Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ETIKA ISLAM DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI

DOSEN PENGAMPU : Rohana,SE ., ME

DISUSUN OLEH KELOMPOK 11

1. Ikbal Ahmad Fahrezi ( 501210041)


2. Suci Novitri (501210044)

EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya. Penulisan sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetauan dan pengalaman bagi pembaca.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasaan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jambi, 11 Maret 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................................3
A.LATAR BELAKANG............................................................................................................................3
B.RUMUSAN MASALAH.......................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................................................4
A. Pengertian Landasan Sistem Ekonomi Islam..........................................................................4
B. Sistem Ekonomi islam dari Sistem Ekonomi kapitalisme dan Marsxisme..................12
BAB III PENUTUP................................................................................................................................18
A.KESIMPULAN....................................................................................................................................18
B.SARAN.................................................................................................................................................19
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................19

3
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG

Etika bisnis Islam merupakan suatu bidang ilmu ekonomi yang


terkadang dilupakan banyak orang, padahal melalui etika bisnis inilah
seseorang dapat memahami suatu bisnis persaingan yang sulit
sekalipun, bagaimana bersikap manis, menjaga sopan santun,
berpakaian yang baik sampai bertutur kata, semua itu ada
“meaning’nya. Bagaimana era global ini dituntut untuk menciptakan
suatu persaingan yang kompetitif sehingga dapat terselesaikannya
tujuan dengan baik, kolusi, korupsi, mengandalkan koneksi,
kongkalikong menjadi suatu hal yang lumrah, padahal pada etikanya
tidak begitu. Secara sederhana etika bisnis dapat diartikan sebagai
suatu aturan main yang tidak mengikat karena bukan hukum. Tetapi
harus dapat diingat dalam praktek bisnis sehari-hari etika bisnis dapat
menjadi batasan bagi aktivitas bisnis yang dijalankan. Etika bisnis
sangat penting mengingat dunia usaha tidak lepas dari elemen-elemen
lainnya. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Keuntungan dapat dipergunakan sebagai
perkembangan (expansi) perusahaan sehingga hal itu akan membuka
lapangan kerja baru.Dalam mitos bisnis amoral diatas sering
dibayangkan bisnis sebagai sebuah medan pertempuran. Terjun kedunia
bisnis berarti siap untuk bertempur habishabisan dengan sasaran akhir
yakni meraih keuntungan, bahkan keuntungan sebesar-besarnya secara
konstan. Ini lebih berlaku lagi dalam bisnis global yang mengandalkan
persaingan ketat.

B.RUMUSAN MASALAH
A. Apa Landasan Sistem Ekonomi Islam?
B. Bagaimana Sistem Ekonomi islam dari Sistem Ekonomi kapitalisme
dan Marsxisme
4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Landasan Sistem Ekonomi Islam

1.Sistem Ekonomi Islam

Sistem ekonomi Islam adalah suatu sistem ekonomi yang didasarkan


pada ajaran dan nilai-nilai Islam. Sumber dari keseluruhan nilai
tersebut sudah tentu Alquran dan Hadist, Ijma’ dan Qiyas. Karena
didasarkan pada nilai-nilai Ilahiah, sistem ekonomi Islam tentu saja
akan berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis dan sosialis, Para
pemikir ekonomi Islam berbeda pendapat dalam memberikan
kategorisasi terhadap prinsip-prinsip ekonomi Islam. Khurshid Ahmad
mengkategorisasi prinsip-prinsip ekonomi Islam pada: Prinsip tauhid,
rububiyyah, khilafah, dan tazkiyah(Muslimin H. Kara, 2005,h:37-38).
Sehubungan dengan itu M. Quraish Shihab(2011, h:197) menyatakan
bahwa: Tidak semua persoalan ekonomi dirinci oleh al-Qur’an, karena
persoalan ini berkembang dari masa kemasa. Atas dasar itu, al-Qur’an
hanya memberi tuntunan umum, berupa prinsip-prinsip dasar yang
dapat dijabarkan umat sepanjang masa sesuai dengan kebutuhan,
kondisi sosial, dan perkembanangan masyarakat. Kita dapat
menyimpulkan prinsip-prinsip dasar ajaran Islam pada keyakinan
tauhid. Dari sinilah lahir prinsip-prinsip yang bukan saja dalam bidang
ekonomi, tetapi juga menyangkut segala aspek kehidupan dunia dan
akhirat.

Sistem Ekonomi Islam Menurut Para Ahli Seperti yang dituliskan dalam
buku karya M.B Hendrie Anto, berikut ini adalah Beberapa definisi
ekonomi Islam menurut para ahli:

5
1. Hasanuzzaman Menurut Hasanuzzaman (1986), pengertian ekonomi
Islam adalah suatu ilmu dan Aplikasi petunjuk dan aturan syari’ah yang
mencegah ketidak adilan dalam memperoleh dan menggunakan sumber
daya material agar memenuhi kebutuhan manusia dan agar dapat
menjalankan kewajibannya kepada Allah dan masyarakat

2.Shidqi

Menurut Shidqi (1992), pengertian ekonomi Islam adalah tanggapan


pemikir-pemikir Muslim terhadap tantangan ekonomi pada zamannnya.
Dalam upaya ini mereka dibantu oleh Al-Qur’an dan Hadist, serta alasan
dan pengalaman.

3 Khursid Ahmad

Khursid Ahmad dalam buku Studies in Islamic Economics (Perspectives


of Islam) menyampaikan penjelasan bahwa Ilmu Ekonomi Islam adalah
suatu usaha sistematis untuk memahami masalah-masalah ekonomi
dan tingkah laku manusia secara relasional dalam perspektif Islam.

Tujuan Sistem Ekonomi Islam

Ekonomi Islam dibangun atas dasar agama Islam, karenanya


merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam berbagai aspek dari
agama Islam. Islam merupakan way of life dimana Islam telah
menyediakan perangkat aturan lengkap bagi kehidupan manusia
termasuk dalam ekonomi. Islam bukan hanya berkaitan dengan
spriritualitas atau ritualitas namun jauh lebih luas dari itu. Islam
merupakan serangkaian keyakinan, ketentuan dan peraturan serta
tuntutan moral bagi setiap aspek kehidupan manusia sehingga akan
mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Dalam ajaran
Islam dikenal dengan istilah falah yang berasal dari bahasa arabaflaha-
yuflihu artinya kesuksesan, kemuliaan, dan kemenangan. Untuk
kehidupan di dunia

6
Sejalan dengan pemikiran (Arif, 2015), tujuan yang ingin dicapai dalam
suatu sistem ekonomi Islam berdasarkan konsep dasar Islam, yaitu
tauhid dan berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadith Nabi saw adalah:

A. Memenuhi kebutuhan dasar manusia, meliputi pangan, sandang,


papan, kesehatan, dan pendidikan untuk setiap lapisan
masyarakat;
B. Memastikan kesetaraan kesempatan untuk semua orang;
C. Mencegah terjadinya pemusatan kekayaan dan meminimalkan
ketimpangan dana distribusi pendapatan dan kekayaan di
masyarakat;
D. Memastikan kepada setiap orang kebebasan untuk mematuhi
nilai-nilai moral;
E. Memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.

2.Landasan Ekonomi Islam

Ilmu ekonomi adalah ilmu pengetahuan sosial, dengan demikian


harus menghadapi banyak orang yang dikendalikan oleh banyak
motif. Unsur ini dalam situasinya, menyebabkan kenyataan bahwa
hukum-hukum ekonomi hanya dapat memberikan hasil rata-rata.
Sejauh ini kita telah berusaha untuk memberikan pandangan luas
mengenai sumber nilai, norma dan hukum ekonomi Islam untuk
memahami asas-asas ekonomi atau secara rasional.

Landasan nilai yang menjadi tumpuan tegaknya sistem ekonomi Islam


adalah sebagai berikut:

1.Hakikat pemilikan adalah kemanfaatan,bukan penguasaan.

2.Keseimbangan ragam aspek dalam diri manusia.

3.Keadilan antar sesama manusia.

7
Nilai instrumental sistem ekonomi Islam:

1. Kewajiban zakat
2. Larangan riba
3. Kerjasama ekonomi
4. Jaminan sosial
5. Peranan negara.

Nilai filosofis sistem ekonomi Islam

1.Sistem ekonomi Islam bersifat terikat yakni nilai

2).Sistem ekonomi Islam bersifat dinamik, dalam arti penelitian dan


pengembangannya berlangsung terus-menerus.

Nilai normatif sistem ekonomi Islam

1. Landasan aqidah.
2. Landasan akhlaq.
3. Landasan syari’ah.
4. Al-Qur’anul Karim.
5. Ijtihad (Ra’yu), meliputi qiyas, masalah mursalah, istihsan, istishab,
dan urf.

Nilai Kekhilafahan

1).Tanggung jawab berperilaku ekonomi dengan cara yang benar

2).Tanggung jawab untuk mewujudkan maslahah maksimum

3).Tanggung jawab perbaikan kesehjateraan setiap individu

2. Prinsip dasar ekonomi islam

8
Prinsip menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah asas (kebenaran
yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya). Prinsip
yang dimaksudkan di sini adalah sebuah landasan berpijak di mana
kerangka dan konsep ekonomi Islam dibangun di atas dasar tersebut.
Prinsip-prinsip dasar ekonomi Islam merupakan implikasi dari nilai
filosofis ekonomi Islam yang dijadikan sebagai konstruksi sosial dari
perilaku ekonomi

Nilai-nilai ekonomi syariah yang telah diuraikan sebelumnya yang


berdasarkan pada fondasi akidah, akhlak, dan syariah (aturan/ hukum),
dapat disarikan dan dirumuskan menjadi 6 (enam) prinsip dasar (guiding
principles), yaitu:

 Pengendalian Harta Individu Harta individu harus dikendalikan


agar terus mengalir secara produktif. Prinsip dasar ini merupakan
fungsi zakat yang tidak banyak dikemukakan secara eksplisit
dalam pembahasan dan kajian lain. Namun demikian, prinsip ini
merupakan fungsi ekonomi yang paling penting yang diemban oleh
instrumen zakat. Berdasarkan fungsi ini, zakat akan mendorong
harta yang tertumpuk dan tidak produktif untuk keluar mengalir
secara produktif ke dalam aktivitas perekonomian.
 Distribusi Pendapatan yang Inklusif Dengan prinsip ini, distribusi
kekayaan dan pendapatan dari masyarakat kaya kepada mustahik
harus diwujudkan. Distribusi tersebut bertujuan untuk menjamin
daya beli seluruh lapisan masyarakat dalam memenuhi konsumsi
kebutuhan dasarnya. Pendapatan dan kesempatan didistribusikan
untuk menjamin inklusivitas perekonomian bagi seluruh
masyarakat.
 Bertransaksi Produktif dan Berbagi Hasil Ekonomi syariah
menjunjung tinggi keadilan dan menekankan berbagi hasil dan
risiko (profit and risk sharing). Pelarangan atas riba akan

9
meniadakan tambahan atas modal yang dipastikan di awal
sehingga pemilik modal turut menanggung risiko dari kegiatan
usaha. Peniadaan riba juga dapat memperbesar wilayah kelayakan
investasi menjadi lebih optimal. Hal ini akan mendorong
pergerakan perekonomian untuk terus aktif dan pada gilirannya
akan menyerap lebih banyak tenaga kerja.
 Transaksi keuangan terkait erat sektor riil Ekonomi syariah
mensyaratkan bahwa setiap transaksi keuangan harus
berdasarkan transaksi di sektor riil. Menurut prinsip dasar ini,
transaksi keuangan hanya terjadi jika ada transaksi sektor riil yang
perlu difasilitasi oleh transaksi keuangan. Sektor keuangan ada
untuk memfasilitasi sektor riil, seperti ungkapan money follow the
trade dan tidak sebaliknya. Penerapan prinsip dasar ini akan
menghindari financial bubble yang kerap terjadi pada ekonomi
konvensional.
 Partisipasi Sosial untuk Kepentingan Publik Sesuai dengan nilai
ekonomi Islam yakni pencapaian tujuan sosial diupayakan secara
maksimal dengan menafkahkan 274 Pengantar Ekonomi Islam
sebagian hartanya untuk kepentingan bersama (Q.S Al-Hadid [57]:
7; Q.S An-Nur [24]: 33; Q.S Al-Baqarah [2]: 267-268). Implementasi
dari prinsip dasar ini jika dikelola secara optimal dan produktif
akan menambah sumber daya publik dalam kegiatan aktif
perekonomian
 Bertransaksi atas Kerja Sama dan Keadilan Sejalan dengan nilai-
nilai ekonomi Islam yang menjunjung tinggi keadilan, kerja sama
dan keseimbangan, setiap transaksi muamalah, khususnya
transaksi perdagangan dan pertukaran dalam perekonomian, harus
mematuhi peraturan yang telah ditetapkan dalam syariat. Aturan
yang lebih khusus dalam mengatur transaksi perdagangan, telah
ditetapkan langsung oleh Rasulullah SAW.

10
3. Dasar hukum ekonomi islam:

Sebagai ajaran yang komprehensif, hukum ekonomi Islam dibangun atas


dasar kaidah ushul fiqh mu’amalah, qawa’id fiqh dan falsahah Hukum
Islam dimana segala sesuatu yang tidak dilarang oleh Quran dan Sunnah
adalah halal. Dengan demikian sebagian besar ekonom Muslim
memahami ekonomi Islam sebagai suatu teori dan praktek ekonomi yang
menghindari Segala transaksi yang mengandung
dengan riba(bunga), maisir (judi) dan gharar (spekulasi), menghindari
dilakukannya peningkatan kesejahteraan seseorang dengan cara yang
bathil atau merugikan orang lain, menekankan pada aspek keadilan
daripada efisiensi, tidak melakukan investasi dan transaksi pada produk-
produk yang dilarang, dan berupaya mewujudkan kesejahtaraan sosial
yang didukung oleh zakat dan amal sholeh lainnya.

1. Sumber hukum dari Al-Qur’an

Sumber hukum Islam yang abadi dan asli adalah kitab suci Al-Qur’an.
Al-Qur’an merupakan amanat sesungguhnya yang disampaikan Allah
melalui ucapan Nabi Muhammad SAW untuk membimbing umat
manusia. Amanat ini bersifat universal, abadi dan fundamental.Al-Quran
tidak hanya memberi tuntutan dalam bidang keagamaan saja, Al-Qur’an
juga menjelaskan aturan dalam bidang sosial, politk bahkan juga dalam
bidang ekonomi. Al-Qur’an memberikan hukum – hukum ekonomi yang
sesuai dengan tujuan dan cita – cita ekonomi Islam itu sendiri. Al-Qur’an
memberi hukum – hukum ekonomi yang dapat menciptakan kesetabilan
dalam perekonomian itu sendiri.

2. Sumber hukum dari Hadist dan As-sunnah

Dalam konteks hukum islam, sunnah yang secara harfiah berarti “cara,
adat istiadat, kebiasaan hidup” mengacu pada perilaku Nabi SAW yang

11
dijadikan teladan; sunnah sebagian besar didasarkan pada praktek
normatif masyarakat di zamannya. Pengertian sunnah jadi mempunyai
arti tradisi yang hidup pada masing – masing generasi berikutnya.Sebagai
sumber hukum ekonomi Islam, sunnah memberi gambaran prilaku
Rasulullah dalam melakukan kegiatan ekonomi dalam kehidupan sehari –
hari yang dilakukan Beliau, dan sesuai dengan dengan tujuan syar’i.

Contoh hadist tentang kesucian hak milik:

Dari Abu Hurairah tentang seseorang yang bertanya pada Rasulullah:


“Wahai Rasulullah ! Bagaimana pendapatmu jika ada orang yang ingin
mengambil hartaku?” Beliau menjawab, “ jangan kamu berikan hartamu
kepadanya!” ia bertanya lagi “jika ia menyerang untuk membunuhku?”
Beliau menjawab,”seranglah ia!” ia bertanya lagi, “bagaimana pendapat
anda jika bila ia membunuhku?” Beliau menjawab,” kamu adalah seorang
yang syahid” ia bertanya lagi “bagaimana bila saya membunuhnya?”
Beliau menjawab,” ia masuk neraka”

1. Sumber hukum dari Ijma’

Ijma’ merupakan konsensus baik dari masyarakat maupun para


cendikiawan agama. Perbedaan konseptual antara sunnah dan ijma
terletak pada kenyataan bahwa sunnah pada pokoknya terbatas pada
ajaran – ajaran Nabi dan diperluas kepada para sahabat karena mereka
merupakan sumber bagi penyampaiannya, sedangkan ijma’ adalah suatu
prinsip isi hukum baru yang timbul sebagai akibat dalam melakukan
penawaran dan logikanya menghadapi suatu masyarakat yang meluas
dengan cepat. Setiap zaman memilik masalahnya sendiri – sendiri yang
tentunya berbeda dengan zaman lainnya, termasuk dalam masalah
ekonomi. Bahkan bukan hanya setiap zaman, tetapi setiap kondisi
memiliki masalah ekonominya sendiri. Dari sini masyarakat ataupun
cendikiawan ekonomi Islam yang ada dalam kondisi tersebut melahirkan

12
konsep baru yang sesuai dengan konisi yang ada tanpa keluar dari tujuan
ekonomi Islam itu sendiri.

2. Ijtihad dan Qiyas

Secara teknik, ijtihad berarti “meneruskan setiap usaha untuk


menentukan sedikit banyaknya kemungkinan suatu persoalan syariat.
Pengaruh hukumnya ialah bahwa pendapat yang diberikannya mungkin
benar, walaupun mungkin saja keliru.Ijtihad merupakan penafsiran
kembali dasar hukum ekonomi Islam seperti Al-Qur’an dan hadits untuk
disesuaikan dengan kondisi yang ada. Qiyas adalah persamaan hukum
suatu kasus dengan kasus lainnya karena kesamaan illat hukumnya yang
tidak dapat diketahui melalui pemahaman bahasa secara murni.

3. Maslahah Mursalah

Tidak ada ketegasan hukum dalam Al-Qur’an dan Hadist sehingga kita
dapat melihat apakah hal tersebut lebih banyak maslahatnya atau
mudharatnya.

4. Istishab dan Istishan

Memperlakukan hukum yang sudah berlaku atau kembali ke hukum asal


sampai terdapat dali yang menunujukkan perubahannya. Istishan adalah
menghitung – hitung sesuatu dan menganggapnya kebaikan menurut akal
pada mujtahid.

5. Urf

Adat istiadat atau kebiasaan yang sudah seperti menjadi adat istiadat
namun tetap tidak menyalahi aturan Islam

3. Tujuan Sistem Ekonomi Islam

13
Penerapan ekonomi islam memiliki tujuan untuk:

1. Dilakukan supaya manusia tidak melanggar


2. Mewujudkan perekonomian yang baik tanpa mengesampingkan norma-
norma islam.
3. Diharapkan dapat membuat seseorang tetap berpegang teguh dengan
syariat islam meskipun sudah dihadapkan dengan hal-hal yang
berkaitan dengan keuangan.
4. Menciptakan keadilan antar setiap umat manusia.
5. Memberikan kesejahteraan sosial kepada seluruh lapisan masyarakat.
6. Menumbuhkan rasa persaudaraan antar umat karena tidak ada yang
merugikan pihak lain.

B. Sistem Ekonomi islam dari Sistem Ekonomi kapitalisme dan Marsxisme

1.Sistem Ekonomi islam

Ilmu ekonomi islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang


mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang di ilhami oleh nilai-
nilai islam.dalam ekonomi islam kesejahateraan sosial dapat di
maksimalkan jika sumber daya ekonomi di alokasikan dengan sebaik
mungkin namun dibatasi dengan peraturan atau yang di sebut dengan
prinsip syariah,seperti kegiatan membuat dan menjual minuman alkohol
merupakan kegiatan yang menguntungkan dalam sistem ekonomi
modern namun dalam ekonomi islam tidak dibenarkan,

A.Sumber hukum ekonomi islam


Sebagai ajaran yang komprehensif,hukum ekonomi islam dibangun
Atas dasar kaidah ushul fiqh,fiqh mu’amalah qawa’id fiqh dan
falsafah
Hukum islam yang tidak bertentangan dengan Alquran,as-sunnah
dan

14
Sumber hukum lainnya.berikut beberapa sumber hukum islam
Menurut para ekonom muslim:

a. Al-quran
Al-quran tidak hanya memberi tuntuan dalam bidang keagamaan
saja Al-quran juga menjelaskan aturan dalam bidang sosial,politik
bahkan juga dalam bidang ekonomi.

b.As-sunnah
dalam konteks hukum islam sunnah secara harfiah berarti cara
dan kebiasaan hidup yang mengacu pada perilaku dan teladan
nabi saw dalam ekonomi islam,sunnah telah memberikan
gambaran akan perilaku ekonomi Rasullah Saw.

c.ijma
ijma merupakan konsesu ulama yang sesuai dengan kondisi saat
itu,sehingga para pendapat ulama di kumpulkan dan melahirkan
sebuah konsep baru yang mana hasil kesepakatan ulama
tersebu tidak bertentangan dengan Al-quran dan sunnah.

2.Nilai dasar ekonomi islam


 Hakikat pemilikan adalah kemanfaatan bukan peenguasaan
 Keadilan antara sesama manusia
 Kewajiban zakat
 Larangan riba
 Kerja sama ekonomi

3.karakteristik ekonomi islam

 Mengakui hak milik individu sepanjang tidak merugikan


masyarakat

15
 Individu mempunyai perbedaan yang dapat di kembangkan
berdasarkan potensi masing-masing
 Adanya jaminan sosial dari negara untuk masyarakat
terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokoknya
 Melarang praktik penimbunan barang sehingga mengganggu
disribusi dan stabilitas harga

4.Ciri-Ciri Ekonomi Islam

A. Memelihara fitrah manusia


B. Memelihara norma-norma akhlak
C. Memenuhi keperluan-keperluan masyarakat
D. Kegiatan- kegiatan ekonomi adalah sebahagiaan dari pada ajaran
agama islam
E. Kegiatan-kegiatan ekonomi mempunyai cita-cita luhur yaitu
bertujuan berusaha untuk mencari kebahagiaan bersama bagi
masyarakat.

2.Sistem Ekonomi kapitalisme


Faham kapitalism berasal dari dari inggris abad ke ke -18 kemudian
menyebar ke eropa barat dan amerika utara sebagai akiba perlawanan
terhadap ajaran gereja.aliran ini mulai merambah ke segala bidang
termasuk bidang ekonomi.dasar filosofis pemikiran ekonomi kapitalis
bersumber dari tulisan Adam smith dalam bukunya An Inquiry into the
nature and Causes of the Wealth of Nations yang di tulis pada tahun
1776 dasar filofis tersebut kemudian menjadi sebuah sistem ekonomi
dan akhirnya menjadi ideologi yang mencerminkan suatu gaya hidup.

16
1.Definisi ekonomi kapitalis
Ekonomi kapitalis adalah sistem perekonomian yang memberikan
kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakan
kegiatan perekonomian seperti produksi barang disribusi,konsumsi dan
lain sebagainya.

2.Ciri-ciri ekonomi kapitalis:


A. Adanya kebebasan berusaha dan kebebasan bersaing
B. Campur tangan pemerintah di batasi
C. Setiap produksi bebas menentukan jenis dan jumlah produksi
D. Produksi di laksanakan bertujuan untuk mendapatkan laba
sebesar-besar nya dengan modal yang sekecil-kcilnya.
E. Harga-harga barang di bentuk oleh pasar bebas

3.Karakteristik Ekonomi kapitalis


Ekonomi kapitalis memliki karakteristik antara lain:
Persaingan bebas
Mementingkan diri sendiri
Harga berdasarkan mekanisme pasar
Campur tangan pemerintah sangat minim

4.Nilai positif ekonomi kapitalis


Ekonomi kapitalis memliki nilai-nilai positif,antara lain:
A. Mendorong setiap aktivitas ekonomi secara signifikan
B. Persaingan bebas akan mewujudkan produksi dan harga ke
tingkat
Wajar dan rasional
C. Mendorong motivasi pelaku ekonomi mencapai prestasi terbaik

5.nilai negatif ekonomi kapitalis

a. Ekonomi kapitalis memiliki sisi negatif antara lain:


17
b. Penumpukan harta dan distribusi kekayaan tidak merata
c. Monopoli dan persaingan bebas
d. Individualisme
e. Distorsi nilai-nilai pada moral
f. Perselisihan antar kelas ekonomi

3.Sistem Ekonomi maxrsisme

Lebih dari satu abad setelah kematiannya, Karl Marx tetap menjadi salah
satu tokoh yang paling kontroversial di dunia Barat. kritik tanpa henti
nya kapitalisme, dan janji sesuai nya tak terelakkan, masa depan sosialis
yang harmonis, terinspirasi revolusi proporsi global. Tampaknya-dengan
revolusi Bolshevik di Rusia dan penyebaran komunisme di seluruh Eropa
Timur-mimpi Marxis telah tegas berakar pada paruh pertama abad kedua
puluh.

1.Teori Nilai Tenaga Kerja

Teori nilai kerja adalah pilar utama ekonomi Marxis tradisional, yang
jelas dalam karya Marx, Capital (1867). Klaim dasar sederhana: nilai
komoditas dapat diukur secara obyektif oleh jumlah rata-rata jam kerja
yang diperlukan untuk memproduksi komoditi itu. Jika sepasang sepatu
biasanya memakan waktu dua kali lebih lama untuk menghasilkan
sebagai sepasang celana, misalnya, maka sepatu yang dua kali lebih
berharga sebagai celana. Dalam jangka panjang harga kompetitif sepatu
akan dua kali harga celana, terlepas dari nilai input fisik. Teori nilai kerja
adalah terbukti palsu. Tapi itu berlaku di kalangan ekonom klasik pada
abad ke-19 pertengahan. Adam Smith, misalnya, main mata dengan teori
nilai kerja dalam pertahanan klasiknya kapitalisme, The Wealth of
Nations (1776), sedangkan David Ricardo kemudian sistematis dalam
Prinsip tentang Ekonomi Politik (1817), teks yang dipelajari oleh generasi
ekonom pasar bebas. Jadi teori nilai kerja tidak unik untuk Marxisme.

18
Marx tidak berusaha, namun, untuk mengubah teori melawan juara
kapitalisme. Dia mendorong teori dalam arah yang ekonom paling klasik
ragu-ragu untuk mengikuti. Marx berpendapat bahwa teori seharusnya
untuk menjelaskan nilai dari semua komoditas, termasuk komoditas yang
pekerja menjual ke kapitalis untuk upah. Marx disebut komoditas ini
“tenaga kerja.” Tenaga kerja adalah kemampuan pekerja untuk
memproduksi barang dan jasa. Marx, menggunakan prinsip-prinsip
ekonomi klasik, menjelaskan bahwa nilai tenaga kerja harus tergantung
pada jumlah jam kerja yang dibutuhkan masyarakat, rata-rata, untuk
memberi makan, pakaian, dan tempat tinggal pekerja sehingga ia
memiliki kapasitas untuk bekerja. Dengan kata lain, upah jangka panjang
yang pekerja menerima akan tergantung pada jumlah jam kerja yang
dibutuhkan untuk menghasilkan orang yang cocok untuk pekerjaan.
Misalkan lima jam kerja yang diperlukan untuk memberi makan,
pakaian, dan melindungi pekerja setiap hari sehingga pekerja cocok
untuk pekerjaan keesokan harinya. Jika satu jam kerja setara satu dolar,
upah yang benar akan menjadi lima dolar per hari. Marx kemudian
meminta pertanyaan tampaknya menghancurkan: jika semua barang dan
jasa dalam masyarakat kapitalis cenderung akan dijual dengan harga
(dan upah) yang mencerminkan nilai sebenarnya mereka (diukur dengan
jam kerja),

bagaimana bisa bahwa kapitalis menikmati keuntungan? Bagaimana


kapitalis berhasil memeras sisa antara total pendapatan dan total biaya?
Kapitalis, Marx menjawab, harus menikmati posisi istimewa dan kuat
sebagai pemilik alat-alat produksi dan, oleh karena itu, mampu kejam
mengeksploitasi pekerja. Meskipun kapitalis membayar pekerja upah
yang benar, entah bagaimana-Marx itu sangat jelas di sini-kapitalis
membuat pekerja bekerja jam lebih dari yang diperlukan untuk
menciptakan tenaga kerja pekerja. Jika kapitalis membayar setiap pekerja
lima dolar per hari, dia dapat meminta pekerja untuk bekerja,

19
mengatakan, dua belas jam per hari-tidak jarang selama waktu Marx.
Oleh karena itu, jika satu jam kerja sama dengan satu dolar, pekerja
menghasilkan senilai dua belas dolar ‘produk untuk kapitalis tetapi
dibayar hanya lima. Intinya: kapitalis ekstrak “nilai lebih” dari pekerja
dan menikmati keuntungan moneter,

2. Pengasingan

Ada lebih untuk Marxisme, namun, dari teori nilai kerja. Marx menjalin
ekonomi dan filsafat bersama-sama untuk membangun sebuah teori
grand sejarah manusia dan perubahan sosial. konsepnya tentang
keterasingan, misalnya, pertama kali diungkapkan dalam bukunya
Ekonomi dan Filosofis Naskah 1844, memainkan peran kunci dalam
kritiknya terhadap kapitalisme. Marx percaya bahwa orang dengan alam
bebas, makhluk kreatif yang memiliki potensi untuk benar-benar
mengubah dunia. Tapi ia mengamati bahwa modern, dunia teknologi yang
dikembangkan tampaknya di luar kendali penuh kami. Marx mengutuk
pasar bebas, misalnya,sebagai “anarkis”, atau tak berpemerintahan.

Dia mempertahankan bahwa cara ekonomi pasar dikoordinasikan melalui


pembelian spontan dan penjualan properti pribadi ditentukan oleh
hukum penawaran dan permintaan-blok kemampuan kita untuk
mengendalikan individu dan nasib kolektif. Marx mengutuk kapitalisme
sebagai sistem yang mengasingkan massa. Alasannya adalah sebagai
berikut: Meskipun pekerja menghasilkan hal-hal untuk pasar, kekuatan
pasar kontrol hal; pekerja tidak. Orang dituntut untuk bekerja untuk
kapitalis yang memiliki kontrol penuh atas alat-alat produksi dan
mempertahankan kekuasaan di tempat kerja.Gagasan Marx tentang
keterasingan terletak pada penting tetapi, pada kenyataannya, asumsi
gemetar. Ini mengasumsikan bahwa orang dapat berhasil menghapuskan
maju, masyarakat berbasis pasar dan menggantinya dengan demokrasi,
masyarakat secara komprehensif direncanakan. Marx mengklaim kita

20
terasing bukan hanya karena banyak dari kita bekerja keras di
membosankan, bahkan mungkin merendahkan, pekerjaan atau karena
dengan bersaing di pasar-tempat, kita cenderung menempatkan
profitabilitas di atas kebutuhan manusia. Kami terasing karena kita
belum dirancang masyarakat yang sepenuhnya direncanakan dan
dikendalikan, masyarakat tanpa kompetisi, keuntungan dan kerugian,
uang, milik pribadi, dan sebagainya, masyarakat yang, memprediksi
Marx, mau tidak mau harus muncul sebagai kemajuan dunia melalui
sejarah. Berikut adalah masalah terbesar dengan teori Marx tentang
keterasingan: bahkan dengan perkembangan terbaru dalam teknologi
komputer, kita tidak dapat menciptakan masyarakat komprehensif
direncanakan mengakhiri kelangkaan. Marx harus mengasumsikan
bahwa dunia berhasil direncanakan adalah mungkin untuk berbicara
tentang keterasingan di bawah kapitalisme. Jika perencanaan sosialis
gagal untuk bekerja dalam prakteknya, gagasan Marx tentang
keterasingan berantakan. Keterasingan adalah konsep yang bermakna
dalam pengertian ini hanya jika ada alternatif yang tidak menghasilkan
keterasingan yang sama.

21
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Etika bisnis Islam merupakan suatu bidang ilmu ekonomi yang


terkadang dilupakan banyak orang, padahal melalui etika bisnis inilah
seseorang dapat memahami suatu bisnis persaingan yang sulit
sekalipun. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Keuntungan dapat dipergunakan sebagai
perkembangan (expansi) perusahaan sehingga hal itu akan membuka
lapangan kerja baru

B.SARAN

22
Daftar Pustaka
http://www.ejournal.iaingawi.ac.id/index.php/almabsut/article/view/142/96

https://www.academia.edu/84828023/SISTEM_EKONOMI_ISLAM

https://izzanizza.wordpress.com/2012/03/21/landasan-ekonomi-islam/

https://jurnal.stie-aas.ac.id/index.php/jei/article/download/138/130

https://knks.go.id/storage/upload/1627870990Pengantar%20Ekonomi
%20Islam%2030072021.pdf

https://www.google.co.id/books/edition/PENGANTAR_EKONOMI_ISLAM/
whfqDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1

https://www.binadarma.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/BUKU-TEORI-
EKONOMI_PDF.pdf

23
https://repository.uir.ac.id/1971/1/Buku%20Ekonomi%20Islam.pdf

24

Anda mungkin juga menyukai