NPM : F1D018053
TUGAS RINGKASAN
PPT BIOSISTEMATIKA HEWAN VERTEBRATA KELAS AVES
FUNGSI BULU
1. Dapat mencegah hilangnya panas tubuh dengan menggoyang-goyangkan bulu mereka
dalam cuaca dingin.
2. Sementara, saat cuaca panas, burung mempertahankan kesejukan tubuh dengan
melicinkan bulu-bulu mereka.
3. Penutup tubuh.
4. Bulu di bagian bawah dan bulu yang terletak di sepanjang sayap dan ekor memiliki
bentuk yang berbeda. Bulu-bulu ekor yang besar digunakan untuk mengemudi dan
mengerem.
5. Untuk memperindah tubuh.
6. Plumae berfungsi agar dapat terbang.
7. Plamulae berfungsi Sebagai isolator.
8. Filoplumae Berfungsi sebagai sensor.
9. Mengangkat tubuh burung di udara.
10. Menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya.
11. Untuk melindungi kulit dari serangga.
12. Untuk menghangatkan telur pada saat mengerami.
BENTUK SAYAP
Bentuk sayap burung memengaruhi aerodinamika ketika terbang sehingga dengan
bentuk yang berbeda, cara terbang burung juga berbeda. Sebagai alat terbang, sayap adalah
pengangkat beban seluruh tubuh burung, sehingga ada pengukuran untuk mengetahui
karakteristik sayap itu. Konsep pengukurannya adalah berapa gram tubuh burung yang harus
bisa diangkat oleh tiap sentimeter persegi luas sayap, dikenal sebagai wing loading (g/cm2).
Untuk ukuran sayap juga terdapat perbandingan antara panjang dan lebarnya yang disebut
aspect ratio.
seperti pada (a) albatros dengan sayap sempit dan panjang untuk bisa tetap soaring
pada arus angin kencang; (b) ayam dengan sayap pendek dan besar untuk bisa tinggal landas
seketika itu juga; (c) alap-alap dengan sayap sempit dan meruncing seperti sabit untuk terbang
cepat di habitat terbuka; (d) elang-alap dengan sayap lebar dan menjari untuk memudahkan
kontrol ketika soaring (Ornithology 2007).
Gambar 1. Bentuk sayap burung dengan gaya terbang yang berbeda, seperti pada (a)
albatros dengan sayap sempit dan panjang untuk bisa tetap soaring pada arus angin kencang;
(b) ayam dengan sayap pendek dan besar untuk bisa tinggal landas seketika itu juga; (c) alap-
alap dengan sayap sempit dan meruncing seperti sabit untuk terbang cepat di habitat terbuka;
(d) elang-alap dengan sayap lebar dan menjari untuk memudahkan kontrol ketika soaring
(Ornithology 2007).
Konsep dari wing loading adalah semakin kecil luas sayap relatif terhadap tubuh
burung, maka semakin besar beban sayap untuk bisa mengangkat burung dari tanah alias
terbang. Kita ambil contoh pada burung titihan (Podiceps) yang memiliki sayap kecil dan
ramping. Burung seperti titihan memiliki wing loading yang besar akibat sayapnya yang kecil,
sehingga akan kesulitan setiap kali akan lepas landas. Burung air seperti ini biasanya akan
berlari dulu sambil mengepakkan sayap sebelum kemudian bisa terbang. Untuk kontrasnya,
kita lihat kasus pada elang (Aquila) di mana burung ini memiliki wing loading yang kecil.
Mengapa? Karena sayap elang besar dan lebar dibandingkan tubuhnya sehingga beban sayap
untuk mengangkat tubuhnya kecil. Akibatnya, elang memanfaatkan gaya terbang melayang
(soaring) untuk menghemat energi dibanding harus mengepakkan sayap besarnya berulang
kali.
Perbandingan sayap dengan aspect ratio rendah (kiri, Pithecophaga jefferyi) dan aspect
ratio tinggi (kanan, Aquila chrysaetos) pada dua spesies elang yang tinggal di habitat berbeda
(sumber: (kiri) Rob Hutchinson; (kanan) William Hull).
Berdasarkan aspect ratio, sayap yang panjang dan sempit—seperti pada albatros, alap-
alap, dan layang-layang—memiliki nilai aspect ratio tinggi. Dengan demikian, ukuran sayap
seperti itu dapat mengoptimalkan tempat terbuka dan gaya terbang cepat karena hambatan
udara yang dialami sangat kecil. Namun, sayap yang panjang dan sempit tidak memiliki
kemampuan manuver yang baik. Oleh karena itu, sayap alap-alap dan layang-layang
bentuknya meruncing atau seperti sabit, berbeda dengan albatros, untuk meningkatkan
aerodinamis ketika terbang. Sayap dengan aspect ratio rendah dapat kita lihat pada burung-
burung yang hidup di dalam habitat tertutup atau banyak terdapat vegetasi. Sayap tipe ini
umumnya pendek dan lebar untuk memungkinkan tinggal landas secara instan dari tempat itu
juga, seperti ayam.
AIRPLANE DAN AIR BIRD
Sayap dengan aspect ratio rendah memungkinkan burung untuk bermanuver ketika
terbang di dalam padatnya vegetasi. Elang yang hidup di dalam hutan memiliki sayap yang
berbeda dengan elang yang berburu di tempat terbuka. Bahkan untuk spesies elang terbesar
seperti elang harpi (Harpia harpyja) atau elang filipina (Pithecophaga jefferyi) memiliki sayap
yang pendek dan lebar karena mereka hidup di dalam lebatnya hutan hujan tropis, tidak
seperti kerabatnya elang emas (Aquila chrysaetos) atau elang-laut (Haliaeetus) yang berburu
di tempat terbuka sehingga memiliki sayap panjang dan lebar.
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan
bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan
penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan
dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam
suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang
sama. Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernamaDaniel Bernoulli.
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk
persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan (incompressible
flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan (compressible flow).
ALIRAN TAK-TERMAMPATKAN
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak berubahnya
besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida tak-
termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll.
Aliran tak-termampatkan dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
Aliran bersifat tunak (steady state)
Tidak terdapat gesekan (inviscid)
ALIRAN TERMAMPATKAN
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya besaran
kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida
termampatkan adalah: udara, gas alam, dll.
PENERAPAN HUKUM PRINSIP BERNOULLI DALAM PESAWAT TERBANG
Penampang sayap pesawat terbang memiliki bagian belakang yang lebih tajam dan
sisi bagian atasnya lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Bentuk sayap
tersebutmenyebabkan kecepatan aliran udara bagian atas lebih besar daripada di bagian
bawahsehingga tekanan udara di bawah sayap lebih besar daripada di atas sayap. Hal
inimenyebabkan timbulnya daya angkat pada sayap pesawat. Agar daya angkat
yangditimbulkan pada pesawat semakin besar, sayap pesawat dimiringkan sebesar sudut
tertentuterhadap arah aliran udara.
SISTEM PERNAFASAN
Unggas dalam hal ini mengambil contoh pada burung, burung mempunyai alat
pernafasan (pulmo). Ukuran pulmo relatif kecil di bandingkan ukuran tubuhnya. Paru-paru
burung terbentuk untuk bronkus primer, bronkus skunder da pembuluh brokiolus.
Bronkus primer berhubungan dengan mesobronkus yang merupakan bronkiolus
terbesar. Mesobronkus bercabang menjadi dua set bronkus sekunder anterior dan posterior
yang disebut ventrobronkus dan dorsobronkus. Ventrobronkus dan dorsobronkus
dihubungkan oleh parabronkus.
Paru-paru burung memiliki kurang/lebih 10000 buah. Parabronkus yang garis tengahnya
kurang/lebih 0,5mm. sepasang paru-paru pada burung menempel di dinding dada bagian
dalam. Paru-paru burung memiliki perluasan yang disebut kantong udara sakus pneumatikus
yang mengisi daerah selangka dada atas, dada bawah, daerah perut, daerah tulang humerus,
dan daerah leher.
Alat pernapasan yang terdiri atas:
1. Lubang hidung
2. Celah tekaka pada faring, berhubungan dengan trakea.
3. Trakea berupa pipa dengan penebalan tulang rawan berbentuk cincin yang tersusun
disepanjang trakea.
4. Siring (alat suara), terletak dibagian bawah trakea. Dalam siring terdapat otot
sternotrakealis yang menghubungkan tulang dada dan trakea, serta berfungsi untuk
menimbulkan suara. Selain itu dapat juga otot siringialis yang menghubungkan siring dengan
dinding trakea sebelah dalam.
5. Bifurkasi trakea, yaitu percabangan trakea menjadi dua bronkus kanan dan kiri.
6. Bronkus (cabang trakea), tertletak antara siring dan paru-paru.
7. Paru-paru dengan selaput pembungkus paru-paru yang disebut pleura.
Burung mempunyai alat bantu pernapasan yang disebut pundi-pundi udara yang
berhubungan dengan paru-paru. Fungsi pundi-pundi udara antara lain untuk membantu
pernapasan dan membantu membesarkan rongga siring sehingga dapat memperkeras suara.
Proses pernapasan pada burung terjadi sebagai berikut. Jika otot tulang rusuk berkontaksi,
tulang rusuk bergerak ke arah depan dan tulang dada bergerak ke bawah.
Rongga dada menjadi besar dan tekanannya menurun. Hal ini menyebabkan udara
masuk ke dalam paru-paru dan selanjutnya masuk ke dalam pundi-pundi udara. Pada waktu
otot tulang rusuk mengendur, tulang rusak bergerak ke arah belakang dan tulang dada
bergerak ke arah atas. Rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi besar, mengakibatkan
udara keluar dari paru-paru.
Demikian juga udara dari pundi-pundi udara keluar melalui paru-paru. Pengambilan
oksigen oleh paru-paru terjadi pada waktu inspirasi dan ekspirasi. Pertukaran gas hanya
terjadi di dalam paru-paru. Untuk lebih jelas, dibawah ini akan dijelaskan bagaimana
mekanisme pernapasan pada burung.
Pertukaran gas terjadi dalam paru-paru, tepatnya pada parabronkus yang banyak
mengandung pembuluh-pembuluh darah. Paru-paru burung berhubungan dengan sakus
pneumatikus melalui perantara bronkus rekurens.
Selain berfungsi sebagai alat bantu pernapasan saat terbang, sakus pneumatikus juga
membantu memperbesar ruang siring sehingga dapat memperkeras suara, mencegah
hilangnya panas badan yang terlalu tinggi, menyelubungi alat-alat dalam untuk mencegah
kedinginan, serta mengubah massa jenis tubuh pada burung-burung perenang.
Perubahan massa jenis ini dengan cara memperbesar atau memperkecil kantong udara.
Pernapasan burung dilakukan dengan dua macam, yaitu pada terbang dan tidak terbang. Pada
waktu tidak terbang, pernapasan terjadi karena gerakan tulang dada sehingga tulang-tulang
rusuk bergerak kemuka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar dan paru-paru
mengembang.
Mengembangnya paru-paru menyebabkan udara luar masuk (inspirasi). Sebaliknya
dengan mengecilnya rongga dada, paru-paru akan mengempis sehingga udara dari kantung
udara kembali ke paru-paru. Jadi, udara segar mengalir melalui parabronkus pada waktu
inspirasi maupun ekspirasi sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien dari pada paru-paru
mamalia.
Pada waktu terbang, gerakan aktif dari rongga dada tak dapat berlangsung karena
tulang- tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal pelekatan yang kuat untuk otot-otot
terbang. Akibatnya, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung udara diketiak, caranya
adalah dengan menggerak-gerakkan sayap ke atas dan ke bawah. Gerakkan ini dapat menekan
dan melonggarkan kantong udara tersebut sehingga terjadilah pertukaran udara didalam paru-
paru.
Semakin tinggi terbang, burung harus semakin cepat menggerakkan sayap untuk
memperoleh semakin banyak oksigen. Frekuensi bernapas burung kurang lebih 25 kali
permenit, sedangkan pada manusia hanya 15-20 kali permenit.
Untuk mempelajari peredaran darah pada aves, kita ambil contoh peredaran darah
burung. Peredaran darah burung tersusun oleh jantung sebagai pusat peredaran darah, dan
pembuluh- pembuluh darah. Darah pada burung tersusun oleh eritrosit berbentuk oval dan
berinti.
Jantung burung berbentuk kerucut dan terbungkus selaput perikardium. Jantung terdiri
dari dua serambi yang berbdinding tipis serta dua billik yang dindingnya lebih tebal.
Pembuluh-pebmuluh darah dibedakan atas arteri dan vena. Arteri yang keluar dari
bilik kiri ada tiga buah, yaitu dua arteri anonim yang bercabang lagi menjadi arteri-arteri yang
memberi darah kebagian kepala, otot terbang, dan anggota depan; dan sebuah aorta yang
merupakan sisa dari arkus aortikus yang menuju kekanan (arkus aortikus yang menuju kekiri
mereduksi).
Pembuluh nadi ini kemudian melingkari bronkus sebelah kanan dan membelok kearah
ekor menjadi aorta dorsalis (pembuluh nadi punggung). Pembuluh nadi yang keluar dari bilik
kanan hanya satu, yakni arteri pulmonalis (pembuluh nadi paru-paru), yang kemudian
bercabang menuju paru-paru kiri dan kanan.
CIRI UTAMA
Bulu paruh (rhampoteca)
Bertelur (ovivoro us
Homoite rmis (39-42ºc)
Sayap (modifikasi anggota gerak depan)
Tungkai bersisik
Rahang bawah tidak punya gigi (kecuali pada beberapa spesies)
Persendian antara tengkorak kepala dengan tulang belakang dihubungka n oleh satu
condyle
PERANAN BURUNG DI ALAM
1. Regenerasi hutan
2. Pengendali hama pertanian
3. Salah satu mata rantai makanan
4. Indikator kualitas lingkungan hidup
5. Pendidikan
6. Ekonomi
TOPOGRAFI BURUNG
Kepala (Caput)
Kepala aves terdapat beberapa organ, yaitu:
1. Lubang hidung atau nares, terletak di paruh bagian atas
2. Sera (cere) adalah pangkal paruh atas yang tidak berbulu, tempat terdapatnya lubang
hidung yang berupa tonjolan kulit
3. Mata yang dikelilingi oleh kulit berbulu halus.
4. Membrana niktitans di sudut mata yang dapat ditarik hingga menutupi mata
5. Lubang telinga atau porus akustikus eksternus, tidak ada daun telinga terletak
dorsokaudal mata dan di dalam ada membrana timpani
6. Paruh (rostrum), terdiri atas bagian bawah dan atas, bahan pembentuknya berupa
tanduk.
Badan (Truncus)
Badan berbentuk lonjong ditutupi bulu-bulu yang bermacam-macam. Morfologi bulu
dijelaskan di bawah.
Ekor (cauda)
Ekor aves memiliki bulu-bulu yang berperan sebagai kemudi. Pengertian ekor adalah
bulu-bulu ekor (Rectriches). Panjang pendeknya rectriches pada tepi posterior ekor berbeda-
beda dan memiliki ciri yang spesifik. Beberapa ciri ekor pada burung yakni:
Panjang apabila ukurannya lebih panjang dari badan.
Pendek apabila ukurannya lebih pendek atau sama dengan panjang badan
Rata apabila semua bulu sama panjang
Bulat apabila bulu tengah jauh lebih panjang, makin ke tepi berangsur memendek.
Runcing apabila bulu tengah jauh lebih panjang dari pada bulu yang lain berbentuk.
Ekstremitas
Ektremitas atau anggota gerak pada kelas aves terdiri dari:
1. Ekstremitas kranialis atau membrum superior merupakan sayap yang ditutupi bulu. Ciri-ciri
sayap burung antara lain:
Panjang: bila ukuran dari bengkokan kedua sampai ke ujung, lebih panjang dari pada
badan.
Pendek: bila bagian itu lebih pendek dari pada badan.
Bulat: bila primarius bagian tengah merupakan yang paling bulu-bulu panjang, sisinya
berangsur-angsur memendek berpangkal dan ke ujung sayap.
Runcing: bila primarius paling ujung merupakan bulu-bulu yang panjang
2. Ekstremitas kaudalis atau membrum inferior sebagai kaki, bagian atas tertutup bulu dan
bawah tertutup sisik. berikut adalah ciri-ciri kaki aves:
Ciri-ciri sisik kaki aves yakni:
Scutellata adalah apabila sisik tersusun saling menutup.
Reticullata adalah bila sisik tidak teratur.
Serrata apabila bila sisik pada tepi posterior tersusun berigi.rigi.
Boated adalah bila tarsusus tidak bersisik.
Ciri-ciri jari aves yakni:
Rata (datar): hallux (jari pertama) melekat pada ujung tarsus seperti jari jari yang lain.
Terangkat: hallux (jari pertama) melekat pada bagian yang lebih tinggi di atas
perlekatan jari-jari yang lain.
Ciri-ciri cakar aves yakni:
Runcing: cakar melengkung dan runcing
Obtuse: cakar agak melengkung, ujung tumpul
Tipe-tipe kaki pada aves:
Tipe bertengger, dibedakan atas beberapa macam, misalnya: (a) passerine: hallux
melekat datar dengan jari-jari lain. (b) zygodactyla: 2 jari-jari kedepan, 2 yang lain ke
belakang 2.
Tipe berjalan: hallux terangkat, sehingga kedudukannya lebih tinggi dari pada yang
lain 3.
Tipe berenang: dibedakan atas beberapa macam misalnya (a) palmata: 3 jari depan
dihubungkan oleh selaput jari ke-1 bebas. (b) totipalmata: keempat jari dihubungkan
oleh selaput yang halus.
Morfologi Bulu Aves
Tubuh Aves hampir seluruh tubuhnya tertutup oleh bulu-bulu. Bulu pada kelas aves
dibedakan atas dua macam:
1. Bulu lengkap (plumae), bulu ini tersusun atas: batang bulu dan lembaran bulu.
Susunan batang bulu terdiri atas: calamus dan rachis. Lembaran bulu, tersusun atas
deretan barbae, diantara barbae terdapat barbulae berkait.
2. Bulu tak lengkap dibedakan atas (a). Plumulae, dengan bagian-bagian: calamus
(pendek), barbae (tidak membentuk lembaran bulu), barbulae (tak berkait). (b)
Filoplumae, dengan bagian-bagian: calamus dan rachis (batas tak jelas), berbae (pada
bagian ujung). Pada bulu ini tidak dijumpai adanya barbulae.
Manfaat Bulu Aves
Bulu aves berperan membungkus tubuh, menjaga suhu badan dan untuk terbang.
Warna bulu disebabkan oleh adanya substansi kimia dan elemen-elemen fisik. Warna bulu
yang disebabkan oleh adanya substansi kimia yakni karena adanya pigmen biochrome yang
menyerap dan memantulkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Warna-warna yang
nampak yakni: merah, jingga, kuning, hitam, kelabu, coklat, hijau. Warna-warna yang
disebabkan oleh adanya elemen-elemen fisik seperti warna putih, biru, dan gemerlapan.
Peranan warna-warna bulu sebagai adaptasi tubuh dengan lingkungan untuk mengelabuhi
predator serta untuk menarik pasangannya.
JUMLAH JENIS DAN ENDEMISITAS
381 jenis endemik
600 jenis Di sumatera
Di dunia + 9000 jenis Indonesia 1539
SUB KELAS ARCHAEORNITHES
Nenek Moyang Burung (Fosil)
Mirip Kadal
Punya gigi
Tiga buah jari yang terpisah mempunyai cakar
Tulang ekor panjang (13 vertebrae)
Ordo : Archaerygiformes Famili : Archaeorygidae -Satu spesies; Archaeopteryx
lithograpica
ORDO HESPERORNITHIFORMES
Bentuk seperti itik
Tidak bisa terbang
Kedua rahang ditumbuhi gigi
Ditemukan di daerah Kansas dan Montana pada zaman Upper Cretaceous
Panjang tubuh lebih kurang 2 meter
Hanya ada 4 spesies
Contoh : Heperornis spp.
ORDO ICHTYONITHIFORMES
Bentuk hampir seperti burung camar
Bisa terbang
Kedua rahang ditumbuhi gagi
Ditemukan di daerah Kansas dan Texas pada zaman Upper Cretaceous
Panjang tubuh lebih kurang 20 cm
Hanya ada 7 spesies
Contoh : Ichtyornis spp.
ORDO STRUTHIONIFORMES (BURUNG UNTA)
Punya kemampuan terbang tapi sangat rendah, tapi mempunyai kemampuan berjalan
yang tangguh
Sternum tanpa lunas (keel)
Kaki besar dan kuat dengan dua buah jari yang pendek
Sayap kecil
Hidup berkelompok, dengan Poligami
Kepala dan kaki tidak berbulu
Penyebaran Afrika dan bagian Barat Asia
Termasuk burung terbesar yang hidup saat ini (Tingi + 2,2 m, berat sekitar 150 kg
Bersifat precosial
Hanya ada 1 spesies
Contoh : Struthio camelus
ORDO RHEIFORMES
Burung pejalan yang cukup besar
Sternum tanpa lunas
Kepala dan leher berbulu
Kaki besar dan mempunyai 3 jari
Terdapat di amerika Tengah
Tinggi + 1,5 m
Bersifat precosial
Hidup berkelompok, dengan Poligami
Contoh Rhea americana
ORDO CASUARIFORMES (Kasuari Dan Emu)
Tubuh besar dengan sayap kecil
Sternum tanpa lunas
Bulu panjang seperti rambut
Kaki besar dengan 3 jari
Tinggi sekitar 1,5 m
Punya bulu penumpu (aftershaft/hyporachis)
Hidup soliter
Contoh 1 : Cassuarius cassuarius (punya semacam helm di kepala)
Contoh 2: Dromaius novahollandiae (burung Emu) di Australia
ORDO TINAMIFORMES (TINAMUS)
Hidup di tanah
Sternum punya lunas
Kemampuan terbang rendah
Bersfiat precosial
Terdapat di Meksiko dan Argentina
Terdapat 42 spesies
Contoh : Rhyncothus rufescens
SUPER ORDO PALEOGNATHAE
o Terkenal sebagai Elephant Bird
o Terdapat di Madagaskar dan Afrika
o Tidak dapat terbang
o Sudah punah
o Memiliki ukuran telur terbesar yang pernah diketahui yaitu 33x23 cm
o Contoh : Aepyornis
o Terkenal dengan nama Moas
o Sayap kecil atau tidak ada sama sekali
o Termasuk burung pejalan terbesar yang pernah diketahui
o Tingginya dapat mencapai 3 meter, berat badan dapat mencapai 450 kg
o Telah punah kira-kira 700 th yl
o Hidup di Madagaskar dan Afrika Contoh : Dinornis
ORDO DINORNITHIFORMES
o Berukuran sedang (sebesar ayam), termasuk burung pejalan
o Sternum tanpa lunas dan sayap kecil
o Kaki dilengkapi oleh 4 jari
o Paruh panjang dengan nostril (lubang hidung) pada bagian ujung (untuk menusuk
tanah yang lunak untuk mencari makan)
o Bersifat nocturnal
o Daerah penyebaran Selandia Baru
o Contoh : Apteryx australis
ORDO DIATRYMIFORMES
o Sudah punah
o Contoh : Diatryma
o Paruh kuat
o Telapak kaki kecil
o Diurnal Ekor relatif panjang
o Contoh : Harpactes reinwardtii