Dalam sejarahnya, umat Islam pernah mengalami masa keemasan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan, dengan menghasilkan banyak ilmuwan
dan penemu yang memberikan sumbangan besar bagi peradaban dunia. Masa
keemasan ini berlangsung dari abad ke-8 hingga ke-13 Masehi, ketika umat Islam
menguasai wilayah yang luas, dari Spanyol hingga India, dan menjadi pusat ilmu
pengetahuan dan budaya dunia. Umat Islam mewarisi dan mengembangkan ilmu-
ilmu dari peradaban sebelumnya, seperti Yunani, Romawi, Persia, India, dan Cina,
serta menciptakan ilmu-ilmu baru yang orisinal dan inovatif (Arfaumroh.id, 2023).
Beberapa contoh tokoh ilmuwan Muslim yang terkenal di bidang kesehatan adalah
Ibnu Sina, Al-Razi, Al-Zahrawi, Ibnu al-Nafis, dan lain-lain. Mereka tidak hanya
mengembangkan ilmu kedokteran, farmasi, bedah, dan anatomi, tetapi juga
menciptakan alat-alat medis, obat-obatan, dan metode pengobatan yang inovatif.
Karya-karya mereka menjadi rujukan dan inspirasi bagi ilmuwan-ilmuwan lain di
dunia, baik Muslim maupun non-Muslim. Berikut adalah beberapa contoh karya
dan prestasi mereka:
- Ibnu Sina (980-1037 M), yang dikenal sebagai Avicenna di Barat, adalah seorang
filsuf, dokter, dan ilmuwan yang menulis lebih dari 450 buku tentang berbagai
topik, termasuk kedokteran, filsafat, astronomi, matematika, dan logika. Karyanya
yang paling terkenal adalah Al-Qanun fi al-Tibb (The Canon of Medicine), yang
merupakan ensiklopedia kedokteran yang paling lengkap dan sistematis pada
1
zamannya. Buku ini menjadi standar pengajaran kedokteran di universitas-
universitas Eropa hingga abad ke-17. Ibnu Sina juga menemukan konsep
karantina, penyakit menular, dan penyakit psikosomatis, serta menggambarkan
berbagai penyakit dan pengobatannya, seperti diabetes, kanker, asma, dan
gangguan jiwa.
- Al-Razi (865-925 M), yang dikenal sebagai Rhazes di Barat, adalah seorang
dokter, kimiawan, dan filsuf yang dianggap sebagai bapak kedokteran modern. Ia
menulis lebih dari 200 buku tentang kedokteran, kimia, filsafat, dan etika. Karyanya
yang paling terkenal adalah Al-Hawi fi al-Tibb (The Comprehensive Book of
Medicine), yang merupakan kompilasi dari semua pengetahuan kedokteran yang
ada pada zamannya, termasuk kutipan dari sumber-sumber Yunani, Persia, India,
dan Cina. Al-Razi juga menulis Kitab al-Judari wa al-Hasbah (The Book of
Smallpox and Measles), yang merupakan buku pertama yang secara khusus
membahas tentang dua penyakit tersebut, serta cara diagnosis, pencegahan, dan
pengobatannya. Al-Razi juga menemukan alkohol, asam sulfat, dan asam klorida,
serta mengembangkan metode destilasi, kristalisasi, dan kalsinasi.
- Ibnu al-Nafis (1213-1288 M), yang dikenal sebagai Al-Nafis di Barat, adalah
seorang dokter dan ahli anatomi yang dianggap sebagai bapak fisiologi sirkulasi
darah. Ia menulis Al-Shamil fi al-Tibb (The Comprehensive Book of Medicine),
yang merupakan buku kedokteran yang sangat mendalam dan rinci, yang
mencakup semua cabang kedokteran, seperti anatomi, fisiologi, patologi,
farmakologi, terapi, dan etika. Ia juga menulis Syarh Tasyrih al-Qanun li-Ibni Sina
(Commentary on the Anatomy of the Canon of Avicenna), yang merupakan buku
2
anatomi yang paling akurat dan lengkap pada zamannya. Ia menemukan konsep
sirkulasi darah paru-paru, yang membantah teori Galen yang menyatakan bahwa
darah berasal dari hati dan bercampur dengan udara di paru-paru. Ia juga
menggambarkan struktur dan fungsi jantung, pembuluh darah, paru-paru, otak,
dan organ-organ lainnya.
Namun, pada masa kini, umat Islam tampak tertinggal dan terpuruk dalam
kemunduran ilmiah dan teknologis, khususnya di bidang kesehatan. Hal ini tentu
sangat disayangkan dan harus segera diatasi. Banyak faktor yang menyebabkan
kondisi ini, di antaranya adalah:
- Lemahnya pendidikan Islam. Pendidikan Islam adalah salah satu faktor penting
yang menentukan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
Pendidikan Islam tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga ilmu dunia,
termasuk ilmu kesehatan. Namun, pada masa kini, banyak lembaga pendidikan
Islam yang kurang berkualitas dan tidak mampu mengikuti perkembangan zaman.
Kurikulum, metode, fasilitas, dan sumber daya manusia yang ada di lembaga
pendidikan Islam seringkali tidak memadai dan tidak sesuai dengan kebutuhan
dan tantangan masa kini. Akibatnya, lulusan pendidikan Islam tidak memiliki
kompetensi dan kreativitas yang tinggi dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan.
3
pengembangan adalah proses yang melibatkan eksperimen, observasi, analisis,
dan inovasi dalam mencari dan menemukan solusi untuk berbagai masalah
kesehatan. Namun, pada masa kini, banyak umat Islam yang kurang mendukung
dan memberikan fasilitas untuk penelitian dan pengembangan. Anggaran,
peralatan, laboratorium, dan bantuan yang diberikan untuk penelitian dan
pengembangan seringkali tidak cukup dan tidak memenuhi standar. Akibatnya,
peneliti dan pengembang Islam tidak memiliki kesempatan dan kemampuan yang
optimal dalam menghasilkan karya dan penemuan yang bermanfaat dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
- Rendahnya kesadaran dan minat umat Islam terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan. Kesadaran dan minat umat Islam terhadap ilmu pengetahuan
dan teknologi kesehatan adalah salah satu faktor penting yang menentukan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Kesadaran dan minat umat
Islam terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan adalah sikap dan
motivasi yang mendorong umat Islam untuk belajar, menuntut, mengembangkan,
dan mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Namun, pada
masa kini, banyak umat Islam yang kurang memiliki kesadaran dan minat terhadap
ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Banyak umat Islam yang menganggap
ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan sebagai hal yang tidak penting, tidak
sesuai dengan ajaran Islam, atau bahkan bertentangan dengan Islam. Akibatnya,
umat Islam tidak memiliki dorongan dan semangat yang tinggi dalam mempelajari
dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
4
teknologi kesehatan yang dimiliki umat Islam yang hilang, rusak, atau dicuri akibat
konflik, perpecahan, dan penjajahan.
- Meningkatkan kualitas guru dalam mendidik. Guru adalah faktor utama dalam
keberhasilan pendidikan. Guru harus memiliki pengetahuan, kemampuan,
keterampilan, sikap, dan kebiasaan yang baik, serta mampu menumbuhkan dan
5
mengembangkan kreativitas dalam mengajar. Guru juga harus menguasai materi
pelajaran, metode pembelajaran, dan pengelolaan kelas yang efektif dan efisien.
- Mendorong partisipasi dan kerjasama antara semua pihak yang terkait dengan
pendidikan Islam. Pihak yang terkait dengan pendidikan Islam meliputi pemerintah,
masyarakat, orang tua, lembaga pendidikan, organisasi kemasyarakatan, dunia
usaha, dan media massa. Semua pihak harus memiliki komitmen, tanggung jawab,
dan peran yang jelas dalam mendukung dan mengembangkan pendidikan Islam.
Kerjasama antara pihak-pihak tersebut harus dilakukan secara sinergis, harmonis,
dan profesional.
6
Salah satu faktor penting yang menentukan kejayaan umat Islam adalah kualitas
kepemimpinan Muslim. Kepemimpinan Muslim adalah kepemimpinan yang
berdasarkan pada ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah.
Kepemimpinan Muslim juga harus memiliki visi, misi, strategi, dan tindakan yang
sesuai dengan kepentingan umat Islam dan kemanusiaan.
7
Dengan melakukan langkah-langkah di atas, diharapkan kualitas kepemimpinan
Muslim dapat meningkat, sehingga dapat mengembalikan kejayaan umat Islam di
dunia.
8
- Memperkuat iman dan ilmu. Iman dan ilmu adalah modal utama bagi umat Islam
untuk menghadapi tantangan zaman. Dengan iman yang kuat, umat Islam akan
memiliki keyakinan dan motivasi yang tinggi untuk mengamalkan agama mereka
dengan baik. Dengan ilmu yang luas, umat Islam akan memiliki pemahaman yang
benar tentang ajaran Islam, serta mampu berdialog dan berinteraksi dengan
orang-orang dari berbagai latar belakang dan pandangan.
- Menjaga akhlak dan adab. Akhlak dan adab adalah cerminan dari iman dan ilmu.
Dengan akhlak dan adab yang baik, umat Islam akan menunjukkan sikap yang
sopan, santun, ramah, dan hormat kepada sesama manusia, terlepas dari agama,
ras, atau etnis mereka. Dengan akhlak dan adab yang baik, umat Islam juga akan
menarik simpati dan rasa hormat dari orang-orang lain, serta menjadi contoh dan
teladan bagi mereka.
9
Kejayaan umat Islam di masa lalu tidak lepas dari peran ekonomi yang kuat dan
mandiri. Umat Islam pernah menjadi pelaku ekonomi yang produktif, kreatif, dan
inovatif, yang mampu menghasilkan berbagai produk dan jasa yang berkualitas
dan bermanfaat. Umat Islam juga pernah menjadi pemimpin perdagangan dunia,
yang menjalin hubungan dagang dengan berbagai negara dan bangsa, serta
menyebarkan nilai-nilai Islam melalui jalur ekonomi.
Namun, pada masa kini, kondisi ekonomi umat Islam mengalami kemunduran dan
ketergantungan. Umat Islam banyak mengalami kemiskinan, pengangguran,
ketimpangan, dan krisis. Umat Islam juga banyak menjadi konsumen dan pengikut
dari produk dan sistem ekonomi yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
Umat Islam juga kehilangan pengaruh dan peran dalam perekonomian global,
serta menjadi sasaran eksploitasi dan dominasi dari kekuatan-kekuatan ekonomi
lainnya.
Salah satu cara untuk mengembalikan kejayaan umat Islam adalah melalui
pengembangan ekonomi melalui kewirausahaan. Dalam era globalisasi ini,
menjadi pengusaha yang sukses sangat penting dan dapat memberikan
sumbangsih besar bagi umat Islam. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat
dilakukan untuk memajukan ekonomi umat Islam melalui kewirausahaan:
- Membangun jejaring dan kerjasama. Jejaring dan kerjasama adalah kunci untuk
mengembangkan usaha dan meningkatkan daya saing. Umat Islam harus mampu
menjalin hubungan yang baik dengan berbagai pihak, seperti pelanggan,
pemasok, mitra, kompetitor, pemerintah, dan masyarakat. Umat Islam juga harus
10
mampu bekerja sama dengan sesama pengusaha Muslim, baik dalam skala lokal,
nasional, maupun internasional, untuk saling mendukung dan memberdayakan
satu sama lain.
- Memanfaatkan teknologi dan inovasi. Teknologi dan inovasi adalah faktor yang
menentukan keberhasilan dan keunggulan usaha di era digital. Umat Islam harus
mampu memanfaatkan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan kualitas,
efisiensi, dan produktivitas usaha, serta untuk menciptakan produk dan jasa yang
baru dan unik. Umat Islam juga harus mampu mengadaptasi dan mengantisipasi
perubahan dan tantangan yang terjadi akibat perkembangan teknologi dan inovasi.
- Mengedepankan nilai-nilai Islam. Nilai-nilai Islam adalah pondasi dan tujuan dari
usaha yang dilakukan oleh umat Islam. Umat Islam harus mengedepankan nilai-
nilai Islam dalam setiap aspek usaha, seperti produk, proses, pasar, dan
manajemen. Umat Islam harus menjadikan usaha sebagai sarana untuk
beribadah, bersedekah, berdakwah, dan berjihad di jalan Allah. Umat Islam juga
harus menjadikan usaha sebagai sarana untuk mensejahterakan diri, keluarga,
masyarakat, dan umat.
Salah satu cita-cita yang harus selalu dijaga dan diupayakan oleh setiap orang
yang mengaku beriman kepada Allah Ta’ala dan hari akhir adalah kejayaan Islam
dan umatnya. Kejayaan ini bukan hanya berupa kemakmuran dunia, tetapi juga
keselamatan akhirat. Karena itu, orang yang beriman tidak boleh merasa puas
atau acuh dengan keadaan Islam dan umatnya yang sedang mengalami
11
kemunduran dan keterpurukan. Sebaliknya, ia harus selalu berharap dan
berusaha untuk mengembalikan kehormatan dan ketinggian Islam di mata dunia.
Karena salah satu hal yang dapat menghapus keimanan seseorang dari hatinya
adalah merasa senang atau bahkan berkontribusi dalam kejatuhan dan
kemerosotan agama Islam, dan tidak memiliki keinginan atau usaha untuk
memperbaiki dan memajukan Islam. Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak memiliki
rasa cinta dan loyalitas kepada agama dan umatnya, yang merupakan bagian dari
konsekuensi keimanan. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam kecintaan dan kasih
sayang di antara mereka adalah seperti satu badan, jika salah satu anggota tubuh
merasa sakit, maka seluruh (anggota) tubuh lainnya ikut merasakan (sakit
tersebut) karena susah tidur dan demam“¹. Dalam hadits shahih lainnya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah sempurna keimanan seseorang
sampai dia menyukai (kebaikan) untuk saudaranya (sesama muslim)
sebagaimana dia menyukai (kebaikan tersebut) untuk dirinya sendiri“².
Padahal, Allah Ta’ala telah menjanjikan dalam Al-Qur’an bahwa Islam adalah
agama yang tinggi dan mulia, dan Allah Ta’ala akan memberikan pertolongan dan
kemenangan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Allah Ta’ala
12
berfirman, “Dia-lah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk
dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun
orang-orang musyrik tidak menyukainya“ (QS. At-Taubah: 33). Allah Ta’ala juga
berfirman, “Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang
yang beriman di dalam kehidupan dunia dan di hari orang-orang dibangkitkan dari
kuburnya“ (QS. Ghafir: 51). Allah Ta’ala juga berfirman, “Dan jika Allah menolong
kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkan kamu; dan jika Allah membiarkan
kamu (tidak menolongmu), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu
sesudah Dia? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang yang beriman
bertawakkal“ (QS. Ali Imran: 160).
Oleh karena itu, umat Islam harus bangkit dan berusaha untuk mengembalikan
kejayaan Islam dengan cara-cara yang sesuai dengan syariat Allah Ta’ala. Umat
Islam harus bersungguh-sungguh dalam mempelajari dan mengamalkan ajaran
Islam, serta menyebarkannya kepada orang-orang lain dengan cara yang bijak
dan menarik. Umat Islam harus bersatu dan bersama-sama menghadapi musuh-
musuh Islam, serta membela hak-hak dan kepentingan umat Islam di mana saja.
Umat Islam harus berperan aktif dalam membangun peradaban yang
berlandaskan nilai-nilai Islam, serta berkontribusi dalam kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, ekonomi, politik, dan budaya. Umat Islam harus menjaga
kehormatan dan kesejahteraan diri, keluarga, masyarakat, dan umat, serta
menjauhi segala hal yang dapat merusak dan merendahkan mereka.
Dengan demikian, umat Islam akan mendapatkan ridha dan pertolongan dari Allah
Ta’ala, serta menjadi saksi dan pembawa rahmat bagi seluruh alam. Allah Ta’ala
berfirman, “Dan demikianlah Kami telah menjadikan kamu umat yang adil dan
pilihan, agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul
(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu“ (QS. Al-Baqarah: 143). Allah
Ta’ala juga berfirman, “Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam“ (QS. Al-Anbiya: 107). Semoga Allah Ta’ala
memberikan taufik dan hidayah kepada kita semua untuk menjadi umat yang jaya
dan mulia.
13
Dalil-dalil yang Menunjukkan Kejayaan dan Ketinggian Umat Islam
- Allah Ta'ala berfirman, {ّلِل الْع َِّزةُ ولِرسُو ِل ِه ولِلْ ُمؤْ ِمنِين ول ِكنَّ الْ ُمنا ِفقِين ال ي ْعل ُمون
ِ َّ ِ " }و...Padahal
kemuliaan itu hanyalah milik Allah, milik Rasul-Nya dan milik orang-orang yang
beriman, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahaminya". (QS Al
Munaafiquun: 8). Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Ta'ala telah memberikan
kemuliaan dan kehormatan kepada orang-orang yang beriman dan mengikuti
Rasul-Nya, sedangkan orang-orang munafik dan kafir tidak memiliki kemuliaan
dan kehormatan, meskipun mereka memiliki harta, kekuasaan, atau kedudukan.
Kemuliaan dan kehormatan yang sebenarnya adalah yang bersumber dari Allah
Ta'ala, yang tidak akan hilang atau berkurang, sebagaimana firman-Nya, {م ْن كان
لِلَف الْع َِّزةُ جمِيعًا
ِ َّ ِ " }ي ُِريدُ الْع َِّزةBarangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi
Allah-lah kemuliaan itu semuanya". (QS Fathir: 10).
- Allah Ta'ala berfirman, {ض كما اسْت ْخلف ِ ّللا الَّذِين آمنُوا ِمنْكُ ْم وع ِملُوا الصَّالِحا
ِ ْت ليسْت ْخلِفنَّ ُه ْم فِي ْاْلر ُ َّ وعد
الَّذِين م ِْن قبْ ِل ِه ْم وليُمكِننَّ ل...} "Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di
antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-
sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam
ketakutan menjadi aman sentosa". (QS. An-Nur: 55). Ayat ini menunjukkan bahwa
Allah Ta'ala telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal
14
saleh bahwa Dia akan memberikan mereka kekuasaan di bumi, sebagaimana Dia
telah memberikan kekuasaan kepada umat-umat terdahulu, seperti Nabi Ibrahim,
Nabi Musa, Nabi Daud, dan Nabi Sulaiman, yang semuanya adalah pemimpin
yang adil dan bijaksana. Allah Ta'ala juga akan meneguhkan agama Islam bagi
mereka, sehingga mereka dapat menegakkan syariat Allah di bumi dengan
sempurna. Allah Ta'ala juga akan mengganti keadaan mereka yang dulu hidup
dalam ketakutan dan kelemahan menjadi aman dan kuat, sehingga mereka dapat
beribadah kepada Allah dengan tenang dan nyaman.
- Allah Ta'ala berfirman, {الذ ْك ِر أنَّ ْاْلرْ ض ي ِرثُها عِبادِي الصَّا ِلحُون
ِ ُور م ِْن ب ْع ِد َّ " }ولق ْد كتبْنا فِيDan
ِ الزب
sesungguhnya telah Kami tulis dalam Zabur (Kitab Suci) sesudah (Kami tulis
dalam) Lauh Mahfuz, bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang
saleh". (QS. Al-Anbiya: 105). Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Ta'ala telah
menetapkan dalam kitab-kitab-Nya yang suci bahwa bumi ini akan menjadi milik
orang-orang yang saleh, yaitu orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya,
serta berbuat baik kepada makhluk. Mereka adalah orang-orang yang akan
mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, serta mendapatkan keridhaan
dan rahmat Allah. Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah Ta'ala telah menjamin
bahwa kebenaran dan keadilan akan selalu menang atas kebatilan dan kezaliman,
meskipun terkadang tampak sebaliknya.
- Allah Ta'ala berfirman, {ض كما اسْت ْخلف ِ ّللا الَّذِين آمنُوا ِمنْكُ ْم وع ِملُوا الصَّالِحا
ِ ْت ليسْت ْخلِفنَّ ُه ْم فِي ْاْلر ُ َّ وعد
الَّذِين م ِْن قبْ ِل ِه ْم وليُمكِننَّ ل...} "Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di
antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-
sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam
ketakutan menjadi aman sentosa". (QS. An-Nur: 55). Ayat ini menunjukkan bahwa
Allah Ta'ala telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal
saleh bahwa Dia akan memberikan mereka kekuasaan di bumi, sebagaimana Dia
telah memberikan kekuasaan kepada umat-umat terdahulu, seperti Nabi Ibrahim,
Nabi Musa, Nabi Daud, dan Nabi Sulaiman, yang semuanya adalah pemimpin
yang adil dan bijaksana. Allah Ta'ala juga akan meneguhkan agama Islam bagi
mereka, sehingga mereka dapat menegakkan syariat Allah di bumi dengan
15
sempurna. Allah Ta'ala juga akan mengganti keadaan mereka yang dulu hidup
dalam ketakutan dan kelemahan menjadi aman dan kuat, sehingga mereka dapat
beribadah kepada Allah dengan tenang dan nyaman.
- Allah Ta'ala berfirman, {الذ ْك ِر أنَّ ْاْلرْ ض ي ِرثُها عِبادِي الصَّا ِلحُون
ِ ُور م ِْن بعْ ِد َّ " }ولق ْد كتبْنا فِيDan
ِ الزب
sesungguhnya telah Kami tulis dalam Zabur (Kitab Suci) sesudah (Kami tulis
dalam) Lauh Mahfuz, bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang
saleh". (QS. Al-Anbiya: 105). Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Ta'ala telah
menetapkan dalam kitab-kitab-Nya yang suci bahwa bumi ini akan menjadi milik
orang-orang yang saleh, yaitu orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya,
serta berbuat baik kepada makhluk. Mereka adalah orang-orang yang akan
mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, serta mendapatkan keridhaan
dan rahmat Allah. Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah Ta'ala telah menjamin
bahwa kebenaran dan keadilan akan selalu menang atas kebatilan dan kezaliman,
meskipun terkadang tampak sebaliknya.
Janji Allah kepada umat Islam adalah janji yang pasti terjadi, sebagaimana firman-
Nya dalam Al-Qur'an bahwa Dia akan memberikan kemenangan, kemuliaan, dan
surga bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Namun, janji Allah
tersebut tidak akan terwujud dengan sendirinya, melainkan membutuhkan syarat-
syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh umat Islam.
Syarat pertama adalah iman yang benar, yaitu iman yang tidak hanya terbatas
pada pengakuan lisan, tetapi juga dibuktikan dengan hati dan amal perbuatan.
Iman yang benar akan menjadikan seseorang bertakwa kepada Allah, yaitu
menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Orang-orang yang
bertakwa inilah yang menjadi ahli surga, sebagaimana firman Allah dalam QS Ali
Imran ayat 133.
16
Syarat kedua adalah ikhtiar dan jihad, yaitu berusaha dengan sungguh-sungguh
untuk menegakkan agama Allah di muka bumi, baik dengan lisan, tangan, harta,
maupun jiwa. Jihad adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang merupakan syarat untuk mendapatkan
pertolongan Allah, sebagaimana firman-Nya dalam QS An-Nur ayat 56. Jihad juga
merupakan cara untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan meningkatkan
derajat di sisi Allah.
Syarat ketiga adalah sabar dan istiqamah, yaitu bersikap teguh dan kokoh dalam
menghadapi segala cobaan, godaan, dan tantangan yang datang dari musuh-
musuh Islam. Sabar dan istiqamah adalah sifat yang harus dimiliki oleh orang-
orang yang beriman, karena mereka akan selalu diuji oleh Allah untuk menguji
keimanan dan ketakwaan mereka. Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 155
bahwa Dia akan menguji orang-orang yang beriman dengan berbagai macam
ujian, seperti takut, lapar, kehilangan harta, jiwa, dan buah hati. Namun, Allah juga
berfirman dalam ayat yang sama bahwa Dia akan memberikan kabar gembira dan
rahmat kepada orang-orang yang bersabar.
Syarat keempat adalah persatuan dan ukhuwah, yaitu bersikap saling mencintai,
menyayangi, menolong, dan mendukung sesama muslim, tanpa membeda-
bedakan suku, bangsa, warna kulit, atau golongan. Persatuan dan ukhuwah
adalah salah satu faktor yang menentukan kekuatan dan kejayaan umat Islam,
sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa umat Islam
adalah seperti satu tubuh, jika salah satu anggotanya sakit, maka seluruh
tubuhnya akan merasakan sakit tersebut. Persatuan dan ukhuwah juga
merupakan cara untuk menghindari konflik dan perselisihan yang dapat merusak
umat Islam dari dalam.
Sejarah Islam adalah catatan tentang perjalanan agama Islam sejak zaman Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga saat ini, yang mencakup berbagai
17
aspek kehidupan, seperti politik, sosial, budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan
teknologi. Sejarah Islam juga merupakan saksi tentang kebesaran dan kejayaan
umat Islam di masa lalu, serta tantangan dan cobaan yang mereka hadapi di masa
kini. Dengan mempelajari sejarah Islam, kita dapat mengambil banyak pelajaran
berharga yang dapat bermanfaat bagi kehidupan kita sebagai muslim di zaman
modern ini.
Berikut ini adalah beberapa pelajaran berharga dari sejarah Islam yang dapat kita
ambil:
Iman dan amal shalih adalah syarat utama untuk meraih keberuntungan dan
keselamatan di dunia dan akhirat. Ini adalah pelajaran yang dapat kita ambil dari
kisah-kisah para nabi dan rasul, serta para sahabat dan generasi salafus shalih,
yang selalu berpegang teguh pada ajaran Islam dan berjuang di jalan Allah dengan
penuh pengorbanan. Mereka adalah orang-orang yang mendapatkan janji Allah
berupa kemenangan, kemuliaan, dan surga.
Sebaliknya, orang-orang yang kafir, munafik, dan fasik adalah orang-orang yang
mendapatkan ancaman Allah berupa kehinaan, kebinasaan, dan neraka . Ini
adalah pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah-kisah para musuh Islam, seperti
kaum kafir Quraisy, Yahudi, Romawi, Persia, Mongol, dan lain-lain, yang selalu
berusaha menghalangi dan memerangi dakwah Islam, tetapi akhirnya mereka
kalah dan binasa.
Oleh karena itu, kita harus senantiasa meningkatkan iman dan amal shalih kita,
dengan mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah, serta mengambil teladan dari para
ulama dan orang-orang shalih. Kita juga harus menjauhi segala bentuk
kemaksiatan, bid’ah, dan kesesatan, yang dapat merusak iman dan amal shalih
kita, serta mengundang murka dan azab Allah.
18
keagungan dan kekuasaan Allah. Ini adalah pelajaran yang dapat kita ambil dari
sejarah peradaban Islam, yang mencapai puncak kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada masa keemasan Islam, yaitu antara abad ke-8 hingga ke-13
Masehi .
Pada masa itu, umat Islam menghasilkan banyak karya ilmiah dan penemuan
penting di berbagai bidang, seperti matematika, astronomi, fisika, kimia, biologi,
kedokteran, farmasi, geografi, sejarah, sastra, seni, arsitektur, dan lain-lain. Umat
Islam juga mengembangkan sistem pendidikan, perpustakaan, observatorium,
rumah sakit, dan industri, yang menjadi contoh dan sumber inspirasi bagi dunia .
Oleh karena itu, kita harus berusaha untuk mengembalikan semangat dan tradisi
keilmuan dan teknologi umat Islam, dengan belajar dan meneliti berbagai ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta mengaplikasikannya untuk kemaslahatan umat
dan masyarakat. Kita juga harus mengambil manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi yang ada di dunia, tanpa meninggalkan nilai-nilai Islam dan identitas kita
sebagai muslim.
Pada masa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para khulafaur
rasyidin, umat Islam bersatu dan bersaudara di bawah bendera tauhid dan syariat,
sehingga mereka dapat menaklukkan jazirah Arab, dan meluaskan wilayah Islam
19
hingga ke Syam, Mesir, Irak, Persia, dan Afrika Utara. Mereka juga dapat
menyebarluaskan dakwah Islam dan membawa rahmat bagi seluruh alam .
Oleh karena itu, kita harus berusaha untuk menjaga dan memperbaiki persatuan
dan ukhuwah umat Islam, dengan mengedepankan prinsip-prinsip Islam, seperti
tauhid, syariat, sunnah, ijma’, dan maslahah, serta menghindari hal-hal yang dapat
memecah belah umat, seperti khurafat, bid’ah, takfir, dan fitnah. Kita juga harus
saling mencintai, menyayangi, menolong, dan mendukung sesama muslim, tanpa
membeda-bedakan suku, bangsa, warna kulit, atau golongan.
Demikianlah beberapa pelajaran berharga dari sejarah Islam yang dapat kita
ambil. Semoga Allah memberikan kita hidayah dan taufik untuk mengamalkan
pelajaran-pelajaran tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari.
Kesimpulan
20
- Mendirikan sekolah-sekolah Islam yang berkualitas, dengan menyediakan guru
dan dosen yang kompeten dan berakhlak, serta kurikulum dan fasilitas yang
memadai untuk mengembangkan potensi siswa dalam bidang agama dan profesi
lainnya, khususnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
Daftar Pustaka
Taslim, A. Lc. , MA. (2019, August 31). Mengembalikan Kejayaan Umat Islam.
Muslim.or.Id.
21