Anda di halaman 1dari 10

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN

Dosen Pengampu : Rolando Marpaung, S.H, M.H.

Oleh :

1. Elisabeth Sianipar 220203008


2. Jane Three One Simbolon 220203039
3. Maria Panesha Pasaribu 220203011
4. Rapael Septian Pangaribuan 220203017
5. Stefya Natasya Sinaga 220203022
6. Yolanda D.B Manullang 220203027

Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat

Fakultas Farmasi dam Ilmu Kesehatan

Universitas Sari Mutiara Indonesia

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas pertolongan yang telah Ia
berikan kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan karya tulis dalam bentuk makalah
yang berjudul “Etika dan Hukum Kesehatan” dengan penuh kelancaran, sehingga
kami dapat memberikan yang terbaik dalam penulisan dan pembuatannya
Karya tulis ini kami buat sebagai wadah untuk menyampaikan tentang Etika Dan
Hukum,sehingga harapannya lewat karya tulis dalam bentuk makalah ini, bisa menjadi
sumber bacaan, dan sumber pengetahuan yang baru bagi pembaca untuk mengerti dan
memahami tentang Etika Dan Hukum.
Karya tulis ini juga tidak akan bisa selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai referensi
yang kami rangkumkan, sehingga karya Tulis ini dapat terselesaikan dengan baik
sesuai dengan kemampuan dari kami kelompok penulis. Karya tulis ini juga tidak
luput dari berbagai kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu Jika ada suatu kata
yang salah dalam penulisan karya tulis ini dimohon untuk dimaafkan dengan
setulusnya, sehingga jika ada kesempatan dapat memperbaikinya mejadi lebih baik
lagi. Oleh karena itu, kami membutuhkan dukungan baik dalam bentuk kritik serta
saran dari dosen pembimbing mata kuliah (Rolando Marpaung, S.H, M.H.) serta
semua kalangan yang membaca karya tulis ini.

Medan 15 April
2023

Kelompok
Penulis
BAB I

PEMBAHASAN

1.1 Latar Belakang

Pandangan masyarakat atas hukum yang beragam telah menimbulkan berbagai


persepsi pula tentang hukum. Hukum dalam arti peraturan perundang- undangan yang
dikenal oleh masyarakat sebagai undang-undang umumnya. diberi pengertian sebagai
pengatur. Oleh karena itu aturan aturan di bidang kesehatan dikenal sebagai hukum
kesehatan, meskipun hukum kesehatan mungkin lebih luas lagi cakupannya dari itu.

Dalam pandangan yang lebih luas sebagaimana dikatakan oleh cicero, yaitu
dimana setiap masyarakat disitu ada hukum (ib/ societas ibi ius) telah
mengindikasikan bahwa setiap aktivitas masyarakat pasti ada hukumnya. Demikian
halnya dengan praktek penyelenggaraan kesehatan, yang tentunya. pada setiap
kegiatannya memerlukan pranata hukum yang dapat menjamin terselengaranya
penyelenggaraan kesehatan. Pranata hukum yang mengatur penyelenggaraan
kesehatan adalah perangkat hukum kesehatan. Adanya perangkat hukum kesehatan
secara mendasar bertujuan untuk menjamin kepastian hukum dan perlindungan yang
menyeluruh baik bagi penyelenggara kesehatan maupun masyarakat penerima
pelayanan kesehatan.

Di Indonesia hukum kesehatan berkembang seiring dengan dinamika kehidupan


manusia, dia lebih banyak mengatur hubungan hukum dalam pelayanan kesehatan, dan
lebih spesifik lagi hukum kesehatan mengatur antara pelayanan kesehatan dokter,
rumah sakit, puskesmas, dan tenaga-tenaga. kesehatan lain dengan pasien. Karena
merupakan hak dasar yang harus dipenuhi, maka dilakukan pengaturan hukum
kesehatan, yang di Indonesia dibuat suatu aturan tentang hukum tersebut, yaitu dengan
disahkannya Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Hukum Kesehatan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.. Hukum kesehatan di Indonesia diharapkan lebih lentur (fleksibel dan
dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang kedokteran.
Salah satu tujuan dari hukum, peraturan, deklarasi ataupun kode etik kesehatan
adalah untuk melindungi kepentingan pasien disamping mengembangkan kualitas
profesi dokter atau tenaga kesehatan. Keserasian antara kepentingan pasien dan
kepentingan tenaga kesehatan merupakan salah satu penunjang keberhasilan
pembangunan sistem kesehatan. Oleh karena itu hukum kesehatan yang mengatur
pelayanan kesehatan terhadap pasien sangat erat hubungannya dengan masalah-
masalah yang akan timbul diantara hubungan perikatan antara dokter dan pasien, dan
atau kelalaian serta kesalahan yang dilakukan oleh dokter, yang berakibat hukum entah
itu hukum perdata maupun pidana.

Hukum kesehatan pada saat ini dapat dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu hukum
kesehatan public (public health lang dan Hukum Kedokteran (medical law). Hukum
kesehatan public lebih menitikberatkan pada pelayanan kesehatan masyarakat atau
mencakup pelayanan kesehatan rumah sakit, sedangkan untuk hukum kedokteran,
lebih memilih atau mengatur tentang pelayanan kesehatan pada individual atau
seorang saja, akan tetapi semua. menyangkut tentang pelayanan kesehatan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Dan Hukum Kesehatan

(Bertens, 2007), kata “etika” berasal dari bahasa yunani kuno, yakni ethos (bentuk
kata tunggal) atau ta etha (bentuk kata jamak). Ethos berarti tempat tinggal, padang
rumput, kandang, kebiasaan atau adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, dan cara
berpikir. Sedangkan kata ta etha berarti adat kebiasaan. Namun, secara umum etika
dimengerti sebagai ilmu apa yang biasa kita lakukan. Dalam kamus umum bahasa
Indonesia (Bertens, 2007) merupakan ilmu pengetahuan tentang asas - asas akhlak
(moral). Pengertian lain lagi mengenai etika dari (Magnis-Suseno, 1987). Ia memberi
pengertian bahwa etika adalah ilmu yang mencari orientasi (ilmu yang memberi arah
dan pijakan pada tindakan manusia).

Etika merupakan bagian yang tak dapat dipisahkan dalam kehidupan dan
pergaulan manusia, etika atau sering juga disebut sebagai “filsafat prilaku” atau nilai,
ada juga pendapat yang menyebut etika ini dengan istilah “filsafat moral” adalah salah
satu cabang filsafat yang membicarakan tentang perilaku manusia dengan
penekanannya kepada hal-hal yang baik dan buruk. Dengan kata lain, etika adalah
ilmu yang membahas tentang perbuatan baik dan buruk manusia, sejauh yang
dipahami oleh pikiran manusia.

Etika atau ethics memperhatikan atau mempertimbangkan tingkah laku manusia


dalam pengambilan keputusan moral. Etika mengarahkan atau menghubungkan
penggunaan akal budi individual dengan objektivitas untuk menentukan kebenaran
atau kesalahan dan tingkah laku seseorang terhadap orang lain. Dalam istilah Latin,
ethos atau ethikos selalu disebut dengan mos sehingga dari perkataan tersebut lahirlah
moralitas atau yang sering diistilahkan dengan perkataan moral. Namun demikian
apabila dibandingkan dalam pemakaian yang lebih luas perkataan etika dipandang
sebagai lebih luas dari perkataan moral, sebab terkadang istilah moral sering
dipergunakan hanya untuk menerangkan sikap lahiriah seseorang yang biasa dinilai
dari wujud tingkah laku atau perbuatannya saja.

Hukum kesehatan termasuk hukum “lex specialis”, melindungi secara khusus


tugas profesi kesehatan (provider) dalam program pelayanan kesehatan manusia
menuju ke arah tujuan deklarasi “health for all” dan perlindungan secara khusus
terhadap pasien “receiver” untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Dengan
sendirinya hukum kesehatan ini mengatur hak dan kewajiban masing-masing
penyelenggara pelayanan dan penerima pelayanan, baik sebagai perorangan (pasien)
atau kelompok masyarakat. Hukum kesehatan adalah semua ketentuan hukum yang
berhubungan langsung dengan pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan
penerapannya. Hal ini berarti hukum kesehatan adalah aturan tertulis mengenai
hubungan antara pihak pemberi pelayanan kesehatan dengan masyarakat atau anggota
masyarakat. Dengan sendirinya hukum kesehatan itu mengatur hak dan kewajiban
masing-masing penyelenggara pelayanan dan penerima pelayanan atau masyarakat.

2.2 Contoh Pelanggaran Etika Dan Hukum Kesehatan

Nama dr Kevin Marpaung, atau yang lebih dikenal dengan nama dr Kevin
Samuel sudah dinilai melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap wanita
melalu konten tik tok yang ia buat. Dalam video dr Kevin Marpaung berdurasi 15
detik itu, Kevin yang mengenakan jas putih dokter dan mengalungkan stetoskop
dilehernya mendapatkan konsultasi dari bidan, " Dok Tolong cek Pasien Ny. A
udah pembukaan berapa...".Lalu dokter tersebut menjawab "oke kak"..." Sambil
menyergitkan mata dan mengigit bibir bawah, mengacuhkan 2 jari (jari telunjuk
dan jari tengah) menunjukkan persiapan melakukan pemeriksaan Vaginal Touche.
Vaginal Touche adalah pemeriksaan dalam dengan metode memasukkan dua jari
pemeriksa ( telunjuk dan tengah ) kedalam vagina ibu untuk memeriksa
pembukaan serviks atau leher rahim, apakah telah siap untuk proses melahirkan
atau belum. ( Pemeriksaan ini bisa dilakukan oleh dokter dan bidan).Dalam video
yang ia unggah juga dokter tersebut kemudian memutar mata ke atas dan
menengadah dengan keterangan " awkwardmoment" sambil menjawab"
Pembukaan 3 Kak ".Sontak dalam video unggahan tersebut mendapat komentar
negatif warganet, pasalnya dalam video tersebut diduga dokter Kevin wajahnya
dibuat mesum, saat melakukan pemeriksaan.

Atas hal tersebut dokter Kevin Marpaung diberikan sanksi;

1. Pencabutan SIP

Atas unggahan video dan komentar negatif warganet akhirnya dokter Kevin
Diminta cabut SIP .Koalisasi Masyarakat Sipil Anti Kekerasan Seksual (Kompaks)
adalah salah satu pihak yang mengecam konten tersebut karena reka adegan yang
dilakukan dengan memberikan candaan bernuansa seksual yang merendahkan
perempuan. Kompaks pun diminta mencabut SIP dan keanggotaan IDI dokter yang
bersangkutan. " Video ini melecehkan perempuan secara umum dan pasien perempuan
yang membutuhkan layanan kesehatan secara khusus,'kata Kompaks dalam pernyataan
resmi yang diterima kompas.com,Sabtu (17/04/2021)

2. Melanggar kode etik kedokteran

Video tersebut dianggap telah melanggar kode Etika Dokter Indonesia (KODEKI)
dan pelanggaran sumpah dokter.Berikut pernyataannya:Padahal hak pasien telah
dilindungi dalam UU no 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 32 (ayat c, d, dan
e) yaitu:

a. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi;


b. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi
dan standar prosedur operasional;
c. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari
kerugian fisik dan materi;" imbuh pernyataan tersebut.
d. Dan hak perempuan untuk dilindungi dari tindakan pelecehan dan bentukan
tindakan diskriminatif lainnya telah disebutkan di dalam Konvensi
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita (CEDAW)."
3. Pelecehan Demi Popularitas

Kompaks mengatakan, tindakan tenaga kesehatan yang melakukan pelecehan


maupun tayangan video demi popularitas, terkait pengalaman perempuan saat
menghadapi persalinan dan melakukan pemeriksaan transvaginal dapat menurunkan
kepercayaan masyarakat untuk mengakses layanan kesehatan reproduksi."Kami
mengecam konten buatan dr. Kevin Samuel yang menunjukkan sikap melecehkan
dalam reka adegan pemeriksaan pasien sebelum persalinan. Sikap ini bertentangan
dengan nilai etis dan kemanusiaan yang dijunjung tinggi dalam profesi dokter,"
ungkap dr Gariella Sandranila Suryadana dari Dokter Tanpa Stigma. "Dokter
seharusnya mampu memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien dalam setiap
konsultasi kesehatan maupun dalam keseharian. Di era digital saat ini dokter
seharusnya mampu memanfaatkan media sosial untuk mengedukasi masyarakat demi
tercapainya kesehatan masyarakat yang lebih baik.

4. Diminta Sanksi Tegas

Berikut isi tuntutan Kompaks.

Oleh karena itu kami memberikan tuntutan kepada:

1. IDI Jakarta Selatan sebagai IDI tempat dokter yang bersangkutan bernaung, untuk
segera mengajukan permasalahan ini MKEK IDI

2. MKEK IDI untuk segera mengusut permasalahan ini dan memberi sanksi tegas
kepada dokter yang bersangkutan yaitu mencabut SIP dan keanggotaan IDI dokter
yang bersangkutan.

3. PB IDI untuk membuat aturan tegas bagi tenaga medis yang melecehkan pasien
dalam bentuk apapun termasuk media sosial dan menyusun kurikulum
pembinaan/ pelatihan perspektif gender dan HAM pada tenaga medis
4. Tenaga medis untuk berperan aktif menciptakan layanan kesehatan yang
berperspektif gender dan senantiasa mengingatkan sejawat lain untuk bersikap
profesional dalam bekerja.

Setelah pelanggarannya dilaporkan dan dinyatakan bersalah hingga dihukum 6


bulamn, maka ia pun membuat permintaan maaf Video permintaan maaf dokter
Kevin Samuel diunggah di akun Twitter dokter Tirta
Mandira Hudhi, @tirta_hudhi, pada Sabtu, 17 April 2021.

"Kepada seluruh masyarakat, teman-teman netizen, dan khususnya kaum wanita, saya
dokter Kevin ingin meminta maaf sebesar-besarnya atas video konten saya mengenai
pembukaan..." kata dokter Kevin Samuel di dalam video berdurasi 42 detik tersebut.

"Di mana di video tersebut saya tidak berhati-hati dalam memilih soundtrack, dan
memasang ekspresi wajah yang terkesan melecehkan. Sekali lagi saya ingin meminta
maaf, khususnya untuk kaum wanita," dia melanjutkan.

Dokter Kevin Samuel pun berjanji bahwa ke depannya akan lebih berhati-hati dalam
membuat video konten,"Dan berjanji akan lebih fokus ke video-video konten yang
bersifat edukasi. Terimakasih.".

2.3 Faktor Penyebab Terjadinya Pelanggaran

1. Kebutuhan Individu

2. Tidak Ada Pedoman

3. Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi

4. Lingkungan Yang Tidak Etis5. Perilaku Dari Komunitas

2.4 Cara Mencegah atau Menangani Kasus

1.Meningkatkan pemahaman etika profesi;


2.peningkatan kompetensi melalui pelatihan IAI dan diskusi internal organisasi;

3. Meningkatkan religiusitas; dan

4. menjadikan pimpinan sebagai panutan utama.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berikut kesimpulan yang bisa diambil dari masalah tentang Etika dan Hukum
Kesehatan;

1. Dokter Kevin Marpaung terbukti melakukan pelanggaran kode etik


kedokteran
Yang tercantum UU no 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 32 (ayat c,
d, dan e)
2. Sanksi dari pelanggaran yang dilakukan yaitu
a. Pencabutan SIP
b. Pembinaan selama enam bulan hingga penundaan pemberian
rekomendasi izin praktik kepada dr Kevin Samuel Marpaung.

Anda mungkin juga menyukai