( FISIOLOGI TUMBUHAN )
GERAK TUMBUHAN, FOTOPERIODISME, DAN VERNALISASI
Di Susun Oleh :
Fabilka aura pirnika (A22120009)
Wanty aprilianti (A22120050)
Syaqira hajrawati (A22120044)
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah
ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………….
A. Latar belakang…………………………………………………………………….
B. Rumusan masalah…………………………………………………………………
1. Bagaimana gerak pada tumbuhan ……………………………………………….
2. Bagaimana fotoperiodisme yang terjadi pada tumbuhan………………………...
3. Bagaimana vernalisasi yang terjadi pada tumbuhan …………………………….
C. Tujuan……………………………………………………………………………...
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….
A. Gerak pada tumbuhan……………………………………………………………
B. Fotoperiodisme……………………………………………………………………
C. Vernalisasi…………………………………………………………………………
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana gerak pada tumbuhan ?
2. Bagaimana fotoperiodisme yang terjadi pada tumbuhan?
3. Bagaimana vernalisasi yang terjadi pada tumbuhan ?
C. Tujuan
Tujuan di buatnya makalah ini agar pembaca dapat memahami dan mengetahui
tentang gerak tumbuhan pada tumbuhan , fotoperiodisme yang terjadi pada tumbuhan dan
vernalisasi yang terjadi pada tumbuhan.
BAB II
PEMBAHASAN
Beberapa gerak yang dilakukan oleh tumbuhan, dihasilkan sebagai respon tumbuhan
terhadap sejumlah rangsangan dari luar atau dari lingkungannnya. Berdasarkan atas penyebab
timbulnya gerak, dapat dibedakan antara gerak tumbuh dan gerak turgor. Gerak tumbuh
adalah gerak yang ditimbulkan oleh adanya pertumbuhan, sehingga menimbulkan perubahan
plastis atau “irreversible”. Gerak turgor adalah gerak yang timbul karena terjadi perubahan
turgor pada sel-sel tertentu, dan sifatnya elastis atau “reversible”.
Gerakan yang dilakukan oleh tumbuhan hanya dilakukan pada bagian tertentu.
Adapun sebagai tanggapan terhadap suatu ransangan,tumbuhan melakukan gerakan yang
mungkin menuju kea rah ransang atau menjauhi, atau melakukan gerak tanpa menunjukkan
arah tertentu.
Berikut akan dijelaskan macam-macam gerakan pada tumbuhan. Berdasarkan atas
penyebab timbulnya gerak, dapat dibedakan antara gerak tumbuh dan gerak turgor.
a) Gerak tumbuh adalah gerak yang ditimbulkan oleh adanya pertumbuhan, sehingga
menyebabkan terjadinya gerak plastis atau irreversible.
b) Gerak turgor adalah gerak yang timbul karena terjadi perubahan turgor pada sel tertentu,
dan sifat geraknya elastis atau reversible.
b. Gerak nasti
Gerak nasti adalah gerak tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh ransangan, tetapi
ditentukan oleh tumbuhan itu sendiri. Mereka dapat merupakan gerak tumbuh yang sifatnya
permanen atau gerak variasi yang sifatnya tidak permanent (reversible). Gerak variasi
biasanya melibatkan perpindahan air.salah satu bentuk gerak variasi yang pentingdan khas
adalah gerak membuka dan menutupnya stomata. Gerak daun, anak daun atau daun kecil,
sering dilakukan oleh organ khusus yang disebut pulvinus merupakan masa sel parenkimatis
yang membengkak berada pada bagian dasar tangkai daun ( petiolus), tangkai anak daun
( petiololus) dan bagian dasar cabang. Air dapat masuk atau keluar dengan cepat melalui sel-
sel motor, yang terletak pada tempat yang berlawanan ( opposite side) dari pulvinus dan
menyebabkan cabang bergerak ke atas dan ke bawah. Keluar masuknya air pada pulvinus
disebabkan terjadinya perubahan potensial yang diduga sama posesnya seperti pad sel
penutup stomata.
c. Gerak taksis Gerak pindah tempat yang dilakukan oleh organisme atau bagian dari tubuh
tumbuhan menuju atau menjauhi datangnya rangsang. Gerak taksis hanya dapat dijumpai
pada tumbuhan tingkat rendah atau bagian dari tumbuhan tingkat tinggi. Pada tumbuhan
tingkat tinggi untuk keseluruhan tubuh tumbuhan tidak pernah dijumpai
3. Gerak Higroskopis
Gerak higroskopis adalah gerak bagian tubuh tumbuhan karena pengaruh perubahan kadar air
di dalam sel sehingga terjadi pengerutan yang tidak merata. Gerak higroskopis ini merupakan
gerak bagian-bagain tanaman yang tidak hidup lagi. Contoh gerak higroskopis antara lain:
a. Merekahnya kulit buah-buahan yang sudah kering pada tumbuhan polong-polongan.
b. membukanya dinding sporangium (kotak spora) paku-pakuan.
c. membentang dan menggulungnya gigi-gigi pristoma pada sporangium lumut. Pecahnya
kulit buah polong-polongan (lamtoro, kembang merak, kacang buncis, kacang kedelai).
B. FOTOPERIODISME
Pengertian fotoperiodisme.
Fotoperodisme adalah respon tumbuhan terhadap lamanya penyinaran ( panjang
pendeknya hari) yang dapat merangsang pembungaan. Garner dan Alard (1920) menyebutkan
Maryland Mammoth adalah tumbuhan hari Pendek (short day plant), karena tumbuhan ini
nyatanya memerlukan suatu periode terang yang lebih pendek di banding dengan panjang
siang hari yang kritis untuk pemrbungaan. Krisan, poinsettia, dan beberapa varietas kacang
kedelai merupakan contoh tumbuhan hari pendek yang pada umumnya berbunga pada akhir
musim panas, musim gugur, atau musim dingin. Kelompok lain yang bergantung pada
fotoperiode hanya akan berbunga ketika periode terang lebih lama beberapa jam.
Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
a) Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kurang dari 12 jam
sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya krisan, jagung, kedelai, anggrek, dan bunga
matahari.
b) Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran lebih dari 12 jam
(14 – 16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang, contohnya kembang sepatu, bit gula, selada,
dan tembakau.
c) Tumbuhan hari sedang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kira-kira 12 jam
sehari. Tumbuhan hari sedang contohnya kacang dan tebu.
d) Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsif terhadap panjang hari untuk
pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya mentimun, padi, wortel liar, dan kapas.
Induksi fotoperiodisme.
Induksi fotoperiodisme sangat penting dalam perbungaan atau lebih tepat disebut induksi
panjang malam kritisnya. Respon tumbuhan terhadap induksi fotoperioda sangat bervariasi,
ada tumbuhan untuk perbungaannya cukup memperoleh induksi dari fotoperioda satu kali
saja, tetapi tumbuhan lain memerlukan induksi lebih dari satu kali. Xanthium strumarium
untuk perbungaannya memerlukan 8 x induksi fotoperioda yang harus berjalan terus menerus.
Apabila tanaman ini sebelum memperoleh induksi lengkap, mendapat gangguan atau terputus
induksi fotoperiodanya, maka tanaman itu tidak akan berbunga. Kekurangan induksi
fotoperioda tidak dapat ditambahkan demikian saja, karena efek fotoperioda yang telah
diterima sebelumnya akan menjadi hilang. Untuk memperoleh induksi lengkap, tanaman
tersebut harus mengulangnya dari awal kembali.
Di dalam menerima rangsangan fotoperioda ini, organ daun diketahui sebagai organ
penerima rangsangan. Ada 4 tahap yang terjadi dalam resepon perbungaan terhadap
rangsangan fotoperioda, pertama menerima rangsangan, kedua transformasidari organ
penerima rangsangan menjadi beberapa polametabolisme baru yang berkaitan dengan
penyediaan bahan untuk perbungaan, ketiga pengangkuatan hasil metabolisme dan keempat
terjadinya respon pada titik tumbuh untuk menghasilkan perbungaan.
C. VERNALISASI
a) Tumbuhan pendek siang- berbunga apabila fotokalanya lebih pendek daripada panjang
genting. (Contoh yang baik ialah pohon cocklebur, pohon merah (poinsetia, kekwa).
b) Tumbuhan panjang siang- berbunga apabila fotokalanya lebih panjang daripada suatu
panjang genting. (Contoh yang baik ialah gandum, barli, bunga cengkih, bayam).
c) Tumbuhan neutral siang- pembungaan tidak bergantung kepada suatu fotokala. (Contoh
yang baik ialah tomat dan timun).
Organ tumbuhan yang dapat menerima rangsangan vernalisasi sangat bervariasi yaitu
biji, akar, embrio, pucuk batang. Apabila daun tumbuhan yang memerlukan vernalisasi
mendapat perlakuan dingin, sedangkan bagian pucuk batangnya dihangatkan, maka
tumbuhan tidak akan berbunga (tidak terjadi vernalisasi).
Bukti-bukti bahwa rangsanagan dingin dihasilkan di dalam meristem atau kuncup dan
bukan didalam daun diperoleh dari empat fenomena:
· Biji yang sedang berkembang pada tanaman induk dapat dan seringkali sudah
tervernalisasi apabila tepat pada waktu suhu dingin berlangsung sebelum biji menjadi kering.
· Tanaman yang ditanam dari kuncup liar suatu daun yang sudah tervernalisasi telah
tergalakkan untuk berbunga (Gardner,dkk, 1991).
Vernalisasi merupakan suatu proses yang kompleks yang terdiri dari beberapa proses.
Pada Secale cereale, vernalisasi pada tanaman ini terjadi di dalam biji dan semua jaringan
yang dihasilkannya berasal dari meristem yang tervernalisasi. Pada Chrysantheum,
vernalisasi hanya dapat terjadi pada meristemnya. Zat yang bertanggung jawab dalam
meneruskan rangsangan vernalisasi disebut vernalin, yaitu suatu hormon hipotesis karena
sampai saat ini belum pernah diisolasi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
· Gerak tumbuh adalah gerak yang ditimbulkan oleh adanya pertumbuhan, sehingga
menimbulkan perubahan plastis atau “irreversible”. Gerak dibagi menjadi 2 yaitu gerak
etionaom dan gerak endonom
· Vernalisasi merupakan induksi pendinginan yang diperlukan oleh tumbuhan sebelum mulai
perbungaan. Vernalisasi sebenarnya tidak khusus untuk perbungaan, tetapi diperlukan pula
oleh biji-biji tumbuhan tertentu sebelum perkecambahan.
B. Saran
Makalah ini masih banyak kekurangan terutaman pada kedalaman materi. Untuk
pembuatan makalah selanjutnya bisa diperdalam lagi materinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://pulmonarisbiologi.blogspot.com/2017/02/makalah-fotoperiodisme-
tumbuhan.html
https://jurnal.unitri.ac.id/index.php/buanasains/article/download/165/166