Anda di halaman 1dari 2

WOC GEDS

TANDA TANDA DEHIDRASI: PENATALAKSANAAN


Dehidrasi ringan/sedang: Menurut Kemenkes RI 201, yaitu : NI LUH NONI ANDAYANI
Gelisah, rewel/mudah marah, Rehidrasi (untuk mengoreksi kekurangan cairan dan
NIM. P1337420921061
mata cekung, haus, minum elektrolit secara tepat) PROFESI NERS POLTEKKES KEMENKES
dengan lahap, cubitan kulit
Pemberian Zinc
SEMARANG
perut kembali lambat.
Pemberian dietetic dan meneruskan ASI Infeksi (bakteri, virus, prasit),
Dehidrasi berat: MANIFESTASI KLINIS
Medikamentosa Makanan beracun
Letargis, mata cekung, tidak Menurut Sodikin (2011), Beberapa tanda dan gejala yang terjadi pada
bisa minum/malas minum, Nasihat kepada orangtua kasus gastroenteritis, antara lain :
cubitan kulit perut kembali Masuk melalui mulut a. Bayi atau anak menjadi cengeng, rewel, gelisah
sangat lambat
b. Suhu badan meningkat
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
(Buku Manajemen Terpadu c. Nafsu makan berkurang atau tidak ada
Balita Sakit, 2015. 1. Pemeriksaan tinja Masuk ke dalam lambung
d. Timbul diare
a. Makroskopisdan mikroskopis e. Feses makin cair, mungkin mengandung darah dan atau lendir
b. PH dan kadar gula dalam tinja f. Warna feses berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur
empedu.
c. Uji bakteri untuk mengatahui bakteri penyebab.
Lolos dari asam lambung g. Muntah baik sebelum maupun sesudah diare
2. Pemeriksaan laboratorium masuk ke usus h. Terdapat gejala dan tanda dehidrasi : ubun-ubun besar cekung pada
Definisi GEDS ( Gastroenteritis Dehidrasi Sedang) bayi, tonus otot dan turgor kulit berkurang, selaput lendir pada mulut
i a. Pemeriksaan darah lengkap
Gastroenteritis adalah peradangan pada lambung, usus kecil dan usus besar dan bibir terlihat kering
s
dengan berbagai kondisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan b. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin i. Berat badan menurun
Mengiritasi mukosa usus
j. Pucat, lemah
GASTROENTRITIS
manifestasi diare, dengan atau tanpa disertai muntah, serta ketidaknyamanan
abdomen (Arif Muttaqin, 2011).

i
GASTROENTRI
ETIOLOGI
s TIS
Menurut Arif Muttaqin (2011) dan Suriadi (2010), penyebab dari
KEHILANGAN CAIRAN
GASTROENTRITIS
gastroenteritis sangat beragam , antara lain sebagai berikut :
Motilitas terganggu Defekasi sering
a. Faktor infeksi :
1) Infeksi berbagai macam bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi Asidosis metabolik
makanan maupun air minum (enteropathogenic, escherichia coli, hipermotilitas Pengeluaran asam laktat Iritasi kulit di daerah anal
salmonella, shigella, V. Cholera, dan clostridium). berlebihan
2) Infeksi berbagai macam virus :enterovirus, echoviruses, adenovirus, dan
rotavirus. Penyebab diare terbanyak pada anak adalah virus Rotavirus. Renjatan hipovolemik
3) Jamur : kandida Sekresi elektrolit
4) Parasit (giardia clamblia, amebiasis, crytosporidium dan cyclospora) Kerusakan Integritas
b. Faktor non infeksi/ bukan infeksi : Kulit
1) Alergi makanan, misal susu, protein PH darah menurun Tubuh kehilangan cairan dan
2) Gangguan metabolik atau malabsorbsi : penyakit elektrolit berlebih
3) Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
4) Obat-obatan : Antibiotik, Laksatif, Quinidine, Kolinergik, dan Sorbital.
5) Penyakit usus : colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis Rangsangan pusat pernafasan
6) Emosional atau stress Defisit volume cairan dehidrasi Suhu tubuh meningkat
7) Obstruksi usus
Nafas cepat dan dalam
RESIKO Intake nutrient kurang Hipertermi
KETIDAKSEIMBANGAN
POLA NAFAS TIDAK CAIRAN
EFEKTIF
RESIKO DEFISIT
INTERVENSI KEPERAWATAN NUTRISI

RESIKO DEFISIT NUTRISI (D.0032) RESIKO KETIDAKSEIMBANGAN CAIRAN HIPERTERMI (D.0130) POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF (D.0005)
(D.0036) SLKI : Termoregulasi Membaik (L. 14134) SLKI : Pola Nafas Membaik (L..01004)
SLKI : Status Nutrisi Membaik (L.03030)
SIKI : SIKI :
SIKI :
MANAJEMEN HIPERTERMIA (I.15506) PEMANTAUAN RESPIRASI (I.01014)
MANAJEMEN NUTRISI (I. 03119) SLKI : Keseimbangan cairan  meningkat   ( L.03021
1. Observasi 1. Observasi
1. Observasi SIKI :
Identifkasi penyebab hipertermi (mis. dehidrasi terpapar Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya
Identifikasi status nutrisi MANAJEMEN CAIRAN (I.03098) lingkungan panas penggunaan incubator) napas

Identifikasi alergi dan intoleransi makanan 1. Observasi Monitor suhu tubuh Monitor pola napas (seperti bradipnea, takipnea,
hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne-Stokes,
Monitor status hidrasi ( mis, frek nadi, kekuatan Monitor kadar elektrolit Biot, ataksik
Identifikasi makanan yang disukai
nadi, akral, pengisian kapiler, kelembapan Monitor haluaran urine Monitor kemampuan batuk efektif
Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
2. Terapeutik Monitor adanya produksi sputum
Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik 2. Monitor berat badan harian Sediakan lingkungan yang dingin Monitor adanya sumbatan jalan napas
Monitor asupan makanan Monitor hasil pemeriksaan laboratorium (mis. Longgarkan atau lepaskan pakaian Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Hematokrit, Na, K, Cl, berat jenis urin , BUN)
Monitor berat badan Basahi dan kipasi permukaan tubuh Auskultasi bunyi napas
Monitor status hemodinamik ( Mis. MAP, CVP,
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium Berikan cairan oral Monitor saturasi oksigen
PCWP jika tersedia)
2. Terapeutik Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami Monitor nilai AGD
3. Terapeutik hiperhidrosis (keringat berlebih)
- Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu Monitor hasil x-ray toraks
4. Catat intake output dan hitung balans cairan dalam Lakukan pendinginan eksternal (mis. selimut hipotermia
24 jam atau kompres dingin pada dahi, leher, dada, 2. Terapeutik
Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida
abdomen,aksila)
makanan) Atur interval waktu pemantauan respirasi sesuai
Berikan  asupan cairan sesuai kebutuhan Hindari pemberian antipiretik atau aspirin kondisi pasien
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Berikan cairan intravena bila perlu Batasi oksigen, jika perlu Dokumentasikan hasil pemantauan
- Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
5. Kolaborasi 3. Edukasi 3. Edukasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein Anjurkan tirah baring Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Kolaborasi pemberian diuretik,  jika perl
- Berikan suplemen makanan, jika perlu 4. Kolaborasi Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

- Hentikan pemberian makan melalui selang nasigastrik jika Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
asupan oral dapat ditoleransi
3. Edukasi Daftar Pustaka
Anjurkan posisi duduk, jika mampu Muttaqin, Arif. 2011.Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi asuhan keperawatan Medikal Bedah.Jakata : Salemba Medika.
Ajarkan diet yang diprogramkan
Sodikin.2011Asuhan Keperawatan Anak : Gangguan Sistem Gastrointestinal dan Hepatobilier.Jakarta : Salemba Medika.
4. Kolaborasi
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri, Indonesia.
antiemetik), jika perlu
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I). Jakarta.
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan (1st ed.). Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai