Dinul Islam yang arti sederhananya Agama Islam adalah agama yang ajarannya sangat
sempurna karena datang langsung dari Allah SWT.
Dinul islam dibawa dan diajarkan oleh para Nabi dan Rasul, sejak Nabi Adam AS, hingga Nai
Muhammad SAW. Sebagai nabi terakhir. Bersumber dari kitab-kitab Allah dan sunnah para Nabi
yang bersangkutan.
Dinul Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Bersumber pada Al-Quran dan Sunnah
Rasulullah SAW.
Oleh karena itu Dinul Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. Merupakan Din (Agama)
yang paling lengkap serta satu-satunya agama yang di ridhoi Allah SWT. Sebagaimana firman
Allah dalam surat Ali Imron ayat 19
Artnya : Sesungguhnya agama (yang benar) di sisi Allah adalah Islam
Dengan demikian Islam dapat berarti senantiasa tunduk, patuh dan meyerahkan diri kepada allah
SWT. Islam juga dapat berarti keselamatan dan kedamaian, karena orang yang telah masuk Islam
akan selamat dan damai di dunia maupun di akhirat.
Adapun arti Islam menurut istilah adalah senantiasa tunduk, patuh dan menyerah kepadaAllah
lahir maupun bathin dengan melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi segala
larangannya.
Secara keseluruhan bahwa Dinul Islam itu adalah agama pembawa keselamatan
kepada umat manusia sepanjang hamba Allah tersebut menjalankan syari'at dinul
Islam itu sendiri yang berlandaskan al-Qur'an dan Hadist.
Dalam al-Qur'an disebutkan dalam surah Ali Imran: 19
Sesungguhnya agama yang di ridhoi Allah di sisi-Nya ialah Islam.
"Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di
akhirat dia termasuk orang yang rugi.
Islam adalah nama yang diberikan oleh Allah melalui FirmanNya dalam Al-Qur an, diantaranya:
Vera Micheles Dean dalam bukunya The Nature of The Non Western World, sebagaimana
dikutip Humaidi Tata Pangarsa; bahwa Islam meliputi empat unsur:
1. Islam is religion
2. Islam is political system
3. Islam is way of live
4. Islam is interpretation of history
Dengan mengikuti tanya jawab antara Malaikat Jibril dengan Nabi Muhammad SAW tentang
Iman, Islam dan Ihsan serta memperhatikan isi Al-Quran secara keseluruhan maka dapat
dikembangkan bahwa pada dasarnya sistematika dan pengelompokkan ajaran Islam secara garis
besar adalah akidah syariah dan akhlak.
1. Aqidah
Dalam ajaran Islam aqidah merupakan landasan yang mendasari seluruh aktivitas kehidupan
Islami, sedangkan pelakunya disebut mukmin. Suatu perilaku yang tidak berangkat dari landasan
itu, maka perilaku itu diluar system Islam atau kufur dan pelakunya disebut kafir. Sistem
keyakinan dalam ajaran Islam dibangun dalam enam landasan atau asas yang lazim disebut
rukun iman.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran:
Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepadaAllah dan rasulNya dan kepada kitab
yang Allah turunkan kepada rasulNya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barang siapa
yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya dan hari
kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.15
2. Syariah
Syariah adalah peraturan dan perundang-undangan yang diberikan oleh Allah SWT untuk
mengatur berbagai aspek kehidupan manusia. Syariah atau sistem nilai Islam ini ditetapkan oleh
Allah dan rasulNya sebagaimana yang tertuang dalam Al-Quran dan As-Sunnah.
Dalam literature Islam, pembahasan syariah dikelompokkan kepada bidang ibadah dan
muamalah.
3. Akhlak
Akhlak merupakan komponen dasar Islam yang ketiga, berisi ajaran tentang tata perilaku dan
sopan santun. Akhlak dalam Islam merupakan manivestasi dari akidah dan syariah. Karena
keimanan harus ditampilkan dalam perilaku sehari-hari. Inilah yang menjadi misi utama
diutusnya Rasulullah SAW, sebagaimana beliau bersabda dalam Hadist riwayat Ahmad:
Sesungguhnya Aku diutus (oleh Allah) untuk menyempurnakan akhlak terpuji.
Akhlak Islam bersifat sacral, absolut, imperatif, akurat, universal dan memiliki makna ukhrawi.
Dikatakan sacral, karena norma-normanya berhubungan dan terkait dengan Allah serta
merupakan ibadah kepadaNya. Dikatakan absolut, dalam pengertian memiliki kemutlakan
sebagai standar baik dan buruk, benar atau salah secara baku dan tidak berubah-ubah baik karena
perbedaan budaya masyarakat maupun perkembangan waktu. Dikatakan imperatif, karena
norma-normanya mengikat dan memaksa. Dikatakan akurat, karena norma-normanya itu sangat
tepat sebagai alat untuk mengendalikan manusia dan selaras dengan kepentingan penataan
kehidupan yang damai dan harmonis. Dikatakan universal, karena berlaku dimanapun dan
kapanpun. Dan bersifat ukhrawi, dalam pengertian bahwa keuntungan dari pelaksanaannya tidak
hanya dirasakan sekarang di dunian ini saja tetapi nanti juga di akhirat.
2.Dinul Haq ) (
Dinul Haq artinya agama yang benar serta dibenarkan oleh Allah SWT. Istilah Dinul
Haq terdapat dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 29
.
Artinya : Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidk pula
beriman kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan
oleh Allah dan Rasul-Nya dan tidak beragama dengan agama yang benar
Hal in juga di jelaskan dalam Al-Quran Surat Al-Fath ayat 28.
Artinya : Dialah yang mengutus Raul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang
haq (benar), agar Dia menangkan atas semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai
saksi.
3. Ad-Dinul Kholis) (
Dinul Kholis dapat diartikan sebagai agama yang bersih, murni suci dan bebas dari
perbuatan-perbuatan syirik. Sebagaimana firman Allah dalam surat Az-Zumar ayat 3
Artinya : Ingatlah bahwa agama yang kholis itu adalah milik Allah
4. Ad-Dinul Qoyyim) (
Ad-Dinul Qoyyim artinya agama yang lurus
Allah SWT. Berfirman
.
Artinya : Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalammenjalankan agama dengan lurus dan uspaya
mereka mendirikan sholat, membayar zakat dan yang demikian itulah agama yang
lurus (Al-Bayyinah : 5)
5. AshShirotol Mustaqim
Ash-Shirotol Mustaqim artinya jalan yang lurus
Seperti dalam surat Al-Fatihah ayat 5 dan 6
Artinya : Tunjukilah kami jalan yang lurus
( :56)
Artinya Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia terkecuali untuk mengabdi kepadaKu.
Dari ayat diatas dapatlah dipastikan manusia diciptakan hanyalah berbakti kepada Allah. Untuk
memberi petunjuk kepada manusia mengenai cara-cara mengabdi yang diperintahkan oleh Allah
Swt maka ia mengutus nabi nabi untuk menjelaskan tentang masalah pengabdian itu.
Berupaya mengetahui tujuan dinul Islam merupakan suatu keharusan bagi seorang hamba
muslim karena dapat menimbulkan gairah mengamalkannya. Tujuan dinul Islam dapat
disimpulkan menjadi empat macam, yaitu seperti berikut :
1. Dinul islam bertujuan agar setiap muslim mentaati peraturan Allah dan RasulNya serta
peraturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari. Peraturan harus ditaati dan dilaksanakan.
Hanya dengan mentaati dan melaksanakan peraturan tersebut hidup kita akan selamat di dunia
sampai akhiriat.
2. Dinul Islam bertujuan agar setiap muslim beriman kepada Allah dan berakidah secara
benar, menghindari kemusyrikan, kekhurafatan dan ketahayulan. Tunduk dan pasrah kepada-
Nya untuk memperoleh hidayah dari Allah dengan disertai ikhtiar merupakan wewenang yang
dianugerahkan Allah SWT kepada setiap manusia.
3. Dinul Islam bertujuan agar setiap muslim bertakwa, beribadah sesuai dengan tuntunan
syariat yang didasarkan atas kemampuannya sebagai muslim. Dinul Islam tidak merupakan
beban berat jika dilaksanakan dengan penuh keikhlasan, kesadaran dan pemahaman yang
tinggi apalagi pengamalan ibadah mengenai jenjang kesanggupan.
Mengenai kewajiban seorang mukmin didalam menjalankan ibadah dijelaskan oleh Allah dalam
Friman-Nya sebagai berikut :
Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih
kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (QS.
Al-Hajj : 78)
4. Dinul Islam bertujuan agar setiap muslim berakhlak mulia, beramal shaleh, bergaul dan
memelihara hubungan dengan semua mahkluk Allah. Selain itu, setiap muslim harus berusaha
memelihara lingkungan dan melestarikannya untuk memperoleh kedamaian dan ketentraman.
Perhatikan Hadist Nabi SAW berikut ini :
Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya dan beribadahlah untuk
akhiratmu seakan-akan engkau akan mati esok pagi. (HR. Ibnu Asakir)
DAFTAR PUSTAKA