Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ISLAM SEBAGAI AGAMA WAHYU,ARTI ISLAM DARI SEGI BAHASA DAN


ISTILAH,ISLAM SEBAGAI AGAMA YANG PALING SEMPURNA,DAN ISLAM
SEBAGAI AGAMA WAHYU TERAKHIR

Dosen Pengampu : Bustami Kabul,LC,MA

KELOMPOK 2 :

- Annisya Zufais Hasibuan (210903008)


- Thalla Tsamara Eka (210200352)
- Farisyah Nurlailan Pulungan (210803014)
- Anindya Rizqi Diaz (210305092)
- Aisyah Intan Silva (211301159)
- Wahyu Zakaria Sitepu (210901051)
- Yogi Pratama (210301244)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


MEDAN
2021
A. Islam Sebagai Agama Wahyu

Islam adalah agama wahyu. Maksudnya, semua ajarannya bersumber dari Alquran dan
sunah yang merupakan wahyu. Allah menurunkannya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam melalui Malaikat Jibril.

Alquran yang diturunkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah


Kalamullah, bukan perkataan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu,
ketika orang kafir menentang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam agar mendatangkan
Alquran selain yang sudah ada tersebut, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak bisa
melakukannya. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya mengikuti wahyu yang diturunkan
kepadanya, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala

‫ﻋﻈِ ٍﻴﻢ‬ َ َ ‫ﻋﺬ‬


َ ‫ﺍﺏ َﻳ ْﻮ ٍﻡ‬ َ ‫ﺼ ْﻴﺖُ َﺭ ِّﺑﻲ‬ َ ‫َﺎﻑ ﺇِ ْﻥ‬
َ ‫ﻋ‬ ‫ﻗُ ْﻞ َﻣﺎ َﻳ ُﻜﻮﻥُ ﻟِﻲ ﺃ َ ْﻥ ﺃ ُ َﺑ ِﺪّ َﻟﻪُ ﻣِ ﻦ ﺗ ِْﻠ َﻘﺂءِ َﻧ ْﻔﺴِﻲ ﺇِ ْﻥ ﺃَﺗﱠ ِﺒ ُﻊ ﺇِﻻﱠ َﻣﺎﻳُﻮ َﺣﻰ ﺇِ َﻟ ﱠ‬
ُ ‫ﻲ ﺇِ ّﻧِﻲ ﺃَﺧ‬

Katakanlah: “Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri. Aku tidak mengikut
kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut jika mendurhakai Rabbku
kepada siksa hari yang besar (kiamat)”. (QS Yunus: 15)

B. Arti Islam Dari Segi Bahasa

Pengertian Islam menurut bahasa, kata Islam berasal dari kata aslama yang berakar dari
kata salama. Kata Islam merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata aslama ini. Ditinjau dari
segi bahasanya, yang dikaitkan dengan asal katanya (etimologis), Islam memiliki beberapa
pengertian, sebagai berikut:

1. Islam berasal dari kata ‘salm’.

As-Salmu berarti damai atau kedamaian. Firman Allah SWT dalam Alquran, “Dan jika mereka
condong kepada perdamaian (lis salm), maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Anfal :
61).
2. Islam Berasal dari kata ‘aslama’

Aslama artinya berserah diri atau pasrah, yakni berserah diri kepada aturan Allah SWT.

Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemeluk Islam merupakan seseorang yang secara ikhlas
menyerahkan jiwa dan raganya hanya kepada Allah SWT.

3. Islam Berasal dari kata istaslama–mustaslimun

Istaslama–mustaslimun artinya penyerahan total kepada Allah SWT. Firman Allah SWT dalam
Alquran: “Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri.” (QS As-Saffat : 26)

Makna ini sebenarnya sebagai penguat makna di atas (poin kedua). Seorang Muslim atau
pemeluk agama Islam diperintahkan untuk secara total menyerahkan seluruh jiwa dan raga serta
harta atau apa pun yang dimiliki hanya kepada Allah SWT.

C. Arti Islam Dari Segi Istilah

Menurut istilah, Islam adalah ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang
diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya Muhammad SAW guna dijadikan pedoman
hidup dan juga sebagai hukum atau aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke
jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat.

Para ulama dan tokoh muslim juga memberikan pendapat tentang pengertian Islam
menurut pandangan dan ijtihad mereka.

1. Umar bin Khattab


Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, agama Islam
meliputi akidah, syariat, dan akhlak.

2. Muhammad bin Ibrahim bin Abdullah at Tawaijiri


Islam adalah sebuah penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah SWT dengan cara
mengesakan-Nya dan melaksanakan syariat-syariat Nya dengan penuh ketaatan dan
keikhlasan.
3. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab

Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mengesakan-Nya,tunduk serta patuh
kepada Nya dengan melakukan ketaatan dan berlepas diri dari perbuatan yang syirik
serta para pelakunya.

4. Hasan Al Basri

Islam adalah kepasrahan hati kepada Allah, lalu setiap muslim merasa selamat dari
gangguan.

5. Mustafa Abdur Raziq

Islam adalah agama (ad din) peraturan-peraturan yang terdiri dari kepercayaan-
kepercayaan dan pekerjaan-pekerjaan yang bertaat dengan keadaan suci, artinya bisa
membedakan mana yang halal dan haram, yang dapat membawa dan mendorong umat
untuk menganutnya untuk menjadi satu umat yang mempunyai rohani yang kuat.

6. Gaffar Ismail

Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Berisi kelengkapan dari
pelajaran-pelajaran meliputi kepercayaan, seremoni peribadatan, tata tertib
penghidupan abadi, tata tertib pergaulan hidup, peraturan-peraturan Tuhan, bangunan
budi pekerti yang utama dan menjelaskan rahasia kehidupan yang kedua (akhirat).

7. Syaikh Mahmud Syaltut

Islam itu agama Allah yang diperintahkannya untuk mengajarkannya tentang pokok-
pokok serta peraturan-peraturan kepada Nabi Muhammad dan menugaskannya untuk
menyampaikan agama tersebut kepada seluruh umat manusia dan mengajak mereka
untuk memeluknya.

D. Islam Sebagai Agama Yang Paling Sempurna

Islam merupakan agama yang sempurna berarti lengkap, menyeluruh dan mencakup
segala hal yang diperlukan bagi panduan hidup manusia. Sebagai petunjuk/ pegangan dalam
hidupnya, sehingga dapat menjalani hidup dengan baik, teratur dan sejahtera, mendapatkan
kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat.
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah (wafat th. 774 H) menjelaskan, “Ini merupakan
nikmat Allah Azza wa Jalla terbesar yang diberikan kepada umat ini, tatkala Allah
menyempurnakan agama mereka. Sehingga, mereka tidak memerlukan agama lain dan tidak pula
Nabi lain selain Nabi mereka, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena
itu, Allah Azza wa Jalla menjadikan beliau sebagai penutup para Nabi dan mengutusnya kepada
seluruh manusia dan jin. Sehingga, tidak ada yang halal kecuali yang beliau halalkan, tidak ada
yang haram kecuali yang diharamkannya, dan tidak ada agama kecuali yang disyari’atkannya.
Semua yang dikabarkannya adalah haq, benar, dan tidak ada kebohongan, serta tidak ada
pertentangan sama sekali. Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :

‫ﻋﺪ ًْﻻ‬
َ ‫ﺖ َﻛ ِﻠ َﻤﺖُ َﺭ ِﺑّﻚَ ِﺻﺪْ ًﻗﺎ َﻭ‬
ْ ‫َﻭﺗَ ﱠﻤ‬

“Dan telah sempurna kalimat Rabb-mu (Al-Qur-an), (sebagai kalimat) yang benar dan
adil …” [Al-An’aam: 115] Maksudnya benar dalam kabar yang disampaikan, dan adil dalam
seluruh perintah dan larangan. Setelah agama disempurnakan bagi mereka, maka sempurnalah
nikmat yang diberikan kepada mereka.

Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla berfirman:

ِ ْ ‫ﺿﻴﺖُ َﻟ ُﻜ ُﻢ‬
‫ﺍﻹﺳ َْﻼ َﻡ ﺩِﻳ ًﻨﺎ‬ َ ُ‫ْﺍﻟ َﻴ ْﻮ َﻡ ﺃ َ ْﻛ َﻤ ْﻠﺖُ َﻟ ُﻜ ْﻢ ﺩِﻳ َﻨ ُﻜ ْﻢ َﻭﺃ َ ْﺗ َﻤ ْﻤﺖ‬
ِ ‫ﻋ َﻠ ْﻴ ُﻜ ْﻢ ِﻧ ْﻌ َﻤﺘِﻲ َﻭ َﺭ‬

“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-idah: 3]
Maka ridhailah Islam untuk diri kalian, karena ia merupakan agama yang dicintai dan diridhai
Allah Azza wa Jalla. Karenanya Allah mengutus Rasul yang paling utama dan karenanya pula
Allah menurunkan Kitab yang paling mulia (Al-Qur-an). Mengenai firman-Nya :

‫ﺍ َ ْﻟ َﻴ ْﻮ َﻡ ﺃ َ ْﻛ َﻤ ْﻠﺖُ َﻟ ُﻜ ْﻢ ﺩِﻳ َﻨ ُﻜ ْﻢ‬

“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu.” ‘Ali bin Abi Thalhah berkata,
dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma, “Maksudnya adalah Islam. Allah telah mengabarkan
Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang yang beriman bahwa Allah telah
menyempurnakan keimanan kepada mereka, sehingga mereka tidak membutuhkan penambahan
sama sekali. Dan Allah Azza wa Jalla telah menyempurnakan Islam sehingga Allah tidak akan
pernah menguranginya, bahkan Allah telah meridhainya, sehingga Allah tidak akan
memurkainya, selamanya.” Asbath mengatakan, dari as-Suddi, “Ayat ini turun pada hari ‘Arafah,
dan setelah itu tidak ada lagi ayat yang turun, yang menyangkut halal dan haram. Kemudian
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali dan setelah itu beliau wafat.” Ibnu Jarir dan
beberapa ulama lainnya mengatakan, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal dunia
setelah hari ‘Arafah, yaitu setelah 81 hari.” Keduanya telah diriwayatkan Ibnu Jarir. Selanjutnya
ia menceritakan, Sufyan bin Waki’ menceritakan kepada kami, Ibnu Fudhail menceritakan
kepada kami, dari Harun bin Antarah, dari ayahnya, ia berkata, “Ketika turun ayat:

‫ﺍ َ ْﻟ َﻴ ْﻮ َﻡ ﺃ َ ْﻛ َﻤ ْﻠﺖُ َﻟ ُﻜ ْﻢ ﺩِﻳ َﻨ ُﻜ ْﻢ‬

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu.” Yaitu pada haji akbar (besar),
maka ‘Umar Radhiyallahu anhu menangis, lalu Nabi Shalalllahu ‘alaihi wa salalm bertanya,
“Apa yang menyebabkan engkau menangis?” ‘Umar Radhiyallahu anhu menjawab, “Aku
menangis disebabkan selama ini kita berada dalam penambahan agama kita. Tetapi jika telah
sempurna, maka tidak ada sesuatu yang sempurna melainkan akan berkurang.” Kemudian beliau
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Engkau benar.” Pengertian tersebut diperkuat oleh
sebuah hadits yang menegaskan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

ِ‫ﻄﻮ َﺑﻰ ﻟ ِْﻠﻐُ َﺮ َﺑﺎء‬


ُ ‫ َﻓ‬،‫ﺳ َﻴﻌُ ْﻮﺩُ َﻛ َﻤﺎ َﺑﺪَﺃ َ ﻏ َِﺮ ْﻳﺒًﺎ‬
َ ‫ َﻭ‬،‫ َﺑﺪَﺃ َ ﺍْ ِﻹ ْﺳﻼَ ُﻡ ﻏ َِﺮ ْﻳﺒًﺎ‬.

“Sesungguhnya Islam bermula dalam keadaan asing dan akan kembali menjadi asing
sebagaimana permulaannya, maka berbahagialah orang-orang yang asing.”

Kesempurnaan Islam ini ditandai dengan syumuliyatuz zaman (sepanjang masa),


syumuliyatul minhaj (mencakup semuanya) dan syumuliyatul makan (semua tempat). Berikut
penjelasannya :

1. Islam sebagai syumuliyatuz zaman (sepanjang masa)

Adalah agama masa lalu, hari ini dan sampai akhir zaman nanti. Sebagaimana Islam
merupakan agama yang pernah Allah sampaikan kepada para Nabi terdahulu. Kemudian
disempurnakan oleh Allah melalui risalah nabi Muhammad SAW sebagai kesatuan risalah dan
nabi penutup. Islam yang dibawa nabi Muhammad SAW dilaksanakan sepanjang masa untuk
seluruh umat manusia hingga hari kiamat.
2. Islam sebagai syumuliyatul minhaj (mencakup semuanya)

Melingkupi beberapa aspek lengkap yang terdapat dalam Islam itu sendiri, misalnya jihad
dan da’wah (sebagai penyokong/ penguat Islam), akhlaq dan ibadah (sebagai bangunan Islam)
dan aqidah (sebagai asas Islam). Aspek-aspek ini menggambarkan kelengkapan Islam sebagai
satu-satunya agama yang diridhai oleh Allah SWT. Firman Allah SWT: “Sesungguhnya agama
(yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali ‘Imran 3: 19)

3. Islam sebagai syumuliyatul makan (semua tempat)

Allah menciptakan manusia dan alam semesta ini sebagai satu kesatuan. Pencipta alam
ini hanya Allah saja. Karena berasal dari satu pencipta, maka semua dapat dikenakan aturan dan
ketentuan kepada-Nya. Firman Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan dan pencipta alam
semesta: “Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih
bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi
manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan
bumi sesudah mati-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin
dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh tanda-tanda bagi kaum yang
memikirkan.” (QS. Al Baqarah 2: 163-164)

Dalil dan Tafsir Islam Agama yang Sempurna

Penjelasan Al-Qur’an surat Al Maidah [5] : 3

ِ ْ ‫ﺿﻴﺖُ َﻟ ُﻜ ُﻢ‬
‫ﺍﻹﺳ َْﻼ َﻡ ﺩِﻳ ًﻨﺎ‬ َ ُ‫ْﺍﻟ َﻴ ْﻮ َﻡ ﺃ َ ْﻛ َﻤ ْﻠﺖُ َﻟ ُﻜ ْﻢ ﺩِﻳ َﻨ ُﻜ ْﻢ َﻭﺃ َ ْﺗ َﻤ ْﻤﺖ‬
ِ ‫ﻋ َﻠ ْﻴ ُﻜ ْﻢ ِﻧ ْﻌ َﻤﺘِﻲ َﻭ َﺭ‬

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kusempurnakan kepadamu
nikmatKu, dan telah Kuridhoi Islam sebagai agama bagimu.” (QS : Al Maidah [5] : 3).

Ayat di atas turun kepada Nabi Shollallahu ‘alaihi wa Sallam ketika hari Jumat sore
bertepatan dengan hari Arofah, sebagaimana riwayat dari ‘Umar bin Khattab Rodhiyallahu ‘anhu
yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim melalui jalan Thoriq bin Syihaab dalam kitab
Shahih keduanya: (Asbabul wurud)
E. Islam Sebagai Agama Wahyu Terakhir

Islam adalah satu-satunya agama samawi (wahyu) yang bersumber dari Allah, dzat yang
paling benar dan mengetahui kebenaran. Islam sebagai agama wahyu telah diturunkan oleh Allah
kepada umat-Nya melalui nabi dan rasul-Nya, dari sejak nabi Adam sampai nabi terakhir kita,
yaitu nabi Muhammad saw. Ciri-ciri Islam sebagai agama wahyu dapat dilihat sebagai berikut:
Berkembang secara revolusi, diwahyukan Tuhan, disampaikan melalui utusan Tuhan, ajaran
ketuhanannya tauhid, memiliki kitab suci (berupa wahyu) yang bersih dari dari campur tangan
manusia, serta ajaran prinsipnya tetap (ajaran tauhid dari waktu ke waktu).

Islam merupakan satu-satunya agama yang diakui kebenarannya oleh Allah. Allah hanya
menurunkan satu agama kepada umat manusia sejak zaman Nabi Adam a.s. hingga Nabi
Muhammad saw., karena itulah maka Allah hanya mengakui Islam sebagai agama yang benar.
Semua agama yang diajarkan oleh nabi-nabi sebelum Muhammad juga disebut Islam. Ketika
Allah menurunkan Islam kepada Nabi Muhammad saw, agama-agama Islam sebelumnya sudah
tidak ada lagi. Kalaupun ada, ajarannya sudah mulai berubah dari prinsip utamanya, tauhid.
Karena itulah, sejak diutusnya Nabi Muhammad saw. Allah hanya mengakui satu agama Islam,
yakni Islam yang dibawa dan diajarkan oleh Nabi Muhammad saw. Hal ini ditegaskan dalam
alQuran sebagai berikut:

“Sesungguhnya agama (yang diridoi) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 19).

Ciri – Ciri Islam Sebagai Agama Wahyu Terakhir,yaitu :

1. Berkembang secara revolusi, diwahyukan Tuhan

Jika agama lain namanya ada setelah pembawa ajararannya telah tiada, maka nama islam
sudah ada sejak awal kelahirannya. Allah SWT sendiri yang memberikan nama untuk agama
islam ini seperti dalam QS. Ali Imran ayat ) 19 yang artinya : “Sesungguhnya agama (yang
diridhai) disisi Allah hanyalah Islam”

2. Disampaikan melalui utusan Allah

Agama islam disampaikan kepada umat manusia dari Allah melalui para Nabi dan Rasul
sepanjang sejarah dari Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW
3. Ajaran Ketuhanannya tauhid

Islam mengajarkan kepada pengikutnya bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain
Allah SWT, hal ini ada dalam lafadz syahadat yang merupakan salah satun rukun islam

4. Memiliki kitab suci berupa wahyu yang bersih dari campur tangan manusia

Dalam QS. An-najm ayat 3-4 yang artinya : Artinya : “dan tiadalah yang diucapkannya itu
(Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang
diwahyukan (kepadanya)”. Ini menjadi bukti bahwa Al-Quran diturunkan tanpa ada campur
tangan manusia, termasuk nabi yang menerimanya sendiri. Jadi kitab ini murni bersumber dari
Allah SWT.

5. Ajaran prinsipnya tetap (ajaran tauhid dari waktu ke waktu)

Islam mengakui semua para nabi/rasul terdahulu sebelum Nabi Muhammad tanpa
membedakan satu sama lain karena ajarannya sama, yaitu tauhid. Yang membedakan di antara
mereka adalah dalam hal pelaksanaan hukum (syariah).

Perbedaan syariah di antara mereka terlihat misalnya dalam hal shalat, puasa, dan yang
lainnya. Jika shalat yang diwajibkan sekarang adalah shalat lima waktu sehari semalam, maka
shalat yang diwajibkan untuk umat sebelum Nabi Muhammad misalnya hanya dua kali sehari
semalam. Dalam hal puasa juga demikian, misalnya jika puasa yang diwajibkan kepada kita
sekarang selama sebulan, yakni puasa di bulan Ramadlan, maka tidak demikian halnya puasa
untuk umat-umat sebelum Muhammad, misalnya puasa Nabi Daud dan umatnya sehari puasa
sehari tidak sepanjang tahun.

Anda mungkin juga menyukai