Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

Sediaan Ujung Akar Bawang Merah dengan Metode Squash

Disusun Oleh:

Kelompok : IA (Satu)
Nama : Dewinta Putri Purba
NPM : F1D017047
Hari/Tanggal : Senin, 4 Maret 2019
Dosen Pengampu : 1. Dra. R.R Sri Astuti, M.S
2. Dedi Satriawan, S.Si., M.Si.
3. Dra. Novia Duya, M.Si.
Asisten Dosen : 1. Okta Ediyo Surayadi (F1D015042)
2. Rahmawati (F1D015070)
3. Maria Veronika (F1D015040)
4. Dea Putri Ananda (F1D015062)

LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fase mitosis pada bawang merah terlihat jelas sehingga menjadikan
bawang merah sebagai bahan yang ideal dalam pengamatan mitosis. Bawang
merah mudah dalam pembuatan preparatnya. Pengamatan yang dilakukan ialah
teknik squash pada ujung akar bawang merah  (Imaniar, dkk., 2014).
Pembuatan sediaan mitosis menggunakan metode squash. Ujung akar
tanaman dipotong dan kemudian dimasukkan ke dalam larutan fiksatif. Ujung
akar tanaman merupakan bahan yang ideal dalam pengamatan pembelahan sel
secara mitosis (Ernawiati, 2012).
Pengamatan ukuran sel ujung akar pada metafase dengan cara mengambil
dari bagian ujung akar yang aktif tumbuh pada tanaman berumur 15 hari
sepanjang 1-1,5 millimeter dari ujung akar. Preparat dibuat dengan
metode squash (pencet) dengan media gliserin (untuk menjaga posisi preparat).
Squash digunakan mengamati proses pada ujung akar (Haryanti, dkk., 2011).
Pertumbuhan akar tidak akan terjadi apabila seluruh tunas dihilangkan
atau dalam keadaan istirahat. Pembelahan sel yang terjadi pada titik tumbuh
ujung-ujung akar tergantung pada persediaan karbohidrat yang
cukup.  Pembelahan tersebut dapat diamati dengan membuat preparat tersebut
menggunakan metode squash (Hayati, dkk., 2012).

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengetahui teknik pembuatan sediaan ujung akar bawang
merah dengan metode squash.
2. Mahasiswa dapat mengamati fase mitosis yang terjadi pada ujung akar bawang
merah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Tumbuhan mengalami pembelahan sel secara tidak langsung yang disebut
juga dengan mitosis. Mitosis adalah pembelahan duplikasi dimana sel
memproduksi dirinya sendiri dengan jumlah kromosom sel induk. Mitosis
mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel
somatis secara berturut turut. Peristiwa ini terjadi bersama-sama dengan
pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar  inti sel dan memiliki peran
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan hampir semua organisme. Fase
mitosis pada bawang merah terlihat jelas sehingga menjadikan bawang merah
sebagai bahan yang ideal dalam pengamatan mitosis. Bawang merah mudah
dalam pembuatan preparatnya. Pengamatan yang dilakukan ialah
teknik squash pada ujung akar bawang merah  (Imaniar, dkk., 2014).
Preparat pejatan atau yang disebut dengan squash preparation merupakan
preparat yang dibuat dengan cara memejat sebuah objek diatas gelas objek atau
kaca preparat dengan menggunakan ibu jari. Preparat pejatan biasanya digunakan
untuk melihat proses mitosis pada akar Allium cepa var. Ascolonicum (Coe,
2010).
Pembuatan sediaan mitosis menggunakan metode squash. Ujung akar
tanaman dipotong dan kemudian dimasukkan ke dalam larutan fiksatif. Ujung
akar tanaman merupakan bahan yang ideal dalam pengamatan pembelahan sel
secara mitosis. Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA
di mana informasi genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata
khroma yang berarti warna dan soma yang berarti badan Kromosom terdiri atas
dua bagian, yaitu sentromer / kinekthor yang merupakan pusat kromosom
berbentuk bulat dan lengan kromosom yang mengandung kromonema & gen
berjumlah dua buah (sepasang). Setiap kromosom dalam genom biasanya dapat
dibedakan satu dengan yang lainnya oleh beberapa kriteria, termasuk panjang
relatif kromosom, posisi suatu struktur yang disebut sentromer yang memberi
kromosom dalam dua tangan yang panjangnya berbeda-beda, kehadiran dan posisi
bidang (area) yang membesar yang disebut knot (tombol) atau kromomer. Selain
itu, adanya perpanjangan arus pada terminal dan material kromatin yang disebut
satelit, dan sebagainya (Ernawiati, 2012).
Pengamatan ukuran sel ujung akar pada metafase dengan cara mengambil
dari bagian ujung akar yang aktif tumbuh pada tanaman berumur 15 hari
sepanjang 1-1,5 millimeter dari ujung akar. Preparat dibuat dengan
metode squash (pencet) dengan media gliserin (untuk menjaga posisi
preparat).Squash digunakan mengamati proses pada ujung akar (Haryanti, dkk.,
2011).
Pertumbuhan akar tidak akan terjadi apabila seluruh tunas dihilangkan
atau dalam keadaan istirahat. Pembelahan sel yang terjadi pada titik tumbuh
ujung-ujung akar tergantung pada prsediaan karbohidrat yang cukup.  Pembelahan
tersebut dapat diamati dengan membuat preparat menggunakan
metode squash (Hayati, dkk., 2012).
M A. sativum, A. cepa dan A. fistulosum berbeda-beda sekalipun dalam
satu genus. IM A. sativum tertinggi terjadi pada jam 09.00 WIB dengan nilai
11.410%; IM A. cepa tertinggi terjadi pada jam 12.00 WIB dengan nilai 11.326%;
sedangkan IM A. fistulosum tertinggi terjadi pada jam 06.00 WIB dengan nilai
12.617%. Media preparat mitosis squash tentang indeks mitosis meristem ujung
akar Allium dengan pewarna hematoksilin, layak digunakan sebagai media
pembelajaran untuk pengamatan pembelahan mitosis sel (Abidin, 2014).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum yang berjudul membuat sediaan ujung akar bawang merah
dengan metode squash dilaksanakan pada hari Senin, 4 Maret 2019 pukul 14.00-
17.30 WIB di Laboratorium Biologi, Basic Science, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Bengkulu.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini ialah mikroskop
binokuler, kaca objek, kaca penutup, silet, botol vial, pipet tetes, penjepit kayu,
waterbath, dan tisu.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu ujung akar kecambah bawang
merah (Allium ascolonicum), asetocarmin, alkohol 70%, larutan HCL 10%, dan
aquadest.

3.3 Prosedur Kerja


Langkah awal yang dilakukan pada praktikum ini adalah ujung akar
bawang dipotong 5 mm dari ujung akar dengan pengambilan waktu yang
bervariasi (jam 21, 24, 3, 6, 9 dan 12). Ujung akar yang telah terpotong
dimasukkan kedalam botol vial yang berisi larutan fiksatif Farmer dibiarkan
hingga beberapa jam. Bahan dipindahkan dari lauran fiksatif ke dalam larutan
alcohol 70 % selama ± 1 Minggu. Lalu botol vial berisi alkohol 70% diganti ke
larutan HCl 10% kemudian dipanaskan di dalam waterbath selama 15 menit.
Kemudian dibuang larutan berisi HCL 10% dan diisi kembali dengan larutan
fiksatif farmer selama 5 menit. Kemudian bahan dipindahkan ke pewarna
asetocarmin dan dibiarkan selama 5 menit. Setelah itu bahan diletakkan pada
kaca benda dan dihisap kelebihan warna dengan menggunakan tisu. Bahan ditutup
dengan kaca penutup secara hati-hati. Kemudian ditekan menggunakan ibu jari
tepat pada bagian tengah kaca penutup dan digeser searah, jika kering langsung
berikan asetocarmin. Lalu diamati dibawah Mikroskop Binokuler
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil yang didapat dari praktikum maserasi kayu metode Jeffrey ini
adalah sebagai berikut:
Gambar Klasifikasi
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
1
Class : Monocotyledonae
2 Order : Liliales
Familia : Liliaceae
3 Genus :Allium
Species : Allium ascalonicum

Keterangan :
1. Dinding sel
2. Nukleus
3. Sitoplasma
Gambar Pembanding

Sumber: Setyobudi, E. 2015


4.2 Pembahasan
Ujung akar terdiri dari sel-sel yang bersifat meristematik, artinya sel-selnya
sangat aktif membelah. Sehingga penggunaan ujung akar pada praktikum ini
diharapkan agar fase-fase mitosis dapat diamati secara lengkap. Percobaan ini
menggunakan tanaman bawang merah karena bawang merah merupakan tanaman
yang mudah diamati tahapan mitosisnya. Pada praktikum ini ujung akar diambil
pada pukul 09.00, 10.00, 11.00, 12.00, 13.00 dan 15.00 yang bertujuan untuk
mengetahui perbedaan fase pembelahan pada setiap waktu yang berbeda. Pada
tahapan akar dipindahkan dari larutan fiksatif ke dalam HCL 5-10% bertujuan
untuk melunakkan sel dan agar mudah ditekan apus (squash) saaat pembuatan
preparat nantinya. HCL akan melarutkan pektin dan selulosa yang ada pada
dinding sel sehingga sel menjadi lunak.
Hal ini sejalan dengan Imaniar, dkk (2014), Fase mitosis pada bawang
merah terlihat jelas sehingga menjadikan bawang merah sebagai bahan yang ideal
dalam pengamatan mitosis. Bawang merah mudah dalam pembuatan preparatnya.
Pengamatan yang dilakukan ialah teknik squash pada ujung akar bawang merah.
Fungsi bahan-bahan yang digunakan :
1. Acetocarmin  fungsinya untuk memberi warna pada spesimen yang diamati
2. HCl fungsinya  untuk menghidrolisis dan menghilangkan sisa-sisa zat
kimia yang sebelumnya.
3. Asam asetat glacial digunakan sebagai fiksatif yang mengeraskan
kromosom dan mencegah pengerasan jaringan. Daya penetrasinya cepat
sehingga dapat mengakibatkan pembengkakan jaringan.
Ketika proses telah selesai baru dapat dilihat di bawah mikroskop bentuk
pembelahan mitosis pada akar bawang. Pada praktikum ini pembelahan mitosis
pada akar bawang tidak terlihat pada preparat yang dipotong dari jam 15.00 WIB.
Fase pembelahan mitosis pada preparat tidak dapat dijelaskan karena tidak jelas
saat dilihat dengan menggunakan mikroskop binokuler. Sel yang seharusnya
memisah tidak memisah dikarenakan proses hidrolisis yang terlalu cepat,
mikroskop yang digunakan juga kurang mendukung pengamatan, jadi pengamatan
preparat ini tidak ada satupun yang terdapat pembelahan mitosisnya, selain itu
faktor dari squashing yang kurang tepat juga bisa menjadi salah satu faktor
gagalnya pengamatan praktikum ini.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu:
1. Preparat akar bawang merah dapat dibuat menggunakan metode squash dengan
pewarnaan asetocarmin, HCl, dan asam asetat glasial dimulai dengan proses
fiksatif, hidrolisis, squash, dealkoholisasi, pewarnaan, pengamatan, dan
pembelahan.
2. Secara konvensional mitosis dibagi menjadi lima tahap yaitu: prophase,
prometaphase, metaphase, anaphase, dan telophase. Tetapi pada praktikum kali
ini tidak bisa mengamati dari masing-masing pembelahan baik dari jam 09.00
sampai jam 15.00 karena banyak faktor yang mempengaruhi seperti squashing
yang salah, pemberian asetocarmin sedikit dan lain sebagainya.

5.2 Saran
Adapun saran untuk praktikum selanjutnya yaitu sebaiknya digunakan
pewarna jenis lain seperti safranin agar fase mitosis terlihat jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, A. 2014. Studi Indeks Mitosis Bawang Untuk Pembuatan Media


Pembelajaran Preparat Mitosis. Bioedu Berkala Ilmiah Pendidikan
Biologi. Vol (3). No 3.
Coe, G., and Klitgaard. 2010. Procedur for Squash Preparation of Somatic Sugar
Beet Tissues. Journal of The A.S.S.B.T. Vol 10. No (7).
Ernawiati, E. 2012. Efek Antimitosis Ekstrak Umbi Kembang Sungsang
(Gloriosa superba Linn.) terhadap Pembelahan Sel Akar Tanaman Cabai
Merah (Capsicum annum   L.). Jurnal Sains MIPA. Vol (1). No. 1.
Haryanti, S., Hastuti, R.B., Setiari, N. dan Banowo, A., 2011. Pengaruh Kolkisin
terhadap Pertumbuhan, Ukuran Sel Metafase dan Kandungan Protein Biji
Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata (L) Wilczek). Jurnal Penelitian
sains dan Teknologi, 10 (2) : 112-120.
Hayati, E., Sabaruddin dan Rahmawati, 2012. Pengaruh Jumlah Mata Tunas dan
Komposisi Media Tanam terhadap Pertumbuhan Setek Tanaman Jarak
Pagar (Jatropha Curcas L.). Jurnal Agrista. Vol (16). No. 3.
Imaniar, E.F. dan Pharmawati, M., 2014. Kerusakan Kromosom Bawang Merah
(Allium cepa) Akibat Perendaman dengan Etidium Bromida. Jurnal
Simbiosis. Vol 2. No (2).
LAMPIRAN

Akar bawang Larutan fiksatif Carnoy Pemotongan akar bawang


ditumbuhkan

Akar bawang dalam Alkohol 70% Pewarnaan dengan safranin


botol vial

Sediaan diletakan di kaca benda Hasil pengamatan pembelahan


Allium ascolonicum

Anda mungkin juga menyukai