FOTOTROPISME
Dosen Pengampu:
Tutik Nurhidayati, S.Si., M.Si
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 1
2014
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................iii
DAFTAR TABEL ........................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................. 1
1.1 Latar belakang……………………………………....1
1.2 Rumusan masalah………………………………...…2
1.3 Batasan masalah………………………………/……2
1.4 Tujuan………………………………………….……2
1.5 Manfaat……………………………………………...2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................... 3
BAB III METODOLOGI .............................................................. 9
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................. 9
3.2 Alat dan Bahan .................................................................... 9
3.3 Cara Kerja…………………………………………...9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................... 11
BAB V KESIMPULAN .............................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA................................................................ 222
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Pengamatan ................................................... 8
iv
DAFTAR GAMBAR
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman merupakan makhluk hidup yang sesil (melekat)
pada tanah secara alami dengan demikian untuk memaksimalkan
produksi energi mereka harus bergantung pada kemampuan
mereka untuk bergerak terarah, atau menunjukkan respon tropis
dalam menanggapi isyarat lingkungan secara langsung. (Whippo
dan Hangarter, 2006).Setiap organisme mampu menerima
rangsang yang disebut iritabilitas, dan mampu pula menanggapi
rangsang tersebut.Salah satu bentuk tanggapan yang umum
adalah berupa gerak.Gerak berupa perubahan posisi tubuh atau
perpindahan yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh.Jika
pada hewan rangsang disalurkan melalui saraf, maka pada
tumbuhan rangsang disalurkan melalui benang plasma
(plasmodema) yang masuk ke dalam sel melalui dinding yang
disebut noktah (Salisbury dan Ross, 1995).
Respon tanaman terhadap rangsangan lingkungan sering
melibatkan beberapa jenis gerakan. Tanaman umumnya dapat
menunjukkan dua kategori gerakan: gerak tropisme dan gerak
Nasti (Srivastava, 2002). Tropisme adalah respon pertumbuhan
yang mengarah terhadap rangsangan (misalnya, fototropisme
direspon terhadap cahaya, gravitropisme dalam menanggapi
gravitasi) sementara Nasti terjadi dalam menanggapi stimulus
yag lebih (misalnya, circumnutation, gerakan osilasi).Tropisme
adalah gerakan tumbuh yang diakibatkan seluruhnya oleh
pasangan eksternal.Rangsangan yang menghasilkan respon tropik
jelas dapat diketahui dan peran spesifik dari faktor tumbuh dapat
diketahui (Heddy, S. 1986). Ketika geraknya mendekati sumber
rangsang disebut tropi positif, dan kalau menjauhi disebut tropi
negatif (Prawirohartono,1991). Tropisme dapat dibedakan
berdasarkan pada rangsangannya yaitu fototropisme disebabkan
oleh cahaya; geotropisme dengan rangsangan gaya tarik bumi;
thigmo tropisme dengan rangsangan berupa sentuhan;
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODOLOGI
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Segar tapi
Hijau menuju hampir layu,
6 1
kekuningan lubang tidak
5 berjamur
kuning Layu, tidak
10 2 tidak berarah
1 pucat berjamur
kuning Layu, tidak
5.6 2 tidak berarah
III 2 pucat berjamur
3 (tertutup kuning Layu, tidak
8.3 2 tidak berarah
sempurna) 3 pucat berjamur
kuning Layu, tidak
10.4 2 tidak berarah
4 pucat berjamur
5 0 - 0 - -
(a) (b)
Gambar 1. (a) Hasil pada botol I ; (b) daun pada tanaman botol I
Pada botol II yang diberi lubang 3x3, biji ke-1
mempunyai panjang 9,6 cm. Biji ke2= 9,2 cm. Biji ke-3 =
9,5 cm. Biji ke-4 = 4,3 cm. Biji ke-5 = 6cm. Pada botol ini,
semua tumbuhan mempunyai warna hijau kekuningan.
Morfologi dari semua tumbuhan yang ada dalam botol
berlubang adalah hampir layu namun tidak berjamur.
Jumlah daun pada tumbuhan ke-1 =2, tumbuhan ke-2 = 2.
Biji ke-3 = 2, Biji ke-4= 0, Biji ke-1 = 1. Arah pertumbuhan
semua mengarah ke lubang keculai biji ke-3. Lubang berada
di antara biji ke-3 dan ke-4.Sehingga biji ke-3 tertutupi oleh
semua tumbuhan. Intensitas cahaya yang diterima rendah,
sehingga menyebabkan pertumbuhan daunnya lebih sedikit.
Hal ini berarti luas daun dari suatu tanaman juga akan
semakin rendah. Kondisi ini berakibat yaitu semakin rendah
pula proses fotosintesis yang dilakukan daun. Dan juga akan
menjadikan pertumbuhan daun melebar, tapi tipis lapisan
epidermisnya, jumlah jaringan palisade sedikit, ruang antar
sel lebih lebar, dan jumlah stomata menjadi lebih banyak
(Puspitasari, 2012). Hormon auksin pada tanaman tersebut akan
bekerja, adanya cahaya akan membelokkan batang tanaman
tersebut. Bagian tanaman yang terkena cahaya, hormone
auksinnya akan terhambat sedangkan sisi lawannya
hormone auksin tersebut dapat bekerja terus menerus
15
(a) (b)
Gambar 1. (a) Hasil pada botol II ; (b) daun pada tanaman botol II
Pada botol yang tertutup sempurna, panjang biji ke-1=10
cm. Biji ke-2=5,6 cm. Biji ke-3 = 8,3 cm. Biji ke-4 = 10,4
cm. Biji ke-5 tidak tumbuh. Morfologi dari tumbuhan
jagung pada botol ini layu dan tidak berjamur. Jumlah daun
pada tumbuhan 1,2,3,4 adalah 2 sedangkan tumbuhan 1
karena tidak tumbuh maka tidak mempunyai daun. Hal ini
menandakan seperti pada perlakuan sebelumnya bahwa
kemungkinan kondisi benih atau biji, dipanen sebelum
mencapai masak fisiologis dan karena adanya hambatan
perkembangan embrio. Selain itu karena kulit benih yang
impermeabel terhadap air dan gas, sehingga tidak terjadi
imbibisi dan oksigen tidak dapat masuk ke dalam benih
sehingga proses perkecambahan tidak dapat berlangsung
(Suena, 2005). Arah pertumbuhan tumbuhan di botol ini
tidak berarah atau serong atau ke samping. Warna daun
tumbuhan pada botol ini kuning pucat. Hal ini
dimungkinkan karena penurunan intensitas cahaya akibat
naungan atau penutupan aluminium foil juga akan
menurunkan rasio klorofil a/b, tetapi akan meningkatkan
16
(a) (b)
Gambar 1. (a) Hasil pada botol III ; (b) daun pada tanaman botol III
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA