Anda di halaman 1dari 27

INTEGRASI IMAN,

ISLAM DAN
IKHSAN :
DISUSUN OLEH:
TEGUH WIYONO, S.Pd.I, M.Pd.I
UNIVERSITAS AMIKOM PURWOKERTO
Pengertian Iman

 Iman dalam bahasa Arab‫ ) )ا إليمان‬secara etimologis berarti


percaya.
 Perkataan iman (‫ )إيمان‬diambil dari kata kerja 'aamana' ‫))أمن‬
yukminu'‫ ))ي ؤمن‬yang berarti 'percaya' atau 'membenarkan'.
 Perkataan iman yang berarti 'membenarkan' itu disebutkan
dalam al-Quran, di antaranya dalam Surah At-Taubah ayat 62
yang bermaksud: "Dia (Muhammad) itu membenarkan
(mempercayai) kepada Allah dan membenarkan kepada para
orang yang beriman."
 Iman itu ditujukan kepada Allah, kitab kitab dan Rasul. Iman itu
ada dua jenis: Iman Hak dan Iman Batil.
Dalil iman

 artinya: "Hai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah,


Rasul-Nya dan kepada kitab (Al Quran) yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya
serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari
kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.“ (QS An
Nisa [4] : 136)
Lanjutan ....
 Definisi Iman berdasarkan hadist merupakan tambatan hati yang diucapkan dan
dilakukan merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati,
ucapan dan perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka orang - orang beriman
adalah mereka yang di dalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala
tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang
jujur atau orang yang memiliki prinsip. Atau juga pandangan dan sikap hidup.
 Para imam dan ulama telah mendefinisikan istilah iman ini, antara lain, seperti
diucapkan oleh:
 Imam Ali bin Abi Talib: "Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang
benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota.“
 Aisyah r.a. berkata: "Iman kepada Allah itu mengakui dengan lisan dan
membenarkan dengan hati dan mengerjakan dengan anggota."
 Imam al-Ghazali menguraikan makna iman: "Pengakuan dengan lidah (lisan)
membenarkan pengakuan itu dengan hati dan mengamalkannya dengan
rukun-rukun (anggota-anggota)."
Dasar beriman kepada Allah

1. Petunjuk Rasulullah atau Hadits


2. Wahyu Allah atau Al- Qur’an
3. Kecenderungan dan pengakuan
hati
Tingkatan iman (orangnya)
 Muslim : orang mengaku islam, kadar keimanannya termasuk yang
terendah, sebatas pengakuan Allah sebagai tuhan yang esa, belum
ada bedanya dengan iblis yang juga meyakini bahwa Allah adalah
maha esa,
 Mu'min: orang beriman, yang mengkaji syariat Islam sehingga
meningkat wawasan keislamannya,
 Muhsin: orang yang memperbaiki segala perbuatannya agar menjadi
lebih baik,
 Mukhlis: orang yang ikhlas dalam beribadah, hidupnya hanya untuk
mengabdikan kepada Allah,
 Muttaqin: orang yang bertakwa, tingkatan ini adalah yang tertinggi di
antara tingkatan lainnya.
Tingkatan Aqidah (keyakinannya):
 Taqlid:Yaitu: Tingkat keyakinan yang berdasarkan pendapat orang
lain serta diikuti tanpa menganalisa atau dipikirkan terlebih
dahulu.
 Yakin; yaitu tingkat keyakinan yang didasarkan atas bukti serta
argumentasi yang jelas dan rasional, tetapi belum menemukan
hubungan yang kuat antara objek keyakinan dengan argumentasi.
 Ainul Yaqin; yaitu keyakinan yang didasari atas argumentasi yang
rasional, ilmiah, sehingga mampu membuktikan hubungan antara
objek keyakinan dengan argumentasi secara pasti ( jelas ) dan
mampu menjawab sanggahan-sanggahan yang datang secara
rasional.
Dalam konsep keimanan Islam atau aqidah Islam dibangun
di atas enam perkara:Disebut juga dengan rukun Iman.

 Iman kepada Allah,


 Para Malaikat,
 Kitab-kitab,
 Para Rasul.
 Hari akhir
 Qodho dan qodarnya.
Surat an-Nisa ‘ ayat 136 :
Fungsi aqidah ( iman ) sebagai berikut:
 Meyakini bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar disisi Allah (surat Ali
Imran ayat 19)
 Meyakini bahwa Islam adalah agama yang universal serta berlaku untuk semua manusia
dan mampu menjawab segala persoalan yang muncul dalam segala lapisan masyarakat
dan sesuai dengan tuntunan budaya manusia. Dijelasklan dalam surat as-Saba’ ayat 28.
 Meyakini dengan adanya keimanannya kepada Allah yang secara fitrah sudah dimiliki di
alam arwah kemudian manusia dilahirkan dipermukaan bumi ini dengan diberi potensi
akal, dengan akal itu manusia menggunakannya untuk mencari dan menguji kebenaran
itu. Tidak cukup dengan mempergunakan akal semata, maka manusia memerlukan
suatu tuntunan yang berupa agama hingga dapat mencari suatu kebenaran yang hakiki
kepada Tuhan.(QS. An-Nahl 12)
 Dengan adanya keimanan dalam diri seseorang akan membawakan ketenteraman serta
ketenangan jiwa,(Ar-Ra'd ayat 28)
  Memberikan keyakinan yang pasti sebagai pedoman kehidupan demi mencapai
keselamatan dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak.(Al-Baqarah ayat 201)
Peranan aqidah ( iman ) antara lain :
 Menanamkan keyakinan bahwa kekuasaan hanya
ditangan Allah.
 Menanamkan semangat tidak takut mati.
 Menanamkan sikap “ self help “ dalam kehidupan.
 Mewujudkan kehidupan yang baik ( hayatan
toyibah )
 Melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen.
 Akan mendapatkan keberuntungan.
Tanda-tanda Orang Beriman
 Jika disebut nama Allah hatinya bergetar, dan berusaha agar ilmu Allah itu
tidak lepas dari syaraf memorinya, jika dibacakan Al-Qur’an hatinya
bergejolak untuk segera melaksanakannya. Sesuai dengan Q.S. Al-Anfal : 2.
 Senantiasa tawakkal, yaitu bekerja keras berdasarkan ilmu Allah yang diiringi
dengan do’a dan penyerahan diri pada Allah. Q.S. Ali Imran: 120, Al-Maidah:
12, At-Taubah: 52, Ibrahim: 11, Al-Mujadalah:10, At-Taghabun: 13.
 Tertib dalam melaksanakan shalat dan selalu menjaga pelaksanannya. Q.S.
Al-Anfal: 3, Al-Mukminun: 2, 7.
 Menghindari perkataan/perbuatan yang tidak bermanfaat dan menjaga
kehormatan. Q.S. Al-Mukminun : 3 ,
 Memelihara amanat dan menepati janji. Q.S. Al-Mukminun : 6.
 Berjihad di jalan Allah dan suka menolong. Q.S. Al-Anfal : 74.
 Tidak meninggalkan pertemuan sebelum minta izin. Q.S. An-Nur : 62. dll.
Proses Terbentuknya Iman
Meliputi tiga tahap
 Ikhtiar, yaitu:Tahap penyiapan benih keimanan anak, dilakukan
dengan hubungan suami isteri yang Islami, mengkonsumsi
makanan/minuman yang halal, berpandangan dan bersikap
hidup yang Islami.
 Tahap pengenalan pada ajaran Islam, yaitu melalui pendidikan
oleh keluarga atau lingkungannya, mulai tingkat verbal,
pemahaman, sampai amalan, dan dilakukan sedini mungkin,
terutama pendidikan akhlak dan Al-Qur’an.
 Tahap pembiasaan, yaitu membiasakan untuk melaksanakan
apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi laranganNya dengan
penuh kesadaran.
Pengertian Islam
 Kata islām berasal dari bahasa Arab aslama - yuslimu dengan arti semantik
sebagai berikut: tunduk dan patuh (khadha‘a wa istaslama), berserah diri,
menyerahkan, memasrahkan (sallama), mengikuti (atba‘a), menunaikan,
menyampaikan (addā), masuk dalam kedamaian, keselamatan, atau
kemurnian (dakhala fi al-salm au al-silm au al-salām).Dari istilah-istilah lain
yang akar katanya sama, “islām” berhubungan erat dengan makna
keselamatan, kedamaian, dan kemurnian
 Secara istilah, Islam bermakna penyerahan diri; ketundukan dan kepatuhan
terhadap perintah Allah serta pasrah dan menerima dengan puas terhadap
ketentuan dan hukum-hukum-Nya. (surat ali imron ayat 20)
 Pengertian “berserah diri” dalam Islam kepada Tuhan bukanlah sebutan untuk
paham fatalisme, melainkan sebagai kebalikan dari rasa berat hati dalam
mengikuti ajaran agama dan lebih suka memilih jalan mudah dalam
hidup. Seorang muslim mengikuti perintah Allah tanpa menentang atau
mempertanyakannya, tetapi disertai usaha untuk memahami hikmahnya.
Hadist nabi

 bersabda: "Islam dibangun diatas lima (landasan);


persaksian tidak ada ilah selain Allah dan sesungguhnya
Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan
zakat, haji dan puasa Ramadlan".
PENGERTIAN ISLAM SECARA SYAR’I
( SABDA NABI )
 yaitu melaksanakan kelima rukun Islam.Dalam hadis riwayat Muslim
beliau bersabda artinya “ Islam ialah, Engkau mengakui bahwa tidak
ada Tuhan kecuali Allah dan bahwa Muhammad itu Utusan Allah ,
mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa Romadhan, dan berhaji
ke Baitullah jika Engkau mampu.”
 Prinsip Dasar Ajaran Agama Islam
Tiga unsur utama yang terdapat dalam ajaran agama islam, yakni ajaran
yang berkaitan dengan keyakinan, nilai, norma atau aturan dan perilaku
atau dengan istilah lain aqidah, syariah dan ahlak.
Aqidah adalah dasar keyakinan yang mendorong penerimaan syariat islam
secara utuh. Jika syariat telah dilaksanakan berdasarkan aqidah akan
lahir bentuk-bentuk tingkah laku yang baik bernama ahlak
Islam agama yang di Ridhoi

 ‫ِدينًا‬ ‫س ٰلَ َم‬ ِ ‫ٱ ْليَ ْو َم َأ ْك َم ْلتُ لَ ُك ْم ِدينَ ُك ْم َوَأ ْت َم ْمتُ َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِى َو َر‬
ْ ‫ضيتُ لَ ُك ُم ٱِإْل‬
artinya :Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan
nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu (al-Ma’idah ayat 3)

 Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang
yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena
kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah
maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.
Karakteristik agam Islam
 Islam Agama Rabbaniyah (‫ )ا لربانية‬bersumber dari Allah SWT,
bukan bersumber dari manusia (al Jatsiyah ayat 1-3)
 Islam Agama Insaniah (‫)ا إلنسانية‬pedoman hidup bagi manusia
yang sesuai dengan sifat dan unsur kemanusiaan)
 Islam Agama Syumuliyah/universal (‫ )ا لشمولية‬Islam
merupakan agama yang universal yang mencakup segala
aspek kehidupan manusia. (al Baqarah ayat 208)
 Islam Agama waqi’iyah (‫ )ا لواقعية‬permasalahan kekinian yang
menyangkut hukum suatu peristiwa.
 Islam agama Wasathiah (‫ )ا لوساثيا‬sesuatu yang berada (di
tengah) di antara dua sisi
Lanjutan....
 Islam Agama Aqliyah (‫ )ا القلية‬berupa bukti yang bisa ditelaah akal
berupa fenomena alam dan sosial yang ada di sekeliling kita
 Islam Agama Tawazun/ Seimbang ‫ ))ا لتوازن‬Islam memperhatikan
aspek keseimbangan dalam segala hal; antara dunia dan
akhirat, antara fisik manusia dengan akal dan hatinya serta
antara spiritual dengan material, demikian seterusnya
 Agama Al-Adalah / Keadilan (‫ )ا لع دا لة‬Islam merupakan agama
keadilan, yang memiliki konsep keadilan merata bagi seluruh
umat manusia, termasuk bagi orang yang non muslim, bagi
hewan, tumbuhan atau makhluk Allah yang lainnya. (Q.S.al-
maidah:8)
Posisi Islam Diantara Agama di Dunia

 Islam agama penyempurna agama di dunia ( QS.33:40 dan


5:3 )
 Islam agama yang mengontrol ajaran prinsip dari agama di
dunia ( QS.9:30 dikontrol QS 112 : 1-4; 21 : 25 )
 Islam mengakui para Rosul agama samawi sebagai utusan
Allah yang membawa agama tauhied ( QS. 2 : 285 )
 Islam menjunjung tinggi tasammuh/toleransi (QS, 109:2-6)
Menikmati Islam
. Fahami Islam dg benar
. Praktekkan dg cara yg benar
. Sertakan ( fisik, jiwa, akal, hati ) dalam pelaksanaan.
. Dzikirkan nilai Islam dan satukan dg kepribadian.
Sebab Islam menjadi berat
dikakukan
1. Tidak faham makna Islam
2. Salah satu potensi ada yg sakit
3. Mengerjakannya tidak menggunakan seluruh potensi
4. Tidak peka terhadap makna Islam bagi kebaikan hidup.
Pengertian Ikhsan

 Menurut Bahasa ihsan berasal dari kata hasuna (‫)حسونا‬-yahsunu (‫)ي احسونو‬-
hasanan(‫ )حسنان‬yang berarti baik. Kemudian mendapatkan tambahan hamzah
didepannya, menjadi ahsana yuhsinu ihsanan artinya memperbaiki atau
berbuat baik.
 Menurut istilah yang diambil dari hadits,.
 َ‫تَ َراه ُ فَِإنَّهُ يَ َراك‬ ْ‫ َأنْ تَ ْعبُ َد هللاَ َكَأنَّكَ تَ َراهُ فَِإنْ لَ ْم تَ ُكن‬:‫ قَا َل‬،‫ان‬
ِ ‫س‬َ ‫قَا َل فََأ ْخ ِب ْرنِي َع ِن ْاِإل ْح‬
 yaitu : Kamu beribadah kepada Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika
kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia (Allah) melihatmu dengan
kata lain kita beribadah kepada Allah, baik yang khusus maupun yang umum
dengan ikhlas (HR. Muslim 9).
Tingkatan Ihsan
 Tingkatan Muraqabah
Yakni seseorang yang beramal senantiasa merasa diawasi dan diperhatikan oleh Allah dalam
setiap aktivitasnya. Ini berdasarkan sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam ُ‫فَ ِإ ْنلَ ْم تَ ُك ْنتَ َراه‬
َ ‫فَ ِإنَّهُ يَ َر‬  jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya (Dia melihatmu). Tingkatan
‫اك‬
muroqobah yaitu apabila seseorang tidak mampu memperhatikan sifat-sifat Allah, dia yakin
bahwa Allah melihatnya. Apabila seseorang mengerjakan shalat, dia merasa Allah
memperhatikan apa yang dia lakukan, lalu dia memperbagus shalatnya tersebut. Hal ini
sebagaimana Allah firmankan dalam surat Yunus ayat 61.
 Tingkatan Musyahadah
Tingkatan ini lebih tinggi dari yang pertama, yaitu seseorang senantiasa memperhatikan
sifat-sifat Allah dan mengaitkan seluruh aktifitasnya dengan sifat-sifat tersebut. Inilah
realisasi dari sabda Nabi  ‫ ‘( َأ ْنتَ ْعبُ َد هَّللا َ َك َأن َّ َك تَ َراه‬kamu menyembah Allah seakan-akan kamu
melihat-Nya).Pada tingkatan ini seseorang beribadah kepada Allah, seakan-akan dia melihat-
Nya. Perlu ditekankan, bahwa yang dimaksudkan di sini bukanlah melihat Zat Allah, namun
melihat sifat-sifat-Nya, tidak sebagaimana keyakinan orang-orang sufi. Yang mereka sangka
dengan tingkatan musyahadah adalah melihat Zat Allah. Ini jelas merupakan kebatilan.
Hal-hal Yang Merusak Ihsan
 Sombong
 Serakah
 Egois
 Iri/Dengki
 Gibah
 Buruk Sangka
 Dendam
 Pelit
Cara Untuk Mencapai Ihsan

 Persaudaraan (Ali Imron : 103, Al-Anfal : 63)


 Cinta Kasih( QS. Ali Imron : 159)
 Tidak Egois
 Senyum, Salam Dan Sapa
 Saling Mema’afkan( QS An-Nuur : 22)
 Peduli Terhadap Orang Lain
 Tolong Menolong
 Rela Berkorban
Kesimpulan

 Iman, Islam dan Ihsan adalah satu kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan satu dengan lainnya. Iman adalah keyakinan
yang menjadi dasar akidah. Keyakinan tersebut kemudian
diwujudkan melalui pelaksanaan kelima rukun Islam.
Sedangkan pelaksanaan rukun Islam dilakukan dengan cara
Ihsan, sebagai upaya pendekatan diri kepada Allah SWT.
 "Ibarat bangunan rumah, iman sebagai fondamennya.
Islam sebagai tembok dan bangunan lainnya. Sedangkan
Ihsan adalah atap dan ornamen lainnya. Jadi ketiganya
adalah satu kesatuan dan tidak bisa dipisahkan,
Sekian
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai