Disusun Oleh :
Kelompok 5
Dosen Pengampu:
Ns. Indah Komala Sari ,M.Kep
JURUSAN S1 KEPERAWATAN
STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
2022/2023
1
Kata Pengantar
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Subhana Wata’ala,
shalawa tserta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, juga
untuk para keluarga, sahabat dan pengikutnya sampai akhir zaman. Karena atas rahmat-Nya,
penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Aspek hukum dalam
keperawatan” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “KONSEP DASAR
KEPERAWATAN” Penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penyusun berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca dan
memberikan gambaran mengenai materi terkait . Sehingga pembaca dapat menggunakan
makalah ini sebagai literature pendukung dalam pengembangan bidang ilmu selanjutnya yang
terkait dengan materi .Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun bahasanya.
Maka penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
menjadikan makalah ini sebagai bahan literatur mengenai materi terkait.
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
COVER…………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR…………………………………………………2
DAFTAR ISI……………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………4
B. Rumusan Masalah……………………………………….5
C. Tujuan Masalah……………………………………...…..5
BAB II PEMBAHASAN
A. Aspek Hukum dalam Keperawatan……………………..6
B. Fungsi Hukum dalam Pelayanan Keperawatan…………7
C. Pentingnya Undang Undang Dalam Keperawatan.……..7
D. Undang Undang Dalam Praktek Keperawatan...………..8
E. Undang Undang Yang Berhubungan Dengan Kesehatan.11
F. Mencegah Masalah Hukum………………….………….17
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………..……………...18
B. Saran-saran……………………………………………..18
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………...19
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
B. Rumusan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aspek Hukum dalam Keperawatan
1. Pengertian Hukum
Menurut Deden Dermawan dan Sujono Riyadi (2010) hukum didefinisikan sebagai
Ugeran (norma) yang mengatur hubungan kemasyarakatan. Menurut KBBI hukum adalah
Undang-Undang peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat,yang dikukuhkan
oleh penguasa,pemerintah atau otoritas. Hukum merupakan keseluruhan kumpulan peraturan-
peraturan atau kaidah- kaidah dalam suatu kehidupan bersama; atau keseluruhan peraturan
tingkah laku yang berlaku dalam suatu kehidupan bersama, yang dapat dipaksakan
pelaksanaannya dengan suatu sanksi.
Maka dari itu, Hukum adalah keseluruhan peraturan yang mengatur dan menguasai
manusia dalam kehidupan bersama. Berkembang di dalam masyarakat dalam kehendak,
merupakan sistem peraturan, sistem asas-asas, mengandung pesan kultural karena tumbuh
dan berkembang bersama masyarakat.
Maka dapat disimpulkan pengertian hukum dalam praktek keperawatan adalah Segala
peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang asuhan keperawatan terhadap klien
dalam aspek hukum perdata, hukum pidana dan hukum administarasi sebagai bagian dari
hukum kesehatan.
6
B. Fungsi Hukum dalam Pelayanan Keperawatan
Fungsi hukum dalam keperawatan antara lain :
1. Hukum memberikan kerangka kerja untuk menetapkan jenis tindakan keperawatan
yang sah dalam asuhan klien.
7
Pada tahun 1989, PPNI sebagai organisasi perawat di Indonesia mulai
memperjuangkan terbentuknya UU Keperawatan. Berbagai peristiwa penting terjadi dalam
usaha mensukseskan UU Keperawatan ini. Pada tahun 1992 disahkanlah UU Kesehatan yang
didalamnya mengakui bahwa keperawatan merupakan profesi ( UU Kesehatan No.23, 1992).
Peristiwa ini penting artinya, karena sebelumnya pengakuan bahwa keperawatan merupakan
profesi hanya tertuang dalam peraturan pemerintah (PP No.32, 1996). Dan usulan UU
Keperawatan baru disahkan menjadi RUU Keperawatan pada
Tentunya pengetahuan masyarakat akan pentingnya UU Keperawatan mutlak
diperlukan. Hal ini terkait status DPR yang merupakan Lembaga Perwakilan Rakyat,
sehingga pembahasan-pembahasan yang dilakukan merupakan masalah yang sedang terjadi
di masyarakat. Oleh karena itu, pencerdasan kepada masyarakat akan pentingnya UU
Keperawatan pun masuk dalam agenda DPR RI.
Dalam UU Tentang praktik keperawatan pada bab 1 pasal 1 yang ke-3 berbunyi :
“ Asuhan keperawatan adalah proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan baik langsung atau tidak langsung diberikan kepada sistem klien disarana dan
tatanan kesehatan lainnya, dengan menggunakan pendekatan ilmiah keperawatan berdasarkan
kode etik dan standar pratik keperawatan.
Dan pasal 2 berbunyi :“ Praktik keperawatan dilaksanakan berdasarkan pancasila dan
berdasarkan pada nilai ilmiah, etika dan etiket, manfaat, keadilan, kemanusiaan,
keseimbangan dan perlindungan serta keselamatan penerima dan pemberi pelayanan
keperawatan”.
8
UU Dan Peraturan Lainnya Yang Ada Di Indonesia Yang Berkaitan Praktek
Keperawatan :
Pada pasal 2,ayat (3) dijelasakan bahwa tenaga kesehatan sarjana muda, menengah
dan rendah wqajib menjalankan wajib kerja pada pemerintah selama 3 tahun. Dalam pasal 3
dihelaskan bahwa selama bekerja pada pemerintah, tenaga kesehatan yang dimaksut pada
pasal 2 memiliki kedudukan sebagain pegawai negeri sehingga peraturan-peraturan pegawai
negeri juga diberlakukan terhadapnya.
Yang perlu diperhatikan dalam UU ini,lagi posisi perawat dinyatakan sebagai tenaga
kerja pembantu bagi tenaga kesehatan akademis termasuk dokter, sehingga dari aspek
propesionalisasian, perawat rasanya masih jauh dari kewenangan tanggung jawab terhadap
pelayanannya sendiri.
9
4. SK Menkes No. 262/per/VII/1979 tahun 1979
Dalam system ini dijelaskan bahwa tenaga keperawatan dapat naik jabatannya atau
naik pangkatnya setiap 2 tahun bila memenuhi angka kredit tertentu. Dalam SK ini, tenaga
keperawatan yang dimaksud adalah : penyenang kesehatan, yang sudah mencapai golongan
II/a, Pengatur Rawat/ Perawat Kesehatan/Bidan, Sarjana Muda/D III Keperawatan dan
Sarjana/S I Keperawatan.
System ini menguntungkan perawat karena dapat naik pangkatnya dan tidak
tergantung kepada pangkat/ golongan atasannya.
10
7. UU kesehatan No. 23 tahun 1992
Beberapa pernyataan UU kes. No. 23 Th. 1992 yang dapat dipakai sebagai acuan
pembuatan UU praaktik keperawatan adalah :
a. Pasal 32 ayat 4
Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu.
b. Pasal 53 ayat I
c. Pasal 53 ayat 2
Pasal 32
(2) Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengobatan dan atau
perawatan.
11
(3) Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
(4) Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu
keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu.
Pasal 50
(1) Tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan atau melakukan kegiatan kesehatan sesuai
dengan bidang keahlian dan atau kewenangan tenaga kesehatan yang bcrsangkutan.
Pasal 53
(1) Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan profesinya.
(2) Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar
profesi dan menghormati hak pasien.
Pasal 54
(1) Terhadap tenaga keschatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian data melaksanakan
profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin.
(2) Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kalalaian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan.
Pasal 55
(1) Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan tenaga
kesehatan.
Pasal 4 (1) Tenaga kesehatan hanya dapat melakukan upaya kesehatan setelah tenaga
kesehatan yang bersangkutan memiliki ijin dari Menteri.
12
3. KepMenKes No.1239/2001 tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan
(1) Perawat dapat melaksanakan praktik keperawatan pada sarana pelayanan kesehatan,
praktik perorangan dan atau kelompok.
(2) Perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan pada sarana pelayanan kesehatan harus
memiliki SIK.
(3) Perawat dalam melaksanakan praktik perorangan / berkelompok harus memiliki SIIP.
Bab IV Pasal 15
(4) Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan tertulis dari
dokter
Pasal 17
Perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan harus sesuai dengan kewenangan yang
diberikan, berdasarkan pendidikan dan pengalaman serta dalam memberikan pelayanan
berkewajiban mematuhi standar profesi.
Pasal 20
(1) Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa seseorang / pasien, perawat berwenang
untuk melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 15.
13
BEBERAPA MASALAH HUKUM DAN PRAKTIK KEPERAWATAN
Berbagai masalah hukum dalam praktik keperawatan telah diidentifikasi oleh para
ahli. Beberapa masalah yang dibahas secara singkat disini meliputi :
14
Pencatatan
Pencatatan merupakan kegiatan sehari-hari yang tidak lepas dari asuhan
keperawatan yang dilakukan oleh perawat. Pencatatan merupakan salah satu komponen yang
penting yang memberikan sumber kesaksian hukum. perawat harus segera mencatat secara
jelas tindkan yang dilakukan dan respon pasien terhadap tindakan serta mencantumkan waktu
tindakan diberikan dan tanda tangan yang memberikan tindakan.
Pengawasan Penggunaan Obat
Pemerintah Indonesia telah mengatur pengedaran dan penggunaan obat. Obat ada
yang dapat dibeli secara bebas dan ada pula yang dibeli harus dengan resep dokter. Obat-obat
tersebut misalnya narkotik disimpan disimpan ditempat yang aman dan terkunci dan hanya
oprang-orang yang berwenang yang dapat mengeluarkannya.
Abortus Dan Kehamilan Diluar Secara Alami
Abortus merupakan pengeluaran awal fetus pada periode gestasi sehingga fetus tidak
mempunya kekuatan untuk bertahan hidup. Abortus merupakan tindakan pemusnahan yang
melanggar hukum, atau menyebabkan lahir prematur fetus manusia sebelum masa lahir
secara alami.
Abortus telah menjadi masalah internasional dan berbagai pendapat telah diajukan
baik yang menyetujui maupun yang menentang. Factor-faktor yang mendorong abortus
antara lain karena :
- Pemerkosaan
- Kesehatan tubuh
Di Indonesia setiap tahun terdapat 2,6 juta kasus aborsi. Sebanyak 700.000 pelaku
aborsi itu adalah remaja atau perempuan berusia di bawah 20 tahun. Penyebab utamanya
adalah kurangnya perlindungan terhadap perempuan. ”Survei Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) 2006 menyebutkan, aborsi mengakibatkan 68.000 kematian. Aborsi menyebabkan
jutaan perempuan terluka dan menderita cacat permanen,” (Atwirlany).
15
Menurut Deputi III Perlindungan Perempuan Kementerian Negara Pemberdayaan
Perempuan Endang Susilowati Poerjoto mengatakan, sebagian besar pelaku melakukan
aborsi lantaran kehamilan tidak diinginkan. Hal itu menunjukkan salah satu faktor utama
aborsi adalah kurangnya perlindungan terhadap perempuan.
“Dari penelitian who, diperkirakan 20-60 persen aborsi di indonesia adalah aborsi disengaja
(induced abortion). penelitian di 10 kota besar dan enam kabupaten di indonesia memperkirakan
sekitar 2 juta kasus aborsi, 50 persennya terjadi di perkotaan. kasus aborsi di perkotaan
dilakukan secara diam-diam oleh tenaga kesehatan (70%), sedangkan di pedesaan dilakukan oleh
dukun (84%). klien aborsi terbanyak berada pada kisaran usia 20-29 tahun.
Aborsi di indonesia dilarang lewat undang-undang (UU) ri nomor 23 tahun 1992 tentang
kesehatan dan juga untuk kalangan muslim lewat fatwa majelis ulama indonesia (MUI) nomor 4 tahun
2005. (tetapi fatwa membolehkan aborsi dalam keadaan darurat di mana nyawa ibu terancam).
Kontroversi Aborsi
Aborsi di Indonesia masih merupakan perbuatan yang secara jelas dilarang,
terkecuali jika ada indikasi medis tertentu yang mengakibatkan terancamnya hidup dari sang
Ibu. Di dunia Internasional sendiri dikenal dua kelompok besar yaitu pro life (yang
menentang aborsi) dan pro choice (yang tidak menentang aborsi) berikut dengan berbagai
argumentasi yang melatarbelakanginya.Di Indonesia sendiri, meski aborsi dilarang, namun
tetap banyak perempuan-perempuan yang melakukan aborsi. Baik dilakukan berdasarkan
indikasi medis tertentu maupun indikasi non medis.
Contoh A: Seorang perempuan yang diperkosa ternyata mendapatkan kehamilan
yang tidak dia inginkan. Perempuan ini merupakan korban perkosaan dalam terminologi
adanya kekuatan yang melakukan pembersihan etnis dimana dia adalah salah satu etnis yang
hendak disapu bersih.
Contoh B: Seorang perempuan yang diperkosa ternyata mendapatkan kehamilan
yang tidak dia inginkan. Perempuan ini merupakan korban perkosaan dalam konteks
kejahatan dalam keluarga.
Jika perempuan-perempuan ini diharuskan memelihara kehamilannya, kami yakin
dia akan menanggung beban psikologis yang berat dan melahirkan anak yang tidak
diinginkan akan merupakan beban dan pukulan kedua yang berat bagi mereka. Dan bisa jadi
anak yang dilahirkannya malah tidak diurus dengan baik.
16
Kematian Dan masalah Yang Terkait
Masalah hukum yang berkaitan denagn kematian antara lain meliputi pernyataan
kematian, bedah mayat/otopsi dan donor organ. Kematian dinyatakan oleh dokter dan ditulis
secara sah dalam surat pernyataan kematian. Surat pernyataan ini biasanya dibuat beberapa
rangkap dan keluarga mendapat satu lembar untuk digunakan sebagai dasar pemberitahuan
kepada kerabat serta keperluan ansuransi. Pada keadaan tertentu misalnya untuk keperluan
keperluan peradilan, dapat dilakukan bedah mayat pada orang yang telah meninggal.
Malpraktik masih menjadi topik dalam dunia kesehatan. Berbagai praktik kesehatan
termasuk keperawatan ini sudah diarahkan untuk mencegah terjadinya malpraktik. Berbagai
UU praktik kesehatan telah mulai diupayakan untuk memberikan arahan bagi praktik
professional dan perlindungan bagi praktik kesehatan. Peradilan profesi semakin banyak
dibicarakan bagi pemikir hukum kesehatan (misalnya PERHUKI dan pemerintah) yang
nantinya dapat memberikan pengayoman hukum bagi tenaga kesehatan dan bagi masyarakat.
Dibawah ini akan dibahas beberapa hal yang dapat dilakukan perawat yang
merupakan nurse defender terhadap masalah hukum :
2. Jangan melakuakn apapun yang anda tidak tahu bagaimana melakukannya (bila perlu,
pelajarilah caranya).
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah yang telah dibahas pada bab sebelumnya adalah
sebagai berikut :
1. Perawat telah memberikan konstribusi besar dalam peningkatan derajat kesehatan.
2. Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan
semakin meningkat.
3. 12 Mei 2008 adalah Hari Keperawatan Sedunia. Di Indonesia, memontum tersebut akan
digunakan untuk mendorong berbagai pihak mengesahkan Rancangan Undang-Undang
Praktik keperawatan.
4. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menganggap bahwa keberadaan Undang-
Undang akan memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat terhadap pelayanan
keperawatan dan profesi perawat.
5. Indonesia, Laos dan Vietnam adalah tiga Negara ASEAN yang belum memiliki Undang-
Undang Praktik Keperawatan. Padahal, Indonesia memproduksi tenaga perawat dalam
jumlah besar.
B. SARAN
Sebagai seorang perawat hendaknya mengetahui dengan jelas hak dan kewajiban serta
kewenangannya.
Seorang perawat hendaknya tidak boleh takut dengan hukum, tetapi lebih melihat
hukum sebagai dasar pemahaman terhadap harapan masyarakat pada penyenggara
pelayanan keperawatan yang profesional.
18
DAFTAR PUSTAKA
Aiken,T.D. & Catalano,J.T. (1994). Legal. Ethical, and political issues in nursing.
Philadelphia
Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik Nomor Y.M.00.03.2.6.7637 tentang
Standar Asuhahan Keperawatan di Rumah Sakit Keputusan Musyawarah Nasional IV
Perastuan Perawat Nasional Indonesia No. 09/MUNAS IV/PPNI/1989 tentang
Pemberlakuan Kode Etik Keperawatan.
Kozier, B. Erg,. G Blais, K., & Wilkinson, J., ( 1996 ). Pundamental of nursing :
concepts, process &practice. Calipornia : Addison Wesley Pub. Co, Inc.
_______://genenetto.wordpress.com/2008/05/30/kasus-aborsi-di-indonesia-25-
juta-setahun/
19