Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KESEIMBANGAN NUTRISI

TERHADAP PASEN NY.S DENGAN KANKER GETAH BENING POST


KEMOTERAPI DI MULAWARMAN, TEMBALANG

Disusun Oleh :

NI LUH NONI ANDAYANI


P1337420617071

4A3 REGULER

PROFESI NERS
JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2021

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KESEIMBANGAN NUTRISI


TERHADAP PASEN NY.S DENGAN KANKER GETAH BENING POST
KEMOTERAPI

Penulis menguraikan kasus yang dimulai dari pengkajian sampai evaluasi, penulis mulai
pengkajian pada tanggal 04 Oktober 2021 pukul 09.20 WIB dengan kasus post kemoterapi yang
mengeluh lemas dan mual.

A. Identitas Klien

1. Nama/nama panggilan : Ny. S


2. Tempat tanggal lahir/usia : Semarang, 16 Agustus 1973
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pelaku rawat : Tn. R
6. Alamat : Jln. Mulawarman timur RT. 03/ RW 03 Kel. Keramas
8. UPK/Dokter : RSDK
9. Diagnosis utama : Kanker getah bening
10. Diagnosis penyerta/metastase : Hipertensi
B. Identitas Orang Tua/Wali/Pelaku Rawat Lain

Suami Anak 1 Anak 2

Nama : Tn. R Nama : Ny. R Nama : Nn. L


Usia: 51 Usia: 27 Usia: 16
Pendidikan: SMA Pendidikan: S1 Pendidikan: SMA
Pekerjaan:PNS Pekerjaan: IRT Pekerjaan: Siswa
Agama: Islam Agama: Islam Agama: Islam
Alamat: Jln. Alamat: Jln. Alamat: Jln.
Mulawarman Mulawarman timur Mulawarman timur
timur RT. 03/ RT. 03/ RW 03 RT. 03/ RW 03 Kel.
RW 03 Kel. Kel. Keramas Keramas
Keramas Nomor telp.
0811288xxxx
C. Genogram

Keterangan:

: Laki-laki : Meninggal

: Perempuan : Garis tinggal serumah

D.Keluhan Utama

Klien mengatakan mual dan munda post kemoterapi

E. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien periksa ke rumah sakit Bhayangkara Semarang pada bulan Desember 2020
dengan keluhan sakit dan terasa tertarik dibagian bahu dan leher. Keluarga mengatakan
pasien dan keluarga tidak mengetahui penyakit Ny. S dikarenakan postur tubuh Ny. S
gemuk sehingga benjolan pada leher tidak terlihat. Setelah diperiksakan ke Rumah Sakit
Bhayangkara pasien melakukan biopsi jaringan untuk mengetahui apakah benjolan
tumor tersebut jinak atau ganas. Sampai menunggu hasil biopsi keluar Ny. S diberikan
obat untuk membantu mengempeskan benjolan tersebut. Namun tidak ada hasil yang
didapat dan benjolan tersebut malah semakin membesar. Setelah diketahui bahwa
benjolan adalah kanker ganas Ny. S dirujuk ke RSDK untuk mendapatkan pengobatan
yang sesuai. Di RSDK Ny.S dilakukan oprasi pengangkatan kanker namun tidak dapat
diangkat semua sehingga harus dilanjutkan dengan kemoterapi. Pada senin, 25
September 2021 dilakukan kemoterapi yang kedua. Saat dilakukan pengkajian pada
selasa, 04 Oktober 2021 pukul 10.00 WIB klien mengeluh merasa lemas dan mual
namun tidak ada muntah. Keluarga mengatakan Ny. S susah makan setiap makan selalu
merasa mual. Klien sama sekali tidak menyentuh makanan. Yang hanya bisa masuk
adalah air madu. Klien dan keluarga menyatakan setelah kemo pertama klien menggigil
kedinginan. Namun pada kemoterapi kedua ini klien merasa gerah. Keluarga
mengatakan Ny. S selalu merasa gelisah beberapa hari sebelum kemoterapi dilakukan.
Ny. S mengatakan sangat tidak enak badan karena efek obat dari kemoterapi.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
pada tahun 2016 klien didiagnosa penyakit CA Serviks stadium 2b sehingga perlu
dilakukan kemoterapi untuk membunuh sel kanker. Setelah pengobatan kemoterapi dan
sinar yang dilakukan klien dinyatakan sembuh pada awal tahun 2020. Ny. S memiliki
penyakit penyerta hipertensi.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
keluarga Ny. S ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama CA servik seperti dirinya
namun sudah alm. Keluarga tidak memiliki penyakit keturunan ataupun penyakit
menular lainnya.

F. Pengkajian Mengacu Pola Fungsional Gordon


1. Pola persepsi kesehatan

Klien mengatakan bahwa kesehatan sangat penting, maka anggota keluarga yang
mengalami sakit selalu di bawa kepelayanan kesehatan yaitu dibawa rumah sakit terdekat.
Selain itu Ny. S dan keluarga mengikuti program jaminan kesehatan yang disediakan
pemerintah yaitu BPJS kesehatan untuk mengcover semua biaya kesehatan keluarga.

2. Pola nutrisi & metabolism

Sebelum sakit, pasien mengatakan bahwa frekuensi makan 3x sehari dengan nafsu makan
baik dan menghabiskan 1 porsi makanan setiap makan, jenis makanan nasi, sayuran, lauk pauk,
dan kadang ditambah buah, frekuensi minum 4-6 gelas/hari dengan volume 1500 cc , jenis
minuman air putih dan teh.

Saat sakit, pasien mangatakan bahwa frekuensi makan 3x sehari namun tidak nafsu
makan karena selalu merasa mual dan hanya menghabiskan beberapa suap makanan setiap
makan, jenis makanan sesuai program diet rumah sakit, frekuensi minum 3-5 gelas/hari dengan
volume 1250 cc, jenis minuman air putih dan selalu inum air madu untuk emmenuhi kebutuhan
nutrisinya

OBSERVASI

1. A (Antopometri) BB: 60 kg, TB: 153 cm,


2. B (Biochemical) Hb: 17,9 g/dl.
3. C (Clinical sign) targor kulit elastis, keadaan rambut uban, kusam dan tidak mudah dicabut,
kenjungtiva nonanemis.
4. D (Diet) intakenya adalah diet TKTP (Tinggi Kalori Tinggi Protein), sedangkan IMT =
berat badan / (tinggi badan dalam mm)2 maka IMT pasien 25,5 kg/m3

Nilai Kategori

< 20 Underweight

20-25 Normal

25-30 Overweight

>30 Obesitas

3. Pola eleminasi

Sebelum sakit, pasien mengatakan BAK 4-7x sehari dengan jumlah 1500 cc warna
kuning jernih dan urine berbau khas. BAB 1x sehari dengan konsistensi lunak, warna normal
tidak terdapat darah.

Setelah sakit Ny. S mengatakan BAB hanyA 1 kali dalam 2 hari. BAK 3-5x sehari
dengan volume 1250 cc warna kuning jernih, dan urine berbau khas

Balance Cairan = Intake – (Output + IWL)


= 2900 – [2200 + (15 x 58 kg)]
= 2900 – (2200 + 870)
= 2900 – 3070
= - 170 cc (output berlebih)
Intake :
Air (makan+minum) = 150 cc
Cairan infus = 100ml/jam = 2400 ml/hari
Terapi Injeksi = 50 cc
Air Metabolisme = 5 cc/kgBB/hari = 5 x 58 = 290 cc

Ouput :
Urine = 570 cc/7jam = 2000 cc
Feses = 200cc
IWL = 15 cc/kgBB/hari = 15 x 58 = 870 cc

4. Pola istirahat &tidur

Sebelum sakit, pasien mengatakan terbiasa tidur pukul 22.00-05.00 WIB setiap malam
kurang lebih 6-7 jam perhari. Kebutuhan istirahat tidur Ny. S sudah terpenuhi dan pola
tidurnya baik.

Setelah dirawat di rumah sakit pola istirahat tidur dan kualitas tidur Ny. S tidak berubah
seperti sebelum sakit. Tidur kurang lebih 7-8 jam dengan kualitas tidur baik.

5. Pola aktifitas dan latihan

Dari hasil pengkajian yang dilakukan didapat data bahwa sebelum sakit Ny. S melakukan
ADL dengan tingkat kemampuan aktifitas mandiri. Klien mampu melakukan semua
aktivitasnya tanpa bantuan siapapun baik itu aktivitas bekerjanya, pemenuham kebutuhan
makan, eliminasi, maupun kebutuhan lainnya.

Setelah sakit aktivitas Ny. S terhambat. Sudah beberapa hari ini Ny. S tidak dapat
melakukan aktivitasnya secara mandiri harus di bantu keluarga karena merasa pusing,lemas
dan mual saat melakukan aktvitas. Pemenuhan kebutuhan ADL Ny. S hanya terbatas dapat
dilakukan ditempat tidur

Kemampuan perawatan diri :

Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi a
Berpakaian a
Eliminasi a
Mobilisasi a
Makan Minum a
Keterangan :
Skor 0 : Mandiri
1 : Dibantu Sebagian
2 : Perlu bantuan orang lain
3 : Perlu bantuan orang lain dan alat
4 : Tergantung / tidak mampu
6. Pola peran & hubungan

Sebelum sakit klien adalah sebagai ibu rumah tangga yang harus merawat anggota
keluarganya. Klien juga mengatakan termasuk orang yang terbuka apabila memiliki masalah,
dibuktikan saat pengkajian keluarga mengatakan pasien selelu menceritakan masalahnya di
rumah kepada anak-anaknya.

Selama sakit hubungan sosial pasien dengan keluarga terlihat harmonis terlihat dari
anggota keluarga yang setia menemaninya dan menghibur Ny. S. Namun klien belum bisa
menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga selama klien sakit. Dan klien tampak tidak
dapat menjawab beberapa pertanyaan perawat saat dilakukan pengkajian.

7. Pola presepsi sensori

Sebelum sakit, pasien mengatakan tidak mengalami gangguan pada panca indra. Namun
setelah sakit Ny. S merasa lemas dan hanya dapat tidur di tempat tidur saja

8. Pola persespsi diri /Konsep diri

Setelah Ny. S sakit Ny. S mengalami gangguan konsep diri dikarenakan kelemahan otot
ektremitas atas dan bawah.

9. Pola Seksual & reproduksi

Ny. S sudah menikah dan dikaruniai dua orang anak.

10. Pola mekanisme koping

Sebelum dirawat, pasien mengatakan jika ada masalah yang dihadapi, pasien terbiasa dan
cenderung bercerita kepada keluarga ataupun teman dekat untuk mendapatkan solusi yang
tepat atas permasalahan yang sedang dihadapi.

Setelah sakit pasien tampak tidak melakukan koping tersebut.

11. Pola nilai & Kepercayaan

Ny. S mengalami perubahan waktu dalam menjalani ibadah sesuai agama dan keyakinan
yang dianut.

G. Pengkajian Fisik
1. Keadaan umum : sadar
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda–tanda vital
a. Tekanan darah : 110/75 mmHg
b. Denyut nadi : 85x/menit
c. Suhu : 36⁰C
d. Pernapasan : 23x/menit
4. Berat badan saat sakit : 60 kg
5. BB sebelum sakit : 77kg
6. Tinggi badan : 148 cm
7. Lingkar lengan : 18 cm
8. Rambut & kepala
a. Inspeksi : Kulit kepala bersih namun rambut sudah
rontok karena efek dari kemoterapi yang dilakukan

b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada tonjolan yang abnormal

2. Leher
Terdapat bekas luka post oprasi pengangkatan sel kanker di leher kiri namun luka
sudah kering
3. Mata dan penglihatan
a. Inspeksi :simetris, conjungtiva tidak anemis, kedua bola
mata bergerak satu arah, penglihatan jelas.
b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
4. Hidung & sinus
a. Inspeksi : Tidak ada polip, fungsi penciuman baik

b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

5. Telinga dan pendengaran


a. Inspeksi : Bentuk dan posisi simetris, sedikit serumen, fungsi
pendengaran baik

b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

6. Mulut dan tenggorokan


a. Inspeksi : Warna mukosa mulut dan bibir pink, agak kering, tidak ada lesi
b. Palpasi : Tidak ada pembesaran tonsil
7. Thorax
Paru-paru :
a. Inspeksi : Tidak menggunakan otot tambahan saat bernafas
b. Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
c. Perkusi : Terdengar bunyi sonor
d. Auskultasi : tidak terdapat suara tambahan napas

Jantung :
a. Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
b. Palpasi : Tidak teraba masa dan nyeri tekan
c. Perkusi: Bunyi redup
d. Auskultasi : Terdengar bunyi S1 dan S2
8. Abdomen
Inspeksi : Tidak ada lesi
Auskultasi : Peristaltic usus 20x permenit
Perkusi : Terdengar bunyi timpani, tidak terdengar adanya penumpukan cairan
Palpasi : Tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran hepar dan limpa
9. Sistem persyarafan
Saraf cranial Pemeriksaan Hasil (02/03/2021)
Nervus I Hidung kanan Baik, bisa mencium bau minyak kayu
(Olfactorius) putih
Hidung kiri
Baik, bisa mencium bau minyak kayu
putih
Nervus II (Opticus) Mata kanan Ketajaman penglihatan: baik
Lapang pandang baik
Melihat warna: baik
Mata kiri Ketajaman penglihatan:baik
Lapang pandang: baik
Melihat warna: baik
Nervus III Mata kanan Pupil bulat, isokor,  besar 3mm
(Okulomotoris)
Reflek cahaya +
Mata kiri Pupil bulat, isokor, besar 3 mm
Reflek cayaha +
Nervus IV Mata kanan Pergerakan bola mata ke atas dan ke
(Trochlearis) bawah: baik
Mata kiri
Pergerakan bola mata ke atas dan ke
bawah: baik
Nervus V Membuka mulut Membuka lebar
(Trigeminus)
Mengunyah Mampu gerakan mengunyah
Menggigit Mampu gerakan menggigit
Nervus VI Mata kanan Pergerakan mata lateral: baik
(Abduscen)
Mata kiri Pergerakan mata lateral: baik
Nervus VII (Facial) Motorik
 Mengernyitkan Mampu mengernyitkan kening pada
kening kedua sisi wajah, namun sisi kiri sedikit
 Tersenyum tertinggal
Mampu mengangkat sudut mulut sebelah
 Bersiul kanan, sedang yang kiri tertinggal.
Mulut mampu membentuk bersiul namun
 Mengangkat tidak keluar suara siulan.
alis Mampu mengangkat alis kanan, alis kiri
 Menutup mata sedikit tertinggal.
sementara
Mampu menutup kedua mata dengan
pemeriksa
rapat dan ketika berusaha dibuka oleh
berusaha
pemeriksa kedua mata mampu menahan
membukanya
posisi tertutup.
Sensorik
Daya pengecap
pada 2/3 anterior Tidak dikaji
lidah
Lakrimasi
Produksi air mata tak berlebih
Salivasi
Produksi saliva tidak berlebih.
Nervus VIII Telinga kanan Dengan suara bisikan; terdengar
(Vestibulochloclearis
) Dengan detik aroji: terdengar
Telinga kiri Dengan suara bisikan; terdengar
Dengan detik aroji: terdengar
Nervus IX Stimulasi dengan Tidak dikaji
(Glossopharingeus) tong spatel pada
pharing dan
palatum mole
Nervus X Menelan Mampu menelan ludah
(Vagus) Bicara Mampu untuk berucap, keluar suara
Nervus XI Mengangkat bahu Mampu mengangkat bahu
(Accesorius)
Menoleh melawan Mampu menoleh ke dua arah
tahanan
Nervus XII  Menjulurkan Baik
(Hypoglosus) lidah
 Menggerakkan
lidah ke kanan- Mampu menggerakkan dengan baik pada
kiri kedua arah
 Mendorongkka
n lidah ke
pipinya Mampu dengan baik
10. Genitalia dan anus
a. Inspeksi : Tidak terpasang kateter
b. Catatan : Tidak ada tanda-tanda abnormalitas
11. Sistem eliminasi
BAB

a. Konsistensi : Lunak

b. Frekuensi : 1 kali sehari

c. Keluhan : kadang merasakan diare hari pertama post kemoterapi

BAK

a. Warna : Kuning pucat

b. Frekuensi : 4-5x sehari

c. Keluhan : tidak ada

12. Ekstremitas
1) Ekstremitas Atas
a. Inspeksi : Tidak ada cacat, kedua tangan bersih, kuku tidak
panjang, dapat bergerak bebas dan tidak terdapat lesi.
b. Palpasi : Pasien tidak merasa nyeri pada tangannya, tidak
ada edema, akral hangat, turgor kulit kembali cepat, capilary refill
kurng dari 2 detik.
c. Catatan : Tidak ada tanda-tanda abnormal.
2) Ekstremitas Bawah
a. Inspeksi : Kaki bersih, kuku kaki tidak panjang, tidak ada pembengkakan
d. Palpasi : Pasien tidak merasa nyeri pada tangannya, tidak
ada edema, akral hangat, turgor kulit kembali cepat, capilary refill
kurng dari 2 detik.
b. Catatan : Tidak ada tanda-tanda abnormal. Akral teraba dingin
3) Skala Kekuatan Otot
Dextra Sinistra
Atas 5 5
Bawah 5 5

Skala Kekuatan Otot :


a. Skala 0 : Tidak terlihat kontraksi, keadaan lumpuh total
b. Skala 1 : Terdapat kontraksi, tidak ada pergerakan
c. Skala 2 : Ada pergerakan pada sendi, tetapi tidak mampu melawan
gravitasi
d. Skala 3 : Terdapat gerakan dan mampu melawan gravitasi
e. Skala 4 : Mampu melawan gravitasi dan melawan sedikit beban
f. Skala 5 : Mampu melawan gravitasi dan menahan beban

H. Data Penunjang
1. Lab 28 Januari 2021
Hemoglobin 13.3 ; Leukkosit 22.7 ; Trombosit 220
GDS 141 ; Asam Laktat 2.6
SGOT 19; SGPT 15
Bilirubin total 0.6 ; Bilirubin Direk 0.3; Bilirubin Indirect 0.3
Ureum 21 ; kreatinin 0.8
Magnesium 0.6 ; Calcium 2.3
Natrium 135 ; Kalium 3.7; Klorida 101
2. Rontgen: x foto thorax
COR : Bentuk dan letak jantung normal
PULMO : Corakan vaskuler tampak normal
: Tak tampak bercak maupun nodul pada kedua lapang paru
KESAN :- central venous catheter
- Konfigurasi jantung relatif sama ( cor tak membesar)
- Pulmo tak tampak infiltrat maupun nodul

I. Terapi Saat Ini

1. Vitamin B Complex /12 jam

2. Sucralfte 500 mg tablet /12 jam

3. Program kemoterpi yang akan di laksanakan 3 minggu sekali sebanyak 6 kali.


Obat kemoterapi :

- Bleomycin 3x15mg (IV) drip

- Etoposid 3x100mg (IV) drip


- Carboplatin 1x200 mg (IV) drip

J. Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
Data Subjektif :
- Klien mengeluh merasa lemas dan
mual namun tidak ada muntah.
- Keluarga mengatakan Ny. S susah
makan setiap makan selalu merasa
mual.
Data Objektif :
Respon pengobatan
1. - Klien tampak pucat dan lemas Mual
(post kemoterapi)
- Akral teraba dingin
- Klien tampak hanya tiduran di atas
tempat tidur
- Pasien terlihat keringat dingin
- Pasien tidak menghabiskan
makanan dan saat diberi makan
buah pasien mual.
2 Data Subjektif : Ketidakmampuan Resiko defisit
- Klien mengatakan mual setiap menelan makanan nutrisi
makan, dan tidak nafsu makan
- Keluarga mengatakan Ny. S hanya
menghabiskan makanan beberapa
suap
Data Objektif :
- Klien tampak lemas tidak
bertenaga
- Klien tampak mual saat
makan
- Klien hanya
menghabiskan bberapa
suap makanan
- Klien hanya minum air
madu saat lapar

K. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko defisit nutrisi b.d Ketidakmampuan menelan makanan

2. Mual b.d karena respon pengobatan (kemoterapi)

L. Rencana Asuhan
Ttd/
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Nama
Perawat
1 Resiko defisit Setelah dilakukan Manajemen nutrisi (I.03119) Ns. N

nutrisi b.d asuhan keperawatan - Identifikasi status nutrisi

Ketidakmampu selama 3 x 24 jam klien - Identifikasi alergi dan

an menelan dapat memenuhi intoleransi nutrisi

makanan kebutuhan nutrisi - Identifikasi Makanan yang


dengan kriteria hasil : disukai
- Nafsu makan - Monitor asupan makan
meningkat - Monitor berat badan
- Berat badan tetap - Sajikan makanan yang
stabil menarik dan suhu sesuai
- Status menelan - Berikan makanan TKTP
baik dan mual Manajemen mual (I.03117)
berkurang - Identifikasi pengalaman
mual
- Identifikasi faktor
penyebab mual
- Monitor mual
- Monitor asupan nutrisi dan
kalori
- Kendalikan faktor
lingkungan penyebab mual
- Berikan makanan dalam
jumlah kecil dan menarik
- Anjurkan istirahat yang
cukup
- Anjurkan sering
membersihkan mulutajari
teknik non farmakologi
untuk mengatasi mual
Pemantauan nutrisi (I.03123)
- Identifikasi faktor yang
mempengaruhi gizi
- Identifikasi perubahan berat
badan
- Identifikasi pola makan
- Monitor mual dan muntah
- Monitor asupan oral
- Timbang berat badan
- Ukur atropometri
komposisi tubuh
2 Mual b.d karena Setelah dilakukan - Kaji pemenuhan kebutuhan Ns. N
respon asuhan keperawatan pasien
pengobatan selama 3 x 24 jam klien
- Jelaskan pentingnya nutrsi
(kemoterapi) dapat mengontrol mual
bagi proses penyembuhan
dengan kriteria hasil :
- Anjurkan makan sering
- Tidak terjadi
namun sedikit
penurunan berat - Berikan makanan selagi
badan hangat
- Intake makanan dan - Ajarkan pasien dan
cairan cukup keluarga cara menangani
- Mual dapat mual dengan teknik
terkontrol relaksasi otot progresif

M. Implementasi Keperawatan
No. Dx. Hari/tanggal, Implementasi Respon Ttd
jam
1 1 Senin, Manajemen nutrisi (I.03119) DO : N
04/10/2021 - Identifikasi status nutrisi - Klien
10.00 WIB - Identifikasi alergi dan mengatakan
intoleransi nutrisi tidak nafsu
- Identifikasi Makanan makan, karena
yang disukai rasa mual yang
- Monitor asupan makan dirasakannya
- Monitor berat badan - Klien
- Sajikan makanan yang mengatakan
menarik dan suhu sesuai suka makanan
- Berikan makanan TKTP yang dimasak
anak
perempuannya
DS :
- BB klien 60 kg
2 1 Senin, Manajemen mual (I.03117) DO : N
04/10/2021 - Identifikasi pengalaman - klien
11.00 WIB mual mengatakan
- Identifikasi faktor merasamual dan
penyebab mual bertambah mual
- Monitor mual saat pagi hari
- Monitor asupan nutrisi dan saat makan
dan kalori - klien
- Kendalikan faktor mengatakan
lingkungan penyebab penyebab mual
mual yang dirasakan
- Berikan makanan dalam adalah efek dari
jumlah kecil dan menarik obat kemoterapi
- Anjurkan istirahat yang - klien
cukup mengatakan
- Anjurkan sering sebelum makan
membersihkan mulut selalu berkumur
- Ajari teknik non untuk
farmakologi untuk mengurangi rasa
mengatasi mual mualnya

DS :
- klien tampak
lemas saat
menjawab
pertanyaan
- saat
dikenalkan
tekik
nonfarmakolog
i untuk
mengurangi
mual klien
tampak
antusias
3 1 Senin, Pemantauan nutrisi (I.03123) DO : N
04/10/2021 - Identifikasi faktor yang - Klien
12.10 WIB mempengaruhi gizi mengataka
- Identifikasi perubahan selalu merasa
berat badan mual setelah
- Identifikasi pola makan dilakukan
- Monitor mual dan muntah kemoterapi
- Monitor asupan oral DS :
- Timbang berat bada ˗ A (Antopometri)
- Ukur atropometri BB: 60 kg, TB:

komposisi tubuh 153 cm,


˗ B (Biochemical)
Hb: 17,9 g/dl.
˗ C (Clinical sign)
targor kulit
elastis, keadaan
rambut uban,
kusam dan tidak
mudah dicabut,
kenjungtiva
nonanemis.
˗ D (Diet)
intakenya adalah
diet TKTP
(Tinggi Kalori
Tinggi Protein),
sedangkan IMT =
berat badan /
(tinggi badan
dalam mm)2
maka IMT pasien
25,5 kg/m3
4 2 Selasa, - Kaji pemenuhan DO : N
05/10/2021 kebutuhan pasien - Klien
10.00 WIB mengatakan
- Jelaskan pentingnya nutrsi
merasa rileks
bagi proses penyembuhan
dan mual
- Anjurkan makan sering
berkurang
namun sedikit
setelah
- Berikan makanan selagi dilakukan
hangat latihan
- Ajarkan pasien dan relaksasi otot
keluarga cara menangani progresif
mual dengan teknik DS :
relaksasi otot progresif - klien tampak
lebih rileks
- Tekanan
darah :
110/75 mmHg
- Denyut nadi :
85x/menit
- Suhu: 36⁰C
- Pernapasan:
23x/menit
N. Evaluasi

No. Tanggal Dx Catatan Perkembangan TTD


1. 05/09/2021 Mual b.d karena respon S: Ns. N

pengobatan - Klien mengatakan mual sudah terkontrol dengan

(kemoterapi) rutin melaksanakan relaksasi otot progresif


- Klien sudah dapat makan namun makanan lunak
dan tidak berbumbu
O:
- Klien tampak berenergi
- TTV klien dalam rentang normal
TD : 120/70
RR : 20x/Mt
N : 80x/Mt
- BB : 65 kg
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
1. Instruksikan keluarga untuk selalu mengingatkan
klien untuk melakukan latihan relaksasi otot
progresif 2 kali sehari
2. Instruksikan keluarga untuk memotivasi klien
melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuannya.
3. Instruksikan keluarga untuk tidak memberikan
makanan atau bau bauan yang menyengat yang
dapat merangsang mual
4. Anjurkan keluarga untuk memberikan makanan
selagi hangat
2. 05/09/2021 Resiko defisit nutrisi b.d S:
- Keluarga mengatakan klien sudah mau makan
Ketidakmampuan
dengan prsi kecil namun sering
menelan makanan
O:
- Tidak terjadi perubahan antropometri selama
sakit.
- A (Antopometri) BB: 60 kg, TB: 153 cm,
- B (Biochemical) Hb: 17,9 g/dl.
- C (Clinical sign) targor kulit elastis, keadaan
rambut uban, kusam dan tidak mudah dicabut, Ns. N
kenjungtiva nonanemis.
- D (Diet) intakenya adalah diet TKTP (Tinggi
Kalori Tinggi Protein), sedangkan IMT = berat
badan / (tinggi badan dalam mm)2 maka IMT
pasien 25,5 kg/m3
A : Masalah Teratasi
P : lanjutkan intervensi untuk mengontrol BB klien selama
sakit

Anda mungkin juga menyukai