Anda di halaman 1dari 12

MIKROBIOLOGI UDARA DAN AIR

KELOMPOK 11:

Nama : NIM :
1. Fitri Asih P1337420617007
2. Annisa Dinda Rizki P1337420617048
3. Ni Luh Noni Andayani P1337420617071
4. Diah Ayu Putri Anggraini P1337420617079

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

TAHUN AJARAN 2018


DAFTAR ISI

JUDUL

DAFTAR ISI ii

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................... 5
1.1. LATAR BELAKANG........................................................................................... 5

1.2. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................... 5

1.3. TUJUAN PENULISAN........................................................................................ 5


1.4. MANFAAT PENULISAN.................................................................................... 5
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................... 6
2.1 ................................................................................................................................ 6
2.2 ................................................................................................................................ 6
BAB III PENUTUP............................................................................................................. 16
4.1 KESIMPULAN ..................................................................................................... 16
4.2 SARAN ................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 17

ii
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Makalah : Mikroba Udara dan Air


2. Ketua Tim
a. Nama Lengkap : Ni Luh Noni Andayani
b. Program Studi : S1 Terapan Keperawatan Semarang
c. NIM : P1337420617071
3. Pembimbing
a. Nama Lengkap :
b. NIP :

Semarang, 21 September 2018

Pembimbing, Ketua Tim,

Ni Luh Noni Andayani

NIP. NIM. P1337420617071

iii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
nikmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Mikroba Udara dan
Air”

Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan tentang mikroba lingkungan udara dan air.

Makalah ini telah penulis selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada segenap
pihak yang telah membantu secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang lain yang
membacanya.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi.
Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , penulis selaku penyusun menerima segala kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 21 September 2018

Mahasiswa S1 Terapan Keperawatan

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Mikroba ada dimana-mana, termasuk udara. Diudara hidup berbagai jenis mikroba yang
saling hidup berdampingan. Udara terdiri dari berbagai lapisan hingga ketinggian sekitar
1000 km. Lapisan yang terdekat dengan bumi disebut troposfer. Di daerah subtropis,
troposfer memanjang sekitar 11 km sedangkan di daerah tropis sampai sekitar 16 km.
Troposfer ini dicirikan dengan keberadaan mikroorganisme. Temperatur atmosfer bervariasi
dekat permukaan bumi. Namun, mikroba dalam jumlah besar ditemukan di atmosfer bagian
bawah (permukaan bumi).
Oksigen merupakan kebutuhan utama manusia yang paling esensial. Saat ini, masyarakat
di kota-kota besar sudah sulit mendapat udara yang bersih dan segar karena tingginya tingkat
pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor dan kegiatan pabrik. Kondisi pencemaran
udara seperti ini mengakibatkan logam-logam berat berbahaya, virus, bakteri dan
mikroorganisme lainnya bercampur baur dan masuk ke dalam tubuh melalui tarikan napas
kita. Mengetahui jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme yang
berterbangan bebas di udara dan cara penanggulangannya adalah penting agar kita dapat
melakukan pencegahan terhadap penyakit tersebut. Pada praktikum kali ini, kami akan
memaparkan beberapa jenis mikroba udara serta identifikasi jenis mikroba udara dari
berbagai ruangan laboratorium yang berbeda-beda.
Dari semua lingkungan, udara merupakan lingkungan yang paling sederhana dan
lingkungan ini berada dalam dalam satu fasa yaitu gas. Jumlah relatif dari berbagai gas di
udara diukur dengan persentase volume yaitu terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, 0,9%
argon, 0,03% karbon dioksida 0,01% hidrogen dan gas lainnya dalam jumlah sedikit. Selain
berbagai gas, debu dan uap yang terkondensasi juga dapat ditemukan di udara. Udara terdiri
dari berbagai lapisan hingga ketinggian sekitar 1000 km. Lapisan yang terdekat dengan bumi
disebut troposfer. Di daerah subtropis, troposfer memanjang sekitar 11 km sedangkan di
daerah tropis sampai sekitar 16 km. Troposfer ini dicirikan dengan keberadaan
mikroorganisme. Temperatur atmosfer bervariasi dekat permukaan bumi. Namun, mikroba
dalam jumlah besar ditemukan di atmosfer bagian bawah (permukaan bumi).

5
            Oksigen merupakan kebutuhan utama manusia yang paling esensial. Saat ini,
masyarakat di kota-kota besar sudah sulit mendapat udara yang bersih dan segar karena
tingginya tingkat pencemaran udara akibat asap kendaraan bermotor dan kegiatan pabrik.
Kondisi pencemaran udara seperti ini mengakibatkan logam-logam berat berbahaya, virus,
bakteri dan mikroorganisme lainnya bercampur baur dan masuk ke dalam tubuh melalui
tarikan napas kita. Mengetahui jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme
yang berterbangan bebas di udara dan cara penanggulangannya adalah penting agar kita
dapat melakukan pencegahan terhadap penyakit tersebut. Pada bahasan kali ini, kami akan
memaparkan beberapa jenis penyakit yang ditularkan melalui udara diantaranya penyakit
TBC, meningitis dan influenza.
1.2 Rumusan Masalah

6
Mikrobiologi Lingkungan
Menurut Budiyanto (2005), lingkungan merupakan sesuatu yang ada di sekeliling kita
dimana semua makhluk hidup berada dari makhluk terkecil (mikroorganisme) sampai
makhluk yang sempurna (manusia). Lingkungan yang terdiri dari udara, air dan tanah dimana
dari ketiga komponen tersebut kita sangat membutuhkannya dalam kehidupan sehari-hari,
bila ketiga komponen tersebut terganggu maka terganggu pula aktivitas kita, misalnya saja
jika terdapat mikroorganisme yang tidak menguntungkan dalam air dan yang lain-lainnya,
lebih lanjutnya akan kita bahas di bawah ini. Peranan mikroorganisme dalam pengelolaan
pencemaran lingkungan dapat terjadi dalam dua hal :

Mikroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan untuk menggantikan suatu


proses produk sehingga hanya menghasilkan polutan sedikit mungkin. Mikroorganisme yang
telah direkayasa dapat digunakan sebagai organisme pembersih.
Mikrobiologi udara
Udara tidak mempunyai flora alami, karena organisme tidak dapat hidup dan tumbuh
terapung begitu saja di udara. Flora mikroorganisme udara terdiri atas organisme-
organisme yang terdapat sementara mengapung di udara atau terbawa serta pada
partikel debu. Setiap kegiatan manusia agaknya menimbulkan bakteri di udara, batuk,
dan bersin menimbulkan aerosol biologi (yaitu kumpulan partikel di udara).
Kebanyakan partikel dalam aerosol biologi terlalu besar untuk mencapai paru-paru,
karena partikel-partikel ini tersaring pada daerah pernapasan atas. Sebaliknya,
partikel-partikel yang sangat kecil mungkin mencapai tapak-tapak infektif yang
berpotensi. Jadi, walaupun udara tidak mendukung kehidupan mikroorganisme,
kehadirannya hampir selalu dapat ditunjukkan dalam cuplikan udara. Jumlah dan
macam mikroorganisme dalam suatu volume udara akan bervariasi sesuai dengan
lokasi, kondisi cuaca dan jumlah orang yang ada. Daerah  yang berdebu hampir selalu
mempunyai populasi mikroorganisme atmosfer yang tinggi. Sebaliknya, hujan, salju
atau hujan es akan cenderung mengurangi jumlah organisme di udara dengan
membasuh partikel-partikel yang lebih berat dan mengendapkan debu (Budiyanto,
2002).

7
Menurut Unus Suriawiria (1985), kompisisi baku udara yang kita hisap setiap saat,
sudah diketahui sejak lama. Walaupun begitu sejalan dengan semakin kompleknya
masalah pencemaran udara maka komposisi tersebut banyak yang berubah,
khususnya karena terdapat komponen asing/mikroorganisme. Komposisi baku udara
secara kimia sebagai berikut:
Tabel. Komposisi udara murni tanpa cemaran mikrooganisme

Komponen Komposisi (ppm)

Per Volume Per Berat

Nitrogen 780.900 755.100

Oksigen 209.500 231.500

Argon 9.300 12.800

CO2 300 460

Neon 18 12,5

Helium 5,2 0,72

Metan 2,2 1,2

Kripton 1 2,9

N. Oksida 1 1,5

Hidrogen 0,5 0,08

Xenon 0,08 0,36


Kelompok mikroorganisme yang paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah
bakteri, jamur (termasuk didalamnya ragi) dan juga mikroalgae. Kehadiran jasad
hidup tersebut didalam udara, ada yang didalam bentuk vegetatif (tubuh jasad)
ataupun dalam bentuk generatif (umumnya spora).
Jenis mikroba yang ditemukan di udara
Selain gas, partikel debu dan uap air, udara juga mengandung mikroorganisme. Di
udara terdapat sel vegetatif dan spora bakteri, jamur dan ganggang, virus dan kista
protozoa. Selama udara terkena sinar matahari, udara tersebut akan bersuhu tinggi

8
dan berkurang kelembabannya. Selain mikroba yang mempunyai mekanisme untuk
dapat toleran pada kondisi ini, kebanyakan mikroba akan mati. Udara  terutama
merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka terdapat dalam jumlah
yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di tanah. Mikroba udara dapat
dipelajari dalam dua bagian, yaitu mikroba di luar ruangan dan di dalam ruangan.
Pentingnya mikroorganisme udara telah dipelajari sejak 1799, di mana tahun Lazaro
Spallanzani berusaha untuk menyangkal teori “generatio spontanea”. Tahun 1837,
Theodore Schwann, dalam percobaan untuk mendukung pandangan Spallanzani
memasukkan udara segar yang telah dipanaskan ke dalam kaldu daging steril dan
menunjukkan bahwa pertumbuhan mikroba tidak dapat terjadi. Louis Pasteur pada
tahun 1861 merupakan orang yang pertama menunjukkan bahwa mikroorganisme
tumbuh akibat kontaminasi dari udara. Dia menggunakan kapas khusus untuk
menyaring udara sehingga mikroba tidak dapat masuk ke dalam kaldu daging steril.
Dia secara mikroskopis menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam kapas.
Dalam percobaan menggunakan tabung berleher angsa, ia menunjukkan bahwa
pertumbuhan tidak bisa terjadi dalam media steril kecuali terdapat kontaminasi dari
udara yang tidak steril.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberadaan Mikroba Di Udara 
Sejumlah faktor intrinsik dan lingkungan mempengaruhi dan distribusi jenis
mikroflora di udara. faktor intrinsik meliputi sifat dan keadaan fisiologis
mikroorganisme dan juga keadaan suspensi. Spora relatif lebih banyak daripada sel
vegetatif.  Hal ini terutama karena sifat spora dorman yang memungkinkan mereka
untuk mentolerir kondisi yang tidak menguntungkan seperti pengeringan, kurangnya
nutrisi yang cukup dan radiasi ultraviolet. Demikian pula spora  fungi berlimpah di
udara karena spora merupakan alat penyebaran penyebaran fungi (Krisno, 2010).
Menurut Agus (2010), Ukuran mikroorganisme merupakan faktor yang menentukan
jangka waktu mereka untuk tetap  melayang di udara. Umumnya mikroorganisme
yang lebih kecil dapat dengan mudah dibebaskan ke udara dan tetap di sana selama
jangka waktu lama. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi mikroba udara
adalah suhu atmosfer, kelembaban, angin, ketinggian, dan lain-lain. Temperatur dan
kelembaban relatif adalah dua faktor penting yang menentukan viabilitas dari

9
mikroorganisme dalam aerosol. Studi dengan Serratia marcesens dan E. coli
menunjukkan bahwa kelangsungan hidup udara terkait erat dengan suhu. 
Pengaruh angin juga menentukan keberadaan mikroorganisme di udara. Pada udara
yang tenang, partikel cenderung turun oleh gravitasi. Tapi sedikit aliran udara dapat
menjaga mereka dalam suspensi untuk waktu yang relatif lama. Angin penting dalam
penyebaran mikroorganisme karena membawa mereka lebih jauh.  Arus juga
memproduksi turbulensi udara yang menyebabkan distribusi vertikal mikroba udara.
Pola cuaca global juga mempengaruhi penyebaran vertikal. Ketinggian membatasi
distribusi mikroba di udara. Semakin tinggi dari permukaan bumi, udara semakin
kering, radiasi ultraviolet semakin tinggi, dan suhu semakin rendah sampai bagian
puncak troposfer. Hanya spora yang dapat bertahan dalam kondisi ini, dengan
demikian, mikroba yang masih mampu bertahan pada ketinggian adalah mikroba
dalam fase spora dan bentuk-bentuk resisten lainnya.
Distribusi Mikroba di Udara 
Mikrooganisme di udara umumnya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mikroorganisme
udara di luar ruangan dan mikroorganisme udara di dalam ruangan (Dwijoseputro,
1990) ;
1.      Mikroba Di Luar Ruangan
Mikroba yang ada di udara berasal dari habitat perairan maupun terestrial. Mikroba di
udara pada ketinggian 300-1,000 kaki atau lebih dari permukaan bumi adalah
organisme tanah yang melekat pada fragmen daun kering, jerami, atau partikel debu
yang tertiup angin.  Mikroba tanah masih dapat ditemukan di udara permukaan laut
sampai sejauh 400 mil dari pantai pada ketinggian sampai 10.000 kaki. Mikroba yang
paling banyak ditemukan yaitu spora jamur, terutama Alternaria, Penicillium, dan
Aspergillus. Mereka dapat ditemukan baik di daerah kutub maupun tropis.
Mikroba yang ditemukan di udara di atas pemukiman penduduk di bawah ketinggian
500 kaki yaitu spora Bacillus dan Clostridium, yeast, fragmen dari miselium, spora
fungi, serbuk sari, kista protozoa, alga, Micrococcus, dan Corynebacterium, dan lain-
lain.
2.      Mikroba di dalam Ruangan

10
Dalam debu dan udara di sekolah dan bangsal rumah sakit atau kamar orang
menderita penyakit menular, telah ditemukan mikroba seperti bakteri tuberkulum,
streptokokus, pneumokokus, dan staphylokokus.  Bakteri ini tersebar di udara melalui
batuk, bersin, berbicara, dan tertawa. Pada proses tersebut ikut keluar cairan saliva
dan mukus yang mengandung mikroba. Virus dari saluran pernapasan dan beberapa
saluran usus juga ditularkan melalui debu dan udara. Patogen dalam debu terutama
berasal dari objek yang terkontaminasi cairan yang mengandung patogen.  Tetesan
cairan (aerosol) biasanya dibentuk oleh bersin, batuk dan berbicara. Setiap tetesan
terdiri dari air liur dan lendir yang dapat berisi ribuan mikroba. Diperkirakan bahwa
jumlah bakteri dalam satu kali bersin berkisar antara 10.000 sampai 100.000.  Banyak
patogen tanaman juga diangkut dari satu tempat ke tempat lain melalui udara dan
penyebaran penyakit jamur pada tanaman dapat diprediksi dengan mengukur
konsentrasi spora jamur di udara. 

Darkuni, M. Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi, dan Mikologi). Malang:


Universitas Negeri Malang.

11
Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Imagraph.

Kusnadi, dkk. 2003. Mikrobiologi. Malang: JICA.

Pelczar, M. 1986. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia. Jakarta.


Singleton, P., dan Sainbury, D. 2001. Dictionary of Microbiology and Molecular
Biologi, 3rd Edition. John Wisey & Sons, LTD. New York.
Volk dan Wheeler. 1993. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Erlangga. Jakarta.

Schlegel, Hans G, dan Karin Schmidt. 1994. Mikrobiologi Umum edisi keenam. Terjemahan
Tedjo Baskoro: Allgemeine Mikrobiologie 6. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.

Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Departeman Pendidikan dan


Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Thieman, William J, and Michael A. Palladino. 2004. Introduction to Biotechnology. New York:
Benjamin Cummings.

Tim Perkamusan Ilmiah, 2005. Kamus Pintar Biologi. Surabaya: Citra Wacana

Tim Perkamusan Ilmiah, 2005. Kamus Pintar Biologi. Surabaya: Citra Wacana

12

Anda mungkin juga menyukai