Anda di halaman 1dari 2

Nama : Alfiani Iswayudi

Prodi : D3 KEPERAWATAN / TK2 A

MK : Keperawatan Paliatif

Menganalisis Issue Euthanasia

JURNAL INTERNASIONAL

A Review of Euthanasia: Criminal and Medical Law Aspects in Indonesia


A Review of Euthanasia: Criminal and Medical Law Aspects in Indonesia Muji Iswanty*1, Fuad Nur2
1 Faculty of Medicine, Hasanuddin University, South Sulawesi, Indonesia 2 Faculty of Law, Ichsan
Gorontalo University, Gorontalo, Indonesia

* Corresponding Author: muji.iswanty@gmail.com

Journal of Health, Medicine and Nursing www.iiste.org ISSN 2422-8419 An International Peer-
reviewed Journal Vol.52, 2018

Bedasarkan penelitian ini, Isu euthanasia merupakan dilema yang menempatkan posisi
dilematis. Tumbuh, tetapi tidak diimbangi dengan kepastian hukum. Masalah yang akan dibahas
dalam Makalah adalah bagaimana pembatasan yang diberlakukan oleh undang-undang untuk tindakan
euthanasia memerlukan tinjauan ilmu kedokteran dan hukum pidana serta aspek hak asasi manusia.

Dengan menggunakan pikiran, manusia mampu menciptakan teknologi untuk memudahkan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Dari sini, manusia terus berusaha untuk menunda kematian dengan
berbagai cara, termasuk penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menyembuhkan kesehatan
manusia. Di sisi lain, dengan penemuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membawa konsekuensi
tertentu bagi umat manusia seperti euthanasia.

Sedangkan Harapan manusia terhadap kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
memudahkan kehidupan manusia dengan berbagai macamnya kemajuan. Dalam arti perkembangan
ilmu pengetahuan merupakan manifestasi dari keinginan manusia untuk berkembang dan berkembang
hidup mereka, dan untuk memecahkan rahasia alam. Salah satu perkembangan ilmu yang banyak
membantu dan langsung menangani masalah kesehatan dan kehidupan manusia adalah teknologi
kedokteran.

Isu euthanasia merupakan dilema yang menempatkan pada posisi dilematis. Itu tumbuh, tetapi tidak
dikompensasikan dengan kepastian hukum. Di Indonesia secara tegas menolak euthanasia. Menurut
Farid Anfasal Moeloek, selaku ketua Ikatan Dokter Indonesia berpendapat bahwa euthanasia sampai
saat ini belum diterima di nilai dan norma yang berkembang dalam masyarakat Indonesia. Itu karena
Euthanasia tidak sesuai dengan etika
JURNAL 2

JURNAL INDONESIA

Euthanasia dalam Pandangan Moral, Kode Etik Kedokteran dan


Perspektif Hukum Islam
Zilfania Rahmawati(1*), Ashif Az Zafi(2)
(1) Institut Agama Islam Negeri Kudus
(2) Institut Agama Islam Negeri Kudus
(*) Corresponding Author

DOI : 10.30983/alhurriyah.v5i2.3205

Kode etik kedokteran Indonesia, mengartikan eutanasia dalam tiga arti yaitu berpindahnya ke
alam baka yang tenang dan aman, saat sakaratul maut penderitaan si sakit diringankan dengan
memberikan obat penenang, mengakhiri penderitaan sekaligus kehidupan seseorang yang sakit
dengan sengaja atas permintaan pasien sendiri atau keluaganya.2 Dilihat dari segi tindakan yang
dilakukan oleh pelaku, euthanasia dibagi dua yaitu euthanasia indirect (pasif), merupakan euthanasia
yang dilakukan tanpa memberikan perawatan ataupun dengan cara menghentikan pengobatan yang
berpotensi memperpanjang hidup pasien. Contohnya, petugas medis tidak memberikan penanganan
semisal memasang alat bantu pernapasan pada penderita kanker yang sudah kritis pasien koma,
disebabkan benturan di bagian kepala atau menderita penyakit pada otak dan tidak ada harapan untuk
sembuh.

Dalam melakukan euthanasia harus mengikuti prosedur dan proses panjang yang menjadi ketentuan
dalam tindakan euthanasia. Tindakan penanganan yang diberikan kepada pasien merupakan suatu hal
yang bernilai penting. Dalam hal tersebut penanganan yang diberikan haruslah dapat
dipertanggungjawabkan, baik dari segi kedokteran, hukum, maupun dari segi peraturan moral
kemanusiaan yang sesuai.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagai umat Islam haruslah menganggap penderitaan yang
dialami baik akibat penyakit yang mematikan maupun yang ringan adalah sebagai ujian keimanan
yang melatih kepasrahan kita kepada Allah sebagai sang pencipta. Bahkan, penderitaan yang dialami
seorang muslim dapat menjadi sarana pelebur dosa-dosa kecil yang pernah dilakukan. Dalam islam
tidak ada anggapan ataupun pernyataan mengenai mengakhiri hidup untuk menghilangkan
penderitaan. Karena Allah sendiri telah berfirman bahwa tidak akan membebani (memberikan ujian)
kepada hamba-Nya melebihi batas kemampuan seorang hamba yang terdapat pada Q.S. Al-Baqarah
ayat 286.

DAFTAR PUSTAKA

https://core.ac.uk/download/pdf/234692592.pdf

https://docs.google.com/viewerng/viewer?url=http://ejournal.iainbukittinggi.ac.id/index.php/
alhurriyah/article/viewFile/3205/818

Anda mungkin juga menyukai