Anda di halaman 1dari 6

SITOLOGI II (SUBSTANSI ERGASTIK)

Oleh :
Nama : Maria Pricilia Gita Permana Putri
NIM : B1A015068
Rombongan : B1
Kelompok :6
Asisten : Tarkinih

LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN II

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2016
I. PENDAHULUAN
Substansi ergastik disebut juga benda ergastik yang berisi substansi cair maupun
padat dan merupakan hasil dari metabolisme sel. Adapun benda ergastik yang
bersifat padat adalah amilum, aleuron, kristal Ca-oksalat, kristal kersik, sistolit.
Sedang benda ergastik yang bersifat cair atau lendir dari hasil tambahan metabolisme
yang bersifat organik atau anorganik terdapat di dalam cairan sel berupa zat-zat yang
larut didalamnya, antara lain asam organik, karbohidrat, protein, lemak, gum, lateks
tanin, antosian alkaloid, minyak eteris atau minyak atsiri, dan hars, yang ditemukan
dalam sitoplasma atau dalam vakuola. Bahan ergastik ini tersebar pada seluruh tubuh
tumbuhan akan tetapi jumlahnya hanya sedikit. Lilin, suberin dan kutin merupakan
minyak yang digunakan sebagai zat pelindung pada dinding sel (Sumardi & Agus,
1992).
Pada sel mati tidak dijumpai adanya organel-organel, di dalam sel hanya berupa
ruangan kosong saja. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup. Sel menjadi mati
disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor
lingkungan (Johnson, 1965).
II. TUJUAN
Tujuan praktikum acara Sitologi II, antara lain :
1. Mempelajari dan mengamati bagian sel tumbuhan yang bersifat mati (substansi
ergastik).
III. MATERI
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara Sitologi II adalah mikroskop
cahaya, object glass, cover glass, silet, pipet tetes, jarum preparat, tissue, dan laporan
sementara.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum acara Sitologi II adalah irisan
membujur costa daun Carica papaya (pepaya), endocarpium Ananas comosus
(nanas), amilum Manihot esculenta (singkong), amilum Solanum tuberosum
(kentang), dan air.
IV. METODE
Metode yang dilakukan dalam praktikum acara Sitologi II antara lain:
1. Dibuat irisan membujur costa daun Carica papaya (pepaya) setipis mungkin
dengan menggunakan silet, lalu irisan diletakkan di atas object glass dan ditetesi
air, kemudian ditutup dengan cover glass.
2. Endocarpium Ananas comusus (nanas) yang telah disediakan diambil dengan
menggunakan pipet dan diletakkan di atas object glass lalu ditutup dengan cover
glass.
3. Diambil masing-masing amilum dari Manihot esculenta (singkong) dan Solanum
tuberosum (kentang) dengan cara menusuk-nusuk dengan menggunakan silet,
cairan yang keluar diletakkan di atas object glass, ditetesi air dan ditutup dengan
cover glass.
4. Semua preparat diamati dibawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 400X.
V. HASIL

Keterangan :
1. Hilus
3 2. Lamela
3. Amilum

1
Tipe amilum: Konsentris dan
2
tunggal

Gambar 1. Amilum Manihot esculenta (Singkong) Perbesaran 400X

Keterangan :
1. Hilus
2. Lamela
3. Amilum
1

2
Tipe amilum: Eksentris dan
3 tunggal

Gambar 2. Amilum Solanum tuberosum (Kentang) Perbesaran 400X


Keterangan :
3 1. Dinding sel
2. Sitoplasma
1 3. Kristal Ca-oksalat bentuk
bintang

Gambar 3. .B. Costa Carica Papaya (Pepaya) Perbesaran 400X

Keterangan :
1 1. Kristal Ca-oksalat bentuk
jarum/rafida

Gambar 4. Endocarpium Ananas comosus (Nanas) Perbesaran 400X


VI. PEMBAHASAN
Bahan ergastik adalah produk-produk cadangan atau sisa yang merupakan hasil
dari kegiatan seluler dan biasanya mempunyai struktur yang lebih sederhana
daripada bahan-bahan protoplasmik. Bahan ergastik adalah bahan non protoplasma,
baik organik maupun anorganik hasil metabolisme, yang berupa karbohidrat
(amilum), protein (aleuron dan gluten), lipid (lilin, kutin, dan suberin), dan kristal
(kristal Ca-oksalat dan silika). Fungsi bahan ergastik dalam sel sebagai penyimpanan
cadangan makanan, misalnya amilum, pemeliharaan struktur (lilin) untuk bahan
perlindungan, adanya kristal Ca-oksalat dalam suatu jaringan tumbuhan dapat
menyebabkan reaksi alergi bagi hewan yang memakannya sehingga hewan tersebut
tidak akan bernafsu menyentuhnya untuk yang kedua kali. Berdasarkan bentuk benda
yang dihasilkan dari ke tiga produk tersebut komponen, ergastik terbagi menjadi dua,
yaitu ergastik yang bersifat padat dan ergastik yang bersifat cair (Sumardi & Agus
1992).
Macam-macam butir tepung atau amilum berdasarkan letak hilusnya:
1. Butir tepung konsentris
Hilusnya terletak di tengah-tengah dan letak lamella mengelilingi hilus.
Terdapat pada tumbuh-tumbuhan jenis ketela, seperti pada ketela rambat
(Ipomoea batatas) dan singkong (Manihot esculenta).
2. Butir tepung eksentris
Hilusnya terletak di pinggir dan letak lamella mengelilingi hilus.
Umumnya bentuk dari butir-butir tepung macam ini adalah lonjong dan
tidak pernah bundar. Banyak terdapat dalam sel tumbuh-tumbuhan, seperti
kentang (Solanum tuberosum) (Sumardi & Agus, 1992).
Butir tepung atau amilum menurut banyaknya hilus:
1. Monoadelph (butir amilum tunggal)
Butir-butir tepung yang memiliki satu hilus dengan lamella-lamella
mengelilinginya. Contohnya butir tepung pada ketela rambat, singkong, dan
gandum.
2. Diadelph (butir amilum setengah majemuk)
Butir tepung terdiri dari dua hilus, yang masing-masing hilus dikelilingi lamella
sendiri-sendiri. Masing-masing lamella ini dikelilingi lagi oleh lamella lainnya.
Contohnya butir tepung pada kentang.
3. Poliadelph (butur amilum majemuk)
Terdiri dari banyak butir-butiran tepung yang bersatu. Contoh pada beras (Oryza
sativa) (Sumardi & Agus, 1992).
Kristal Ca-okalat merupakan hasil akhir/sekresi dari suatu pertukaran zat yang
terjadi di dalam sitoplasma. Kristal-kristal ini tidak larut dalam asam cuka, tetapi
larut dalam asam kuat. Bentuk-bentuk kristal Ca-oksalat:
1. Kristal pasir, terdapat dalam sel daun serta tangkai daun dari tumbuhan
Amaranthus sp. (bayam).
2. Kristal piramida kecil, misalnya pada tangkai daun bayam (Amaranthus sp.),
tangkai daun tembakau (Nicotiana tabacum) dan begonia (Begonia sp.).
3. Kristal tunggal besar bentuk prisma/poliedris, contohnya pada daun jeruk
(Citrus sp.).
4. Rafida, bentuk seperti jarum /sapu lidi, terdapat pada daun bunga pukul empat
(Mirabilis jalapa), batang dan akar lidah buaya (Aloe sp), dan daun nanas
(Annanas comosus).
5. Kristal sferit, bentuk kristal tersusun atas bagian-bagian yang teratur secara
radier, terdapat pada batang Phyllococtus.
6. Kristal majemuk, bentuk seperti inang/roset dan disebut kristal drussen atau
bentuk bintang. Kristal ini biasanya ditemukan pada tangkai daun pepaya dan
bangsa kaktus (Kartasapoetra, 1991).
Berdasarkan hasil praktikum, tipe amilum singkong (Manihot esculenta)
konsentris dan tunggal, tipe amilum kentang (Solanum tuberosum) eksentris dan
tunggal, bentuk kristal Ca-oksalat costa pepaya (Carica papya) bintang/drussen, dan
bentuk kristal Ca-oksalat endocarpium nanas (Ananas comosus) jarum/rafida. Hasil
yang didapatkan sesuai dengan pernyataan Sumardi & Agus (1992) dan
Kartasapoetra (1991). Namun, ada hasil yang berbeda dari pustaka yaitu tipe amilum
kentang yang seharusnya diadelph atau setengah majemuk, sedangkan pada preparat
yang dominan tipe tunggal. Kemotaksonomi substansi ergastik yang sistematis
terdapat pada empat kelas tumbuhan, yaitu Amaranthus, Chenopodium, Atriplex, dan
Suaeda, dimana patinya diaplikasikan untuk makanan, industri, dan kesehatan
(Omonhinmin et al, 2015).
VII. SIMPULAN
1. Tipe amilum singkong (Manihot esculenta) konsentris dan tunggal, tipe amilum
kentang (Solanum tuberosum) eksentris dan tunggal, bentuk kristal Ca-oksalat
costa daun pepaya (Carica papya) bintang/drussen, dan bentuk kristal Ca-
oksalat endocarpium nanas (Ananas comosus) jarum/rafida.
VIII. SARAN
Saran untuk praktikum kali ini adalah jenis preparat lebih bervariasi lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Johnson, W. H. 1965. General Biology of Structural Plants Cell. Jakarta: Cuyugoro.
Kartasapoetra, A.G. 1991. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan (Tentang Sel dan
Jaringan). Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Omonhinim, Conrad A, Fisayo Y Daramola & MacDonald Idu. 2015. Seed Ergastic
Substances Profiling and its Implications for the Amaranthaceae-
Chenopodiaceae Complex. Research Journal of Botany. 10(2), pp. 37-49.
Sumardi, I., & P. Agus. 1992. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta:
UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai