................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesejahteraan menurut sebagian masyarakat selalu berhubungan dengan konsep kualitas
hidup. Konsep kualitas hidup merupakan gambaran tentang keadaan kehidupan yang
baik. Kesejahteraan pun menjadi bagian penting bagi suatu negara, bahkan, didirikannya atau
dibentuknya sebuah negara salah satu tujuan adalah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan
bagi seluruh masyarakatnya. Berbagai cara atau kebijakan yang telah dipilih, ditempuh dan
dilakukan oleh sebuah negara dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Definisi kesejahteraan
dalam konsep masyarakat modern adalah sebuah dimana seorang dapat memenuhi segala
kebutuhan. Kesejahteraan dalam ekonomi syariah bertujuan mencapai kesejahteraan
manusia secara menyeluruh, yaitu kesejahteraan material, kesejahteraan spiritual, dan
moral. Konsep ekonomi kesejahteraan syariah bukan saja berdasarkan manifestasi nilai
ekonomi, tetapi juga nilai spiritual dan moral.
Dalam pandangan seorang umat muslim pasti tidak asing mengenai zakat, infak, hibah,
sedekah, dan wakaf. Ketika membicarakan mengenai zakat, maka tidak akan lupa kaitannya
dengan kata infak dan juga sedekah serta hibah dan wakaf. Islam telah menempatkan posisi
segala kegiatan ekonomi itu sebagai salah satu kegiatan yang tujuannya sebagai dasar dalam
pencapaian kesejahteraan umat (falah) (Syafiq, 2018). Maka dalam hal itu kami menulis
makalah ini dengan judul “Ekonomi Islam Dan Kesejahteraan Umat (Sistem Ekonomi
Islam Dan Kesejahteraan Umat, Manajemen Zakat, Infak, Hibah, Sedekah, Dan Wakaf)”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem ekonomi islam dan kesejahteraan umat ?
2. Apa itu Zakat ?
3. Apa itu Infak ?
4. Apa itu Hibah ?
5. Apa itu Sedekah ?
6. Apa itu Wakaf ?
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui sistem ekonomi dan kesejahteraan umat, Zakat, Infak, Hibah, Sedekah,
Wakaf.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SISTEM EKONOMI ISLAM DAN KESEJAHTERAAN UMAT


1. Sistem Ekonomi Islam
A. Pengertian Sistem Ekonomi Islam
Ekonomi islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah
ekonomi rakyat yang di ilhami oleh nilai-nilai islam. Salah satu aspek penting yang
terkait dengan hubungan antara manusia adalah ekonomi. Ekonomi Islam memiliki
prinsip yang bersumber dari Al-quran dan Al-hadits. Prinsip ekonomi islam menjadi
landasan kegiatan ekonomi islam yang secara teknis operasional selalu berkembang dan
dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman dan peradaban yang dihadapi
manusia. Contoh variabel yang dapat berkembang antara lain aplikasi prinsip
mudhamalah (interaksi).
Dalam aktivitas ekonomi Al-Quran dalam surat Al-baqarah ayat 188 memberi pesan :
Artinya: “Dan janganlah kamu sekalian makan atau melakukan interaksi ekonomi di
antara kamu dengan jalan yang bathil ”. Sistem ekonomi Islam memberikan
kesejahteraan bagi seluruh masyarakat, memberikan rasa keadilan, kebersamaan dan
kekeluargaan serta mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap pelaku
usaha.
B. Pondasi Utama Ekonomi Islam
Tauhid, syariah dan akhlak. Pengamalan syariah dan akhlak merupakan refleksi dari
tauhid. Landasan tauhid yang tidak kokoh akan mengakibatkan implementasi syariah dan
akhlak terganggu. Dasar syariah adalah membimbing aktivitas ekonomi sehingga sesuai
dengan kaidah-kaidah syariah. Sedangkan akhlak membimbing aktivitas ekonomi
manusia agar senantiasa mengedepankan moralitas dan etika untuk mencapai tujuan.
C. Prinsip ekonomi Islam.
 Tauhid
Tauhid merupakan pondasi utama seluruh ajaran Islam, dengan demikian tauhid
menjadi dasar seluruh konsep dan aktivitas umat Islam, baik di bidang ekonomi,
politik, sosial maupun budaya.

2
 Keadilan
Prinsip keadilan merupakan pilar penting dalam ekonomi Islam, penegakkan keadilan
telah ditekankan oleh Al-Qur’an sebagai misi utama para nabi yang diutus oleh Allah.
 Kebebasan dan tanggung jawab
Islam menjunjung tinggi hak-hak individu, namun tidak dalam pengertian yang
sebebas-bebasnya. Kebebasam individu diatur oleh syariat islam, dimana ia memiliki
batasan-batasan yang harus ditaati.
 Maslahah
Maslahah adalah tujuan syariah Islam dan menjadi inti utama syariah Islam itu
sendiri. Secara umum maslahah diartikan sebagai kebaikan (kesejahtraan) dunia dan
akhirat.
 Keseimbangan (Al-Wasathiyyah)
Syariat Islam mengakui hak pribadi dengan batas-batas tertentu. Syari’at menentukan
keseimbangan kepentingan individu dan kepentingan masyaraka
 Kejujuran dan kebenaran.
2. Kesejahteraan Umat
Kesejahteraan dalam perspektif ekonomi konvensional Kesejahteraan merupakan
tujuan ekonomi termasuk dalam sitem ekonomi konvensional, diartikan dengan
materialisme dan hedonisme murni, sehingga manusia dikatakan sejahtera manakala
berkelimpahan harta benda secara materi yang mementingkan kenikmatan fisik semata
(tidak sekedar berkecukupan) yang jauh dari nilai-nilai norma dan agama.
Kesejahteraan dalam perspektif Islam, Istilah umum yang digunakan dalam
mendeskripsikan kehidupan yang sejahtera secara material-spiritual pada kehidupan
dunia dan akhirat. Dimana terjaganya 5 prinsip dasar yang terkandung (agama, harta
jiwa, akal dan keturunan) dari segala sesuatu yang merusak sehingga tercapai kehidupan
yang baik dan terhormat (hayatan toyyibah) dunia dan akhirat.
3. Kesejahteraan dengan menerapkan Sistem Ekonomi Islam.
Kesejahteraan dengan menerapkan sistem ekonomi islam adalah sistem yang
menganut dan memasukkan nilai-nilai, dogma, norma, dan ajaran islam (variable
keimanan) sebagai unsur yang fundamental dalam mencapai kesejahteraan. Variabel
keimanan tersebut sebagai tolak ukur untuk menentukan tindakan ekonomi dalam

3
mengelola faktor produksi, konsumsi dan distribusi barang dan jasa sebelum
memasukkan dalam sirkulasi hukum pasar. Sehingga terjalin keselarasan dan
keseimbangan antara kepentingan individu, kelompok dengan hukum pasar yang di
formulasikan melalui berbagai hasil kebijakan lembaga sosial ekonomi masyarakat dan
negara dalam bentuk kebijakan yang berasaskan nilai-nilai keimanan.
Sehingga terjalin suatu stimulasi dan sosialisasi ekonomi yang komprehensif yang
dapat mengantarkan Individu dan masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraan yang
baik dan terhormat di dunia dan akhirat. Penerapan beberapa sistem ekonomi sebaiknya
bisa mewujudkan dan meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat serta
mewujudkan ketentraman bagi manusia.
2.2 ZAKAT
A. Pengertian Zakat
Zakat dalam segi istilah adalah harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang
beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya. Zakat dari
segi bahasa berarti 'bersih', 'suci', 'subur', 'berkat' dan 'berkembang'. Menurut ketentuan
yang telah ditetapkan oleh syariat Islam. Zakat merupakan rukun ketiga dari rukun Islam.
B. Sumber hukum Berzakat
 Al Qur'an
Di dalam Al-Quran, ada banyak sekali dalil soal berzakat. Salah satunya adalah :
“...dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang
ruku'". (Al-Baqarah 2:43)”
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan
dan menyucikan mereka..." (At-Taubah 9:103)”
 Hadits
Imam Bukhari tentang zakat ini. Contohnya:
Dari Ibnu Umar RA berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,
"Pokok-pokok iman ada 5 perkara: yakni persaksian bahwa tidak ada Tuhan yang
berhak disembah melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan
shalat, membayar zakat, menunaikan ibadah haji, dan puasa bulan Ramadhan."

4
C. Hukum Zakat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi
tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib fardhu atas setiap
muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu.
D. Jenis Zakat
 Zakat fitrah
Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan suci Ramadan.
Besar zakat ini setara dengan 3,5 liter (2,7 kilogram) makanan pokok yang ada di
daerah bersangkutan.
 Zakat Maal (Harta)
Zakat yang dikeluarkan seorang muslim yang mencakup hasil perniagaan, pertanian,
pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing
jenis memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.
E. Hak Zakat
1. Fakir - Mereka yang hampir tidak memiliki apa-apa sehingga tidak mampu memenuhi
kebutuhan pokok hidup.
2. Miskin - Mereka yang memiliki harta namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
dasar untuk hidup.
3. Amil - Mereka yang mengumpulkan dan membagikan zakat.
4. Mu'allaf - Mereka yang baru masuk Islam dan membutuhkan bantuan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan barunya.
5. Hamba sahaya - Budak yang ingin memerdekakan dirinya
6. Gharimin - Mereka yang berhutang untuk kebutuhan yang halal dan tidak sanggup untuk
memenuhinya.
7. Fisabilillah - Mereka yang berjuang di jalan Allah misal: dakwah, perang dan sebagainya.
8. Ibnus Sabil - Mereka yang kehabisan biaya di perjalanan.
F. Manfaat Zakat
 Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari rukun Islam yang
mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan
akhirat.
 Zakat merupakan sarana penghapus dosa.

5
 Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada pribadi
pembayar zakat.
 Menjadi tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.
 Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup para fakir
miskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian besar negara di dunia.
 Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas berkahnya akan
melimpah.
 Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosial, karena masyarakat bawah biasanya jika
melihat mereka yang berkelas ekonomi tinggi menghambur-hamburkan harta untuk
sesuatu yang tidak bermanfaaat bisa tersulut rasa benci dan permusuhan. Jikalau harta
yang demikian melimpah itu dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan tentu
akan terjalin keharmonisan dan cinta kasih antara si kaya dan si miskin.

2.3 INFAK
A. Pengertian Infak
Infak berasal dari bahasa Arab ‫ ان فاق‬yang berarti membelanjakan atau
membiayai. Secara istilah, infak adalah ibadah sosial yang dilakukan dengan suka rela,
serta diberikan dalam bentuk harta untuk kemaslahatan umat. Infak adalah mengeluarkan
harta yang Pokok. mencakup zakat (hukumnya wajib) dan non-zakat (hukumnya sunnah).
Infak wajib di antaranya zakat, kafarat, nazar, mas kawin, nafkah, dan lain-lain. Infak
sunnah di antaranya, infak kepada Fakir miskin sesama muslim, infak bencana alam,
infak kemanusiaan, dan lain-lain.
B. Dalil tentang Infak
Dalil mengenai anjuran untuk berinfak ini tertera dalam Alquran surah Al-
Baqarah ayat 267:
“Hai orang-orang yang beriman, berinfaklah [di jalan Allah] sebagian dari hasil usahamu
yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan
janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal
kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata
terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji,” (Al-Baqarah
[2] 267).

6
Infak tidak mengenal nisab atau jumlah harta yang telah ditentukan secara hukum.
Infak juga tidak harus diberikan kepada mustahik tertentu, melainkan dapat diberikan
kepada siapa pun seperti keluarga, kerabat, anak yatim, orang miskin, atau orang yang
sedang dalam perjalanan jauh. Dengan demikian infak adalah membayar dengan harta,
mengeluarkan dengan harta dan membelanjakan dengan harta.
C. Hikmah Infak
Infak dan sedekah memiliki sejumlah hikmah yang dapat dirasakan di dunia.
1. Mengeratkan Silaturahmi dan Persaudaraan Islam
Infak bermanfaat untuk menguatkan persaudaraan atau ukhuwah Islam. Ibadah
sosial ini dapat membantu orang-orang yang membutuhkan dari uluran tangan
yang mampu atau memiliki kelapangan harta.
2. Kebaikan yang Dicintai Allah SWT
Infak merupakan amal kebaikan yang dicintai Allah SWT. Anjuran ini tertera
dalam Alquran dan hadis, salah satunya dalam surah At-Tagabun ayat 16 sebagai
berikut: "Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan
dengarlah serta taatlah; dan infakkanlah harta yang baik untuk dirimu. Dan
barang-siapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang yang
beruntung," (At-Tagabun [64]: 16).
3. Menebar Kasih Sayang di Dunia
Infak merupakan ekspresi rahman dan rahim, serta kasih sayang kepada sesama
makhluk Allah SWT.
D. Rukun infak ada empat, yaitu :
-Pemberi infak ( muwafiq)
-Penerima infak ( muwafiq Lahu )
-Barang yang diinfakkan .
-Penyerahan ( Ijab Qabul )
2.4 HIBAH
A. Pengertian Hibah
Hibah adalah hadiah,Tapi menurut bahasa hibah adalah pemberian secara sukarela
kepada orang lain. Hadiah diberikan saat pemilik masih hidup dan bukan sesudah
meninggal.

7
B. Rukun dan syarat Hibah adalah:
 Kehadiran pemberi Hibah.
 Kehadiran penerima Hibah.
 Barang yang dihibahkan jelas kehalalannya.
 Akad hibah, yaitu serah terima barang hibah antara pemberi dan penerima secara nyata
dan ikhlas
C. hukum hibah
dapat menjadi wajib, haram dan makruh Hibah yang diberikan kepada istri dan anak
hukumnya wajib sesuai dengan kemampuannya. Hibah menjadi haram hukumnya apabila
harta yang telah dihibahkan ditarik kembali, Hibah tersebut bisa menjadi makruh
hukumnya apabila dalam pemberian hibah tersebut mengibahkan sesuatu dengan imbalan
sesuatu yang baik, baik berimbang maupun lebih, hukumnya adalah makruh.
D. contoh hibah:
 Pemberian tanah waris dari orang tua ke anaknya (ada ikatan darah)
 Seorang dermawan yg menghibahkan tanahnya buat sekolahan.
 Seorang juragan tanah yang menghibahkan tanahnya untuk kuburan masyarakat.
 Seorang ki yai yg menghibahkan tanahnya untk membuat sbuah masjid/mushola.
 Sesesorang yang kaya menghibah kan tanah nya untuk pemabangunan sarana olaharaga,
pondok dan panti asuhan.
E. Macam-macam hibah
- Hibah barang : Hibah barang adalah memberikan harta atau barang kepada pihak lain
yang mencakup materi dan nilai manfaat harta atau barang tersebut, yang
pemberiannya tanpa ada tendensi (harapan) apapun.
- Hibah Manfaat : hibah manfaat adalah memberikan harta kepada pihak lain agar
dimanfaatkan harta atau barang yang dihibahkan itu. Akan tetapi, materi harta atau
barang itu tetap menjadi milik pemberi hibah.
2.5 SEDEKAH
A. Pengertian Sedekah
Sedekah atau shadaqah merupakan kegiatan menyisihkan dan membelanjakan harta di
jalan Allah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sedekah diartikan sebagai
pemberian sesuatu kepada fakir miskin atau yang berhak menerimanya, di luar kewajiban

8
zakat dan zakat fitrah sesuai dengan kemampuan pemberi. Jadi secara umum, sedekah
adalah mengamalkan harta di jalan Allah, dengan niat karena Allah, ikhlas tanpa
mengharapkan imbalan, dan semata-mata mengharapkan ridho-Nya sebagai perwujudan
iman.
B. Dalil tentang Sedekah
Alquran surat Al-Baqarah ayat 245 yang artinya: "Barang siapa yang mau
memberikan pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan
Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda
yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya lah
kamu dikembalikan."
C. Keutamaan Sedekah
Ada banyak keutamaan dalam bersedekah. Beberapa di antaranya, adalah:
1. Sedekah Tidak Mengurangi Harta
2. Sedekah Menghapus Dosa
3. Sedekah Melipatgandakan Pahala
D. Jenis-Jenis Sedekah yaitu :
1. Sedekah Harta
2. Bekerja dan Memberi Nafkah untuk Keluarga dan Orang yang Butuh
Amalan Tasbih, Tahlil, dan Tahmid
E. Waktu Terbaik Sedekah
Waktu Terbaik Sedekah Berbeda dengan zakat fitrah yang memiliki waktu spesifik
dalam pelaksanannya, sedekah tidak ada aturan yang mengikat tentang hal itu. Hanya
saja, sedekah memiliki keutamaan dari sisi pemilihan waktu. Maksudnya, jika sedekah
dilakukan di waktu-waktu tersebut, maka pahalanya lebih besar dan keutamaan yang kita
dapatkan lebih baik. waktu terbaik bersedekah tersebut adalah:
1. Saat Sehat
Seseorang yang sehat memiliki cukup waktu dan kekuatan untuk melakukan banyak hal,
termasuk mengejar keuntungan duniawi.
2. Saat Ingin Kaya Raya
Saat kita bertekad menjadi kaya raya, biasanya kita akan menjelma menjadi seseorang
yang pelit dan kikir

9
3. Tidak Menjelang Kematian
4. Saat Khawatir Miskin
Saat keadaan kita serba-kepepet, kita akan semakin sulit menyisihkan uang atau harta
untuk bersedeka
2.6 WAKAF
A. Pengertian wakaf
Dikutip dari buku 'Fiqih Wakaf karya Nurwan Darmawan, pengertian wakaf
menurut bahasa dan istilah adalah al habs (menahan) dan at-tasbil (menyalurkan).
Kemudian menurut istilah, wakaf adalah menahan suatu barang, dan menyalurkan
manfaatnya dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah.
Mazhab syafi’i berpendapat bahwa wakaf merupakan pelepasan harta dari
kepemilikan melalui prosedur yang ada. Pewakaf tidak boleh melakukan suatu tindakan
kepada harta yang sudah diwakafkan olehnya. Mazhab syafi’i juga membolehkan
memberikan wakaf berupa benda bergerak dengan syarat barang yang diwakafkan harus
memiliki manfaat yang kekal.
Sedangkan menurut Undang-Undang nomor 41 tahun 2004, wakaf adalah
perbuatan hukum wakif, si pemberi wakaf, untuk memisahkan dan/atau menyerahkan
sebagian harta benda miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu
tertentu sesuai dengan kepentingannya guna untuk keperluan ibadah dan/atau
kesejahteraan umum menurut syariah.
B. Dalil Tentang Wakaf
Firman Allah swt dalam Q.S.Ali-Imran ayat 92
َ ٍْ ‫نَ ٍْ تََُانُوا ْان ِب َّر َحتّٰى ت ُ ُْ ِفقُ ْوا ِي ًَّا ت ُ ِحب ُّْوٌَ َۗو َيا ت ُ ُْ ِفقُ ْوا ِي‬
ّٰ ٌَِّ ‫ش ْيءٍ فَا‬
‫ّٰللاَ ِب ٖه َعم‬
“Sebagian hartamu tidak memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian
yang kamu cintai. Dan apapun yang kamu infakkan tentang hal itu sunggu allah maha
mengetahui”.
C. Hukum wakaf
Hukum wakaf adalah sunnah yang di anjurkan, dalam Q.S Yasin ayat 12
ࣖ ٍٍْ ‫صي ُْٰهُ فِ ْْٓي اِ َي ٍاو ُّي ِبي‬ َ َ‫اََِّا ََحْ ٍُ َُحْ ي ِ ْان ًَ ْو ٰتى َو ََ ْكتُبُ َيا قَدَّ ُي ْوا َو ٰاث‬
َ ‫ار ُه ۗ ْى َو ُك َّم‬
َ ْ‫ش ْيءٍ اَح‬
Dari ayat di atas, Syaikh Prof Dr Khalid bin Ali Al-Musyaiqih berkata, "Di antara bekas
yang ditinggalkan oleh orang yang telah wafat adalah wakaf."

10
D. Rukun Dan Syarat wakaf
1. Rukun wakaf
Ada empat rukun dalam berwakaf, yakni orang yang berwakaf (al-waqif), benda yang
diwakafkan (al-mauquf), orang yang menerima manfaat waqaf (al-mauquf 'alaihi),
dan terakhir lafadz atau ikrar wakaf (sighah).
2. Syarat Wakaf
 Syarat orang yang berwakaf, yakni memiliki secara penuh harta tersebut, berakal,
baligh, dan mampu bertindak secara hukum (rasyid).
 Syarat benda yang akan diwakafkan pertama adalah barang berharga, barang yang
diketahui jumlahnya, dimiliki oleh orang yang berwakaf, dan benda yang berdiri
sendiri atau tidak melekat pada harta lain.
 Syarat orang yang menerima manfaat wakaf adalah orang Muslim, merdeka, dan
kafir zimmi untuk tertentu. Sedangkan, untuk tidak tertentu adalah orang yang
menerima harus menjadikan wakaf untuk kebaikan yang dengannya dapat
mendekatkan diri kepada Allah. Wakaf hanya ditujukan untuk kepentingan Islam.
 Syarat wakaf yang terakhir berkaitan dengan isi ucapan. Pertama, ucapan harus
menunjukkan kekal (ta'bid). Tidak sah bila ucapan dengan batas tertentu. Kedua,
ucapan harus dapat direalisasikan. Lalu ucapan bersifat pasti dan keempat tidak
diikuti syarat yang bisa membatalkan. Bila semua telah dipenuhi, maka wakaf
telah sah. Orang yang melakukan wakaf tidak dapat lagi menarik kembali harta
yang telah diwakafkan.
E. Jenis wakaf
Pengertian wakaf adalah amal jariah, yang dimana jenis wakaf menurut Ahmad Azhar
Basyir wakaf dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1. Wakaf Ahli (keluarga atau khusus)
Wakaf ahli ialah wakaf yang ditujukan kepada orang orang tertentu, seorang atau
lebih. Baik keluarga wakif atau bukan. Misal: “mewakafkan buku-buku untuk anak-
anak yang mampu mempergunakan, kemudian cucu-cucunya.” Wakaf semacam ini
dipandang sah dan yang berhak menikmati harta wakaf adalah mereka yang ditunjuk
dalam pernyataan wakaf.
2. Wakaf Khairi atau wakaf umum

11
Wakaf khairi ialah wakaf yang sejak semula ditujukan untuk kepentingan umum,
tidak dikhususkan untuk orang-orang tertentu. yang dinyatakan bahwa pahalanya
akan terus mengalir, sampai bila waqif telah meninggal, selagi harta wakaf masih
tetap dapat diambil manfaatnya.
Wakaf ini dapat dinikmati oleh masyarakat secara luas dan dapat merupakan salah
satu sarana untuk menyelenggarakan kesejahteraan masyarakat, baik dalam bidang
sosial ekonomi, pendidikan, kebudayaan maupun keagamaan.
F. Keutamaan/Hikmah Wakaf
1. Mendapatkan amal jariah
Orang yang berwakaf pahalanya akan mengalir terus menerus selama hidupnya
sampai ia meninggal dunia. Hal ini dijelaskan dalam hadits riwayat Muslim yang
berbunyi,
َ ‫ار َي ٍة َو ِع ْه ٍى يُ ُْتَفَ ُع ِب ِه َو َونَ ٍد‬
‫صا ِنحٍ َيدْعُو ل‬ َ ٍْ ‫ط َع َع ًَهُهُ ِإ ََّّل ِي ٍْ ث َ ََلث َ ٍة ِي‬
ِ ‫صدَقَ ٍة َج‬ َ َ‫ساٌُ ا َْق‬ ِ ْ َ‫ِإذَا َيات‬
َ َْ ‫اْل‬
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputus lah amalannya kecuali tiga perkara
(yaitu): sedekah jariah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh”
2. Mempererat tali persaudaraan
Dengan mewakafkan harta yang bisa digunakan oleh masyarakat umum tentunya
akan mempererat tali persaudaraan, karena sama-sama bisa menikmati sarana dari
wakaf tersebut.
3. Membantu pembangunan Negara
Harta yang diwakafkan untuk membangun sarana umum seperti masjid, sekolah,
fasilitas kesehatan atau jalanan tentunya akan bisa dinikmati oleh orang-orang yang
membutuhkan. Hal ini tentunya sangat berpengaruh dalam pembangunan negara.
4. Membangun jiwa sosial yang tinggi
Tidak hanya bersedekah, mewakafkan harta benda juga menjadi salah satu sarana
untuk membangun jiwa sosial yang ada di diri manusia. Dengan berwakaf tentunya
akan meringankan beban orang yang lebih membutuhkan.

12
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Dengan demikian dapat kami simpulkan bahwa terdapat berbagai peran zakat, infak,
hibah, sedekah, dan wakaf untuk meningkatkan kesejahteraan perekonomian masyarakat, serta
dapat meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi kemiskinan, seharusnya masyarakat dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupannya sesuai dengan syariat Islam. Mendapatkan penghasilan
tetap, meningkatkan usaha, mengembangkan usaha serta mereka dapat menyisihkan
penghasilannya untuk menabung semua ini dapat tercapai dan terlaksana jika masyarakat dapat
memahami dan mengelola zakat, infak, hibah, sedekah, dan wakaf dengan benar.

3.2 Saran
Masih banyak kekurang baik dari segi penyajian maupun sumber dalam makalah ini,
maka diperlukan pemahaman lebih lanjut serta meninjau sumber lain untuk dapat menambah
pemahaman serta pengetahuan pembaca. Karna kami masih dalam tahap pembelajaran, semoga
makalah ini menjadi bahan perbaikan bagi kami tim penulis kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
Nasution, A. H., Nisa, K., Zakariah, M., & Zakariah, M. A. (2018). Kajian Strategi Zakat, Infak
Dan Shadaqah Dalam Pemberdayaan Umat. Jurnal Ekonomi Bisnis Syariah, 1(1), 22–37.
https://doi.org/10.5281/zenodo.1148842
Ani, M. (n.d.). Peranan Zakat, Infak dan Sedekah, Wakaf dan Hibah Dalam Upaya meningkatkan
Perekonomian Masyarakat. 2019. Rohman, Abdur, Ekonomi Al-Ghazali, Menelusuri Konsep
Ekonomi Islam dalam Ihya’ Ulum al-Din, Surabaya: Bina Ilmu, 2010

13

Anda mungkin juga menyukai