Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

REPLIKASI TRANSLASI DNA


Diajukan Untuk Mmemenuhi Tugas Kelompok Pada
Mata Kuliah Ilmu Biomedik Dasar (BIOLOGI)

Disusun Oleh :
Kelompok 2

1. Dara Afriyenti 8. Bunga Yulia Andini


2. Rani Nur Hayati 9. Figa Eka Putri
3. Leni Hartati 10. Siti Anisa
4. Ghaitsa Huswatun Hasanah 11. Ikmal Hafid
5. Cici Paramida 12. Olan Fransisko
6. Siti Anisa 13. David Alfarisyi
7. Adella Wijaya Putri

Dosen Pembimbing :

Inelvi Yulia, M.Si

JURUSAN S1 KEPERAWATAN
STIKes SYEDZA SAINTIKA PADANG
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatNya


kepada penulis sehingga tim penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul
Replikasi Translasi DNA. Sholawat teriring salam tak lupa terlimpah kepada Nabi
Muhammad SAW, semoga kita semua selamat dunia akhirat.
Penulis tak lupa mengucapkan terimakasih kepada ibuk Inelvi Yulia,M.Si
yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Kepada rekan-
rekan yang senantiasa memberi semangat, penulis ucapkan termakasih. Manfaat
dari tulisan ini diharapkan dapat membantu pembaca sebagai bahan pembelajaran.
Dan kesalahan yang terdapat dalam penulisan makalah ini, penulis mohon untuk
dapat memberikan saran guna perbaikan makalah selanjutnya.

Padang, 19 September 2022

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………1

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 2

DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 4

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4

C. Tujuan ....................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Replikasi DNA .......................................................................................... 5


1). Pengertian Replikasi DNA .................................................................. 5
2). Proses Replikasi DNA ........................................................................ 5
3).Hipotensi Replikasi DNA .................................................................... 7
4). Replikasi Preukariotik dan Eukariotik ................................................. 11
B. Translasi DNA ..........................................................................................
1) Pengertian Translasi DNA…………………………………………..13
2) Proses Terjadinya Translasi………………………………………….14
3) Tahap Inisiasi Translasi Pada Bakteri ................................................. 14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 15

B. Saran .......................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Replikasi bahan genetic dapat dikatakan sebagai proses yang mengawali


pertumbuhan sel. Penggandaan (replikasi) bahan genetik merupakan tahapan yang
sangat penting dalam pembelahan sel. Setelah bahan genetik di dalam sel somatik
menggandakan diri, maka bahan genetik ini dapat memisah sama rata ke sel- sel
anaknya selama proses mitosis.

Translasi dalam genetika dan biologi molekular adalah proses penerjemahan


urutan nukleotida yang ada pada molekul mRNA menjadi rangkaian asam-asam
amino yang menyusun suatu polipeptida atau protein. Transkripsi dan Translasi
merupakan dua proses utama yang menghubungkan gen ke protein. Translasi
hanya terjadi pada molekul mRNA, sedangkan rRNA dan tRNA tidak ditranslasi.
Molekul mRNA yang merupakan salinan urutan DNA menyusun suatu gen dalam
bentuk kerangka baca terbuka. mRNA membawa informasi urutan asam amino.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang telah disusun adalah:

1. Mengetahui Pengertian Replikasi DNA


2. Mengetahui Proses Replikasi DNA
3. Mengetahui Pengeertian Translasi DNA
4. Mengetahui Proses Terjadinya Translasi DNA

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari makalah ini yaitu untuk dapat memberikan wacana bagi pembaca
tentang proses terjadinya replikasi ,proses replikasi , translasi, tahap inisiasi .
Disamping itu makalah ini disusun sebagai tugas mata kuliah Ilmu Biomedik
Dasar(Biologi).

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. REPLIKASI DNA
1. Pengertian Replikasi DNA

Replikasi DNA adalah proses penggandaan DNA yang terjadi sebelum sel
memb) elah diri. Replikasi terjadi di nukleus (inti seldan terjadi sebelum sel
melakukan pembelahan. DNA perlu digandakan agar sel baru hasil pembelahan
memiliki DNA yang sama dengan sel induk.
Replikasi DNA terjadi secara semi konservatif yaitu rantai ganda DNA
akan terpisah dan masing-masing rantai induk akan menjadi cetakan untuk rantai
baru. Sehingga DNA hasil replikasi masing-masing memiliki rantai induk dan
rantai anak.

(Proses Replikasi DNA)

2. Proses replikasi DNA

1. Pertama enzim topoisomerase akan mengurangi tegangan pada struktur


double helix DNA.
2. Kemudian enzim helikase akan memisahkan rantai ganda menjadi rantai
tunggal.

5
3. Masing-masing rantai tunggal akan diikat oleh protein pengikat rantai
tunggal untuk mencegah bersatunya kembali rantai tunggal menjadi rantai
ganda.
4. Ada dua rantai tunggal yang terbentuk yang disebut (1) leading strand dan
(2) lagging strand.
5. Enzim primase akan membentuk RNA pendek yang disebut primer.
6. Enzim DNA polimerase akan membentuk rantai DNA baru dengan cara
menambahkan nukleotida baru dengan awalan primer yang sudah
terbentuk.
7. Pada leading strand, hanya satu primer yang dibentuk sepanjang rantai
baru yang akan dibentuk.
8. Pada lagging strand terbentuk banyak primer yang kemudian akan
diperpanjang oleh DNA polimerase membentuk DNA pendek yang
disebut fragmen okazaki.
9. Terdapat celah-celah pada fragmen DNA di lagging strand yang akan
disambung oleh kerja enzim ligase.

10. Tempat awal terjadinya disebut dengan istilah Origin Of Replication


(ORI).
Pada sel eukariotik, dalam sekali proses replikasi akan terbentuk banyak
sekali ORI karena DNA eukariotik sangat panjang. Contoh sel eukariotik
adalah sel-sel alga, tumbuhan, hewan, dan manusia.

• Replikasi : proses perbanyakan bahan genetik (genom : DNA dan RNA)


• Proses yg mengawali pertumbuhan sel
• Replikasi akan diikuti oleh pembentukan sel-sel anakan yg membawa
duplikat bhn genetik hasil replikasi.
• Komposisi bahan genetik sel anakan sangat identik dengan komposisi
genetik sel induk. Fungsi replikasi ini merupakan fungsi genotipik.
• Kesalahan dlm replikasi bhn genetik dpt mengakibatkan perubahan pd
sifat sel-sel anakan
• Perbedaan struktural molekul bahan genetik (DNA) menyebabkan
perbedaan mekanisme replikasi pada prokariot dan eukariot
• Replikasi pd prokariot dimulai dari satu situs awal replikasi (ORI) dan
berlangsung ke dua arah menuju daerah terminasi Replikasi pd eukariot
dimulai dari banyak ORI, bergerak ke dua arah

6
Gambar Replikasi DNA
(Sumber : http://www.forumsains.com/biologi/bagaimana-dna-mengatur-sifat/)

3. Hipotensi Replikasi DNA

1. Hipotesis semikonservatif : setiap molekul untai ganda DNA anakan


terdiri atas satu untai-tunggal DNA induk dan satu untai tunggal DNA
hasil sintesis baru.
2. Konservatif : DNA untai ganda induk tetap bergabung sedangkan kedua
untaian DNA anakan terdiri atas molekul hasil sintesis baru.
3. Dispersif : molekul DNA induk mengalami fragmentasi sehingga DNA
anakan terdiri atas campuran molekul lama (induk) dan molekul hasil
sintesis baru

7
(Sumber : http://dc383.4shared.com/doc/xpuHcay6/preview.html)
Diantara ketiga cara replikasi DNA yang diusulkan tersebut, hanya cara
semikonservatif yang dapat dibuktikan kebenarannya melalui percobaan yang
dikenal dengan nama sentrifugasi seimbang dalam tingkat kerapatan atau
equilibrium density-gradient centrifugation.
Model replikasi semikonservatif memberikan gambaran bahwa untaian
DNA induk berperan sbg cetakan (template) bagi pembentukan untaian DNA baru
. Dengan demikian, salah satu bagian yg sangat penting dlm proses replikasi DNA
adalah denaturasi awal untaian DNA yg mrpk proses enzimatis. Denaturasi awal
terjadi pd bagian DNA yg disebut ORI. Untaian DNA membuka membentuk
struktur yg disebut garpu replikasi (replication fork).
Garpu replikasi akan bergerak sehingga molekul DNA induk membuka
secara bertahap . Masing-masing untaian DNA yang sudah terpisah, berfungsi
sebagai cetakan untuk penempelan nukleotida-nukleotida yg akan menyusun
molekul DNA baru. Sekuens basa nitrogen DNA baru sesuai dengan sekuens basa
cetakan DNA komplementernya.

8
Sintesis untaian DNA yg baru akan dimulai segera setelah ke dua untaian
DNA induk terpisah membentuk garpu replikasi.

• Pemisahan dilakukan oleh enzim DNA helikase.


• Kedua untaian DNA induk menjadi cetakan dlm orientasi 5’-P ke arah 3’-
OH
• Jadi, ada dua untaian DNA cetakan yg orientasinya berlawanan
• Garpu replikasi akan membuka secara bertahap
• Sintesis untaian DNA baru yang searah dg pembukaan garpu replikasi
akan dpt dilakukan dilakukan tanpa terputus (kontinyu) : untaian DNA
awal (leading strand)
• Sebaliknya, tahap demi tahap (diskontinyu) : untaian DNA lambat
(lagging strand)
• Mekanisme replikasi DNA berlangsung secara semidiskontinyu karena ada
perbedaan mekanisme dlm proses sintesis kedua untaian DNA
• Fragmen-fragmen DNA hasil replikasi diskontinyu (fragmen Okazaki)
akan disambung (ligasi) dengan enzim DNA ligase

Polimerisasi DNA hanya dpt dimulai jika tersedia molekul primer :


molekul yg digunakan untuk mengawali proses polimerisasi untai DNA

• Primer : molekul DNA, RNA atau protein spesifik


• Pada transkripsi : tidak diperlukan primer.
• Dlm replikasi DNA in vivo, primer berupa molekul RNA berukuran 10-12
nukleotida
• In vitro, misal pada Polymerase Chain Reaction (PCR) : diperlukan DNA
sebagai molekul primer
• Fungsi primer : menyediakan ujung 3’-OH yg akan digunakan untuk
menempelkan molekul DNA pertama dlm proses polimerisasi
• Sintesis RNA primer dilakukan oleh kompleks protein yg disebut
primosom (primase+bbrp protein lain)

9
• Diperlukan lebih dari 1 primer untuk proses sintesis pada untaian DNA
lambat (lagging strand)
• Pd. prokariot, polimerisasi dikatalisis DNA polimerase III
• Dissosiasi enzim ini dari DNA cetakan terjadi saat bertemu dengan ujung
5’-P RNA primer yg menempel pd bagian lain

RNA primer pd fragmen Okazaki, didegradasi oleh aktivitas eksonuklease yg ada


pd enzim DNA polimerase I.

(Sumber : http://biologigonz.blogspot.com/2009/11/sintesa-protein-2.html)

• Bagian RNA yg terdegradasi, diisi oleh molekul DNA, meskipun antar


fragmen masih ada celah (takik = nick)
• Celah terbentuk karena belum ada ikatan fosfodiester antara ujung 3’-OH
pd nukleotida terakhir yg disintesis oleh DNA polimerase I dengan ujung
5’-P fragmen DNA yg ada didekatnya
• Takik ini akan disambung oleh DNA ligase dengan menggunakan NAD
atau ATP sebagai sumber energi
• Pada untai DNA awal (leading strand) : hanya diperlukan satu molekul
primer pd titik awal replikasi
• Untaian DNA baru disintesis dengan aktivitas DNA polimerase III secara
kontinyu.
• Replikasi dapat berlangsung ke dua arah yg berlawanan : replikasi dua
arah (bidirectional replication)
• Replikasi 2 arah terjadi pada prokariot maupun eukariot

10
• Replikasi pada plasmid colE1 : satu arah
• Proses pemisahan untaian DNA dilakukan oleh enzim DNA helikase
• Selain helikase, enzim lain yg berperan dlm pemisahan untaian DNA
adalah enzim DNA girase.
• DNA girase adalah salah satu enzim topoisomerase : suatu enzim yg dpt
mengubah topologi molekul DNA yakni dengan memutus ikatan hidrogen
• Protein SSb menjaga agar bagian DNA yg sudah terpisah tidak berikatan
lagi sehingga dpt digunakan sebagai cetakan
• Protein ini mempunyai sifat kooperatif, artinya pengikatan satu molekul
protein pd untai tunggal DNA akan meningkatkan kekuatan ikat (affinity)
molekul yg lain beberapa ribu kali.

4. Replikasi di prokariota dan eukariota


1. Replikasi DNA prokariota

Replikasi DNA kromosom prokariota, khususnya bakteri, sangat


berkaitan dengan siklus pertumbuhannya. Kawasan ori pada E. coli, misalnya,
mengandung empat buah tempat pengikatan protein inisiator DnaA, yang masing-
masing panjangnya 9 pb. Sintesis protein DnaA ini sejalan dengan laju
pertumbuhan bakteri sehingga inisiasi replikasi juga sejalan dengan laju
pertumbuhan bakteri. Pada laju pertumbuhan sel yang sangat tinggi; DNA
kromosom prokariota dapat mengalami reinisiasi replikasi pada dua ori yang baru
terbentuk sebelum putaran replikasi yang pertama habis. Akibatnya, sel-sel hasil
pembelahan hendak menerima kromosom yang sebagian telah bereplikasi.

Protein DnaA membentuk struktur kompleks yang terdiri atas 30 sampai


40 buah molekul, yang masing-masing hendak terikat pada molekul ATP.
Kawasan ori hendak mengelilingi kompleks DnaA-ATP tersebut. Ronde ini
memerlukan kondisi superkoiling negatif DNA (pilinan kedua untai DNA
berbalik arah sehingga terbuka). Superkoiling negatif hendak menyebabkan
pembukaan tiga sekuens repetitif sepanjang 13 pb yang kaya dengan AT sehingga
memungkinkan terjadinya pengikatan protein DnaB, yang merupakan enzim
helikase, yaitu enzim yang hendak menggunakan energi ATP hasil hidrolisis
untuk memainkan usaha di sepanjang kedua untai DNA dan memisahkannya.

Untai DNA tunggal hasil pemisahan oleh helikase berikutnya


diselubungi oleh protein pengikat untai tunggal atau single-stranded binding
protein (Ssb) untuk melindungi DNA untai tunggal dari kerusakan fisik dan

11
mencegah renaturasi. Enzim DNA primase pengahabisan hendak menempel pada
DNA dan menyintesis RNA primer yang pendek untuk memulai atau menginisiasi
sintesis pada untai pengarah. Supaya replikasi dapat terus berlanjut menjauhi ori,
diperlukan enzim helikase selain DnaB. Hal ini karena pembukaan heliks hendak
disertai oleh pembentukan putaran baru berupa superkoiling positif. Superkoiling
negatif yang terjadi secara alami ternyata tidak cukup untuk mengimbanginya
sehingga diperlukan enzim lain, yaitu topoisomerase tipe II yang disebut dengan
DNA girase. Enzim DNA girase ini merupakan target agresi antibiotik sehingga
pemberian antibiotik dapat mencegah berlanjutnya replikasi DNA bakteri.

Primer patut pada untai pengarah maupun pada untai ketinggalan


hendak mengalami elongasi dengan bantuan holoenzim DNA polimerase III.
Kompleks multisubunit ini merupakan dimer, separuh hendak memainkan
pekerjaan pada untai pengarah dan separuh lainnya memainkan pekerjaan pada
untai ketinggalan. Dengan demikian, sintesis pada kedua untai hendak berlanjut
dengan kecepatan yang sama.

2. Replikasi DNA eukariota

Pada eukariota, replikasi DNA hanya terjadi pada fase S di dalam


interfase. Untuk memasuki fase S diperlukan regulasi oleh sistem protein
kompleks yang disebut siklin dan kinase tergantung siklin atau cyclin-dependent
protein kinases (CDKs), yang bertali-tali hendak diaktivasi oleh sinyal
pertumbuhan yang sampai permukaan sel. Beberapa CDKs hendak melaksanakan
fosforilasi dan mengaktifkan protein-protein yang diperlukan untuk inisiasi pada
masing-masing ori.

Berhubung dengan kompleksitas struktur kromatin, garpu replikasi pada


eukariota memainkan usaha hanya dengan kecepatan 50 pb tiap detik. Sebelum
melaksanakan penyalinan, DNA harus dilepaskan dari nukleosom pada garpu
replikasi sehingga gerakan garpu replikasi hendak diperlambat diproduksi menjadi
sekitar 50 pb tiap detik. Dengan kecepatan seperti ini diperlukan waktu sekitar 30
hari untuk menyalin molekul DNA kromosom pada kebanyakan mamalia.

Sederetan sekuens tandem yang terdiri atas 20 sampai 50 replikon


mengalami inisiasi secara serempak pada waktu tertentu selama fase S. Deretan
yang mengalami inisasi sangat awal yaitu eukromatin, sedangkan deretan yang
persangkaan lambat yaitu heterokromatin. Kawasan sentromer dan telomer dari
DNA bereplikasi sangat lambat. Pola semacam ini mencerminkan aksesibilitas
struktur kromatin yang berbeda-beda terhadap faktor inisiasi.

12
B. Translasi
1. Pengertian Translasi DNA
Translasi adalah proses penerjemahan kode genetik oleh tRNA ke dalam
urutan asam amino. Translasi menjadi tiga tahap (sama seperti pada transkripsi)
yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi. Semua tahapan ini memerlukan faktor-
faktor protein yang membantu mRNA, tRNA, dan ribosom selama proses
translasi. Inisiasi dan elongasi rantai polipeptida juga membutuhkan sejumlah
energi. Energi ini disediakan oleh GTP (guanosin triphosphat), suatu molekul
yang mirip dengan ATP.

Gambar Langkah-langkahTranslasi
(Sumber : http://biology.unm.edu/ccouncil/Biology_124/Summaries/T&T.html)

13
2. Proses Terjadinya Translasi

Proses translasi berupa penerjemahan kodon atau urutan nukleotida yang


terdiri atas tiga nukleotida berurutan yang menyandi suatu asam amino tertentu.
Kodon pada mRNA akan berpasangan dengan antikodon yang ada pada tRNA.
Setiap tRNA mempunyai antikodon yang spesifik. Tiga nukleotida di anti kodon
tRNA saling berpasangan dengan tiga nukleotida dalam kodon mRNA menyandi
asam amino tertentu. Proses translasi dirangkum dalam tiga tahap, yaitu inisiasi,
elongasi (pemanjangan) dan terminasi (penyelesaian). Translasi pada mRNA
dimulai pada kodon pertama atau kodon inisiasi translasi berupa ATG pada DNA
atau AUG pada RNA. Penerjemahan terjadi dari urutan basa molekul (yang juga
menyusun kodon-kodon setiap tiga urutan basa) mRNA ke dalam urutan asam
amino polipeptida. Banyak asam amino yang dapat disandikan oleh lebih dari satu
kodon. Tempat-tempat translsasi ini ialah ribosom, partikel kompleks yang
memfasilitasi perangkaian secara teratur asam amino menjadi rantai polipeptida.
Asam amino yang akan dirangkaikan dengan asam amino lainnya dibawa oleh
tRNA. Setiap asam amino akan dibawa oleh tRNA yang spesifik ke dalam
kompleks mRNA-ribosom. Pada proses pemanjangan ribosom akan bergerak
terus dari arah 5'3P ke arah 3'OH sepanjang mRNA sambil merangkaikan asam-
asam amino. Proses penyelesaian ditandai denga bertemunya ribosom dengan
kodon akhir pada mRNA.

3. Tahap Inisiasi Translasi Pada Bakteri

Proses inisiasi diawali ketika subunit kecil ribosom, bersamaan dengan


faktor inisiasi IF3 mengikat pada situs pengikatan ribosom (ribosome binding
site), juga dikenal sebagai urutan Shine‐ Dalgarno (Shine‐Dalgarno sequence).
Urutan Shine‐Dalgarno ini, yang mempunyai urutan konsensus 5′‐AGGAGGU‐3′
pada E. Coli. Urutan Shine‐Dalgarno terletak kurang lebih 3–10 basa di sebelah
hulu kodon inisiasi (titik awal translasi). Situs pengikatan ribosom ini komplemen
dengan daerah ujung 16S rRNA. Selain mengikat situs pengikatan ribosom,
subunit kecil ribosom juga mengikat kodon inisiasi. Kodon inisiasi biasanya
adalah 5′‐AUG‐3′, yang menyandi metionin, walaupun kadang‐kadang kodon 5′‐
GUG‐3′ and 5′‐UUG‐3′ juga digunakan sebagai kodon inisiasi. Ketiga kodon ini
dikenali oleh tRNA inisiator yang sama. Pada awalnya tRNA inisiator mengikat
metionin, selanjutnya metionin tersebut dikonversi menjadi N‐formilmetionin.
Tahap inisiasi translasi diakhiri setelah faktor inisiasi, IF‐1, mengikat kompleks
inisiasi ini. Peran faktor inisiasi IF‐1 tidak jelas, tetapi diduga memicu perubahan
konformasi kompleks inisiasi sehingga memungkinkan subunit besar ribosom
menempel pada kompleks ini.

14
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Replikasi bahan genetik merupakan suatu mekanisme yang harus dilalui


oleh suatu jasad untuk dapat memperbanyak diri.Mekanisme replikasi bahan
genetik memerlukan banyak protein dan enzim. Protein dan enzim merupakan
produk ekspresi gen-gen yang ada pada genom jasad dengan melalui mekanisme
transkripsi dan translasi. Replikasi bahan genetik hanya akan berlangsung jika ada
proses transkripsi dan translasi.

Proses replikasi bahan genetik bersama-sama dengan proses transkripsi dan


translasi merupakan rangkaian proses yang pada akhirnya akan bermuara pada
pertumbuhan dan perbanyakan jasad hidup.

Translasi adalah proses penerjemahan kode genetik oleh tRNA ke dalam


urutan asam amino. Translasi menjadi tiga tahap (sama seperti pada transkripsi)
yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi.

2. SARAN

Bagi para pembaca yang ingin memahami lebih jauh tentang Replikasi
Translasi DNA, diharapkan mencari referensi lain yang berkaitan dengan makalah
Replikasi Translasi DNA ini,dan selanjutnya pembaca dapat mengerti dan
memahami tentang Replikasi Translasi DNA. Kami berharap makalah ini dapat
berguna bagi semua pihak yang memerlukan.

15
DAFTAR PUSTAKA

• Campbell, Neil A. 2002. Biologi Edisi Kelima. Jakarta. Penerbit: Erlangga


• Fried, George H. 2005. Biologi Edisi Kedua. Jakarta. Penerbit: Erlangga
• Kimball, John W. 1983. Biologi. Jakarta. Penerbit: Erlangga
• Yuwono, Triwibowo. 2002. Biologi Molekular. Jakarta. Penerbit:
Erlangga
• Wikipedia Encyclopedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Dna, 2006.
• Riznichenko Galina Yur?evna, Mathematical Models in Biophysics,
http://www.biophysics.org/education/galina.pdf, May 22, 2006.
• Korespondensi dengan Ika Nurlaila, tidak dipublikasikan.
• Substansi Genetika, http://desybio.wordpress.com/tag/2-translasi/.
• Translasi Genetik, Wikipedia Encyclopedia,
http://id.wikipedia.org/wiki/Translasi_(genetik)

16
17
18
19
20
21

Anda mungkin juga menyukai