Anda di halaman 1dari 13

(HUKUM KESEHATAN DAN KEPERAWATAN)

Mata Kuliah : Etika Keperawatan

Dosen Pengampuh : Risqi Wahyu susanti, S.Kep.Ns,M.Kep

Disusun oleh Kelompok 3:

Nanda Amelisa (222431225)

Mutmainnah bastian (2224311220)

Fitriani (222431230)

Dhea Rosya Pebrianti (222431215)

Prodi D3 Keperawatan

Fakultas Sains Dan Teknologi

Universitas Sembilanbelas November Kolaka

Tahun Ajaran 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT , karena atas segala
rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan Makalah ini sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan. Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas yang
diberikan. Dalam makalah ini, kami penulis menyajikan materi tentang “HUKUM
KESEHATAN DAN KEPERAWATAN”.

Dengan selesainya pembuatan makalah ini, penulis mengucapkan


terimakasih kepada ketua program studi D3 Keperawatan Universitas Sembilan
Belas November yaitu ibu Dr.Grace Tedy Tulak.,S.Kep.,Ns.,M.Kep serta dosen
mata kuliah ETIKA KEPERAWATAN yaitu ibu Risqi Wahyu Susanti,
S.Kep.Ns.M.Kep yang telah memberikan tugas ini dan serta teman- teman
sekalian yang sudah berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini.

Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi
di masa yang akan datang khususnya dibidang Pendidikan. Namun, penulis
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangngannya. Oleh karena
itu,dengan lapang dada dan dengan hati terbuka penulis mengharapkan kepada
para pembaca untuk memberikan sasaran dan kritik yang sifatnnya membangun
demi sempurnanya makalah ini.

Kolaka November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang……………………………………………………………..

1.2 Rumusan masalah………………………………………………………..

1.3 Tujuan ………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian hukum Kesehatan dan hukum keperawatan……………………

2.2 Ciri-ciri hukum kesehatan…………………………………………………………

2.3 Sejarah perkembangan hukum kesehatan diindonesia………………………

2.4 Fungsi hukum Kesehatan……………………………………………………………

2.5 Fungsi hukum dalam keperawatan

2.6 Kedudukan hukum kesehatan diindonesia……………………………………..

2.7 Aspek hukum Kesehatan…………………………………………………………..

2.8 Pengelompokkan hukum Kesehatan…………………………………………….

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Hukum kesehatan adalah semua ketentuan- ketentuan atau peraturan-


peraturan perundang- undangan di bidang kesehatan yang mengatur hak dan
kewajiban individu, kelompok atau masyarakat sebagai penerima pelayanan
kesehatan pada satu pihak, hak dan kewajiban tenaga kesehatan dan sarana
kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan di pihak lain yang
mengikat masing-masing pihak dalam sebuah perjanjian terapeutik dan
ketentuan-ketentuan atau peraturan-peraturan perundang-undangan di bidang
kesehatan lainnya yang berlaku secara lokal, regional, nasional dan
internasional.

Menurut H. J. J. LennenHukum kesehatan adalah semua peraturan hukum


yang berhubungan langsung pada pemberian layanan kesehatan dan
penerapannya pada hubungan perdata, hukum administrasi dan hukum pidana.
Arti peraturan di sini tidak hanya mencakup pedoman internasional, hukum
kebiasaan, hukum yurisprudensi, namun ilmu pengetahuan dan kepustakaan
dapat juga merupakan sumber hukum.

Hukum kesehatan dapat dirumuskan sebagai kumpulan peraturan yang


berkaitan dengan pemberian perawatan dan hukum administrasi. Hukum
kedokteran yang mempelajari hubungan yuridis di mana dokter menjadi salah
satu pihak, adalah bagian dari dalam hukum Kesehatan.
1.2 Rumusan masalah

1. Pengertian hukum Kesehatan dan hukum keperawatan

2. Ciri-ciri hukum kesehatan

3. Sejarah perkembangan hukum kesehatan diindonesia

4. Fungsi hukum Kesehatan

5. Fungsi hukum dalam keperawatan

6. Kedudukan hukum kesehatan diindonesia

7 . Aspek hukum Kesehatan

8. Pengelompokkan hukum Kesehatan

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian hukum Kesehatan dan hukum keperawatan

2. Untuk mengetahui ciri-ciri hukum kesehatan

3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan hukum kesehatan di indonesia

4. Untuk mengetahui fungsi hukum Kesehatan

5. Untuk mengetahui fungsi hukum dalam keperawatan

6. Untuk mengetahui kedudukan hukum kesehatan diindonesia

7 . Untuk mengetahui aspek hukum Kesehatan

8. Untuk mengetahui pengelompokkan hukum Kesehatan


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian hukum Kesehatan dan hukum keperawatan

Hukum kesehatan adalah hukum yang berhubungan langsung dengan


pemeliharaan kesehatan; meliputi penerapan perangkat hukum perdata, pidana dan
tata usaha negara.. atau Seperangkat kaidah yang mengatur semua aspek yang
berkaitan dengan upaya di bidang kesehatan, meliputi kedokteran, keperawatan dan
kebidanan, makanan dan minuman, rumah sakit, lingkungan hidup, lingkungan kerja,
dan lain-lain yang terkait. dengan upaya Kesehatan. Sedangkan hukum keperawatan
Bagian dari hukum kesehatan yang mengatur semua aspek yang berkaitan dengan
amalan keperawatan.

2.2 Ciri-ciri hukum Kesehatan


1. Merupakan ketentuan yang berhubungan langsung dengan pelayanan
Kesehatan.
2. Mengatur hubungan hukum antara pelanyelenggara dan penerima pelayanan
Kesehatan.

2.3 Sejarah perkembangan hukum Kesehatan di Indonesia


Sejarah Perkembangan Hukum Kesehatan Berkembang di Indonesia
dimulai pada kongres nasional (PERHUKI), oleh fakultas hukum dan fakultas
kedokteran Universitas Indonesia sebagai tindak lanjut (word association for
medical law) kongres Belgia, di Indonesia pada tahun 1993 tetapi sebelumnya
sudah diadakannya kongres pada tanggal 1 november 1982 oleh suatu
pertemuan untuk hukum kedokteran Indonesia (PERHUKI). Organisasi perhuki
berhasil masuk diseluruh daerah di indonesia. sehingga kongres pertama
(PERHUKI) diadakan pada tahun 1987 dengan sarana menteri kehakiman dan
dirjen kesehatan.

Kajian daripada (PERHUKI) yaitu antara lain:

1. Dokter
2. Aspek hukum.
3. Transaksi antara dokter dan pasien.
4. Hubungan transaksi antara rumah sakit dan pasien.

2.4 Fungsi hukum keperawatan


1. Menjaga ketertiban di dalam masyarakat. Meskipun hanya mengatur tata
kehidupan di dalam sub sektor yang kecil tetapi keberadaannya dapat memberi
sumbangan yang besar bagi ketertiban masyarakat secara keseluruhan.

2. Menyelesaikan sengketa yang timbul di dalam masyarakat (khususnya di


bidang kesehatan). Benturan antara kepentingan individu dengan kepentingan
masyarakat.
3. Merekayasa masyarakat (social engineering). Jika masyarakat menghalang-
halangi dokter untuk melakukan pertolongan terhadap penjahat yang luka- luka
karena tembakan, maka tindakan tersebut sebenarnya keliru dan perlu
diluruskan.
2.5 Fungsi hukum dalam keperawatan
1. Hukum memberikan kerangka kerja untuk menetapkan jenis tindakan
keperawatan yang sah dalam asuhan keperawatan pasien
2. Hukum membedakan tanggung jawab perawat dari
tenaga profesional kesehatan lain.
3. Hukum membantu memberikan batasan Tindakan keperawatan yang mandiri
4. Memberikan kerangka untuk menentukan Tindakan keperawatan
5. Membedakan tanggung jawab dengan profesi yang lain
6. Membantu mempertahankan standar praktik keperawatan dengan
meletakkan posisi perawat memiliki akuntabilitas di bawah hukum.

2.6 Kedudukan hukum kesehatan di indonesia


Perkembangan hukum di bidang kedokteran dan kesehatan dapat ditelaah
mengenai pengertiannya, kedudukan pengembangan ilmunya, dan proyeksinya.
Seringkali terdapat keraguan pemakaian istilah mana yang dapat dipakai untuk
memilih istilah hukum kedokteran ataukah hukum kesehatan ataukah hukum
kedokteran - kesehatan.

Bagi ahli hukum pidana sudah kenal dengan istilah ilmu kedoteran kehakiman
dan/atau ilmu kedokteran forensik yaitu ilmu yang menghasilkan bahan
penyelidikan melalui pengetahuan kedokteran untuk membantu menyelesaikan
dan pembuktian perkara pidana yang menyangkut korban manusia. Oleh karena
itu dalam hal memahami peraturan-peraturan hukum tentang kegiatan
pelayanan kesehatan menurut ilmu kedokteran, akan dirasakan lebih serasi
dengan menyebut istilah "hukum kedokteran kesehatan" disingkat HKK.

Penggunaan kata majemuk hukum kedokteran- kesehatan mempunyai latar


Belakang dari rumusan kalimat "kesehatan berdasarkan ilmu kedokteran"
sebagaimana tercantum dalam penjelasan umum eks Undang-Undang tentang pokok-
pokok kesehatan no.

Kedudukan hukum kedokteran kesehatan menjadi bagian dari pertumbuhan ilmu


hukum dan sebagai cabang/ranting pohon hukum yang di kemudian hari diharapkan
dapat berkembang lebih jauh menjadi sub bidang tersendiri hukum kesehatan dan
hukum kedokteran termasuk teknologi kedokteran. Kemajuan pembidangan hukum
yang demikian itu dapat terlihat pada hukum acara pidana menjadi beberapa bagian
antara lain hukum pembuktian dan hukum kepolisian yang mengandung teknologi
penegakan hukum.

2.7 Aspek hukum Kesehatan

1. Promotif (peningkatan kesehatan)

2. Preventif (pencegahan penyakit)

3. Kuratif (penyembuhan penyakit)

4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)

5. Organisasi.

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan diwujudkan melalui pemberian


pelayanan kesehatan yang didukung oleh sumber daya kesehatan, baik tenaga
kesehatan maupun tenaga non-kesehatan. Perawat dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan berperan sebagai penyelenggara praktik keperawatan,
pemberi asuhan keperawatan, penyuluh dan konselor bagi klien, pengelola
pelayanan keperawatan, dan peneliti keperawatan.

2014 tentang Keperawatan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik


Indonesia Nomor 5612 pada tanggal 17 Oktober 2019

2.8 Pengelompokkan hukum Kesehatan


1. Hukum kesehatan yang terkait langsung dengan pelayanan kesehatan yaitu:
a. UU No. 23/ 1992 Tentang Kesehatan yang telah diubah menjadi UU No
36/2009 tentang Kesehatan.
b. PP No. 32/1996 tentang Tenaga Kesehatan.
c. Keputusan Menteri Kesehatan No.1239/2001 tentang Registrasi dan Praktik
Perawat.
d. UU No. 29/2004 tentang Praktek kedokteran
e. UU NO, 44/2009 tentang Rumah sakit
f. Permenkes 161/2010 tentang Uji Kompetensi
g. UU No. 38/2014 tentang Keperawatan

2. Hukum Kesehatan yang tidak secara langsung terkait dengan pelayanan


Kesehatan antara lain:
a. Hukum Pidana
Pasal-pasal hukum pidana yang terkait dengan pelayanan kesehatan. Misalnya
Pasal 359 KUHP tentang kewajiban untuk bertanggung jawab secara pidana
bagi tenaga kesehatan atau sarana kesehatan yang dalam pelayanan
kesehatan menyebabkan pasien menyelenggarakan mengalami cacat,
gangguan fungsi organ tubuh atau kematian akibat kelalaian atau kesalahan
yang dilakukannya.
b. Hukum Perdata.
Pasal-pasal Hukum perdata yang terkait dengan pelayanan kesehatan.
Misalnya Pasal 1365 KUHPerd. mengatur tentang kewajiban hukum untuk
mengganti kerugian yang dialami oleh pasien akibat adanya perbuatan melawan
hukum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan sarana kesehatan dalam
memberikan pelayanan terhadap pasien
c. Hukum Administrasi Ketentuan-ketentuan penyelenggaraan pelayanan
kesehatan baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun oleh sarana
kesehatan yang melanggar hukum adminstrasi yang menyebabkan kerugian
pada pada pasien menjadi tanggung jawab hukum dari penyelenggara
pelayanan kesehatan tersebut.

3. Hukum Kesehatan yang berlaku secara Internasional:


a. Konvensi
b. Yurisprudensi
c. Hukum Kebiasaan
d. Hukum Otonomi
e. Perda tentang Kesehatan
f. Kode Etik Profesi
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa
Hukum Kesehatan dan keperawatan yang diartikan memegang peran penting
dalam semua proses Kesehatan. Tidak adanya hukum akan menyebabkan
disfungsional bahkan dapat menjadi penyebab kerusuhan. Oleh karena itu,
hukum Kesehatan merupakan semua peraturan hukum yang berhubungan
langsung pada pelayanan Kesehatan dan penerapannya pada hukum perdata,
hukum admistrasi dan hukum pidana.
DAFTAR PUSTAKA

Musrifatul Uliyah Dkk (2019). Etika keperawatan ilmu Kesehatan . Surabaya:


UMsurabaya publishing.

Anda mungkin juga menyukai