1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dalam mata kuliah “etika dan hukum
kesehatan” Pada makalah ini, saya yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan maupun
kesalahan dan kekeliruan pengejaan kata. Oleh karena itu, kami mengharapkan untuk kalian para
pembaca memberikan kritik dan saran agar saya dapat mengerjakan makalah lebih baik untuk
kedepannya. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen
Etika Dan Hukum Kesehatan Zuhrotunida,SST.,M. Kes. . , yang telah memberikan tugas ini
agar saya lebih bisa mngerti tentang pembuatan makalah da nisi dari dalam makalah ini sendiri,
yang berjudul “DASAR HUKUM / PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN
DALAM PRAKTIK KEBIDANAN” Akhir kata, saya ucapkan terimakasih dan semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….
1.2 Tujuan………………………………………………………………..
BAB II DASAR HUKUM / PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN DALAM
PRAKTIK KEBIDANAN .....................................................................................
2.1 Definisi Hukum Kesehatan
2.2 Perbedaan / Persamaan Etika Dan Hukum Kesehatan
2.3 Fungsi Hukum Kesehatan
2.4 Pengaturan Perundang Undangan Kesehatan Yang Mendasari Tugas, Fungsi Dan
Praktik Bidan
2.5 Sistem Hukum Di Indonesia
BAB III KESIMPULAN………………………………………………………....
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Salah satu unsur terpenting dari perkembangan suatu negara adalah index kesehatan
warga negaranya yang baik, untuk itu setiap negara harus memiliki system pengaturan
pelaksanaan bidang kesehatan tersebut agar tujuan menyehatkan masyarakat tercapai.
System pengaturan tersebut dituangkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan
yang nantinya dapat dijadikan sebagai pedoman yuridis dalam pemberian pelayanan
kesehatan kepada warga negara.
Oleh karena itu, apabila tidak ada peraturan yang dapat melindungi kewenangan Bidan,
maka dikhawatirkan akan menimbulkan perbedaan persepsi mengenai kewenangan bidan
dalam penyelenggaraan prakteknya, sehingga bidan dalam menjalankan tugasnya rawan
dianggap melanggar slah satu standar profesi tenaga kesehatan.
Agar hak bidan dalam penyelenggaraan prakteknya harus mendapat perlindungan hukum,
maka Indonesia sebagai negara hukum yang memberlakukan asas legalitas harus
mempunyai pengaturan yang melindungi hak bidan
1.2 Tujuan
4
BAB II
DASAR HUKUM / PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN
DALAM PRAKTIK KEBIDANAN
C.S.T. Kansil, SH :
“Hukum Kesehatan ialah rangkaian peraturan perundang-undangan dlam bidang
kesehatan yang mengatur pelayanan medic dan sarana medic. Kesehatan yang dimaksud
adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani (mental) dan social, dan hukum
hanya keadaan yang bebas dari cacat, penyakit dan kelemahan.”
Hukum Kesehatan adalah pengetahuan yang mengkaji tentang bagaimana sebuah penegakan
aturan hukum terhadap akibat pelaksanaan suatu tindakan medic / kesehatan yang dilakukan oleh
pihak yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan yang dapat dijadikan dasar bagi kepastian
tindakan hukum dalam dunia kesehatan
5
2.2 PERBEDAAN / PERSAMAAN ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN
Perbedaan :
Diciptakan oleh lembaga resmi negara (legislative)
Ketentuan untuk mematuhinya dipaksakan dari luar diri manusia melalui pelaksana-
pelaksana hukum (law enforcement official)
Negara mencantumkan sanksi terhadap pelanggar
Melekat pada diri / kalbu setiap insan manusia
Keharusan untuk melaksankannya timbul dari dalam diri manusia secara pribadi
Tidak perlu disertai sanksi yang tegas karena nilai-nilai moral yang masih ditaati, secara
intrinsic telah mengandung nilai-nilai tertinggi yang bersifat normative
Persamaan :
Hukum mempunyai fungsi yang ingin dicapai oleh hukum itu sendiri, yaitu melindungi, menjaga
ketertiban dan ketentraman masyarakat. Sejalan dengan asas hukum, maka fungsi hukum pun
ada 3, yaitu :
1. Fungsi Manfaat
2. Fungsi Keadilan
3. Fungsi Kepastian Hukum
6
2.4 PENGATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN YANG MENDASARI
TUGAS, FUNGSI, DAN PRAKTIK BIDAN
a). UU kesehatan No. 23 tahun 1992 tentang tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan
Nakes adalah setiap orang yang mengabdikan dirinya dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.
Adapun kepastian hukum dan perlindungan hukum bagi pemberi maupun penerima
pelayanan kesehatan yaitu :
a. Pasal 53
a) Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanaka
tugas sesuai dengn profesi.
b) Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk memenuhi
stándar profesi dan menghormati hak pasien
c) Tenaga kesehatan untuk kepentingan pembuktian dapat melakukan tindakan
terhadap seseorang dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan yang
bersangkutan.
d) Ketentuan mengenai stándar profesi dan hak-hak pasien sebagaimana dmaksud
alam ayat (2) ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
b. Pasal 54
a) Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam
melaksanakan profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin.
b) Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh majelis disiplin
teaga kesehatan.
c. Pasal 55
a) Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan-kesalahan atau kelalaian yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
7
b) Ganti rugi sebagaimana ayat (a) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perUUan yang
berlaku.
8
2.5 SISTEM HUKUM DI INDONESIA
Berdasarkan pendapat Ludwig von bertalanffy, H. Thierry, William A. Shorde / voich Jr.,
sebagaimana dikutip oleh Bachsan Mustofa1 menyatakan bahwa yang dimaksud dengan system
hukum adalah system sebagai jenis satuan yang dibangun
System hukum meliputi substansi, struktur, dan budaya hukum.
Ada pendapat bahwa hukum Indonesia, dengan segala keterbatasannya, telah terbangun menjadi
suatu system. Norma hukum Indonesia, ada yang telah lebih teruji oleh waktu lebih dari seabad,
melewati berbagai dinamika masyarakat dan sampai saat ini masih berlaku. Sejak pendidikan
hukum dilakukan secara formal di Indonesia, system hukum Indonesia telah menjadi bahan
kajian. Hampir tidak ada yang menyerukan agar dilakukan “revolusi dalam hukum, yang banyak
diserukan adalah reformasi dalam bidang-bidang hukum tertentu. Dengan demikian krisis hukum
yang sering disebut-sebut, boleh jadi bukan krisis dalam system hukum secara keseluruhan,
tetapi krisis dalam penegakan hukum.
Sebagai suatu system, bagaimanakah gambaran umum system Hukum Indonesia ? Dalam kajian-
kajian teoretik, berdasarkan berbagai karakteristik system hukum dunia dibedakan antara :
system hukum sipil;Sistem hukum anglo saxon atau dikenal juga dengan common law, hukum
agama; hukum negara blok timur (social)
9
BAB III
KESIMPULAN
Hukum Kesehatan adalah seluruh aturan-aturan hukum dan hubungan-hubungan
kedudukan hukum yang langsung berkembang dengan atau yang menentukan
situasi kesehatan di dalam mana manusia berada”
Kesehatan yang dimaksud adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan, rohani
(mental) dan social, dan hukum hanya keadaan yang bebas dari cacat, penyakit dan
kelemahan.”
• Prof. H. J.J. Leenen : “hukum kesehatan meliputi semua ketentuan hukum
yang langsung berhubungan dengan pemeliharaan kesehatan dan penerapan dari
hukum perdata, hukum pidana, dan hukum administrasi dalam hubungan tersebut.
Dan juga pedoman internasional, hukum kebiasaan dan yurisprudensi yang
berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, hukum otonom, ilmu-ilmu dan literature
yang menjadi sumbr hukum kesehatan”.
Hukum Kesehatan adalah pengetahuan yang mengkaji tentang bagaimana sebuah
penegakan aturan hukum terhadap akibat pelaksanaan suatu tindakan medic /
kesehatan yang dilakukan oleh pihak yang berprofesi sebagai tenaga kesehatan
yang dapat dijadikan dasar bagi kepastian tindakan hukum dalam dunia kesehatan
23 tahun 1992 tentang tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan
Nakes adalah setiap orang yang mengabdikan dirinya dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam
melakukan upaya kesehatan.
Berdasarkan pendapat Ludwig von bertalanffy, H. Thierry, William A. Shorde /
voich Jr., sebagaimana dikutip oleh Bachsan Mustofa1 menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan system hukum adalah system sebagai jenis satuan yang dibangun
System hukum meliputi substansi, struktur, dan budaya hukum.
10
dikenal juga dengan common law, hukum agama; hukum negara blok timur
(social)
DAFTAR PUSTAKA
11