Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BIOMEDIK I

INFORMASI BIOLOGIS
(REPLIKASI, RESTRIKSI, DAN REKOMBINASI)

DOSEN :
Rusdi, S.Si, M.Si

DISUSUN OLEH :
Agustina Tsaniyah Annisa Fitria
Alfajri Adi Annisa Rahmah
Andi Friski Pratama Bainatul Nuraida
Anggie Chintia Wardani Cindy Atika Sari
Anisa Rizda Nabila Dedy Arisyandi HS.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR


FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
KESEHATAN MASYARAKAT
2018/2019
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah tentang “Informasi Biologis


(Replikasi, Restriksi, dan Rekombinasi)” ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, 10 Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHUUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan Pembuatan Makalah..........................................................................2
D. Metode Penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Replikasi.....................................................................................3
B. Proses Replikasi DNA..................................................................................4
C. Pengertian Rekombinasi...............................................................................6
D. Proses Rekombinasi......................................................................................7
E. Pengertian Restiksi........................................................................................8
BAB III PENUTUP...............................................................................................14
A. Kesimpulan.................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan era globalisasi mengalami perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi termasuk bioteknologi. Perkembangan ini ditandai
dengan ditemukannya berbagai macam teknologi seperti rekayasa genetika,
kloning, kultur jaringan, DNA rekombinan, perkembanng biakan sel induk,
dan lain-lain. Dengan adanya teknologi dapat mempermudah aktvitas manusia
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Goonatilake (1991) membahas persoalan informasi dari sisi pandang


biologi secara amat menarik dengan menelusuri proses kejadian biologis di
dalam tubuh manusia dan kaitannya dengan peristiwa-peristiwa informasi di
luar tubuh, termasuk yang terjadi di dalam masyarakat luas. Untuk
menggambarkan kaitan ini, Goonatilake mengajak kita memeriksa bagaimana
rangkaian kode yang terkandung di molekul-molekul DNA memicu dua
proses informasi di dalam tubuh setiap mahluk hidup.

Struktur kimia DNA yang ada membuatnya sangat cocok untuk


menyimpan informasi biologis setiap makhluk hidup. Rantai punggung DNA
resisten terhadap pembelahan kimia, dan kedua-dua unting dalam struktur
unting ganda DNA menyimpan informasi biologis yang sama. Karenanya,
informasi biologis ini akan direplikasi ketika dua unting DNA dipisahkan.
Sebagian besar DNA (lebih dari 98% pada manusia) bersifat non-kode, yang
berarti bagian ini tidak berfungsi menyandikan protein.

Dalam sel, DNA tersusun dalam kromosom. Semasa pembelahan sel,


kromosom-kromosom ini diduplikasi dalam proses yang disebut replikasi
DNA. Organisme eukariotik (hewan, tumbuhan, fungi, dan protista)
menyimpan kebanyakan DNA-nya dalam inti sel dan sebagian kecil sisanya
dalam organel seperti mitokondria ataupun kloroplas. Sebaliknya organisme

1
prokariotik (bakteri dan arkaea) menyimpan DNA-nya hanya dalam
sitoplasma. Dalam kromosom, protein kromatin seperti histon berperan dalam
penyusunan DNA menjadi struktur kompak. Struktur kompak inilah yang
kemudian berinteraksi antara DNA dengan protein lainnya, sehingga
membantu kontrol bagian-bagian DNA mana sajakah yang dapat
ditranskripsikan.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah ini antara lain :

1. Apa yang dimaksud dengan Replikasi ?


2. Bagaimana proses Replikasi DNA ?
3. Apa yang dimaksud dengan Rekombinasi ?
4. Bagaimana proses Rekombinasi ?
5. Apa yang dimaksud dengan Restriksi ?

C. Tujuan Pembuatan Makalah


Berdasarkan rumusan masalah, tujuan makalah ini ialah sebagai berikut :

1. Agar pembaca mengetahui pengertian Replikasi.


2. Agar pembaca mengetahui proses Replikasi DNA.
3. Agar pembaca mengetahui pengertian Rekombinasi.
4. Agar pembaca mengetahui proses Rekombinasi.
5. Agar pembaca mengetahui pengertian Restriksi.

D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini dengan
mencari beberapa daftar pustaka berupa buku, sumber internet ataupun modul
yang terkait dengan materi pembahasan makalah ini.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Replikasi

Replikasi DNA adalah proses di mana sebuah molekul DNA asli


menghasilkan dua salinan identik DNA. Replikasi DNA adalah proses
biologis yang terjadi pada semua organisme hidup. Replikasi DNA merupakan
dasar untuk pewarisan. DNA terbuat dari dua helai dan setiap helai sel induk
bertindak sebagai template untuk produksi untai komplementer. Proses ini
dikenal sebagai replikasi semi-konservatif DNA.

Figure 1: Replikasi DNA

Salah satu sumber kesalahan DNA adalah pada kesalahan replikasi


yang dipengaruhi oleh berbagai factor, diantaranya karena kondisi lingkungan
dan kesalahan replikasi sendiri sehingga menyebabkan terjadinya mutasi.
Supaya replikasi sel dari generasi ke generasi tidak terjadi kesalahan maka
perlu ada repair DNA. Selain karena kesalahan replikasi, DNA juga sangat
rentan terhadap bahan kimia, radiasi maupun panas (hal yang dapat
menyebabkan mutasi pada DNA pada saat replikasi).

3
 Enzim Replikasi DNA
Berikut ini adalah enzim dan protein yang mengambil bagian dalam
mekanisme replikasi DNA.

a. DNA girase – enzim DNA girase ini membuat potongan dalam struktur
heliks ganda DNA dan memisahkan masing-masing pihak.
b. Helikase – Enzim ini mengurai molekul DNA untai ganda.
c. Strand tunggal Binding Protein – Ini adalah protein kecil yang mengikat
sementara untuk setiap sisi untai untuk menjaga mereka terpisah satu sama
lain.
d. DNA Polimerase – kompleks Enzim ini berjalan ke untai DNA
menambahkan basa nukleotida ke setiap helai. Nukleotida ditambahkan
untuk melengkapi nukleotida yang terdapat pada untai yang ada.
e. DNA polimerase juga mengoreksi DNA baru.
f. DNA Ligase – enzim DNA ligase menutup fragmen menjadi untai yang
kontinu.
g. DNA Polimerase

B. Proses Replikasi DNA


Teori replikasi DNA oleh Watson dan Crick menyatakan bahwa proses
replikasi terjadi secara semikonservatif. Hipotesis ini mendapat dukungan kuat
dari M.S. Meselson dan F.W. Stahl. Mereka menggunakan bakteri Escherichia
coli sebagai organisme percobaan. E. coli dapat hidup pada garam anorganik

Figure 2: Replikasi DNA menurut Meselson dan Stahl

4
jika dalam garam tersebut terdapat sumber atom nitrogen untuk pembuatan
protein dan asam nukleat. Meselson dan Stahl memakai ion amonium
(NH4+)dalam penelitiannya. Meskipun isotop nitrogen yang paling lazim 14N,
tetapi mereka menggunakan ion amonium yang mengandung isotop nitrogen
yang lebih berat, yaitu 15N.
Pertama-tama Meselson dan Stahl memelihara E. coli selama beberapa
generasi dalam media yang mengandung 15NH4+ . Pada akhir periode ini,
mereka menemukan DNA sel lebih berat dari normal. Selanjutnya, mereka
memindahkan sel-sel itu ke media yang mengandung ion ammonium normal
(14NH4+) dan membiarkan sel tersebut hanya sekalimembelah diri. DNA pada
generasi baru ini memiliki berat di antara berat DNA normal dari DNA
generasi sebelumnya. Hal ini menggambarkan bahwa pengaruh dari atom
nitrogen dalam DNA baru yaitu 14N dan separuh 15N. Namun, apabila bakteri
itu dibiarkan membelah diri lagi dalam ion amonium normal (14NH4+) maka
terbentuklah dua jenis DNA dengan berat yang berbeda. Separuh dari DNA
mempunyai berat normal dan separuh DNA lainnya mempunyai berat di
tengah-tengah. Hal tersebut membuktikan bahwa molekul DNA tidak
mengalami pemecahan dan penyusunan kembali di antara pembelahan sel-sel,
tetapi tiap pita induk tidak mengalami perubahan saat ia membentuk pita
komplementer. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang paling tepat
yaitu hipotesis semikonservatif.
Mekanisme replikasi DNA terjadi dalam tiga langkah terkoordinasi
yang dikatalisasi secara enzimatis. Langkah-langkah replikasi DNA adalah
sebagai berikut:
1. Inisiasi
Proses replikasi dimulai pada titik tertentu dari DNA yang dikenal sebagai
“asal” yang dikatalisis oleh protein inisiator. Urutan asal adalah A – T. Di
lokasi situs asal protein inisiator membentuk kompleks pra-replikasi yang
membuka ritsleting DNA untai ganda.
2. Elongasi

5
Pemanjangan atau Elongasi molekul DNA adalah menambahkan sedikit
asam amino pada rantai protein yang sedang tumbuh. Sintesis leading
strand dimulai dengan dengan sintesis RNA primer dengan primase di
lokasi asal. Urutan nukleotida yang ditambahkan ke primer oleh enzim
DNA polimerase III arah 5 ‘ke 3’.
3. Garpu Replikasi
Replikasi garpu adalah struktur selama replikasi DNA. Garpu Replikasi
diciptakan oleh enzim helikase yang memutus ikatan hidrogen yang
memegang untai DNA bersama-sama. Helai ini berfungsi sebagai template
untuk leading strand dan lagging strand.
4. Terminasi
Terminasi replikasi DNA selesai oleh protein terminasi.

C. Pengertian Rekombinasi

Rekombinasi adalah proses dimana potongan DNA yang rusak dan


digabungkan untuk menghasilkan kombinasi baru alel. Rekombinasi genetika
merupakan proses pemutusan seunting bahan genetika (biasanya DNA, namun
juga bisa RNA) yang kemudian diikuti oleh penggabungan dengan molekul
DNA lainnya. Pada eukariota rekombinasi biasanya terjadi selama meiosis
sebagai pindah silang kromosom antara kromosom yang berpasangan. Proses
ini menyebabkan keturunan suatu makhluk hidup memiliki kombinasi gen
yang berbeda dari orang tuanya, dan dapat menghasilkan alel kimerik yang
baru. Pada biologi evolusioner, perombakan gen ini diperkirakan memiliki
banyak keuntungan, yakni mengizinkan organisme yang bereproduksi secara
seksual menghindari Ratchet Muller.

Dalam biologi molekular, rekombinasi juga dapat merujuk pada


rekombinasi rantai DNA yang tidak sama secara buatan, sering kali
merupakan DNA organisme yang berbeda. Rekombinasi ini menghasilkan
DNA rekombinan.

6
D. Proses Rekombinasi
Teknologi DNA Rekombinan banyak melibatkan bakteri atau virus
sebagai vektor (perantara). Proses DNA Rekombinan diakukan dengan 3
tahapan.

1. Isolasi DNA
Isolasi DNA dilakukan dengan tujuan untuk memilih dan
memisahkan DNA maupun gen yang dikehendaki. Isolasi ini dilakukan
dengan cara mengekstrak kromosom dari organisme donor. DNA dalam
kromosom yang dipilih atau diambil harus dipotong terlebih dahulu.
Pemotongan gen dalam satu untaian DNA menggunakan enzim
endonuklease restriksi. Enzim ini berperan sebagai gunting biologi.
2. Memotong dan Menyambung DNA
DNA dari suatu organisme dapat di isolasi dengan memotongnya
menjadi segmen-segmen kecil dengan menggunakan enzim tersebut.
Bagian segmen DNA yang diperoleh, kemudian dimasukkan dalam suatu
vektor. Vektor ini harus dapat berikan dengan gen, memperbanyak, dan
mengekspresikan gen tersebut. Vektor (organisme pembawa) pada proses
ini adalah plasmid atau virus.
Plasmid adalah rantai DNA melingkar di luar kromosom bakteri.
Plasmid maupun DNA virus harus dipotong terlebih dahulu sebelum dapat
digunakan sebagai vektor. Pemotongan ini menggunakan enzim
endonuklease restriksi. Gen atau DNA yang telah di isolasi selanjutnya
dicangkokkan ke dalam plasmid. Proses pencangkokkan ini dikenal
dengan sebutan transplantasi gen. Transplantasi dilakukan dengan cara
mencangkokkan (atau menyambung) gen yang telah di isolasi ke dalam
DNA plasmid vektor.
Penyambungan gen tersebut menggunakan enzim ligase yang
mampu menyambungkan ujung-ujung nukleotida. Enzim ligase berfungsi
sebagai lem bioogi. Setelah proses penyambungan ini, maka vektor
mengandung DNA asli dan DNA sisipan (asing). Dengan demikian,

7
didapatkan organisme dengan rantai DNA gabungan atau kombinasi baru.
Rantai DNA gabungan atau kombinasi baru ini disebut DNA rekombinan.
3. Memasukan ke Sel Hidup
DNA baru yang telah membawa segmen DNA cangkokan
kemudianmemasuki tahapan akhir, yaitu dimasukkan ke dalam vektor sel
bakteri maupun virus. Pemasukan ini meaui proses pemanasan dalam
larutan NaCl atau melalui proses elektroporasi. Kemudian, bakteri ini
(misalkan saja: Escherichia coli) melakukan replikasi dengan cara
membelah diri. Melalui proses pembelahan ini, didapatkan plasmid-
plasmid hasil dari transplantasi gen (DNA rekmbinan) dalam jumlah
banyak.
DNA rekombinan merupakan teknik atau metode yang paling
banyak digunakan untuk mendapatkan organisme transgenetik (dengan
melalui transplantasi gen). Selain menggunakan teknologi DNA
rekombinan, dapat juga menggunakan prinsip lain yaitu dengan
menggunakan prinsip fusi protoplasma.

E. Pengertian Restiksi
Enzim restriksi atau endonuklease restriksi adalah enzim yang
memotong molekul DNA. Enzim ini memotong DNA pada rangka gula-fosfat
tanpa merusak basa. Setiap enzim mempunyai sekuens pengenalan yang unik
pada utas DNA, biasanya sepanjang 4-6 pasang basa.

 Enzim Sekuens Pengenal


GGATCC
BamHI
CCTAGG
GCGGCCGC
Notl
CGCCGGCG
GATC
Sau3Al
CTAG
GAGCTC
Sacl
CTCGAG
GAGCTC
Sst l
CTCGAG
GANTC
Hinfl
CTNAG

8
PuGATCPy
Xholl
PyCTAGPu
Table 1 Contoh enzim restriksi beserta sekuen pengenalannya

Sekuen pengenalan atau sering disebut juga situs pengenalan


merupakan sekuen DNA yang menjadi tempat menempelnya enzim
restriksi dan melakukan pemotongan pada sekuen tersebut. Panjang sekuen
pengenalan enzim restriksi berbeda-beda, seperti enzim EcoRI, SacI, dan
SstI mempunyai sekuen pengenalan sepanjang 6 pasang basa, sedangkan
NotI 8 pasang basa, dan Sau3AI hanya 4 pasang basa. Kebanyakan dari
enzim restriksi bersifat palindromik (palindromic) yang berarti sekuen
pengenalan sama jika dibaca dari 5’ 3’ baik utas atas maupun utas
bawah. Contohnya adalah HindIII dengan situs pengenalan 5’-AAGCTT-
3’ (utas atas)/3’-TTCGAA-5’ (utas bawah).

Enzim restriksi yang berbeda, dapat mempunyai situs pengenalan


yang sama, contohnya: SacI dan SstI. Enzim yang mempunyai situs
pengenalan yang sama disebut dengan istilah isoschizomers. Dalam
beberapa kasus, isoschizomers juga memotong DNA pada tempat yang
sama, namun beberapa tidak demikian.

Situs pengenalan pada enzim restriksi dapat pasti atau ambigu.


Seperti contohnya pada BamHI, enzim ini sudah pasti memotong pada
sekuen GGATCC. Sementara itu, situs pengenalan HinfI adalah GANTC.
N dalam situs pemotongan HinfI berarti dapat diganti oleh basa apa saja,
inilah yang dimaksud dengan situs ambigu. Contoh lainnya situs ambigu
adalah XhoII. Enzim ini mempunyai situs pemotongan PuGATCPy. Pu
merupakan singkatan dari purin (basa A atau G), sedangkan Py merupakan
singkatan dari pirimidin (pyrimidine) (basa T atau C). Jadi XhoII dapat
mengenali dan memotong sekuen AGATCT, AGATCC, GGATCT dan
GGATCC.

9
Situs pengenalan satu enzim, dapat mengandung situs pengenalan
enzim lainnya. Situs pengenalan BamHI mengandung situs pengenalan
Sau3AI.Oleh karena itu, semua sekuen pemotongan BamHI akan dipotong
oleh Sau3AI, tetapi tidak sebaliknya.

 Jenis-jenis enzim restriksi

Enzim restriksi secara tradisional dibagi menjadi 3 tipe


berdasarkan komposisi subunit, posisi pemotongan, spesifisitas sekuens
dan kofaktor yang diperlukan:

1. Enzim restriksi tipe I


Enzim restriksi ini kompleks dengan multisubunit, memotong
DNA secara acak dan jauh dari sekuens pengenalannya. Pada awalnya
enzim ini dikira langka; tetapi setelah analisis sekuens genom, enzim ini
ternyata umum. Enzim restriksi tipe I ini memiliki pengaruh besar dalam
biokimia, namun mempunyai nilai ekonomis yang rendah karena tidak
dapat menghasilkan potongan fragmen DNA yang diinginkan sehingga
tidak diproduksi.
2. Enzim restriksi tipe II
Enzim ini memotong DNA dekat atau pada situs pengenalan.
Enzim ini menghasilkan fragmen-fragmen sesuai dengan yang diinginkan
sehingga biasa digunakan untuk analisis DNA dan kloning gen. Enzim tipe
II yang umum digunakan adalah HhaI, HindIII, EcoRI, dan NotI; dan
enzim-enzim tersebut tersedia secara komersil. Enzim ini tergolong kecil
dengan subunit yang memiliki 200-350 asam amino dan memerlukan Mg2+
sebagi kofaktor. Selanjutnya enzim jenis tipe II yang umum, biasanya
digolongkan sebagai tipe IIs, adalah FokI dan AlwI. Enzim ini memotong
di luar situs pengenalan, berukuran sedang, 400-650 asam amino, dan
memiliki 2 domain khusus. Domain pertama untuk berikatan dengan
DNA, sedangkan domain yang satunya untuk memotong DNA.
3. Enzim restriksi tipe III

10
Enzim restriksi tipe II ini merupakan enzim restriksi yang tidak
digunakan dalam laboratorium. Hal ini dikarenakan enzim ini memotong
di luar situs pengenalan dan membutuhkan dua sekuen dengan orientasi
berlawanan pada DNA yang sama untuk menyelesaikan pemotongan
sehingga enzim ini jarang menghasilkan potongan sempurna.

 Keadaan Restriksi
Enzim restriksi pada umumnya bekerja pada pH 7,4; suhu 37 °C;
dan memerlukan bermacam-macam kekuatan ionik, tergantung dari jenis
enzimnya. Akan tetapi, beberapa enzim memerlukan optimasi khusus agar
proses restriksi berjalan dengan baik. Dalam larutan stok, enzim restriksi
biasanya dikemas bersama dengan 10X larutan penyangga reaksi yang
telah dioptimasi. Buffer reaksi dapat digolongkan menjadi empat jenis
berdasarkan kekuatan ionik-nya:

1. 0 mM NaCl = low salt buffer (L)


2. 50 mM NaCl = medium salt buffer (M)
3. 100 mM NaCl = hi salt buffer (H)
4. 150 mM NaCl = very high salt buffer (VH)

Ketika melakukan digesti dengan 2 atau lebih enzim restriksi yang


berbeda buffer reaksinya, perlu dilihat rujukan tabel aktivitas enzim
tersebut pada buffer reaksi tertentu. Misalnya: reaksi digesti dilakukan
dengan menggunakan EcoRI (garam tinggi) dan HpaII (garam rendah,
KCl). Setelah dilihat pada tabel, kedua enzim aktif pada keadaan garam
sedang. Oleh karena itu, digunakan buffer reaksi dengan konsentrasi KCl
sedang. Buffer reaksi yang digunakan adalah KCl karena HpaII
memerlukan KCl, bukan NaCl; sedangkan EcoRI dapat menggunakan
kedua garam tersebut. Kondisi optimal ketika melakukan proses digesti
sangat penting. Karena jika kondisi optimal tidak tercapai, enzim akan
memotong secara tidak normal. Contohnya: EcoRI pada buffer reaksi
dengan konsentrasi garam rendah tidak hanya memotong pada situs

11
pengenalan normal G AAATTC, namun akan juga memotong situs
pengenalan A ATT. Aktifitas seperti ini dinamakan star activity.

 Hasil Pemotongan Enzim Restriksi


Enzim restriksi yang biasa digunakan dalam laboratorium biologi
molekuler memotong molekul DNA pada situs pengenalan dan
menghasilkan salah satu dari ketiga jenis pola hasil pemotongan. Ketiga
pola hasil pemotongan enzim restriksi sebagai berikut:

1. Ujung menggantung 5’

Enzim restriksi memotong secara asimetris pada situs pemotongan,


menghasilkan hasil pemotongan memanjang pada ujung 5’. Contoh enzim
yang menghasilkan ujung menggantung 5’ adalah BamHI

2. Ujung menggantung 3’

Enzim restriksi ini juga memotong secara asimetris pada situs


pengenalan, namun menghasilkan hasil pemotongan memanjang pada

12
ujung 3’. Contoh enzim yang menghasilkan pola seperti ini adalah
KpnI

3. Ujung tumpul

Enzim ini memotong secara simetris antara kedua utas DNA


sehingga menghasilkan ujung tumpul. Contoh enzim yang
menghasilkan pola seperti ini adalah SmaI.

Pola ujung menggantung, baik yang 3’ ataupun 5’, sering


disebut juga dengan ujung lengket (sticky ends) atau ujung kohesif
(cohesive ends). Pola seperti ini lebih mudah menempel
(annealing) dengan pasangan DNA nya karena adanya ikatan basa
antara ujung-ujung yang menggantung.

13
14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Replikasi DNA adalah proses di mana sebuah molekul DNA asli
menghasilkan dua salinan identik DNA. Replikasi DNA adalah proses
biologis yang terjadi pada semua organisme hidup. Replikasi DNA merupakan
dasar untuk pewarisan. Proses Replikasi terdiri dari : Inisiasi, Elongasi, Garpu
Replikasi, dan Terminasi. Rekombinasi adalah proses dimana potongan DNA
yang rusak dan digabungkan untuk menghasilkan kombinasi baru alel.
Rekombinasi genetika merupakan proses pemutusan seunting bahan genetika
(biasanya DNA, namun juga bisa RNA) yang kemudian diikuti oleh
penggabungan dengan molekul DNA lainnya. Proses Rekombinasi terdiri
dari : Isolasi DNA, pemotong dan penyambung DNA, dan memasukkan ke sel
hidup. Enzim restriksi atau endonuklease restriksi adalah enzim yang
memotong molekul DNA.

15
DAFTAR PUSTAKA

Langkah Sembiring, Sudjino. 2009. Biologi: Kelas XII untuk SMA dan MA.
Jakarta : Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Admin. “Pengertian dan proses replikasi”. 07 Oktober 2018.
https://usaha321.net/pengertian-dan-proses-replikasi-dna.html. Diakses 15
Oktober 2018
Alistigna. “Pengertian Rekombinasi”. https://budisma.net/2015/03/pengertian-
rekombinasi.html. Diakses 15 Oktober 2018.
Aditya, Albertus. “Rekombinasi Genetika”. Tahun 2016.
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Rekombinasi_genetika. Diakses 11 Oktober
2018.

Hidayatsrf. “Restriksi”. Desember 2017.


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Enzim_restriksi. Diakses 11 Oktober 2018.

“Asam deoksiribonukleat”. 12 Oktober 2018.


https://id.wikipedia.org/wiki/Asam_deoksiribonukleat. Diakses 15 Oktober
2018.
Wanenoor, Razone. “Pengertian Replikasi”. 02 Oktober 2011.
http://wanenoor.blogspot.com/2011/10/pengertian-replikasi-
dna.html#.W8PekBB8vIU. Diakses 15 Oktober 2018.

Ardraviz. “Proses Rekombinasi DNA”. 18 Januari 2017. https://ardra.biz/dna-


rekombinan-rekayasa-genetika/ . Diakses 15 Oktober 2018.

16

Anda mungkin juga menyukai