Anda di halaman 1dari 21

Nama : Aldy Trianda

NPM : F1D018053

TUGAS RINGKASAN
PPT BIOSISTEMATIKA HEWAN VERTEBRATA KELAS AVES

PENGERTIAN AVES (BURUNG)


Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang
memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal sebagai
Archaeopteryx.
Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil
hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200
spesies burung di seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia.
Berbagai jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves.
Aves merupakan kelas tersendiri dalam kingdom animalia, aves atau burung memiliki
ciri umum yaitu berbulu dan kebanyakan diantara mereka bisa terbang.
Kelas aves adalah satu-satunya kelompok hewan yang memiliki bulu, (jangan salah
mamalia berambut, bukan berbulu). Hal ini merupakan keunikan tersendiri dari kelompok
hewan tersebut.
EVOLUSI DAN MORFOLOGI AVES
Meskipun burung berdarah panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya
terdekat, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang
disebut Archosauria.
Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek
cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada awalnya, sayap
primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk
sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu
ketinggian ke tempat yang lebih rendah.
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk
terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu- bulunya, terutama
di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga
bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap
hangat di tengah udara dingin.

Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di


dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan
memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang,
digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk.
Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang,
dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat
ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke
puncak-puncak pegunungan.
Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan,
gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan
lingkungan hidup dan makanan utamanya.
Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada
yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik
untuk menyamar, dan lain-lain.
Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang
keras, runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap
serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam
untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar
berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya.
SRUKTUR BULU
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain. Hampir
seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari epidermal tubuh,
yang pada reptile serupa dengan sisik.
Secara embriologis bulu aves bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat
menutupi epidermis. Dasar bulu itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk
folikulus yang merupakan lubang bulu pada kulit.
Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk dan membentuk bungkus
yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun rusuk bulu.Sentral kuncup bulu
mempunyai bagian epidermis yang lunak dan mengandung pembuluh darah sebagai pembawa
zat-zat makanan dan proses pengeringan pada perkembangan selanjutnya (Jasin, 1984).
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi:
 Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya
bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri
dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
 Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan
detail.
 Plumae, Bulu yang sempurna.
 Barbae
 Barbulae, Ujung dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels
yang berfungsi membantu menahan barbula yang saling bersambungan.
Susunan plumae terdiri dari :
1. Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu.
2. Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu.
3. Rachis, yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di
dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan.
4. Vexillum,yaitu bendera yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang
lateral dari rachis.
Lubang pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada
ujung calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut neossoptile,
sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile.
Menurut letaknya, bulu aves dibedakan menjadi:
 Tectrices, bulu yang menutupi badan.
 Rectrices, bulu yang berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi
sebagai kemudi.
 Remiges, bulu pada sayap yang dibagi lagi menjadi:
 remiges primarie yang melekatnya secara digital pada digiti dan secara metacarpal
pada metacarpalia.
 Remiges secundarien yang melekatnya secara cubital pada radial ulna.
 Remiges tertier yang terletak paling dalam nampak sebagai kelanjutan sekunder
daerah siku.
 Parapterum, bulu yang menutupi daerah bahu.
 Ala spuria, bulu kecil yang menempel pada ibu jari (Jasin, 1984).
WARNA BULU
Warna bulu dihasilkan oleh butir pigmen, dengan difraksi dan refleksi cahaya oleh
struktur bulu  atau oleh pigmen dan struktur bulu. Pigmen pokok yang menimbulkan warna
pada bulu adalah melanin dan karotenoid.
Karotenoid sering disebut dengan lipokrom yang tidak larut dalam air tetapi larut
dalam metanol, eter atau karbon disulfida. Karotenoid terbagi menjadi 2, yaitu zooeritrin
(animal red) dan zoosantin (animal yellow). Pigmen melanin terklarut dalam asam. Butir-butir
eumelanin beraneka macam yaitu dari hitam sampai coklat gelap. Feomelanin yaitu hampir
tanpa warna hingga coklat kemerahan.
Butir-butir melanin bulat di dekat ujung bulu luar memberikan efek ring Newton dan
menyebabkan perubahan warna-warni bulu. Warna hijau, biru dan violet tidak dihasilkan oleh
pigmen tetapi tergantung dari struktur bulu.
Contohnya burung bluebird yang bulunya berwarna biru tetapi tidak mengandung
pigmen warna biru. Warna ini ditimbulkan oleh pigmen kuning yang menyerap semua
spektrum sinar kemudian dipantulkan kembali. Burung tropis pemakan pisang memiliki
pigmen tembaga berupa turacoverdin yang mampu menghasilkan warna merah gelap
dihasilkan oleh turacin (Sukiya 2003).
Salah satu spesies burung pemakan pisang ini adalah Tauraco corythaix, mempunyai
kuning telur berwarna merah terang yang ditimbulkan oleh karotenoid dan 60% dari pigmen
merah yang disebut astasantin.
Meski warna bulu burung adalah genetis, namun dapat berubah akibat faktor internal
maupun eksternal. Burung yang dikurung dalam waktu lama juga dapat berubah warna
bulunya. Hal ini dapat disebabkan karena makanannya.
Faktor internal yang mempengaruhi warna bulu adalah hormon. Spesies burung
terdapat dimorfisme warna dalam seksual. Pengaturan hormon estrogen banyak berperan pada
burung jantan, yaitu sebelum hingga awal pergantian bulu. Sedangkan pada burung betina
kemungkinan diinduksi oleh bulu burung jantan dengan pengaturan testosteron.
Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perubahan warna adalah oksidasi dan
gesekan/abrasi. Warna yang ditimbulkan karoten dapat memudar karena sinar matahari.
ARANSEMEN BULU
Bulu-bulu burung sebenarnya tidak merata, tetapi dirancang pada bidang-bidang
terbatas yang disebut pterilae dan ada bidang kecil yang tidak ditumbuhi bulu disebut apterile.
Pengecualian pada penguin dan burung kiwi yang bulunya menutupi hampir sebagian besar
tubuhnya. Bulu burung dapat dinamai sesuai dengan bidangnya berada, yaitu:
1. Capital tract yaitu bulu yang menutup bagian atas, samping dan belakang kepala dan
terus ke pterilae berikutnya.
2. Spinal tract, bulu yang memanjang dari atas leher ke punggung terus ke dasar ekor dan
bisa berlanjut atau terpisah ditengah.
3. Ventral tract, berawal diantara cabang rahang bawah dan memanjang turun ke sisi
ventral leher. Biasanya bercabang menjadi dua bidang lateral melewati sepanjang sisi
tubuh dan berakhir disekitar anus. Bagian apterilae dadabawah dan perut beberapa
burung, kaya pembuluh darah selama bersarang dan merupakan daerah mengeram
(brood patch). Pada saat mengeram bulu pada brood patch akan rontok dan kulitnya
tipis.
4. Humeral tract yaitu sepasang pterilae yang sejajar seperti pita sempit yang meluas ke
belakang pada sisi pundak.
5. Caudal tract termasuk retrices, bulu pada ekor, biasanya panjang dan kuat.
6. Alar tract termasuk berbagai pterilae yang terletak pada sayap. Thumb merupakan sisa
jari kedua. Sedangkan bulu yang menutupi permukaan atas dan bawah sayap disebut
dngan covert dan bulu pada aksial sayap disebut aksillaria.
7. Femoral tract, bulu yang meluas sepanjang permukaan luar paha dekat sendi lutut ke
tubuh.
8. Crural tract, bulu yang menyususn sisa bidang bulu lainnya pada kaki (Sukiya, 2003).
PERGANTIAN BULU
Bulu burung terbentuk dari struktur tak hidup sehingga mudah kusut akibat oksidasi
dan gesekan. Bulu-bulu yang telah lama akan lepas secara periodik dan digantikan oleh bulu
yang baru. Pelepasan dan pergantian bulu ini disebut dengan molting. Pergantian bulu terjadi
pada waktu tertentu dalam satu tahun dan diselesaikan dalam satu periode (selama beberapa
minggu).
Umumnya burung mengalami pergantian bulu sekali dalam satu tahun, tetapi burung
kolibri betina mengalami pergantian bulu sekali dalam dua tahun.Pergantian bulu biasanya
terjadi sebelum atau sesudah perkembangbiakan. Namun ada juga yang mengalami pergantian
bulu parsial oleh sebab tertentu. Pergantian bulu burung dipengaruhi oleh banyak faktor,
antara lain faktor fisiologis yaitu adanya hormon tiroksin.
Sempurnanya bulu setiap spesies burung sejak menetas sampai dewasa berbeda-beda.
Ada beberapa spesies burung yang pada saat menetas telanjang /tidak memiliki bulu. Bulu
pada saat menetas disebut dengan natal plumage.
Sebagian besar spesies burung memiliki jumlah bulu bervariasi pada saat menetas,
hanya beberapa deret bulu pada spesies altrical (misalnya merpati) atau seluruh tubuh tertutup
bulu pada burung precocial muda (misal ayam). Bulu saat menetas akan rontok dan diganti
yang baru, sebagai berikut:
 Juvenalplumage (bulu anak burung), lebih substansial dari natal plumage. Pada burung
passerine hanya bertahan beberapa minggu lalu rontok dan diganti bulu first winter
plumage.
 First winter plumage (bulu ketika berusia satu tahun), diperoleh pada akhir musim
panas atau musim gugur dan bertahan selama 12 bulan, tergantung dari spesiesnya.
 First nuptial plumage (bulu kawin pertama), bulu perkembangbiakan pertama yang
akan rontok sebagai akibat pergantian bulu setelah masa kawin pertama.
 Second winter plumage (bulu tahun kedua), dapat dibedakan dengan bulu dewasa pada
musim dingin kecuali spesies yang memperoleh bulu dewasa pada tahun pertama atau
lebih dari dua tahun. Bulu ini akan diganti oleh bulu masa kawin kedua pada musim
semi berikutnya.
Warna bulu burung jantan dan betina dari sejumlah spesies adalah identik tetapi masih
dapat dibedakan karena secara mayoritas warna bulu burung jantan lebih cerah terutama bulu
masa kawin.
Namun pada pejantan itik tertentu, setelah musim bersarang, hasil pergantian bulu
setelah kawin, warna bulunya menjadi pudar abu-abu kemerahan dan bulu sayapnya lepas
sehingga untuk sementara tidak dapat terbang. Oleh karenanya, itik jantan ketika masa ini
menjadi tidak menarik.

FUNGSI BULU
1. Dapat mencegah hilangnya panas tubuh dengan menggoyang-goyangkan bulu mereka
dalam cuaca dingin.
2. Sementara, saat cuaca panas, burung mempertahankan kesejukan tubuh dengan
melicinkan bulu-bulu mereka.
3. Penutup tubuh.
4. Bulu di bagian bawah dan bulu yang terletak di sepanjang sayap dan ekor memiliki
bentuk yang berbeda. Bulu-bulu ekor yang besar digunakan untuk mengemudi dan
mengerem.
5. Untuk memperindah tubuh.
6. Plumae berfungsi agar dapat terbang.
7. Plamulae berfungsi Sebagai isolator.
8. Filoplumae Berfungsi sebagai sensor.
9. Mengangkat tubuh burung di udara.
10. Menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya.
11. Untuk melindungi kulit dari serangga.
12. Untuk menghangatkan telur pada saat mengerami.
BENTUK SAYAP
Bentuk sayap burung memengaruhi aerodinamika ketika terbang sehingga dengan
bentuk yang berbeda, cara terbang burung juga berbeda. Sebagai alat terbang, sayap adalah
pengangkat beban seluruh tubuh burung, sehingga ada pengukuran untuk mengetahui
karakteristik sayap itu. Konsep pengukurannya adalah berapa gram tubuh burung yang harus
bisa diangkat oleh tiap sentimeter persegi luas sayap, dikenal sebagai wing loading (g/cm2).
Untuk ukuran sayap juga terdapat perbandingan antara panjang dan lebarnya yang disebut
aspect ratio.
seperti pada (a) albatros dengan sayap sempit dan panjang untuk bisa tetap soaring
pada arus angin kencang; (b) ayam dengan sayap pendek dan besar untuk bisa tinggal landas
seketika itu juga; (c) alap-alap dengan sayap sempit dan meruncing seperti sabit untuk terbang
cepat di habitat terbuka; (d) elang-alap dengan sayap lebar dan menjari untuk memudahkan
kontrol ketika soaring (Ornithology 2007).
Gambar 1. Bentuk sayap burung dengan gaya terbang yang berbeda, seperti pada (a)
albatros dengan sayap sempit dan panjang untuk bisa tetap soaring pada arus angin kencang;
(b) ayam dengan sayap pendek dan besar untuk bisa tinggal landas seketika itu juga; (c) alap-
alap dengan sayap sempit dan meruncing seperti sabit untuk terbang cepat di habitat terbuka;
(d) elang-alap dengan sayap lebar dan menjari untuk memudahkan kontrol ketika soaring
(Ornithology 2007).
Konsep dari wing loading adalah semakin kecil luas sayap relatif terhadap tubuh
burung, maka semakin besar beban sayap untuk bisa mengangkat burung dari tanah alias
terbang. Kita ambil contoh pada burung titihan (Podiceps) yang memiliki sayap kecil dan
ramping. Burung seperti titihan memiliki wing loading yang besar akibat sayapnya yang kecil,
sehingga akan kesulitan setiap kali akan lepas landas. Burung air seperti ini biasanya akan
berlari dulu sambil mengepakkan sayap sebelum kemudian bisa terbang. Untuk kontrasnya,
kita lihat kasus pada elang (Aquila) di mana burung ini memiliki wing loading yang kecil.
Mengapa? Karena sayap elang besar dan lebar dibandingkan tubuhnya sehingga beban sayap
untuk mengangkat tubuhnya kecil. Akibatnya, elang memanfaatkan gaya terbang melayang
(soaring) untuk menghemat energi dibanding harus mengepakkan sayap besarnya berulang
kali.
Perbandingan sayap dengan aspect ratio rendah (kiri, Pithecophaga jefferyi) dan aspect
ratio tinggi (kanan, Aquila chrysaetos) pada dua spesies elang yang tinggal di habitat berbeda
(sumber: (kiri) Rob Hutchinson; (kanan) William Hull).
Berdasarkan aspect ratio, sayap yang panjang dan sempit—seperti pada albatros, alap-
alap, dan layang-layang—memiliki nilai aspect ratio tinggi. Dengan demikian, ukuran sayap
seperti itu dapat mengoptimalkan tempat terbuka dan gaya terbang cepat karena hambatan
udara yang dialami sangat kecil. Namun, sayap yang panjang dan sempit tidak memiliki
kemampuan manuver yang baik. Oleh karena itu, sayap alap-alap dan layang-layang
bentuknya meruncing atau seperti sabit, berbeda dengan albatros, untuk meningkatkan
aerodinamis ketika terbang. Sayap dengan aspect ratio rendah dapat kita lihat pada burung-
burung yang hidup di dalam habitat tertutup atau banyak terdapat vegetasi. Sayap tipe ini
umumnya pendek dan lebar untuk memungkinkan tinggal landas secara instan dari tempat itu
juga, seperti ayam.
AIRPLANE DAN AIR BIRD
Sayap dengan aspect ratio rendah memungkinkan burung untuk bermanuver ketika
terbang di dalam padatnya vegetasi. Elang yang hidup di dalam hutan memiliki sayap yang
berbeda dengan elang yang berburu di tempat terbuka. Bahkan untuk spesies elang terbesar
seperti elang harpi (Harpia harpyja) atau elang filipina (Pithecophaga jefferyi) memiliki sayap
yang pendek dan lebar karena mereka hidup di dalam lebatnya hutan hujan tropis, tidak
seperti kerabatnya elang emas (Aquila chrysaetos) atau elang-laut (Haliaeetus) yang berburu
di tempat terbuka sehingga memiliki sayap panjang dan lebar.
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan
bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan
penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan
dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam
suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang
sama. Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernamaDaniel Bernoulli.
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk
persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan (incompressible
flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan (compressible flow).
ALIRAN TAK-TERMAMPATKAN
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak berubahnya
besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida tak-
termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll.
Aliran tak-termampatkan dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
 Aliran bersifat tunak (steady state)
 Tidak terdapat gesekan (inviscid)
ALIRAN TERMAMPATKAN
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya besaran
kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida
termampatkan adalah: udara, gas alam, dll.
PENERAPAN HUKUM PRINSIP BERNOULLI DALAM PESAWAT TERBANG
Penampang sayap pesawat terbang memiliki bagian belakang yang lebih tajam dan
sisi bagian atasnya lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Bentuk sayap
tersebutmenyebabkan kecepatan aliran udara bagian atas lebih besar daripada di bagian
bawahsehingga tekanan udara di bawah sayap lebih besar daripada di atas sayap. Hal
inimenyebabkan timbulnya daya angkat pada sayap pesawat. Agar daya angkat
yangditimbulkan pada pesawat semakin besar, sayap pesawat dimiringkan sebesar sudut
tertentuterhadap arah aliran udara.
SISTEM PERNAFASAN
Unggas dalam hal ini mengambil contoh pada burung, burung mempunyai alat
pernafasan (pulmo). Ukuran pulmo relatif kecil di bandingkan ukuran tubuhnya. Paru-paru
burung terbentuk untuk bronkus primer, bronkus skunder da pembuluh brokiolus.
Bronkus primer berhubungan dengan mesobronkus yang merupakan bronkiolus
terbesar. Mesobronkus bercabang menjadi dua set bronkus sekunder anterior dan posterior
yang disebut ventrobronkus dan dorsobronkus. Ventrobronkus dan dorsobronkus
dihubungkan oleh parabronkus.
Paru-paru burung memiliki kurang/lebih 10000 buah. Parabronkus yang garis tengahnya
kurang/lebih 0,5mm. sepasang paru-paru pada burung menempel di dinding dada bagian
dalam. Paru-paru burung memiliki perluasan yang disebut kantong udara sakus pneumatikus
yang mengisi daerah selangka dada atas, dada bawah, daerah perut, daerah tulang humerus,
dan daerah leher.
Alat pernapasan yang terdiri atas:
1.  Lubang hidung
2. Celah tekaka pada faring, berhubungan dengan trakea.
3. Trakea berupa pipa dengan penebalan tulang rawan berbentuk cincin yang tersusun
disepanjang trakea.
4. Siring (alat suara), terletak dibagian bawah trakea. Dalam siring terdapat otot
sternotrakealis yang menghubungkan tulang dada dan trakea, serta berfungsi untuk
menimbulkan suara. Selain itu dapat juga otot siringialis yang menghubungkan siring dengan
dinding trakea sebelah dalam.
5. Bifurkasi trakea, yaitu percabangan trakea menjadi dua bronkus kanan dan kiri.
6. Bronkus (cabang trakea), tertletak antara siring dan paru-paru.
7. Paru-paru dengan selaput pembungkus paru-paru yang disebut pleura.
Burung mempunyai alat bantu pernapasan yang disebut pundi-pundi udara yang
berhubungan dengan paru-paru. Fungsi pundi-pundi udara antara lain untuk membantu
pernapasan dan membantu membesarkan rongga siring sehingga dapat memperkeras suara.
Proses pernapasan pada burung terjadi sebagai berikut. Jika otot tulang rusuk berkontaksi,
tulang rusuk bergerak ke arah depan dan tulang dada bergerak ke bawah.
Rongga dada menjadi besar dan tekanannya menurun. Hal ini menyebabkan udara
masuk ke dalam paru-paru dan selanjutnya masuk ke dalam pundi-pundi udara. Pada waktu
otot tulang rusuk mengendur, tulang rusak bergerak ke arah belakang dan tulang dada
bergerak ke arah atas. Rongga dada mengecil dan tekanannya menjadi besar, mengakibatkan
udara keluar dari paru-paru.
Demikian juga udara dari pundi-pundi udara keluar melalui paru-paru. Pengambilan
oksigen oleh paru-paru terjadi pada waktu inspirasi dan ekspirasi. Pertukaran gas hanya
terjadi di dalam paru-paru. Untuk lebih jelas, dibawah ini akan dijelaskan bagaimana
mekanisme pernapasan pada burung.
Pertukaran gas terjadi dalam paru-paru, tepatnya pada parabronkus yang banyak
mengandung pembuluh-pembuluh darah. Paru-paru burung berhubungan dengan sakus
pneumatikus melalui perantara bronkus rekurens.
Selain berfungsi sebagai alat bantu pernapasan saat terbang, sakus pneumatikus juga
membantu memperbesar ruang siring sehingga dapat memperkeras suara, mencegah
hilangnya panas badan yang terlalu tinggi, menyelubungi alat-alat dalam untuk mencegah
kedinginan, serta mengubah massa jenis tubuh pada burung-burung perenang.
Perubahan massa jenis ini dengan cara memperbesar atau memperkecil kantong udara.
Pernapasan burung dilakukan dengan dua macam, yaitu pada terbang dan tidak terbang. Pada
waktu tidak terbang, pernapasan terjadi karena gerakan tulang dada sehingga tulang-tulang
rusuk bergerak kemuka dan ke arah bawah. Akibatnya, rongga dada membesar dan paru-paru
mengembang.
Mengembangnya paru-paru menyebabkan udara luar masuk (inspirasi). Sebaliknya
dengan mengecilnya rongga dada, paru-paru akan mengempis sehingga udara dari kantung
udara kembali ke paru-paru. Jadi, udara segar mengalir melalui parabronkus pada waktu
inspirasi maupun ekspirasi sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien dari pada paru-paru
mamalia.
Pada waktu terbang, gerakan aktif dari rongga dada tak dapat berlangsung karena
tulang- tulang dada dan tulang rusuk merupakan pangkal pelekatan yang kuat untuk otot-otot
terbang. Akibatnya, inspirasi dan ekspirasi dilakukan oleh kantung udara diketiak, caranya
adalah dengan menggerak-gerakkan sayap ke atas dan ke bawah. Gerakkan ini dapat menekan
dan melonggarkan kantong udara tersebut sehingga terjadilah pertukaran udara didalam paru-
paru.

Semakin tinggi terbang, burung harus semakin cepat menggerakkan sayap untuk
memperoleh semakin banyak oksigen. Frekuensi bernapas burung kurang lebih 25 kali
permenit, sedangkan pada manusia hanya 15-20 kali permenit.

Untuk mempelajari peredaran darah pada aves, kita ambil contoh peredaran darah
burung. Peredaran darah burung tersusun oleh jantung sebagai pusat peredaran darah, dan
pembuluh- pembuluh darah. Darah pada burung tersusun oleh eritrosit berbentuk oval dan
berinti.

Jantung burung berbentuk kerucut dan terbungkus selaput perikardium. Jantung terdiri
dari dua serambi yang berbdinding tipis serta dua billik yang dindingnya lebih tebal.

Pembuluh-pebmuluh darah dibedakan atas arteri dan vena. Arteri yang keluar dari
bilik kiri ada tiga buah, yaitu dua arteri anonim yang bercabang lagi menjadi arteri-arteri yang
memberi darah kebagian kepala, otot terbang, dan anggota depan; dan sebuah aorta yang
merupakan sisa dari arkus aortikus yang menuju kekanan (arkus aortikus yang menuju kekiri
mereduksi).

Pembuluh nadi ini kemudian melingkari bronkus sebelah kanan dan membelok kearah
ekor menjadi aorta dorsalis (pembuluh nadi punggung). Pembuluh nadi yang keluar dari bilik
kanan hanya satu, yakni arteri pulmonalis (pembuluh nadi paru-paru), yang kemudian
bercabang menuju paru-paru kiri dan kanan.

CIRI UTAMA
 Bulu paruh (rhampoteca)
 Bertelur (ovivoro us
 Homoite rmis (39-42ºc)
 Sayap (modifikasi anggota gerak depan)
 Tungkai bersisik
 Rahang bawah tidak punya gigi (kecuali pada beberapa spesies)
 Persendian antara tengkorak kepala dengan tulang belakang dihubungka n oleh satu
condyle
PERANAN BURUNG DI ALAM
1. Regenerasi hutan
2. Pengendali hama pertanian
3. Salah satu mata rantai makanan
4. Indikator kualitas lingkungan hidup
5. Pendidikan
6. Ekonomi
TOPOGRAFI BURUNG
Kepala (Caput)
Kepala aves terdapat beberapa organ, yaitu:
1. Lubang hidung atau nares, terletak di paruh bagian atas 
2. Sera (cere) adalah pangkal paruh atas yang tidak berbulu, tempat terdapatnya lubang
hidung yang berupa tonjolan kulit 
3. Mata yang dikelilingi oleh kulit berbulu halus. 
4. Membrana niktitans di sudut mata yang dapat ditarik hingga menutupi mata 
5. Lubang telinga atau porus akustikus eksternus, tidak ada daun telinga terletak
dorsokaudal mata dan di dalam ada membrana timpani
6. Paruh (rostrum), terdiri atas bagian bawah dan atas, bahan pembentuknya berupa
tanduk. 
Badan (Truncus) 
Badan berbentuk lonjong ditutupi bulu-bulu yang bermacam-macam. Morfologi bulu
dijelaskan di bawah.
Ekor (cauda) 
Ekor aves memiliki bulu-bulu yang berperan sebagai kemudi. Pengertian ekor adalah
bulu-bulu ekor (Rectriches). Panjang pendeknya rectriches pada tepi posterior ekor berbeda-
beda dan memiliki ciri yang spesifik. Beberapa ciri ekor pada burung yakni:
 Panjang apabila ukurannya lebih panjang dari badan.
 Pendek apabila ukurannya lebih pendek atau sama dengan panjang badan 
 Rata apabila semua bulu sama panjang 
 Bulat apabila bulu tengah jauh lebih panjang, makin ke tepi berangsur memendek. 
 Runcing apabila bulu tengah jauh lebih panjang dari pada bulu yang lain berbentuk.
Ekstremitas 
Ektremitas atau anggota gerak pada kelas aves terdiri dari:
1. Ekstremitas kranialis atau membrum superior merupakan sayap yang ditutupi bulu. Ciri-ciri
sayap burung antara lain: 
 Panjang: bila ukuran dari bengkokan kedua sampai ke ujung, lebih panjang dari pada
badan. 
 Pendek: bila bagian itu lebih pendek dari pada badan. 
 Bulat: bila primarius bagian tengah merupakan yang paling bulu-bulu panjang, sisinya
berangsur-angsur memendek berpangkal dan ke ujung sayap. 
 Runcing: bila primarius paling ujung merupakan bulu-bulu yang panjang 
2. Ekstremitas kaudalis atau membrum inferior sebagai kaki, bagian atas tertutup bulu dan
bawah tertutup sisik. berikut adalah ciri-ciri kaki aves:
Ciri-ciri sisik kaki aves yakni: 
 Scutellata adalah apabila sisik tersusun saling menutup. 
 Reticullata adalah bila sisik tidak teratur. 
 Serrata apabila bila sisik pada tepi posterior tersusun berigi.rigi. 
 Boated adalah bila tarsusus tidak bersisik.
Ciri-ciri jari aves yakni:
 Rata (datar): hallux (jari pertama) melekat pada ujung tarsus seperti jari jari yang lain. 
 Terangkat: hallux (jari pertama) melekat pada bagian yang lebih tinggi di atas
perlekatan jari-jari yang lain. 
Ciri-ciri cakar aves yakni:
 Runcing: cakar melengkung dan runcing 
 Obtuse: cakar agak melengkung, ujung tumpul 
Tipe-tipe kaki pada aves:
 Tipe bertengger, dibedakan atas beberapa macam, misalnya: (a) passerine: hallux
melekat datar dengan jari-jari lain. (b) zygodactyla: 2 jari-jari kedepan, 2 yang lain ke
belakang 2. 
 Tipe berjalan: hallux terangkat, sehingga kedudukannya lebih tinggi dari pada yang
lain 3. 
 Tipe berenang: dibedakan atas beberapa macam misalnya (a) palmata: 3 jari depan
dihubungkan oleh selaput jari ke-1 bebas. (b) totipalmata: keempat jari dihubungkan
oleh selaput yang halus. 
Morfologi Bulu Aves
Tubuh Aves hampir seluruh tubuhnya tertutup oleh bulu-bulu. Bulu pada kelas aves
dibedakan atas dua macam:
1. Bulu lengkap (plumae), bulu ini tersusun atas: batang bulu dan lembaran bulu.
Susunan batang bulu terdiri atas: calamus dan rachis. Lembaran bulu, tersusun atas
deretan barbae, diantara barbae terdapat barbulae berkait. 
2. Bulu tak lengkap dibedakan atas (a). Plumulae, dengan bagian-bagian: calamus
(pendek), barbae (tidak membentuk lembaran bulu), barbulae (tak berkait). (b)
Filoplumae, dengan bagian-bagian: calamus dan rachis (batas tak jelas), berbae (pada
bagian ujung). Pada bulu ini tidak dijumpai adanya barbulae. 
Manfaat Bulu Aves
Bulu aves berperan membungkus tubuh, menjaga suhu badan dan untuk terbang.
Warna bulu disebabkan oleh adanya substansi kimia dan elemen-elemen fisik. Warna bulu
yang disebabkan oleh adanya substansi kimia yakni karena adanya pigmen biochrome yang
menyerap dan memantulkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Warna-warna yang
nampak yakni: merah, jingga, kuning, hitam, kelabu, coklat, hijau. Warna-warna yang
disebabkan oleh adanya elemen-elemen fisik seperti warna putih, biru, dan gemerlapan.
Peranan warna-warna bulu sebagai adaptasi tubuh dengan lingkungan untuk mengelabuhi
predator serta untuk menarik pasangannya. 
JUMLAH JENIS DAN ENDEMISITAS
 381 jenis endemik
 600 jenis Di sumatera
Di dunia + 9000 jenis Indonesia 1539
SUB KELAS ARCHAEORNITHES
 Nenek Moyang Burung (Fosil)
 Mirip Kadal
 Punya gigi
 Tiga buah jari yang terpisah mempunyai cakar
 Tulang ekor panjang (13 vertebrae)
 Ordo : Archaerygiformes Famili : Archaeorygidae -Satu spesies; Archaeopteryx
lithograpica

SUB KELAS NEORNITHES


 Burung sebenarnya (true bird)
 Sayap punya 3 jari yang mengalami modifikasi dan bersatu
 Ruas tulang ekor sudah menyusut
 Tulang dada pipih atau berlunas
 Bebarapa spesies masih punya gigi
 Beberapa ordo telah punah
SUPER ORDO ODONTOGNATHAE
 Masih punya gigi pada langit-langit atas
 Sudah punah, Hidup pada zaman cretaceus
 Hanya terdapat di dunia baru (New World) yaitu benua Amerika
SUPER ORDO PALEOGNATHAE
• Gigi pada langit-langit atas sudah tidak ada
• Tidak dapat terbang

ORDO HESPERORNITHIFORMES
 Bentuk seperti itik
 Tidak bisa terbang
 Kedua rahang ditumbuhi gigi
 Ditemukan di daerah Kansas dan Montana pada zaman Upper Cretaceous
 Panjang tubuh lebih kurang 2 meter
 Hanya ada 4 spesies
 Contoh : Heperornis spp.
ORDO ICHTYONITHIFORMES
 Bentuk hampir seperti burung camar
 Bisa terbang
 Kedua rahang ditumbuhi gagi
 Ditemukan di daerah Kansas dan Texas pada zaman Upper Cretaceous
 Panjang tubuh lebih kurang 20 cm
 Hanya ada 7 spesies
 Contoh : Ichtyornis spp.
ORDO STRUTHIONIFORMES (BURUNG UNTA)
 Punya kemampuan terbang tapi sangat rendah, tapi mempunyai kemampuan berjalan
yang tangguh
 Sternum tanpa lunas (keel)
 Kaki besar dan kuat dengan dua buah jari yang pendek
 Sayap kecil
 Hidup berkelompok, dengan Poligami
 Kepala dan kaki tidak berbulu
 Penyebaran Afrika dan bagian Barat Asia
 Termasuk burung terbesar yang hidup saat ini (Tingi + 2,2 m, berat sekitar 150 kg
 Bersifat precosial
 Hanya ada 1 spesies
 Contoh : Struthio camelus
ORDO RHEIFORMES
 Burung pejalan yang cukup besar
 Sternum tanpa lunas
 Kepala dan leher berbulu
 Kaki besar dan mempunyai 3 jari
 Terdapat di amerika Tengah
 Tinggi + 1,5 m
 Bersifat precosial
 Hidup berkelompok, dengan Poligami
 Contoh Rhea americana
ORDO CASUARIFORMES (Kasuari Dan Emu)
 Tubuh besar dengan sayap kecil
 Sternum tanpa lunas
 Bulu panjang seperti rambut
 Kaki besar dengan 3 jari
 Tinggi sekitar 1,5 m
 Punya bulu penumpu (aftershaft/hyporachis)
 Hidup soliter
 Contoh 1 : Cassuarius cassuarius (punya semacam helm di kepala)
 Contoh 2: Dromaius novahollandiae (burung Emu) di Australia
ORDO TINAMIFORMES (TINAMUS)
 Hidup di tanah
 Sternum punya lunas
 Kemampuan terbang rendah
 Bersfiat precosial
 Terdapat di Meksiko dan Argentina
 Terdapat 42 spesies
 Contoh : Rhyncothus rufescens
SUPER ORDO PALEOGNATHAE
o Terkenal sebagai Elephant Bird
o Terdapat di Madagaskar dan Afrika
o Tidak dapat terbang
o Sudah punah
o Memiliki ukuran telur terbesar yang pernah diketahui yaitu 33x23 cm
o Contoh : Aepyornis
o Terkenal dengan nama Moas
o Sayap kecil atau tidak ada sama sekali
o Termasuk burung pejalan terbesar yang pernah diketahui
o Tingginya dapat mencapai 3 meter, berat badan dapat mencapai 450 kg
o Telah punah kira-kira 700 th yl
o Hidup di Madagaskar dan Afrika Contoh : Dinornis

ORDO DINORNITHIFORMES
o Berukuran sedang (sebesar ayam), termasuk burung pejalan
o Sternum tanpa lunas dan sayap kecil
o Kaki dilengkapi oleh 4 jari
o Paruh panjang dengan nostril (lubang hidung) pada bagian ujung (untuk menusuk
tanah yang lunak untuk mencari makan)
o Bersifat nocturnal
o Daerah penyebaran Selandia Baru
o Contoh : Apteryx australis

SUPER ORDO NEOGNATHAE


ORDO GAVIIFORMES (LOONS)
o Kaki terletak jauh dibagian belakang badan (ciri khas burung yang hidup di air)
o Telapak kaki berselaput
o Ekor tereduksi
o Paruh panjang, tipis, runcing dan tajam
o Merupakan penyelam yang tangguh Hidup di belahan bumi sebelah utara

Contoh : Gavia stellata


ORDO PODICEPEDIFORMES (Grebe)
o Kaki terletak jauh dibagian belakang badan (ciri khas burung yang hidup di air)
o Jari kaki berbentuk membulat (lobate)
o Ekor kecil atau tereduksi
o Merupakan penyelam yang tangguh
o Penyebaran hampir di seluruh dunia
o Contoh : Podiceps nigricolis P. cristatus

ORDO PROCELLARIFORMES (Albatros, Shearwater, Fulmar, Petrel Dan Tropic Bird)


o Telapak kaki berselaput
o Jari ke-empat kecil
o Sayap runcing dan panjang
o Paruh panjang dan melengkung
o Nostril berbentuk tabung
o Penyebaran hampir di seluruh lautan di dunia

Contoh : Pterodroma barau


ORDO SPHENISCIFORMES (Penguin)
o Burung laut yang tidak pandai terbang
o Telapak kaki berjari 4 semua menghadap kedepan, 3 dianataranya dihubungkan
oleh selaput kulit
o Sayap termodifikasi sebagai alat dayung
o Penyelam yang paling tangguh
o Penyebaran hanya di bagian selatan bumi terutama di Antartika
o Contoh : Aptenodytes patagonica
ORDO PELECANIFORMES (Pelikan, Gannet, Cormorant, Water-Turkey, dsb)
o Punya 4 jari kaki yang semuanya dihubungkan oleh selaput kulit (totipalmate)
o Umumnya mempunyai kantong leher (gular sac)
o Hidup berkoloni
o Contoh : Pelecanus conspicillatus

ORDO CICONIFORMES (Kelompok Bangau ; Herons, Bitterns, Storks, Ibises, Flaminggo,


dsb)
o Hidup di air atau tempat yang basah (wader bird)
o Kaki dan leher panjang
o Telapak kaki lebar, tanpa selaput
o Bagian kepala antara mata dan nostril tidak ditumbuhi bulu

Contoh : Bubulcus ibis Egretta intermedia


ORDO ANSERIFORMES (Bebek, Angsa, Itik, Belibis)
o Kaki pendek, berselaput
o Paruh biasanya lebar dan tipis dengan bagian pinggir datar dari bahan tanduk untuk
menyaring lumpur
o Contoh : Anas platyrhynchos Cairina scutulata Dendrocigna javanica

ORDO FALCONIFORMES (Vulturs, Kites, Hawks, Falcons, Eagles)


o Aktif siang hari (diurnal)
o Paruh kuat dan bengkok, bagian ujung paruh atas seperti kait
o bengkok dan tajam yang sering disebut talons
o Contoh : Haliastur indus Accipiter nanus

ORDO GALLIFORMES (Ayam, Puyuh, Kalkun, dll)


o Sebaian besar hidup diatas tanah
o Makanan berupa biji-bijian dan tumbuhan
o Paruh pendek dan kuat
o Telapak kaki besar dengan cakar
o Sayap relatif pendek
o Contoh : Argusianus argus Gallus gallus

ORDO RALLIFORMES (Cranes, Rails, Gallinules, dll)


o Telapak kaki tidak berselaput, tetapi kadang- kadang ada yang mempunyai cuping
o Hidup ditempat yang basah dan berair
o Beberapa famili mempunyai tungkai yang panjang
o Contoh : Gallinula chloropus

ORDO DIATRYMIFORMES
o Sudah punah
o Contoh : Diatryma

ORDO CHRADIIFORMES (Plovers, Woodcock, dll)


o Kelompok burung penghuni daerah pantai
o Jari kaki 4, tapi ada juga yang 3, berselaput dan juga ada yang tidak berselaput
o Contoh : Sterna hirundo

ORDO COLUMBIFORMES (PIGEON, DOVE, DLL)


o Paruh pendek dan silendris dan dilengkapi dengan cere
o Kaki pendek
o Contoh : Columba livia Streptopelia chinensis

ORDO PSITTACIFORMES (Kakatua,Parkit, Nuri, dll)


o Kaki sudah teradaptasi untuk memegang, yaitu jari ke-4 dapat terputar kebelakang
sejajar dengan jari pertama
o Paruh besar dan berbentuk seperti pengait
o Warna bulu umumnya cerah dan berkilau
o Contoh : Cacatua sulpurea Loriculus galgulus
ORDO CUCULIFORMES (Bubut, Kukuk, Wiwik, dll)
o Jari kaki hampir sama dengan Psittaciformes yaitu dengan istilah zygodactylus)
o Paruh kuat
o Ekor umumnya panjang
Contoh : Centropus sinensis Eudynanamys scolopacea
SUPER ORDO NEOGNATHAE (9 MEI 07)
ORDO STRIGIFORMES (Burung Hantu, Celepuk, dll)
o Burung pemangsa yang aktif malam hari
o Paruh besar, kuat dan berbentuk pengait pada bagian ujungnya.
o Talon tajam
o Bulu bagian depan kepala tersusun rapi
o Mata besar menghadap kedepan
o Contoh : Otus rufescen

ORDO CAPRIMULGIFORMES (Cabak, Tantero, dll)

o Aktif senja hari


o Paruh kecil, tetapi mulutnya besar
o Tungkai dan telapak kaki kecil

Contoh : Caprimulgus indicus

ORDO APODIFORMES (Walet, Colibri, dll)

o Dikenal sebagai penerbang yang cepat


o Sayap panjang dan lancip
o Tungkai dan telapak kaki sangat kecil
o Contoh : Collocalia esculenta

ORDO COLIFORMES (Colies)

o Hanya ditemukan di Afrika


o Ukuran kecil dan ekor panjang
o Jari pertama dan ke-empat dapat diputar kearah belakang
o Contoh : Colius striatus

ORDO TROGONIFORMES (Trogon/Luntur)

o Paruh kuat
o Telapak kaki kecil
o Diurnal Ekor relatif panjang
o Contoh : Harpactes reinwardtii

ORDO CORACIIFORMES (Raja udang, Enggang, dll)

o Paruh kuat dan tajam


o Telapak kaki syndactylus (jari kaki ke 3 dan ke 4 bersatu pada bagian dasarnya
Diurnal
o Bulu seringkali membentuk mahkota di atas kepala
o Contoh : Buceros rhinoceros Alcedo meninting Ceyx erithacus

ORDO PICIFORMES (Woodpecker/pelatuk, dll)

o Paruh mirip pahat


o Telapak kaki sygodactylus (jari kaki ke 4 secara permanen terputar kearah belakang
Diurnal
o Terdapat crest pada beberapa spesies
o Contoh : Psilopogon pyrolophus Megalaima australis

Anda mungkin juga menyukai