Anda di halaman 1dari 21

Bagaimana Cara Umat Islam Mengembalikan Kejayaan di Bidang Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan

Islam adalah agama yang mengajarkan pentingnya ilmu pengetahuan dan


teknologi kesehatan bagi kesejahteraan umat manusia. Hal ini dapat dilihat dari
banyak ayat Al Qur'an dan hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang
menekankan pentingnya menjaga kesehatan, mencari obat, dan mengobati
penyakit. Misalnya, Allah Ta'ala berfirman: "Dan jika Allah menimpakan suatu
penyakit kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya selain Dia."
(QS. Al-An'am: 17). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Tidaklah
Allah menurunkan penyakit, melainkan menurunkan pula obatnya." (HR. Bukhari
dan Muslim).

Dalam sejarahnya, umat Islam pernah mengalami masa keemasan di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan, dengan menghasilkan banyak ilmuwan
dan penemu yang memberikan sumbangan besar bagi peradaban dunia. Masa
keemasan ini berlangsung dari abad ke-8 hingga ke-13 Masehi, ketika umat Islam
menguasai wilayah yang luas, dari Spanyol hingga India, dan menjadi pusat ilmu
pengetahuan dan budaya dunia. Umat Islam mewarisi dan mengembangkan ilmu-
ilmu dari peradaban sebelumnya, seperti Yunani, Romawi, Persia, India, dan Cina,
serta menciptakan ilmu-ilmu baru yang orisinal dan inovatif (Arfaumroh.id, 2023).

Beberapa contoh tokoh ilmuwan Muslim yang terkenal di bidang kesehatan adalah
Ibnu Sina, Al-Razi, Al-Zahrawi, Ibnu al-Nafis, dan lain-lain. Mereka tidak hanya
mengembangkan ilmu kedokteran, farmasi, bedah, dan anatomi, tetapi juga
menciptakan alat-alat medis, obat-obatan, dan metode pengobatan yang inovatif.
Karya-karya mereka menjadi rujukan dan inspirasi bagi ilmuwan-ilmuwan lain di
dunia, baik Muslim maupun non-Muslim. Berikut adalah beberapa contoh karya
dan prestasi mereka:

- Ibnu Sina (980-1037 M), yang dikenal sebagai Avicenna di Barat, adalah seorang
filsuf, dokter, dan ilmuwan yang menulis lebih dari 450 buku tentang berbagai
topik, termasuk kedokteran, filsafat, astronomi, matematika, dan logika. Karyanya
yang paling terkenal adalah Al-Qanun fi al-Tibb (The Canon of Medicine), yang
merupakan ensiklopedia kedokteran yang paling lengkap dan sistematis pada

1
zamannya. Buku ini menjadi standar pengajaran kedokteran di universitas-
universitas Eropa hingga abad ke-17. Ibnu Sina juga menemukan konsep
karantina, penyakit menular, dan penyakit psikosomatis, serta menggambarkan
berbagai penyakit dan pengobatannya, seperti diabetes, kanker, asma, dan
gangguan jiwa.

- Al-Razi (865-925 M), yang dikenal sebagai Rhazes di Barat, adalah seorang
dokter, kimiawan, dan filsuf yang dianggap sebagai bapak kedokteran modern. Ia
menulis lebih dari 200 buku tentang kedokteran, kimia, filsafat, dan etika. Karyanya
yang paling terkenal adalah Al-Hawi fi al-Tibb (The Comprehensive Book of
Medicine), yang merupakan kompilasi dari semua pengetahuan kedokteran yang
ada pada zamannya, termasuk kutipan dari sumber-sumber Yunani, Persia, India,
dan Cina. Al-Razi juga menulis Kitab al-Judari wa al-Hasbah (The Book of
Smallpox and Measles), yang merupakan buku pertama yang secara khusus
membahas tentang dua penyakit tersebut, serta cara diagnosis, pencegahan, dan
pengobatannya. Al-Razi juga menemukan alkohol, asam sulfat, dan asam klorida,
serta mengembangkan metode destilasi, kristalisasi, dan kalsinasi.

- Al-Zahrawi (936-1013 M), yang dikenal sebagai Abulcasis di Barat, adalah


seorang dokter dan ahli bedah yang dianggap sebagai bapak bedah modern. Ia
menulis Al-Tasrif li-man Ajiza 'an al-Ta'lif (The Method of Medicine for Those
Unable to Compose), yang merupakan buku kedokteran yang paling berpengaruh
pada zamannya. Buku ini berisi 30 jilid yang membahas tentang berbagai aspek
kedokteran, seperti farmakologi, dietetik, patologi, diagnosis, terapi, kosmetik, dan
bedah. Al-Zahrawi juga menggambarkan lebih dari 200 alat bedah yang ia ciptakan
atau perbaiki, serta teknik-teknik bedah yang ia lakukan, seperti operasi caesar,
tonsilektomi, trepanasi, amputasi, dan pengobatan luka bakar.

- Ibnu al-Nafis (1213-1288 M), yang dikenal sebagai Al-Nafis di Barat, adalah
seorang dokter dan ahli anatomi yang dianggap sebagai bapak fisiologi sirkulasi
darah. Ia menulis Al-Shamil fi al-Tibb (The Comprehensive Book of Medicine),
yang merupakan buku kedokteran yang sangat mendalam dan rinci, yang
mencakup semua cabang kedokteran, seperti anatomi, fisiologi, patologi,
farmakologi, terapi, dan etika. Ia juga menulis Syarh Tasyrih al-Qanun li-Ibni Sina
(Commentary on the Anatomy of the Canon of Avicenna), yang merupakan buku

2
anatomi yang paling akurat dan lengkap pada zamannya. Ia menemukan konsep
sirkulasi darah paru-paru, yang membantah teori Galen yang menyatakan bahwa
darah berasal dari hati dan bercampur dengan udara di paru-paru. Ia juga
menggambarkan struktur dan fungsi jantung, pembuluh darah, paru-paru, otak,
dan organ-organ lainnya.

Karya-karya ilmuwan Muslim di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan


menjadi rujukan dan inspirasi bagi ilmuwan-ilmuwan lain di dunia, baik Muslim
maupun non-Muslim. Banyak karya-karya mereka yang diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin, Yunani, Ibrani, dan bahasa-bahasa lainnya, dan disebarluaskan di
Eropa, Asia, dan Afrika. Banyak ilmuwan Barat yang mengakui dan menghormati
kontribusi ilmuwan Muslim, seperti Roger Bacon, Leonardo da Vinci, William
Harvey, dan lain-lain. Karya-karya ilmuwan Muslim juga mempengaruhi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan di masa-masa
berikutnya, hingga saat ini.

Namun, pada masa kini, umat Islam tampak tertinggal dan terpuruk dalam
kemunduran ilmiah dan teknologis, khususnya di bidang kesehatan. Hal ini tentu
sangat disayangkan dan harus segera diatasi. Banyak faktor yang menyebabkan
kondisi ini, di antaranya adalah:

- Lemahnya pendidikan Islam. Pendidikan Islam adalah salah satu faktor penting
yang menentukan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.
Pendidikan Islam tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga ilmu dunia,
termasuk ilmu kesehatan. Namun, pada masa kini, banyak lembaga pendidikan
Islam yang kurang berkualitas dan tidak mampu mengikuti perkembangan zaman.
Kurikulum, metode, fasilitas, dan sumber daya manusia yang ada di lembaga
pendidikan Islam seringkali tidak memadai dan tidak sesuai dengan kebutuhan
dan tantangan masa kini. Akibatnya, lulusan pendidikan Islam tidak memiliki
kompetensi dan kreativitas yang tinggi dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan.

- Kurangnya dukungan dan fasilitas untuk penelitian dan pengembangan.


Penelitian dan pengembangan adalah salah satu faktor penting yang menentukan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Penelitian dan

3
pengembangan adalah proses yang melibatkan eksperimen, observasi, analisis,
dan inovasi dalam mencari dan menemukan solusi untuk berbagai masalah
kesehatan. Namun, pada masa kini, banyak umat Islam yang kurang mendukung
dan memberikan fasilitas untuk penelitian dan pengembangan. Anggaran,
peralatan, laboratorium, dan bantuan yang diberikan untuk penelitian dan
pengembangan seringkali tidak cukup dan tidak memenuhi standar. Akibatnya,
peneliti dan pengembang Islam tidak memiliki kesempatan dan kemampuan yang
optimal dalam menghasilkan karya dan penemuan yang bermanfaat dalam bidang
ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.

- Rendahnya kesadaran dan minat umat Islam terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan. Kesadaran dan minat umat Islam terhadap ilmu pengetahuan
dan teknologi kesehatan adalah salah satu faktor penting yang menentukan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Kesadaran dan minat umat
Islam terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan adalah sikap dan
motivasi yang mendorong umat Islam untuk belajar, menuntut, mengembangkan,
dan mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Namun, pada
masa kini, banyak umat Islam yang kurang memiliki kesadaran dan minat terhadap
ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Banyak umat Islam yang menganggap
ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan sebagai hal yang tidak penting, tidak
sesuai dengan ajaran Islam, atau bahkan bertentangan dengan Islam. Akibatnya,
umat Islam tidak memiliki dorongan dan semangat yang tinggi dalam mempelajari
dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.

- Adanya konflik, perpecahan, dan penjajahan yang menghambat kemajuan umat


Islam. Konflik, perpecahan, dan penjajahan adalah salah satu faktor penting yang
menentukan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Konflik,
perpecahan, dan penjajahan adalah situasi yang menyebabkan umat Islam terlibat
dalam pertikaian, perselisihan, dan peperangan, baik antara sesama umat Islam
maupun dengan umat lain. Konflik, perpecahan, dan penjajahan tidak hanya
merusak keamanan, ketentraman, dan kesejahteraan umat Islam, tetapi juga
menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Umat Islam
yang sibuk dengan konflik, perpecahan, dan penjajahan tidak memiliki waktu,
tenaga, dan pikiran yang cukup untuk mengurus dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi kesehatan. Bahkan, banyak ilmu pengetahuan dan

4
teknologi kesehatan yang dimiliki umat Islam yang hilang, rusak, atau dicuri akibat
konflik, perpecahan, dan penjajahan.

Hal-hal di atas adalah beberapa faktor yang menyebabkan kondisi kemunduran


ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan umat Islam pada masa kini. Hal ini
tentu sangat disayangkan dan harus segera diatasi. Umat Islam harus menyadari
pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan bagi kesejahteraan dan
kemajuan umat manusia. Umat Islam harus berusaha untuk memperbaiki dan
meningkatkan pendidikan Islam, dukungan dan fasilitas untuk penelitian dan
pengembangan, kesadaran dan minat terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi
kesehatan, serta mengatasi konflik, perpecahan, dan penjajahan yang
menghambat kemajuan umat Islam. Dengan demikian, umat Islam dapat
mengembalikan kejayaan dan kontribusi mereka dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi kesehatan, serta memberikan manfaat bagi seluruh umat manusia
(Taslim, 2019).

Memperkuat Pendidikan Islam

Pendidikan Islam adalah proses pembelajaran dan pengajaran yang berdasarkan


pada ajaran Islam, baik yang bersumber dari Al-Qur'an, Sunnah, maupun hasil
ijtihad para ulama. Pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk manusia yang
beriman, berilmu, berakhlak, dan beramal, serta mampu berkontribusi bagi
kemaslahatan umat dan bangsa. Pendidikan Islam juga mencakup berbagai
aspek, seperti pendidikan keagamaan, pendidikan akliyah, pendidikan akhlak,
pendidikan sosial, dan pendidikan keterampilan.

Memperkuat pendidikan Islam dapat dilakukan dengan beberapa strategi, antara


lain:

- Meningkatkan kualitas guru dalam mendidik. Guru adalah faktor utama dalam
keberhasilan pendidikan. Guru harus memiliki pengetahuan, kemampuan,
keterampilan, sikap, dan kebiasaan yang baik, serta mampu menumbuhkan dan

5
mengembangkan kreativitas dalam mengajar. Guru juga harus menguasai materi
pelajaran, metode pembelajaran, dan pengelolaan kelas yang efektif dan efisien.

- Mengembangkan kurikulum dan materi pembelajaran yang sesuai dengan


kebutuhan zaman. Kurikulum dan materi pembelajaran harus relevan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan sosial budaya, serta
mengandung nilai-nilai Islam yang universal dan kontekstual. Kurikulum dan materi
pembelajaran juga harus menyeimbangkan antara aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik, serta mengintegrasikan antara pendidikan formal, nonformal, dan
informal.

- Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai. Sarana dan


prasarana pendidikan adalah alat bantu yang mendukung proses pembelajaran
dan pengajaran. Sarana dan prasarana pendidikan harus lengkap, modern, dan
berkualitas, serta sesuai dengan standar nasional dan internasional. Sarana dan
prasarana pendidikan meliputi gedung, ruang kelas, laboratorium, perpustakaan,
media pembelajaran, fasilitas olahraga, dan lain-lain.

- Mendorong partisipasi dan kerjasama antara semua pihak yang terkait dengan
pendidikan Islam. Pihak yang terkait dengan pendidikan Islam meliputi pemerintah,
masyarakat, orang tua, lembaga pendidikan, organisasi kemasyarakatan, dunia
usaha, dan media massa. Semua pihak harus memiliki komitmen, tanggung jawab,
dan peran yang jelas dalam mendukung dan mengembangkan pendidikan Islam.
Kerjasama antara pihak-pihak tersebut harus dilakukan secara sinergis, harmonis,
dan profesional.

Dengan memperkuat pendidikan Islam, diharapkan umat Islam dapat


mengembalikan kejayaan dan kemuliaan mereka, yang ditunjukkan dengan
kemampuan mereka untuk berpikir dinamis, mengantarkan kemajuan,
membangun peradaban, memperkuat semangat persaudaraan, dan menjadi
mujtahid dalam menghadapi tantangan zaman.

Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Muslim

6
Salah satu faktor penting yang menentukan kejayaan umat Islam adalah kualitas
kepemimpinan Muslim. Kepemimpinan Muslim adalah kepemimpinan yang
berdasarkan pada ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah.
Kepemimpinan Muslim juga harus memiliki visi, misi, strategi, dan tindakan yang
sesuai dengan kepentingan umat Islam dan kemanusiaan.

Untuk meningkatkan kualitas kepemimpinan Muslim, ada beberapa langkah yang


dapat dilakukan, antara lain:

- Memperkuat pendidikan dan pelatihan kepemimpinan. Pendidikan dan pelatihan


kepemimpinan bertujuan untuk membekali calon pemimpin Muslim dengan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk menjadi pemimpin
yang efektif, kompeten, dan bertanggung jawab. Pendidikan dan pelatihan
kepemimpinan dapat dilakukan di berbagai lembaga pendidikan, seperti
pesantren, sekolah, universitas, maupun organisasi keagamaan dan
kemasyarakatan.

- Meneladani kepemimpinan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para


sahabatnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah pemimpin yang
sempurna bagi umat Islam dan seluruh manusia. Beliau memiliki sifat-sifat yang
mulia, seperti kejujuran, keadilan, kebijaksanaan, keberanian, kesabaran, kasih
sayang, dan lain-lain. Beliau juga mampu memimpin umat Islam dengan baik, baik
dalam hal ibadah, dakwah, jihad, maupun urusan dunia. Para sahabat Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam juga merupakan contoh pemimpin yang berhasil
mengembangkan Islam di berbagai wilayah dan zaman. Mereka memiliki loyalitas,
kecintaan, dan pengabdian yang tinggi kepada Allah, Rasul-Nya, dan umat Islam.

- Membangun kerjasama dan solidaritas antara pemimpin dan umat.


Kepemimpinan Muslim tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan
dan partisipasi dari umat Islam. Oleh karena itu, perlu dibangun hubungan yang
harmonis, saling menghormati, dan saling membantu antara pemimpin dan umat.
Pemimpin harus mampu mengayomi, menginspirasi, dan memberdayakan umat,
sedangkan umat harus mampu menghargai, mendukung, dan mengkritik
pemimpin secara konstruktif.

7
Dengan melakukan langkah-langkah di atas, diharapkan kualitas kepemimpinan
Muslim dapat meningkat, sehingga dapat mengembalikan kejayaan umat Islam di
dunia.

Menggalakkan Toleransi Antarumat Beragama

Islam adalah agama yang mengajarkan toleransi antarumat beragama,


sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Islam menghormati
kepercayaan dan keyakinan orang lain, selama mereka tidak memerangi atau
mengusir umat Islam dari tanah air mereka. Islam juga mengakui adanya ahlul
kitab, yaitu orang-orang yang mengikuti kitab-kitab yang diturunkan oleh Allah
sebelum Al-Qur'an, seperti Taurat dan Injil. Islam bahkan memberikan perlakuan
khusus kepada ahlul kitab, seperti boleh menikah dengan mereka, boleh makan
makanan yang mereka sembelih, dan boleh berdebat dengan mereka dengan cara
yang baik.

Namun, toleransi antarumat beragama bukan berarti menyerah atau mengabaikan


perbedaan. Islam tetap menegaskan kebenaran dan kesempurnaan ajarannya,
dan mengajak orang-orang untuk masuk ke dalamnya dengan hikmah dan
maw'izhah hasanah (nasihat yang baik). Islam juga menuntut umatnya untuk
berpegang teguh pada syariatnya, dan tidak mengikuti hawa nafsu atau tekanan
dari luar. Islam juga mengharuskan umatnya untuk berjihad di jalan Allah, baik
dengan lisan, tangan, maupun harta, untuk membela agama dan kaum muslimin
dari segala bentuk penindasan dan kezaliman.

Lalu, bagaimana cara mengembalikan kejayaan umat Islam dengan


menggalakkan toleransi antarumat beragama? Berikut adalah beberapa langkah
yang dapat dilakukan:

8
- Memperkuat iman dan ilmu. Iman dan ilmu adalah modal utama bagi umat Islam
untuk menghadapi tantangan zaman. Dengan iman yang kuat, umat Islam akan
memiliki keyakinan dan motivasi yang tinggi untuk mengamalkan agama mereka
dengan baik. Dengan ilmu yang luas, umat Islam akan memiliki pemahaman yang
benar tentang ajaran Islam, serta mampu berdialog dan berinteraksi dengan
orang-orang dari berbagai latar belakang dan pandangan.

- Menjaga akhlak dan adab. Akhlak dan adab adalah cerminan dari iman dan ilmu.
Dengan akhlak dan adab yang baik, umat Islam akan menunjukkan sikap yang
sopan, santun, ramah, dan hormat kepada sesama manusia, terlepas dari agama,
ras, atau etnis mereka. Dengan akhlak dan adab yang baik, umat Islam juga akan
menarik simpati dan rasa hormat dari orang-orang lain, serta menjadi contoh dan
teladan bagi mereka.

- Membangun kerjasama dan solidaritas. Kerjasama dan solidaritas adalah kunci


untuk mencapai kejayaan. Dengan kerjasama dan solidaritas, umat Islam akan
saling membantu, mendukung, dan melindungi satu sama lain, baik dalam hal
ibadah, dakwah, maupun urusan dunia. Dengan kerjasama dan solidaritas, umat
Islam juga akan mampu bersatu dan berdiri tegak di tengah-tengah persaingan
dan konflik global.

- Meningkatkan kontribusi dan kreativitas. Kontribusi dan kreativitas adalah buah


dari iman, ilmu, akhlak, dan kerjasama. Dengan kontribusi dan kreativitas, umat
Islam akan memberikan manfaat dan nilai tambah bagi diri mereka sendiri, umat
Islam, dan umat manusia secara keseluruhan. Dengan kontribusi dan kreativitas,
umat Islam juga akan menunjukkan prestasi dan kemajuan di berbagai bidang,
seperti ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, sosial, politik, dan ekonomi.

Dengan melakukan langkah-langkah di atas, diharapkan umat Islam dapat


mengembalikan kejayaan mereka di dunia, sekaligus menggalakkan toleransi
antarumat beragama. Dengan demikian, Islam akan kembali menjadi rahmat bagi
alam semesta.

Memajukan Ekonomi Umat Islam MelaluiKewirausahaan

9
Kejayaan umat Islam di masa lalu tidak lepas dari peran ekonomi yang kuat dan
mandiri. Umat Islam pernah menjadi pelaku ekonomi yang produktif, kreatif, dan
inovatif, yang mampu menghasilkan berbagai produk dan jasa yang berkualitas
dan bermanfaat. Umat Islam juga pernah menjadi pemimpin perdagangan dunia,
yang menjalin hubungan dagang dengan berbagai negara dan bangsa, serta
menyebarkan nilai-nilai Islam melalui jalur ekonomi.

Namun, pada masa kini, kondisi ekonomi umat Islam mengalami kemunduran dan
ketergantungan. Umat Islam banyak mengalami kemiskinan, pengangguran,
ketimpangan, dan krisis. Umat Islam juga banyak menjadi konsumen dan pengikut
dari produk dan sistem ekonomi yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
Umat Islam juga kehilangan pengaruh dan peran dalam perekonomian global,
serta menjadi sasaran eksploitasi dan dominasi dari kekuatan-kekuatan ekonomi
lainnya.

Salah satu cara untuk mengembalikan kejayaan umat Islam adalah melalui
pengembangan ekonomi melalui kewirausahaan. Dalam era globalisasi ini,
menjadi pengusaha yang sukses sangat penting dan dapat memberikan
sumbangsih besar bagi umat Islam. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat
dilakukan untuk memajukan ekonomi umat Islam melalui kewirausahaan:

- Mengembangkan minat dan kemampuan kewirausahaan. Minat dan kemampuan


kewirausahaan adalah modal dasar untuk menjadi pengusaha yang berhasil. Umat
Islam harus memiliki semangat dan motivasi yang tinggi untuk berwirausaha, serta
memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk mengelola usaha.
Umat Islam juga harus memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan etika dan
moral Islam, seperti jujur, amanah, profesional, dan bertanggung jawab.

- Membangun jejaring dan kerjasama. Jejaring dan kerjasama adalah kunci untuk
mengembangkan usaha dan meningkatkan daya saing. Umat Islam harus mampu
menjalin hubungan yang baik dengan berbagai pihak, seperti pelanggan,
pemasok, mitra, kompetitor, pemerintah, dan masyarakat. Umat Islam juga harus

10
mampu bekerja sama dengan sesama pengusaha Muslim, baik dalam skala lokal,
nasional, maupun internasional, untuk saling mendukung dan memberdayakan
satu sama lain.

- Memanfaatkan teknologi dan inovasi. Teknologi dan inovasi adalah faktor yang
menentukan keberhasilan dan keunggulan usaha di era digital. Umat Islam harus
mampu memanfaatkan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan kualitas,
efisiensi, dan produktivitas usaha, serta untuk menciptakan produk dan jasa yang
baru dan unik. Umat Islam juga harus mampu mengadaptasi dan mengantisipasi
perubahan dan tantangan yang terjadi akibat perkembangan teknologi dan inovasi.

- Mengedepankan nilai-nilai Islam. Nilai-nilai Islam adalah pondasi dan tujuan dari
usaha yang dilakukan oleh umat Islam. Umat Islam harus mengedepankan nilai-
nilai Islam dalam setiap aspek usaha, seperti produk, proses, pasar, dan
manajemen. Umat Islam harus menjadikan usaha sebagai sarana untuk
beribadah, bersedekah, berdakwah, dan berjihad di jalan Allah. Umat Islam juga
harus menjadikan usaha sebagai sarana untuk mensejahterakan diri, keluarga,
masyarakat, dan umat.

- Menyumbang untuk kemaslahatan umum. Kemaslahatan umum adalah dampak


dan kontribusi dari usaha yang dilakukan oleh umat Islam. Umat Islam harus
menyumbang untuk kemaslahatan umum, baik secara materi maupun non-materi,
melalui usaha yang mereka jalankan. Umat Islam harus berusaha untuk
menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, mengurangi kemiskinan,
memperbaiki lingkungan, dan memberikan manfaat bagi masyarakat dan umat.

Dengan melakukan langkah-langkah di atas, diharapkan umat Islam dapat


memajukan ekonomi umat Islam melalui kewirausahaan, sehingga dapat
mengembalikan kejayaan umat Islam di dunia.

Salah satu cita-cita yang harus selalu dijaga dan diupayakan oleh setiap orang
yang mengaku beriman kepada Allah Ta’ala dan hari akhir adalah kejayaan Islam
dan umatnya. Kejayaan ini bukan hanya berupa kemakmuran dunia, tetapi juga
keselamatan akhirat. Karena itu, orang yang beriman tidak boleh merasa puas
atau acuh dengan keadaan Islam dan umatnya yang sedang mengalami

11
kemunduran dan keterpurukan. Sebaliknya, ia harus selalu berharap dan
berusaha untuk mengembalikan kehormatan dan ketinggian Islam di mata dunia.
Karena salah satu hal yang dapat menghapus keimanan seseorang dari hatinya
adalah merasa senang atau bahkan berkontribusi dalam kejatuhan dan
kemerosotan agama Islam, dan tidak memiliki keinginan atau usaha untuk
memperbaiki dan memajukan Islam. Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak memiliki
rasa cinta dan loyalitas kepada agama dan umatnya, yang merupakan bagian dari
konsekuensi keimanan. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam kecintaan dan kasih
sayang di antara mereka adalah seperti satu badan, jika salah satu anggota tubuh
merasa sakit, maka seluruh (anggota) tubuh lainnya ikut merasakan (sakit
tersebut) karena susah tidur dan demam“¹. Dalam hadits shahih lainnya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah sempurna keimanan seseorang
sampai dia menyukai (kebaikan) untuk saudaranya (sesama muslim)
sebagaimana dia menyukai (kebaikan tersebut) untuk dirinya sendiri“².

Kita semua menyaksikan dan mendengar berbagai berita yang menyedihkan


tentang kondisi umat Islam di berbagai belahan dunia yang sedang menghadapi
berbagai macam kesulitan, kesengsaraan, dan penzaliman. Umat Islam dibunuh,
diusir, dipenjara, ditindas, dihina, dan dilecehkan oleh musuh-musuh Islam, baik
dari luar maupun dari dalam. Umat Islam juga terpecah-belah, saling bermusuhan,
dan saling mencela. Umat Islam juga tertinggal dalam berbagai bidang, seperti
ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, politik, dan budaya. Umat Islam juga
kehilangan identitas, nilai, dan prinsip-prinsip Islam dalam kehidupan mereka.
Semua ini seolah-olah menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang rendah dan
hina, dan tidak mendapatkan pertolongan dan bantuan dari Allah Ta’ala, sehingga
umat Islam tidak memiliki kekuatan dan kemampuan untuk melawan dan
mengalahkan musuh-musuh mereka.

Padahal, Allah Ta’ala telah menjanjikan dalam Al-Qur’an bahwa Islam adalah
agama yang tinggi dan mulia, dan Allah Ta’ala akan memberikan pertolongan dan
kemenangan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Allah Ta’ala

12
berfirman, “Dia-lah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk
dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun
orang-orang musyrik tidak menyukainya“ (QS. At-Taubah: 33). Allah Ta’ala juga
berfirman, “Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang
yang beriman di dalam kehidupan dunia dan di hari orang-orang dibangkitkan dari
kuburnya“ (QS. Ghafir: 51). Allah Ta’ala juga berfirman, “Dan jika Allah menolong
kamu, maka tidak ada yang dapat mengalahkan kamu; dan jika Allah membiarkan
kamu (tidak menolongmu), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu
sesudah Dia? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang yang beriman
bertawakkal“ (QS. Ali Imran: 160).

Oleh karena itu, umat Islam harus bangkit dan berusaha untuk mengembalikan
kejayaan Islam dengan cara-cara yang sesuai dengan syariat Allah Ta’ala. Umat
Islam harus bersungguh-sungguh dalam mempelajari dan mengamalkan ajaran
Islam, serta menyebarkannya kepada orang-orang lain dengan cara yang bijak
dan menarik. Umat Islam harus bersatu dan bersama-sama menghadapi musuh-
musuh Islam, serta membela hak-hak dan kepentingan umat Islam di mana saja.
Umat Islam harus berperan aktif dalam membangun peradaban yang
berlandaskan nilai-nilai Islam, serta berkontribusi dalam kemajuan ilmu
pengetahuan, teknologi, ekonomi, politik, dan budaya. Umat Islam harus menjaga
kehormatan dan kesejahteraan diri, keluarga, masyarakat, dan umat, serta
menjauhi segala hal yang dapat merusak dan merendahkan mereka.

Dengan demikian, umat Islam akan mendapatkan ridha dan pertolongan dari Allah
Ta’ala, serta menjadi saksi dan pembawa rahmat bagi seluruh alam. Allah Ta’ala
berfirman, “Dan demikianlah Kami telah menjadikan kamu umat yang adil dan
pilihan, agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul
(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu“ (QS. Al-Baqarah: 143). Allah
Ta’ala juga berfirman, “Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi)
rahmat bagi semesta alam“ (QS. Al-Anbiya: 107). Semoga Allah Ta’ala
memberikan taufik dan hidayah kepada kita semua untuk menjadi umat yang jaya
dan mulia.

13
Dalil-dalil yang Menunjukkan Kejayaan dan Ketinggian Umat Islam

- Allah Ta'ala berfirman, { ‫ِين ُك ِل ِه ول ْو ك ِره‬ ْ ‫ق ِلي‬


ِ ‫ُظ ِهرهُ على الد‬ ِ ‫ِين الْح‬
ِ ‫هُو الَّذِي أرْ سل رسُولهُ ِبالْ ُهدى ود‬
‫" }الْ ُم ْش ِر ُكون‬Dialah (Allah Ta'ala) yang mengutus Rasul-Nya (dengan membawa)
petunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya (agama itu) atas semua
agama (lainnya), walupun orang-orang musyrik tidak menyukainya". (QS At
Taubah: 33, dan QS Ash Shaff: 9). Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Ta'ala telah
memilih Islam sebagai agama yang paling sempurna dan paling sesuai dengan
fitrah manusia, dan Allah Ta'ala telah menjamin bahwa Islam akan mendominasi
dan mengalahkan semua agama lain, meskipun orang-orang musyrik membenci
dan menentangnya. Ini adalah janji Allah Ta'ala yang pasti terjadi, sebagaimana
telah terbukti dalam sejarah, ketika Islam menyebar dan berkembang di berbagai
belahan dunia, dan menjadi rahmat bagi seluruh makhluk.

- Allah Ta'ala berfirman, {‫ّلِل الْع َِّزةُ ولِرسُو ِل ِه ولِلْ ُمؤْ ِمنِين ول ِكنَّ الْ ُمنا ِفقِين ال ي ْعل ُمون‬
ِ َّ ِ ‫" }و‬...Padahal
kemuliaan itu hanyalah milik Allah, milik Rasul-Nya dan milik orang-orang yang
beriman, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahaminya". (QS Al
Munaafiquun: 8). Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Ta'ala telah memberikan
kemuliaan dan kehormatan kepada orang-orang yang beriman dan mengikuti
Rasul-Nya, sedangkan orang-orang munafik dan kafir tidak memiliki kemuliaan
dan kehormatan, meskipun mereka memiliki harta, kekuasaan, atau kedudukan.
Kemuliaan dan kehormatan yang sebenarnya adalah yang bersumber dari Allah
Ta'ala, yang tidak akan hilang atau berkurang, sebagaimana firman-Nya, {‫م ْن كان‬
‫لِلَف الْع َِّزةُ جمِيعًا‬
ِ َّ ِ ‫" }ي ُِريدُ الْع َِّزة‬Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi
Allah-lah kemuliaan itu semuanya". (QS Fathir: 10).

- Allah Ta'ala berfirman, {‫ض كما اسْت ْخلف‬ ِ ‫ّللا الَّذِين آمنُوا ِمنْكُ ْم وع ِملُوا الصَّالِحا‬
ِ ْ‫ت ليسْت ْخلِفنَّ ُه ْم فِي ْاْلر‬ ُ َّ ‫وعد‬
‫الَّذِين م ِْن قبْ ِل ِه ْم وليُمكِننَّ ل‬...} "Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di
antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-
sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam
ketakutan menjadi aman sentosa". (QS. An-Nur: 55). Ayat ini menunjukkan bahwa
Allah Ta'ala telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal

14
saleh bahwa Dia akan memberikan mereka kekuasaan di bumi, sebagaimana Dia
telah memberikan kekuasaan kepada umat-umat terdahulu, seperti Nabi Ibrahim,
Nabi Musa, Nabi Daud, dan Nabi Sulaiman, yang semuanya adalah pemimpin
yang adil dan bijaksana. Allah Ta'ala juga akan meneguhkan agama Islam bagi
mereka, sehingga mereka dapat menegakkan syariat Allah di bumi dengan
sempurna. Allah Ta'ala juga akan mengganti keadaan mereka yang dulu hidup
dalam ketakutan dan kelemahan menjadi aman dan kuat, sehingga mereka dapat
beribadah kepada Allah dengan tenang dan nyaman.

- Allah Ta'ala berfirman, {‫الذ ْك ِر أنَّ ْاْلرْ ض ي ِرثُها عِبادِي الصَّا ِلحُون‬
ِ ‫ُور م ِْن ب ْع ِد‬ َّ ‫" }ولق ْد كتبْنا فِي‬Dan
ِ ‫الزب‬
sesungguhnya telah Kami tulis dalam Zabur (Kitab Suci) sesudah (Kami tulis
dalam) Lauh Mahfuz, bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang
saleh". (QS. Al-Anbiya: 105). Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Ta'ala telah
menetapkan dalam kitab-kitab-Nya yang suci bahwa bumi ini akan menjadi milik
orang-orang yang saleh, yaitu orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya,
serta berbuat baik kepada makhluk. Mereka adalah orang-orang yang akan
mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, serta mendapatkan keridhaan
dan rahmat Allah. Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah Ta'ala telah menjamin
bahwa kebenaran dan keadilan akan selalu menang atas kebatilan dan kezaliman,
meskipun terkadang tampak sebaliknya.

- Allah Ta'ala berfirman, {‫ض كما اسْت ْخلف‬ ِ ‫ّللا الَّذِين آمنُوا ِمنْكُ ْم وع ِملُوا الصَّالِحا‬
ِ ْ‫ت ليسْت ْخلِفنَّ ُه ْم فِي ْاْلر‬ ُ َّ ‫وعد‬
‫الَّذِين م ِْن قبْ ِل ِه ْم وليُمكِننَّ ل‬...} "Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di
antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-
sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah
menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan
meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia
benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam
ketakutan menjadi aman sentosa". (QS. An-Nur: 55). Ayat ini menunjukkan bahwa
Allah Ta'ala telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal
saleh bahwa Dia akan memberikan mereka kekuasaan di bumi, sebagaimana Dia
telah memberikan kekuasaan kepada umat-umat terdahulu, seperti Nabi Ibrahim,
Nabi Musa, Nabi Daud, dan Nabi Sulaiman, yang semuanya adalah pemimpin
yang adil dan bijaksana. Allah Ta'ala juga akan meneguhkan agama Islam bagi
mereka, sehingga mereka dapat menegakkan syariat Allah di bumi dengan

15
sempurna. Allah Ta'ala juga akan mengganti keadaan mereka yang dulu hidup
dalam ketakutan dan kelemahan menjadi aman dan kuat, sehingga mereka dapat
beribadah kepada Allah dengan tenang dan nyaman.

- Allah Ta'ala berfirman, {‫الذ ْك ِر أنَّ ْاْلرْ ض ي ِرثُها عِبادِي الصَّا ِلحُون‬
ِ ‫ُور م ِْن بعْ ِد‬ َّ ‫" }ولق ْد كتبْنا فِي‬Dan
ِ ‫الزب‬
sesungguhnya telah Kami tulis dalam Zabur (Kitab Suci) sesudah (Kami tulis
dalam) Lauh Mahfuz, bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang
saleh". (QS. Al-Anbiya: 105). Ayat ini menunjukkan bahwa Allah Ta'ala telah
menetapkan dalam kitab-kitab-Nya yang suci bahwa bumi ini akan menjadi milik
orang-orang yang saleh, yaitu orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya,
serta berbuat baik kepada makhluk. Mereka adalah orang-orang yang akan
mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, serta mendapatkan keridhaan
dan rahmat Allah. Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah Ta'ala telah menjamin
bahwa kebenaran dan keadilan akan selalu menang atas kebatilan dan kezaliman,
meskipun terkadang tampak sebaliknya.

Syarat Terwujudnya Janji Allah tersebut

Janji Allah kepada umat Islam adalah janji yang pasti terjadi, sebagaimana firman-
Nya dalam Al-Qur'an bahwa Dia akan memberikan kemenangan, kemuliaan, dan
surga bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Namun, janji Allah
tersebut tidak akan terwujud dengan sendirinya, melainkan membutuhkan syarat-
syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh umat Islam.

Syarat pertama adalah iman yang benar, yaitu iman yang tidak hanya terbatas
pada pengakuan lisan, tetapi juga dibuktikan dengan hati dan amal perbuatan.
Iman yang benar akan menjadikan seseorang bertakwa kepada Allah, yaitu
menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Orang-orang yang
bertakwa inilah yang menjadi ahli surga, sebagaimana firman Allah dalam QS Ali
Imran ayat 133.

16
Syarat kedua adalah ikhtiar dan jihad, yaitu berusaha dengan sungguh-sungguh
untuk menegakkan agama Allah di muka bumi, baik dengan lisan, tangan, harta,
maupun jiwa. Jihad adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang merupakan syarat untuk mendapatkan
pertolongan Allah, sebagaimana firman-Nya dalam QS An-Nur ayat 56. Jihad juga
merupakan cara untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan meningkatkan
derajat di sisi Allah.

Syarat ketiga adalah sabar dan istiqamah, yaitu bersikap teguh dan kokoh dalam
menghadapi segala cobaan, godaan, dan tantangan yang datang dari musuh-
musuh Islam. Sabar dan istiqamah adalah sifat yang harus dimiliki oleh orang-
orang yang beriman, karena mereka akan selalu diuji oleh Allah untuk menguji
keimanan dan ketakwaan mereka. Allah berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 155
bahwa Dia akan menguji orang-orang yang beriman dengan berbagai macam
ujian, seperti takut, lapar, kehilangan harta, jiwa, dan buah hati. Namun, Allah juga
berfirman dalam ayat yang sama bahwa Dia akan memberikan kabar gembira dan
rahmat kepada orang-orang yang bersabar.

Syarat keempat adalah persatuan dan ukhuwah, yaitu bersikap saling mencintai,
menyayangi, menolong, dan mendukung sesama muslim, tanpa membeda-
bedakan suku, bangsa, warna kulit, atau golongan. Persatuan dan ukhuwah
adalah salah satu faktor yang menentukan kekuatan dan kejayaan umat Islam,
sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa umat Islam
adalah seperti satu tubuh, jika salah satu anggotanya sakit, maka seluruh
tubuhnya akan merasakan sakit tersebut. Persatuan dan ukhuwah juga
merupakan cara untuk menghindari konflik dan perselisihan yang dapat merusak
umat Islam dari dalam.

Pelajaran Berharga Dari Sejarah Islam Esai

Sejarah Islam adalah catatan tentang perjalanan agama Islam sejak zaman Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam hingga saat ini, yang mencakup berbagai

17
aspek kehidupan, seperti politik, sosial, budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan, dan
teknologi. Sejarah Islam juga merupakan saksi tentang kebesaran dan kejayaan
umat Islam di masa lalu, serta tantangan dan cobaan yang mereka hadapi di masa
kini. Dengan mempelajari sejarah Islam, kita dapat mengambil banyak pelajaran
berharga yang dapat bermanfaat bagi kehidupan kita sebagai muslim di zaman
modern ini.

Berikut ini adalah beberapa pelajaran berharga dari sejarah Islam yang dapat kita
ambil:

1. Pentingnya Iman dan Amal Shalih

Iman dan amal shalih adalah syarat utama untuk meraih keberuntungan dan
keselamatan di dunia dan akhirat. Ini adalah pelajaran yang dapat kita ambil dari
kisah-kisah para nabi dan rasul, serta para sahabat dan generasi salafus shalih,
yang selalu berpegang teguh pada ajaran Islam dan berjuang di jalan Allah dengan
penuh pengorbanan. Mereka adalah orang-orang yang mendapatkan janji Allah
berupa kemenangan, kemuliaan, dan surga.

Sebaliknya, orang-orang yang kafir, munafik, dan fasik adalah orang-orang yang
mendapatkan ancaman Allah berupa kehinaan, kebinasaan, dan neraka . Ini
adalah pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah-kisah para musuh Islam, seperti
kaum kafir Quraisy, Yahudi, Romawi, Persia, Mongol, dan lain-lain, yang selalu
berusaha menghalangi dan memerangi dakwah Islam, tetapi akhirnya mereka
kalah dan binasa.

Oleh karena itu, kita harus senantiasa meningkatkan iman dan amal shalih kita,
dengan mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah, serta mengambil teladan dari para
ulama dan orang-orang shalih. Kita juga harus menjauhi segala bentuk
kemaksiatan, bid’ah, dan kesesatan, yang dapat merusak iman dan amal shalih
kita, serta mengundang murka dan azab Allah.

2. Pentingnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah sarana untuk mengembangkan


peradaban dan kesejahteraan umat manusia, serta untuk menunjukkan

18
keagungan dan kekuasaan Allah. Ini adalah pelajaran yang dapat kita ambil dari
sejarah peradaban Islam, yang mencapai puncak kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi pada masa keemasan Islam, yaitu antara abad ke-8 hingga ke-13
Masehi .

Pada masa itu, umat Islam menghasilkan banyak karya ilmiah dan penemuan
penting di berbagai bidang, seperti matematika, astronomi, fisika, kimia, biologi,
kedokteran, farmasi, geografi, sejarah, sastra, seni, arsitektur, dan lain-lain. Umat
Islam juga mengembangkan sistem pendidikan, perpustakaan, observatorium,
rumah sakit, dan industri, yang menjadi contoh dan sumber inspirasi bagi dunia .

Sebaliknya, umat Islam mengalami kemunduran ilmu pengetahuan dan teknologi


pada masa-masa selanjutnya, akibat dari faktor-faktor internal dan eksternal,
seperti perpecahan politik, konflik sosial, penjajahan asing, dan pengaruh budaya
barat. Ini menyebabkan umat Islam tertinggal dan terpuruk dalam kemiskinan,
ketertindasan, dan keterbelakangan .

Oleh karena itu, kita harus berusaha untuk mengembalikan semangat dan tradisi
keilmuan dan teknologi umat Islam, dengan belajar dan meneliti berbagai ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta mengaplikasikannya untuk kemaslahatan umat
dan masyarakat. Kita juga harus mengambil manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi yang ada di dunia, tanpa meninggalkan nilai-nilai Islam dan identitas kita
sebagai muslim.

3. Pentingnya Persatuan dan Ukhuwah

Persatuan dan ukhuwah adalah kunci untuk memperkuat dan mempertahankan


umat Islam dari segala ancaman dan musuh. Ini adalah pelajaran yang dapat kita
ambil dari sejarah perjuangan Islam, yang menunjukkan bahwa umat Islam dapat
meraih kemenangan dan kejayaan ketika mereka bersatu dan bersaudara, serta
mengalami kekalahan dan kehancuran ketika mereka terpecah dan bermusuhan .

Pada masa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para khulafaur
rasyidin, umat Islam bersatu dan bersaudara di bawah bendera tauhid dan syariat,
sehingga mereka dapat menaklukkan jazirah Arab, dan meluaskan wilayah Islam

19
hingga ke Syam, Mesir, Irak, Persia, dan Afrika Utara. Mereka juga dapat
menyebarluaskan dakwah Islam dan membawa rahmat bagi seluruh alam .

Sebaliknya, umat Islam terpecah dan bermusuhan pada masa-masa selanjutnya,


akibat dari perselisihan politik, perbedaan madzhab, konflik etnis, dan pengaruh
asing. Ini menyebabkan umat Islam lemah dan rapuh, serta menjadi sasaran
empuk bagi musuh-musuh Islam, seperti Mongol, Salibis, dan Kolonialis, yang
menghancurkan dan menjajah negeri-negeri Islam .

Oleh karena itu, kita harus berusaha untuk menjaga dan memperbaiki persatuan
dan ukhuwah umat Islam, dengan mengedepankan prinsip-prinsip Islam, seperti
tauhid, syariat, sunnah, ijma’, dan maslahah, serta menghindari hal-hal yang dapat
memecah belah umat, seperti khurafat, bid’ah, takfir, dan fitnah. Kita juga harus
saling mencintai, menyayangi, menolong, dan mendukung sesama muslim, tanpa
membeda-bedakan suku, bangsa, warna kulit, atau golongan.

Demikianlah beberapa pelajaran berharga dari sejarah Islam yang dapat kita
ambil. Semoga Allah memberikan kita hidayah dan taufik untuk mengamalkan
pelajaran-pelajaran tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari.

Kesimpulan

Umat Islam pernah mengalami kejayaan dan kemajuan di bidang ilmu


pengetahuan dan teknologi kesehatan pada masa keemasan Islam, tetapi
kemudian mengalami kemunduran dan keterbelakangan akibat berbagai faktor
internal dan eksternal. Untuk mengembalikan kejayaan tersebut, umat Islam perlu
melakukan beberapa upaya (www.freedomsiana.id, 2018), antara lain:

- Meningkatkan persatuan dan kesatuan umat, dengan menghilangkan


perpecahan, konflik, dan pengaruh asing yang dapat melemahkan umat Islam dari
dalam.

- Melakukan gerakan pembaruan akidah dan tajdid, dengan mengoreksi


pemahaman dan pengamalan terhadap ajaran Islam yang sesuai dengan Al-
Qur'an dan Sunnah, serta menghindari segala bentuk kemaksiatan, bid'ah, dan
kesesatan yang dapat merusak iman dan amal shalih.

20
- Mendirikan sekolah-sekolah Islam yang berkualitas, dengan menyediakan guru
dan dosen yang kompeten dan berakhlak, serta kurikulum dan fasilitas yang
memadai untuk mengembangkan potensi siswa dalam bidang agama dan profesi
lainnya, khususnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.

- Modernisasi ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, dengan belajar dan


meneliti berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang ada di dunia,
serta mengaplikasikannya untuk kemaslahatan umat dan masyarakat, tanpa
meninggalkan nilai-nilai Islam dan identitas sebagai muslim.

- Meningkatkan kualitas kepemimpinan Muslim, dengan memberikan pendidikan


dan pelatihan kepada Muslim yang ingin menjadi pemimpin, baik di bidang agama
maupun profesi lainnya, serta memberikan arahan, inspirasi, dan solusi yang jelas
untuk mengatasi tantangan yang dihadapi umat Islam.

Daftar Pustaka

Arfaumroh.id. (2023, October 12). Bagaimana Cara Mengembalikan Kejayaan Umat


Islam. Arfahumroh.Id.

Taslim, A. Lc. , MA. (2019, August 31). Mengembalikan Kejayaan Umat Islam.
Muslim.or.Id.

www.freedomsiana.id. (2018, November 11). 5 Upaya Mencapai Kebangkitan Islam


Modern. Www.Freedomsiana.Id.

21

Anda mungkin juga menyukai