Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL REVIEW JURNAL

“LEGALITAS EUTHANASIA DARI SEGI MEDIS DAN HUKUM POSITIF


DI INDONESIA”

Tugas dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan paliatif yang diampu oleh Ibu Sri
Utami Dwiningsih, MNS

NI LUH NONI ANDAYANI


P1337420617071

PRODI STUDI PROFESI NERS SEMARANG


JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2021
1. Judul Jurnal

“Legalitas Euthanasia dari Segi Medis dan Hukum Positif di Indonesia”

Review judul : judul sesuai dan tidak terlalu panjang. Dari judul sangat jelas mengenai
legalitas Euthanasia dari segi medis dan hukum positif di Indoesia.

2. Penulis

- Gendrayani Poerbowati (S1 Ilmu Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum,
Universitas Negeri Surabaya) jackgendrayani@gmail.com
- Dr. Pudji Astuti. S.H., M.H.
- (S1 Ilmu Hukum, Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya)
toetche60@yahoo.co.id
Review penulis : Pada jurnal ini sudah bagus terdapat nama penulis dan asal institusi
beserta alamat email yang dapat dihubungi, namun jurnal ini kurang menampilkan
tanggal dan tahun terbit, beserta penerbitnya. Junal ini juga tidak menampilkan volume
dan halaman informasi sehingga pembaca kurang mendapatkan informasi kapan jurnal ini
dibuat dan diterbitkan.

3. Abstrak

Perkembangan ilmu kedokteran pengetahuan telah mengalami kemajuan yang


sangat pesat, rumah sakit pemerintah maupun swasta yang ada di Surabaya wajib
mengutamakan layanan kesehatan pada pasien, terutama penggunaan peralatan medis
yang menunjang layanan perawatan terhadap pasien, tetapi tidak semua pasien yang
menderita penyakit degeneratif dapat disembuhkan seperti cancer stadium lanjut.
Praktek Euthanasia di Indonesia menuai pro dan kontra karena dianggap melanggar
pasal 344 KUHP, dimana Euthanasia tidak memenuhi unsur-unsur tindak pidana,
sehingga kurang relevan jika menggunakan pasal 344 KUHP sebagai penyelesaian
Euthanasia. Penelitian ini membahas praktek Euthanasia yang dinilai termasuk dalam
kejahatan pasal 344 KUHP dan melanggar Hak Asasi Manusia yang hidup di
masyarakat serta untuk mengetahui konsep pengaturan Euthanasia dalam sistem
hukum nasional yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian normatif yuridis dan empiris. Analisis yang digunakan
dalam penelitian menggunakan analisis preskriptif dan kualitatif, data diperoleh
melalui wawancara dan pengamatan pada informan dan narasumber dengan
pendekatan undang-undang, konseptual dan komparatif. Hasil penelitian ini adalah
norma hukum tentang Euthanasia tidak diatur dalam hukum positif yang ada di
Indonesia. Euthanasia tidak termasuk kejahatan dalam pasal 344 KUHP karena
Euthanasia tidak memenuhi unsur-unsur kejahatan yang diatur dalam hukum positif di
Indonesia. Sebab Euthanasia memiliki beberapa alasan pembenar, alasan pemaaf dan
alasan/dasar penghapusan pidana. Euthanasia seharusnya bisa dilakukan demi
kebutuhan pasien dalam keadaan terminal karena terkait dengan pemenuhan hak untuk
menentukan nasib sendiri yang telah mendapat penjelasan rekam medis dan
persetujuan dari dokter untuk dilakukan penghentian pengobatan. Euthanasia
seharusnya dapat diatur secara khusus dan disesuaikan dengan kebutuhan medis
sehingga saran untuk pemerintah legislator diharapkan adanya regulasi tentang
Euthanasia yang mengedepankan hak asasi manusia dan kebutuhan di masyarakat,
saran bagi hakim dan jaksa agar dapat memberikan pertimbangan hukum yang
berdasar pada kebutuhan masyarakat, saran bagi ikatan dokter Indonesia memberikan
alternatif demi melindungi hak pasien, saran bagi masyarakat agar dapat memberi
pertimbangan sesuai dengan kebutuhan di masyarakat.

Review abstrak : Sistematika penulisan abstrak pada jurnal ini sudah sesuai
menggunakan kaidah IMRAD (Introduction, Metodologi, Result, dan Discussion) dan
sudah disertai kata kunci diakhir halaman abstrak. Abstrak yang dibuat juga sudah
menampilkan tujuan dari penelitian dan abstrak yang dibuat sudah sesai dengan bahasa
inggris dan indonesia. Namun abstrak dituliskan lebih dari 250 kata sehingga terkesan
bertele-tele. Penggunaan tanda baca pada abstrak kurang tepat, terlalu banyak koma atau
jeda untuk menghubungkan kalimat satu dengan lainnya sehingga kalimat susah
dipahami.

4. Pendahuluan

- Pemikiran yang menjadi dasar penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat


penelitian
Perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran, telah mengalami kemajuan yang
sangat pesat. Rumah sakit baik pemerintah maupun swasta wajib untuk selalu
mengutamakan peralatan rumah sakit bermutu dan berteknologi tinggi dan efisien
guna keperluan rumah sakit agar dapat mendukung terciptanya layanan kesehatan
yang kondusif sesuai dengan peraturan rumah sakit “Hospitaly Bylaws”. Menurut
Pasal 30 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan fasilitas
pelayanan kesehatan dilaksanakan oleh pihak pemerintah sebagai tanggung jawab
kesehatan masyarakat.
Kematian itu sendiri merupakan suatu misteri yang sulit untuk ditebak, karena
pada umumnya tidak seorangpun dapat mengetahui dengan pasti kapan datangnya
kematian itu. Hakekatnya kematian adalah jalan kedua selain dari kesembuhan atas
suatu penyakit yang diderita pasien. Menurut cara terjadinya ilmu pengetahuan
kedokteran membedakannya ke dalam tiga jenis, yaitu: Orthothanasia, kematian
terjadi karena suatu proses alamiah; Dysthanasia, kematian terjadi secara tidak wajar;
Euthanasia, kematian terjadi dengan sengaja dengan pertolongan ahli medis. Jenis
kematian ketiga yaitu Euthanasia telah ada sejak dahulu di dunia kesehatan dalam
menangani penyakit yang sulit disembuhkan, pada keadaan seperti ini tidak jarang
pasien maupun keluarga, memohon agar dapat melepaskan diri dari penderitaan dan
satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.
Euthanasia menuai banyak pendapat baik secara pro dan kontra setiap kehidupan
manusia memiliki arti penting tersendiri, dimana mengambil hidup seseorang dalam
kondisi normal adalah suatu kesalahan. Bagaimana jika keadaan kehidupan seseorang
berada pada keadaan tidak berdaya, tentu saja hal ini akan menjadi pertimbangan bagi
keluarga pasien dan juga dokter. Dokter dalam melaksanakan profesinya sebagai
tenaga medis sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga,
tidak dapat melepaskan diri dari standart profesi dokter yang berlaku baik dalam
KODEKI (Kode Etik Kedokteran Indonesia) maupun standart pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Kaidah hukum diperlukan dalam mengatur kehidupan manusia di segala
aspek kehidupan, sehingga tidak mengherankan jika masalah hukum sering terjadi
perdebatan di dunia kesehatan.
Di Indonesia Euthanasia sering dikaitkan dengan Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (yang selanjutnya disebut KUHP), Pasal 344 KUHP yang menyebutkan : “
Barang siapa menghilangkan nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang
disebutkannya dengan nyata dan sungguh-sungguh, dihukum penjara selama-lamanya
12 tahun”. Secara umum Euthanasia baik dalam KUHP maupun hukum positif
dilarang, padahal tidak ada penjelasan secara eksplisit mengenai euthanasia.
Bagaimana suatu pasal dengan perbedaan substansi digunakan dalam mengambil
keputusan, hal ini jelas tidak sesuai terhadap kasus yang akan diselesaikan. Sehingga
apabila terjadi kasus euthanasia, penerapan hukum positif ini masih perlu banyak
pertimbangan, sebenarnya dimana tempat Euthanasia ini dalam hukum positif di
Indonesia sampai sekarang masih menjadi pertimbangan.
Hal ini menjadi menarik untuk dikaji dalam pemahaman tentang tindakan medis
Euthanasia terhadap pasien dalam kondisi terminal. Pelayanan medis secara cepat
dan tepat kepada pasien akan sangat menolong pasien dalam menjalani serangkaian
perawatan medis demi kesembuhan atas sakit yang dialami oleh pasien. Tindakan
medis oleh dokter terhadap pasien dalam keadaan terminal sangat penting untuk
dilakukan, karena pasien telah mengalami penderitaan yang berat atas penyakit yang
sulit disembuhkan sehingga dapat meringankan beban yang dialami oleh pasien
maupun keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui, memahami,
mengkaji dan menganalisis sedalam-dalamnya tentang praktek Euthanasia terkait
dengan anggapan melanggar salah satu jenis kejahatan dalam hukum pidana yaitu
pasal 344 KUHP dan untuk mengetahui praktek Euthanasia dalam perkembangan
nilai-nilai Hak Asasi Manusai yang hidup di masyarakat Indonesia
Review pendahuluan : Pendahuluan pada jurnal ini sudah memaparkan tentang
masalah atau fenomena secara umum tentang topik yang akan diangkat, contoh
kejadian, dampak atau akibat yang muncul, dan masalah yang mucul. Namun pada
jurnal ini belum mebahas tentang prevalensi kejadian eutanasia di dunia maupun di
indonesia. Bahasa yang digunakan dalam jurnal ini susah dipahami karena kalimatnya
yang berbelit-belit. Pada pendahuluan ini tidak dilengkapi dengan sitasi sesuai dengan
kaidah yang ditentukan. Dan pada bagian akhir pendahuluan dalam jurnal ini sudah
terdapat tujuan dari penelitian. Namun belum menjelaskan manfaat penelitian dan
ruang lingkup secara jelas.
5. Tinjauan Pustaka

- Referensi-paraprase

Pada jurnal ini tidak membahas mengenai tinjauan pustaka secara yersendiri. Namun
pada pembahasan terdapat beberapa tinjauan pustaka yang mendukung dari hasil
penelitian ini. peneliti pada jurnal ini sudah melakukan paraprase yang tepat dan
melengkapi dengan sitasi pada akhir kalimatnya.

- Penelitian terkait dengan variabel

Pada penelitian ini tidak menjelaskan lebih lanjut variabel terkait dalam penelitian
ini, namun variabel penelitian sudah dituliskan pada kata kunci di abstrak penelitian.

6. Metode peneitian

- Design penelitian : Metode penelitian yang digunakan yaitu menggunakan penelitian


hukum normatif yuridis dan empiris. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
hukum normatif yuridis dilakukan dengan pengumpulan bahan hukum menggunakan
prosedur sebagai berikut : Mencatat dan menyusun bahan secara akurat; Memahami
dan memberi kritik; Menggunakan teknik snowball (extending exiting knowledge);
Mengklasifikasi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian hukum empiris yang
digunakan oleh penulis, yaitu : Wawancara dalam kegiatan ilmiah dilakukan tidak
sekedar bertanya pada seseorang, melainkan dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan
yang dirancang untuk memperoleh informasi yang relevan dengan permasalahan
Euthanasia kepada narasumber maupun informan.

- Sampel penelitian : Rumah Sakit Katolik Di Surabaya

- Analisa : Teknik analisis dalam Penelitian Hukum Normatif Yuridis ini


menggunakan analisis preskriptif, sedangkan Teknik analisis dalam Penelitian
Hukum Empiris ini menggunakan teknik analisis data kualitatif.

Review Metode : metode dalam penelitian ini sudah sesuai, namun sangat kompleks
dan sulit untuk memahami karena terdapat 2 metode dalam satu penelitian. Perl
pertimbangan pendapat masyarakat dan tenaga kesehatan lain selain dokter mengenai
euthanasia.

7. Hasil penelitian dan Pembahasan

Analisis Pro dan Kontra

Euthanasia memiliki tujuan tersendiri dan berbanding terbalik dengan yang


disuguhkan dalam pasal 344 KUHP tentang pembunuhan, sedangkan dalam
perkembangannya Euthanasia memuat nilai-nilai hak asasi manusia yang hidup di
masyarakat yaitu : Hak memperoleh layanan medis; Hak unuk memperoleh perawatan
paliatif; Hak pasien untuk menerima dan menolak seluruh perawatan medis; Hak pasien
untuk menghentikan perawatan medis; Hak untuk memilih alternatif pengobatan; Hak
untuk memilih pendapat dari dokter ahli lain tentang keadaan diri pasien (second
opinion); Hak untuk memperoleh informasi (tentang keadaan diri pasien); Hak untuk
tidak disiksa; Hak untuk menentukan nasib; Hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan
hukum; Hak untuk kemerdekaan berpikir dan hati nurani.
Berdasarkan nilai-nilai Hak Asasi Manusia yang hidup di masyarakat yang telah
disebutkan di atas, Euthanasia tidak melanggar nilai-nilai Hak Asasi Manusia yang hidup
di masyarakat karena telah mengakomodasi sebagian dari kebutuhan masyarakat.
Euthanasia dinilai sebagai kebutuhan pasien dibuktikan dengan rekam medis pasien,
karena perawatan medis terhadap pasien yang telah resisten terhadap pengobatan
dianggap sebagai hal yang tidak berguna dan dianggap sebagai kelalaian pengobatan.
Negara Belanda telah mengatur Euthanasia dalam peraturan perundang-undangan negara
dengan prosedur dan persyaratan khusus yang harus dipenuhi.

Review hasil dan pembahasan : pada penelitian ini belum memaparkan hasil dari
penelitian, dalam pembahasan sudh cukup runtun menjawab dari tujuan penelitian.
Namun pada penelutian ini hanya dilakkan di kota surabaya, dan tidak menjeneralkan ke
daerah lainnya. pembahasan dari penelitian ini hanya memaparkan euthanasia dari
pandangan politik dan tidak membahas dari pandangan kedokteran maupun tenaga
kesehatan lain.
8. Simpula dan saran

- Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang legalitas Euthanasia dari segi medis dan
hukum positif di Indonesia dapat ditarik kesimpulan bahwa norma hukum tentang
Euthanasia tidak diatur dalam hukum positif yang ada di Indonesia. Euthanasia tidak
termasuk kejahatan dalam pasal 344 KUHP karena Euthanasia tidak memenuhi unsur-
unsur kejahatan yang diatur dalam hukum positif di Indonesia. Sebab Euthanasia
memiliki beberapa alasan pembenar, alasan pemaaf dan alasan/dasar penghapusan pidana
yaitu : Asas legalitas; Keadaan darurat (Overmacht); Alasan tidak dapat
dipertaggungjawabkan seseorang terletak di luar orang itu (Uitwendig) : melaksanakan
perintah jabatan sebagai dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien; Actus Reus
Mens Rea dan Actus Non Facit Nisi Mens Sit Rea. Setiap orang berhak memperoleh
layanan kesehatan sebagai wujud perlindungan terhadap kesehatan masyarakat. Secara
implisit maksud dari Euthanasia telah terakomodir dalam UU tentang Hak Asasi
Manusia yang mengatur tentang setiap orang memiliki hak untuk memilih jalan hidupnya
asalkan tidak mengganggu keutuhan negara dan tidak merugikan orang lain. Hak memilih
jalan hidupnya sendiri juga dapat diartikan sebagai kebebasan terhadap dirinya sendiri
termasuk juga dalam hak untuk mengakhiri hidup sendiri.

Seorang pasien dan keluarga pasien berhak memperoleh penjelasan rekam tentang
kondisi pasien serta telah mendapat persetujuan dari dokter untuk dilakukan penghentian
pengobatan. Pasien yang telah memenuhi persyaratan penuh untuk dilakukan penghentian
pengobatan akan menanggung segala resiko yang terjadi dengan menyetujui terapeutik
yang akan digunakan dokter untuk mengabulkan permintaan pasien untuk mengurangi
penderitaan pasien. Pasien dan keluarga pasien menghentikan perawatan medis sebagai
wujud pemenuhan hak kebebasan berpikir dan hati nurani. Berdasarkan nilai-nilai Hak
Asasi Manusia yang hidup di masyarakat yang ada, Euthanasia tidak melanggar nilai-
nilai Hak Asasi Manusia yang hidup di masyarakat karena telah mengakomodasi
sebagian dari kebutuhan masyarakat. Peraturan khusus yang lebih rinci dan lebih
tegas tentang Euthanasia sangat dibutuhkan untuk penyelesaian kasus Euthanasia
agar tidak lagi menjadi sebuah masalah yang terus menerus mengalami dilema.
Peraturan khusus Euthanasia ini menjadi sangat penting dimana keberadaannya nanti
dapat menjadi sebuah pedoman, kepastian dan perlindungan hukum bagi pasien serta
dokter yang bertanggung jawab.

- Saran

Berdasarkan penelitian ini penulis memberikan saran sebagai berikut :

Bagi pemerintah (legislatif) Diharapkan adanya sebuah regulasi tentang Euthanasia


yang mengedepankan hak asasi manusia sesegera mungkin serta menentukan
Euthanasia ke dalam peraturan khusus yang kemudian dapat menjadi pedoman
sebagai kepastian hukum yang adil.

Bagi hakim dan jaksa diharapkan adanya sebuah pertimbangan penuh mengenai
Euthanasia dengan penyelesaian alternatif lain yang dapat mewakili kebutuhan dan
perkembangan tentang Euthanasia di masyarakat.

Bagi Ikatan dokter Indonesia diharapkan dapat turut serta memberikan sumbangan
pertimbangan untuk menjadi alternatif lain dalam menyelesaikan kasus Euthanasia
yang tetap menjunjung tinggi hak pasien dan kehormatan profesi dokter.

Bagi masyarakat diharapkan dapat turut memberikan pertimbangan agar setiap


alternatif penyelesaian Euthanasia seuai dengan kebutuhan perkembangan
masyarakat yang berpedoman pada hak asasi manusia.

Review simpulan dan saran : pada penelitian ini sudah memaparkan simpulan yang
baik merangkum dari hasil penelitian dan menjawab secara tegas tujuan dari
penelitian ini. saran yang diberikan sangat umum dan mencakup berbagai jenjang
dan profesi termasuk masyarakat umum

9. Referensi

Review Referensi : referensi yang digunakan dalam penelitian ini sangat beragam mulai
dari text book sampai jurnal jurnal yang dapat mendukung penelitian ini. penulisan
referensi sudah sesuai menggunakan APA Style dan mengurutkan sesuai abdjad.
1. Abdoel Djamali, Lenawati Tedjapermana, Tanggung Jawab Hukum Seorang Dokter
Dalam Menangani Pasien, Jakarta, CV Abardin, 1988.
2. Ahmad Rifai, Penemuan Hukum Oleh Hakim Dalam Perspektif Hukum Progresif,
Jakarta, Sinar Grafika, 2011.
3. Ahmad Zaelani. 2008. Euthanasia Dalam Pandangan Hak Asasi Manusia dan hukum
Islam. Skripsi. Konsentrasi Kepidanaan Islam Program Studi jinayah siyasah.
Fakultas Syariah Dan Hukum. Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah Jakarta.
4. Arief Shidarta, Refleksi Tentang Struktur Ilmu Hukum Nasional Indonesia, Bandung,
Mandar Maju, 2000.
5. Ari Yunanto dan Helmi, Hukum Pidana Malpraktik Medik, Yogyakarta, CV ANDI
Offset, 2010.
6. As-syaukani, Lutfi, Politik Ham dan Isu-Isu Teknologi Dalam Fiqih Kontemporer,
Bandung, Pustaka Hidayah , 1998
7. Bahder Johan Nasution, 2005, Hukum Kesehatan Pertanggungjawaban Dokter,
Jakarta, PT Rineka Cipta, 2005.
8. Crisdiono,M Achdiat, Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran Dalam Tantangan
Zaman, Jakarta EGC, 2007.
9. Dalmy Iskandar, Rumah Sakit Tenaga Kesehatan dan Pasien, Jakarta, Sinar Grafika,
1998.
10. Djoko Prakoso, Djaman Andi nirwanto, Euthanasia Hak Asasi Manusia dan Hukum
Pidana cet. ke-1, Jakarta, Ghalia Indonesiaa, 1984
11. Fajar Nugroho. 2008. Euthanasia Dalam Tinjauan Hukum Pidana Islam. Skripsi.
Fakultas Hukum. Universitas Muhamadiyah Surakarta.
12. F. Tegker, Mengapa Euthanasia, Bandung, Nova, 1990.
13. Gunawan, Memahami Euthanasia Kedokteran, Yogyakarta, Penerbit Kanisius, 1992.
14. Guwandi, Hospital Law (Emerging Doctrines & Jurisprudence, Jakarta, Balai
Penerbit FK UI, 2005.
15. Hanafiah Jusuf, Amri Amir, Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, edisi 4,
Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 2007.
16. Hermien Hadiati Koeswadji, Black’s Law Dictionary, dalam Hermien Hadiati
Koeswadji, Hukum dan Masalah Medis, Surabaya, Airlangga University Press, 1984.
17. Imron Halimy, Euthanasia Cara Mati Terhormat Orang Modern, Solo, CV
Ramadhan, 1990.
18. I Made Fandi Dwi Permana. 2015. Euthanasia Dikaji Dari Perspektif Hukum
Kesehatan dan Hak Asasi Manusia. Skripsi. Fakultas Hukum. Universitas Mataram.
19. Johnson, Alvin, Sosiologi Hukum, Jakarta, PT Rineka Cipta, 1994.
20. Mahendra Surya Perdana. 2011. Analisis Penggunaan Hak Euthanasia (Hak
Mengakhiri hidup) Oleh Pasien Menurut Undang-Undang Noor 39 Tahun 1999
Tentang Hak Asasi Manusia Dan Penerapan Hukum Di Indonesia Dengan Negara
Lain (Belanda,Belgia,Amerika). Skripsi. Fakultas Hukum. Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
21. Majda El-Muhtaj, Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia, Jakarta, Kencana,
2005.
22. Marzuki Peter Mahmud, Penelitian Hukum, Cetakan ke 7. Jakarta :Kencana, 2011.
23. Muslich Ahmad Wardi, Euthanasia Menurut Pandangan Hukum Positif dan Hukum
Islam, Jakarta, Rajawali, 2014.
24. N.E Akgra & K. Van Duyvendik, Mula Hukum (Rechtsaanvang), terjemahan J.C.T
Simorangkir, Bandung, Binacipta, 1983.
25. Notoatmodjo Soekidjo, Etika & hukum kesehatan, perbekalan kesehatan
pengembangan teknologi dan produk teknologi, Jakarta, Rineka Cipta, 2010.
26. Petrus Yoyo Karyadi, Euthanasia Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia, Yogyakarta,
Media Pressindo, 2001.
27. Roeslan Saleh, Beberapa Catatan perbuatan dan Kesalahan Dalam Hukum Pidana,
Jakarta, Aksara Baru, 1979.
28. Shidarta, Karakteristik Penalaran Hukum Dalam Konteks Keindonesiaan, Disertasi,
Universitas Katolik Parahyangan, 2004.
29. Sofwan Dahlan, Hukum Kesehatan Rambu-Rambu Bagi Profesi Dokter, Semarang,
Edisi 3, Universitas Diponegoro, 2005.
30. Sudikno Mertokusumo & A. Pitlo, Bab-bab tentang Penemuan Hukum, Bandung,
Citra Aditya Bakti, 1993.
31. Sudikno Mertokusumo, Panduan Bantuan Hukum di Indonesia Pedoman Anda
Memahami dan Menyelesaikan Masalah Hukum, Jakarta, YLBHI, 2014.
32. Sutarno, Hukum Kesehatan, pengalaman pribadi, bagian THT RSUD Dr. Soetomo,
Surabaya, 2014.
33. Thomas A Shanon. Terjemahan. K Bertens, Pegantar Bioetika, Jakarta, Gramedia
Pustaka Utama, 1995.
34. Wila Chandrawila Supriadi, Hukum kedokteran, Bandung, Mandar Maju, 2001.

Anda mungkin juga menyukai